___________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Doa pagi dan sore

Ya Allah......, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari tekanan hutang, pajak, pembuat UU pajak dan kesewenang-wenangan manusia.

Ya Allah......ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim dan para penarik pajak serta pembuat UU pajak selain kebinasaan".

Amiiiiin
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________

Thursday, April 14, 2011

(No.18) - PENIPU, PENIPU ULUNG, POLITIKUS DAN CUT ZAHARA FONNA

Sejarah, dongeng satir, humor sardonik dan ulasan tentang konspirasi, uang, ekonomi, pasar, politik, serta kiat menyelamatkan diri dari depressi ekonomi global di awal abad 21




(Terbit, insya Allah setiap Minggu dan Kamis)


Politikus Sontoloyo

Adolf Hitler

Sejarah mencatat dan mencitrakan Hitler sebagai penjahat. Kematiannya adalah karena bunuh diri pada saat dia sudah terkepung oleh tentara Uni Soviet di Berlin; dan mayatnya kemudian dibakar oleh anak buahnya supaya tidak bisa dikenali lagi. Keputusan bunuh diri adalah keputusan yang sadar dan penuh perhitungan. Seandainya ia tertangkap oleh sekutu, ia pasti diadili, dipermalukan dan dihukum mati. Itu yang tidak diinginkannya.

Hitler seharusnya menjadi pahlawan bagi mereka yang memilih jalur tengah. Hilter sangat anti kapitalis dan juga anti komunis, serta orang-orang Yahudi yang selalu diassosiasikan dengan golongan yang menguasai sektor keuangan dan perbankan. Hitler menyukai jalan tengah, yaitu sosialisme. Menurut ceritanya, Sukarno menyukai sosialisme, juga Suharto yang menyebutnya sebagai sosialisme Pancasila (ada tambahan kata Pancasila).

Hitler dipilih sebagai pemimpin Jerman secara demokratis. Jadi jangan salah sangka, kenaikan Hitler ke kursi kekuasaannya bukan dengan perebutan secara militer melainkan dengan pemilihan yang demokratis. Dengan kata lain Hitler adalah produk sistem demokrasi. Dia menjadi chancellor pada 3 Januari 1933 sebagai produk koalisi partainya dengan partai Rakyat Nasional Jerman (Deutschnationale Volkspartei DNVP). Jangan salah sangka juga, bahwa sistem demokrasi tidak bisa menghasilkan seorang diktator bahkan dikemudian hari dianggap sebagai diktator yang jahat. Dengan manuver politiknya, Hitler berhasil secara legal konstitusionil menjadikan Nazi menjadi partai tunggal di Jerman pada tanggal 14 Juli 1933. Kekuasaan Hitler semakin kokoh ketika presiden Paul von Hindenburg meninggal pada 2 Agustus 1934, dan plebisit (pengambilan suara) diadakan untuk menyatukan jabatan presiden dan chancellor. Hitler memperoleh dukungan suara 84,6% untuk penyatuan kedua posisi itu, penyatuan fungsi legislatif dan fungsi eksekutif. Ini menunjukkan betapa populernya dia dimata rakyat Jerman.

Hitler adalah seorang orator yang ulung. Ibaratnya dia mampu menyakinkan ribuan bahkan jutaan orang untuk membeli tahi ayam seharga permen coklat. Ketika ia menawarkan dirinya sebagai presiden sekaligus sebagai chancellor, 84,6% rakyat Jerman menerimanya tanpa paksaan.

Kesuksesan Hitler memang tidak semata-mata karena kepiawaiannya dalam berpidato saja tetapi juga memotivasi rakyatnya untuk menggairahkan indutri-industri Jerman yang hancur dan rusak parah setelah Perang Dunia I dan akibat depressi ekonomi global tahun 1930. Ekonomi Jerman bisa lebih baik dan pemerintahannya berhasil menurunkan angka pengangguran.

