___________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Doa pagi dan sore

Ya Allah......, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari tekanan hutang, pajak, pembuat UU pajak dan kesewenang-wenangan manusia.

Ya Allah......ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim dan para penarik pajak serta pembuat UU pajak selain kebinasaan".

Amiiiiin
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________

Monday, June 27, 2016

Brexit: Aftermath?



Judul kali ini adalah: Brexit – Aftermath........
Hallo….., Imam Semar mimpi ya? Ini baru permulaan. Kata aftermath belum bisa digunakan. Belum ada yang hancur berantakan. Ini baru mulai awal dari kisah yang panjang. Cuma poundsterling dan euro yang nyungsep itupun tidak parah. Yen juga naik..., walaupun masih dalam batas-batas terkendali. Saham-saham masih terkendali juga turunnya. Pengumuman hasil Brexit bukan suatu hal yang catastrophic. Kemudian, Brexitnya juga belum terjadi. Yang hari Jumat lalu baru referendumnya. Keputusan masih ada di parlemen Inggris (UK). Dan referendum ini tidak mengikat keputusan parlemen.

Brexit: Kisahnya

Akhirnya rakyat Inggris (United Kingdom) memutuskan keluar dari Uni Eropa (EU) setelah selama 43 tahun menjadi bagian dari persekutuan negara-negara Eropa sejak tahun 1973. Hasil referendum akhirnya dimenangkan oleh Eurosceptics. Group yang sama yang dulu berhasil mementahkan ide untuk mengganti poundsterling ke euro dan meyakinkan poundsterling sebagai mata uang UK, bukan euro selama ini.
Kemenangan Eurosceptics tipis saja, 51.9: 48.1 Yang menarik adalah pendukung kubu Leave kebanyakan orang-orang yang sudah berumur dan pendukung kubu Remain adalah kaum mudanya. Itu secara demongrafi. Tetapi secara wilayah, England (kecuali London) dan dan Wales mendukung Leaves sedangkan Scotland dan Irlandia Utara mendukung Remain.
Terbaginya voters, berdasarkan umur, tidak terlalu mengherankan. Orang-orang tua yang mengalami masa tanpa Uni Eropa (EU), bisa merasakan perubahan dari Inggris sebelum EU, dan perjalanan EU. Mereka tahu hidup di masa EU semakin tidak nyaman. Sedangkan kaum muda tidak mempunyai perbandingan apa-apa, sehingga cenderung memilih status quo yaitu Remain (tetap bersama EU).
Ide awal dari EU adalah untuk menyederhanakan banyak proses sehingga antar negara anggota bisa lebih leluasa melakukan bisnis, berpindah, cari kerja dan lain sebagainya. Mereka punya aturan dan undang-undang yang sama, warganya tidak perlu penggunakan visa jika ingin berpergian ke negara-negara anggota EU. Perdagangan antar negara anggota tidak dikenakan bea dan tariff. Biaya diharapkan bisa ditekan. Dengan kata lain orientasinya lebih ke ekonomi.
Itu ide awalnya....EU yang dilengkapi dengan consul Eropa, parlemen Eropa, mahkamah Eropa, bank sentral Eropa........ seperti layaknya sebuah negara super-state, .......yang tidak demokratis. Tidak ada pemilihan umum bagi anggota yang duduk di EU.
Semangat persatuan EU di awal-awal masanya bisa dilihat dari lagu kebangsaannya, yaitu symphony 9, Beethoven, Ode of Joy. Coba dengarkan lagu komposer Jerman yang penuh semangat ini. 


