___________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Doa pagi dan sore

Ya Allah......, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari tekanan hutang, pajak, pembuat UU pajak dan kesewenang-wenangan manusia.

Ya Allah......ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim dan para penarik pajak serta pembuat UU pajak selain kebinasaan".

Amiiiiin
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________

Thursday, August 27, 2015

Peringatan: Brace, brace for Crash!!!

 

 Gejolak 2014 - 2020 (The Crash: Mini atau Major?)


Bayangkan anda berada di dalam pesawat terbang. Kemudian ada seorang penumpang yang memperingatkan bahwa pesawatnya sedang dalam kesulitan dan mengalami kerusakan mesin. Dipihak lain pilot dan awak pesawat tidak memberitahu apa-apa, mungkin mereka menyembunyikan persoalan ini. Reputasi perlu dijaga. Lebih baik diam-diam saja sambil mencoba memperbaiki kerusakan, dan berdoa moga-moga berhasil. Dengan demikian persoalan tidak pernah diungkap/keluar ke publik dan nama tetap terjaga. Itu adalah pemikiran orang yang lebih mementingkan citra diri dibandingkan keselamatan orang yang menjadi tanggung jawabnya.
Bayangkan bagaimana menyebalkannya penumpang yang memperingatkan terus-menerus kepada penumpang lain bahwa pesawat akan jatuh. Itulah EOWI. Menyebalkan. Tetapi......., ketika pesawat mengalami goncangan-goncangan kuat dalam waktu yang cukup lama, maka mulai banyak penumpang lain yang mendengarkan ocehan si cerewet menyebalkan itu. Dan ketika dia meneriakkan:
“Brace, brace, brace for the crash, brace for the crash!!!!!!”
Sebagian mungkin akan mengikutinya.......mm...mmm...., mungkin semuanya tergantung pada guncangan pesawat waktu itu. Kalau pesawatnya anteng-anteng saja, mungkin orang ini dianggap edan dan akan disingkirkan/diamankan oleh para awak pesawat.
Sudah 2 tahun ini EOWI memperingatkan pembacanya akan datangnya krisis dan gejolak ekonomi, sosial dan keamanan, yang disebabkan oleh kondisi krisis ekonomi.  Sebagian dari pembaca baru mungkin berpikir bahwa Ekonomi Orang Waras, masih kurang cukup waras. Tetapi dengan beberapa goncangan di bursa saham dan di mata uang rupiah membuat pembaca yang skeptis berpikir kembali. Mungkin Ekonomi Orang Waras, cukup waras, dan sebenarnya memperoleh wangsit dari Atas, serta apa yang dikatakannya merupakan nubuat.
Nubuat atau bukan tidaklah penting. Yang penting itu isinya. Sekarang EOWI meneriakkan:
“Brace, brace, brace for the crash, brace for the crash!!!!!!”
Jangan ditertawakan. Mungkin crash sudah dimulai. Jangan seperti kaum Nuh, yang mentertawakan Nuh ketika membuat bahtera di daratan kemudian menyuruh kaumnya masuk ke dalam bahteranya. Mungkin crash kali ini benar-benar terjadi.
Bagi yang mengenal anggota-anggota EOWI secara dekat, kami selalu memperingatkan bahwa harga minyak akan masuk ke level $30an per bbl. Mungkin sampai $20an. Dan ketika tulisan ini dibuat....., sudah mencapai $38an per bbl. Implikasinya akan besar terhadap ekonomi US dan ekonomi negara berbasis ekonomi komoditi.

Bursa Cina Sudah Crash

Secara teknikal, bursa Cina sudah crash. Ada 2 lower high dan yang low sudah memiliki lower low (Chart-1).  Formasi ini sudah dipastikan bahwa bear Cina sudah datang. Targetnya harus lihat Chart-2........yaitu 1500.

Chart- 1
Wow...., EOWI kejam sekali, targetnya 1500, jadi masih 1700 lagi dari 3200 ketika tulisan ini dibuat.

Chart- 2
Disebut crash karena dari 5200 ke 1500 artinya anjlok 71%. Sisanya 29% saja. Miskin deh kalau portofolio tabungan hari tua kena kejatuhan seperti ini.
Peluang untuk rebound cukup besar saat ini, lebih-lebih kalau resistance di 3100 disentuh. Tetapi mungkin bulan Oktober 2015 nanti crash akan dilanjutkan, karena Oktober adalah jinx month.

Cina Menyeret Emerging Market

Indeks saham Jakarta (IHSG) juga sudah dipastikan (kemungkinan besaaaar sekali) memasuki masa bearish, alias crash. IHSG sudah menembus koridor trend naiknya (Chart-3) dengan sangat menyakinkan. Entah crash atau masa bearish, apa bedanya bagi investor? Crash secara definisi (kalau mau didefinisikan) adalah kejatuhan yang cepat dan besar. Misalnya menguapnya 50% - 80% dari nilai asset dalam waktu 1 tahun. Kurang lebih seperti itu. Kalau anda mau bikin definisi sendiri, silahkan.

