___________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Doa pagi dan sore

Ya Allah......, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari tekanan hutang, pajak, pembuat UU pajak dan kesewenang-wenangan manusia.

Ya Allah......ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim dan para penarik pajak serta pembuat UU pajak selain kebinasaan".

Amiiiiin
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________

Saturday, June 25, 2011

Ekonomi Dunia yang Melambat (1)

Saya sedang mencari jas yang berwarna hitam untuk dipakai dalam pernikahan keponakan saya dalam waktu dekat ini. Sebenarnya saya sudah punya 2 jas, sayangnya keduanya berwarna biru muda. Jadi kurang cocok untuk acara tersebut.

Mencari jas itu mudah-mudah gampang. Sepuluh tahun lalu adik saya memberi saya jas Hugo Boss. Diantara semua jas yang pernah saya miliki, jas yang diberinya adalah jas yang paling saya sukai. Adik saya yang satu ini punya selera yang tinggi. Dia bisa membedakan antara barang designer yang asli dengan tiruan dalam seklebatan saja. Dia bisa membedakan barang bagus atau barang palsu dengan seklebatan saja. Dia bilang perbedaan antara barang bagus dan barang asli adalah pada detailnya. Kalau tas, lihat line-nya, reslitingnya, dan pernik-perniknya, buatannya halus dan juga terbuat dari bahan yang berkualitas tinggi. Kalau baju, lihat kancingnya. Begitulah katanya. Lama-lama saya tahu juga bagaimana membedakan barang bagus dan tiruan.

Dalam 4 minggu lalu ada seorang teman ikut jalan pagi di Senayan. Acara ini biasanya diakhiri dengan kuliner. Ketika selesai jalan pagi in, teman ini pergi mengambil tasnya di mobilnya, karena kami akan menggunakan 2 mobil van saja untuk bersepuluh. Saya agak tersentak ketika melihat tasnya. Saya katakan, kok berani meninggalkan tas seperti itu di mobil. Saya taksir harga tas itu adalah kelas dari Rp 30-50 juta. Mendengar komentar saya, dia hanya tersenyum. Dia seorang wanita yang kariernya sukses, dermawan, punya selera dan selalu menjaga penampilannya.

Jaket/jas jaket Hugo Boss, Ralph Lauren atau Armani bukan jaket yang murah. Saya baru saja melihat, jas Hugo Boss dibandrol Rp 15 juta. Itupun bukan jenis yang pernah saya punya dulu. Walaupun jas/jaket semacam itu mahal, kebanyakan orang lebih suka memakai jas/jaket Hugo Boss, Ralph Lauren atau Armani dari pada jaket pelampung. Yang pasti tidak akan ada ke kantor menggunakan jaket pelampung. Bahkan, jaket pelampung adalah benda yang sangat tidak diharapkan penggunaannya. Walaupun kalau anda berpergian dengan pesawat udara, pramugari selalu memperagakan cara penggunaan jaket pelampung ini. Dan anda berdoa agar tidak perlu menggunakannya.

Saya hampir 1 tahun ini memakai jaket pelampung seperti menunggu datangnya banjir atau tenggelamnya kapal. Orang-orang melihat saya seperti seorang yang aneh, seperti halnya juga nabi Nuh yang membuat kapal di daratan, bahkan di atas bukit! Pernyataan ini tentu saja bukan secara harfiah melainkan dalam arti kiasan saja. Dalam karier, beberapa kesempatan untuk memperoleh penghasilan yang lebih tinggi 20% - 30% tidak diraih, tabungan juga pada posisi safe-mode, yaitu sebagian besar cash di bank yang bonafide dan masih tersisa sedikit emas sebagai hedge kalau massa-panik lari ke emas. Mau beli rumah (tukar rumah) ditunda dulu.

Di awal tahun 2011, EOWI menetapkan untuk memfokuskan pengamatan di beberapa hal yang akan menjadi penggerak arah ekonomi global (POKOK-POKOK PEMIKIRAN UNTUK TAHUN 2011). Poin-poin itu adalah:

a. Pertama mengenai kota-kota di US berpotensi yang akan bangkrut/gagal bayar hutang

b. Krisis hutang negara-negara di zone Eropa

c. Kenaikan suku bunga pinjaman dan pengetatan kredit di Cina

d. Bubble properti di Canada dan Australia yang sudah matang dan siap pecah

e. Penguatan US dollar

Untuk poin a dan e masih belum nampak tanda-tanda dimulainya. Tetapi yang lain, nampaknya apa yang telah lama nantikan mulai menampakan batang hidungnya.

CINA: SLOWS DOWN

Sejak krisis 2007-2009 pemerintah Cina mengucurkan $600 milyar paket stimulus. Masyarakat persahaman Cina tidak mempercayai stimulus ini akan ada dampaknya terhadap kinerja perusahaan. Indeks harga saham Shanghai bergerak relatif sideways. Padahal sektor properti dan konstruksi berkobar merah membara. Antara bursa saham dan sektor konstruksi di Cina terjadi divergen yang terbesar yang pernah saya lihat. Sektor properti yang dimaksud di sini termasuk sektor-sektor penunjangnya seperti komoditi bahan tambang, energi dan sejenisnya. Investor bursa Shanghai nampaknya cukup rasionil dan bersikap menahan diri. Kenyataannya banyak apartemen kosong dan gedung-gedung komersial yang kosong, membuat mereka tidak bullish terhadap bursa Shanghai.


Crisis in China: 64 million empty apartments

09/15/2010

If the housing bubble bursts, millions of middle income families lose their savings. Premier Wen tells the Economic Forum in Tianjin, that "stabilizing house prices" is the "essential" duty for every local government. But experts doubt that local governments will collaborate.


Beijing (AsiaNews) - " Stabilising house prices is an essential task for every level of government in China" Premier Wen Jiabao, said on 13th September at the World Economic Forum in Tianjin, China, calling on all governments to address without delay the serious problem of housing bubble. Statistics show that there are at least 64 million uninhabited apartments for 6 months or more in the country.


