___________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Doa pagi dan sore

Ya Allah......, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari tekanan hutang, pajak, pembuat UU pajak dan kesewenang-wenangan manusia.

Ya Allah......ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim dan para penarik pajak serta pembuat UU pajak selain kebinasaan".

Amiiiiin
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________

Wednesday, January 27, 2016

Uni Soviet dan Saudi Arabia



Sejarah merupakan topik yang EOWI sukai. Sejarah yang EOWI maksud bukan sejarah seperti yang didefinisikan oleh Napoleon: “Sejarah adalah satu set kebohongan yang diakui bersama sebagai kebenaran”. Tetapi merupakan data-data dimasa lampau yang bisa diambil hikmahnya dan digunakan untuk analogi kasus-kasus dimasa kini dan yang akan datang. Kita akan melihat sejarah kehancuran sebuah negara dan hikmahnya akan digunakan untuk memperkirakan arah dan nasib negara yang saat ini ada di depan mata kita.
Kalau anda lahir sebelum tahun 1980 dan sesudah tahun 1920, maka nama Uni Soviet tidak asing bagi telinga anda. Dengan luas wilayah lebih dari 22 juta kilometer persegi sebelum mengalami keruntuhan, negara ini termasuk yang terbesar di dunia dalam hal wilayah, dan pengaruhnya juga berimbang dengan Amerika Serikat. Tetapi pada tahun 1991 negara ini runtuh berantakan, menyisakan pecahan-pecahan yang dulunya merupakan negara bagian dari Uni Soviet ini, antara lain Russia, Belarussia, Georgia, Kazakhstan, Turkmenistan, Uzbekistan, Estonia, Azerbaijan, Ukraina dan sederet lagi terlalu panjang untuk dituliskan satu per satu.
Uni Soviet yang didirikan tahun 1922 akhirnya runtuh dari dalam, di tahun 1991 karena kehancuran ekonominya.

Uni Soviet adalah sebuah negara konfederasi negara-negara sosialis yang didirikan pada tahun 1922. Motornya adalah Russia, baik secara ekonomi, politik dan teknologi. Negara ini bukan negara yang monolitik dalam arti budaya, agama dan etnik. Kata etnik mungkin lebih tepatnya disebut bangsa. Misalnya Estonia, Latvia dan Lithuania termasuk negara-negara Baltik. Estonia yang secara ras dan bahasa lebih dekat ke Skandinavia dari pada ke Russia. Seorang Estonia bisa berkomunikasi dengan baik dengan seorang Swedia dengan menggunakan bahasanya masing-masing. Latvia dan Lithuania lebih ke arah Indo-Jerman yang dekat dengan Polandia.
Juga Kazakh, Kirgiz dan Uzbek secara bahasa dan ras lebih dekat ke Turki dari pada ke Russia. Seorang pelajar Uzbek di Turki yang saya pernah jumpai, dengan sangat mudah bekomunikasi dengan orang-orang Turki. Dan mayoritas agama mereka adalah islam yang berbeda dengan Russia yang katholik orthodok. Yang juga majoritas islam sunni adalah Tajikistan, dengan bahasa yang serumpun dengan Iran.
Belum lagi antara Armenia dan Azerbaijan, yang dulunya sering berperang. Dan yang terakhir di sekitar tahun 1990, dalam konflik Nagorno-Karabakh. Azerbaijani yang mayoritas muslim syiah lebih dekat ke Turki dari segi bahasa dan ras dan walaupun bertetangga dengan musuhnya Armenia yang bahasanya berakar pada bahasa Indo-Eropa dan agamanya katholik orthodok timur.