Usaha-usaha Hitler membangkitkan perekonomian Jerman termasuk membangun infrastruktur, seperti dam, jalan bebas hambatan, jalur-jalur kereta api yang lebih lebar supaya bisa menampung kereta yang lebih besar dan lebih cepat. Di bidang militer, Hitler mengabaikan perjanjian Versailes yang isinya mengebiri kemampuan militer Jerman. Jerman dilarang memiliki pasukan lebih dari 100.000 orang, angkatan laut tidak lebih dari 15.000 orang, 6 kapal perang dan semua di bawah 10.000 ton, 6 kapal penjelajah, 6 kapal penghancur dan 12 kapal terpedo. Pesawat terbang yang dilengkapi senjata, kapal selam dan tank dilarang dimiliki. Disamping itu masih ada lagi pembatasan lain, yaitu larangan pembuatan senapan mesin. Jalan menuju pembangunan militer Jerman menjadi mulus ketika ditanda-tanganinya persekutuan militer laut Inggris-Jerman pada 18 Juni 1935. Jerman juga menyelenggarakan Olimpiade 1936 di Berlin yang berlangsung sangat meriah. Jadi jangan terlalu heran kalau Hitler memperoleh gelar “the Man of the Year” majalah Times tahun 1938.

Sampai menjelang ajalnya Hitler adalah pahlawan bagi Jerman. Buktinya mayoritas rakyat Jerman mau berkorban mengikuti arahannya. Sebanyak 8,2 juta (10%) rakyat Jerman, tidak termasuk Yahudinya, dengan suka rela mati di dalam Perang Dunia II mengikuti ambisi politik Hitler. Kota-kota di Jerman sebagian hancur lebur semasa Perang Dunia II. Walaupun demikian, kalau bukan pahlawan yang disukai oleh rakyatnya, bagaimana mungkin rakyat Jerman mau mati mengikuti ambisi Hitler? Apakah Hitler benar-benar pahlawan atau bajingan sontoloyo? Yang pasti, sampai sekarang Hitler adalah dewa bagi kaum Neo-Nazi dan kaum supermasi kulit putih.



Politikus Pahlawan

Abraham Lincoln

Abraham Lincoln dikenal di dalam sejarah bangsa Amerikan Serikat (US) dan dipuja, dikenang sebagai presiden salah satu yang besar Amerika Serikat kalau bukan yang terbesar. Demikian disanjungnya sampai dibuatkan patungnya yang besar dan bangunan untuk mengabadikan namanya - Abraham Lincoln Memorial. Seakan orang telah melupakan atau tidak tahu bahwa kesengsaraan yang paling berat sepanjang sejarah yang dialami oleh rakyat Amerika adalah karena keputusan dan ulah Abraham Lincoln. Perang saudara antara Utara dan Selatan, antara Federationist dan Confederationist, yang diputuskan Abraham Lincoln adalah kesengsaraan yang terbesar dalam sejarah USA. Dimulai tahun 1861 dan berakhir tahun 1865 dan hanya dalam 4 tahun, perang menelan korban 620.000 atau 2% dari penduduk mati sia-sia. Kalau untuk ukuran sekarang, 2% dari penduduk Amerika Serikat adalah 6 juta jiwa. Bayangkan betapa banyaknya.

Apakah Abraham Lincoln itu pahlawan atau orang konyol?

Kesengsaraan itu bukan hanya bagi jiwa yang melayang sia-sia, tetapi juga ekonomi. Pihak Federasi (pihaknya Abraham Lincoln), kehabisan uang. Tidak ada uang untuk melakukan aktifitas ekonomi. Tetapi, tentara harus digaji. Baru 1 tahun berperang pemerintah Federal sudah kebingungan cari dana untuk perang ini. Pada tahun 1862 pemerintah Amerika Serikat memberlakukan undang-undangkan yang memberikan hak bagi pemerintah untuk mencetak mata uang nasional. Awalnya sistem keuangan Amerika Serikat menggunakan uang sejati, emas dan perak; kemudian oleh Abraham Lincoln dilanggar begitu saja, - secara resmi dan legal dengan menggunakan undang-undang tentunya.

Undang-undang hak mencetak uang tanpa didukung oleh cadangan emas ataupun asset riil apa-apa ini adalah yang pertama dalam sejarah USA. Maka dicetaklah uang-uang yang berwarna hijau. Disebut Greenback karena satu sisi yang bergambar dan warnanya hijau). Itulah asal muasal kata Greenback - artinya uang kertas yang bagian belakangnya berwarna hijau.



