___________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Doa pagi dan sore

Ya Allah......, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari tekanan hutang, pajak, pembuat UU pajak dan kesewenang-wenangan manusia.

Ya Allah......ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim dan para penarik pajak serta pembuat UU pajak selain kebinasaan".

Amiiiiin
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________

Saturday, June 20, 2015

Panggilan Terakhir Penerbangan USD17000



Pemerintah.... Babi dan Buta Pula

Kadang-kadang sambil pulang kantor, saya mendengarkan radio untuk menghilangkan kebosanan dan kesepian. Hanya dua stasiun radio yang saya kenal, yaitu radio PASFM dan KISFM. Memang selera saya sangat terbatas.
Mendengarkan PASFM sebabnya jelas, karena ingin tahu berita valas dan saham. Sedangkan dengan KISFM ceritanya lain. Perkenalan saya dengan KISFM karena dulu sekali KISFM sering memperdengarkan lagu-lagu rock classic. Walaupun sekarang saya lebih suka mendengarkan musik MP3 dari tumb-drive, sesekali saja dengarkan KISFM.
Sore ini radio PASFM mengangkat berita dari koran dan membuka komentar kepada pendengarnya. Siaran seperti ini adalah salah satu program rutinnya yang disebut investor opinion.
Kali ini penyiar Nina Amelia mengangkat tulisan Tony Prasetiantono di kolom ekonomi Kompas. Nina Amelia mengatakan bahwa Tony Prasetiantono berpendapat bahwa tindakan pemerintah mengharuskan pembeli rumah dan mobil mewah untuk menunjukkan surat bebas tunggakan pajak adalah membabi buta. Mungkin artikel yang dimaksud oleh Nina Amelia adalah artikel lama berikut ini:
JAKARTA , KOMPAS.com -  Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada (UGM) Anthonius Tony Prasetiantono menilai pemeritah terkesan membabi buta dengan mengenakan pajak kepada berbagai sektor untuk mencapai target penerimaan pajak tahun ini sebesar Rp 1.296 triliun.
"Di satu sisi pemerintah menargetkan pajak yang tinggi, tapi terlihatnya semacam membabi buta semuanya dipajaki. Ini sangat kontra produktif," ujar Tony di Jakarta, Sabtu (28/3/2015).......
....... "Jangan sampai pemerintah membabi buta untuk mengejar target itu. Karena semakin dipajaki maka ekonomi akan semakin lesu. Spending untuk konsumsi berkurang. Kenaikan pajak itu harus hati-hati jangan sampai kontra produktif." ujarnya lagi.
Untuk kasus ini banyak yang memberikan komentar negatif dan setengahnya memaki-maki pemerintah. Saya membayangkan seorang pendengar PASFM yang merespon lewat telpon berkomentar: “……Memang pemerintah itu babi…….buta pula dan budeg!!!.
Saya tidak tahu apakah ada pendengar PASFM yang menganggap bahwa pemerintah memang seperti babi atau layak disebut babi, seperti kata Anthonius Tony Prasetiantono. Bahkan buta pula serta budeg, karena tidak melihat realita ekonomi dan kesengsaraan rakyat, memajaki seenaknya serta tidak mendengarkan keluhan di PASFM. Rasanya memang layak orang mengungkapkan kemarahannya kepada pemerintah yang telah membuat hidup mereka ribet dan sengsara dengan peraturan-peraturannya yang tidak perlu dan dengan pajak-pajaknya.
Hal yang menarik berikutnya adalah pemerintah ini adalah hasil dari proses demokrasi. Siapa yang memilih mereka. Kemudian, apa yang pemilih harapkan, jika mereka memilih babi untuk mengurus anda, memimpin anda.....? Malah hidup anda menjadi sulit. Jadi siapa yang salah? Yang memilih babi untuk memerintah? Atau babinya itu sendiri.
Kata babi untuk pemerintah Anthonius Tony Prasetiantono memang lebih layak dari anjing. Karena babi dalam banyak hal lebih buruk dari anjing. Kalau anjing, memang kita harus memelihara mereka, memandikan mereka, memberi makan, mengolahragakan....., tetapi sebagai balasannya mereka menjaga rumah kita. Dan ini menghemat biaya satpam yang sekarang gaji rata-ratanya 2 x Rp 2.7 juta (UMR). Catatan: untuk menjaga 24 jam diperlukan 2 satpam bergantian.
Anjing tidak hanya menjaga rumah, tetapi juga memberi kasih sayang dan kesetiaan kepada pemiliknya. Dan ini tidak bisa anda peroleh dari babi.
Menurut EOWI yang mendasarkan argumennya dari Quran dan hadith, menyamakan babi dengan pemerintah atau pegawai pajak dan kementerian keuangan, adalah menghina babi. Babi lebih baik dari mereka! Bahkan kalau babi-babi mengerti bahwa mereka disamakan dengan pemerintah, pegawai pajak atau petinggi departemen keuangan, babi-babi ini akan tersinggung sekali.