Tetapi eurosceptics selalu ada yang mencibir pengaruh Jerman yang kuat itu. Sampai ada joke mengenai Jermanisasi bahasa Inggris, seperti ini.
"The European Commission has just announced an agreement whereby English will be the official language of the European Union rather than German, which was the other possibility."
As part of the negotiations, the British Government conceded that English spelling had some room for improvement and has accepted a 5- year phase-in plan that would become known as "Euro-English".
In the first year, "s" will replace the soft "c".. Sertainly, this will make the sivil servants jump with joy. The hard "c" will be dropped in favour of "k". This should klear up konfusion, and keyboards kan have one less letter.
There will be growing publik enthusiasm in the sekond year when the troublesome "ph" will be replaced with "f".. This will make words like fotograf 20% shorter.
In the 3rd year, publik akseptanse of the new spelling kan be expekted to reach the stage where more komplikated changes are possible.
Governments will enkourage the removal of double letters which have always ben a deterent to akurate speling.
Also, al wil agre that the horibl mes of the silent "e" in the languag is disgrasful and it should go away.
By the 4th yer people wil be reseptiv to steps such as replasing "th" with "z" and "w" with "v".
During ze fifz yer, ze unesesary "o" kan be dropd from vords kontaining "ou" and after ziz fifz yer, ve vil hav a reil sensi bl riten styl.
Zer vil be no mor trubl or difikultis and evrivun vil find it ezi TU understand ech oza. Ze drem of a united urop vil finali kum tru.
Und efter ze fifz yer, ve vil al be speking German like zey vunted in ze forst plas.
Semangat EU terus berkibar. Yang awalnya hanya 6 negara sebagai pendiri: Jerman, Prancis, Belanda, Belgia, Luxemburg dan Italy. Kemudian Denmark, Irlandia dan Inggris (UK) masuk tahun 1973. Tahun 2004 masuklah negara-negara eks-blok komunis Pakta Warsawa, seperti Hungaria, Czech Republic, Estonia, Latvia, Lithuania, Polandia, Slovakia, Slovenia, Bulgaria, Romania, Croatia. Dan terakhir dalam pengajuan, Turki juga ingin bergabung.
Mata uangnya (EU) yaitu euro baru di adopsi pada 16 Desember 1995 setelah mengalami masa transisi. Pada saat itu anggotanya ada 15 negara. Semua mau menerima euro, kecuali Inggris (UK) berkat kaum eurosceptics, yang mau tetap mempertahankan poundsterling.
Mata uang euro adalah eksperimen yang menarik. Karena mungkin ini adalah yang pertama dilakukan di era fiat money. Satu sistem mata uang dan berbagai sistem fiskal pemerintah. Negara yang masyarakatnya punya tingkat produktivitas berbeda, tingkat resiko kebangkrutan berbeda, bergabung menjadi satu.
Mungkin orang-orang pintar di Brussel berpikir akan diperlukan aturan apa yang disebut Stability Growth Pact yang intinya adalah batasan-batasan yang harus ditaati dalam masalah fiskal dan moneter. Yang antara lain adalah batas maksimum defisit belanja negara 3% GDP dan hutang negara 60% dari GDP. Semua anggota EU harus berdisiplin menjaga fiskal negaranya masing-masing dalam batas-batas yang ditentukan. Aturan ini diberlakukan mulai tanggal 1 Januari 1999.
Nah keadaan menjadi seru. Negara-negara yang ekonominya kuat seperti Jerman yang juga sebagai negara eksportir, hal semacam ini tidak terlalu masalah. Tetapi bagi negara yang pada dasarnya ekonominya lemah, ceritanya akan lain. Dengan mata uangnya sendiri, mereka bisa mengambangkan mata uangnya. Ketika mereka tidak kompetitif, mata uangnya akan secara otomatis terdevaluasi, (suatu cara untuk menurunkan gaji karyawan dan harga produknya), sehingga bisa kembali kompetitif. Ketika euro berlaku, pemerintah negara ini, seperti Yunani Itali, Spanyol dan Portugal, tidak bisa lagi mendevaluasi mata uangnya, karena mata uangnya sama dengan Jerman yang secara ekonomi lebih kuat dan kompetitif. Negara-negara ini kehilangan kontrol terhadap mata uangnya.
Ketika timbul krisis ekonomi, negara-negara anggota EU yang terlanda, tidak punya kontrol lagi. Banyak anggota EU yang melanggar ketentuan Stability and Growth Pack. Hutang negara-negara anggota EU terbang kemana-mana sejak krisis subprime 2008. Yunani 161.30% GDP,  Italy 126.10% GDP, Portugal 119.70% GDP, Belgia 99.60% GDP, Jerman, Prancis, Belanda........, banyak lagi melanggar ketentuan yang mereka buat tahun 1999.
Ketika krisis subprime di US mengimbas wilayah Eropa, EU seperti juga Jepang, berbuat banyak, tetapi tindakannya tumpul. QE (quantitative easing) yang dilakukan oleh ECB (European Central Bank, bank sentral Eropa) tidak membuat ekonomi tersetimulasi seperti yang dinginkan. Pengaruh Jerman di EU mulai digugat. Dan lagu kebangsaan EU berubah menjadi......, menarik untuk didengarkan.
Keadaan menjadi semakin runyam, ketika EU memutuskan untuk menerima pengungsi dari Syria dari .....entah mana lagi, yang utama adalah dari Syria dan Timur Tengah. Ini mengusik kelompok nasionalis. Cari kerja susah, hidup susah, eeeeh, malah ketambahan buruh murah dan penerima tunjangan sosial baru. Mana orang nggak kesal.
Kekesalan ini belum memuncak. Hanya saja di Inggris sudah melewati batas 50% yang cukup untuk meloloskan referendum bagi Brexit Leave. Dan lagu kebangsaan EU menjadi:


Kisahnya Berlanjut: Brexit menjalar ke Frexit, Itexit, Denexit,.......

