___________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Doa pagi dan sore

Ya Allah......, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari tekanan hutang, pajak, pembuat UU pajak dan kesewenang-wenangan manusia.

Ya Allah......ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim dan para penarik pajak serta pembuat UU pajak selain kebinasaan".

Amiiiiin
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________

Saturday, June 28, 2008

TANGGAPAN ATAS ARTIKEL ALIRAN PARADOKS

Ternyata tulisan Ekonomi Orang Waras dan Investasi (EOWI) yang berjudul: PLURALISME, KEBEBASAN DAN PAHAM-PAHAM PARADOKS telah beredar dimana-mana, di milist ITB, milist Unhas dan milist MIGAS. Pada tulisan tersebut kami mengetengahkan 7 paradoks. Ada beberapa tanggapan yang kemudian dikirimkan ke saya. Hal ini kebetulan. Karena tanggapan ini bisa jadi bahan yang digunakan untuk memperkenalkan kepada pembaca seni berdebat elegan dan mencari kebenaran dalam berdebat.

Masalah logika adalah hal yang menyenangkan. Manusia senang, tertawa dan merasa lucu kalau ada yang menderita, kalah, terhina. Pelawak harus menjelekkan (suatu bentuk penderitaan) dirinya sendiri atau temannya. Tukul Arwana, memperkosa kepribadiannya, rupanya, tingkahnya dan intelektualnya supaya penontonnya tertawa. Logika adalah senjata yang ampuh untuk berdebat dan dapat digunakan secara figuratif untuk membantai lawan bicaranya sampai babak belur. Pembantaian semacam Ini sangat menyenangkan untuk ditonton. Semakin lama bertahan di posisi yang salah, semakin babak belur dan semakin menjadi tontonan yang sangat menyenangkan. Di tempat saya bekerja dulu, rekan saya sangat menikmati perdebatan saya dengan siapa saja. Katanya, saya akan memancing lawan ke dalam jebakan kemudian membantainya habis-habisan sampai puas. Sedangkan kalau saya pada posisi yang salah, maka dengan cepat saya akan menyerah, throw in the towel, permainan selesai dan lawan tidak bisa membantai lagi, saya tidak babak belur. Tentu saja lawan saya akan mendongkol karena belum puas membantai tetapi permainan sudah selesai.

Yang saya bicarakan tadi ada kaitannya dengan kebenaran. Dalam berdebat, pihak yang pada posisi benar akan dengan mudah membantai yang pada posisi salah. Dan keluar sebagai pemenang. Itu hukum alam. Menang secara elegan.

Kalau anda pada posisi yang salah, dan hal itu harus disadari dengan cepat. Kemudian menerima kebenaran yang disodorkan lawan, maka perdebatan selesai. Lawan anda tidak bisa membantai anda. Dan anda keluar dari perdebatan dengan elegan, tidak babak belur. Jadi pesan saya ialah: “Jangan mengingkari kebenaran. Anda akan babak belur”.

Konsep yang saya kemukakan pada tulisan PLURALISME, KEBEBASAN DAN PAHAM-PAHAM PARADOKS secara hakiki benar, artinya bahwa paradoks adalah konsep hampa makna secara hakiki benar. Karena saya pada posisi yang secara hakiki benar, maka posisi lain yang berseberangan adalah salah secara hakiki, pasti, absolutely! Mungkin anda menganggap saya sombong dengan implisit mengatakan: “saya tahu kebenaran yang hakiki”. Anggapan itu salah, karena kebenaran yang hakiki bukan hal yang patut disombongkan.

Tanggapan/sanggahan atas tulisan PLURALISME, KEBEBASAN DAN PAHAM-PAHAM PARADOKS secara absolut salah dan itu bisa dibuktikan. Pembuktiannya akan kita bahas di tulisan yang akan datang. Sekarang kita lihat saja dulu tanggapan apa saja yang masuk. Anda bisa mencerna, melihat dimana salahnya sanggahan sanggahan yang masuk. Anda juga bisa lihat beberapa diantaranya cukup panjang (Argumen logis yang elegan terdiri dari 1-3 kalimat saja. Itu yang akan kita tunjukkan di artikel berikutnya). Tanggapan dibawah ini menurut logika bersifat “informal” yang didefinisikan sebagai: “Tidak mengenai sasaran”. Silahkan anda kaji dan cari poin-poin mana dari tanggapan di bawah ini yang salah. Pada tulisan berikutnya akan kita cocokkan bersama temuan kita. Untuk memudahkan anda, akan saya beri dua contoh pembuktian bahw mereka ini salah:

(Ferdy)
Dia (pen.: Imam Semar) membungkus idenya dengan bahasa filsafat, supaya dikira pandai. Menjual idenya dengan bumbu filsafat, supaya laris, dan termakan oleh orang2 yg masih polos. Mempengaruhi masyarakat, supaya masyarakat mendukung idenya.

(Rachmat)
....... tulisan ini sendiri bukanlah sebuah karya filsafat melainkan sebuah, katakanlah, pidato politik. Penulisnya (pen.: Imam Semar) mempunyai maksud lain dan menggunakan subyek-subyek filsafat itu untuk - saya kira - mencari massa yang mau mendukung aspirasi politiknya.

Ini sebenarnya bukan argumen yang sejati, tetapi memindahkan perhatian. Dengan memberi gambaran jahat dan buruk kepada lawan bicaranya; Ferdy dan Rachmat berharap bisa memindahkan perhatian issue paradoks ke issue motif lawan bicaranya. Teknik ini disebut pokrol ad hominem. Untuk mematahkan dan membantai jurus lemah seperti ad hominem ini, caranya dengan menghadapkan kembali ke pokok persoalan, bukan pribadi lawannya (penulis). Hanya diperlukan 1-2 kalimat untuk membuat knock down, contohnya:

“Andaikata Imam Semar politikus busuk, jahat, jelek yang sedang mencari massa, apakah bisa menjadikan paradoks orang Kreta berubah menjadi konsisten dan bukan paradok?” (– knock-down!)

“Andaikata Imam Semar politikus busuk-jahat yang sedang mencari massa, apakah bisa membuat aliran-pluralisme-saja jadi sama pluralnya dengan aliran yang mengakomodasi pluralisme, anti pluralisme, pembantai pluralisme?” (- knock-down!)

“Andaikata Imam Semar politikus busuk yang sedang mencari massa, apakah kallimat ‘jangan melarang’ menjadi bukan larangan?” (– knock-down!)

Silahkan membaca tanggapan-tanggapan di bawah ini dan mengidentifikasi dimana salahnya. Kalau anda sudah menemukan letak kesalahan argumen-argumen di bawah ini, silahkan ungkapkan di bagian Comment.
(Tanggapan di bawah ini sudah saya edit, tanpa merubah isi dan maknanya).

Rachmat Santosa
Wed Jun 18, 2008 1:53 am
Subyek2 yang disinggung dalam tulisan ini, semisal kebenaran hakiki, kebebasan dll. adalah subyek2 yang - dulu - biasa dibahas dalam ilmu filsafat (saya bilang dulu karena sekarang ini ilmu filsafat lebih sibuk untuk memikirkan hal-hal yang bernuansa lebih praktis dan urgent, semisal linguistik, atau hal lain yang berhubungan dengan pembangunan, kemanusiaan dll.). Akan tetapi tulisan ini sendiri bukanlah sebuah karya filsafat melainkan sebuah, katakanlah, pidato politik. Penulisnya mempunyai maksud lain dan menggunakan subyek-subyek filsafat itu untuk - saya kira - mencari massa yang mau mendukung aspirasi politiknya. (87 kata)

Ahmad Amiruddin
Wed Jun 18, 2008 3:00 am
Sependek pengetahuan saya dari tulisan opini seperti Politika di Kompas maupun Catatan Pinggir Goenawan Mohammad di Tempo Modus yang sama juga digunakan tentu untuk kepentingan yang berbeda.

Saya pernah berkorespondensi kepada pengasuh rubrik Politika Bp. Budhiarto Sambazy saat pilpres 2004. Kenapa Kompas sepertinya berpihak ke salah satu kandidat dan menjelekkan kandidat presiden yang lain. Beliau mengakui kalau memang berpihak ke salah satu kandidat, seperti juga Koran Tempo katanya yang bepihak ke kandidat presiden yang lain.

Sepertinya apa yang kita sebut tidak berpihak kepada siapa2, sebenarnya adalah pemihakan juga.
(88 kata)

Ferdy
Wed Jun 18, 2008 5:51 am
Dia membungkus idenya dengan bahasa filsafat, supaya dikira pandai. Menjual idenya dengan bumbu filsafat, supaya laris, dan termakan oleh orang2 yg masih polos. Mempengaruhi masyarakat, supaya masyarakat mendukung idenya. (29 kata)


Mustamin al-Mandary
Wed Jun 18, 2008 7:46 am
Saya ingin memenuhi kata saya, bahwa saya ingin memberikan sedikit komentar. Lupakan dulu komentar Pak Rachmat yang bagi saya cukup menggelitik (hehe), tetapi sepertinya nyambung hehe..

Membaca tulisan saudara
Imam Semar (pen.) (saya lihat nama ini di detail message), membuat saya tertarik. Dalam defenisi saya, tulisan ini adalah essai hermeneutis. Sederhananya, ia menjelaskan teks, menganalisa ciri-ciri teksnya yang mungkin saja penulis anggap objektif, tapi bisa jadi analisa itu subjektif (menurut interpretasi pengarang). Inilah sifat ilmu hermeneutika. (Disini mungkin posting Pak Rachmat mengena). Mari kita lanjutkan.

Secara bahasa, apa yang dijelaskan oleh saudara
Imam Semar (pen.) benar adanya, bahwa di dalam beberapa pernyataan yang dicontohkannya terdapat paradoks. Lalu apa sikap kita terhadap "paradoks" itu? Seorang teman pernah menjelaskan kepada saya bahwa kalimat Laa ilaha illa Allah (Tidak ada Tuhan selain Allah) itu adalah sebuah kalimat paradoks. Mengapa? Karena katanya, tiga kata pertama (Tidak ada Tuhan) gugur dengan sendirinya oleh dua kata terakhir (selain Allah). Dia lalu menambahkan, bahwa jika sekiranya kalimat ini benar dan kita meluruskan "kesalahannya", maka sebenarnya Allah mengatakan "ada Tuhan yang lain selain Dia".

Bagaimana tanggapan Anda? Tanggapan saya begini: Saya mempercayai bahwa kata, atau kalimat, adalah simbol (bukankah kata lahir dari hurup yang merupakan simbol2). Artinya, sebenarnya kalimat itu ingin menjelaskan sesuatu dan simbol terdekat yang bisa digunakannya adalah rangkaian kata2 dalam kalimat tersebut. Lalu apakah kata-kata itu, atau kalimat itu, adalah sesuatu yang dijelaskan itu sendiri?