Menurut Quran, hadith dan sains , babi terlalu baik untuk disetarakan dengan orang-orang ini. Oleh sebab itu EOWI tidak akan memanggil orang-orang ini babi.
Buktinya babi lebih baik dari mereka ada di Quran. Tuhannya orang Islam, menyebutkan bahwa mereka ini bisa .......serendah-rendahnya (Q 95:4 -5), lebih rendah dari binatang ternak (Q 7:179). Bahkan penarik pajak seperti mereka ini untuk mensucikannya agar tidak masuk neraka harus dirajam. Babi tidak perlu dirajam untuk bebas dari neraka!!
Quran tidak pernah menyebutkan bahwa babi itu rendah. Tidak hanya itu. Walaupun babi dagingnya diharamkan, tetapi menurut Quran, lemaknya, kupingnya, tulangnya, jantungnya.....tidak haram. Pembaca bisa melihatnya sendiri di Quran bahwa hanya dagingnya (daging babi) yang haram sedangkan lemaknya, kupingnya, tulangnya, jantungnya.....di dalam Quran tidak sebut keharamannya. Sekali lagi, hal ini bisa dilihat di Quran itu sendiri. Mau lihat ayatnya:
[Q 5:3] Diharamkan bagimu bangkai, darah yang mengalir, daging babi (Arabnya: lahma kinzir), hewan yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya dan yang disembelih untuk berhala............
Jelas-jelas di ayat tersebut dinyatakan daging babi (lahma = daging,  kinzir = babi), bukan babi (kinzir) saja secara umum dan keseluruhan. Jadi syakhama kinzir (syakhama = lemak, kinzir = babi) atau uzunun kinzir (kuping babi) atau qalb kinzir (jantung babi) tidak diharamkan!!
Pembaca bisa mendiskusikannya, memperdebatkannya ayat ini (topik ini) dengan seseorang yang mengerti bahasa Arab. Kalau dia jujur maka dia akan mengakuinya. Tetapi biasanya, anda akan memperoleh resistansi/penolakan, karena umumnya pengaruh fiqih (yang notabene sarat dengan opini manusia) sangat dominan dalam beragama. Orang lebih mengikuti hukum-hukum fiqih (yang notabene sarat dengan opini manusia) dari pada Quran.
Pada saat topik daging babi ini saya bawa ke ipar saya yang lulusan IAIN (Institut Agama Islam Negri), dia terpojok dan saya dituduh mencari celah-celah kelemahan hukum saja.
Mungkin saja saya mencari celah-celah kelemahan hukum “Tuhan”. Kalau Tuhan bisa kecolongan, artinya dia kurang cerdas....., maka tuhan semacam ini tidak layak saya sembah. Artinya......, saya harus mengakui salah satu dari pilihan berikut ini: apakah yang haram itu terbatas pada daging babi saja atau tuhan yang kurang cerdas  dan bisa diakali oleh manusia seperti saya ini. Dan pilihan saya adalah yang pertama. Yaitu: yang diharamkan adalah spesifik daging babi, bukan organ babi lainnya.
Ada hasil riset yang menarik. Banyak organ-organ babi yang secara anatomi cocok untuk manusia. Misalnya bagi penderita klep jantung bocor, saat ini pilihannya adalah klep mekanik terbuat dari titanium, dari plastik, dari klep jantung sapi dan klep babi. Dan yang terbaik dan secara anatomis paling cocok untuk manusia adalah yang dari babi. Organ-organ babi secara anatomis cocok dengan manusia, walaupun secara genetik tidak. Tetapi dikemudian hari (mungkin tidak lama lagi) problem ini bisa diatasi sehingga di saat itu bukan tidak mungkin babi sebagai donor organ bagi manusia, seperti jantung, paru-paru dan organ-organ lainnya. Pada saat itu babi sangat jauh lebih baik dari pada politikus dan birokrat di pemerintahan. Hanya ada satu undang-undang yang bisa mendekatkan kembali derajad politikus dan birokrat dengan derajad babi, yaitu undang-undang yang membolehkan organ-organ milik politikus dan birokrat dipanen ketika mereka mati. Apakah itu kornea mata, jantung, paru-paru, ginjal, atau lainnya. Selama tidak ada undang-undang itu, derajad politikus dan birokrat jauh lebih rendah dari babi.
Kita sudahi dulu cerita mengenai babi yang mungkin bagi banyak pembaca informasi bahwa yang diharamkan oleh Quran adalah terbatas pada daging babi dan bukan kupingnya, bukan lemaknya, bukan jantungnya adalah hal yang baru. Di EOWI, pembaca akan banyak menjumpai kejutan-kejutan. Tetapi jangan kuatir, kejutan tersebut bukan kejutan ala Lia Eden alias Lia Aminudin orang yang mengaku memperoleh wahyu bahwa akan ada pesawat ruang angkasa mendarat di lapangan Monas. Kejutan-kejutan EOWI bisa dibuktikan sendiri dengan melihat referensi yang disodorkan EOWI.