Analysts observe that based on the average Chinese family of 3 (parents with a child), to 64 million apartment are the equivalent to homes for 192 million people. For years Chinese have been investing savings in property, seen as a safe haven from inflation. In fact bank deposits guarantee interest of only 2.25%, lower than inflation, which for months has been at more than 3%. The Chinese stock market is volatile and has seen sharp highs and lows in recent months, while the Shanghai stock market has yielded poor results. In 2009 property prices in major cities saw increases of up to 50%.


Real estate investments are also favoured by cheap labour and land and low interest bank loans to both builders and buyers. Moreover Beijing has long realized that increases in property values are fictitious, supported by a speculation based solely on the demand to buy as a safe haven for investment but not as the result of effective housing demand market. For this the government has tried to "cool down" real estate prices, by imposing more taxes and less incentives to buy.


In the Communist Party of China’s paper People's Daily, economist Yi Xianrong warns that "many investors rely on a constant increase in prices in the housing market. But the market is overheated, this is a serious threat to the Chinese economy."


Wen agrees and in Tianjin said that "the issue is not just a housing problem but also an economic issue of the standard of living of the population that reflects on social stability”.


Among other things, the Chinese do not like to rent apartments, preferring to live in purchased property. The fear is that if prices are kept artificially high by speculation in the near future the surplus of homes compared to the actual housing needs will cause a collapse in prices. This could have a possible knock-on effect for the millions of middle-class families whose savings are in property.


Frank Yao, a Neuberger Berman expert, said that "when property prices become less affordable, investors could collapse": these investors are mostly households that can not afford to lose everything or to plan in the long term, but who need to be able dispose of their savings if necessary.


For this reason, many economists say the problem is not "if" the housing market is a bubble, but "when" it will explode. Some believe that this time may not too far off.

Artikel ini cukup menarik. Perhatikan pada kata-kata yang diberi tekanan. Ada 64 juta apartemen kosong, yang seharusnya bisa memuat 194 juta penduduknya. Itu berarti 14% dari populasi. Apakah ini bubble? Apartemen yang cukup untuk 14% penduduk masih kosong artinya booming properti di Cina selama ini hanyalah untuk spekulasi saja yang didasari mitos bahwa harga properti selalu naik. Bukan didasari oleh kebutuhan riil. Kemudahan-kemudahan yang diberikan pemerintah memungkinkan terjadinya bubble ini. Pada saatnya pemerintah melakukan pengetatan, bubble akan pecah.

Fokus yang sejak awal tahun menjadi perhatian EOWI untuk Cina adalah pengetatan moneter Cina oleh pemerintah. Dan sejak Desember 2010 lalu sudah beberapa kali bank sentral Cina menaikkan suku bunganya dan menetapkan kenaikan cadangan bank. Dengan kata lain pengetatan. Inflasi akibat dari spekulasi dan menurunnya permintaan barang untuk dieksport membuat otoritas keuangan Cina harus mengetatkan kredit agar Cina tidak mengalami crash landing.

Dalam pengendalian ekonomi, tidak banyak orang berpikir bahwa ekonomi bukan sains, tetapi teknik meraba-raba, seperti sex. Awalnya memang meraba-raba, tetapi sering kebabasan. Apakah bank sentral Cina sudah kebabasan? Bloomberg melansir berita bahwa bank-bank komersial Cina kalang kabut menaikkan cadangannya agar bisa memenuhi persyaratan yang di tetapkan bank sentralnya. Suku bunga antar bank melonjak, menandakan krisis keuangan mulai merasuki Cina.

China Money Rate Reaches Three-Year High as Bill Sale Suspended

By Bloomberg News - Jun 22, 2011

China’s money-market rate climbed to the highest level in more than three years as a worsening cash crunch prompted the central bank to suspend a bill sale.


The seven-day repurchase rate, which measures interbank funding availability, has more than doubled since June 14, when the People’s Bank of China ordered lenders to set aside more money as reserves for a sixth time this year. The central bank suspended a sale of bills tomorrow, according to a statement on its website today.

Banks have to hoard cash to meet the regulator’s capital or loan-to-deposit requirements by the end of every quarter,” said Liu Junyu, a bond analyst at China Merchants Bank Co., the nation’s sixth-largest lender. “So we won’t see the shortage easing.


The seven-day repo rate gained 47 basis points, or 0.47 percentage point, to 8.81 percent as of the 4:30 p.m. close in Shanghai, according to a weighted average rate compiled by the National Interbank Funding Center. It touched 8.93 percent, the highest level since October 2007.


The 14-day repo rate declined 125 basis points to 7.34 percent, the biggest drop since Feb. 1. The slump in longer-term rates shows the cash shortage will probably ease from the start of next month, said Liu. A total of 372 billion yuan ($57.6 billion) of central bank bills and repurchase agreements will mature next month, compared with 601 billion yuan in June, he said.


One-year interest-rate swaps, the fixed cost needed to receive the floating seven-day repurchase rate, rose eight basis points to 3.94 percent, according to data compiled by Bloomberg. They touched 3.97 percent, the highest level since Feb. 22.


The yield on the 2.77 percent government bond due May 2012 gained two basis points to 3.63 percent, according to the Interbank Funding Center.

Suku bunga pinjaman antar-bank meningkat, bank-bank komersial kalang-kabut mencari cash untuk memenuhi persyaratan yang digariskan bank sentral. Apakah Cina akan mengahadapi krisis kredit? Waktu akan menentukannya.

Dampak pengetatan ini dan juga menurunnya permintaan barang di dunia sudah mulai terasa, seperti yang dilangsir bloomberg beberapa minggu lalu.

China Manufacturing May Slow on Tightening Steps


A Chinese manufacturing index fell to its lowest level in 10 months, adding to signs that economic growth is cooling after the government raised interest rates and curbed lending to rein in inflation.


The preliminary purchasing managers’ index compiled by HSBC Holdings Plc and Markit Economics dropped to 51.1 in May from a final reading of 51.8 in April. A number above 50 indicates expansion.


Stocks in China extended declines after the report, with the benchmark index dropping to its lowest since February, on concern the government’s measures to tame inflation will damp growth and corporate earnings. Vice Premier Wang Qishan reiterated this month that the government’s top priority is to control price increases.