Jika kita kembali ke premis awal bahwa kata adalah simbol, dan percaya bahwa simbol bukanlah entitas atau wujud dari yang disimbolkannya an sich, maka itu berarti bahwa kata-kata tidak mewakili wujud, atau maksud, atau entitas, dari yang hendak dijelaskannya. Dengan demikian, saya setuju bahwa kita memerlukan hermeneutika dalam sebuah penafsiran, tetapi kitapun harus memahami bahwa hermeneutika tidak cukup dalam menjelaskan sebuah teks.

Karena itu kita mengenal aksiologi. Disana, kita diajari filsafat dari nilai-nilai. Jika kita anggap bahwa satu premis mewakili suatu nilai, maka kita harus mengkaji nilai tersebut. Disinilah kita tidak melulu berpatokan kepada teks, tetapi menyelam ke dalam. Kita menganalisis teks tentunya, karena dari teks-lah kita bisa mendapatkan informasi awal. Tetapi kita harus go beyond, bahwa teks itu memiliki nilai (kebenaran) dan pesan.

Lalu benarkah kalimat Laa ilaha illa Allah itu paradoks? Saya jawab tidak. Alasannya sederhana, karena saya ini percaya kepada Tuhan dan saya yakin kata2Nya tidak paradoks. Waktu itu saya katakan, jika Anda memerlukan penjelasan kenapa saya percaya Tuhan, saya akan menggunakan filsafat wujud untuk menjelaskannya. Untung saja kami sama2 percaya kepada Tuhan, jadi tidak perlu saya menggunakan filsafat wujud yang sebenarnya saya tidak tahu itu....hehehe....Jadi ada parameter lain yang bisa kita gunakan untuk menjelaskan satu premis yang dianggap sah, bukan hanya kajian teks atau bahasa. Kita harus menjelaskannya lebih detail, walau itu akhirnya tetap menggunakan kata-kata. Disitulah pentingnya lintas ilmu dalam penafsiran dan penerjemahan.

Ada seorang teman lagi pernah bertanya, "Apakah benar Tuhan Maha Kuasa?" Saya jawab ya. Dia tanya lagi, "Lalu Kuasakah Dia menciptakan Tuhan lain untuk mendampingiNya?" Teman itu ingin menjebak saya (saya yakin dia main2). Jika saya jawab ya, itu berarti ada kemungkinan adanya Tuhan lain, apalagi kita tidak tahu detail perbuatan Tuhan, bahkan kalaupun Dia menciptakan Tuhan lain, toh tetap tidak kelihatan. Jika saya jawab tidak, itu berarti saya membantah jawaban saya yang pertama. Dia bilang, kekuasaan Tuhan terbukti paradoksal.

Saya lalu jelaskan bahwa pertanyaan dia yang salah. Saya katakan padanya bahwa dia "tidak mengenal" Tuhan sebagaimana yang dijelaskan oleh Akal dan Teks. Jika dia "mengenal" Tuhan dengan baik, maka semestinya dia tidak melahirkan pertanyaan kedua itu. Dengan bertanya yang kedua itu, justru dialah yang memproduksi paradoks dan bukan kekuasaan Tuhan yang paradoks. So be careful.

Sekarang saya ingin menyentil satu contoh saudara
Imam Semar (pen.). Contoh paradoks yang lain saya kira sejenis, jadi sentilan saya ya sejenis juga.

*Paradoks Pluralisme dan Setuju untuk Tidak Setuju*

Saudara
Imam Semar (pen.) mengatakan bahwa ada paradoks yang dilakukan oleh AKKBB atau JIL (lepas dari setuju tidaknya kita terhadap kelompok2 ini). Katanya, jika JIL itu pluralis, mestinya JIL menerima kelompok lain yang ingin membasmi mereka, bukankah menerima kelompok yang ingin membasmi atau menghapus mereka itu adalah sikap pluralis juga?

Jika dianalogikan, contohnya mungkin begini. Jika saya pluralis, maka saya harus menerima orang yang hendak meniadakan saya. Menerima sesuatu yang akan meniadakan saya itu maksudnya apa? Jika saya menerima peniadaan saya, itu berarti saya tidak pluralis. Ini mutar-mutar jadinya. Pertanyaannya, apa yang disebut pluralisme? Apakah ada syarat dan kondisi dalam masyarakat pluralis? Apakah batasan dan karakteristik masyarakat pluralis itu? Jika dalam suatu masyarakat ada satu kelompok yang hendak membasmi atau menghapus kelompok lainnya apakah itu "patut" dibiarkan? Adakah prosedurnya? Adakah hukumnya? Pluralisme memang hanya satu isme, nilai yang dianut. Akan tetapi, isme yang mengejawantah dalam suatu masyarakat pastilah memiliki rambu-rambu. Disinilah peran hukum (entah itu hukum samawi ataupun hukum manusia). Disini pula, menurut saya, wahyu itu "harus" diturunkan oleh Tuhan.

Kita bisa tidak setuju dengan kelompok tertentu. Akan tetapi, jika hendak mempertahankan pluralisme, ketidaksetujuan itu mestinya dalam suatu jalur yang berkarakteristik pluralis. Jika saya adalah kelompok yang dikafirkan, tentu saya tidak setuju dengan fatwa sekelompok orang tentang pembubaran saya dan jelas saya akan menolaknya. Saya berfikir bahwa saya salah menurut Anda, tetapi menurut saya, apa yang saya yakini adalah kebenaran. Masalahnya adalah, fatwa ini adalah pembubaran dan penghapusan (ini bertentangan dengan semangat pluralis itu), ada tindakan pisik yang bisa dilakukan, bukan hanya sekedar ketidaksetujuan saja. Jika fatwa itu hanya meminta pembubaran, tidak masalah, bukankah kita berhak juga menolak. Nah kalau mau pluralis tulen, ya biarkan saja saya, saya juga akan membiarkan Anda tidak menyetujui saya, bahkan memberikan hak kepada Anda untuk meminta pembubaran saya, tetapi saya akan membela keberadaan saya, menutup telinga kepada ajakan Anda untuk menghapus saya, dan jangan coba-coba melakukan suatu tindakan kepada saya karena saya akan membela diri untuk mempertahankan semangat pluralisme itu. Setuju dan tidak setuju itu ada dua. Pertama dalam keyakinan, kedua dalam perbuatan. Saya tidak setuju Anda berqunut di shalat subuh dan saya tidak akan mengikutinya. Tetapi silahkan berqunut jika itu pilihan fiqh Anda. Dan tentu saja, jangan tahan saya, memanggilkan polisi untuk menghukum saya, memenjarakan saya, jika saya berqunut di shalat subuh. Sikap pluralis itu begitu saja. Sederhana. Maka ndak usah dinjelimetkan dalam kata-kata.

Wittgenstein (seorang filosof) berkata, "what you can not speak about, just keep it in silence." Maka tidak salah jika banyak sufi yang memilih larut dalam diam. Simbol memang sering menjebak
. (1037 kata)

Rachmat Santosa
Wed Jun 18, 2008 8:04 pm
Tulisan Imam Semar (pen.) itu adalah sebuah orasi dengan tendensi yang jelas,sebuah propaganda. Tujuannya bukan mencari "kebenaran" tapi memenangkan golongannya (fundamentalis?) atau sedikitnya memenangkan pendapatnya. Jahatnya memang karena beliau melakukan appeal pada logika kita sehingga mereka yang tidak pernah belajar filsafat bisa terjebak padahal beliau melanggar prinsip pertama dan utama dari sebuah diskusi mengenai, tentang dan dalam logika. Prinsip pertama itu adalah : "define your concepts first before starting the discussion". Ini supaya peserta diskusi atau pembaca atau hadirin atau jemaah "memakai bahasa yang sama" dengan mereka yang sedang menjadi "nara sumber".

Saya berikan satu contoh saja: "Hanya Tuhan yang tahu kebenaran hakiki". Ini bukanlah sebuah philosophical statement yang lahir diujung sebuah penalaran logis. Ini adalah sebuah statement of belief yang dicomot dari ungkapan2 men in the street yang sepertinya bermaksud baik, ingin mendamaikan mereka yang bertengkar tentang agama dan kepercayaan. Sebagai kalimat yang mempunyai tujuan baik demikian, statement itu ok, dan dia mempunyai kebenaran bersyarat. Syaratnya adalah pemahaman kebenaran hakiki sebagai: agama dan kepercayaan yang mana yang benar? Memang hanya Tuhan yang tahu agama dan kepercayaan mana yang benar, lebih benar, paling benar dan kita hanya bisa percaya (ada orang yang lebih suka menggunakan kata yakin) bahwa agama kitalah yang paling baik (maafkan, saya lebih suka menggunakan istilah ini daripada paling benar). Tapi kalau dianalisis dengan menggunakan metode filsafat maka gampang banget untuk tiba pada "paradoks" di dalam statement itu seperti yang diistilahkan oleh
Imam Semar (pen.). Pak Mus sudah memberikan beberapa contoh lain dari kalimat/statement yang sering kita dunakan namun yang mengandung paradoks di dalamnya. Tapi dalam diskursus filsafat adalah biasa bagi kita untuk "merasa" bahwa kita telah mencapai kebenaran hakiki tentang sesuatu hal, tidak perduli bahwa filsuf lain juga menyatakan telah mencapai kebenaran hakiki lain tentang hal yang sama. Dengan segera saya teringat pada pertarungan aliran idealisme dan keturunan2nya melawan aliran materialisme dan keturunan2nya pula. Para filsuf idealis dan materialis sama2 merenungkan hal yang sama dan tiba pada "kebenaran hakiki" yang berbeda. Maksud saya, jika kita jujur mau mencari "kebenaran" (yang elusive itu) maka "first, define your concepts please!" Supaya kita bisa berbicara dalam bahasa yang sama. Itu yang tidak dilakukan oleh Imam Semar (pen.) dan banyak penulis propaganda lainnya. (363 kata)


Djasli Djamarus
Hmmm ... puyeng juga bacanya ... tapi gue komentari sedikitlah:

Quote Imam Semar: Berapa banyak orang yang mempunyai kecerdasan untuk menyadari bahwa paham kebebasan adalah paham paradoks? Perkiraan saya, tidak banyak. Paling tidak, opini yang berhasil keluar ke media massa mencerminkan demikian. Pada jaman modern ini, ujung tombak penganut prinsip-prinsip yang bersifat paradoks biasanya mempunyai latar belakang pendidikan ilmu politik, sosial dan seni. Mereka ini adalah ampas yang tidak lolos dari saringan masuk untuk jurusan kedokteran atau teknik. Siswa yang pandai akan masuk ke jurusan kedokteran dan teknik. Dan oxymoron, biasanya masuk ke jurusan ilmu politik, sosial dan seni serta menjadi pendukung paham kebebasan, women liberation, feminist, pluralisme dan sejenisnya yang penuh dengan prinsip-prinsip paradoks.