Basis ekonomi Uni Soviet adalah komoditi. Sumber mineral yang menjadi andalan adalah minyak dan gas, mangan, titanium, emas, perak dan chromit. Dengan wilayah luas maka pertanian dan hasil hutan (kayu) juga merupakan andalannya.
Setelah perang dunia ke II, Uni Soviet terlibat perang dingin dengan Amerika Serikat. Secara teknologi, mereka pada awalnya unggul. Uni Soviet adalah negara pertama yang meluncurkan satelit sputnik dan manusia ke ruang angkasa. Amerika Serikat menyusul beberapa tahun kemudian.
Naik-turunnya ekonomi Uni Soviet sejalan dengan siklus komoditi. Antara tahun 1945 – 1950, pertumbuhan GDPnya di atas 10% per tahun dianggap sebagai pertumbuhan mukjizat (seperti Cina pada periode 1990 - 2010 atau Jepang 1970 – 1990) di motori oleh commodity bull market dan pembangunan paska perang.  Kemudian, antara tahun 1960 – 1978, pertumbuhannya sekitar 4.8% per tahunnya. Rupanya commodity secular bull market 1970 – 1980, tidak banyak berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi Uni Soviet yang masih bisa dibilang baik ini.
Yang menarik adalah ketika Uni Soviet terlibat ke dalam kancah perang di Afghanistan di tahun 1978. Milisi Mujahidin menjadi lawannya yang tangguh. Uni Soviet masuk ke kancah perang Afghanistan di saat yang salah. Harga minyak anjlok 2 tahun sejak dimulainya perang Afghanistan untuk kemudian memasuki periode commodity secular bear market. Harus diingat bahwa produksi minyak Uni Soviet di masa itu adalah terbesar setelah Saudi Arabia. Jadi bisa dibayangkan bagaimana ketergantungan Uni Soviet pada revenue ekspor minyak khususnya dan bahan komoditi lain umumnya. Ketika commodity secular bear market tiba, Uni Soviet melihat pemasukan hard currencynya merosot. Demikian juga ekonominya.
Ekonomi Uni Soviet melorot, sampai di bawah 2% saja antara tahun 1978 – 1998 dan terus menurun, kemudian stagnan sampai akhirnya terpuruk. Tentara Uni Soviet kalah dan harus ditarik mundur dari Afghanistan di tahun 1988.
Keterpurukan membuat kondisi dalam negri Uni Soviet menjadi bergejolak. Glasnost dan Perestroika yang muncul ketika Gorbachev naik menjadi sekretaris general partai komunis Soviet adalah perwujudan dari gejolak yang disebabkan oleh ekonomi yang stagnan. Orang mau ada perubahan. Uni Soviet kehilangan pengaruhnya di Eropa Timur. Pakta Warsawa bubar dan tembok Berlin runtuh di tahun 1989, yang merupakan simbol keruntuhan komunisme di Eropa.
Tidak hanya pengaruh Uni Soviet kehilangan pengaruh di Eropa, tetapi di dalam negrinya mengalami ketegangan antar sesama anggota konfederasi. Perang antara Azerbaijan dengan Armenia (1988 – 1994). Belum lagi pemberontakan Chenchen (1991 – 1994) terhadap Russia yang dimulai ketika Uni Soviet dibubarkan di tahun 1991.
Itulah nasib negara yang disebut Uni Soviet yang akhirnya runtuh. Padahal banyak orang pandai, terpelajar yang terbaik di dunia hidup disana. Tetapi ketika sumber ekonominya mengalami kejatuhan dan negara melibatkan diri ke dalam perang, maka ada peluang terjadinya keruntuhan negara itu.
Itu Uni Soviet.
Sekarang kita mau melihat Saudi Arabia. Jika kita ingin membuat analogi, pertanyaan yang pertama harus diajukan adalah: Adakah persamaan antara Saudi Arabia dengan Uni Soviet?
Yang jelas:
  1. Ekonominya bergantung pada minyak (dan bahan komoditi), bahkan untuk Saudi, minyak adalah gantungan ekonomi satu-satunya.
  2. Negara sosialis. Perencanaan terpusat dan bahan kebutuhan disubsidi pemerintah.
  3. Walaupun Saudi Arabia bukan multi-etnik, tetapi rakyat Saudi secara tradisi mengutamakan kabilah atau klan. Dan mereka secara historis sangat fanatik terhadap klannya. Harus diingat, negara Saudi Arabia muncul karena kemenangan peperangan klan al-Saud yang didukung oleh Inggris atas klan al-Rashid yang didukung oleh Turki Ottoman. Kata Saudi berasal dari kata al-Saud, klan yang berkuasa saat ini.
Dalam lingkup yang lebih besar dari klan, yaitu terpecahnya rakyat Saudi menjadi dua (2) sekte, syiah yang mayoritas di provinsi timur yang kaya minyak dan sunny.  Kaum syiah di Saudi Arabia relatif terkucilkan. Banyak diantaranya melakukan pekerjaan-pekerjaan kasar. Dan kaum syiah ini secara emosi merasa lebih dekat ke Iran, Persia dari pada ke kaum sunni Wahabi di Riyadh.
  1. Soviet pada saat dimulainya commodity secular bear market, terjun ke dalam kancah perang dengan Afghanistan mujahidin yang didukung secara persenjataan dan finansial oleh Amerika Serikat. Sedangkan Saudi di periode awal commodity bear market terlibat perang dengan Yaman dan tidak langsung menduking ISIS dan al Qaeda di Syria.
  2. Uni Soviet kehilangan banyak sekutunya di Pakta Warsawa, sedangkan Saudi Arabia punya potensi kehilangan dukungan Amerika Serikat yang saat ini sedang merapat ke Iran. Di samping itu Amerika Serikat juga terlibat konflik dengan ISIS dan al Qaeda yang didukung Saudi Arabia secara persenjataan dan finansial. Musuh Amerika Serikat adalah perpanjangan tangan Saudi Arabia. Sehingga peluangnya cukup besar, bahwa Amerika akan meninggalkan Saudi.
Itu persamaan dan kemiripan Saudi Arabia dengan Uni Soviet.