Chart- 3
 Sedangkan disebut masa secular bearish jika berlangsung cukup lama dan menyakitkan. Karena, sebagian investor sering mengira bahwa sudah saatnya masuk ke pasar lagi, tetapi......, kemudian nilai asset itu jatuh pelan-pelan. Siksaannya seperti kematian dengan hukuman picis (1000 cuts). Kulitnya disileti, mati perlahan-lahan karena luka-luka kecil yang menyiksa. Tersiksa sekali.
Kalau dilihat dari sudut Idot wave, IHSG wave C corrective biasanya akan berakhir di sekitar 1000, yaitu wave 4 pada wave utamanya. Saat ini sedang berlangsung wave A corrective. Kemudian wave B naik lagi, yang besarnya bisa ditebak-tebak kalau wave A sudah selesai. Mungkin IHSG akan rebound ke level di dekat 5000, sebelum melanjutkan wave C nya ke 1000.
Ada hal yang menarik. Bahwa pemerintah, c.q. Jokowi melakukan tindakan-tindakan pencegahan agar IHSG tidak jatuh lebih jauh lagi dengan:
  1. memerintahkan agar BUMN membeli kembali (buy-back) saham-sahamnya
  2. Melarang short-selling
  3. Investor besar (misalnya dana pensiun) tidak menjual portofolionya.
Bukankah hal yang sama terjadi dengan bursa Cina? Apa hasilnya.....? Indeks Shanghai terjun ke level 3400an, dan ketika langkah-langkah tersebut diambil, maka indeks Shanghai rebound ke level sekitar 4200. Kesempatan bagi investor yang terjepit untuk melepas portofolionya. Rebound ini hanya bertahan dalam bilangan minggu saja. Kemudian bursa Shanghai kembali pada trend crashnya.
Untuk IHSG, hal yang sama punya peluang besar terjadi. Jadi....., investor yang tidak sempat melepas portofolionya, masih ada kesempatan berikutnya. Bulan September 2015 ini kah? Waullahualam. Sayangnya bulan September adalah bulan yang secara statistik, rata-rata returnnya paling negatif. Jangan terlalu berharap bulan September ini membaik.
Seperti perintah bapak presiden Jokowi, katanya mau buy-back. Omongannya seperti lagunya Johnny Mandel, Suicide is Painless, yang dinyanyikan oleh Marily Manson. Coba dengar lagu Johnny Mandel ini (yang asli).


Kemudian yang dinyanyikan oleh Manic Street Preacher


Dan Marilyn Manson suaranya mirip dengan suara-suara dari kabinet:


Kenapa saya bilang bahwa omongan Jokowi seperti lagunya Marilyn Manson, karena omong kosong semua.
Mari kita buat hitung-hitungan: Kapitalisasi pasar ketika di puncaknya adalah sekitar US$ 420 milyar di awal tahun 2015 dan asing memegang sekitar US$250 milyar (60%). Kemudian pasar SUN, katakanlah US$350 milyar dan asing memegang US$140 milyar (40%). Sehingga total adalah US$390 milyar. Duitnya dari mana? BI Cuma punya cadangan devisa US$ 110 milyar? BUMN punya duit sebesar itu? Kalau didengarkan baik-baik, omongan Jokowi persis seperti lagunya Johnny Mandel yang dibawakan oleh Marilyn Manson...., freaky dan absurd.
Pemerintah mau membeli semua saham? Saya anjurkan anda meminjam ucapan Clint Eastwood yang melegenda dalam film Sudden Impact: Go ahead. Make my day.
Wajar doong, kalau EOWI mentargetkan level 1000 untuk IHSG. Suara EOWI tidak terlalu buruk seperti nyanyian Marilyn Manson.
Pemerintah mau melakukan bail-out IHSG, rupiah dan pasar hutang? Jawabannya jelas: Go ahead. Make my day. Saya jamin akan terjadi huru-hara. Bukan karena EOWI yang menggalang huru-hara, tetapi dampak dari prilaku tidak bijaksana pemerintah. Ketidak-bijaksanaan pemerintah. Saya akan pinjam kata-kata Clint Eastwood: you've got to ask yourself one question: 'Do I feel lucky?'... Well, do ya, punk? Go ahead. Make my day.
Di dunia ini, Tuhan akan bersama orang-orang yang saleh. Tuhan akan mewariskan dunia ini kepada orang-orang yang saleh. 

[Q 21:105] Dan sungguh telah Kami tulis didalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini diwariskan kepada hamba-hambaKu yang saleh.

Dunia ini untuk hamba-hamba yang saleh, effektif, kalau bekerja akan berhasil-guna. Kalau mau akhirat, harus ditambah beriman. Jelas bukan?

Dalam konteks seperti sekarang ini adalah orang yang memposisikan diri pada cash. Cash is the king. Dalam konteks nabi Nuh, adalah orang-orang yang bersama nabi Nuh lari kedalam bahtera/kapal, ketika tanda-tanda datangnya banjir tiba. Walaupun mungkin Cuma tanda-tanda palsu, crash kecil bukan major crash, tetapi ketika tsunami crash besaar datang, waktunya berjalan sangat cepat. Anda hanya punya sedikit waktu untuk menyelamatkan diri. Mungkin tidak punya waktu lagi. Di saat itu pintu taubat sudah ditutup. Artikan sendiri kata pintu taubat dalam kontaks krisis ekonomi/moneter.
Bursa Cina tidak hanya menyeret bursa Indonesia, tetapi juga bursa-bursa emerging market lainnya, seperti Brazil (Chart – 4).