Biaya perang yang dikeluarkan oleh pemerintah Federasi mencapai $15 milyar uang masa itu. Kalau diekivalenkan dengan masa 2007 adalah $ 600 milyar atau setara dengan 900 juta oz (280 ribu ton) emas. Itu baru pihak Federasi. Pihak Konfederasi juga menderita dengan jumlah yang hampir sama, sehingga total menjadi $ 1,2 trilliun. Kalau populasi Ameruka Serikat seperti sekarang, 301 juta, maka setiap orang hanya menanggung $4.000 per kepala. Jumlah itu kecil. Tetapi pada waktu itu jumlah penduduk Amerika Serikat hanya 31,4 juta, sehingga setiap orang harus menanggung beban dari pihak Federasi sebesar $40.000 (uang 2007) per kepala atau 1,8 kg emas. Sayangnya bukan hanya pihak Federasi yang mengeluarkan biaya, tetapi juga musuhnya, yaitu pihak Konfederasi. Katakanlah besarnya sama. Jadi dalam perang saudara – Amerika Serikat Civil War, diperkirakan orang yang hidup harus menanggung beban sebesar $40.000 yang ekivalen dengan 1,8 kg emas. Itu jumlah yang banyak! Dan jumlah itu hanya pengeluaran pemerintah dan tidak termasuk rumah-rumah harta benda, infra-struktur dan ladang yang hancur. Mungkin lebih besar dari pengeluaran pemerintah.

Orang boleh berargumen bahwa perang saudara di Amerika Serikat bertujuan mulia, penghapusan perbudakan. Orang waras mengatakan pengorbanan sia-sia. Pada saat itu perbudakan ada dimana-mana. Di Amerika selatan dan tengah misalnya, orang Spanyol juga punya budak-budak negro. Di Asia, Timur Tengah dan Afrika masih berlaku perbudakan. Untuk daerah-daerah Asia, Afrika dan tempat lain selain Amerika Serikat, perbudakan hilang tanpa peperangan. Memang memakan waktu yang lebih lama. Abraham Lincoln seharusnya bisa melakukan penghapusan perbudakan tanpa perang, tanpa mengorbankan 2% dari pendudukanya dan tanpa membebani rakyatnya dengan ongkos perang sebesar 1.8 kg emas, kalau dia tidak melakukannya dengan perang.

Alangkah sia-sianya. Pengorbanan sia-sia untuk keputusan yang tolol. Lalu apa bedanya dengan Hitler? Sama-sama mengorbankan nyawa rakyatnya dengan sia-sia. Hanya besarnya penderitaan rakyatnya saja yang berbeda dan akhir dari pencatatan sejarah. Abraham Lincoln dijadikan pahlawan, sangat dipuja berkat promosi, bumbu dan citra yang diciptakan elit politik. Sedang Hitler dicerca. Itulah sejarah.

Mengelompokkan Abraham Lincoln dengan ibu Teresa, Albert Schweitzer, Amru bin As, jelas tidak mungkin. Ibu Teresa dan Albert Schweitzer menyelamatkan orang, mengurangi penderitaan orang, bukan membawa 620.000 manusia kepada kematiannya seperti yang dilakukan Abraham Lincoln. Menggolongkan Abraham Lincoln bersama Amru bin As juga tidak bisa. Amru menghindari pertempuran, dan tidak pernah membebani rakyat Mesir dan rakyat Hijaz dengan 1,8 kg emas per orang. Amru malah menurunkan pajak di Mesir, dibandingkan Abraham Lincoln yang membuat inflasi (catatan: pada bab-bab yang akan datang akan dijelaskan bahwa inflasi dan pencetakan uang adalah bentuk pajak yang tersembunyi atas tabungan). Perlu diketahui, pajak yang dikenakan kepada rakyat Mesir adalah antara 1 – 4 dinar (4 – 16 gram emas) per tahunnya, bukan 1,8 kg seperti yang dilakukan Abraham Lincoln. Dengan 1 – 4 dinar emas itupun sebenarnya rakyat Mesir masih diuntungkan, karena sebelumnya oleh pemerintahan Romawi, mereka diwajibkan membayar 5 kali lebih banyak. Jadi Amru sebenarnya meringankan beban pajak rakyat Mesir sebanyak 80%. Adakah Abraham Lincoln melakukan hal seperti itu?



(Bersambung........)



Disclaimer: Dongeng ini tidak dimaksudkan sebagai anjuran untuk berinvestasi. Dan nada cerita dongeng ini cenderung mengarah kepada inflasi, tetapi dalam periode penerbitan dongeng ini, kami percaya yang sedang terjadi adalah yang sebaliknya.

Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.

2 comments:

Skydrugz said...

izin copas :D

999 said...

Hari gini masih aja percaya sama emas