Gue keberatan dengan statement diatas ! Kecerdasan itu bermacam-macam ! Orang yang cerdas di logika/matematika bisa jadi tolol di bidang estetika, dst-2nya. Jadi ga bener tuh kalau mereka yang berlatar belakang ilmu politik/sosial merupakan ampas dari mereka yang berpendidikan kedokteran/teknik.

Jadi ga bisa dibilang suatu ilmu (batasi untuk yang ada program studi s-1) tertentu lebih tinggi dari ilmu yang lain! Gue terus terang aja bisa jadi DO kalau masuk FISIP atau SR, untung aja gue masuk ELEKTRO yang gampang (paradoks ?)

Saya yakin banyak diantara pembaca bukan terlahir untuk menjadi oxymoron, tetapi karena pendidikan dan lingkungan, maka anda menjadi oxymoron.

Ini bisa terjadi dalam pendidikan apapun juga, termasuk teknik dan kedokteran. Jadi bagaimana kita menjalankan pendidikan (dalam arti umum: bisa terbuka, bisa formal, bisa alternatif) itulah yang penting, bukan bidang pendidikan jenis apa.

.......... paham mengenai isi tulisan ini, berarti anda telah meningkatkan intelektual anda dan tidak berhak memperoleh gelar oxymoron lagi. Bahkan bisa menggunakan kalimat: “prinsip anda mengandung paradoks” sebagai ungkapan yang halus sarkastik untuk menghina dan mengatakan bahwa “tingkat intelektual anda sangat rendah”. Selamat menikmati, semoga nantinya anda lebih pandai.

Ini lagi ... koq bisa-bisanya menilai HANYA dari sebuah tulisan saja. Kalau gue lagi malas ga mau ngerti apa gue oxymoron, kalau dibaca setiap hari selama 1 bulan, baru ngerti apa sudah bebas dari oxymoron

Inti paradoks2 yang dicontohkan sebenarnya datang dari tata nilai yang menggangap bahwa kebenaran/kebebasan/persetujuan dll itu adalah diskrit 0 (false) dan 1 (true), padahal dunia nyata ini adalh FUZZY, jadi ada nilai continues kebenaran/kebebasan/persetujuan diantara 0% s.d 100%. Jadi kalau kita beranggpan demikian maka beberapa paradoks2 itu sebenarnya bisa tidak paradoks.
(379 kata).

Sunday, June 22, 2008

KETIKA INFLASI MENGHANTAM KEBUTUHAN PRIMER

Topik kali ini:

KETIKA INFLASI MEMUKUL KEBUTUHAN PRIMER
CRASH BERIKUTNYA
GEMPA SUSULAN
TARUHAN MELAWAN WARREN BUFFET
TIDAK ADA SHORT SQUEEZE DI MINGGU KE 3 JUNI 2008
CATATAN AKHIR DAN RENUNGAN

Minggu lalu market review terpaksa ditiadakan. Komputer saya kena banyak virus. Canggih pula, sehingga anti virus Kaspersky (legal dan bukan bajakan)saya tidak berdaya. Terpaksa harddisk diformat lagi. Saya pikir ada baiknya para pembuat virus komputer dihukum mati. Hukuman mati, kata mertua saya, tidak akan menjadikan deterrance, menjadikan pencegah untuk suatu kejahatan. Tetapi argumen saya: Memang betul hukuman mati tidak ampuh sebagai usaha mencegah kejahatan, tetapi untuk setiap kematian pelaku tindak kriminal maka satu orang yang berpotensi melakukan kejahatan berkurang. Kalau hukuman mati ini diberlakukan terus, maka tidak ada lagi akumulasi pelaku tindak kriminal di masyarakat dan konsekwensinya tidak kriminal berkurang. Anda bisa buktikan secara matematis.

Seperti biasanya, kita akan membuka market review dengan melihat keadaan ekonomi dunia, dan kemudian dilanjutkan dengan peluang investasi.


KETIKA INFLASI MEMUKUL KEBUTUHAN PRIMER
(KETIDAK-BIJAKASANAAN PEMERINTAH)


Subjek ekonomi bukanlah sains tetapi terkadang hanyalah gagasan, kadang gagasan penipuan. Seorang ekonom terkenal – penggagas aliran moneterisme – John Maynard Keynes mengatakan:

“The best way to destroy the capitalist system is to debauch the currency. By a continuing process of inflation governments can confiscate, secretly and unobserved, an important part of the wealth of their citizens”

Pernyataan ini jelas merupakan suatu jurus penipuan, resep John Maynard Keynes bagi politikus yang mau mencuri/menyita asset dan kekayaan warga negaranya secara halus dan tidak nampak. Jangan heran kalau pertumbuhan uang dicetak dibanyak negara saat ini tinggi. Pembaca (Ekonomi Orang Waras dan Investasi) EOWI mungkin sudah bosan mendengar Imam Semar mengatakan hal ini.

Zimbabwe : 1000,000% (entah berapa pokoknya tinggi banget deh)
Russia : 47.5%
China : 18%
India : 17.5%
USA : 17%
Indonesia: 17%
Euro: 11.4%

Inflasi – ekspansi moneter kalau menyentuh barang sekunder, seperti tanah, rumah, saham disebut appresiasi asset dan investasi serta membuat orang senang. Tetapi tunggu dulu, pada akhirnya inflasi akan merambat ke kebutuhan pokok, seperti makanan dan bahan bakar. Ini baru disebut inflasi. Mazhab Keynesian menganjurkan adanya inflasi. Aneh bukan mazhab Keynesian? Sayangnya ekspansi moneter bisa punya dua nama dan dua rasa. Sayangnya rasa pahit, getir dan bikin sakit muncul terakhir. Harga saham dan rumah turun; disaat yang sama harga bahan pokok naik. Erosi pemiskinan berganda. Tapi jangan kuwatir, Indonesia belum terlalu parah. Pameran komputer dan alat komunikasi di Balai Sidang Senayan pada bulan Juni 2008 ini penuh dikunjungi sampai tempat parkir Senayan penuh dengan motor dan mobil.

Minyak mentah naik parabolik selama 1.5 setahun ini. Tetapi selama beberapa bulan, hal ini belum diikuti oleh produk minyak mentah dan bahan bakar minyak (BBM). Kelangkaan BBM melanda banyak negara, terutama negara dimana harga bensin ditetapkan/diatur oleh pemerintah. Refinery dan retail minyak mengalami tekanan karena harga bahan baku (minyak mentah naik dari $50/bbl sampai menembus $100/bbl, sedangkan harga produknya (BBM) masih belum beranjak. Akibatnya Exxon berniat keluar dari bisnis retail karena marginnya kecil [link]. Di Cina, kelangkaan BBM juga melanda karena Sinopec, Petro China enggan memproduksi BBM. Indonesia juga, Pertamina juga “tidak mau rugi banyak”. Bahkan PLN yang menggunakan BBM dan batu bara juga melakukan pemadaman untuk mengurangi kerugian (catatan: PLN dan Pertamina tidak boleh mengatakan bahwa mereka “tidak mau rugi”. Banyak dalih yang disodorkan sebagai alasan, tetapi dalih itu lemah dan tidak bisa dijadikan alasan). Baru pada akhir bulan February 2008, bensin mulai merangkak naik (Chart-1).


Chart 1 (Klik gambar untuk memperbesar)

Bulan Juni 2008 ini di US bensin menembus level psykologis $4/gallon (Rp 9,800/ltr). Ini belum apa-apa dibandingkan Jerman $11/gallon (Rp 27,000/ltr). Inggris $8.3/gal (Rp 20,000/ltr) . Di Malaysia harga minyak minggu lalu naik 40%. Harga barang lainnya sudah naik dalam mengantisipasi kenaikkan harga minyak. Tetapi, katanya inflasi masih 3%, tetapi money supply (M2) naik 17%. Harga bensin dan BBM naik dimana-mana, dan menekan hidup orang banyak.

Demonstrasi untuk memprotes kenaikan harga minyak berkobar dimana-mana di dunia, di Afrika, di Asia, di Eropa. Dengan google search untuk “fuel protest”, bisa diperoleh dimana saja di dunia ini ada protes kenaikan BBM. Di Eropa (Spanyol) seperti diberitakan oleh This is London.CO.UK (21 Juni 2008), sampai terjadi pembakaran truk besar [link].

“Violence has flared across Europe as hauliers, fishermen and taxi drivers protest against rising fuel prices they say are crippling their industries.

Some of the worst outbreaks were seen in Spain where prime minister José Luis Rodriguez pledged 'zero tolerance' of any disruption by 90,000 striking lorry drivers.

His warning came after a driver breaking the strike was burned when his lorry was set on fire.”


Di negara-negara yang harga BBM dikontrol oleh undang-undang, terpaksa harus dinaikkan pemerintah, karena pemerintah tidak sanggup lagi menanggung “subsidi” (Maksudnya, uang pajak tidak boleh terlalu banyak kembali kepada pembayar pajak. Bagian untuk politikus dan birokrat tidak boleh berkurang). Protes kenaikan harga bahan bakar merebak dimana-mana, di India, Filipina, Thailand, Indonesia (kecil saja tetapi ada mahasiswa pengunjuk sara yang mati), Nicaragua. Di Malaysia, protes ini adalah aksi protes yang terbesar yang pernah terjadi dalam sejarah Malaysia dan diikuti oleh 24 ribu pengunjuk rasa. Perdana mentri Badawi bisa dipastikan akan turun tidak lama lagi. Hanya itu yang bisa diterima oleh rakyat Malaysia.


Protes bahan bakar minyak di Spanyol (Klik gambar untuk memperbesar)



Protes bahan bakar minyak di Filipina (Klik gambar untuk memperbesar)



Protest bahan bakar minyak di India (Klik gambar untuk memperbesar)



Protest BBM di Malaysia (Klik gambar untuk memperbesar)



Protest bahan bakar minyak di Thailand (Klik gambar untuk memperbesar)

Persepsi masyarakat awam, bahwa kenaikkan harga minyak akan menaikkan tingkat kemiskinan. Tetapi keponakan saya punya opini lain dengan argumennya. Kata keponakan saya kenaikan harga BBM dan pangan membuat rakyat miskin berkurang. Argumennya begini: bus yang biasanya tenang-tenang saja, sekarang suka ngebut mengejar storan. Penumpangnya bertambah karena yang biasanya naik mobil dan taxi harus menghemat naik bus. Ketika turun, bus yang biasanya langsam nya 3 km/jam, sekarang 15 km/jam. Jadi banyak penumpang jatuh dan mati. Kalau tidak mati di jalan, maka mati di rumah sakit karena terkejut jantungan melihat tagihan perawatan yang tinggi. Bagi yang biasanya makan 1 hari sekali, sekarang harus 3 hari sekali, dan akhirnya mati karena gizi buruk. Tentu saja opini keponakan saya ini hanyalah sebuah sarkasme.