Manufaturing indeks Cina telah jatuh ke level terendah selama 10 bulan terakhir. Sebenarnya hal ini sudah nampak dari menurunnya Baltic Dry index yang pernah dibahas di Bubble Yang Masih Bertahan (II) – Sektor Properti Cina & Komoditi. Seperti yang diuraikan dalam analisa tersebut, dampak pelambatan ekonomi Cina akan memukul sektor komoditi. Saya pikir komoditi sudah mencapai peaknya atau dekat dengan peaknya dan kejatuhannya pada koreksi ini akan lebih dalam dari pada yang terjadi di tahun 2009.

Thursday, June 9, 2011

Chinese Real Estate Bubble Finally Imploding?


The warnings of successful shorts like Jim Chanos, old Asia hands like Frank Verneroso, and economists like Victor Shih and Michael Pettis have failed to curb enthusiasm for the belief that the rise of China is inevitable and unstoppable. As someone who was deeply involved with Japan when it was seen as destined to replace the sclerotic US, I’ve learned to regard more or less straight line growth projections with considerable skepticism. (Update: I think the US is a mess, but that does not mean that the China bull case is not a tad overdone).


China has accomplished the impressive feat of bringing literally hundreds of millions out of poverty in a comparatively short time frame. It has also studied the Japanese playbook and managed to avoid some of its pitfalls (of course, it has the advantage of not being a military protectorate of the US), in particular refusing to liberalize its financial markets (some accounts of the Japanese bubble and burst give considerable weight to overly rapid deregulation and the growth of what was then called zaitech, or financial speculation). is also hostile to neoclassical economists.


China escaped much of the impact of the global financial crisis by ramping up investment even higher than its pre-crisis level. It now has investment approaching 50% of GDP, an unheard of level on a sustained basis. A big chunk of that is housing related (housing is an estimated 13.5% of GDP), and prices have long been considerably out of line with incomes, a telltale sign of a bubble. In Beijing, admittedly one of the hottest markets, an average priced new apartment was equal to 57 years of average worker savings (and if you tried to pay for it with a super-long dated mortgage, you’d be in hock even longer, since you would also need to cover the interest charges).


Another warning sign is inventory overhang; the Wall Street Journal reports tonight that Standard Chartered forecasts that level of unsold apartments in secondary cities will amounts to roughly 20 months of sales by year end (and that’s before considering that many of the apartments are being acquired as investments rather than for use).


The Journal story tonight provides evidence that the Chinese housing market is going into reverse. A nine-city price index by the firm Dragonomics shows housing prices in April 4.9% lower than the level a year prior (the increase in 2010 was 21.5%). A consultancy, Sofun, has property prices rising an average of 5.1% over the past twelve months, but that represents a slowdown. Standard Chartered projects that housing prices in some second-tier cities will fall 10% to 20%.

Harga apartemen rata-rata sudah melambung sehingga untuk mencicilnya, rata-rata perlu waktu 57 tahun. Artinya, seseorang tidak akan pernah bisa terlepas dari hutang pembelian rumah. Jangan pikir membeli tunai. Tidak heran kalau banyak apartemen yang kosong. Dengan besarnya porsi perumahan terhadap GDP yang 13.5% serta porsi konstruksi sampai 50% dari GDP, perlambatan di sektor-sektor ini akan terasa ke mana-mana.

Perlambatan ini membuat kami di EOWI merasa lega. Jaket pelampung yang dikenakan berpeluang ada gunanya. Cina yang selama ini kami anggap sebagai kuda hitam, yang membuat perkiraan kami salah, akhirnya harus berhenti berlari. Ketidak-bijaksanaan pemerintah Cina untuk tetap mengucurkan liquiditas sehingga bubble komoditi kembali menggembung, membuat harga-harga bahan komoditi naik kembali – yang diikuti dengan harga bahan konsumsi kebutuhan pokok. Dampaknya tentu memukul golongan ekonomi bawah dan menengah dunia. Rakyat di wilayah Timur-Tengah banyak memberontak. Eropa yang masih belum pulih pun bergolak terus.

Berita dari bloomberg menceritakan adanya kenaikan barang-barang produsen dan makanan di Cina pada bulan May 2011 ini. Sedangkan kenaikkan barang-barang konsumen non-makanan (selain properti dan perumahan tentunya) mengalami percepatan. Harga rumah mengalami penurunan dan harga saham masih tidak kemana-mana artinya harga asset turun, sedangkan harga kebutuhan yang lain turun. Itu menyakitkan. Barang pabrikan yang dijual Cina tidak naik membuat penghasilan mereka tertahan, sedangkan bahan makanan dan energi yang harus mereka konsumsi naik terus. Artinya kwalitas hidup turun atau pemiskinan namanya.

China Raises Reserve Ratio After Industrial Production Outpaces Estimates


(Komentar EOWI: Apa tidak salah judul nih?)

Lu estimates today’s move will drain about 370 billion yuan ($57 billion) from the banking system.


China has raised interest rates four times since September and allowed the yuan to gain about 1.6 percent against the dollar this year. Inflation has exceeded the government’s 4 percent target each month this year as companies including McDonald’s Corp. boost prices.


Still, the pace of inflation remains the slowest of the so-called BRIC nations, with the latest data showing annual rates of 6.6 percent for Brazil, 9.6 percent for Russia and 9.1 percent for India. China’s peak this year may be “slightly above” 6 percent in June, Bank of America said. (Komentar EOWI: bagaimana “slowest” kalau angkanya 6,6%, 9,6% dan 9,1%)


Food prices in China rose 11.7 percent in May from a year earlier as pork costs surged and vegetable prices rebounded late in the month, the statistics bureau said today. Low-income nations from India to Algeria are struggling with food prices that climbed to a record in February according to a United Nations gauge. The Food and Agricultural Organization index was up 37 percent in May from a year earlier.


Inflation Expectations

“Inflation pressure is still large,” Li Daokui, an academic adviser to the People’s Bank of China, said on his microblog today. “My personal view is that the policy focus should be on considering raising the deposit rate to adjust inflation expectations.”


China’s producer prices rose a more-than-estimated 6.8 percent in May and non-food inflation accelerated to 2.9 percent, the fastest pace in at least six years, today’s data showed..........


........The government is weighing the threat to growth from tightening measures against the danger that rising food and housing costs may fuel social instability. In March, Premier Wen Jiabao said a combination of inflation, corruption, and the gap between rich and poor could “even affect the government’s hold on power.”

