___________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Doa pagi dan sore

Ya Allah......, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari tekanan hutang, pajak, pembuat UU pajak dan kesewenang-wenangan manusia.

Ya Allah......ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim dan para penarik pajak serta pembuat UU pajak selain kebinasaan".

Amiiiiin
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________

Sunday, June 29, 2014

(No.40) - PENIPU, PENIPU ULUNG, POLITIKUS DAN CUT ZAHARA FONNA



Sejarah, dongeng satir, humor sardonik dan ulasan tentang konspirasi, uang, ekonomi, pasar, politik, serta kiat menyelamatkan diri dari depressi ekonomi global di awal abad 21





(Terbit, insya Allah setiap hari Minggu atau Senen)


Inflasi Jaman Romawi

Inflasi bukanlah penemuan baru. Sejak jaman dulu, katakanlah jaman Romawi kuno, politikus, birokrat pemerintah sudah menemukan inflasi sebagai pajak terselubung untuk membiayai aktivitasnya. Kehidupan di pusat pemerintahan Romawi bisa dikatakan mewah untuk ukuran masa itu. Kemewahan ini dinikmati oleh para politikus dan birokrat. Pada jaman Romawi, ideologi sosialisme belum muncul sebagai sebuah ideologi politik. Sehingga para politikus Romawi tidak perlu berpura-pura hidup sederhana. Mereka membangun kolosium, arena aduan antar gladiator, gladiator melawan binatang buas, dan juga arena pacuan kereta. Mereka membangun aqueduct, saluran-saluran air untuk mengisi pemandian-pemandian mereka yang disebut thermae. Upacara mandinya dimulai dengan air yang agak hangat, panas, hangat-beruap, kemudian yang terakhir dingin. Kakus umum dengan flush pun ada.

Untuk membiayai kemewahan ini, sistem pajak yang effektif diterapkan. Ekspansi teritorial pada waktu itu sudah menjadi budaya imperium Romawi. Tujuan adalah untuk mencari wilayah baru untuk bisa dipajaki di samping untuk membangun keagungan imperium. Untuk keperluan pajak, catatan sensus pendudukpun sudah bagus, sehingga usaha-usaha ekspansi teritorial tidak sia-sia. Sebagai konsekwesinya birokrasipun membesar.

Hukum ekonomi ternyata berlaku juga bagi ekspansi teritorial. Ekpansi teritorial yang effektif ada batasnya. The law of deminishing return, membuat perkembangan wilayah imperium Romawi bukan lagi menguntungkan, malah menjadi beban setelah mencapai titik tertentu. Pergolakan di wilayah pinggir imperium memerlukan keberadaan tentara secara permanen di wilayah itu. Gaji tentara perlu dibayar. Perbekalannya juga perlu dibayar. Penarikan pajak di wilayah bergolak juga sulit. Sehingga beban keuangan yang harus ditanggung Romawi semakin lama semakin berat dengan berkembangnya wilayah yang tidak menguntungkan. Pemasukan pajak menjadi tidak mencukupi lagi. Lalu, bagaimana kiatnya?

Untuk imperium modern, seperti Amerika Serikat (atau bisa juga Uni Soviet dimasukkan ke dalam kategori ini), masalah pembiayaan, sampai batas-batas tertentu tidak ada masalah. Pencetakan uang dimungkinkan, karena sistem uang fiat bisa diterima secara global. Situasinya sangat berbeda dengan jaman Romawi. Mereka menggunakan koin perak yang disebut dinarius. Tetapi tidak berarti imperium Romawi tidak punya kiat. Mereka punya kiat yang sama dengan negara-negara moderen. Yaitu menurunkan nilai riil koin dengan menurunkan kadar perak yang terkandung di dalam koin. Cara ini disebut debasement of money melalui inflasi.