Tentu saja banyak perbedaannya. Berikut ini merupakan perbedaan yang membuat posisi Saudi lebih baik dari pada Uni Soviet.
  1. Saudi tidak sebesar Uni Soviet dalam arti Uni Soviet ambruk karena beratnya sendiri.
  2. Banyak rakyat Saudi praktis tidak bekerja. Yang bekerja adalah orang asing, para expatriates. Sehingga, tidak ada istilah diPHK bagi rakyat Saudi. Dan keresahan sosial akibat kehilangan pekerjaan bisa dijaga.
Ada juga perbedaan-perbedaan yang membuat posisi Saudi Arabia lebih buruk dari Uni Soviet antara lain:
1.   Saudi  tidak membuat senjatanya sendiri, melainkan membeli dari negara lain dengan harga yang lebih mahal dari pada membuatnya sendiri. Ini sangat penting bagi negara yang berada dalam perang terbuka (dengan Yaman). Jika ada embargo dari negara pemasok senjata, maka tamatlah riwayat Saudi.
2.  Harga minyak masih akan terus tertekan dan tekanan deflationary saat ini lebih kuat dari sekedar tekanan secular bear market biasa.
3.    Saudi mungkin bisa kehilangan sekutunya yang paling dekat yaitu Amerika, karena:
  • Minyak Saudi sudah tidak dianggap strategis lagi oleh Amerika Serikat.
  • Produksi minyak Saudi dianggap mematikan perusahaan shale oil/gas Amerika Serikat
  • Dukungan yang sembunyi-sembunyi tetapi jelas seperti disiang bolong Saudi kepada al Qaeda dan ISIS yang jelas-jelas musuh Amerika dan sekutunya di Eropa.
  •  Walaupun kecil, Saudi bertempur di dua front, yaitu Yaman (perang langsung), Syria (proxy).
Saat ini posisi Saudi Arabia masih kuat secara ekonomi, sehingga tidak akan kolaps dalam waktu dekat ini. Kata kuncinya “dalam waktu dekat ini”. Cadangan devisa Saudi Arabia memang besar, pada puncaknya mencapai $750 milyar yang hampir sama dengan GDPnya di awal tahun 2015 di saat harga minyak masih di atas level $ 100/bbl. Ketika harga minyak jatuh dari level $100/bbl ke level $50/bbl, cadangan devisa ini susut cukup drastis, sekitar $ 95 - $ 100 milyar per tahun, atau sekitar $ 8 milyar per bulan. Ada beberapa analis yang memperkirakan sekitar $ 20 milyar per bulan. Tetapi data menunjukkan sekitar $ 8 milyar.
Chart- 1 Cadangan Devisa Saudi Arabia and Harga minyak
Sekarang harga minyak di level $30/bbl. Berpegang pada asumsi ceteris paribus atau jika semua sama maka cadangan devisa Saudi akan turun lebih drastis dan budget defisitnya pun akan semakin melebar pada harga minyak $30/bbl. Setidaknya bisa sampai $21 milyar per bulannya. Mungkin demikian analis di atas memperoleh angkanya. Kalau demikian maka dalam setahun dengan level harga minyak di kisaran $30/bbl, maka Saudi Arabia akan defisit sebesar $240 - $250 milyar. Artinya dalam 3 tahun cadangan devisanya bisa habis.
Angka $250 milyaran setahun mungkin bukan perkiraan kasar. Defisit fiskal Saudi Arabia di bulan September 2015 mencapai 22% dari GDPnya atau $156 milyar. Padahal saat itu harga minyak masih di level $40/bbl. Dengan harga minyak sekitar $30/bbl, defisit bisa mencapai 35% GDP atau $265 milyar. Berapa lama Saudi Arabia bisa bertahan?
Chart- 2 Defisit Anggaran Saudi dan Harga Minyak
Pertanyaan itu tentu sudah dipikirkan oleh pemerintah Saudi. Saudi Arabia akan berusaha memotong anggarannya, dengan memotong subsidi, mendevaluasi mata uang riyal nya dan mencari hutangan untuk menutup defisitnya. Untuk memotong subsidi, sudah dilakukan terhadap harga bensin dengan menaikkan harga jualnya. Mendevaluasi riyal, adalah langkah dimasa datang. Kita akan lihat langkah ini diambil oleh Saudi Arabia.
Berikutnya adalah menurunkan tingkat keteribatannya di Yaman, kalau bisa. Kata kalau bisa adalah penting, karena medan perang dengan Yaman adalah bagian kesatuan dari permusuhan dan perebutan pengaruh di Timur-Tengah dengan Iran.
Selanjutnya adalah memotong dukungan finansial dan persenjataan kepada al-Qaeda dan ISIS, kalau bisa. Kata kalau bisa adalah penting, karena medan perang dengan Yaman adalah bagian kesatuan dari permusuhan dan perebutan pengaruh di Timur-Tengah dengan Iran.
Jadi EOWI skeptis dengan kedua usaha pemotongan budget Saudi Arabia di atas.
Usaha berikutnya adalah mencari hutangan. Ini bisa mudah dan bisa susah. Sebab investor akan berpikir untuk mempertimbangkan resikonya. Saudi terdiri dari banyak klan dan terkotak-kotak. Jika nantinya Saudi Arabia berubah menjadi Rashidi Arabia atau Bantani Arabia atau Falembani Arabia....., atau lainnya, apakah hutang-hutang Saudi masih akan dibayar oleh dinasti berikutnya? Saat ini mungkin masih belum terpikirkan oleh kebanyakan investor. Tetapi nanti jika pertentangan antar klan terjadi, ceritanya akan lain.
Dari semua cerita di atas, apakah sudah bisa menjawab pertanyaan, apakah nasib Saudi akan seperti Uni Soviet......, mungkin seperti Libya, mungkin juga seperti Irak? Kisahnya masih terbuka. Memang tujuan tulisan ini bukan ingin menjawab pertanyaan tersebut, melainkan untuk menstimulasi khayalan pembacanya agar melayang-layang jauh ke angkasa. Yang pasti, perang Uni Soviet – Afganistan berlangsung selama 9 tahun sebelum menyeret Uni Soviet ke liang keruntuhan. Apakah untuk kasus Saudi Arabia akan seperti itu? Sembilan tahun? Entahlah......., khayalkan lah sendiri. 