Chart- 4

Mungkin untuk bursa Brazil tidak bisa disebut crash, tetapi lebih tepat disebut bearish, karena penurunan indeks sahamnya yang sangat volatile sudah terjadi sejak tahun 2011 (4 tahun lalu). Tetapi kalau ada yang mau menyebutnya sebagai crash, dengan alasan bahwa dalam 3 bulan saham kehilangan nilainya sebesar 30%, silahkan juga.
Indeks MSCI emerging market juga telah keluar dari pola sideways nya (Chart-5)

Chart- 5

Bursa Saham Negara Maju Terseret Juga

Ternyata bukan hanya bursa emerging market yang terkena imbasnya, tetapi juga bursa-bursa negara maju.
Indeks Dow Industrial di US, pada hari senen lalu (24 Agustus 2015), melorot sampai 1089 poin, walaupun akhirnya sebagian bisa kembali dan ditutup jatuh 588 poin. Walaupun bagaimanapun melorot 1089 poin akan membuat investor panas-dingin. Dan kejadian seperti ini kalau mau disebut crash,....terserah saja. Nama menjadi tidak penting. Tetapi dampak psikologisnya yang membuat badan gemetaran dan panas dingin, itu lebih penting. Apalagi volumenya meningkat......., makin membuat panas dingin.

Chart- 6
Berapa target Dow? Mungkin crash tidak terjadi kali ini. Bursa bisa rebound dan membuat rekor tertinggi terbaru lagi, tetapi EOWI tetap mentargetkan 5000 – 6000 jika terjadi crash yang sesungguhnya.
Tidak hanya bursa US, tetapi juga bursa Jerman, Inggris dan Eropa lainnya (Chart–7 dan Chart-8). 

Chart- 7

Chart- 8

Apakah kejatuhan seperti ini bisa disebut crash, atau masih harus dilanjutkan agar bisa disebut crash. Nanti akan dijawab dibagian akhir.


Harga Minyak Memasuki Target EOWI

Ternyata tidak hanya bursa yang terkena. Minyak mentah juga terkena sapuan badai dari gurun Gobi. Harga minyak WTI jatuh di level 30an. Suatu level yang diramalkan oleh EOWI dalam laman Gejolak 2014 – 2020. Silahkan baca lagi laman EOWI ini, supaya pembaca ingat pesan-pesan EOWI.

Chart- 9

Pasar High Yield Bond US Terpapar Resiko US$ 1 Trilliun

Implikasi dari jatuhnya harga minyak di level $30 per bbl, adalah rentanya pasar bond. Ada sekitar US$ 1 trilliun high yield bond yang berkaitan dengan fracking (teknologi yang dipakai di shale oil dan shale gas). Lapangan-lapangan minyak/gas shale, yang ongkos produksinya mencapai $60/bbl, akan mengalami gagal bayar terhadap hutang-hutangnya. Dampaknya baru akan terasa di tahun depan. Kita akan lihat tahun depan. Bayangkan jika krisis sub-prime ditimbulkan oleh hutang sebesar $600 milyar berdampak seperti yang anda lihat di tahun 2008, sekarang bagaimana krisis yang diakibatkan oleh US$ 1 trilliun fµcking freaking fracking (3F) credit. Tentunya dampaknya 1,5 - 2 kali lebih besar.

Bursa Arab Terjerembab

Kita tidak perlu menunggu kredit 3F meledak. Jebolnya harga minyak sudah membuat bursa saham negara-negara penghasil minyak yang kaya seperti Saudi Arabia sekalipun sudah crash (Chart-10 dan Chart-11).

Chart- 10

Chart- 11

Saat ini mungkin sudah mencapai 42% dari perjalanan indeks TASI ke level 4000. Jadi masih agak jauh. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya orang-orang Saudi yang membeli saham di bursa Saudi di tahun 2006, dikala indeks TASI mencapai 21000 dan sekarang menjadi 7000 saja. Kemudian nanti 4000 saja. Memang dengan bubble, investor yang benga, bisa terbabat sampai 80% - 90% dari investasinya.

Oktober = Jinx Month

Tidak ada orang yang tahu kapan hari perhitungan tiba. Jesus mengatakan:
(Matius 24:36) Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak (Jesus) pun tidak, hanya Bapa sendiri."
Tetapi kita diberi inspirasi lewat data-data mengenai masa lalu. Statistik. Ingat ungkapan:
“Sell in May and go away?”
Secara statistik, catatan data dari 75 tahun lalu, antara bulan May sampai bulan September, return bursa saham adalah negatif (Chart-12). Dan yang terburuk adalah bulan September. Kalau bulan Agustus bisa dibilang bulan ke-2 terburuk. Jadi crash yang buruk ini yang terjadi di bulan Agustus ini, secara statistik bukan yang terburuk. Orang yang percaya kepada statistik, akan mengantisipasi bahwa yang terburuk akan datang lagi di bulan September.