Signs of unrest include clashes involving migrant street vendors in Zengcheng, Guangdong, this month and riots last month in Inner Mongolia. The government has detained activists this year after calls for so-called “jasmine” rallies, inspired by revolts in the Middle East and North Africa.

Jika sampai sekarang di masyarakat Cina masih tidak terdengar suaranya, mungkin karena dibungkam. Cina adalah negara totalitarian yang bisa memenjarakan suara-suara opposisi. Dan beritanya bisa dibungkam. Beberapa waktu lalu Cina memberlakukan kontrol harga terhadap supermarket-supermarket besar seperti Carrefour. Kemudian juga kontrol serta sensor terhadap media TV seperti yang dilangsir oleh Financial Times.

The Chinese government has stepped up censorship of local television in a sign of the broadening of a political crackdown that has landed many dissidents in jail.


China has severely clamped down on activists since February when an anonymous online appeal called for demonstrations along the lines of the “jasmine revolution” sweeping north Africa and the Middle East.


Authorities have detained scores of human rights lawyers, activists, and writers. They have also arrested Ai Weiwei, the contemporary artist.

Seperti yang diberitakan, sekelompok orang ada yang menginginkan revolusi seperti di Timur Tengah dan Afrika Utara. Dan pemerintah Cina menangkapi mereka ini – ahli hukum, seniman, penulis dan aktivis hak asazi manusia. Tidak heran kalau Cina masih nampak adem-ayem saja. Mungkin baranya seperti bara dalam sekam.

Nampak adem ayem? Tidak juga. Pada pertengahan bulan Juni 2011 ini terjadi aksi protes yang brutal, termasuk terjadinya pemboman-pemboman bangunan pemerintah.

BEIJING—June 14, 2011. A wave of violent unrest in urban areas of China over the past three weeks is testing the Communist Party's efforts to maintain control over an increasingly complex and fractious society, forcing it to repeatedly deploy its massive security forces to contain public anger over economic and political grievances.


The simultaneous challenge to social order in several cities from the industrial north to the export-oriented south represents a new threat for China's leaders in the politically sensitive run-up to a once-a-decade leadership change next year, even though for now the violence doesn't appear to be coordinated.


In the latest disturbance, armed police were struggling to restore order in a manufacturing town in southern China Monday after deploying tear gas and armored vehicles against hundreds of migrant workers who overturned police cars, smashed windows and torched government buildings there the night before.


A video image shows people running during clashes between riot police and rioting Sichuan migrant workers in Zengcheng Sunday.


The protests, which began Friday night in Zengcheng, in the southern province of Guangdong, followed serious rioting in another city in central China last week, plus bomb attacks on government facilities in two other cities in the past three weeks, and ethnic unrest in the northern region of Inner Mongolia last month.


Antigovernment protests have become increasingly common in China in recent years, according to the government's own figures, but they have been mainly confined to rural areas, often where farmers have been thrown off their land by property developers and local officials.


The latest unrest, by contrast, involves violent protests from individuals and large crowds in China's cities, where public anger is growing over issues including corruption and police abuses.


There is no evidence to suggest the recent violence is part of a coordinated movement—the party's greatest fear—nor do the events threaten its grip on power given the strength of China's security apparatus, and its booming economy, analysts say. They are nonetheless troubling for China's government which, unnerved by unrest in the Arab world, has detained dozens of dissidents since appeals for a "Jasmine Revolution" in China began circulating online in February. The Mideast uprisings so far haven't inspired similar mass protests in China.


Authorities have turned to displays of raw power, deploying paramilitary police and armored vehicles in at least three cities in as many weeks, to prevent the violence from spiraling further as protesters have repeatedly directed their anger at government buildings, often ostentatious symbols of power.


What connects the violence is the way that a flashpoint—in the case of Inner Mongolia, the death of a Mongol at the hands of a Han Chinese truck driver, and in southern China, the assault by security personnel on a pregnant migrant worker—sets off much wider conflagrations.


The disturbances could reflect badly on President Hu Jintao, who has tried to promote the concept of a "harmonious society" and who is due to retire as party chief next year.


"There's an increasing sense of frustration that [leaders] are unable to put out a consistent, unifying message, even within the Party," said Kerry Brown, head of the Asia program at Chatham House, who met senior party officials last week. "Local officials are overreacting partly because of a lack of clear leadership at the top."


But the unrest is likely to strengthen the clout of Zhou Yongkang, who technically ranks ninth of nine on the Politburo Standing Committee but wields huge power as he oversees the police, intelligence agencies, prosecutors and courts.


Social unrest has been rising steadily in recent years: In 2007, China had more than 80,000 "mass incidents," up from above 60,000 in 2006, according to the Chinese Academy of Social Sciences, although many involved no more than a few dozen people protesting against local officials. No authoritative estimates have been released since then, though analysts citing leaked official figures put such incidents at 127,000 in 2008.


Since February, Messrs. Hu and Zhou have called for tighter restrictions on the Internet, which provides a conduit for people to share anger at government policies and malfeasance and learn about unrest.........


......... The violence in Zengcheng, a town of about 800,000 near Guangzhou, began Friday night when security personnel pushed to the ground Wang Lianmei, a 20-year-old pregnant street vendor from the western province of Sichuan, as they tried to clear her stall from the road, according to state media. A crowd of migrant workers began attacking security guards and police with stones and bricks, as rumors spread that Ms. Wang had been injured and her husband, 28-year-old Tang Xuecai, killed, the state media reports said.


Berikut ini adalah videonya dari Youtube:



Ingatan kita kembali ke tahun 2007-2008, dimana Cina ditimpa banyak kerusuhan-kerusuhan. Andaikata bubble properti/konstruksi pecah bersama-sama dengan perlambatan ekonomi dunia, kerusuhan yang lebih parah sangat mungkin terjadi. Buruh-buruh pabrik yang ikut melambat (menurunkan produksinya), atau bangkrut karena overleverage dan tidak mampu bayar hutangnya, ditambah buruh-buruh migran di sektor konstruksi yang diPHK, punya potensi yang lebih besar dari pada buruh-buruh pabrik yang memberontak akibat gaji yang tidak cukup. Statistik menunjukkan adanya kenaikkan kerusuhan sosial dari tahun 2006 sampai 2008 dari 60.000 kasus di tahun 2006 menjadi 127.000 kasus di tahun 2008.