Hasil referendum secara hukum tidak mengikat, dalam arti, parlemen Inggris (British) bisa mengabaikannya suara 33 juta warga negara yang berpartisipasi dalam referendum dan memutuskan untuk tetap mempertahankan keanggotaan UK di EU. Lagi pula keanggotaan UK masih tetap selama belum ada pemberitahuan resmi dari pemerintah UK. Ini masih membuka negosiasi. Perjalanan berlanjut....., ketidak pastian masih berlanjut...., kata kuncinya berlanjut. Lama pula.
Walaupun referendum Brexit belum mempunyai dampak legal, tetapi seperti EOWI katakan pada artikel minggu lalu sebelum referendum Brexit:
Kehilangan Inggris bisa menjadi pemicu reaksi domino keluarnya anggota-anggota lain yang ekonominya berjalan tidak memuaskan. Mereka ingin punya kedaulatan kenuh atas keputusan-keputusan (policy) ekonominya. Setidaknya nasib mereka tidak didasari oleh kompromi dengan bangsa-bangsa lain (anggota EU).
Ternyata baru hasil Brexit Leave saja sudah memicu gejolak partai-partai populis, nasionalis, eurosceptics, aliran kiri (anti kemapanan) di Eropa untuk meminta referendum seperti halnya di Inggris. Di Inggris Nigel Farage, ketua partai beraliran eurosceptics UK Independent Party, menyebut tanggal 23 Juni sebagai hari kemerdekaan dan minta dijadikan hari libur nasional.
Di Prancis, Le Pen, ketua partai Front Nasional yang sedang naik daun dan memenangkan pemilihan lokal secara mengesankan, meminta referendum seperti Brexit. Mungkin namanya Frexit. Dia mengatakan pada hari Sabtu 24 Juni 2016:
"Beberapa bulan lalu, tidak ada yang berani bermimpi tentang keanggotaan EU., Tetapi sekarang sudah jelas – Ya, ...tidak mustahil keluar dari EU.
Rakyat Inggris telah memberikan pelajaran tentang demokrasi yang sangat mengagumkan bagi Eropa dan dunia”
Di Belanda Geert Wilders dari Party for Freedom (partai untuk kemerdekaan?) yang anti-Islam, anti immigrasi, anti-Eropa, juga meminta referendum seperti Brexit. Katanya: “Britain 'could liberate Europe again' by voting for Brexit and sparking populist revolution”. Saat ini Wilders sedang merencanakan jajak pendapat untuk mendukung usulan referendumnya.
Di Italy, Matteo Salvini, pemimpin partai yang anti-immigrasi pendatang, xenophobic, ultra-nasionalis Liga Utara, Northern League, Lega Nord per l'Indipendenza della Padania juga menyerukan/menuntut agar rakyat Italy diberi kesempatan seperti Brexit. 
In Italy, Matteo Salvini, the leader of the anti-immigration, xenophobic Northern League party, congratulated Britain on voting to leave the EU and called for Italy to be given the same opportunity. Di tweeter ia menulis "Long live the courage of free citizens! Heart, head and pride defeated lies, threats and blackmail. THANK YOU UK, now it's our turn."  Kata our turn, merujuk referendum di yang akan dilangsungkan di bulan Oktober mengenai reformasi konsitusi Italy.
Kristian Thulesen Dahl pemimpin partai yang anti-immigration di Denmark, Danish People’s Party [DF], mengatakan bahwa EU menganggap remeh skeptisme rakyat Eropa. DF meduduki kursi yang lebih banyak dari pada partai Liberal yang memerintah Denmark saat ini.
Kristian Thulesen Dahl juga mengatakan bahwa Denmark harus mengadakan referendum juga seperti Inggris untuk menentukan apakan tetap bersama EU atau keluar dan Ia didukung partai sosialis Red Green Alliance yang menginginkan referendum untuk konstitusi Denmark.
Effek domino masih bergulir ke Swedia yang disponsori oleh Partai Kiri dan partai yang anti-immigran Demokrat Swedia. Pemimpin partainya, Jimmie Akesson, menuntut negosiasi ulang dengan EU dan melakukan referendum. Katanya bahwa EU yang mereka pilih dulu adalah uni perdagangan bebas, bukan monster super-nasional seperti EU saat ini.

Kisahnya Berlanjut: Pergeseran Batas Negara

Ada joke dari ayah saya dulu tahun 1970an. Katanya, bahwa dalam 100 tahun lagi hanya ada 5 raja yang tersisa di dunia ini. Empat (4) di kartu bridge dan 1 di Inggris. Demikian kuatnya citra kerajaan Inggris, seakan Inggris tidak akan hilang dari muka bumi. Tetapi benarkah demikian?
Inggris atau Great Britain, atau United Kingdom, yang sudah muncul sejak 1707, memang punya citra tersendiri mengenai persatuannya dan kecintaan terhadap negaranya. Benderanya, Union Jack, merupakan gabungan bendera England-St. George’s Cross, Scotland-St Andrew's Cross, dan Irlandia Utara-red saltire of St Patrick. Lagu kebangsaannya Rule Britannia menggambarkan kejayaan Britons dimasa lalu, Britannia rule the wave.