Chart- 12
Jadi bagi yang punya strategi buy on dip, akan saya ingatkan pada ungkapan Clint Eastwood: you've got to ask yourself one question: 'Do I feel lucky?'... Well, do ya, punk?
Anda bisa kegorok!
Oktober adalah jinx month, bulan terkutuk. Menurut kepercayaan, kebanyakan crash terjadi di bulan Oktober. Jangan katakan bahwa setelah nyungsep di bulan Agustus dan September, pasar menjadi overbought dan akan rebound di bulan Oktober. Ingat: datangnya hari perhitungan tidak ada yang tahu, bahkan malaikat sekalipun.
Berikut ini adalah statistik mengenai crash bursa dari tahun 1929. Berhati-hatilah sampai Desember nanti.


That’s a wrap folks, walaupun pertanyaan apakan crash ini adalah mini crash atau masih berlanjut menjadi major crash belum terjawab. Tetapi apakah itu penting? Ada baiknya kita akhiri dongeng ini dengan mendengarkan lagu Iron Maiden: Run to the Hill, run for your life.....
Lebih enak demikian (mendengarkan lagunya Iron Maiden).






Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.

Friday, August 21, 2015

Kudeta Palsu: SDR, Yuan dan US Dollar



Untuk beberapa waktu, media ribut mengenai kemungkinan hancurnya US dollar pada bulan Oktober 2015 dikarenakan oleh masuknya yuan ke dalam Special Drawing Right (SDR), suatu super currency yang dikeluarkan oleh IMF. Walaupun bulan Oktober 2015 tidak lama lagi dan orang ribut dan ketakutan akan adanya kejatuhan US dollar, tetapi EOWI nampak cuek banget, tenang-tenang saja. Dampak masuknya yuan ke dalam SDR pada saat ini bukan seperti gempa berkekuatan 8 – 9 skala Richter, tetapi mungkin hanya 1 – 2 saja. Dengan kata lain, gempa yang ditimbulkannya tidak lebih besar dari getaran akibat saya menjatuhkan diri dari tempat tidur.
Belum lagi bulan Oktober 2015 datang, tiba-tiba dunia dikejutkan oleh keputusan devaluasi........., bukan US dollar tetapi yuan. Ternyata bukan US dollar yang jeblok, tetapi yuan.....dan diikuti oleh beberapa mata uang negara lainnya. Ketidak-kuatiran EOWI memang beralasan dan berdasar.

Apa Itu SDR?
Sebelum kita menginjak pada pertanyaan apakah masuknya yuan ke dalam SDR akan membahayakan US dollar (investasi utama EOWI saat ini), atau tidak, sudah sepatutnya kita mengerti apa itu SDR. Dinyatakan dengan kata-kata sebanyak 1 paragraf, beginilah gambarannya: 
The Special Drawing Right (SDR) is an international reserve asset, created by the IMF in 1969 to supplement the existing official reserves of member countries. The SDR is neither a currency, nor a claim on the IMF. Rather, it is a potential claim on the freely usable currencies of IMF members.
Ceritanya begini: dalam perdagangan internasional tidak praktis kalau setiap negara menggunakan mata uangnya sendiri-sendiri. Negara Tonga misalnya mau membeli minyak dari Nigeria. Apakah penjual di Nigeria mau menerima pa’anga (mata uang Tonga)? Walaupun kita tahu jawabannya, tetapi lupakanlan dulu jawaban itu dan anggap penjual di Nigeria mau menerima pa’anga Tonga, kemudian mau diapakan pa’anga itu? Pelaku bisnis di Nigeria akan memperoleh banyak problem, jika mereka memiliki pa’anga Tonga.
Sayangnya penjual minyak dari Nigeria ini tidak bisa minta dibayar dengan naira (mata uang Nigeria), karena Tonga tidak punya naira. Kalau Tonga tidak punya barang yang dibutuhkan Nigeria, maka pa’anga yang parkir di Nigeria tidak ada gunanya. Nigeria harus mencari negara lain yang berniat membeli sesuatu dari Tonga, dan pa’anga yang dimilikinya bisa ditukarkan dengan sesuatu yang berguna bagi Nigeria. Ribet ‘kan?
Jaman dulu, tergantung jamannya, perdagangan internasional menggunakan berbagai mata uang. Pada abad 17 (sampai abad 19), real Spanyol yang berbasis perak.  Pedagang juga mau menerima mata uang perak lainnya, asal terbuat dari perak dengan kadar tertentu. Mata uang perak mudah diterima dimana saja. Kemudian setelah itu ada standard emas. Sebenarnya antara standard emas dan perak, sering digunakan secara bersamaan.
Pounds sterling adalah sisa peradaban abad 19 ketika Inggris mendominasi perekonomian dunia. Walaupun bajunya pounds sterling, tetapi pada hakekatnya adalah standard emas, karena pounds sterling menggunakan standard emas (walaupun beberapa kali dibekukan standard emasnya untuk sementara, dan akhirnya pada tanggal 21 September 1931 standard emas ditinggalkan).
Sampai tahun 1971 perdagangan internasional masih digunakan standard emas, walaupun bajunya US dollar. Karena sampai tahun 1971 US dollar masih dikaitkan dengan cadangan emas. Setelah itu, kebanyakan adalah menggunakan US dollar yang diambangkan.
Jadi dalam perdagangan internasional diperlukan satu mata uang yang bisa diterima semua negara. Kalau tidak maka ribet jadinya. Dan sudah beberapa dekade ini beberapa mata uang yang diambangkan (free float) seperti US dollar, euro, yen, dijadikan mata uang untuk bisnis internasional dan dijadikan cadangan devisa di banyak negara.
Persoalannya adalah, yang hidup di dunia ini bukan saja pedagang yang menjembatani antara produser dan konsumen, tetapi juga spekulator, pemodal, penabung dan pelaku bisnis lainnya. Ada masanya para pemodal ini merasa tidak aman untuk memmarkir uangnya di suatu negara. Maka mereka mulai menerbangkan dana investasinya keluar. Tentu yang dibawa bukan mata uang negara tersebut. Kalau mereka di Argentina, maka yang dibawa keluar bukan peso, melainkan US dollar atau euro. Demikian juga kalau mereka di Indonesia, yang mereka bawa bukan rupiah, melainkan US dollar. Karena rupiah atau peso tidak laku kecuali di Indonesia atau Argentina.
Akibatnya, negara yang mengalami aliran dana keluar akan kekurangan cadangan devisa. Kalau demikian bagaimana caranya untuk membayar barang-barang impor yang dibutuhkan? Mata uang lokal akan jeblok karena kelangkaan mata uang asing (cadangan devisa). Kalau tidak bisa membeli barang impor yang kebetulan adalah makanan......, bisa terjadi huru-hara. Orang lapar akan menjadi cepat marah. Orang yang kehilangan nilai tabungannya akan menjadi cepat marah. Orang yang mengalami kesulitan membeli barang-barang yang biasa dibelinya, akan menjadi cepat marah. 
Oleh sebab itu, belajar dari krisis-krisis yang lalu, banyak negara menumpuk cadangan devisa agar perekonomiannya tidak tergagnggu. Tentu saja tindakan menumpuk uang seperti ini agak mubazir. Oleh sebab itu IMF mengeluarkan SDR yang gunanya untuk memberi jalan bagi negara yang terpojok karena menipisnya cadangan devisa mereka. Dengan SDR tersebut, negara-negara yang kekurangan devisa tersebut bisa mengambil mata uang yang diperlukan dari IMF.
Kurang lebih itulah SDR.