Etimologi kata debasement sangat menarik. Karena banyak orang berargumen bahwa sistem uang emas/perak (uang sejati) adalah lebih unggul dari pada sistem uang fiat. Persoalannya adalah bahwa politikus lebih licin dan jahat dari pada yang dikira orang. Bangsa Romawi juga menggunakan perak sebagai mata uang mereka. Tetapi para politikusnya lebih licin lagi. Semula memang 90% atau 100% perak. Tetapi kemudian mereka menyelipkan (menambahkan) sedikit base-metal  atau bahasa Indonesianya logam dasar seperti besi, tembaga atau timah ke dalam koin peraknya. Mereka secara bertahap, sedikit-demi-sedikit mecampurkan base-metal ini kedalam koinnya, akhirnya dalam beberapa ratus tahun, kandungan perak di dalam mata uang Romawi itu praktis menjadi 0%. Itulah asal kata debasement.

Marc Faber dalam bukunya Tomorrow’s Gold[1] dan Joseph Tainter dalam The Collapse of Complex Societies[2], menyajikan data perjalanan debasement dari dinarius. Koin dinarius semula mengandung 94% perak, secara bertahap kadar peraknya dikurangi. Dan 200 tahun kemudian, perak yang tersisa hanya 2%. Imperium Romawi, dari masa ke masa melebur dinariusnya dan mencetak koin yang baru yang lebih banyak secara nominal tetapi dengan kadar perak yang lebih rendah. Dengan demikian imperium memperoleh uang untuk membiayai pola hidup yang mewah para politikusnya, membayar gaji tentaranya dan mempertahankan wilayah-wilayah jajahannya, yang secara ekonomis merugikan.

Kami melakukan riset literatur di internet. Ternyata kami menemukan data[3] yang lebih detail dari data Marc Faber, sehingga perjalanan debasement dari mata uang Romawi bisa dibuat grafik (Grafik VI - 5). Angkanya lebih detail tetapi tidak sama persis, tetapi kurang lebih sama dengan data Marc Faber. Dengan data yang saling menguatkan, secara umum bisa disimpulkan sebagai data yang dapat dipercaya.

Grafik VI - 5   Perjalanan penurunan nilai koin Romawi sejalan dengan berat dan kandungan perak di dalamnya

Dari Grafik VI - 5 terlihat bahwa diperlukan waktu sekitar 200 tahun untuk mengikis nilai riil mata uang Romawi ini. Dalam angka perjalanan mata uang Romawi ini bisa dilihat pada tabel berikut ini. Dimulai dari jamannya kaisar Nero tahun 64 M, berat koin 3,18 gram dan kandungan perak 93,5%, berarti nilai peraknya adalah 2,97 gram. Pada jaman Claudius II, walaupun berat koinnya masih 2,60 gram, tetapi kandunagn berat peraknya hanya 0,05 gram saja atau 2%. Selama 2 abad, hanya tersisa 1.68.% dari nilai riilnya. Boleh dikatakan nyaris tidak tersisa. Tetapi nasib dinarius masih lebih baik dari pada rupiah.

Tabel -  1  Debasement Mata Uang Imperium Romawi
Kaisar
Tahun
Berat Koin, gr
Kadar Perak, %
Berat Perak, gr
Nilai tersisa
Nero
64
3.18
93.5%
2.97
100%
Marcus Aurelius
161
3.23
79.0%
2.55
86%
Hadrian
170
3.26
79.0%
2.58
87%
Didius Julianus
193
2.95
81.5%
2.40
81%
Septimius Severus
196
3.22
56.5%
1.82
61%
Caracalla
212
3.23
51.5%
1.66
56%
Elagabalus
219
3.05
46.5%
1.42
48%
Severus Alexander
222
3.00
43.0%
1.29
43%
Trebonianus Gallus
251
3.46
36.0%
1.25
42%
Valerian
255
3.07
19.0%
0.58
20%
Gallienus
267
2.69
6.0%
0.16
5%
Claudius II
269
2.60
2.0%
0.05
2%