Kemenangan kubu Leave Brexit sangatlah tipis. Kebanyakan di England dan Wales. Di Scotland, kubu Remain menang telak. Juga Irlandia Utara tetapi tidak setelak di Scotland. Ini membuat kelompok Scot Nationalis punya alasan untuk membangkitkan kembali semangat Scotland merdeka, yang pisah dari UK. Demikian juga dengan Irlandia Utara yang beribukota di Belfast. Sebagian dari mereka lebih suka berbergabung dengan Republik Irlandia yang beribukota di Dublin.
Mungkin kedua negara bagian UK ini ingin membuka referendum baru untuk memutuskan keluar atau tetap bersama dengan England di dalam United Kingdoms. Andaikata Scotland dan Irlandia Utara akhirnya keluar dari UK, maka kata British akan tidak punya entiti lagi dan bisa hilang dari kamus. Dalam bahasa Indonesia, kata Inggris tidak lagi mencakup Scotland dan Irlandia Utara, tetapi hanyalah England. Lagu kebangsaan Inggris (England) harus diganti dengan Jerusalem. Aneh juga, nama negaranya England tetapi nama lagu kebangsaannya Jerusalem. Dan benderanya tinggal palang merah dengan dasar putih. Sama dengan bendera palang merah. 


..

Hikmah dari Kisah Brexit (Lagu Lama)

It’s the economy stupid. Itu ungkapan Ronald Regan yang terkenal ketika ia menjadi presiden US. Kebanyakan (kalau tidak mau dikatakan semua) persoalan berpangkal masalah uang, masalah penghidupan, masalah ekonomi. Ketika hidup susah, ekonomi macet, uang seret, harus ada yang disalahkan. Orang menjadi terkotak-kotak. Kohesi sosial melemah. Faham ultra-nasionalisme, rasa kesukuan, anti-orang asing, xenopobia, merebak dan subur. Semangat perpecahan berkembang. Itu yang terjadi di Eropa, setelah 8 tahun tidak bisa bangkit dari keterpurukan ekonomi yang dipicu oleh krisis subprime. Lebih-lebih kaum tua yang mengandalkan penghasilannya dari fixed income asset. Dengan bunga bank yang negatif, fixed incomenya juga menyusut, mungkin juga negatif. Ditambah lagi dengan membanjirnya pengungsi dari Timur Tengah, yang notabene berbeda secara fisik, bahasa dan kultur.
Dilihat dari respon partai-partai ultra-nasionalis, anti-immigran, eurosceptics, atau/dan renspon Scotland dan Irlandia Utara, mengukuhkan pendapat seperti itu. Untuk memuaskan keinginan seperti itu perlu waktu yang lama. Karena intinya adalah perubahan ekonomi. Raksasa super-state EU nampaknya tidak bisa menyelesaikan masalah yang mendasar yang bisa memuaskan rakyat Eropa ini. Sehingga besar peluangnya Uni Eropa akan bernasib sama dengan Uni Soviet. Apalagi dengan meningkatnya dukungan terhadap partai-partai seperti ini. Peluang terjadinya rangkaian episode seperti Uni Soviet di akhir tahun 1990 akan berulang untuk EU. Tetapi ini....... hanya Tuhanlah yang tahu.
Saat ini masih perlu perjalanan yang panjang. Italy, Prancis, Belanda, Spanyol, Denmark, Swedia......, masih harus melalui proses yang sama dengan Inggris yang notabene belum selesai. Pecahnya Inggris menjadi England, Scotland dan Ireland, masih berupa wacana. Semua ini akan membuat investor merasa tidak aman, jika berlanjut (kemungkinan akan berlanjut) karena adanya ketidak pastian.
Ketika hasil Brexit diumumkan, investor nampak keluar dari pasar dengan teratur. Indeks volatilitas VIX, sempat melonjak, tetapi nampaknya akan turun kembali.
Di dalam negri, rupiah melemah terhadap dollar, sekitar 1% saja. Dan hari berikutnya sudah mengambil kembali sebagian besar yang hilang di hari sebelumnya. Bursa Jakarta pun di hari pengumuman Brexit hanya terkoreksi sedikit.
Mungkin investor akan keluar dengan teratur, untuk kemudian menunggu sampai asap dan debu mengendap. Tentunya bisa lama, jika kaum ultra-nasionalis, neo-nazi, eurosceptics di Italy, Prancis, Belanda, Spanyol, Denmark, Swedia semakin bersemangat mengobarkan EXIT lainnya. Untuk mentuntaskan proses Brexit masih perlu perjalanan yang panjang. Apa lagi EXIT-EXIT lainnya. Dan saya tidak bisa melihat apa yang akan dilakukan oleh bank-bank sentral dunia. Ini ranah politik, bukan ranah ekonomi.
Sekian dulu, selamat menikmati lagu-lagi yang tautannya kami post-kan. Sebagai catatan akhir, kami melihat cadangan devisa RI turun drastis dari $107.7 milyar di bulan April 2016 menjadi $103.6 milyar di bulan May 2016 atau turun $4.1 milyar. Apakah untuk bulan Juni nanti akan berada di bawah $100 milyar (angka psikologi)? Entah lah.
Perlu diingat, untuk memenuhi lebaran 2016, dilakukan impor daging dan kebutuhan pokok cukup besar, tidak pelak lagi perlu US dollar. Ini akan membuat defisit meningkat. Dan....harga bahan komoditas andalan eksport Indonesia menurun. Secara matematik sederhana, bukanlah tanda yang baik.


Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.

Thursday, June 23, 2016

Teman EOWI (Bukan Teman Ahok) dan Brexit



Seorang pembaca EOWI, sebut saja namanya Hendri, merasa besar urgensinya untuk mengirimkan sebuah tabel kepada EOWI untuk diunggah ke EOWI. Katanya ia mau mengingatkan pembaca EOWI yang lain tentang krisis 2008. Mungkin krisis yang akan datang ini setidaknya sama dengan krisis 2008. Tumben ada pembaca yang mau bersusah payah mengirimkan datanya untuk berbagi dengan pembaca lainnya. Mungkin oom Hendri ini merasa waktunya sudah dekat. Mungkin dia pikir Brexit adalah pencetus krisis berikutnya dan Brexit tinggal sehari lagi. Entahlah.

Brexit, bisa menjadi pemicu pecahnya bubble-bubble yang terbentuk dari tahun 2008 sampai saat ini akibat quantitative easing (QE). Besarnya melebihi bubble 2008, dan kalau pecah dampaknya akan mengibas, mungkin kata yang lebih tepat adalah menghantam Indonesia. Jadi oom Hendri ini mengirimkan tabel berikut ini untuk bisa dijadikan bahan renungan bagi pembaca EOWI yang setia.
Nah di bawah ada nama Irwan Napitupulu. Saya tidak tahu siapa dia. Tetapi itu bukan masalah. EOWI tidak perduli dengan copy right, tetapi lebih perduli pada right to copy. Anda bisa baca EOWI punya Sopan Santun Mengcopy
Tentang sopan-santun mensitir, copy, menjiplak,.......kami tidak punya aturan tentang mengcopy sama sekali. Silahkan mengcopy, bagian atau seluruh artikel yang ada dan tidak perlu repot-repot  minta ijin EOWI. Bahkan kalau mau menjiplak artikel EOWI untuk dijadikan sekripsi, silahkan......, asal tidak ketahuan dosen dan bu/pak guru. Kami di EOWI tidak perduli......, dan/atau tidak bertanggung jawab atas nasib sial anda jika ketahuan dosen dan guru anda bahwa sekripsi anda adalah jiplakan dari EOWI. Bagi EOWI yang terpenting adalah bertabliq - menyampaikan informasi, pemikiran dan kebenaran. Itu saja. Dan bagi kami informasi, pemikiran dan kebenaran adalah milik setiap orang alias milik umum dan tidak dimonopoli oleh seseorang dibalik nama "copy-right" atau hak-hak intelektual. Bagi kami hak-hak intelektual itu tidak ada
Di tabel itu terlihat bahwa dari semua asset hanya US dollar yang memberikan gain positif. Bahkan saham-saham blue chips seperti Astra, Semen Cibinong, United Tractor, terbabat lebih 70%. Emaspun terbabat 31%. Jadi...., berhati-hati lah.
Tabel di atas masih kurang. Bond pemerintah RI, sekalipun dalam US dollar juga terbanting 50%. Tidak ada yang aman selain US dollar.
Bagaimana dengan property? Coba saja jual rumah anda di harga pasar. Belum tentu laku dalam 1-2 tahun. Pada saat likwiditas membeku, hanya US dollar yang akan berjaya.
Mungkin rekan Hendri ingin memperingatkan bahwa Brexit sudah dekat dan bisa menjadi pemicu pecahnya bubble kredit dunia. Dan kredit bubble ini besar. Pertama bank sentral Jepang sejak 1990 yaitu 26 tahun lalu membuat kredit murah untuk menstimulasi ekonomi. Sayangnya ekonomi Jepang tetap berjalan tidak memuaskan yang ada adalah Yen carry trade. Kemudian ketika Tech Bubble meletus di US, the Fed juga mengikuti prilaku bank sentral Jepang. Ini membuat kebakaran di sektor komoditi dan property US mungkin bisa dikatakanbukan hanya US tapi dunia. Tapi ketika subprime bubble meletus, tidak lagi hanya sentral bank Jepang, tetapi sentral bank Eropa, the Fed dan Cina melakukan stimulasi ekonomi. Boleh dikata global sifatnya.