Sulit untuk meramalkan alur yang akan dilewati Cina dimasa. Banyak orang berpikir bahwa Cina akan menempuh alur Amerika Serikat di tahun 30an, dimana setelah depressi akhirnya US menjadi super power dunia dan US dollar menjadi mata-uang dunia. Maksudnya nantinya Yuan akan menjadi mata-uang dunia. Memang Cina punya persamaannya dengan US dimasa itu. Seperti misalnya Cina punya sumber mineral dan bahan baku di Inner Mongolia, yang memungkinkan Cina relatif tidak banyak bergantung pada sumber dari negara lain. Kata relatif tidak banyak bergantung saya beri penekanan karena sebenarnya Cina masih bergantung pada negara lain.

Perbedaannya dengan US dimasa tahun 30an itu adalah bahwa perekonomian US bukan perokonomian yang dikontrol oleh pemerintah dan kebebasan berusaha lebih luas di US. Lagi pula kemenangan sekutu dan pembentukan IMF membuat US dollar bisa dengan cepat mendunia. Faktor keberuntungan ada di pihak US dollar dimasa itu. Apakah Yuan akan punya keberuntungan yang sama? Mungkin tidak.

Jalur lain adalah jalur Jepang dengan the lost decade nya. Bertahun-tahun Cina harus berada dalam masa koreksi deflasi. Ide ini didasari oleh persamaan kondisi Jepang (1960 – 1990) dengan Cina, yaitu rakyatnya yang belum berorientasi pada konsumsi, ekonomi berpaham sebagai mesin eksport, pertumbuhan yang tinggi dan bubble di sektor properti serta bubble kapasitas produksi. Dan yang lebih penting lagi, dengan ketidak-bijaksanaan pemerintah menerapkan ketentuan 1 anak, membuat demografi Cina terancam menjadi demografi menua seperti Jepang.

Dipihak lain, Cina dan Jepang berbeda dalam hal sistem pemerintahannya, jumlah penduduknya. Lagi pula Cina, secara GDP masih belum mentok, alias masih punya potensi tumbuh. Jadi andaikata deflasi terjadi di Cina, mungkin masanya lebih pendek dari Jepang.

Walaupun mungkin lebih pendek dari Jepang, koreksi di Cina akan memakan waktu yang lama dan menyakitkan. Seperti yang dibaratkan oleh Jim Channos – seorang hedge fund manager terkemuka, bahwa bubble properti di Cina 1000 kali lebih besar dari Dubai, dampaknya terhadap perekonomian duniapun 1000 kali Dubai. Untuk Cina sendiri dampaknya akan berat. Tetapi jangan kuatir dengan perbandingan 1000 Dubai, karena Dubai sendiri kecil dibanding dunia. (Bersambung.........)


Catatan EOWI: Kisah PPUPCZF kemungkinan tidak hadir di hari minggu, melainkan akan diundurkan ke hari Senin atau selasa. Harap pencinta PPUPCZF maklum.


Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.

Thursday, June 23, 2011

(No.35) - PENIPU, PENIPU ULUNG, POLITIKUS DAN CUT ZAHARA FONNA

Sejarah, dongeng satir, humor sardonik dan ulasan tentang konspirasi, uang, ekonomi, pasar, politik, serta kiat menyelamatkan diri dari depressi ekonomi global di awal abad 21




(Terbit, insya Allah setiap Minggu dan Kamis)



BAB VI: PAJAK, PUNGUTAN, PEMERASAN DAN INFLASI

Internal Revenue Code: It's about ten times the size of the Bible - and unlike the Bible, contains no good news. - Don Nickles

Buku peraturan pajak Amerika Serikat sifatnya sangat berlawanan dengan Bible, walaupun Buku peraturan pajak Amerika Serikat tebalnya 10 kali lebih tebal dari Bible, tetapi tidak mengandung kabar gembira sama sekali.


"When plunder becomes a way of life for a group of men in a society, over the course of time they create for themselves a legal system that authorizes it and a moral code that glorifies it."
(Frederic Bastiat, Ekonom)


Ketika perampokan menjadi jalan-hidup bagi segolongan orang di masyarakat, dalam perjalanan waktu, mereka akan menciptakan sistem legal yang menghalalkannya dan akan menciptakan norma-norma untuk mengagungkan perbuatan semacam itu.


Bab ini saya mulai dengan menyitir ucapan dari seorang ekonom Prancis yang hidup di abad 19, Frederic Bastiat.

Pemerintah menurut Thomas Paine, sekalipun yang terbaik, adalah pembawa kesengsaraan.

“............., pemerintah, sekalipun yang terbaik, adalah pembawa kesengsaraan tetapi dibutuhkan; dan pemerintah yang buruk adalah pembawa kesengsaraan yang tidak bisa ditolerir.” (Thomas Paine salah satu dari 9 founding father Amerika Serikat)

Dengan kata lain, politikus dan birokrat adalah parasit yang menyengsarakan. Itu menurut Thomas Paine. Kalau anda tidak setuju, silahkan berdebat dengan Thomas Paine yang sudah mati itu.

Pemerintah menyengsarakan masyarakat melalui dua jalur; jalur paksa yaitu pajak, pungutan, pemerasan dan jalur pengelabuhan yaitu inflasi. Perlu dicatat, para politikus Indonesia melalui UUD 45 amendmen mengatakan:

Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara, diatur dengan undang-undang

Pungutan memaksa, jika tidak dengan undang-undang dan dilakukan bukan oleh pemerintah, namanya perampokan, pemerasan dan pemalakan. Dengan kata lain, pajak adalah pemerasan dan pemalakan oleh pemerintah yang diresmikan oleh undang-undang. Pajak tidak sama dengan hibah, jual beli barang atau jasa, walaupun semuanya melibatkan perpindahan uang dan harta. Hibah dan jual beli didasari oleh keridhoan kedua belah pihak. Sedangkan pajak dan pemerasan (perampokan), pihak yang memberikan ada perasaan tidak ridho. Kalau anda dibebaskan untuk tidak membayar pajak, maka anda akan senang sekali. Pada saat anda membayar pajak, banyak di antara anda yang ngedhumel dan mukanya masam. Ini berbeda dengan hibah. Anda memberi hibah atau mewakafkan sesuatu dengan senyum dan senang hati.