Dampak inflasi di US sudah menjalar kemana-mana. Di samping harga pangan yang naik, juga rekening listrik, air, telepon, gas pemanas, cicilan rumah, cicilan mobil dan cicilan lainnya. Di tambah harga rumah turun dan tidak kuat bayar cicilan akhirnya stress. Kalau sekedar stress saja, paling-paling menjadi pemurung dan gampang marah. Kalau tidak kuat bisa bunuh diri seperti yang dilakukan Manimaren Sinvasan, orang kaya debitor BLBI. Harian Palm Beach Post [link] memberitakan:

Friday, June 13, 2008

A local hot line has seen a dramatic spike in suicide calls from people in Palm Beach County who are facing foreclosure and can't pay their bills, according to numbers released today.

Since the start of the year, 256 people in the county told operators at the 211 hot line that they were thinking about suicide. Of those, 44 told operators that their main reason was that they had lost a job, were facing foreclosure, couldn't afford to pay their bills or were homeless.

Kalau saya, dari pada bunuh diri untuk mengakhiri penderitaan, lebih baik bunuh orang yang bertanggung jawab atas segala keruwetan ini. Dari sejarah, biasanya, kalau penderitaan sudah tak tertahankan lagi maka orang akan mencari sasaran untuk melampiaskan kemarahannya. Kejadian seperti yang dialami oleh Luis XVI dan Maria Antoinnette, Charles I, atau raja-raja di Sumatra Utara dan Aceh di tahun 1947 bisa terulang kembali (anda harus membaca sejarah untuk mengetahui hal ini). Kesengsaraan bisa juga memicu kemunculan fasisme seperti Hitler, Mussolini, Fidel Castro dan Lennin. Kekuasaan mereka ini lahir karena penderitaan hidup.

Entahlah, sulit membayangkan bagaimana US bisa berubah menjadi berantakan seperti Uni-Soviet. Pembrontakan. Entah bisa entah tidak. Tetapi hal semacam ini bukan mustahil. Yang pasti di US sudah muncul kebudayaan baru, kota tenda. Ada berita dari US mengenai pertumbuhan kota tenda di Daily Bulletin 02/15/2008 [link. Ternyata bukan Sudan dan negara-negara Afrika saja yang punya kota tenda.

“ONTARIO - Nobody knows the exact population of Tent City, but the area has swelled beyond expectations. The dusty, undeveloped city-owned parcel at Cucamonga Avenue and Jefferson Street is filled with tents, campers and makeshift shelters.”

"It's growing and it's growing," said Carlos Villalobos, a Tent City resident the past four months. "And I haven't seen nobody leave."



Kota Tenda di US bukan di Sudan (Klik gambar untuk memperbesar)





Ini bukan piknik atau rekreasi (Klik gambar untuk memperbesar)


Hidup di US semakin tidak enak. Itu yang selama 10 tahun ini saya katakan kepada istri saya yang adiknya berimigrasi ke US. Kasihan juga ipar saya itu. Semoga dia bisa pindah ke tempat lain. Swiss mungkin.


CRASH BERIKUTNYA:
LEHMAN BROTHERS = BEAR STEARNS II; CITI GROUP = SHITTY GROUP

Telegraph.co.uk (19/06/2008) memberitakan bahwa Royal Bank of Scotland memberi peringatan kepada clientnya akan adanya crash di pasar modal global dalam 3 bulan mendatang akibat inflasi yang tinggi [link]:

The Royal Bank of Scotland has advised clients to brace for a full-fledged crash in global stock and credit markets over the next three months as inflation paralyses the major central banks.

"A very nasty period is soon to be upon us - be prepared," said Bob Janjuah, the bank's credit strategist.

A report by the bank's research team warns that the S&P 500 index of Wall Street equities is likely to fall by more than 300 points to around 1050 by September as "all the chickens come home to roost" from the excesses of the global boom, with contagion spreading across Europe and emerging markets.

Bob Janjuah, analis Royal Bank of Scotland melanjutkan:

RBS expects Wall Street to rally a little further into early July before short-lived momentum from America's fiscal boost begins to fizzle out, and the delayed effects of the oil spike inflict their damage.

Saya tidak tahu apakah ramalan Bob Janjuah akan terwujud atau tidak, tetapi EOWI punya ramalan sendiri yang mirip. Sudah meramalkan EOWI bahwa krisis kali ini akan cukup lama dan tidak akan selesai sebelum tahun 2011. Lihat seri Monitoring Krisis Ekonomi I [link], pada bulan Agustus 2007. Chart-2 ini saya ambil dari artikel itu. Sampai Desember 2011, jumlah Adjustable Rate Mortgage (ARM) yang beralih dari “teaser rate” (bunga penggoda yang rendah) ke bunga mengambang yang mengikuti pasar, masih tetap banyak jumlahnya. Dengan adanya inflasi yang meningkat, otomatis bunga mengambang juga naik.


Chart 2 (Klik gambar untuk memperbesar)

Pada lingkungan yang sifatnya krisis, cash is the king dan ongkos untuk meminjam uang menjadi mahal (kata lain untuk bunga pinjaman mahal). Debitur perumahan yang tadinya disebut sebagai “prime borrower” bisa berubah karakteristiknya menjadi sub-prime. Pengangguran meningkat, bunga pinjaman naik, harga barang pokok naik, gaji tetap (itu masih untung kalau tidak di PHK). Gagal bayar akan meningkat. Harga rumah akan jatuh. Ini akan berlaku secara global. Siapkan uang anda untuk menampung rumah dan apartemen murah.

Sejarah mengatakan bahwa krisis seperti sekarang ini, kita akan melihat banyak bank dan lembaga keuangan yang bangkrut dan kapitalnya tergerus. Seperti krimon di Indonesia dulu. Kalau kita tidak waspada, tabungan kitapun ikut tergerus nilainya, karena pemerintah akan membuat ketidak-bijaksanaan untuk menolong para bankir dengan mengencerkan/ menghancurkan nilai uang. Lehman Brothers (LEH) saya perkirakan akan menjadi Bear Stearns II karena model bisnisnya mirip dengan Bear Stearns. LEH dengan leverage bisnisnya 31 kali equitinya, akan memerlukan injeksi kapital setiapkali asset busuknya menjadi tak tertahankan lagi baunya. Citi Group akan menjadi Shitty Group. Ambia (MBI) kata orang Jawa akan ambyar nggak karuan. Saham LEN, MBI dan LEH nasibnya akan terus terdilusi karena mereka memerlukan injeksi dana yang akan diperoleh dari penerbitan saham baru. LEH dan MBI yang leveragenya tinggi, kerugian sedikit akan menghabiskan kapitalnya. Oleh sebab itu nasib saham LEH dan MBI masih akan terus terpuruk seperti Bear Stearns.

Lehman Brothers (LEH), tanggal 9 Juni 2008 lalu melakukan penjualan saham baru senilai $4 milyar di harga $28 dan Mandatory Convertible Preferred Stock senilai $2 milyar. Beberapa hari kemudian pada tanggal 12 Juni 2009 saham LEH ini terjun ke $23 (sempat menyentuh $21.17) karena pengumuman dicopotnya 2 petinggi LEH, Chief Financial Officer Erin Callan and Chief Operating Officer Joseph Gregory.

Bagaimana rasanya para pengambil keputusan di dana pensiun New Jersey yang membeli common stock LEH sebanyak $120 juta diharga $28 dan $60 juta preferred stock. Juga Kevin Cronin dari Putnam mutual fund yang merupakan pemegang saham LEH terbesar ke 16.


GEMPA SUSULAN
Krisis moneter sekarang ini saya perkirakan masih menyisakan 2 atau 3 gempa susulan; yaitu sekitar awal tahun 2009, antara awal dan pertengahan tahun 2010 dan di tahun 2011 (lihat Chart-2). Seperti gempa bumi, gempa susulan (after-shock) biasanya lebih menghancurkan walaupun daya pukulnya tidak sekuat yang pertama. Hal ini disebabkan struktur bangunan-bangunan sudah lemah dihantam gelombang pertama. Sama juga dengan ekonomi. Sendi-sendi ekonomi sudah rapuh pada saat gelombang ke II, III dan IV. Harga-harga sudah naik. Bank-bank sentral punya dua piihan: menaikkan suku bunganya, dengan kata lain meaikkan “cost of borrowing” atau menghancurkan nilai mata uangnya. Kedua-duanya sama-sama tidak bagus bagi ekonomi. Bank sentral Europa, Trichet nampaknya sudah bersiap-siap menaikkan suku bunganya. Bagi Trichet, keputusan ini tidak mudah. Kenaikan suku bunga ECB tidak akan berpengaruh banyak ke pada Jerman. Tetapi bagi Itali, Spanyol, Portugal, negara Eropa selatan, kenaikan suku bunga ini akan memukul perekonomian mereka yang memang sudah payah. Bulan Maret lalu seperti yang dikutip oleh Telegraph.co.uk (27/03/2008) Trichet mengatakan [link]:

"I wouldn't say the worst is behind us," the ECB president told European Union lawmakers in Brussels.

"If we don't learn the lessons of the past we will find ourselves faced with the same problems that we encountered during the first oil crisis."

He said countries then had responded to higher prices by raising wages and salaries which had fuelled an inflation spiral, choking off growth and causing widespread, stubborn unemployment that dogged Europe for decades.

"Never forget, mass unemployment in Europe started with the very bad reaction after the first oil shock in 1973. We had no mass unemployment in Europe before the first oil shock. We were at full employment in practically all the economies in Europe."

He also stressed the importance of full transparency by financial institutions regarding US sub-prime mortgage losses, saying: "In the Asian crisis, transparency appeared to be absolutely necessary to avoid the contagion from one emerging country in Asia to the other emerging economies in Asia, and we observe exactly the same in the present episode."

However, Mr Trichet rejected calls for an interest-rate cut after a surprise rise in German business confidence this month, insisting that fighting inflation is his priority.

Bagi US, dampaknya sudah jelas. Gambarannya seperti yang dijelaskan Trichet. Tantangan yang dihadapi Ben Bernanke ialah dari jajaran gubernur bank sentral US itu sendiri. Perpecahanan diantara gubernur bank sentral US ini sudah menelorkan beberapa gubernur menundurkan diri. Terakhir adalah Mishkin yang mundur pada akhir May 2008 lalu. Sebelumnya William Poole pensiun dan Susan Schmidt Bies mundur karena kekecewaannya terhadap lambatnya revisi pembuatan standarisasi kapital untuk perbankan. Jadi saat ini dari 7 kursi gubernur bank sentral US, yang terisi hanya 4: Ben Bernanke (Chairman), Donald Kohn (Vice Chairman), Kevin Warsh, Randall Kroszner

Kepemimpinan Ben Bernanke nampaknya meragukan. Apa yang anda harapkan? Tentu saja persoalan ekonomi global tidak bisa diselesaikan the Fed. Campur tangan the Fed akan membuat keadaan semakin parah. Tetapi jangan kuatir, persoalan ini akan terselesaikan dengan sendirinya karena misallokasi kapital dan disequilibrium akan kembali normal pada garis keseimbangannya dengan sendirinya secara alamiah.