Panggilan Terakhir Penerbangan USD17000

Tidak terasa USD sudah mencapai Rp 13300 akhir-akhir ini, dan nampaknya sulit untuk turun di bawah Rp 12000. Ini bagus untuk portofolio EOWI. Sementara itu, Nina Amelia dari PASFM, setiap sore hampir selalu mengucapkan: “.........dalam perdagangan saham hari ini investor asing membukukan  net sell sebesar .....sekian milyar rupiah”.
Kata net sell, sama sekali tidak enak didengar bagi kebanyakan orang. Oleh sebab itu tidak heran indeks harga saham gabungan tergerus terus. Dan pada saat tulisan ini dibuat, IHSG sudah berada di di bawah 5000.
Bagi kami di EOWI, suara Nina Amelia terdengar sangat merdu ketika mengucapkan kata net sell. Pada hari dimana Nina Amelia mengucapkan kata net sell, harga dollar naik. Portofolio EOWI membaik, membukukan keuntungan.
Sementara itu, di New York indeks Dow Industrial, DJIA, juga sudah berada dibawah 18,000. Sementara itu indeks dollar masih berkutat di sekitar 93 – 95 walaupun demikian kurs USD masih cenderung menguat terus terhadap rupiah, dan mencapai level di atas Rp 13,000 per US dollar.
Dari kurva USD-Rp, nampaknya penerbangan USD menuju Rp 17,000 sudah pada fase boarding dan panggilan terakhir sudah diumumkan. Tinggal landas akan segera dilaksanakan.
Berapa lama penerbangan ini...., mungkin 1 tahun, mungkin juga 2.5 tahun. Tetapi kemungkinan besar adalah 1.5 tahun.
Dari segi siklus tahunan, biasanya musim panas (di Eropa dan Amerika) sampai awal musim gugur – Juni sampai September, adalah periode bearish bagi bursa saham. Katanya: “Sell in May and go away”. Yang ditakutkan adalah: “Sell in May and keep selling.....” , sampai akhirnya kebablasan dan terjadi crash. Peluang terjadinya crash cukup tinggi ditinjau dari sudut teknikal (Chart-1). 