Kalau mata uang Romawi memerlukan 200 tahunan untuk menggerus nilainya sampai tinggal 2%, pada bab yang akan datang, akan ditunjukkan bahwa Sukarno hanya memerlukan 8 tahun untuk menguapkan 99,97%  nilai uang kertas rupiah  sehingga hanya tersisa 0.03%. Itulah perbedaan yang bisa diambil pelajaran antara uang koin dan uang kertas. Uang kertas lebih cepat tergerusnya dari pada uang logam. Semakin murah dan mudah membuatnya, godaan untuk menginflasikan uang semakin besar. Bayangkan dengan uang elektronik alias catatan kredit, hanya tinggal menekan tombol-tombol komputer untuk menciptakannya. Betapa besar godaannya.


[1] Tomorrow’s Gold, Marc Faber, CLSA, 2002, hal 298 - 301
[2] The Collapse of Complex Societies, Joseph Tainter, Cambridge University Press, 1988, hal 133 - 138
[3] Roman Currency Of The Principate, http://www.tulane.edu/~august/handouts/601cprin.htm.
 



Catatan dari EOWI: 

Mulai hari ini, kami melanjutkan kisah/sejarah humor sadonik PENIPU, PENIPU ULUNG, POLITIKUS DAN CUT ZAHARA FONNA. Seri ini akan dilanjutkan sampai habis atau sampai kami bosan atau sampai ada sesuatu yang menghalangi kami untuk meng-update blog ini.

Sebelumnya kisah ini terbit setiap hari kamis dan minggu. Sekarang hari minggu saja, insya Allah.

Selamat membaca dan selamat berpuasa.......


Disclaimer:
Dongeng ini tidak dimaksudkan sebagai anjuran untuk berinvestasi. Dan nada cerita dongeng ini cenderung mengarah kepada inflasi, tetapi dalam periode penerbitan dongeng ini, kami percaya yang sedang terjadi adalah yang sebaliknya yaitu deflasi US dollar dan beberapa mata uang lainnya.

Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.

Thursday, June 5, 2014

Designer Dogs



Ada ungkapan yang mengatakan bahwa anjing adalah teman terbaik dari manusia. Tetapi, saya yakin bahwa: kalau teman anda yang menyebalkan, akan anda maki “anjing kau”.  Saya tidak tahu apakah makian “anjing kau” adalah suatu doa agar rekan yang menyebalkan itu menjadi teman yang sebaik anjing atau ungkapan “dogs are man’s best friend” adalah salah.

Terlepas dari semua perdebatan yang ada, saya menyukai anjing, terutama anjing besar yang berfungsi sebagai penjaga, guard-dogs. Ketika saya berumur 6 tahun, seorang pasien ayah saya memberi hadiah saya seekor anjing gembala Jerman (Herder, German Shepherd) betina yang besar yang kemudian diberi nama Aida. Ketika kami pindah ke Sumatera (dari Surabaya), Aida diberikan kepada kolega ayah saya tanpa minta pendapat saya. Itu membuat saya sedih, karena saya punya ikatan emosi dengan Aida. Itulah kenangan masa kecil saya.

Sepanjang hidup saya, saya sering memungut anjing liar dari jalan untuk saya pelihara. Untuk saya mereka sangat menyenangkan.

Pada umumnya orang Islam Indonesia (dan Malaysia) sangat anti anjing, karena najis (kotor). Ini karena fiqih yang dianut mereka. Fiqih adalah aturan yang dibuat oleh ulama. Dan sering kali berlebihan dan keluar jauh dari konteks hadith/ayat Quran yang dijadikan dasarnya. Tidak ada hadith yang mengatakan bahwa liur anjing adalah kotor dalam konteks ritual. Maksudnya bahwa liur anjing itu membuat kita tidak suci. Hadith yang digunakan untuk mengatakan bahwa liur anjing adalah najis/mengotori kesucian, konteksnya adalah masalah personal hygine. Dikisahkan ketika nabi Muhammad melihat anjing makan dari mangkok seseorang, maka nabi menyarankan agar mencuci mangkok itu dengan air dan juga dibersihkan dengan tanah (sebelum digunakan untuk makan lagi). Pada jaman itu tanah sama seperti abu-gosok di Indonesia sebelum sabun colek populer untuk membersihkan perangkat makan.