Apakah manusia tidak bisa belajar dari pengalaman? Mungkin pertanyaannya yang lebih tepat adalah: manusia macam apa yang tidak bisa belajar dari pengalaman?
Bank sentral Jepang melakukannya sudah 26 tahun. Dan tidak berhasil. Ini sama saja mengobati kanker dengan aspirin. Selama 26 tahun dicobakan tetapi tidak ada hasilnya. Kematian pasien berlanjut selama bertahun-tahun.
Bubble kali ini lebih besar dari bubble yang pecah di tahun 2008. Oleh sebab itu mungkin rekan Hendri merasa perlu mengingatkan. Di samping itu pada tahun 2008, Indonesia belum mengalami defisit pembayaran seperti sekarang, sehingga sekarang rupiah akan lebih rentan.
Pada referendum Brexit di Inggris yang akan dilakukan pada tanggal 23 Juni 2016, pilihannya ada dua, yaitu: Remain (tetap bergabung dengan EU) dan Leave (keluar dari EU)
Untuk jangka panjang Leave lebih baik karena Inggris akan memperoleh kedaulatannya sepenuhnya. Nelayan-nelayan Inggris tidak lagi dibatasi area operasinya dan quota tengkapannya. Inggris juga tidak perlu kompromi untuk menolak pengungsi. Inggris juga lebih bebas dalam menentukan standard produk manufakturingnya.
Sisi negatifnya adalah perdagangan dengan EU akan tersendat, karena akan ada aturan-aturan baru. Tetapi itu sifatnya sementara.
Bagi EU, kehilangan Inggris, yang merupakan anggota dengan ekonomi terbesar kedua setelah Jerman adalah kehilangan yang besar. Kehilangan Inggris bisa menjadi pemicu reaksi domino keluarnya anggota-anggota lain yang ekonominya berjalan tidak memuaskan. Mereka ingin punya kedaulatan kenuh atas keputusan-keputusan (policy) ekonominya. Setidaknya nasib mereka tidak didasari oleh kompromi dengan bangsa-bangsa lain (anggota EU). Dan bisa dibaca kemana akhirnya, yaitu EU tamat riwayatnya.
Sampai saat ini peluang antara Remain dan Leave masih berimbang. Partai buruh yang menjadi sponsor Remain menakut-nakuti rakyatnya dengan hilangnya beberapa program sosial, seperti jaminan kesehatan, perpustakaan umum,......dan lain-lain. Sedangkan tema kubu Leave yang banyak didukung oleh partai konservatif adalah ambil kembali kedaulatan Inggris, baik dalam bidang ekonomi, politik perpajakan ataupun perdagangan. Di bidang politik, rakyat Inggris tidak lagi diwakili oleh orang-orang yang duduk di parlemen EU, yang tidak dipilih itu.
Jika kubu Remain menang, tidak banyak perubahan, karena ini adalah status quo. Sedangkan jika kubu Leave menang...., ceritanya lain. Tatanan ekonomi, perdagangan, politik akan mengalami pergeseran yang mempunyai masa penyesuaian. Dan masa penyesuaian itulah yang membuat investor kecut.
Opini EOWI, British pound dan euro akan jatuh, demikian juga saham-saham Eropa. Emas dan US dollar akan menjadi pelarian kapital. Dengan melonjaknya US dollar, ekspor US akan terpukul. US akan mengalami resesi. Bursa US pun akan terpukul. Mungkin dampak kemenangan Leave akan merambat kemana-mana dan bak jarum yang membuat kredit bubble pecah. Sebelum bank-bank sentral dunia bisa bertindak, bubble kredit sudah pecah. Dan yang ditakutkan pembaca EOWI Hendri terjadi.
Itu opini EOWI yang dasarnya tentu banyak asumsi (harus diingat bahwa assume = putting ass before u and me), prejudis dan mungkin bias.
Ada video yang bagus (karena sangat membakar semangat) dari kubu Leave. Bagi pembaca yang punya semangat patriotis pasti bisa menikmatinya. 

Untuk lengkapnya anda juga bisa menikmati debat secara keseluruhan........,

Sekian dulu, sampai lain kali. Nikmati saja hidup.


Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.