Chart- 1

Struktur megaphone dengan top ke-3 nya sudah terbentuk sejak setahun lalu. Disamping itu, jarak antara puncak-1 dengan puncak-2 adalah 8 tahun. Dan sekarang adalah tahun ke 8 dari puncak-2. Apakah tahun ini bursa saham sudah mencapai puncaknya di DJIA = 18312, yaitu pada tanggal 19 May 2015? Dan berikutnya adalah crash?
Waktu yang akan membuktikannya.
Harus diingat bahwa topping sebuah long term trend seperti ini, bisa berlangsung selama 3 tahun, mungkin lebih. Oleh sebab itu crash tidak harus terjadi tahun ini atau tahun depan. Mungkin 2 tahun lagi. Jadi selama 2 tahun ini harus sangat berhati-hati. Dan yang paling penting adalah....., tidak ada sesuatupun yang mengharuskan adanya sikus 8 tahunan. Ini yang lebih penting untuk membatalkan pemikiran bahwa puncak indeks saham DJIA terjadi pada tanggal 19 May 2015 lalu dan berikutnya akan disusul dengan crash dan krisis.
Lalu apa kaitannya antara crash di bursa saham dengan rupiah?
Krisis saat ini merupakan bagian dari krisis deflationary yang dijelaskan secara panjang lebar di Gejolak 2014 – 2020. Pada butir no.5 disebutkan bahwa US dollar akan mencapai Rp 17,000 sampai Rp 25,000 karena kontraksi dan kebekuan kredit. Pada saat krisis terjadi, investor akan lari ke cash, dalam hal ini US dollar, bukan rupiah. Itu intinya.
Jadi......, kemungkinan pada saat ini, puncak kegilaan di bursa saham, credit bubble, sudah lewat. Bursa saham dalam ancaman rupiah juga dalam ancaman dan asset-asset lainnya, kecuali US dollar, dalam ancaman.

Makro Ekonomi Tidak Menolong

Pertumbuhan ekonomi Indonesia terus melambat sejak tahun 2011, akhir dari commodity bull market. Wajar, karena andalan ekonomi Indonesia adalah komoditi bahan tambang. Ketika komoditi ini menyalami penyurutan, maka pertumbuhan ekonominya pun pengalami perlambatan. Itu konsekwensi logis. Masuk akal. Kalau ada pemikiran yang melawan hal ini adalah waham, gila, mengalami dilusi.

Chart- 2

Sejak turunnya harga komoditi, pertumbuhan GDP Indonesia mengalami perlambatan secara konsisten dari 6.5% (2011) ke 4.7% (Q1 2014) per tahunnya. Ini membuat Indonesia tidak terlalu menarik bagi investor. Dana ditarik keluar, dan Indonesia mengalami peningkatan defisit pembayaran berjalan, dari 0.2% dari GDP (2011) ke 3.1% dari GDP (2014).
Dan di tengah-tengah perlambatan ekonomi, presiden dan pemerintah panik, bingung, dan menjadi gila, menginginkan, mentargetkan kenaikan perolehan pajak 30% perolehan pajak serta 14% kenaikkan pendapatan negara. Bagaimana tidak bisa dibilang panik, bingung dan gila kalau dimasa ekonomi melambat, bisnis melambat, penghasilan melambat, pertumbuhan keuntungan melambat, maka pendapatan pemerintah akan turun, padahal pemerintah sudah terbiasa melakukan pemborosan, banyak pengeluarannya tidak bisa ditawar lagi seperti gaji pegawai DPR, politikus dan birokrat. Mereka ini tidak mengenal perlambatan ekonomi. Solusinya: pemerintah menodong kenaikan pajak sebesar 30%!  Ini sama saja menimpakan tangga kepada orang sudah jatuh. Sama seperti memajaki uang pesangon PHK. Orang sudah kena musibah, malah diambil duitnya (dipajaki).
Kalau demikian halnya akan ada tiga kemungkinan. Pertama akan banyak bisnis yang tersungkur bergelimpangan, mati. Atau pemerintah tidak memperoleh apa yang diinginkannya. Dan ke tiga adalah pemerintah tidak memperoleh apa yang diingkannya dan banyak bisnis yang rontok. Mungkin yang terjadi adalah yang ketiga. Ouch!!! Ini adalah ramalan logis!!
Tren pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak akan berubah tanpa ada perubahan model ekonominya, yaitu ekspor bahan komoditi. Pertumbuhan ekonomi Cina, negara target ekspor bahan komoditi, mengalami perlambatan sejak tahun 2010 dan mengalami over-stock bahan-bahan komoditi.