Ada lagi hadith lain dimana nabi mengatakan bahwa malaikat tidak akan masuk ke rumah orang yang ada anjingnya dan ada patung dan lukisan manusia/hewan. Ini adalah hadith yang lemah (walaupun masuk kategori sahih). Pertama, ini bertentangan dengan ayat Quran di surah al-Kahfi, dimana dinyatakan bahwa ada beberapa orang beriman yang bersembunyi di sebuah gua dan tertidur disitu. Kedua, bisa dilakukan reality check dengan menempatkan anjing di ruangan ICU rumah sakit. Kalau memang hadith ini benar secara hakiki, maka pasien-pasien di ICU tidak akan mati, karena malaikat pencabut nyawa tidak akan masuk untuk mencabut nyawa pasien yang seharusnya sudah mati.

Rekan-rekan saya yang konservatif, akan mundur dengan argumen saya di atas. Katanya, bukan malaikat maut, tetapi malaikat pembawa berkah yang tidak mau masuk ke rumah yang ada anjingnya. Untuk ini saya jawab dengan seenaknya: “Saya minta berkah langsung kepada Allah. Dan tidak lewat malaikat.” Anak saya punya banyak jawaban cerdas untuk segala macam pertanyaan semacam.

Ketika anak saya ulang tahun yang ke 4, dia saya beri hadiah seekor dachshund betina dan diberi nama Cherry. Sampai saat ini, hanya Cherry yang diperbolehkan masuk ke dalam rumah, karena dia adalah pemburu tikus yang handal.

Ketika anak saya berumur 6 tahun, dia diganggu oleh seorang exhibisionist. Sejak saat itu saya berpikir keras untuk memperoleh seekor anjing penjaga (guard/protective dog) yang bisa ditangani oleh anak saya. Pilihan pertama adalah doberman. Mungkin karena pengaruh film Eyes of an Angel yang bercerita tentang seorang anak dan seekor doberman yang terbuang dan ditolongnya. Tetapi setelah punya seekor doberman jantan, saya perhatikan walaupun doberman termasuk anjing yang mudah dilatih dan taat, tetapi energi nya terlalu tinggi. Tidak bisa diam. Dan sangat aggressive terhadap hewan kecil. Doberman saya sudah membunuh kucing lebih dari 50 ekor dan tikus tidak terhitung.

Ada yang saya suka pada , si Boo (doberman saya) bahwa dia selalu ingin menolong saya pada saat saya mengalami kesulitan. Beberapa kali anjing-anjing saya yang lain dihajar habis, kalau mereka tidak taat perintah saya. Atau pada saat berhadapan dengan situasi yang tidak ramah, baik ketika berhadapan dengan manusia atau hewan (anjing lain), si Boo biasanya siap untuk menyerang musuh dan melindungi saya. Doberman memang guard dog yang handal.

Anjing pekerja, seperti doberman, dogo Argentino, rottweiler, herder, Belgian malinois, beagle, dsb, harus diberi pekerjaan. Anjing-anjing ini dibiakan untuk sebagai hewan pekerja. Sehingga kalau menganggur, mereka akan bosan dan melampiaskan kebosanannya dengan cara yang destructive. Misalnya, kalau doberman (anjing penjaga) saya tidak diajak main bola, atau diajak lari, mendorong sepeda, untuk 1 minggu saja, maka pelampiasannya adalah pada sapu, jok kursi, sepatu atau sandal....., segala macam barang dirusak (dijadikan mainan). Beagle (anjing pengendus) yang pernah saya miliki, hilang 2 kali karena dia keluar pagar dan mengikuti bau-bauan yang menarik baginya dari luar. Setelah hilang untuk ke 3 kalinya, saya tidak pernah mencarinya lagi. Tidak sanggup memelihara anjing semacam itu.