Tuesday, June 21, 2016

BREXIT: Kemerdekaan Bagi Inggris



Pasar modal agak menggila pada hari Rabu dan Kamis tanggal  15 - 16 Juni 2016 lalu. Emas melonjak lebih dari +30 poin (2.6%) mencapai $1318 per oz untuk kemudian jatuh kembali di bawah $1300. Tidak hanya emas, tetapi juga US dollar yang indeksnya melonjak menembus level 95, untuk kemudian jatuh lagi. Demikian juga saham di pasar US, mengalami gejala yang sama. Semuanya jatuh kembali pada jam 09.30, waktu Timur US.
Ketika harga emas melonjak menembus $1300 dan berlanjut kemudian sampai ke $1318, seorang pembaca EOWI yang mungkin punya emas banyak, melakukan posting, gembira karena emas naik menembus $1300. Mungkin dia kecewa ketika emas turun lagi dan pagi-pagi dilihatnya sudah ada di $1278 lagi.
Di EOWI, kami tidak gembira ketika index US dollar menembus level 95. Cuma heran saja, kok rallynya kencang banget.
Tetapi setelah jam 09.30 waktu Timur US, ternyata arah berbalik. Emas, US dollar dan saham US nyungsep. Selidik punya slidik ...eh..., ternyata ada seorang anggota parlemen Inggris ditembak, ditusuk dan akhirnya mati di rumah sakit. Namanya Jo Cox, dari partai Buruh yang kebanyakan pro Remain, yang berseberangan dengan Brexit.
Rakyat Inggris minggu depan, tepatnya tanggal 23 Juni 2016 akan melakukan referendum untuk memilih keluar (kubu Brexit) atau tetap (kubu Remain) dari Uni Eropa. Kalau Brexit menang, bagi EOWI bukanlah suatu yang mengherankan. Dimasa Kondratieff winter, perubahan wilayah, perpecahan wilayah sering terjadi. Pada Kondratieff winter sebelumnya Imperium Inggris Raya pecah menjadi India, Pakistan, Malaysia,.....dan sederet lagi. Indonesia nyempal dari Kerajaan Belanda.
Kepercayaan akan pecahnya suatu negara besar dimasa Kondratieff winter adalah kepercayaan EOWI saja. Walaupun dalam menceritakannya dibumbui oleh teori ini dan itu. Akan tetapi seperti semua teori mengandung asumsi dan prejudis. Apakah EU akan pecah, yang dimulai dari keluarnya Inggris, kemudian disusul oleh yang lain, hanya Tuhan yang tahu. EOWI hanya punya kepercayaan. Mungkin benar seperti ramalan harga minyak yang jatuh di bawah $30 per bbl. Tetapi mungkin juga salah. Demikian juga dengan emas, kepercayaan EOWI akhirnya akan tembus ke bawah $700 per oz. Itu juga kepercayaan yang didasari oleh asumsi dan prejudis yang dalam mengungkapkannya dibumbui dengan data-data sejarah. Tetapi selama masih ada asumsi, ASSUME bahasa Inggrisnya, artinya putting ASS before ME. Oleh sebab itu, kalau anda percaya sebaliknya, silahkan tidak ada yang melarang.
Uni Eropa merupakan bentuk suatu eksperimen yang didasari atas “besar indentik dengan keagungan, kemakmuran dan kejayaan”. Diciptakannya suatu super-state yang disebut European Union (EU) atau Uni Eropa, yang gabungan 28 negara adalah untuk mengejar keagungan yang diimpikan oleh Hitler, Alexnder the Great, Napoleon, Otto von Bismark dan sederet lagi. Itu para pemimpin dan pemimpinya. Rakyatnya pun dijejali mimpi yang sama, kemakmuran dan keagungan bersama di dalam super-state.
Banyak super-state, empire, runtuh karena beratnya sendiri. Yaitu jika yang impikan tidak terwujud. Dimasa subur dan makmur, dimasa keagungan, orang bisa hidup berdampingan, melupakan semua perbedaan. Tetapi ketika hidup semakin sulit, lain cerita. Dan super-state dengan sosialisme pemerintahan terpusat merupakan kombinasi yang bagus untuk perpecahan. Sosialisme pemerintahan terpusat membuat problem ekonomi di Yunani masih bercokol dari tahun 2008. Sudah 8 tahun ekonomi Yunani masih tidak kemana-mana kontraksi -3.6% di tahun 2013 dan tumbuh 0.7% di tahun 2014 dengan tingkat pengangguran 25.6% (2015). Bisa dibandingkan dengan Eslandia, yang bukan anggota Uni Eropa dan menuntaskan krisis ekonominya di tahun 2008 tanpa quantitative easing, bisa tumbuh 3.9% di tahun 2013 dan 1.8% di tahun 2014 dengan tingkat pengangguran 4.3% (2015).
EU belum bisa keluar dari krisis yang dimulai sejak tahun 2008. Tingkat pengangguran rata-rata hampir mencapai 10%. Di Spanyol mencapai 22.9%, di Itali 12% di Prancis 10.5%. Parahnya lagi adalah tingkat pengangguran kaum mudanya: 52% untuk Yunani, Spanyol 45%, Prancis 23.5%, Itali 37%. Dan rata-rata EU adalah 19.4%. Itu sumber ketidak puasan.
Hasil survey menunjukkan bahwa di negara-negara yang ekonominya masih bermasalah, tidak menyukai EU. Seperti Yunani hanya 27% saja yang mempunyai pandangan positif mengenai EU, pro-EU, sedangkan 71% tidak menyukai struktur EU. Prancis perbandingan antara yang anti:pro adalah 61:38. Dan Inggris 48:41 untuk keunggulan anti, seperti yang ditunjukkan pada chart berikut.
Mungkin pembaca bertanya, bagaimana sih ....kerja EU? Berikut ini adalah video yang bercerita sedikit tentang EU. 