 Chart- 3

Sedangkan Amerika Serikat sebagai kosumen terbesar dunia, mengalami pertumbuhan yang marginal, disekitar 2%. Ini juga tidak bisa diharapkan.

Chart- 4

Dengan kondisi seperti ini, apakah Indonesia bisa meningkatkan ekspor untuk memacu pertumbuhan ekonominya? Jawabnya sudah jelas.
Pertanyaan berikutnya: Apakah rupiah akan menguat, atau setidaknya bertahan?
Indonesia adalah pengimpor bahan makanan. Beras, ayam, telur, sapi (daging) sebagian berasal dari impor. Nampaknya saja ayam dan telur adalah produk lokal. Tetapi kalau ditelusuri, pakannya adalah impor. Lalu...., tahu dan tempe juga produk lokal......, tetapi bahan bakunya yaitu kedele adalah produk impor. Sementara ekspor  (bahan komoditi) menurun, dana spekulasi asing yang masuk menurun, dan makan, perut lapar tidak mengenal kompromi, kebutuhan dollar dalam negri meningkat (untuk impor dan yang hengkang), sedangkan yang masuk berkurang....., apa yang mau diharapkan? Tekanan terhadap rupiah bukan?

Jurus Yang Tumpul

Ada berita di koran beberapa hari lalu (bulan Juni 2015). Judulnya: Jurus Pemerintah Kuatkan Rupiah
Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah mempunyai beberapa cara menjaga nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Salah satunya adalah dengan meningkatkan kepercayaan investor dengan memberikan beberapa sentimen positif di pasar keuangan.
Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro mengatakan, pemerintah selalu mengeluarkan pernyataan yang bisa memberikan sentimen positif ke pasar. Salah satu pernyataan yang dilontarkan adalah bahwa pemerintah akan terus berusaha menjaga pertumbuhan ekonomi berada di level yang ditargetkan (EOWI: poin 1).
"Dari pemerintah kami berupaya menciptakan dan juga menumbuhkan sentimen positif untuk memperbaiki keyakinan pelaku ekonomi sehingga bisa membantu penguatan nilai rupiah," kata Bambang (EOWI: poin 2)., saat berbincang dengan Liputan6.com, di Bengkalis, Riau, Rabu (17/6/2015).
Bambang mengungkapkan, selain cara tersebut, pemerintah juga terus mencoba memperbaiki fundamental ekonomi dengan mengendalikan inflasi dan neraca perdagangan. "Jadi kami upayakan inflasi dikendalikan dan neraca perdagangan tidak memberatkan, kemudian dari sisi APBN jadi lebih baik pada bulan-bulan ke depan," tuturnya.
Ia menambahkan, menjaga kekuatan rupiah sebenarnya merupakan tugas Bank Indonesia. Ia berharap Bank Indonesia terus menjaga stabilitas rupiah. "Urusan jaga mata uang rupiah utama Bank Indonesia, kami harapkan Bank Indonesia terus hadir di pasar menjaga stabilitas rupiah," pungkasnya (EOWI: poin 3).
Pembaca bisa menilai sendiri kebenaran/kebohongan pernyataan menteri keuangan ini.
Pertanyaan untuk poin 1: apakah pemerintah akan menjaga pertumbuhan ekonomi?
Dari chart-2 terlihat bahwa pertumbuhan ekonomi mengalami perlambatan! Mungkin pemerintah akan mengelak bahwa target kami (pemerintah) memang perlambatan. Dan untuk ini kita harus melihat apakah pemerintah sering meleset dari targetnya.
Bulan Mei lalu ada pernyataan dari staf kepresidenan Luhut Panjahitan yang mengatakan bahwa target pertumbuhan ekonomi Indonesia yang 5.8% akan meleset. Pertama bahwa mentargetkan 5.8% sebagai tingkat pertumbuhan ekonomi adalah gila (seharusnya hanya 4% saja), karena 5.8% sepatutnya diperuntukan tahun 2013, bukan tahun 2015 atau selanjutnya. Yang kedua menteri perekonomian jelas-jelas sudah bohong. Dia tahu bahwa pertumbuhan ekonomi akan meleset, kok masih ngomong bahwa pemerintah akan menjaga targetnya.
Kalau sering bohong, lama-lama orang tidak percaya. Yang sejatinya orang sudah tidak percaya kepada pemerintah.
Pertanyaan untuk poin 2: Kalau pemerintah sering memberi omongan bohong, apakah orang akan percaya, dan apakah bisa menumbuhkan kepercayaan (kepada rupiah atau kepada ekonomi Indonesia)?
Pembaca bisa menjawabnya sendiri.
Untuk poin 3, kita masukkan sebagai sub-topik baru.