Apakah SDR akan Menghancurkan US Dollar?
Pertanyaan yang ada di benak banyak investor naif adalah: Apakah dengan adanya SDR maka US dollar akan hancur? Karena peran US dollar sebagai mata uang internasional dan mata uang cadangan devisa akan susut dan digantikan oleh SDR.
Jawabannya sederhana saja. Pertama, SDR sudah ada sejak tahun 1969 dan itu tidak membuat US dollar hancur. Bahkan terhadap rupiah, US dollar sudah terbang entah kemana. Tahun 1969 harga 1 US dollar adalah Rp 326 dan saat tulisan ini dibuat sudah di level Rp 13800. Kita tidak juga harus menyimpulkan bahwa adanya SDR membuat rupiah terpuruk. Tidak ada kaitan sebab-akibat nya.
Walaupun banyak yang mengatakan bahwa SDR adalah uang, pada hakekatnya SDR bukan mata uang/currency yang dikeluarkan oleh IMF atau bukan juga klaim (hak untuk meminta asset) kepada IMF. Tidak ada perdagangan yang menggunakan SDR. SDR tidak bisa digunakan secara langsung untuk membeli minyak, membeli gandum, membayar hutang......dan lainnya. SDR adalah hak untuk meminta suatu mata uang, US dollar, euro, pounds sterling dan yen kepada anggota IMF. Dengan kata lain, dengan SDR suatu negara yang memilikinya bisa menukarkannya dengan salah satu dari empat (4) mata uang yang menjadi cadangan devisa anggota IMF.
Andaikata yuan dimasukkan sebagai mata uang yang boleh ditukarkan, maka posisinya akan sama saja dengan US dollar, euro, pounds sterling dan yen. Lalu bagaimana selanjutnya?