Dan untuk menambah khayalan itu, silahkan pembaca memasukkan faktor kontraksi GDP alias pemiskinan yang menurut sejarah akan terjadi dalam 5 tahun mendatang. Begitulah sejarah masa lalu. Tetapi untuk kali ini harus ditambahkan faktor tekanan deflationary global serta tidak dominannya Saudi sebagai produser minyak dunia dan kedua faktor ini bisa membawa koreksi GDP Saudi lebih dalam dibandingkan periode tahun 1980 – 1985.



Chart- 3 GDP per kapita Saudi Arabia, berpotensi melorot 50% dalam 5 tahun mendatang

Harus diingat bahwa yang paling berat merasakan kemalangan ini adalah  mayoritas kelas menengah, bukan pada para pangeran kaya. Kemiskinan dan penderitaan tidak menelurkan kerusuhan, kecuali jika ada orang-orang kaya diantara mayoritas orang miskin dan sengsara. Ini yang akan menyulut kecemburuan sosial dan akhirnya bermuara ke clash dan pemberontakan.
 

Sampai disini dulu, jaga kesehatan dan tabungannya baik-baik. Semoga Tuhan melindungi anda sekalian dalam mengarungi Gejolak 2014 – 2020.

Jakarta, 26 Januari 2016
 


Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.

Friday, January 22, 2016

Mail Box – Januari 2016



Saya melihat-lihat komentar-komentar pembaca dan juga email yang dikirimkan ke saya. Saya pikir, ada baiknya jika komentar dan pertanyaan ini saya sunting. Sebab ada kalanya sebuah pertanyaan sudah dijawab oleh komentar lainnya. Dan seandainya saya rasa masih kurang, maka akan saya tambahi sedikit.
Karena ketidak-adaan nama, maka agak menyulitkan EOWI untuk mengindentifikasi pemberi komentar/pertanyaan. Alangkah baiknya jika pembaca menjadi follower dan memberikan indentifikasinya (cukup nama cyber) sehingga kami atau pembaca lain bisa menanggapi dan sasarannya lebih tepat.
Kita mulai saja dengan pertanyaan dari .........(nah ‘kan susah menyebutkan sumber penanya)