TARUHAN MELAWAN WARREN BUFFET
Majalah Fortune (9 Juni 2008) memberitakan bahwa Warren Buffett, the CEO of Berkshire Hathaway dan Protégé Partners LLC, a New York City mengadakan taruhan. Pada dasarnya Buffet tidak percaya bahwa Protégé bisa memberikan keuntungan kepada investor reksadananya yang lebih baik dari S&P500. Kombinasi biaya managemen dan juga “hukum rata-rata” membuat investor reksadana Protégé tidak bisa memperoleh keuntungan yang lebih baik dari S&P500 selama 10 tahun mendatang. Buffet dan Protégé membeli 10-year zero coupon Treasury bond masing-masing sebesar $320,000 (total $640,000). Dana ini akan menjadi $1 juta 10 tahun yang akan datang dan akan diberikan ke yayasan yang ditunjuk pemenang taruhan [link]

It's between Buffett (not Berkshire) and Protégé (the firm, not its funds). And there's serious money at stake. Each side put up roughly $320,000. The total funds of about $640,000 were used to buy a zero-coupon Treasury bond that will be worth $1 million at the bet's conclusion.

That $1 million will then go to charity. If Protégé wins, it has asked that the money be given to Absolute Return for Kids (ARK), an international philanthropy based in London. If Buffett wins, the intended recipient is Girls Inc. of Omaha, whose board includes his daughter, Susan Buffett.

Komentar Imam Semar: nilai riil dari uang taruhan yang $640,000, tidak akan menjadi $ 1 juta uang 2008, bahkan juga lebih rendah dari $640,000 uang 2008. Karena inflasi. Dari pada uang ini diinvestasikan sebagai bond, lebih baik sebagai perak yang kata Buffet dulu, tidak memberikan deviden dan pertumbuhan. Perak, minyak, emas dan tembaga dan asset riil lainnya memang tidak tumbuh karena mengikuti hukum kekekalan massa. Tetapi asset riil bisa mempertahankan nilai riilnya. Sedangkan asset kertas, akhirnya akan kembali ke nilai interinsiknya yaitu NOL.

Apa yang dimaksud oleh Buffet ialah dalam 10 tahun mendatang, investasi akan sulit memperoleh untung, sampai-sampai komisi untuk membayar fpengelola dana (fund manager) menjadi porsi yang cukup berarti dari keuntungan kapital yang diperoleh. Apalagi kalau inflasi ikut diperhitungkan. Harga bahan baku dan gaji pegawai akan meningkat. Bunga pinjaman naik. Semua ini akan mempengaruhi keuntungan perusahaan. Dalam 3 tahun mendatang, kebangkrutan akan meningkat.


TIDAK ADA SHORT SQUEEZE DI MINGGU KE 3 JUNI 2008
Saham-saham finansial seperti LEH, MBI, JPM, dan ETF fiansial yang sering menjadi sasaran empuk shorting, pada minggu option expiry, akan cenderung jadi sasaran short squeeze. Sejak Tanggal 13 Juni lalu posisi short saya di sektor finansial sudah bersih. Saya masih punya posisi short di LEN (Lennar), saham real estate. Ternyata yang saya tunggu tidak datang. Indeks DJIA turun menembus level psikologis 12,000. Saat ini pasar sudah hampir oversold. Support DJIA di 1170-1175 (Chart-3) mungkin bisa dijadikan target yang bisa dicapai minggu depan setelah itu terjadi relief rally, untuk menghilangkan oversold.


Chart 3 (Klik gambar untuk memperbesar)

Bullish percentage sektor finansial (BPFINA) juga sudah menunjukkan sangat bearish (Chart-4). Angka BPFINA = 21 berarti bull hanya tinggal 21% saja. Perubahan sedikit saja bisa membuat arah pasar berbalik. Perkiraan saya minggu depan pasar punya peluang 75% untuk bisa rebound. Pada saatnya, posisi short bisa dimasuki lagi. Tetapi untuk saat ini, posisi long di sektor saham emas dan ETF emas adalah lebih baik.


Chart 4 (Klik gambar untuk memperbesar)


CATATAN AKHIR DAN RENUNGAN
Harga minyak, batu bara, bahan-bahan pokok lainnya naik. Dipihak lain credit crunch menghantui bank-bank komersial. Bila terjadi hal seperti ini, pemerintah akan mengulangi kembali sejarah masa lalu. Mereka akan membela bank. Mereka tidak akan membiarkan bank menjadi bangkrut. Menolong bank-bank yang mengalami krisis kredit berarti mendilusi, menghancurkan nilai riil mata uang. Berhati-hatilah dengan tabungan anda.

Banyak orang yang tidak tahu bahwa inflasi sesungguhnya ciptaan pemerintah, bank sentral untuk lebih tepatnya, bukan gejala ekonomi. Kenaikan harga akibat inflasi (ekspansi moneter) sering dikacaukan dengan kenaikan harga karena mekanisme pasar permintaan dan penawaran. Ketidak tahuan ini sering digunakan para politikus untuk memindahkan, menimpakan kesalahan yang dibuatnya ke golongan produktif menghasilkan barang dan jasa. Spekulan, tuan-tanah, kapitalis penghisap, Yahudi, konglomerat hitam dan sebutan-sebutan yang menyudutkan lainnya.

Dalam bernegara yang demokrasi “bread & circus”, makanan dan tontonan/sandiwara, merupakan elemen yang penting. Pemerintah/politikus untuk mempertahankan kekuasaannya harus memuaskan bisa rakyat. Rakyat yang lapar bisa menimbulkan pemberontakan jika ada yang menyulut. Untuk memuaskan rakyat dan diri sendiri, perlu biaya. Pajak sangat tidak populer karena sangat menyolok dan sifatnya langsung (tapi pemerintah sekarang sedang giat-giatnya mengejar pajak. Nanti tahu rasa akibatnya). Kalau pajak tidak mencukupi, maka nasionalisasi perusahaan-perusahaan asing adalah agenda berikutnya. Ini sirkusnya, pemerintah bersandiwara seakan-akan menjadi pahlawan penolong. Rusia, Bolivia dan Venezuela yang sudah terang-terangan menasionalisasi perusahaan minyak asing yang beroperasi di negara tersebut. US, Indonesia dan banyak negara pun akan melakukan hal yang serupa, windfall tax (pajak rejeki nomplok). Ini yang disebut perampokan dan pemalakan.

Tindakan pemerintah yang seperti ini akan memperparah keadaan. Keuntungan yang berlebih seharusnya bisa digunakan untuk melakukan eksplorasi; dan melakukan peremajaan sumur dan lapangan untuk meningkatkan produksi, malah diambil oleh pemerintah sebagai windfall tax untuk konsumsi. Bagaimana mungkin produksi minyak bisa ditingkatkan? Untuk Indonesia, tidak ada perusahaan besar minyak yang menandatangani kontrak-kontrak baru. Bagi perusahaan besar yang pengalaman, perjanjian bagi-hasil (KPS) tidak menarik lagi. Kebanyakan yang menanda-tangani blok-blok eksplorasi baru di Indonesia adalah perusahaan-perusahaan minyak yang kecil, baru dan tidak berpengalaman. Mereka tidak tahu bahwa hasil bagi yang berlaku sejak tahun 2008 ini penuh umpan dan resiko. Walaupun pembagian keuntungan nampak lebih besar, tetapi ini adalah umpan pemanis. Di dalamnya penuh jebakan. Ring-fencing, penciutan jumlah investasi yang dimasukkan dalam kategori OPEX (Operating Expenditure) yang bisa cepat di-recover, amortalisasi kapital selama 10 tahun (sebelumnya 5 tahun), dihapuskannya capital-cost insentive semuanya membuat perusahaan minyak beresiko tidak bisa me-recover capital yang ditamamkannya selama beroperasi, walaupun hasil baginya 85%-15% atau 60%-40%. Banyak resiko yang tersembunyi yang harus ditanggung kontraktor bagi hasil. Saya tidak yakin produksi minyak Indonesia bisa melewati 1 juta BBL per hari pada tahun 2008 ini, seperti target pemerintah.

Saya sempat membaca sebuah blog, Embun Pagi namanya. Ada sitiran di blog itu yang cukup menarik:

“Semua orang ingin hidup di atas biaya negara. Mereka lupa: negara ingin hidup di atas biaya semua orang.” –Claude Frederic Bastiat

Rakyat yang malas ingin agar mereka diurusi pemerintah. Dikasih makan, perumahan, gaji (kalau perlu tanpa kerja), layanan kesehatan gratis. Tetapi mereka lupa bahwa negara (politikus) juga ingin hidup mewah di atas biaya semua orang.

Bread & Circus itu yang diminta rakyat. “Jadi..... beri saja” kata para politikus. Ambil saja dari para kapitalis, spekulan, tuan tanah, perusahaan asing. Nasionalisasi semua perusahaan. Bumi, air dan kekayaannya dikuasai pemerintah untuk kepentingan rakyat. Bread & Circus diperoleh dengan menghukum mereka ini dengan pajak yang tinggi, penyitaan dan nasionalisasi. Makanan dan tindakan kepahlawanan.

Pembaca sekalian, saya yakin anda mau berpikir. Kalau para kapitalis, spekulan, tuan tanah yang nota bene adalah kelompok masyarakat yang produktif, yang mengeluarkan kekayaan alam ini dari bumi, dihukum dengan pajak yang tinggi disita kapitalnya, lalu siapa yang akan mengeluarkan kekayaan alam ini dari bumi? Pemerintah? Atau...para kapitalis busuk? Silahkan jawab.

Pembaca......, orang-orang yang ada di DPR, di kabinet, di pemerintahan tidak tahu dan tidak mau bagaimana mengeluarkan kekayaan bumi ini untuk dimanfaatkan. Apalagi sekarang banyak artis, agamawan, budayawan, sosilog yang masuk jadi politikus. Apakah anda kira mereka mempunyai intelektual yang cukup untuk membuat negara ini makmur? Saya meragukan.


Jakarta 21 Juni 2008

Sunday, June 15, 2008

PLURALISME, KEBEBASAN DAN PAHAM-PAHAM PARADOKS

Minggu ini EOWI (Ekonomi Orang Waras dan Investasi) menerbitkan sebuah artikel yang menyangkut masalah sosial di samping market review. Tulisan tentang masalah sosial ini merupakan sanggahan dari banyak artikel yang beredar di surat kabar dan blog. Salah satu Blog yang mengetengahkan masalah moralitas dan kebebasan adalah Akal dan Kehendak (http://akaldankehendak.com/). Saya mengirimkan tulisan ini kepada pengelola situs Akal dan Kehendak tersebut untuk diterbitkan di sana.

