Di EOWI ada suatu aksioma bahwa kejujuran adalah syarat untuk menuju ke arah kebenaran. Kita bisa salah karena manusia punya keterbatasan, baik itu kemampuan intelektualnya, informasi yang dimilikinya dan lain sebagainya. Tetapi, selama ia masih jujur, secara bertahap ia akan sampai kepada kebenaran. Berbeda dengan orang tidak jujur. Orang yang tidak jujur tidak akan pernah mencapai kebenaran, karena kebenaran bukanlah hal yang diinginkannya.
Tadi malam EOWI terpaksa mencabut artikel yang berjudul:
Listrik Prabayar: Penipuan atau Akal-Akalan
Alasannya adalah karena ada kesalahan data.
Awalnya artikel tersebut hanya akan membahas listrik prabayar sebagai akal-akalan untuk mengakali pelanggan listrik kelas bawah (golongan pengguna 900 VA ke bawah) karena segmen ini tarifnya masih ada disparity atau perbedaan dengan konsumen kelas menengah dan atas. Tetapi, kemudian seorang rekan yang baru saja pensiun dari PLN, membisikkan bahwa Dahlan Iskan sebenarnya telah menaikkan tarif listrik 2 kali dan kenaikkannya mencapai 75%. Bisikan itu yang membuat artikel EOWI memberi bumbu kenaikan tarif listrik yang tinggi dan kemudian diketahui salah.
Ternyata bahwa kenaikkan sampai di atas 50% selama Dahlan Iskan salah. Kesalahan artikel EOWI tersebut dikarenakan kenaikan-kenaikan tarif listrik antara tahun 2004 – 2009 tidak terlalu jelas. Terkadang diselubungi dengan perhitungan yang berbelit-belit, seperti dimasukkannya faktor insentif-deinsentif, dsb.
EOWI akan meralat dan menulis ulang artikel Listrik Prabayar: Penipuan atau Akal-Akalan. Maaf bagi mereka yang telah mengcopy-paste dan menggunakan artikel tsb.
Kami tidak malu untuk mencabut penyataan yang kemudian diketahui salah dan meminta maaf. Itu kultur kami. Semoga pembaca memaafkannya.
Salam,
Tadi malam EOWI terpaksa mencabut artikel yang berjudul:
Listrik Prabayar: Penipuan atau Akal-Akalan
Alasannya adalah karena ada kesalahan data.
Awalnya artikel tersebut hanya akan membahas listrik prabayar sebagai akal-akalan untuk mengakali pelanggan listrik kelas bawah (golongan pengguna 900 VA ke bawah) karena segmen ini tarifnya masih ada disparity atau perbedaan dengan konsumen kelas menengah dan atas. Tetapi, kemudian seorang rekan yang baru saja pensiun dari PLN, membisikkan bahwa Dahlan Iskan sebenarnya telah menaikkan tarif listrik 2 kali dan kenaikkannya mencapai 75%. Bisikan itu yang membuat artikel EOWI memberi bumbu kenaikan tarif listrik yang tinggi dan kemudian diketahui salah.
Ternyata bahwa kenaikkan sampai di atas 50% selama Dahlan Iskan salah. Kesalahan artikel EOWI tersebut dikarenakan kenaikan-kenaikan tarif listrik antara tahun 2004 – 2009 tidak terlalu jelas. Terkadang diselubungi dengan perhitungan yang berbelit-belit, seperti dimasukkannya faktor insentif-deinsentif, dsb.
EOWI akan meralat dan menulis ulang artikel Listrik Prabayar: Penipuan atau Akal-Akalan. Maaf bagi mereka yang telah mengcopy-paste dan menggunakan artikel tsb.
Kami tidak malu untuk mencabut penyataan yang kemudian diketahui salah dan meminta maaf. Itu kultur kami. Semoga pembaca memaafkannya.
Salam,
Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.
2 comments:
saya suka sama EOWI...krn keakuratannya dalam data
gentlemen :D
sy tunggu lagi postingannya...
hahaha, ternyata sekarang membohongi rakyat bisa pakai taktik statistik dan trik akuntansi ya bung, damn lie the statistik
Post a Comment