Anonymous December 31, 2015 at 12:36 PM
Dear Pak Is, selamat tahun baru 2016.
Ini pertama kali nya saya ikutan nimbrung setelah beberapa lama tertarik dengan blog Bapak. Selama saya mengikuti blog ini Bapak selalu bilang tentang short dollar.
Maaf karena saya awam tentang ekonomi, namun yang saya baca ekonomi Amerika juga gak bagus bagus amat, apa ada kemungkinan justru dollar yang jeblok. Karena yang saya baca Bank Bank besar Amerika juga gak sehat.
Citigroup
Total Assets: $1,808,356,000,000
Total Exposure To Derivatives: $53,042,993,000,000
JPMorgan Chase
Total Assets: $2,417,121,000,000
Total Exposure To Derivatives: $51,352,846,000,000
Goldman Sachs
Total Assets: $880,607,000,000
Total Exposure To Derivatives: $51,148,095,000,000
Bank Of America
Total Assets: $2,154,342,000,000
Total Exposure To Derivatives: $45,243,755,000,000
Morgan Stanley
Total Assets: $834,113,000,000
Total Exposure To Derivatives: $31,054,323,000,000
Wells Fargo
Total Assets: $1,751,265,000,000
Total Exposure To Derivatives: $6,074,262,000,000
Kalau sempat tolong Bapak ulas tentang hal tersebut
Terima Kasih
Ternyata dari pembaca lain ada komentar yang bisa menjawab pertanyaan ini. Berikut adalah komentar dari.......
Anonymous January 1, 2016 at 9:03 PM
Ada analyst dari negara paman Sam bilang tahun yang akan datang hutang-hutang triliunan dollar yang tertumpuk (QE the FED, BoJ, ECB, BoE) selama beberapa tahun sejak krisis finansial global akan lenyap dalam sekejap dan US Dollar jadi langka sehingga terjadi deflasi. Tetapi bagaimana hutang-hutang yang menggunung bisa hilang ? Ngemplang ?
Tambahan dari EOWI
Untuk lebih menjelaskan uraian di atas, akan saya ajukan sebuah pertanyaan:
“Kalau bank-bank ini tertimpa musibah derivative yang menjadi liability, apakah liability itu menimpa banknya atau US dollar?”
Tentu saja banknya. Dan bank-bank ini akan membutuhkan dollar untuk memenuhi kewajibannya. Dan kebutuhan itu jumlahnya besar. Selanjutnya.....silahkan tarik sendiri kesimpulannya.
Mungkin anda belajar dari pengalaman bahwa setiap ada krisis moneter di Indonesia (1998), banyak bank yang kolaps dan rupiah jeblok.
Untuk kasus Indonesia, ada pertanyaan yang bisa menerangkannya:
“Apakah di US, investor asing menanamkan modalnya dengan yuan, euro,.....ataukah dengan mata uang lokal (US dollar)?”
“Bagaimana dengan Indonesia? Apakah investor asing membawa masuk dollar atau rupiah ke Indonesia?”
“Jika investor asing keluar..... (dari US atau dari Indonesia), apakah mereka membawa US dollar atau rupiah?”
Jadi....., ketika krisis terjadi di US, bank-bank membutuhkan dollar untuk memenuhi kewajibannya. Sedangkan kalau krisis itu terjadi di Indonesia, Brazil, Argentina atau tempat lainnya, bank sentral setempat membutuhkan US dollar untuk membayar investor yang mau membawa uangnya keluar.

Pertanyaan dari Pram
Pak IS, bagaimana cara menghitung sampai pak is mendapat target 17000-18000 per dollar? Terimakasih
Jawaban EOWI
Dari analisa teknikal saja.

Anonymous January 8, 2016 at 1:07 AM
Banyak org/situs yg memprediksi gold akan turun. Tetapi gold msh bertahan utk saat ini.
Katakanlah prediksi gold turun ke depan nya. Akan tetapi hal tersebut bila diiringi dgn melemahnya rupiah thd usd..bukannya sama saja?
Mnurut saya ada investasi mata uang lain yg relatif aman dan stabil dibanding usd yg lbh volatile. Sayangnya disini bung Is hanya pemandu sorak usd.
Bgmn dgn SGD? Dollar australi?
Ayuk bung Is...monggoh dibahas juga. Akan menjadi sangat menarik utk blog inj bila tdk hanya membahas usd..tapi juga kesempatan mata uang lain..
Ada rumor bahwa poundsterling akan nyungsep dan menjadi tdk menarik. Bgmn pendapat bung Is?
Jawaban EOWI
EOWI memilih investasi yang aman, mudah dan hasilnya maksimum. Tema investasi kali ini adalah deflasi, credit crunch, pengempisan kredit. Pada saat ini jumlah kredit yang terbesar adalah dalam US dollar. Jadi pada saat terjadi credit crunch, kontraksi kredit, maka penyusutan US dollar akan lebih besar dari pada yang lainnya. US dollar akan menjadi mata uang yang paling dibutuhkan dari pada mata uang lainnya. Oleh sebab itu akan mengalami appresiasi terhadap mata uang lainnya.
EOWI tidak memilih emas, karena pada krisis ini tidak terjadi gold crunch dan tidak terjadi inflasi. Kalau emas belum turun sesuai dengan target (di bawah $ 700 per oz), maka kata kuncinya adalah belum. Seperti halnya bursa saham US...., baru mulai (turun).
EOWI juga tidak merekomendasikan bitcoin dengan alasan yang sama. Lagi pula bitcoin adalah senjata yang untuk memusuhi pemerintah secara terang-terangan. Bitcoin adalah perwujudan dari pemberontakan kepada pemerintah. Oleh sebab itu pemerintahan di dunia akan berusaha membuat bitcoin illegal. EOWI tidak mau berhadapan dengan pemerintah secara frontal. Lebih baik memanfaatkan ketidak becusan pemerintah.

Asuransi (December 30, 2015 at 8:59 PM)
Secara year to date per Rabu (30/12), valuasi rupiah sudah terkoreksi 11,3% dari posisi Rp 12.388 menjadi Rp 13.788 per dollar AS. Berarti, investor yang menghimpun dollar AS sepanjang tahun 2015 setidaknya sudah memperoleh imbal hasil lebih dari 10%.
Imbal hasil tersebut lebih tinggi ketimbang return jejeran instrumen investasi lainnya. Bandingkan dengan Jakarta Composite Index (JCI) yang minus 12,12% ke level 4.593 pada periode sama.
Lalu rata-rata return obligasi pemerintah yang tercermin pada INDOBeX Government Total Return hanya tumbuh 3,3% ke level 180,37.
Sementara rata-rata return obligasi korporasi yang terlihat pada INDOBeX Corporate Total Return terangkat 9,88% ke level 196,53.
Harga emas antam Rabu (30/12) tercatat Rp 545.000 per gram. Angka tersebut naik 4,8% atau Rp 25.000 ketimbang posisi akhir tahun 2014 yang tercatat Rp 520.000. Sebaliknya, harga buyback tercatat Rp 469.000, turun Rp 3.000 dibandingkan akhir tahun lalu.
Source : http://investasi.kontan.co.id/news/2015-investor-dollar-as-raih-return-tertinggi
EOWI VS Hanif
EOWI : USD Cash
Hanif : instrumen investasi yang bakal mencetak return paling tinggi adalah efek saham. Ia memprediksi, JCI bakal bertengger di level 5.500 tahun depan.
Silakan yang lain komentarnya, gue ikutan EOWI aja.
Yang jadi masalah besar gue adalah, jualan asuransi gue turun terus mau dipajaki. Lempar parang
Tanggapan EOWI
JCI di level 5,500?........Taksiran EOWI di bawah 4,500.
Secara teknikal IHSG atau JCI akan menuju 1,000 pada krisis ini. Apakah itu tahun 2016 ini atau tahun 2018.....kami tidak tahu.