Karena penarikan pajak pada dasarnya akan mendapatkan perlawanan, maka politikus mencari jalan yang aman. Di beberapa negara, pajak ditarik oleh perusahaan tempat anda bekerja (anda tentu tidak mau marah kepada boss anda), pemerintah memberikan janji untuk memberikan berbagai sarana kemakmuran tidak lain adalah cara untuk memuluskan penarikan pajak. Dan kalau cara-cara ini masih kurang........., maka cara yang lebih halus lagi bisa diterapkan, yaitu inflasi.

Pembaca sekalian, anda pasti mengernyitkan dahi ketika membaca kata inflasi. Topik yang menarik ini akan dibahas dalam bab ini, bersama dengan topik hiper-inflasi, Keduanya adalah perampokan legal secara halus.



Pajak

Catatan: Bab ini adalah rangkaian ucapan-ucapan orang ternama yang membentuk sebuah cerita. Kalau anda penasaran terhadap sitiran-sitiran yang ada, saya anjurkan untuk melakukan google search, untuk quote tax, quote Benjamin Franklin dan lain sebagainya.

Seni menjadi penguasa dan seni pemerintah ialah berpandai-pandai memilih korban yang bisa dirampok hartanya dan memilih pendukung yang dibayar untuk memudahkan dalam melakukan perampokan serta memilih cara perampokan yang terbaik, apakah itu berbentuk pajak atau inflasi atau keduanya. Ini adalah sebuah kredo yang kedengaran sangat sinis. Tetapi itulah kenyataannya. Uni Soviet - Russia berdiri dengan dukungan kaum proletar merampok kaum borjuis. Tetapi setelah kaum borjuis habis, kemudian yang dirampok akhirnya adalah kaum proletar juga; dan sebagai pendukungnya adalah tentara merah. Pemerintah Amerika Serikat, untuk memperoleh dukungan dimasa sekarang, merampok generasi masa datang dengan menciptakan hutang, yang harus dibayar dimasa datang, baik dengan pajak atau cara lainnya. Sistem pemerintahan dibedakan karena tingkat penderitaan yang diakibatkannya.

Kalau saya ditanya, sistem negara yang bagaimana yang saya sukai. Jawab saya singkat: “Islam”. Alasannya karena pajaknya hanya 2,5%. Jumlah itu tidak sampai 1/10 dari yang saya bayar sekarang yang rata-ratanya 30% lebih dari penghasilan saya. Yang 30% itu masih harus ditambah dengan pajak-pajak lain, seperti pajak pertambahan nilai, pajak penjualan, pajak hiburan dan entah pajak apa lagi. Dan.....semuanya itu memaksa, menurut UUD 45.

Bapak pendiri negara Amerika Serikat Benjamin Franklin menjawab pertanyaan seorang wanita bernama Mrs Powel tentang bentuk negara Amerika Serikat ketika usai konvensi mengenai konstitusi pada tanggal 18 September 1787 di Philadelphia:

“A republic if you can keep it”


“Sebuah republik kalau kalian bisa mempertahankannya"

Penekanan Franklin ada pada kata republic, yang berasal dari bahasa Latin res publica atau public matter, urusan publik, kepentingan publik; dengan kata lain republik adalah negara yang mengutamakan publik bukan pemerintah. Nampak disini Franklin memberikan tantangan sekaligus keraguan akan kelangsungan republik yang sedang didirikan. Keraguan ini merupakan cermin dari pandangannya yang dinyatakannya di lain kesempatan:

....... as all history informs us, there has been in every State & Kingdom a constant kind of warfare between the governing & governed: the one striving to obtain more for its support, and the other to pay less. And this has alone occasioned great convulsions, actual civil wars, ending either in dethroning of the Princes, or enslaving of the people. Generally indeed the ruling power carries its point, the revenues of princes constantly increasing, and we see that they are never satisfied, but always in want of more. The more the people are discontented with the oppression of taxes; the greater need the prince has of money to distribute among his partisans and pay the troops that are to suppress all resistance, and enable him to plunder at pleasure. There is scarce a king in a hundred who would not, if he could, follow the example of Pharaoh, get first all the peoples money, then all their lands, and then make them and their children servants for ever ...



....... seperti yang dicatat oleh sejarah, bahwa pada setiap negara dan kerajaan selalu ada ketegangan antara pemerintah dan yang diperintah (rakyat): yang satu berusaha menambah kekuatan dan kekuasaannya dan yang lain ingin membayar lebih sedikit. Dan akibatnya sering terjadi benturan yang besar berupa perang saudara yang berakhir dengan lengsernnya penguasa atau dengan adanya perbudakan rakyat. Umumnya penguasa punya tujuan yang jelas yaitu, pendapatan pemerintah harus terus meningkat dan kita lihat mereka tidak akan pernah puas dan selalu menginginkan lebih banyak lagi. Semakin banyak orang yang tidak puas terhadap pajak, semakin banyak uang yang dibutuhkan pemerintah untuk membayar pendukung/partisannya dan membayar tentara sebagai perangkat penekan segala perlawanan dan memudahkannya untuk merampas harta rakyat. Ada satu raja/pemerintah dari seratus, yang tidak mau mengikuti jejak Fir’aun, padahal bisa kalau mau, yaitu merampok harta rakyatnya, kemudian tanahnya, dan menjadikan rakyatnya berserta anak-anaknya menjadi pelayan bagi dirinya untuk selama-lamanya.

Uraian Benjamin Franklin ini menerangkan adanya pertentangan kelas, yaitu antara kelas ksatria yang meliputi raja, pangeran, politikus dan birokrat dengan kelas waisya, pekerja, rakyat. Pertentangan kelas ini akan terjadi selamanya. Pemilihan bentuk negara republik bagi negara Amerika Serikat yang menyatakan kemerdekaannya dari Inggris pada waktu itu, dilandasi atas ketidak-mauan rakyat koloni Amerika untuk mengadopsi pola lama yang pemerintah sentris. Bapak pendiri negara Amerika Serikat ini menginginkan negara yang secara hakiki mementingkan rakyat.