Banyak pemilik anjing tidak tahu peruntukan dari anjing yang dimilikinya. Seorang tetangga, yang berbadan kecil (berat sekitar 45 kg, tinggi 1.5 m) punya seekor dogo Argentino yang bobotnya 50 kg. Dogo termasuk anjing besar yang dibiakkan untuk berburu babi hutan. Di dalam perburuan, tugas dogo tidak sama dengan tugas beagle. Beagle akan mengendus dan melacak mangsa – babi hutan, ketika lokasinya sudah diketahui, beberapa dogo akan menyelesaikannya (membunuh babi hutan tsb). Jadi dogo yang kuat/perkasa itu secara naluri suka lari. Jika pemiliknya beratnya hanya 45 kg, akan kelabakan menangani seekor dogo. Nyonya kecil tetangga saya ini sering terseret-seret ditarik anjingnya.

Kalau beagle dibiakkan untuk mengendus dan melacak, rottweiler untuk menggiring ternak dan menarik kereta, husky untuk menarik kereta salju sledge, doberman untuk patroli, herder untuk penjaga properti dan penggiring ternak, border collie untuk penggiring biri-biri, ......mereka ini adalah ras pekerja yang seharusnya hidup dilingkungan yang berhalaman luas. Tetapi di Jakarta dan kota-kota besar lainnya, banyak orang memiliki anjing jenis ini yang tentu saja tidak cocok dengan rumahnya.

Seorang ipar yang tinggal di daerah Kebon Kacang, Jakarta memiliki seekor dalmatian yang galak sekali. Sampai-sampai dokter hewannya digigit pipinya. Penyebab galaknya dalmatian ipar saya itu, adalah karena dalmatian adalah anjing yang membantu pemburu untuk melacak dan menunjukkan dimana keberadaan binatang buruan. Jadi dalmatian harus sering diajak jalan ke wilayah pedesaan yang mirip dengan suasana berburu. Nah kalau dipelihara di perkotaannya yang penuh dengan muslim tradisionil yang anti terhadap anjing, terpaksa harus dikurung atau dilepas di halaman yang sempit (di bilangan Kebon Kacang). Anjing ini jadi stress!! Dan akhirnya galak tidak karuan, tidak terkontrol.

Ada lagi kasus yang aneh. Memelihara St. Bernard berbulu panjang di Jakarta. Atau Golden Retriever, Siberian Husky, Alaskan Malamute, Samoyed, Akita yang berbulu tebal dan panjang di Jakarta atau Surabaya. Mereka harus disediakan ruangan ber AC!!!

Banyak orang memelihara anjing tanpa memikirkan kecocokan antara tujuannya, peruntukannya (trahnya) dan kondisi yang lingkungannya. Ini akan membuat anjing dan pemiliknya tersiksa. Contohnya adalah kasus saya....., doberman saya perlu halaman yang luas. Itu sebabnya saya pindah rumah dengan halaman yang luas. Karena pengalaman-pengalaman seperti ini dan bertambahnya pengetahuan, saya mulai melirik pada “designer dogs”. Sesuai dengan namanya, designer dogs dibiakkan untuk tujuan tertentu. Seperti goldendoodle, campuran golden retriever dan poodle, didesign untuk klangenan (pet) bagi orang allegi terhadap bulu/kulit anjing. Tidak seperti golden retriever yang bulunya rontok secara alami, goldendoodle tidak. Bulunya tumbuh terus seperti poodle.