Blogger Aretha
Sebaiknya blog ini di isi oleh orang2 waras saja... yang lagi sterss janganlah menulis di sini, apapun agama anda , mau sok kristen, mau sok islam terserah...
Menjadi orang baik tak perlu menonjol kan agama., yang penting jaga kelakuan dan jangan mengganggu orang lain...
Marilah menambah ilmu (ekonomi) dengan berdiskusi yang berkenaan dengan ekonomi di blog yang menarik ini ..... Berminat diskusi soal agama? Mbok ya jangan di sini tho mas ....
Terima kasih.
Tanggapan EOWI
Terima kasih atas komentarnya.
Kalau anda membaca di bagian atas blog ini, tertulis:
Kalau anda merasa kurang nyaman dengan ilmu sejarah, agama, ekonomi, sosial dan politik yang diajarkan di sekolah, dan ingin mencari jawaban yang objektif, maka disinilah tempatnya. Blog ini membahas masalah makro ekonomi, politik dan investasi dari sisi pandangan orang waras dan yang berjiwa merdeka. Fokus Utama: Saham, Emas, Mata Uang, Bond, Perundang-Undangan, Ke(tidak)bijaksanaan Pemerintah, Politik, Ekonomi Makro
Disitu ada kata-kata sejarah, agama, sosial politik, perundang-undangan dan ketidak bijaksanaan pemerintah. Kesmuanya itu memperngaruhi pola hidup suatu masyarakat dan akhirnya bermuara ke ekonomi.
Tentang akhir-akhir ini EOWI sering menggunakan kata nubuat, adalah karena anjuran seorang pembaca Gejolak 2014 – 2020 untuk mengganti kata “prediksi” dengan “nubuat”. Setelah kami pikir-pikir...., kata “nubuat” lebih kelihatan “sexy”. Sejak itu kami menukar kata “prediksi” dengan “nubuat”.

Blogger Ghaisan Nadhif
Bung is, mohon sarannya, karena saya masih awam dalam hal investasi.
Saya ada sedikit kelebihan dana, rencana akan saya investasiksn untuk menambah reksadana yang saya miliki. Apakah saat ini tepat untuk membeli / menambah investasi reksadana ? Paling cocok yang tenor pendek, sedang atau panjang ?
Mohon sarannya Bung Is,
Tanggapan EOWI
Mas Ghaisan Nadhif,
Kami di EOWI hanya menceritakan apa yang kami pikirkan, rencana kami dan apa yang kami perbuat/akan perbuat. Kami tidak memberikan rekomendasi kepada pembaca, karena tanggung jawabnya besar untuk tindakan seperti itu.
Untuk pertanyaan anda, kami hanya bisa memberikan pandangan saja. Jangan anggap hal ini sebagai rekomendasi.
Menurut pandangan kami, harga saham akan turun. Oleh sebab itu saat ini kami di EOWI tidak punya asset yang berbentuk saham, unit link atau semua yang ada kaitannya dengan saham. Bahkan kami sedang berpikir dan mencari jalan dan merencanakan untuk melakukan short selling saham.
Secara teknikal, IHSG akan ke level di bawah 1,000. Apakah level ini akan tercapai... entahlah.
EOWI akan mempertimbangkan saham lagi setelah tahun 2018, mungkin setelah tahun 2020 kalau memang waktunya sudah tepat.

Anonymous January 15, 2016 at 11:37
Kalo harga komoditas turun, kenapa beras malah naik ya harganya dah gitu jelek lagi.
Tanggapan EOWI
Bukan harga beras (internasional) yang naik, tetapi nilai rupiah yang turun. Lagi pula, harga beras ‘kan dikontrol pemerintah. Tanyalah ke pemerintah. Hal yang sama berlaku dengan harga tarif listrik dan harga BBM.

Anonymous January 15, 2016 at 12:58 PM
Bung IS
Bgmn prediksi minyak stlh menyentuh 30? Apakah akan rebound atau malah nyungsep?
Warren B. Sedang membeli saham oil dalam jumlah yg besar.
Apakah minyak akan rebound?
Anonymous January 17, 2016 at 11:05 AM
Harga komoditas turun di pasar INTERNASIONAL, harga beras dll. naik di pasar DOMESTIK.
Harga minyak semakin menurun, sebagian perusahaan minyak akan bangkrut, barulah harga minyak akan rebound. Mungkin ada salah ketik bukan sampai 2030 tetapi 2020, karena tidak akan mampu bertahan sampai belasan tahun tetapi beberapa tahun saja sudah akan ada rebalancing.
GOLD FOR MONEY VALUES January 21, 2016 at 1:18 PM
AYO PAK IS.. SEKARANG MINYAK SUDAH 27$..
Anonymous January 17, 2016 at 9:49 AM
Bung IS, apa bisa dijelaskan jg.. ke depan akan lebih byk lagi negara2 yg jualan Bonds/Obligasinya krn tekanan defisit APBN mereka. Bgm Obligasi2 Indonesia bisa tetap bersaing melawan Obligasi2 dari negara2 kaya minyak kyk Saudi, Oman & Venezuela? Kira2 apa yg bikin pemodal tetap menarik menempatkan dananya di Obligasi Indonesia dalam kondisi seperti itu? Akankah Indonesia tetap dipandang mampu sebagai good boy dlm hal membayar hutang2nya?
Tanggapan EOWI
Harga minyak (juga harga bahan komoditi lainnya) akan rebound dan bergerak dalam kisaran $20 - $50 sampai tahun 2030 (bukan 2020). Harganya akan tetap tertekan.
Kalau Warren Buffet mulai mengambili saham minyak, entahlah. Dia punya team research yang kuat. Jadi punya sumberdaya untuk mencari barang murah. Sedangkan EOWI sampai saat ini belum sebegitu kuatnya.
Banyak negara yang bergantung pada komoditi seperti Indonesia akan mengeluarkan bond dan menumpuk berhutang. Pembeli bond selalu ada, tergantung pada harga yang ditawarkan. Yang resikonya besar, maka yieldnya akan tinggi. Negara-negara ini akan bersaing dengan yieldnya.
Persoalannya adalah apakah mereka bisa berhutang dan men-service hutangnya sampai secular commodity bull market mendatang (2030 – 2040) tiba? Itu pertanyaan lain. Dan itu merupakan topik untuk Geger 2025 – 2030 yang sedang kami pikirkan.
Catatan: entah kenapa EOWI mempunyai kecenderungan untuk meramalkan bencana.