Dalam kaitannya dengan pajak di negara republik, menurut Benjamin Franklin:

It would be thought a hard government that should tax its people one tenth part.


Julukan pemerintah yang zalim bisa diberikan kepada pemerintahan yang menerapkan pajak penghasilan 10% kepada rakyatnya.

Penggambaran pertentangan kelas antara ksatria dan waisya oleh Benjamin Franklin agak berlebihan, karena prakteknya kaum ksatria yang menggunakan kekerasaan jumlahnya sedikit dibandingkan dengan yang tidak menggunakan kekerasan. Mereka lebih banyak menggunakan taktik yang lebih halus, yaitu dengan pengelabuhan dan janji-janji. Oleh sebab itu, dengan pengecualian negara Islam, seperti Saudi Arabia, Qatar, Bahrain, pada saat ini banyak sekali negara berhasil menerapkan pajak di atas 10% yang dianggap oleh Benjamin Franklin sudah tinggi, dan masih ditolerir rakyatnya karena taktiknya.

Dalam hal pajak, sistem yang paling ekstrim adalah sistem komunisme. Pemerintah komunis yang mengambil 100%, semua hasil kerja setiap orang dan memberikannya kembali “secukup”nya. “Secukup”nya itu menurut pendapat pemerintah. Berikutnya adalah negara sosialis, yang mengambil sebagian besar dari penghasilan orang dengan janji akan memelihara, menjamin kesejahteraan masyarakat. Sedangkan negara kapitalis, porsi janjinya lebih banyak lagi. Dan biasanya dalam perjalanannya negara republik kapitalis bebas akan berevolusi menjadi negara sosialis, dengan pengontrolan terpusat, pajak yang tinggi. Sepertinya peringatan Benjamin Franklin: “Republic if you can keep it”, terbukti.

Keberhasilan menerapkan pajak yang tinggi dengan sedikit perlawanan dan penolakan, karena adanya pengelabuhan. Salah satu bentuk pengelabuhan dari kaum ksatria ialah penciptaan persepsi bahwa masyarakat tidak bisa mengelola keuangannya sehingga perlu dibantu, uangnya perlu dikelola oleh pemerintah. Saya tidak percaya hal itu dan saya lebih suka mengelola masa depan saya sendiri. Walaupun di dalam UUD 45 ada tertulis bahwa orang miskin dan anak-anak terlantar dipelihara negara. Saya tidak suka dipelihara pemerintah karena pemerintah tidak akan pernah punya kasih sayang kepada saya. Saya lebih suka pada saat saya tua nanti, dimana penyakit tua menggrogoti badan, masih punya uang untuk berobat mengurangi penderitaan sakit tua. Dan jika tabungan habis, saya rela mati. Saya yakin cara seperti ini lebih baik dari pada uangnya dikelola pemerintah untuk “kebaikan saya”. Pemikiran sosialis seperti itu, tidak akan pernah lebih baik dari pada laissez faire, campur tangan pemerintah yang minimum.

Dalam hal ketidak sukaan terhadap pajak, saya dan Benjamin Franklin tidak sendiri. Group pemusik Inggris yang terkenal, the Beatles pasti tidak menyukai pajak sehingga mereka mempunyai lagu mengenai pajak. Mereka (George Harrison) menciptakan lagu yang sinis khusus mengenai pajak tahun 1966. Syairnya seperti di bawah ini:


TAXMAN


Let me tell you how it will be

There's one for you, nineteen for me

'Cos I'm the taxman

Yeah, I'm the taxman

Should five percent appear too small

Be thankful I don't take it all

'Cos I'm the taxman

Yeah, I'm the taxman

If you drive a car, I'll tax the street

If you try to sit, I'll tax your seat

If you get too cold, I'll tax the heat

If you take a walk, I'll tax your feet

Taxman.........

'Cos I'm the taxman

Yeah, I'm the taxman

Don't ask me what I want it for

(taxman mr. Wilson)

If you don't want to pay some more

(taxman mr. Heath)

'Cos I'm the taxman

Yeah, I'm the taxman

Now my advice for those who die....

Declare the pennies on your eyes

'Cos I'm the taxman

Yeah, I'm the taxman

And you're working for no one but me

Taxman..........


Artinya kurang lebih:

PENARIK PAJAK


Mari kujelaskan peraturannya.

1 untukmu dan 19 untuk ku.

Sebab saya seorang penarik pajak.

Yeah saya penarik pajak.

Kalau 5% terlalu kecil bagimu

Berterima kasihlah karena aku tidak mengambil semuanya.

Sebab saya seorang penarik pajak.

Yeah saya penarik pajak.

Kalau kamu berkendaraan, aku akan kenakan pajak jalan raya

Kalau kamu mau duduk, ku pajaki kursinya

Kalau kamu kedinginan, ku kenakan pajak pemanas

Kalau kamu jalan kaki, ku pajaki kakimu

Penarik pajak.......

Sebab saya seorang penarik pajak.

Yeah saya penarik pajak.

Jangan tanyakan untuk apa uang pajak itu

(penarik pajak mr. Wilson)

Kalau kamu tak mau bayar lebih banyak lagi

(penarik pajak mr. Heath)

Sebab saya seorang penarik pajak.

Yeah saya penarik pajak.

Saranku bagi yang mati....

Uang sen di matamu masukkan dalam isian pajak.

Sebab saya seorang penarik pajak.

Yeah saya penarik pajak.

Dan kamu mengabdi hanya padaku

Penarik pajak.......



Lagu Taxman diciptakan pada saat pemain gitar the Beatles, George Harrison (1943 – 2001), menyadari untuk pertama kalinya bahwa pada saat seseorang baru memperoleh penghasilan, sebenarnya uang itu telah mengalir keluar lagi ke pajak. Angka yang disebutkan George Harrison sebagai sebagai 1 untukmu dan 19 untukku (taxman: There's one for you, nineteen for me) sebenarnya tidak jauh dari kenyataan. Lapis atas penghasilan kena pajak yang dibebankan kepada rakyat Inggris waktu itu adalah 83% untuk penghasilan dari bekerja seperti gaji, honorarium, keuntungan usaha, dan 98% untuk penghasilan tanpa kerja seperti warisan dan hibah. Sebagian besar penghasilan George Harrison dan anggota the Beatles lainnya termasuk kategori lapis atas yang pajak tinggi sekali.