Situs Akal dan Kehendak termasuk situ yang sering saya kunjungi. Corak dan karateristiknya dipengaruhi ekonomi mazhab Austria dan aliran Libertarian. Walaupun coraknya hampir sama dengan EOWI, tetapi EOWI lebih cenderung memberikan penekanan pada ilmu logika.

Okey....., kita mulai saja.

Kalau kita mengamati sebuah karya seni lukis, bunga misalnya, maka untuk menikmatinya harus dilihat dari jarak yang tidak terlalu dekat sehingga detailnya terabaikan. Kalau terlalu dekat maka tidak menarik karena detailnya nampak jelas tidak ada. Untuk menghargai karya seni ini tidak diperlukan intelektual yang tinggi. Berbeda dengan bunga aslinya, semakin detail semakin menarik. Dari mulai bentuk makronya, kelopak bunga, benang sari, serbuk sari; kemudian detailnya sampai ke tingkat jaringan, sel, mitochondria, chromosom, gen, ribonucleic Acid, DNA, protein, proses metabolisme dan seterusnya; semuanya memerlukan intelektualitas yang tinggi untuk bisa menghargainya. Seorang botanist akan mengalami kesulitan untuk menerangkan bagaimana nutrisi/makanan bisa sampai ke kepala putik pada lukisan bunga, karena si pelukis tidak akan menggambarkan secara details bagian-bagian mikroskopis dari bunga. Itulah perbedaaan antara karya seni dan the real thing.

Hal seperti contoh bunga di atas berlaku untuk segala aspek seperti prinsip hidup atau isme. Suatu isme bisa berupa gagasan bisa juga hasil pengamatan yang diformulasikan. Suatu isme yang masih berupa gagasan, bisa terdengar indah, jika tidak ditest, atau tidak diuji secara intelek. Pada tulisan berikut ini kita akan membahas secara cerdas paham-paham yang sedang populer di media massa, yaitu yang berkaitan dengan kebebasan.

Berapa banyak orang yang mempunyai kecerdasan untuk menyadari bahwa paham kebebasan adalah paham paradoks? Perkiraan saya, tidak banyak. Paling tidak, opini yang berhasil keluar ke media massa mencerminkan demikian. Pada jaman modern ini, ujung tombak penganut prinsip-prinsip yang bersifat paradoks biasanya mempunyai latar belakang pendidikan ilmu politik, sosial dan seni. Mereka ini adalah ampas yang tidak lolos dari saringan masuk untuk jurusan kedokteran atau teknik. Siswa yang pandai akan masuk ke jurusan kedokteran dan teknik. Dan oxymoron, biasanya masuk ke jurusan ilmu politik, sosial dan seni serta menjadi pendukung paham kebebasan, women liberation, feminist, pluralisme dan sejenisnya yang penuh dengan prinsip-prinsip paradoks.

Kata oxymoron saya gunakan dalam artikel ini untuk melengkapi pembahasan mengenai paradoks karena oxymoron adalah paradoks. Oxymoron berasal dari kata Yunani oxy = tajam, cerdas dan moron = tumpul, bebal. Cerdas-bebal, tajam-tumpul, bukan kah itu paradoks. Kata ini menggambarkan orang yang pandai berbicara tetapi bebal. Mungkin lebih tepat kalau disebut pseudooxy-moron. Tampak cerdas tapi bloon. Kita gunakan oxymoron saja yang lebih umum untuk menggantikan kata yang benar – pseudooxy-moron.

Saya yakin banyak diantara pembaca bukan terlahir untuk menjadi oxymoron, tetapi karena pendidikan dan lingkungan, maka anda menjadi oxymoron. Kalau anda paham mengenai isi tulisan ini, berarti anda telah meningkatkan intelektual anda dan tidak berhak memperoleh gelar oxymoron lagi. Bahkan bisa menggunakan kalimat: “prinsip anda mengandung paradoks” sebagai ungkapan yang halus sarkastik untuk menghina dan mengatakan bahwa “tingkat intelektual anda sangat rendah”. Selamat menikmati, semoga nantinya anda lebih pandai.


Paradoks Orang Kreta dan Pyrrhonisme
Dengan ilmu logika banyak prinsip yang bisa diidentifikasi sabagai paradoks atau self defeating principles. Paradoks ini banyak ditemui dalam kehidupan kita sehari-hari dipakai oleh orang yang katanya terpelajar. Kita akan bahas hal ini. Tetapi untuk membiasakan diri dengan ilmu logika dan sebelum masuk ke menu utama, saya akan perkenalkan dengan dua paradoks klasik yaitu Paradoks Orang Kreta dan Pyrrhonisme, sebagai menu pembuka.

Diceritakan ada seorang Crete (pulau Kreta) bernama Epimenides berkata: “Orang Crete selalu pembohong”. Ucapan ini adalah suatu kontradiksi yang akhirnya membatalkan nilai kebenaran pernyataan itu. Kalau Epimenides benar, maka dia bohong (berkata tidak benar). Oleh sebab itu pernyataannya tidak pernah benar dan tidak pernah mempunyai nilai kebenaran.

Ada lagi Pyrrhonisme. Pyrrhonisme adalah aliran skeptis yang beragukan semua hal. “Di dunia ini tidak ada yang pasti”. Tentunya anda pernah mendengar seseorang mengucapkan kalimat ini. Bahkan juga anda sendiri. Untuk membuktikan bahwa pernyataan ini sebuah paradoks, ajukan pertanyaan ini: “Apa kamu yakin?”.

Lucu bukan, kalau ada pernyataan: ”Saya yakin bahwa di dunia ini tidak ada yang pasti”. Perhatikan paradoks yang ada pada kata yang ditebalkan. Seseorang yang menjadikan keraguan pada semua hal di dalam hidup ini sebagai prinsip hidupnya, maka ia juga meragukan keraguannya sendiri.

Prinsip atau dalil semacam ini disebut paradoks atau self defeating principle. Dan menurut ilmu logika, prinsip seperti ini tidak punya nilai kebenaran. Dan prinsip seperti ini mempunyai konflik internal. Maksudnya, kalau kita menganut prinsip tersebut maka kita juga menganut paham penghapusan prinsip tersebut.

Sejak lama banyak artikel-artikel di koran, atau komentar di TV yang menggunakan prinsip yang mengandung paradoks di dalam opini nara sumbernya. Untuk membiasakan penggunaan logika, yang saya percaya bahwa pembaca jarang menggunakannya, kita akan bahas beberapa prinsip seperti ini sebelum menginjak pada topik kebebasan seperti judul artikel ini.

Paradoks “Tidak ada yang tahu kebenaran hakiki, kecuali Tuhan”
Tentu anda sering mendengar ucapan: “Tidak ada yang tahu kebenaran hakiki, kecuali Tuhan”. Ada beberapa varian dari dalil paradoks ini, tetapi intinya sama, misalnya: “Di dunia ini tidak ada yang absolut, semuanya relatif.” Dalil ini sering dimunculkan dalam perdebatan tafsir firman Tuhan. Karena namanya tafsir, opini pribadi, maka satu dengan yang lain bisa berbeda. Pihak yang salah (ngawur tafsirnya) bukannya mencari kebenaran, tetapi mencari dan meminta kompromi dengan melontarkan dalil ini.

Prinsip ini masuk dalam kategori paradoks. Kita bisa uji dengan menanyakan: ”Apa benar bahwa hanya Tuhan yang tahu kebenaran yang hakiki?”.

Kalau jawabnya “ya” berarti orang tersebut tahu hakiki kebenaran prinsip di atas atau dia adalah Tuhan. Jadi jawab pertanyaan di atas harus “tidak”. Artinya bahwa prinsip itu salah. Dan “bukan hanya Tuhan yang tahu hakiki kebenaran, tetapi juga manusia”.


Paradoks “Agree to disagree
Prinsip paradoks yang populer akhir-akhir ini: “Agree to disagree”. Prinsip ini juga digunakan pihak yang salah untuk mencari kompromi, bukan mencari kebenaran. Saya sempat mendengar ucapan Adnan Buyung Nasution di Metro TV beberapa waktu dalam rangka wawancara membela Ahmadiyah dua tahun lalu. Pewawancaranya, penyiar TV cantik Sandrina Malakiano. Pada akhir acara, bang Buyung menganjurkan (kepada kelompok yang berseberangan dengan Ahmadiyah) untuk “agree to disagree”. Dan Sandrina mendukungnya.

Prinsip ini juga sifatnya paradoks. Kalau waktu itu mbak Sandrina menanyakan pada bang Buyung: ”Anda dan Ahmadiyah seharusnya agree dong dengan disagreement MUI, FPI dan kelompok yang berseberangan dengan Ahmadiyah lainnya. Jangan mereka yang harus mengikuti anda dan Ahmadiyah”; kalau bang Buyung dan Ahmadiyah mengikuti “agree to MUI disagreement” maka MUI dan kelompok yang berseberangan dengan Ahmadiyah tidak perlu bergeming dari posisi mereka. Bingung ya? Problemnya Ahmadiyah dan bang Buyung tidak mau agree dengan disagreement dari MUI dan FPI.


Paradoks “Dilarang melarang” – berilah orang lain kebebasan
Dalil “jangan melarang” sering digunakan untuk membuka jalan untuk perbuatan yang tidak disukai oleh kelompok yang berseberangan. Dalihnya adalah kebebasan, liberalisme. Pada dasarnya prinsip ini juga paradoks. Kata JANGAN dan TIDAK BOLEH adalah kata melarang. Jadi kalau anda tanyakan:”Apakah anda tadi melarang?”. Atau: “Lho kok anda melarang saya untuk melarang”. Nah dia akan bingung. “Jangan melarang” adalah larangan juga. Bingung ‘kan? Memang self defeating principles membuat penggunanya bingung seperti orang tersesat.

Paradoks Pluralisme
Paradoks Pluralisme mengatakan bahwa “Semua agama/aliran pada hakekatnya sama”. Ini prinsip yang sering ditonjolkan JIL (Jemaah Islam Liberal), AKKBB (Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan) bersama penganut pluralisme lainnya. Ada satu hal yang mereka lupa, yaitu: aliran yang memusuhi dan mau membasmi mereka, seperti FPI (Front Pembela Islam) juga seharusnya diperlakukan sama dan merupakan bagian masyarakat pluralis.

Aliran pluralisme sebenarnya menghendaki tatanan masyarakat yang tidak plural. Saya akan tunjukkan dengan pertanyaan ini. Mana bisa disebut (lebih) plural, lebih banyak keaneka-ragamnya?:

1. masyarakat yang hanya mengakomodasi aliran pluralisme.
2. masyarakat yang mengakomodasi aliral pluralisme, aliran pembasmi pluralisme, aliran membenci pluralisme, aliran yang bertentangan dengan pluralisme.