Apakah Masuknya Yuan ke SDR akan Menghancurkan US Dollar?
Andaikata yuan masuk menjadi salah satu reserve currency dalam SDR, apakah US dollar akan hancur? Jawaban dari pertanyaan itu akan bisa membenarkan/menyangkal mereka yang akhir-akhir ini mengatakan bahwa US dollar akan hancur. Opini ini (yang mengatakan bahwa US dollar akan hancur), bersebrangan dengan opini EOWI. Memang EOWI berpendapat bahwa akhirnya nilai US dollar (dan juga semua uang kertas) akhirnya sama dengan nilai interinsiknya, yaitu kertas (sama dengan toilet paper), tetapi untuk US dollar hal itu tidak terjadi dalam waktu dekat ini, tidak juga dalam 5 tahun mendatang. Oleh sebab itu menjelaskan kepada pembaca, maka menjawab pertanyaan berikut ini adalah sangat penting.
Bagaimana US dollar bisa jatuh karena masuknya yuan ke dalam mata uang yang bisa ditukarkan dengan SDR? Mekanismenya bagaimana?
Mungkin sebelum pertanyaan di atas bisa terjawab, pertanyaan berikut ini bisa membantu:
Apakah US dollar, euro, pound, yen sedemikian dibutuhkannya sehingga IMF perlu mengeluarkan SDR bagi mata-mata uang ini? Dengan kata lain, kenapa bukan SDR untuk dollar Zimbawe atau rinngit Malaysia?Bagaimana dengan yuan?
Pertanyaan ini sudah terjawab pada pembahasan sebelumnya. US dollar, pound, euro, yen diperlukan karena supaya tidak ribet.
Suatu negara membutuhkan US dollar atau yen atau euro banyak sebabnya. Di dalam perdagangan internasional, harga minyak, harga kapas, harga tembaga, harga pesawat terbang dalam US dollar. Kalau saya kerja di Malaysia, atau Saudi Arabia, kontrak kerja saya dalam US dollar. Bukan ringgit, rupiah atau real. Itu adalah kenyataan yang tidak ideal dan harus ditelan. Jangan heran kalau US dollar ditumpuk di banyak negara sebagai cadangan devisa. Ketika neraca pembayarannya surplus, maka cadangan dollarnya naik yang nantinya berguna ketika neracanya mengalami defisit.
Karena US dollar, euro dan beberapa mata uang lainnya digunakan dalam perdagangan dan bisnis internasional, maka banyak negara harus mempunyai cadangan mata uang ini.
Berikut ini adalah besarnya cadangan devisa global. Saat ini 64% adalah US dollar dan 20% euro. Selebihnya adalah mata uang lainnya.

Kenyataan saat ini menunjukkan bahwa banyaknya yuan yang disimpan sebagai cadangan devisa tidak lebih dari 3% saja. Bagaimana yuan bisa menggantikan US dollar dalam waktu dekat ini. Bahkan kalau dilihat faktor-faktor lain, peluang yuan untuk menggantikan US dollar sampai tahun 2050, juga tidak besar. Kami di EOWI memprojeksikan bahwa nasib perjalanan ekonomi Cina tidak lebih baik dari Jepang. Yaitu akan mengalami krisis deflasi dan selama beberapa dekade tidak pernah bisa bangkit lagi. Mereka bisa maju, separti Jepang, tetapi pertumbuhan ekonominya marginal. Itu adalah topik yang bisa diceritakan panjang lebar.
Kembali pada pertanyaan yang tertama:
Bagaimana US dollar bisa jatuh karena masuknya yuan ke dalam mata uang yang bisa ditukarkan dengan SDR? Mekanismenya apa?
Kami di EOWI tidak tahu jawabannya. Oleh sebab itu adalah cukup sahih (valid) jika kami mengatakan bahwa pengaruhnya hanya seperti gempa yang ditimbulkan karena saya jatuh dari tempat tidur.

Apakah Yuan Layak Menjadi Cadangan Devisa?
Pertanyaan ini harus dilontarkan jauh sebelum bertanya apa pengaruh yuan jika dimasukkan ke menjadi salah satu reserve currency (mata uang cadangan devisa, atau MUCD) dari SDR.
Kalau saya disuruh bikin kriteria persyaratan reserve currency (MUCD), maka jadinya adalah seperti ini:
Pertama, mata uang tersebut tidak di-pegged terhadap mata uang lain dan harus diperdagangkan secara bebas. Bayangkan jika mata uang tersebut di-pegged, ketika di kantong kita sudah banyak, tiba-tiba di devaluasi. Maka lenyaplah sebagian dari nilai (value) cadangan uang kita. Menjadi lebih miskin mendadak tanpa bisa berbuat apa-apa, atau melarikan diri adalah suatu hal yang tidak disukai. Jadi sebuah reserve currency (MUCD) harus diperdagangkan secara bebas dan harganya ditentukan oleh pasar. Sayangnya yuan tidak demikian.
Kedua, pada mata uang tersebut ada pasar modal yang cukup besar dan likwid serta bebas, sehingga tidak terlalu volatile. Pasar modal, apakah itu pasar hutang (bond) atau pasar saham, merupakan salah satu tempat parkir uang yang bisa menghasilkan keuntungan. Bukan sekedar uang tanpa bunga/keuntungan.
Adanya pasar modal yang besar, likwid dan bebas, bisa meredam volatilitas. Dengan kata lain, asset tersebut (cash, bond dan saham lainnya) harus cukup likwid. Suatu hal yang tidak anda sukai adalah, ketika mata uang tersebut mengalami krisis dan anda mau melepas asset anda.......pasar beku, tidak ada yang mau beli (atau harganya jatuh sekali). Atau anda dilarang menjual asset anda. Akhirnya anda harus memegang barang busuk. Apakah yuan memenuhi kriteria ini? Cina punya cadangan devisa sebesar US $ 4 triliun, tidak berarti pasar modal berbasis yuan besar.
Untuk persyaratan yang kedua ini, baru saja investor mengalami hal yang buruk. Ketika bursa saham Cina crash di tahun 2015 ini, pemerintah melarang institusi besar untuk menjual saham di portfolionya. Capital control adalah sesuatu yang haram bagi mata uang yang menjadi cadangan devisa.
Ketiga, negara itu cukup stabil ekonominya, sehingga resiko mata uangnya  terdepresiasi kecil. Kriteria ini agak meragukan dan dilain waktu akan kita bahas. Dulu Jepang juga dipersepsikan sebagai negara yang secara ekonomi stabil, tetapi sejak tahun 1990, dengan meletusnya bubble properti dan saham di Jepang, perekonomian Jepang sering goyah dan langkah-langkah ekonomi negaranya sering tidak masuk akal. Apakah persyaratan ini masih diperlukan? Bagi EOWI, tentu saja masih.
Keempat, ukuran ekonomi negara itu (Cina) besar dibandingkan dengan yang lain sehingga dalam perdagangan internasional menjadi penting. Internasionalisasi yuan bisa belangsung. Cina sedang mengarah kesana. Dimulai dengan perdagangan bilateral, yang bisa menggunakan yuan. Lama-lama makin banyak negara yang menyimpan yuan dalam cadangan devisanya (karena diperlukan untuk membeli barang-barang Cina).