Mempertahankan Rupiah Bukan Misi BI yang Sejatinya

Yang selalu kita dengar adalah, bahwa salah satu misi BI adalah menjaga kestabilan rupiah. Dan kita tahu bahwa rupiah telah mengalami pelemahan dibandingkan US dollar dari level Rp 8,500 (2011) ke level Rp 13,000 an (pertengahan 2015). Dalam kurun 4 tahun tergerus 50%.
Pertanyaannya: apakah persenjataan BI tumpul atau BI tidak punya niat untuk mempertahankan rupiah?
Kalau BI mau mempertahankan rupiah, tentunya dengan cadangan devisanya. Dengan kata lain cadangan devisa akan turun. Kenyataannya tidak demikian (Chart-5). Cadangan devisa Indonesia malah kembali ke level  US$ 110 milyaran di tahun 2015 ini. Naik dari level US$ 90 milyaran di tahun 2013. Di saat nilai rupiah tergerus dari level Rp 9,700 ditahun 2013 ke Rp 13,300 per US dollar cadangan devisa naik juga. Jelas BI tidak berniat mempertahankan nilai tukar rupiah. Yang dipertahankan adalah jumlah cadangan devisa saja.

Chart- 5

Itulah misi BI yang sejatinya, yang terlihat nyata di data. Bukan yang gembar-gemborkan atau yang diajarkan di sekolah-sekolah dan universitas.

Hikmah Sejarah

Mungkin pembaca masih belum percaya dan dalam hati masih bertanya: Masa’ sih BI tidak mempunyai misi untuk mempertahankan nilai rupiah?
Chart di bawah ini menunjukkan perjalanan rupiah dari kelahirannya sampai hari ini.
Silahkan jawab pertanyaan ini: Menurut sejarah, Apakah BI mau dan mampu mempertahankan rupiah?
Saya pikir jawabnya sudah jelas.
Hikmah yang bisa dipelajari dari chart ini adalah, nilai rupiah bisa bertahan di masa secular commodity bull market dan akan terpuruk pada masa secular commodity bear market. Itu sejarah! Sebabnya jelas, yaitu karena ekonomi Indonesia berbasis komoditi.


Chart- 6

Rasanya tidak afdol jika hanya sejarah narasi saja yang dipelajari, tetapi harus ditambah dengan hitungan-hitungan kwantitatif yang relevan dengan masa kini.
Pada secular commodity bear market tahun 1951 – 1970, kurs US dollar pada masa itu adalah ORI Rp 11.4 per US dollar. Atau kalau di konversikan ke uang rupiah Orba yang sekarang digunakan adalah Rp 0.00114. Hanya sepersepuluh sen saja. Di akhir periode bear market tahun 1970, kurs dollar adalah Rp 326 per US dollar. Rupiah selama 19 tahun ini terbantai dan kehilangan 99.9997% dari nilainya.
Kemudian pada secular commodity bear market ke dua dalam kehidupan NKRI dan rupiah, yaitu tahun 1980 – 2000, rupiah terbantai lagi dari Rp 627 per US dollar menjadi Rp 7,400 per US dollar. Nilai rupiah menguap 91.51%, menyisakan hanya 8.49% nya saja.

Periode
Kurs di Awal Periode
Kurs di Akhir Periode
Perubahan Nilai, %
Rp Masa itu
Rp Orba
Rp Orba

Bear Market 1951-1970
ORI Rp 11.4
0.00114
326.00
-99.999%
Bull Market 1970-1979

326.00
627.00
-48.03%
Bear Market 1980-2000

627.00
7400.00
-91.52%
Bull Market 2000-2011

7400.00
8500.00
-12.94%
Bear Market 2011- ??