Kalau anda cukup waras, maka jawabannya adalah masyarakat yang terakhir. Apakah yang mengaku aliran pluralisme sesungguhnya menganut paham ini? Kalau benar maka mereka akan hancur karena mereka mengakomodasi lawannya yang boleh jadi termasuk yang brutal dan kejam. Oleh sebab itu paham pluralisme disebut paham paradoks.

Paradoks Kebebasan
Setelah pembaca terbiasa dengan sebagian ilmu logika, terutama paradoks, kita akan masuk ke menu utamanya. Sengaja saya sajikan menu pembuka karena perdebatan dengan logika biasanya pendek saja. Satu-dua kalimat cukup. Itu yang disebut perdebatan yang elegant, yang tidak perlu argumen berlembar-lembar untuk membuat orang mengerti.

Adakah kebebasan itu? Suatu pertanyaan valid bagi mereka yang mencari prinsip kebebasan. Secara logika, jawabnya ialah: “Tidak ada”. Kebebasan itu adalah gagasan yang pada hakikinya tidak ada. Buktinya:

Mari kita berasumsi bahwa perinsip berikut ini bisa dijadikan sebagai prinsip dalam kehidupan: “Manusia mempunyai kebebasan untuk berbuat menurut kehendaknya”.

Konsekwensi logisnya ialah: “Siapa saja bebas menghapuskan prinsip kebebasan tersebut”.

Lihat, hanya perlu 1 kalimat untuk membuktikan point utamanya bahwa kebebasan tidak ada dan paham kebebasan adalah paradoks. Sangat elegan. Habis sudah pembicaraan kita.

Untuk memperpanjang cerita ini, saya mau mengakomodasi hal-hal sampingan yang non-issue, supaya pembaca tidak kecewa. Yang non-issue adalah saya harus menyediakan isme alternatif. Secara alamiah, pilihan itu sudah ada, yaitu paham keterbatasan, “siapa saja di dalam masyarakat harus dibatasi prilakunya”. Apakah ruang geraknya cukup luas atau sempit, itu urusan lain.

Pertanyaan berikutnya ialah: siapa yang berhak menentukan batas-batas, apa yang boleh dan yang tidak boleh? Pemerintah? Saya? Anda?

Kalau orang Betawi akan menjawab: “Emang lu siapa? Sok tahu dan sok ngatur-ngatur”. Intinya bahwa secara alamiah manusia enggan tunduk kepada entity yang derajadnya sama; sama-sama manusia. Pemerintah tidak lebih pandai dan lebih tahu dari kita, karena elemen mereka juga sama seperti kita, yaitu manusia. Alam mengarahkan kita hanya ke satu pilihan, yaitu kepada sang Pemaksa. Prima kausa (sang Pencipta, the ultimate creator), juga sang Pemaksa mempunyai aturan untuk membatasi ruang gerak manusia. Setiap perbuatan, ada akibatnya. Ada hukuman bagi yang melanggar dan ada imbalan bagi yang tetap pada koridor moral dan prilaku yang ditetapkan oleh alam (baca: Tuhan). Ini adalah premis, asumsi dasar, yang mau-tidak mau harus digunakan oleh manusia dan masyarakat.

Pelanggaran atau invasi, agresi, bisa dari individu ke individu lain, individu ke masyarakat, masyarakat ke individu. Jenisnya bisa agresi/invasi fisik dan agresi/invasi non fisik. Kelompok Ahmadiah telah melakukan agresi non-fisik kepada kelompok Islam tradisionil dengan mengaku bagian dari Islam dan mengakui Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi. Jadi jangan salahkan kalau ada kelompok Islam tradisionil membalasnya secara fisik. Dewi Persik menggunakan baju dengan dada tersembul menantang (agresi non fisik) di tempat publik, jangan salahkan kalau ada yang terangsang dan mencoleknya.

Porno-aksi bukan freedom of expression yang tanpa konsekwensi. Mungkin kata yang lebih tepat adalah: freedom of expression sesungguhnya tidak bebas menerima konsekwensinya. Saya pernah melihat seekor kuda betina yang sedang birahi. Tidak jauh dari situ ada kuda jantan yang di kandangkan. Kuda jantan tersebut mengamuk, menendang-nendang kandangnya, sampai dia dilepaskan. Ketika dilepaskan dia langsung nyosor ke betina yang sedang birahi itu. Tahukah anda bagaimana melewati anjing penjaga jantan yang galak sekali? Dengan kain yang dibasahi oleh kencing anjing betina yang sedang birahi. Lemparkan saja kain itu. Anjing jantan itu akan sibuk dengan kain basah itu sementara anda bisa melewatinya dengan aman. Inti cerita; seksualitas adalah hal yang secara naluri sulit dikontrol ketika rangsangan sudah timbul. Bagi manusia, rangsangan itu bukan bermula dari bau saja tetapi jaga pandangan (juga pendengaran) dan khayalannya. Haruskah kita salahkan orang yang melakukan agresi fisik (dengan mencolek) Dewi Persik karena terangsang oleh cara berpakaian Dewi Persik? Mana yang sebab dan mana yang konsekwensi?

Kebebasan berbicara, freedom of speech, termasuk mempromosikan kebohongan. Orang yang tidak bersalah bisa dihukum mati karena kesaksian palsu. Banyak orang yang mati karena kebohongan George Bush dan Tony B-lair mengenai senjata pemusnah massanya Saddam Hussein. Bagaimana speech yang berisi kebencian dan agitasi untuk menghancurkan penganut aliran freedon of speech itu sendiri. Self defeating principle bukan? Itukah jalan yang benar?

Banyak slogan kebebasan-kebebasan lainnya, kebebasan beragama, kebebasan berusaha, kebebasan berbicara dan lain lain. Manusia tidak mungkin bebas bertindak. Secara fisik manusia tidak bisa melompat sampai ke bulan, bukan? Andaikata yang dimaksud adalah kebebasan sebatas (hmm... paradoks) kemampuan fisiknyapun tidak bisa lepas dari konsekwensinya. Itulah alam. Jangan lupa, karya seni tidak seindah barang aslinya – the real thing. Para oxymoron tidak akan bisa memperdayakan anda jika anda cukup jeli waras dan berakal.


Jakarta, 13 Juni 2008

Wednesday, June 11, 2008

BLUE ENERGY – DARI RAJA IDRUS, CUT ZAHARA FONNA SAMPAI DJOKO SUPRAPTO

Minggu lalu saya ke Kuala Lumpur untuk urusan bisnis. Saya makan malam dengan teman dekat saya yang masih betah di Kuala Lumpur dan berminat pensiun disana. Obrolan dengannya, menyentuh mengenai blue energy. Kebetulan teman saya itu pernah jumpa dengan sahabatnya, sarjana ITB teknik mesin angkatan tahun 1976 yang dekat dengan Djoko Suprapto. Teman saya ini diajak bergabung untuk riset blue energy. (Saya sempat kasih salam-kenal untuk teman pendukung blue energy itu kalau berjumpa atau lewat email, dan menayakan apakah dia lulus termodinamika tingkat SMA, tingkat 1 dan 2 ITB).

Karena pertemuan ini dan koneksi internet di rumah masih tidak lancar, maka saya pikir untuk minggu ini saya posting cerita yang saya buat 3 minggu lalu yang tidak sempat saya publish. Karena ceritanya tidak perlu grafik dan chart, maka tidak sulit untuk meng-upload ke internet dan tidak memerlukan waktu yang banyak. Kita nikmati dulu cerita ringan ini sampai internet di rumah jalan lagi.....

Ada berita di koran (Sabtu 24 Mei, 2008) Djoko Suprapto ahli dan penemu Blue-Energy menghilang dari Cikeas. Yang dimaksud dengan teknologi Blue Energy adalah teknologi yang bisa menggunakan air untuk bahan bakar motor yang bisa menggantikan bensin dan solar untuk menggunaan di motor bakar. Penemunya adalah Djoko Suprapto seorang sarjana elektro Universitas Gajah Mada jurusan otomotif dan listrik. Djoko merupakan bagian tim inovator GIB (Gerakan Indonesia Bersatu). Dan sekjen organisasi ini adalah Heru Lelono yang juga staf khusus presiden. Blue Energy katanya ini sudah pada tahap uji coba lapangan. Paling tidak sudah dicobakan pada mesin mobil. Pada bulan November 2007, presiden Susilo B. Yudhoyono melepas mobil berbahan bakar air pergi ke Bali.

Banyak aspek teknis dan sains yang membuat saya skeptis tentang Blue Energy ini. Jadi saya tidak heran kalau Heru Lelono enggan menyebut berapa dan dari mana asal dana riset Blue Energy ini ketika ditanya wartawan. Saya punya dalil empiris: “Ada penipu kecil, penipu ulung, politikus dan Cut Zahara Fonna”. Saya akan jelaskan arti dalil empiris ini.

Sepanjang sejarah politikus biasanya menjanjikan sesuatu yang biasanya tidak ditepati. Untuk janji-janji itu, mereka digaji, disanjung-sanjung dan dijadikan pahlawan. Sukarno berkata bahwa kemerdekaan adalah jembatan emas menuju masyarakat adil dan makmur. Pada akhir pemerintahannya, uang Rp 2000 tahun 1964 yang bisa untuk hidup 2 hari satu keluarga kemudian menjadi seharga 1 bungkus kwaci pada tahun 1966. Terjadi pemiskinan umum.

Pada awal masa Orde Baru, salah satu perjuangan Orde Baru angkatan 66 adalah “turunkan harga” (salah satu dari 3 tuntutan rakyat – tritura). Selama pemerintahan Orde Baru banyak mentri-mentri yang berasal dari angkatan 66, pejuang tritura seperti Akbar Tanjung dan Kosmas Batubara. Tarif bus tahun 1968 adalah Rp 15. Dan ketika Orde Baru tumbang, tarif bus sudah Rp 1000. Tidak hanya itu. Orde Baru, Suharto, menjanjikan pembangunan agar ekonomi Indonesia lepas landas. Tetapi pada akhir Orde Baru ekonomi malah nyungsep. Nilai riil tabungan anak bangsa menguap dan tinggal 25% nya saja yang tersisa.

Dengan ujung tombaknya Amien Rais, masa reformasi, menjanjikan kemakmuran dan pemberantasan kolusi, korupsi dan nepotisme lewat demokrasi, desentralisasi dan pembaharuan lainnya. Amin Rais menjadi ketua MPR, tentunya bisa berbuat banyak dengan kekuasaannya itu. Kenyataannya, sampai 10 tahun Indonesia bukannya makin makmur tetapi makin sengsara dan korupsi menjalar sampai ke daerah.