Goldendoodle


Goldendoodle


Walaupun sekarang sudah diakui sebagai ras, dogo Argentino baru muncul sekitar 70 tahun lalu. Jadi termasuk ras muda. Ras ini merupakan campuran beberapa ras tua yang dikawin silangkan. Hasilnya diseleksi sedemikian rupa sampai diperoleh anjing yang ramah terhadap keluarga dan orang asing serta anjing. Peruntukannya untuk berburu babi hutan, dogo tidak boleh menyerang anjing lain di dalam timnya atau pemilik anggota timnya yang lain. Harmoni harus dijaga di dalam satu tim. Potongan badan seperti mastiff ...., gagah berotot dengan muka seperti pitbull.


Dogo Argentino


Walaupun doberman saat ini diakui sebagai anjing ras, tetapi umurnya masih baru sekitar 200 tahun. Ras ini dulunya juga anjing designer dan merupakan campuran antara herder, rottweiler, German terrier, grey hound, German pointer dan beberapa lagi. Peruntukannya adalah sebagai guard & protection dog.

Saat ini cukup banyak anjing-anjing designer yang belum dikategorikan sebagai anjing ras. Tujuan membiakkan mereka lebih banyak untuk keunikan bentuknya. Misalnya, kalau anda mau golden retriever berwarna hitam lekam, maka ada golden-newfie (campuran golden retriever dan New Foundland). Bagaimana dengan golden retriever putih? Ini adalah golden pyrenee (golden retriever x great pyrenee). Unik bukan?


Golden Newfie


Golden Newfie



Golden Pyrenee

Bagaimana dengan golden retriever bermata elang yang putih dan tajam. Itu namanya goberian (golden retriever x Siberian Husky).


Goberian matanya seram



Goberian


Designer dog tidak punya standard. Artinya, 2 ekor goberian misalnya, bisa berbeda bentuknya, seperti foto di atas. Yang pertama bentuk golden retrievernya masih dominan, kecuali matanya adalah mata Siberian husky. Sedangkan yang berikutnya, jelas nampak marking (pola warna) husky masih ada (walaupun berwarna kuning), telinga yang berbentuk V dan tegak serta matanya yang putih, merupakan ciri khas husky. Ciri golden retrievernya hanya ada pada warna yang agak kekuningan saja.

Contoh lain yang saya dapat dari internet adalah chusky (Chow-chow x Husky). Pernah ada foto chusky yang sangat lucu dan menggemaskan beredar di internet. Saya tidak yakin itu benar-benar chusky. Mungkin blesteran Tibetan mastiff dengan husky atau hasil rekayasa Photoshop. Terlalu besar untuk ukuran keturunan chow-chow. Setidaknya kalau foto itu benar-benar chusky maka bisa untuk perbandingan bagaimana bentuk designer dog bisa sangat bervariasi, walaupun induknya dari ras-ras yang sama.


Chusky (Chow-chow x Husky) dengan pandangan yang tajam


Chusky (Chow-chow x Husky) – Sesungguhnya atau hasil Photoshop?



Untuk Hobby atau Komersial?

Saya mengenal/tahu beberapa breeder komersial (semi komersial) golden retriever, Belgian Malinois dan pitbull. Dan juga mendengar dari pemilik dogo Argentino tentang kakaknya yang menjadi breeder dogo. Untuk Belgian Malinois, karena peruntukannya sebagai guard dog pada angkatan bersenjata untuk menjaga pangkalan militer, permintaan relatif konstan dan bertahan. Dia menjual anjingnya yang sudah terlatih sebagai anjing penjaga dan mengerti perintah-perintah verbal yang diperlukan. Harganya cukup lumayan, sekitar Rp 30 juta per ekor saat ini.