Dua nama orang yang disebutkan dalam lagu Taxman, Mr. Wilson dan Mr. Heath adalah nama perdana menteri Inggris yang mempunyai andil dalam penyusunan struktur pajak yang menyebalkan ini. Ironisnya, tahun 1964, dua (2) tahun sebelum lagu Taxman ini dirilis, Mr. Wilson adalah orang yang menyerahkan penghargaan England's Show Business Personalities of 1963, kepada the Beatles di Variety Club, Great Britain Annual Show Business Awards, London.

The Beatles akhirnya mengungsi ke luar Inggris untuk menghindari pajak. Ringo Starr, penabuh drumnya ke Monako sebagai pelarian penghindar pajak, George Harrison dan John Lennon sampai akhir hayatnya di Amerika Serikat.

The Beatles bukan satu-satunya orang kaya yang melarikan diri dari Inggris. Tahun 1971, the Rolling Stones menyadari bahwa kalau pemerintah Inggris mengejar pajak terhutang mereka, maka akan membuat mereka bangkrut. Asset mereka tidak cukup banyak untuk membayar pajak terhutang mereka. The Rolling Stones kemudian hengkang ke Prancis selatan di tepi laut Mediterania dan tinggal disana. Pada saat mereka pindah, asset-asset mereka sebagian besar diangkut untuk menghindari penyitaan oleh negara. Album mereka yang dirilis tahun 1971 berjudul “Exile on Main Street” yang secara harfiah berarti Pelarian di Jalan Utama. Pada saat album ini dirilis mereka sedang menjalani tax exile alias pelarian penghindar pajak.

Cat Stevens, penyanyi Inggris, juga melarikan diri ke Brazil untuk menghindari pajak Inggris di awal dekade 1970an. Judul albumnya “Foreigner” diinspirasi oleh statusnya sebagai orang asing yang tinggal sebagai permanen resident Brazil.

Group penyanyi Inggris Spice Girls, sengaja menghabiskan banyak waktunya di luar Inggris ketika mengadakan pertunjukkan Spiceworld Tour (1998) sebagai usaha memperoleh pengecualian pajak. Dengan jalan ini mereka memperoleh £ 1 juta per orangnya.

Sederet orang-orang kaya Inggris yang tinggal di luar negri sebagai pelarian pajak. Sean Connery (bintang film) tinggal di Bahama. Di Monaco, selain Ringo Starr, juga David Coulthard (pembalap), Jenson Button (pembalap), Roger Moore (pemeran James Bond di film James Bond 007) dan Ken Bates (pengusaha, investor di sektor olah raga dan sepak bola Inggris). Freddie Mercury (penyanyi) di Munich di akhir 1970an dan di New York di awal 1980an. Phil Collins (pemusik) di Switzerland. Ozzy Ozbourne, penyanyi Black Sabbath tinggal di California dan Florida, Amerika Serikat.

Pelarian pajak bulan monopoli Inggris saja, Michael Schumacher (pembalap Jerman), Boris Becker (pemain tenis Jerman), Tina Turner (penyanyi R&B Amerika Serikat) and Ingvar Kamprad (pengusaha Swedia, pemilik IKEA) tinggal di Switzerland, kemungkinan karena pajak.

Kalau Spice Girls hanya absen dari negaranya untuk beberapa bulan, Ozzy Ozbourne dan George Harrison hanya immigrasi ke negara lain, berbeda halnya dengan seorang pengusaha dan dermawan yang terkenal dari Amerika Serikat, yang namanya John Templeton. Ia mengambil langkah yang lebih drastis lagi. Tahun 1968 dia melepaskan kewarganegaraan Amerika Serikat karena sudah muak dengan pajak penghasilan Amerika Serikat yang sebenarnya tidak terlalu tinggi dibanding Inggris, tetapi cukup membuatnya muak. Pada saat banyak orang mencari kewarganegaraan Amerika Serikat, John Templeton malah menanggalkannya. Dia pindah ke Bahama dan hidup sampai akhir hayatnya disana yang pajaknya jauh lebih rendah.

Keputusan John Templeton melepas kewarganegaraan Amerika Serikatnya berbeda dengan rekan-rekannya dari Inggris dan Canada karena adanya perbedaan peraturan perpajakan di Amerika Serikat, Canada dan Inggris. Warga-negara Amerika Serikat masih terus dikejar pajak walaupun sudah mengungsi sampai ke planet Mars atau planet Jupiter. Seseorang selama masih mempunyai kewarganegaraan Amerika, maka IRS (kantor pajak Amerika) masih akan terus mengejarnya. Sedangkan bagi warga-negara Canada, Australia dan Inggris, pajak hanya dikenakan kepada orang yang berada di negara itu selama jangka waktu tertentu. Jika lebih singkat dari itu, maka tidak dikenakan pajak. Oleh sebab itu John Templeton hanya punya satu jalan untuk menghindari pajak Amerika, yaitu dengan melepas kewarganegaraan Amerika Serikat.

Tindakan John Templeton membuat Uncle Sam kebakaran jenggot. Takut kalau Templeton dicontoh banyak orang. Kemudian Kongres membuat undang-undang yang menyatakan bahwa semua orang yang melepaskan kewarganegaraan Amerika Serikatnya masih akan dikenakan pajak selama 10 tahun.

Motivasi John Templeton melarikan diri dari pajak ke Bahama semata-mata karena sebal terhadap pajak, bukan karena pelit. Dia seorang yang dermawan yang terkenal. Templeton Foundation adalah yayasan amal yang didirikannya yang setiap tahunnya menyalurkan sumbangan sebesar puluhan juta dollar.




Disclaimer:

Dongeng ini tidak dimaksudkan sebagai anjuran untuk berinvestasi. Dan nada cerita dongeng ini cenderung mengarah kepada inflasi, tetapi dalam periode penerbitan dongeng ini, kami percaya yang sedang terjadi adalah yang sebaliknya.

Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.