Blogger christian
Pak IS, apa yang terjadi jika pemerintah china default ? akankah terjadi ? atau america yg default duluan?
Tanggapan EOWI
Pertama, yang default bukan pemerintah, tetapi bank. Dalam hal ini bank-bank komersial besar.
Kedua, yang didefault hutang dalam mata uang apa?
Jika bank sentral Cina tidak mampu membayar dana investor yang ingin hengkang dari Cina, maka yuan akan jatuh babak belur, karena investor meninggalkan yuan untuk lari ke luar dari Cina dengan US dollarnya, sedangkan bank sentral Cina susah payah mencari US dollar. Ini bisa terjadi, tetapi tidak pada krisis kali ini. Karena bank sentral Cina masih punya cadangan US dollar cukup banyak.
Jika bank-bank komersial bangkrut karena banyaknya NPL, kasihan nasabah lokal yang menyimpan uangnya di bank-bank itu. Ini akan memicu investor asing untuk keluar dari Cina. Dan .....mereka lari dengan US dollar.
Bagaimana kalau bank-bank besar US melakukan default, tidak bisa membayar tarikan dana nasabahnya?
Yang kasihan nasabahnya. Duitnya amblas. Kepercayaan pada bank turun, kepercayaan pada kredit juga turun. Kartu kredit, kartu debit mungkin tidak lagi dipercayai. Orang kembali ke jaman cash – duit kertas. Itu sebabnya EOWI menyukai paper cash, bukan cash equivalent.


Pertanyaan Hasan Halim
Halo Pak Imam,
Saya baru mengetahui blog EOWI anda dan benar2 sangat mantap pembahasan dan penjabaran Anda di blog.
Saya melihat portfolio sekarang adalah short rupiah, bagaimana cara short rupiah? Setahu saya tidak ada forex metatrader sejenis yang bisa short rupiah.
Mohon infonya.
Terima kasih.
Hasan
Tanggapan EOWI
Short rupiah artinya menjual rupiah, tidak menyimpan (banyak) rupiah dalam portofolio. Itu short pasif dan tanpa leverage.  Kalau mau dengan leverage, bisa pinjam rupiah (tentunya harus membayar bunga) dan menukarkannya dengan US dollar atau mata uang yang kita anggap akan naik harganya terhadap rupiah.

Email Adimas Aji
Apa kabar pak IS,
Tetangga tapi ga pernah ketemu hehehehe..
Anyway studi saya sudah selesai dapat master degree di Petroleum dengan pengorbanan waktu yang luar biasa untuk thesisnya. Sempat kena layoff di perusahaan lama bulan august kemarin, tp Allah memang Maha Baik, saya dapat oportunity join di Premier Oil di bagian produksi. Padahal kondisi oil price lagi seperti ini..ya tapi ga bisa bargaining jadi offering yang ada langsung saya accept.. hehehe..
Semoga ada waktu supaya bisa bincang2 dengan pak IS,ngobrol ngalor ngidul, he he he.. salam, Aji
Tanggapan EOWI
Mungkin pembaca heran kok ada orang yang tahu identitas IS. Sebabnya...., mudah saja. Amati orang-orang yang sering mengajak jalan doberman besar di......
Selamat atas pekerjaan yang baru dan lulusnya anda. Jadi pegawai yang manis sambil mengumpulkan skill. Kalau bisa fokus pada skill yang nantinya diperluka, on demand di tahun 2030 – 2040, secular commodity bull market yang akan datang sehingga bisa dijual mahal.
Untuk saya mungkin mau menerjuni bidang kecap atau susu sepertinya lebih baik bisnis kecap dan susu dari pada bisnis minyak





Sekian dulu, sampai lain kali.......


Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.

Monday, January 18, 2016

Penurunan Mutu Teroris Indonesia



Teroris Indonesia nampaknya mengalami penurunan mutu. Itu yang saya amati di TV yang menyiarkan saat-saat terjadinya pemboman di sekitar Sarinah, jalan Thamrin, Jakarta tanggal 14 Januari 2016.
Inilah poin-poin yang menjadi dasar bahwa saya mengatakan bahwa teroris Indonesia mengalami penurunan mutu.
1.      Dari 7 orang yang mati, 5 diantaranya adalah teroris itu sendiri. Artinya tidak effektif. Dibandingkan dengan aksi teror di Islambul di hari Selasa 13 Januari 2016, 1 teroris mati dengan membawa 10 lainnya ke alam baka.
2.      Mungkin bukan mutunya yang turun, tetapi sudah kehilangan objektif. Atau objektifnya berubah. Ini bisa dilihat strateginya. Mereka berada di tengah-tengah kerumunan orang, tetapi bukannya meledakkan bomnya, tetapi hanya menembaki polisi dengan pistol.
Hallooooo....., satu peluru cuma bisa mematikan 1 orang, tetapi itupun belum tentu mati. Cuma kena diperutnya dan masih bisa lari.
3.      Bahkan kemudian lari ke arah tempat parkir gedung Cakrawala, mondar-mandir seperti tidak tahu apa yang harus dilakukan, padahal mereka bisa masuk ke gedung untuk mencari obyek sasaran. Tetapi apa yang dipilih? Pohon!!! Apa mau kencing?? Kemudian apa yang terjadi?.....mereka (2 orang) meledakkan diri.
Halloooooo, apa sudah tidak ada sasaran lain kecuali pohon?
4.      Bom yang digunakan adalah type low explosive kelas bawah alias mercon, petasan. Itu bisa dilihat dari banyaknya asap ketika meledak. Saya katakan low explosive kelas bawah karena ada type low explosive yang lebih baik dari itu. Yang digunakan oleh teroris Sarinah ini adalah garam alkali nitrat atau alkali khlorat sebagai campurannya. Bukan (pupuk) ammonium nitrat yang daya ledaknya lebih tinggi dan juga mudah didapat (karena pupuk).
5.      Waktu serangan yang tidak tepat. Kalau mereka memilih jam 12 siang pada saat istirahat makan siang, restaurant-restaurant akan penuh dan para teroris akan bisa memperoleh banyak korban.
Kalau dibandingkan dengan kejadian bom Bali (2002 dan 2005) yang memakan korban ratusan orang, maka kualitas kerja pembom Sarinah seperti anak-anak, amatir.
Bom Bali 2002 dengan korban mati lebih dari 200 orang, dilakukan dengan penuh perencanaan seorang teroris professional. Besarnya bom sampai memerlukan mobil. Racikan bom, yang merupakan kombinasi high explosive, low explosive dan minyak. High explosive seperti TNT, RDX, HMX sulit diperoleh kecuali oleh pencuri yang ulung yang bisa menggerayangi penyimpanan bahan peledak militer (entah dimana) atau penyimpanan milik sipil di Momoi, Batam, atau gudang-gudang pembuat bahan peledak seperti PT Dahana. Kemudian, low explosive yang bahan dasarnya bisa diperoleh dengan cara yang lebih mudah, tetapi daya ledaknya jauh lebih rendah. Seperti campuran natriun nitrat (bahan membuat sosis dan corned beef) dengan gula bisa menjadi low explosive, keduanya bisa diperoleh dengan mudah. Atau campuran kalium khlorat dengan arang, juga keduanya adalah barang yang mudah didapat. Perbedaan antara bom Bali-1 dengan bom Sarinah, adalah jumlahnya dan taktiknya. Pada bom Bali-1 (2002), teroris meledakkan bom kecil di dalam cafe, untuk menggiring korbannya di luar cafe dan mendekati bom mobil yang lebih besar. Setelah itu pembantaian yang sesungguhnya baru dieksekusi.
Bom Bali-1 2002 yang menggunakan minyak (bensin?), juga salah satu bentuk tingkat professionalismenya yang tinggi. Mekanisme mematikan korbannya bukan dengan serpihan logam (shrapnels) tetapi menggunakan shock wave dan oxygen deprivation. Mekanismenya adalah ketika high dan low explosives  meledak uap minyak akan menyebar ke area yang luas. Kemudian meledak ketika terbakar dengan oksigen di udara menimbulkan shock wave (gelombang kejut) panas tanpa oksigen menghantam dada korbannya.
Bom Bali-2 (2005) terjadi di 3 tempat, masing-masing dilakukan oleh 1 orang. Korbannya 23 orang tewas. Artinya aksi teror ini cukup effektif, seorang teroris membawa mati 7 orang lainnya ke alam baka. Bom yang digunakan sama dengan bom Sarinah, yaitu low explosive, yang dibuat seperti petasan yang dililiti mur, baut dan logam-logam kecil lainnya sebagai shrapnels, serpihan yang mematikan (kalau kena dengan tepat). Bahwa dengan peralatan yang sama dengan bom Bali-2, tetapi korban yang dibawanya jauh lebih sedikit artinya bom bunuh diri Sarinah tidak effektif.
Peristiwa pemboman bunuh diri di hotel Mariott Kuningan tahun 2003, menewaskan 12 orang dengan 2 teroris. Dan masih ada 150 orang luka-luka. Pada masa ini bom mobil masih menjadi andalan teroris. Wajar kalau effektif. Tetapi harus dibandingkan dengan bom Bali-1 yang sama menggunakan mobil (lebih banyak bahan peledaknya).
Bom hotel Mariott ke II 2009, sudah menurun kwalitasnya. Ada 9 orang korban tewas bersama pelaku 2 orang yang ikut mati. Bom yang digunakan adalah type low explosive alias mercon.
Bom Marriott-2, Asap putih menunjukkan penggunaan low explosive
Bom BEJ tahun 2000, korbannya adalah 15 orang mati menggunakan bom mobil low explosive dan bensin yang diletakkan di area parkir bawah tanah. Apakah pelaku pemboman ini secara sengaja menggunakan bensin atau minyak, tidak bisa EOWI dipastikan. Tetapi dari asap yang ditimbulkannya yaitu awalnya berwarna putih dan disusul dengan asap berwarna hitam menunjukkan bahwa adanya minyak yang terbakar.