Bisakah SDR atau Yuan menggantikan US Dollar?
Lupakan ide yuan masuk ke dalam SDR. Itu dampaknya kecil terhadap US dollar. Kita tanya skenario yang lebih jauh, yang lebih menohok dollar, yang lebih punya pengaruh terhadap nasib US dollar. Yaitu: Bisakah SDR atau Yuan menggantikan US Dollar?
Secara definisi dan rancangannya, SDR tidak bisa menggantikan US dollar. SDR bukan mata uang. Andaikata mau dipaksakan, saat ini semua SDR yang beredar hanya ada dengan US$ $280 milyar dan 40% nya adalah US dollar (US$ 112 milyar). Apakah ini cukup untuk dipakai dalam perdagangan dunia? Cadangan devisa Indonesia yang katanya cukup untuk kebutuhan impor selama 7 bulan saja adalah US$ 110 milyar.
Orang yang berpikir waras akan mengatakan bahwa bulan Oktober 2015 atau 2016 atau......katakan lah 2020, SDR belum bisa menggantikan US dollar. Sebagai contoh, pergantian pounds sterling ke dollar memakan waktu cukup lama dan bertahap, dari 1914 sampai 1950. Memang ada yang berjalan cepat, yaitu pergantian mata uang cadangan devisa dari US dollar berbasis emas ke US berbasis no-thing (fiat) di tahun 1971. Cuma dalam hitungan beberapa detik…… mungkin menit. Pergantian peran sebagai cadangan devisa global antara 2 mata uang fiat akan memakan waktu yang lama.
Seandainya US dollar digantikan oleh mata uang lain sebagai mata uang dunia, kapan waktunya. Untuk pertanyaan ini waulahualam, hanya Allah yang tahu. Mungkin antara tahun 2030 – 2050. Di masa itu harga minyak bisa mencapai $400/bbl dan emas mungkin sampai $10,000 per oz. Tetapi sampai waktu tersebut datang.....,dan sampai 10 tahun ke depan….., target EOWI adalah di level $30/bbl dan $600/oz mungkin akan dilalui dulu. Apakah saya masih hidup di tahun 2030 - 2050 untuk menyaksikannya......, entahlah.
Bagaimana dengan yuan? Bisakah yuan menjadi mata uang cadangan devisa. Jawabnya bisa dan berjalan perlahan-lahan. Dan opini EOWI:
Nasib perjalanan  yuan saat ini tidak akan jauh dari nasib perjalanan yen Jepang dimulai dari tahun 1990.
Tidak heran kalau harganya saat ini jatuh. Dan kejatuhan yuan saat ini adalah awal dari kejatuhan yang panjang..........Maka hati-hatilah memegang yuan........
Sampai lain kali….bye.
 


Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.