Untuk ras-ras lain, seperti pitbull, golden retriever, beagle, doberman, husky, malamute, dachschund, labrador retriever, dalmatian, st Bernard pasarnya seperti mode pakaian, hanya musim-musiman seperti mode. Beberapa tahun lalu, tiba-tiba semua orang ingin punya golden retriever. Dan kemudian ras ini betebaran dimana-mana. Selanjutnya rottweiler, dan berikutinya pitbull, dan semua orang ingin jadi breeder. Dan yang terakhir adalah husky dan malamute. Dan semua orang ingin punya ras ini. Saya katakan seperti mode, karena memang sangat cepat datangnya dan cepat hilangnya. Beberapa ras, seperti dogo Argentino, tidak pernah jadi populer. Ada yang mencoba menjadi breeder (harganya untuk first-pick pup mencapai Rp 30 juta), tetapi tidak bisa menjadi populer. Tidak banyak yang tahu tentang dogo Argentino, boerboel atau cane corso dan jenis-jenis mastiff, kalau bukan penggemar anjing. Akibatnya, breeder yang saya sebut tadi terpaksa memberikan puppiesnya kepada sanak-saudaranya dan teman-temannya. Padahal mendatangkan induknya dari luar negri cukup mahal.

Dengan harga puppy ras exotic seperti dogo Argentino sampai Rp 30 juta, dan pasar yang musim-musiman, rasanya untuk menjadi breeder komersial agak sulit langgeng. Untuk ras yang tidak exotic saat ini tidak terlalu mahal. Misalnya harga anakan doberman atau husky stamboom saat ini hanya sekitar Rp 5 - 7 juta, golden retriever atau labrador Rp 3 – 5 juta, dachshund hanya Rp 1 – 1.5 juta.

Kecuali untuk warung lapo, persoalan utama dari ternak/breeding anjing adalah kemampuan pasar menyerap anjing-anjing yang kita hasilkan untuk memperoleh pemasukan yang sesuai dengan yang kita inginkan (lebih tinggi dari pekerjaan saat ini). Tambahan tantangan lagi adalah, jika anakan anjing tidak laku dan menjadi besar. Maka anjing-anjing ini akan berubah dari asset menjadi liability yang sangat berat. Makan, obat dan pemeliharaannya cukup mahal. Jadi jangankan untuk berkompentisi dengan pekerjaan yang sekarang, untuk sumber penghasilan yang agak langgengpun mungkin sulit. Paling-paling sekedar sebagai hobby yang menghasilkan uang atau hobby yang membiayai sendiri.


Menciptakan Designer Dog Sendiri

Saya punya keinginan untuk mengembangkan designer dog yang diperuntukkan sebagai klangenan dan juga guard dog di lingkungan kota-kota besar. Artinya, bahwa anjing itu tidak perlu lahan yang luas, pandai, lembut kepada keluarga, mudah diajari dan taat perintah, tidak aggresive, perawakannya gagah dan menyeramkan. Kriteria semacam ini akan membuat lingkungan perkotaan menjadi tempat tinggal yang cocok bagi si anjing dan membuatnya bahagia, tidak stress. Dengan dia bahagia dan tidak stress, maka kita tidak berhadapan dengan neurotic dog yang cenderung menyerang siapa saja. Tetapi, dengan tampang dan perawakannya yang sanggar membuat orang asing enggan masuk ke halaman rumah kita. Dengan kata lain, kita punya penjaga yang garang tampangnya tetapi tidak neurotik.

Mata husky yang putih dengan iris/pupil yang kecil memberi kesan yang menyeramkan (padahal husky termasuk anjing yang ramah). Seperti Pitsky (Pitbull x husky) berikut ini nampak menyeramkan. Juga Goberian dan Chusky yang pada foto sebelumnya.


Pitsky dengan pandangan yang tajam dan muka sanggar


Bentuk badan doberman sangat gagah dan muka herder (German shepherd) kelihatan berwibawa. Kombinasi keduanya menciptakan Dobieshep (doberman – German shepherd) seakan penjelmaan dewa Anubis. Gagah dan anggun. Andaikata dobieshep ini diberi mata husky, secara fisik menjadi sempurna.