Bom BEJ dan asap hitam menyusul asap putih
Menurunnya effektivitas teroris bisa dilihat pada tabel di bawah ini. Terlihat bahwa rasio korban yang mati dibanding dengan teroris yang mati semakin menurun. Bahkan yang terakhir, lebih banyak terorisnya yang mati dari pada sasarannya.
Peristiwa
Tahun
Korban Tewas
Teroris Tewas
Korban/Teroris
Bom BEJ
2000
15


Bom Bali-1
2002
> 200


Hotel Mariott-1
2003
12
2
6
Bom Bali-2
2005
23
3
7.7
Hotel Mariott-2
2009
9
2
4.5
Bom Sarinah
2016
3
5
0.6

Peristiwa teror Jakarta tahun ini, saya pandang sebagai lelucon (mungkin tidak bagi keluarga korbannya, bahkan bisa disebut tragedi bagi keluarga korban). Tindak-tanduk para teroris selama menjalankan aksi terornya seakan tidak professional sama sekali. Perencanaan yang buruk seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Lucunya selama aksi teror berjalan, banyak orang yang mengabadikannya dengan video dan kamera HP di dekat para pelaku dan juga disiarkan di TV selama berlangsungnya kejadian itu.
Saya pikir, gerombolan monyet yang mengamuk, akan lebih ditakuti dari pada teroris seperti yang di jln. Thamrin tanggal 14 Januari lalu. Kalau para teroris itu pandai, mereka akan mengevaluasi kembali mutu anggota-anggotanya. Bukan tidak mungkin di masa yang akan datang, serangan teror hanya menewaskan para pelakunya tanpa ada korban sama sekali.
Moga-moga demikian yang terjadi dimasa datang. Para teroris cuma mau mati syahid, masuk syorga dan memperoleh bidadari yang banyak, tanpa harus membawa orang lain yang tidak sepaham dengan mereka.
Sekedar Pengetahuan
Berikut ini adalah topik lain yang hanya sedikit kaitannya dengan uraian di atas. Yaitu sedikit pengetahuan mengenai bahan peledak. Anggap saya sebagai glossary tentang bahan peledak.
Disamping itu, dengan pengetahuan ini, akan bisa membantu anda menaksir resiko, jika ada aksi teror bom disekitar anda. Dengan melihat type explosive yang digunakan apakah aman untuk tetap berada lokasi kejadian untuk mendokumentasikan jalannya peristiwa tersebut atau untuk menonton reality show jenis horor. Atau anda harus menyingkir jauh-jauh sebelum bom lanjutan yang besar meledak.
Bahan peledak dapat dikategorikan menjadi 2 golongan, yaitu high explosive dan low explosive. Low explosive adalah campuran bahan-bahan kimia yang masing-masing bahan tidak memiliki sifat sebagai bahan peledak. Sifat sebagai bahan peledak tercipta ketika bahan-bahan ini dicampurkan. Contohnya, kalium khlorat (KClO3) dan gula (C12H22O11) tidak mempunyai sifat sebagai bahan peledak. Tetapi jika keduanya dicampur, maka akan mempunyai sifat sebagai bahan peledak.
8 KClO3 + C12H22O11 (gula) --->  4 KCl (padat) + 12 CO2 (gas) + 11 H2O (gas/uap)
Persyaratan campuran agar bisa menjadi low explosive adalah:
  1. Ada bahan yang sifatnya oksidator, pemasok oksigen, seperti misalnya Kalium Khlorat (KClO3), Kalium Nitrat (KNO3) dan Amonium Nitrat (NH4NO3).
  2. Ada bahan bakarnya yang jika terbakar akan menghasilkan gas dan panas dalam jumlah yang besar. Contohnya gula, arang, belerang. Reaksi antara oksidator dan bahan bakarnya harus cepat. Jadi bisa saja kita memilih salami atau sosis yang reaksi pembakarannya lambat sebagai bahan bakar, seperti yang pernah dicontohkan di program TV Mythbuster. Tetapi penggunaanya bukan sebagai bahan peledak tetapi sebagai pendorong roket, atau propelan.
Daya ledak low explosive sangat bergantung pada kecepatan reaksi, yang dipengaruhi oleh halusnya butiran masing-masing komponen campuran dan homogenitas campuran. Dengan demikian, pencampuran yang buruk, akan menghasilkan low explosive yang rendah mutunya.
Low explosive sangat mudah dibuat karena bahan-bahannya bisa diperoleh dengan mudah. Amonium Nitrat dan Kalium Nitrat atau Natrium Nitrat adalah pupuk. Bahkan Kalium Nitrat atau Natrium Nitrat digunakan juga untuk membuat daging sosis dan corned-beef (kornet) berwarna merah. Arang, gula dan sejenisnya juga mudah diperoleh.
Low explosive yang klasik adalah campuran gula (20%) dengan Kalium Khlorat (80%) atau yang lebih klasik dari itu dikenal dengan nama black powder adalah campuran Kalium Nitrat 75%, arang 15% dan belerang 10%.
Ledakan low explosive selalu menghasilkan asap putih. Asap ini adalah padatan halus yang berterbangan, yang merupakan hasil reaksi peledakan. Contohnya reaksi antara gula dan Kalium Khlorat menghasilkan Kalium Khlorida (KCl) yang padat. Demikian juga black powder yang klasik menghasilkan Kalium Sulfida (K2S).
2 KNO3 + 3 C  + S --->  K2S (padat) + N2 (gas) + 3 CO2 (gas)
Low explosive sebenarnya masih satu keluarga dengan petasan. Kita lihat juga bahwa jika petasan meledak, akan mengeluarkan asap putih.
Ada juga low explosive yang tidak mengeluarkan asap putih, yaitu jika oksidator yang digunakan adalah Amonium Nitrat (NH4NO3). PT Dahana menjual (untuk pertambangan) low explosive berbasis Amonium Nitrat dengan nama dagang Dayagel.
Menggunakan low explosive dalam jumlah besar, tidaklah mudah. Karena reaksi ledakan low explosive lambat dibandingkan dengan high explosive. Dan daya ledaknya lebih rendah. Banyak faktor yang harus diperhatikan dalam mendesign low explosive besar agar effektif. Membuat campuran yang homogen dalam jumlah besar, itu kendala utama. Kemudian design posisi detonator, supaya ledakannya serentak. Kemudian meletakkan shrapnels. Persyaratan ini semua karena adanya keterbatasan daya ledak low explosive.
High explosive adalah senyawa (bukan campuran) yang memiliki sifat sebagai bahan peledak, dalam arti bisa terdekomposisi dengan cepat menghasilkan gas dalam volume yang besar dan juga panas. Biasanya high explosive lebih dikenal dengan nama yang tidak ada kaitannya dengan nama ilmiahnya. Seperti RDX (singkatan Research & Development X) mempunyai nama kimia 1,3,5-Trinitroperhydro-1,3,5-triazine dan rumus kimia C3H6N6O6. Masih ada lagi HMX (Octahydro-1,3,5,7-tetranitro-1,3,5,7-tetrazocine, C4H8N8O8), TNT  (2,4,6-Trinitrotoluene, C7H5N3O6).
Berbeda dengan low explosive, sensitivitas high explosive sangat rendah. Pernah ada program TV Mythbuster yang mendemonstrasikan sensitivitas RDX, dengan memukul-mukul RDX, atau memanaskannya (memanggangnya) bahkan membakarnya, dan RDX itu tidak meledak. Ledakan terjadi ketika bahan RDX ditembak dengan senjata kaliber 50 (senjata besar sekali) atau dengan detonator. Intinya, untuk memicu RDX diperlukan shock wave. Dan reaksi seperti di bawah ini terjadi.
C3H6N6O6  --->  3 N2 (gas) + 3 CO (gas) + 3 H2O (gas/uap)
Sebagai persyaratan utama, bahan peledak tidak boleh terlalu sensitif dan mudah terpicu untuk meledak. Itu adalah persyaratan keselamatan dalam penanganan bahan peledak. Kalau terlalu sensitif maka resiko untuk mengenai diri sendiri sangat lah besar. Itu tidak diinginkan. Oleh sebab itu ada yang disebut detonator yang gunanya untik memicu reaksi ledakan bahan peledak.
Detonator adalah bahan kimia yang sangat sensitif dan mudah meledak. Akan tetapi daya ledaknya tidak besar. Oleh sebab itu detonator hanya digunakan untuk memicu bahan peledak utama.
Bahan yang paling umum digunakan sebagai detonator adalah Lead Azide, Pb(N3)2. Masih ada lagi yang lain yang tidak lazim digunakan seperti Silver Fulminate, AgCNO dan Mercury Fulminate, Hg(CNO)2. Silver Fulminate bisa dibuat dengan mereaksikan perak nitrat dengan asam nitrat dan alkohol, sedang Mercury Fulminate bisa dibuat dengan mereaksikan air raksa, asam nitrat dan alkohol. Reaksi antara alkohol dan asam nitrat adalah reaksi yang autocatalytic, sehingga jika konsentrasi asam nitrat dan alkoholnya tidak tepat maka reaksinya sangat violent dan cairannya bisa berhamburan kemana-mana.
Saya tidak akan mengajari anda, tetapi kalau mau belajar......, bisa dimulai dengan google search.
Jadi....., jika lain kali di sekitar anda terjadi aksi teror dan anda mau menonton reality show atau mau merekam reality show, sebaiknya anda evaluasi dulu situasi. Bahan peledak apa yang digunakan para pelaku teror. Kemungkinan para pelaku dan peracik bom yang ulung sudah habis stoknya. Jadi......, mungkin untuk merekam reality show aksi teror cukup aman bagi mereka yang cukup gila. Setidaknya lebih tidak beresiko dibandingkan memanjat tebing atau terjun bebas, terjun bungee dan aktivitas yang seperti itu.
Sekian dulu......, saya tidak menganjurkan anda untuk mempunyai ide gila. Tetapi saya juga tidak bisa melarang. Memang peracik bom low explosive yang ulung seperti Nurdin Top dan Azahari sudah tidak ada lagi untuk membuat bom-bom yang effektif, tetapi bagi EOWI...., keselamatan adalah lebih utama daripada hobby-hobby  berbahaya semacam itu.
Jakarta 18 Januari 2016.
 


Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.