Saturday, August 15, 2015

Bantu Membantu Pembaca EOWI



Ada beberapa perkembangan yang bisa dijadikan topik bahasan di EOWI. Pertama adalah mengenai SDR, masuknya Yuan ke dalam SDR, mata uang super (super currency) yang dikeluarkan oleh IMF. Yang menarik untuk dibahas bukan masalah masuknya, tetapi kenapa kami di EOWI cuek banget, mengenai hal ini. Seakan tidak akan ada dampaknya apa-apa. Padahal topik ini cukup ramai dibicarakan (di-beo-kan) oleh yang mengaku pakar ekonomi.
Topik kedua adalah lanjutan kisah tentang rupiah: naik turunnya rupiah, mungkin lebih tepat, jebloknya dan tererosinya rupiah sepanjang jaman. Memang rupiah dalam 1 dasawarsa (10 tahun), tidak pernah menguat....., trendnya turun atau stabil terhadap US dollar. Bukannya ngenyek tetapi kenyataannya begitu.
Topik ke tiga adalah mengenai pasar modal. Menurut perkiraan EOWI, crash yang EOWI ramalkan sudah dalam fase permulaan.
Topik ke empat mengenai harga minyak yang sempat menembus supportnya $42 per bbl, walaupun bisa rebound, tetapi level ini akan dicoba untuk ditembus lagi. Apa implikasinya jika harga minyak terhadap negara-negara penghasil minyak, OPEC dan non-OPEC.
Topik berikutnya adalah menjawab pertanyaan2 pembaca EOWI. Ada beberapa pertanyaan pembaca yang mudah untuk dijawab. Dan sekarang akan kami jawab.
Beberapa pembaca mengatakan bahwa EOWI sudah berselingkuh dan tidak lagi cinta terhadap asset riil. Bukannya kami tidak cinta terhadap asset riil, tetapi asset riil saat ini harganya sudah mem-bubble. Properti, emas, perak......bukan lagi asset riil tetapi asset bubble yang siap meledak (atau dalam proses peledakan). Jangan pegang petasan yang sumbunya menyala!!! Tangan kalian akan terluka. Itu sebabnya EOWI berubah menjadi pemandu sorak US dollar, bukan emas, perak, properti yang sudah mem-bubble. Pada masanya nanti, EOWI akan kembali ke asset riil yang asli, bukan asset real-bubble.
Itu untuk pembaca yang masih belum mengerti alasan EOWI berpindah group, dari pemandu sorak asset riil (asset riil yang disoraki sampai-sampai berubah menjadi asset bubble).
Disamping itu banyak pembaca EOWI yang berkecimpung di bidang minyak dan komoditi pertambangan yang mengirim email atau komentar di EOWI, meminta saran, apa yang sebaiknya dilakukan menghadapi secular bear market di sektor komoditi.
Kami di EOWI tidak mendalami bidang finansial personal, bidang yang mengelola dana pribadi dan keluarga, separti Suze Orman. Pengalaman kami melewati masa secular bear market sektor komoditi hanya sekali yaitu tahun 1980 – 2000. Pada waktu itu kami hanya go-with-the-flow saja. Tanpa ada perencanaan. Saat ini kami memang punya rencana, tetapi apakah rencana ini baik atau tidak, kami tidak tahu.
Mungkin diantara pembaca EOWI ada yang berkecimpung di bidang yang mirip dengan Size Orman mau memberi saran. Berikut ini ada beberapa pembaca EOWI yang membutuhkan bantuan. Termasuk saya.
Berikut ini email/komentarnya:
A.     Untu:
Bung imam,
Saya pekerja Migas yang terkena PHK dengan job market yang sulit saat ini, terutama di sektor Migas, keliatannya agak sulit untuk kembali bekerja uang pesangon apa sebaiknya untuk pelunasan KPR rumah (dengan 100 persen pesangon) atau di belikan dengan dolar dengan harapan nilainya akan naik dan mencukupi untuk membayar cicilan KPR?
Mohon tips2nya bagi kami kami para pekerja Migas yang sudah terkena lay off saat ini, untuk survive di era bearish komoditas ini.
Salam,
Untu

B.     Anony July 26
Hi Pak IS,
Saya mempunyai pertanyaan yang mirip2 dengan bapak diatas.
Saya seorang pekerja di jakarta. baru kerja 5 tahun dari sejak lulus kuliah. ada kepikiran untuk membeli mobil atau rumah.
Jadi saya berpikir nya begini. Akan lebih untung jika saya membeli rumah & Mobil dengan cara kredit dengan jangka waktu yang panjang daripada dibeli dengan cash. jadi uang cash & monthly salary yang saya miliki sekarang lebih baik di simpen di USD  dan sebagian bayar kredit.
Gak tahu itu pikiran waras apa bego?
Anony July 26
Kami persilahkan pembaca untuk ikut memberi saran kepada rekan-rekan yang berkecimpung di sektor komoditi ini.
Saran saya cuma satu: Jangan percaya pada investasi yang too good to be true. Pada secular bear market sektor komoditi 1980 – 2000, ada tiga gelombang PHK yang sifatnya global, yaitu tahun 1985/85, tahun 1992/93 dan 1999/2000. Pada masa ini banyak para PHKwan dengan duit setumpuk dan tidak tahu harus berbuat apa. Ketika muncul proposal investasi, mereka berbondong-bondong menceburkan diri kesana dan tenggelam. Tahun 1992/93 ada bisnis susu fermentasi {(No.12)- PENIPU, PENIPU ULUNG, POLITIKUS DAN CUT ZAHARA FONNA} dan bisnis peternakan cacing {(No.14) - PENIPU, PENIPU ULUNG, POLITIKUSDAN CUT ZAHARA FONNA}. Untuk tahun 1999/2000, muncul Ramly Araby dengan Q-SAR nya {(No.13) - PENIPU, PENIPU ULUNG, POLITIKUSDAN CUT ZAHARA FONNA}. Untuk gelombang PHK tahun 1985-1986, jika ada kemunculan penipu, saya tidak tahu, karena saya baru kembali dari Canada.
Sekali lagi, kami persilahkan pembaca untuk ikut memberi saran kepada rekan-rekan yang berkecimpung di sektor komoditi ini.
Salam, moga-moga akhir pekan yang panjang ini EOWI bisa menerbitkan beberapa artikel.
 



Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.