8500.00
-


Bagaimana dengan secular commodity bear market yang ke-3 yang dimulai pada tahun 2011? Rupiah dimulai di level Rp 8,500 per US dollar. Apakah target kurs  kurs dollar Rp 17,000 wajar (50% menguap), atau Rp 25,000 (66% menguap)...... atau Rp 50,000 (83% menguap)?
Kalau saya mentargetkan Rp 50,000 per US dollar di tahun antara 2025-2030, apakah masih wajar?
Biarkan sejarah menjawabnya.........tetapi kalau pembaca mau menjawabnya, silahkan.

Renungan

Dilain waktu, kita akan membahas lebih panjang lebar tentang perbandingan antara penurunan nilai rupiah di masa secular commodity bear market 1951 – 1970 dan 1980 – 2000 dalam kaitannya dengan regulasi dan campur tangan pemerintah. Kenyataan sejarah adalah bahwa kombinasi antara ekonomi terpimpin (Sukarno) yang sarat dengan campur tangan pemerintah serta regulasi yang membuat hidup ribet dengan secular commodity bear market adalah campuran yang lebih mematikan dibandingkan ekonomi Pancasila (Suharto).
Pertanyaan: Seberapa jauh rupiah akan jatuh pada masa secular commodity bear market 2011 – 20XX sekarang ini?
Semuanya itu tergantung pada campur tangan pemerintah. Semakin banyak campur tangan pemerintah, semakin kuat racun yang diminumkan ke rupiah.
Pada bulan Ramadan ini, EOWI merasa bahwa tidak ada salahnya untuk memberi sedikit nasehat kepada mereka yang bekerja sebagai birokrat dan pegawai pajak. Apa yang kalian lakukan menyengsarakan banyak orang. Bahkan nabi Muhammad S.A.W. mengatakan bahwa untuk mensucikan perbuatan sebagai penarik pajak adalah dengan rajam (dilempari batu sampai mati). Tinggalkanlah dan cari pekerjaan lain. Berdoalah untuk memperoleh pekerjaan yang diridhoi oleh orang banyak dan diridhoi Allah. Insya Allah....., Dia akan mengabulkannya.

Sebagai birokrat yang berkerja di bidang moneter pemerintah, BI, atau yang membuat aturan-aturan (baca: pengekangan-pengekangan), dan membuat nilai rupiah terus merosot di atas 90% menguap untuk setiap periode secular commodity bear market, bukan perbuatan yang diridhoi orang masyarakat, jika mereka tahu bahwa penyebabnya adalah kalian. Di hari perhitungan nanti Allah akan membeberkan semua prilaku anda dan akibatnya pada orang banyak. Mata mereka akan melek dan sadar siapa yang menyengsarakan mereka. Pada hari itu, hutang-hutang yang merupakan perbuatan yang menyengsarakan wajib dibayar. Allah akan memberi kesempatan para korban penyengsaraan untuk membalas kepada pelakunya. Dan pada saat itu kata "maaf" tidak berlaku. Rasa welas asih tidak ada lagi. Yang ada hanyalah get even, menuntut pelunasan. Karena setiap orang punya hutang dan tidak akan mau balance sheet nya negatif yang bermakna menjadi penghuni neraka. Mereka berusaha menagih hutang-hutang mereka, kepada yang menyengsarakan hidupnya di dunia, kepada yang berdosa pada mereka, supaya balance sheet mereka positif. Oleh sebab itu berhati-hatilah dalam berbuat. Walaupun orang yang menjadi korban/teraniaya tidak tahu, tetapi di hari perhitungan, mereka akan diberi tahu dan akan menuntut atas dosa yang diperbuat atas mereka.

Sekian dulu......., selamat berpuasa bagi yang melakukannya. Dan....berhati-hatilah dengan tabungan anda selama secular commodity bear market saat ini. Sejarah menunjukkan bahwa selama periode ini nilainya jatuh sangat parah. Dan diakhir masa ini juga terjadi kerusuhan besar (kejatuhan Sukarno G30S tahun 1965 - 1967 dan kejatuhan Suharto, krismon 1998 dan tragedi May 1998). Walaupun akhir secular commodity bear market masih lama, tidak ada salahnya EOWI mengingatkan pembacanya, agar pembacanya mengingatkan anak-anaknya.


Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.