Itu adalah bagian politikusnya. Walau politikus ditempatkan lebih tinggi dari penipu ulung, bukan berarti tidak ada yang lebih jago dari mereka, yaitu penipu sekaliber Cut Zahara Fonna. Sepanjang era, selalu ada penipu politikus. Pada tahun 1950an (tepatnya saya tidak ingat) pada jaman Orde Lama, Sukarno, ada raja Idrus dan ratu Markonah. Raja Idrus dan permaisuri ratu Markonah dari Kalimantan mengaku perlu bantuan dan bermuhibah dari satu daerah ke daerah lain untuk meminta bantuan finansial dari orang kaya dan pejabat tempatan. Presiden Sukarno juga terkesan dan mengundang mereka ke istana. Ternyata raja Idrus adalah badut penipu. Dan ratu Markonah adalah pelacur dari Tegal.

Cut Zahara Fonna adalah penipu kaliber nasional yang paling menarik, karena pelaku-pelaku sejarahnya berakhir dengan nasib berbeda-beda. Cut Zahara Fonna, pada awal tahun 1970an, muncul sebagai wanita yang mengandung bayi ajaib, yang bisa mengaji dan azan. Dia dan suaminya berkeliling Indonesia, berjumpa dengan pejabat-pejabat kabinet dan pejabat negara lainnya. Wakil presiden Adam Malik sempat menemuinya. Fotonya terpampang di surat kabar sedang melekatkan telinganya ke perut Cut Zahara Fonna. Popularitas Cut Zahara Fonna didukung oleh pers, terutama satu surat kabar Pos Kota yang dipimpin oleh Harmoko. Surat kabar ini setiap hari memberitakan kegiatan Cut Zahara Fonna bak selebriti sekarang. Tidak hanya Cut Zahara Fonna, surat kabar itu menjadi populer dan menjadi salah satu surat kabar beroplah terbesar di Indonesia.

Sayangnya tidak semua orang percaya. Salah satunya adalah Kapolda Kalimantan Selatan, Brigjen (pol) Swasono Abdul Hamid. Dia skeptis. Bayi dalam kandungan tidak bisa berbicara karena berbicara dalam air (ketuban) tidak mungkin. Lagi pula untuk berbicara perlu udara sebagai media penggetar tali suara. Brigjen Swasono kemudian mempersiapkan jebakan bagi Cut Zahara Fonna yang hendak berkunjung ke Banjarmasin. Ketika Cut Zahara Fonna beraksi, maka dia ditangkap dan digeledah. Sebuah tape recorder mini ditemukan di selangkangannya. (Tape recorder mini pada waktu itu merupakan barang baru dan langka di Indonesia). Dengan demikian tamatlah petualanganan Cut Zahara Fonna dan bayi ajaibnya selama 1 tahun lebih sedikit.

Nasib Cut Zahara Fonna kemudian tidak banyak yang tahu. Harian Pos Kota tidak memberitakannya lagi. Brigjen Swasono Abdul Hamid dipensiun-dinikan (mungkin karena mempermalukan para pejabat tinggi negara dengan membongkar penipuan Cut Zahara Fonna). Tidak lama kemudian Brigjen Swasono Abdul Hamid meninggal pada usia 52 tahun karena keracunan. Dia meninggalkan harta kepada keluarganya berupa sebuah rumah kecil (3 kamar) di dekat pasar Cipete. Sedangkan pimpinan harian Pos Kota dikemudian hari menjadi mentri penerangan Orde Baru yang cukup lama.

Pada jaman reformasi, tahun 2002 mentri agama Said Agil Husni al Munawar, termakan oleh tipuan berbau klenik, tentang adanya harta karun di situs bersejarah Batu Tulis Bogor. Atas perintah Agil, dilakukan penggalian di sekitar situs. Penggalian, katanya dihentikan karena banyak tekanan dari masyarakat yang tidak percaya.

Masih ingat dalam benak kita tahu 2003 soal QSAR (Qurnia Subur Alam Raya)nya Ramli Araby, yang berhasil menggaet politikus-politikus seperti Hamzah Haz dan Tosari Wijaya? Partai Persatuan Pembangunan turut menanamkan uang Rp 6.5 milyar. Amien Rais dan Megawati (ketua MPR dan Presiden waktu itu) kabarnya sempat berkunjung ke QSAR.

Penipuan berlatar belakang teknologi dan sains jarang, karena masyarakat sains rasionil sukar ditipu. Tetapi bukan tidak pernah ada. Pada bulan Maret tahun 1990 Dr. Stanley Pons and Dr. Martin Fleischmann dari University of Southampton di England, mengaku berhasil membuat reaksi nuklir fusi pada kondisi ruangan yang disebut cold fusion. Reaksi fusi adalah reaksi nuklir penggabungkan dua atom hidrogen-berat menjadi helium dan energi.

Reaksi seperti inilah yang membuat matahari bersinar atau bom hidrogen meledak. Selama ini reaksi fusi (penggabungan) hidrogen berat tidak bisa dikontrol dan harus pada kondisi tekanan dan temperatur tinggi. Cold fusion masih menjadi impian sampai sekarang. Kalau reaksi cold fusion ini bisa direalisasikan maka reaktor pembangkit tenaga nuklir bisa sangat murah. Bahkan energi bisa menjadi sangat murah, karena bahan bakunya air dan modal pembangunan reaktor pembangkitnya rendah. Ternyata klaim ini adalah tipuan saja. Untuk bisa berlangsungnya suatu reaksi nuklir penggabungan inti atom diperlukan energi yang besar pada kondisi tekanan dan temperatur tinggi. Bukan sekedar suhu ruangan. Oleh sebab itu sampai saat ini percobaan Pons dan Fleischmann tidak bisa diduplikasi (diulang kembali), karena merupakan tipuan.

Dalam sains dan engineering, ada beberapa topik yang sering dijadikan dagelan ilmuwan. Intinya ialah impian indah berdasarkan idealisasi teori ilmu alam yang pada kenyataanya tidak bisa dicapai. Bahan dagelan ini antara lain perpetual motion engine (mesin yang bisa bergerak terus tanpa perlu tambahan energi), alat anti gravitasi, mesin waktu, dan mesin berbahan bakar air. Perpetual motion engine adalah applikasi hukum Newton yang berbunyi: “Suatu benda yang bergerak akan terus bergerak sampai ada gaya yang melawannya”. Tentu saja hal ini hanya berlaku pada kondisi ideal tanpa gesekan. Sekali mesin bergerak, maka selamanya akan bergerak tanpa perlu diberi tambahan energi. Tentu saja ini adalah impian kosong, karena gesekan adalah fenomena alam di tempat non-vakum.

Alat anti gravitasi adalah bentuk impian kosong lainnya. Gravitasi adalah fenomena alam yang sangat dasar. Mesin waktu juga masuk kategori dagelan, karena adanya mesin waktu berpotesi menciptakan kontradiksi keberadaan, yang bertentangan dengan hukum logika.

Mesin berbahan bakar air sudah menjadi impian (kosong) dan dagelan ilmuwan sejak lama, karena jumlah air yang melimpah. Tentu saja orang ingin agar air yang murah dan melimpah ini bisa dijadikan bahan bakar. Djoko Suprapto bukan orang pertama. Pons dan Fleischmann sudah mendahuluinya 18 tahun lalu.

Blue Energy, mesin berbahan bakar air (BBA) adalah omong kosong, tipuan. Untuk mengetahui Blue Energy adalah tipuan hanya diperlukan pelajaran thermodinamika universitas tingkat 1. Bahkan di sekolah menengah atas pun sudah diajarkan di kelas 3, tergantung dimana sekolahnya. Hukum Hess mengatakan bahwa dalam suatu reaksi kimia perubahan entalpi (bahasa canggihnya untuk energi) hanya bergantung pada selisih entalpi bahan awalnya dengan entalpi produknya bukan jalannya. Energi tidak bisa diciptakan atau dimusnahkan. Kalau air sebagai bahan bakar awalnya dan air juga sebagai produk akhirnya, maka tidak tidak akan ada energi yang dihasilkan, walaupun direaksikan berkali-kali, berputar-putar sampai jutaan tahap dengan katalis apapun.

Pada suhu ruangan air H2O mempunyai tingkat energi kimia yang rendah. Ini yang menjadikan air sangat stabil. Setiap reaksi yang menghasilkan energi yang melibatkan hidrogen dan oksigen, hasil akhirnya adalah air. Misalnya hasil pembakaran minyak (hidrokarbon), CnH2n+2 + O2 (hydrokabon alkana misalnya) akan menghasilkan CO2 (karbon dioksida) dan H2O (air).

2CnH2n+2 + (3n+1) O2 ----> 2n CO2 + 2( n+1) H2O + energi

Secara kimia air sulit/tidak bisa lagi diperas energinya lagi. Oleh sebab itu saya akan bertanya kepada Djoko Suprapto, produk kimia apa yang dihasilkan oleh reaksi kimia air untuk menghasilkan energi dalam mesinnya itu?

n H2O + m O2 ---> y HxOz + energi

Apa itu HxOz yang tentunya harus mempunyai tingkat energi (entalpi) yang lebih rendah dari air dan oksigen. Saya yakin Djoko tidak bisa menjawab.

Kasihan pak Presiden sudah tertipu, kemana staf dan penasehat ahlinya? Lulus Termodinamika SMA IPA nggak?

Jakarta 24 Mei 2008.

Monday, June 2, 2008

BREAKING NEWS: COLD FUSION

Kalau Blue Energy nya Djoko Suprapto adalah dagelan dan bisa dibuktikan dengan pelajaran termodinamika SMA, Cold Fusion masih mungkin bisa direalisasikan.

Reaksi nuklir penggabungan 2 atom hidrogen berat sulit dilakukan dibandingkan reaksi nuklir fision (fisi), pemecahan inti atom. Pada reaksi fisi digunakan neutron yang tidak bermuatan untuk menghantam inti atom Uranium 235 (yang bermuatan positif). Antara neutron dan inti atom Uranium tidak ada gaya tolak menolak.

Untuk reaksi fusi, penggabungan, hidrogen-berat (deutrium), masing-masing inti atom deutriun bermuatan positif. Oleh sebab itu diperlukan tekanan (dan temperatur) yang tinggi. Stanley Pons dan Martin Fleischmann merancukan antara panas yang dihasilkan dari elektrolisa dengan cold fusion, apakah kali ini juga dagelan? Tidak tahu.......,

Catatan: Cold fusion suatu hal yang bisa terjadi, kalau ada semacam katalis yang bisa melemahkan, mem-bypass, gaya tolak-menolak antar inti atom deutrium.


Ini berita terbaru tentang Cold Fusion.



Apapun hasilnya......., berita ini akan membantu untuk short sektor minyak. Tetapi jangan lupakan stop loss, average down, dan tak tik lain-lain dalam strategi shorting ini.


Semoga anda beruntung.