Dobieshep


Persoalan utama adalah:
Pertama, husky, doberman dan German shepherd adalah anjing pekerja. Kalau mereka kurang olah raga dan tidak banyak kegiatan akan merasa bosan dan bisa melampiaskan kebosanannya ke arah tindakan yang distruktif. 

Kedua, German shepherd adalah anjing yang sangat menjaga wilayahnya secara garang. Kasus gigit-anjing tertinggi di Amerika Serikat dipegang oleh German shepherd (kedua adalah chow-chow).

Kedua poin di atas merupakan tantangan untuk mendesign anjing yang diinginkan, yaitu klangenan keluarga, tidak terlalu aggressive kepada orang asing, taat dan mudah diajari serta tidak memerlukan lahan yang luas, cocok untuk rumah kelas menengah dengan luas tanah (termasuk rumahnya) 300 – 500 meter persegi.

Dua sifat negatif di atas perlu diperlunak dengan memasukkan gen anjing yang lebih lembut. Misalnya golden retriever.

Saat ini saya sudah memiliki beberapa goldobie (golden retriever x doberman) 50%-50%. Bentuknya lebih dekat dengan labrador retriever raksasa. Hitam lekam. Besarnya sama seperti doberman, tetapi agak sedikit lebih pendek. Perawakannya lebih kelihatan gempal dan tidak cingkrang. Moncongnya lebih dekat ke doberman.


 Goldobie

  
Goldobie


Goldobie


Sebenarnya saya sudah cukup puas dengan goldobie 50%-50%. Tetapi masih ada rasa penasaran untuk memperoleh anjing yang seperti dewa Anubis dengan mata yang putih. Kebetulan seorang ipar saya memiliki beberapa ekor stock husky yang bisa di campurkan. Jadi dimasa yang akan datang, kami bisa memperoleh anjing hitam lekam bermata putih. Kalau sudah bisa memperoleh telinga yang tegak, maka tidak perlu lagi mencampurnya, memberi gen German shepherd. 

Sayangnya saya saat ini agak kewalahan memelihara 9 ekor anjing sejak pengurusnya keluar dan saya sering pergi ke lapangan. Memelihara banyak anjing dan binatang klangenan memerlukan niat, minat (interest) dan rasa sayang (passion) terhadap hewan yang kita rawat. Tantangannya adalah memperoleh orang yang punya kualitas itu. Perawat yang sebelumnya juga malas tetapi masih mau cari muka. Dia akan membereskan semua (kandang, tempat makan dan memandikan), jika saya mau melatih anjing-anjing saya. Jika saya sedang tidak di rumah, maka banyak yang tidak dikerjakan.

Oleh sebab hambatan-hambatan ini, saya ingin mengurangi jumlah anjing saya. Jika pembaca EOWI Jakarta berminat memiliki anjing designer goldobie, akan saya berikan. Saat ini saya ada 2 ekor berumur 2.5 tahun (kekar tetapi manja), 1 ekor (1.5 tahun) dan 2 ekor berumur 4 bulan. Yang umur 4 bulan ini kurus karena pada saat mereka tumbuh, saya sedang sering kelapangan dan perawatnya malasnya bukan main.

Kalau anda suka jogging atau naik sepeda (harus roda-3) mereka (goldobie) bisa jadi teman olah raga. Sebagai teman bersepeda roda-2, mereka masih perlu latihan dulu. Selama ini mereka saya latih untuk mendorong sepeda roda-3 untuk lebih cepat menguras tenaga mereka (harus diingat, bahwa saya ada 9 ekor anjing yang setiap hari harus diolah-ragakan). Satu hal lagi dari goldobie ini adalah bahwa karakter golden retrievernya sangat kuat, lembut, manja dan cerdas.


Sarman (Sarpei x German shepherd)


Sekian dulu.
 



Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.