Ketidakpuasan rakyat Inggris kepada EU bisa dimengerti, karena Inggris sudah tidak bebas lagi. Untuk membuat policy (apakah itu kebijakan atau ketidak-bijakan), mereka harus kompromi EU dengan anggota-anggota EU lainnya. Akibatnya banyak policy pemerintah yang tumpul. Hal itu membuat Inggris membuat rakyat Inggis tidak puas. Video berikut ini setidaknya bisa melukiskan pandangan kubu yang tidak puas, alias kubu Brexit.

Di samping ketidak puasan, ada juga ketakutan terhadap masa depan. Tidak banyak manusia yang berani menerima tantangan masa depan yang masih tidak diketahuinya. Ini dimanivestasikan, pada perasaan yang secara alamiah manusia takut gelap, takut mati, karena gelap dan mati identik dengan ketidak tahuan tentang apa diseberang sana. Jadi orang cenderung memilih status quo dan..... jangan heran, ketika referendun pemisahan Scotland dan Quebec belum lama ini, jajak pendapat pada awalnya kubu pro pemisahan unggul sedikit. Tetapi ketika referendun dilakukan, mereka kalah, status quo menang. Scotland tetap menjadi bagian United Kingdom (dalam bahasa Indonesia yang salah kaprah: Inggris) dan Quebec tetap bersama Canada.
Kemungkinan UK alias Inggris akan tetap bersama EU, apa lagi jajak pendapat terakhir tanggal 20 Juni 2016 menunjukkan keunggulan kubu Remain secara telak. Kecuali ada fenomena Black Swan saja yang membuat Brexit unggul pada waktu referendum dan Inggris keluar dari EU.
Fenomena Black Swan digambarkan sebagai fenomena yang peluang untuk terjadinya kecil tetapi berdampak besar. Andaikata Black Swan terjadi, yakni Inggris keluar dari EU, maka akan memicu Scotland keluar dari Inggris, Quebec keluar dari Canada, Catalonia keluar dari Spanyol......Dan mungkin akhir dari Uni Eropa. Ketika Inggris Keluar, Yunani yang tingkat penganggurannya sampai sekarang masih tinggi mungkin juga ingin keluar, jika melihat Inngris bisa secara bebas menata negaranya kembali. Menyusul Spanyol dan Itali serta Prancis. Dan ujung-ujungnya akan berekor pada perubahan tatanan ekonomi Eropa. Akan banyak perundingan-perundingan mengenai melakukan bisnis, mata uang, asset, tarif, dan banyak lagi di antara pecahan-pecahan negara dan union ini.
Jika fenomena Black Swan ini terjadi, awalnya mungkin sakit. Tetapi akhirnya akan sembuh lebih cepat. Walaupun demikian, investor tidak suka perubahan yang hasil jangka panjangnya  belum pasti. Ini bisa terlihat dari suku bunga bond Jerman, dan beberapa negara Uni Eropa yang negatif. Investor lari ke bond-bond yang aman.
 Apapun yang terjadi di tanggal 23 Juni 2016 nanti, dunia tidak akan kiamat. Jadi tenang-tenang saja.....
Sekian dulu, sampai nanti dan selamat buka puasa.......untuk yang puasa.
 


Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.

Friday, June 17, 2016

Lord’s Day Act (Undang-Undang dari Para Fanatik)



Nampaknya jurang polarisasi di masyarakat saat ini lebar dan dalamnya tidak pernah saya lihat sebelumnya. Mungkin tahun 1950an seperti ini. Tetapi pada saat itu saya belum lahir atau belum mengetahui hal-hal seperti itu.
Beberapa waktu lalu, media dan dunia maya dihebohkan dengan razia, penyitaan dan penutupan sebuah warung nasi oleh Satpol PP Serang yang melakukan penertiban warung-warung yang buka di siang hari selama Ramadhan ini. Kemudian disusul dengan dukungan simpati bahkan sumbangan uang kepada Saeni, si nenek pemilik warung nasi tersebut. Tidak hanya itu, NU dan Polisi kemudian menggelar spanduk yang berbunyi: “Hormatilah Orang yang Tidak berpuasa”. Reaksi ini menyulut reaksi yang tidak kalah sengitnya dari kelompok lain. Di media sosial beredar tulisan lucu dang sengit sebagai berikut (sudah saya edit dan perpendek untuk menghemat halaman):

Toleransi SINTING....dari spanduk hingga warung nasi
1.      Pernahkah kita melihat spanduk yg berisi seruan utk menghormati orang yg tidak nyepi? Yang ada...semua, termasuk yang bukan Hindu harus ikut sunyi dan sepi. Bahkan bandara sekalipun.
2.      Pernahkah kita melihat spanduk yang berisi seruan utk menghormati orang yang tidak natalan? Yang ada...semua penjaga toko dipaksa memakai topi santa. Bahkan aparat kepolisian pun latah memakainya yang melanggar Perkap Seragam Dinas Polri.                             
3.      Lalu kenapa tiba2 ada spanduk yg menyuruh kita utk menghormati org yg tidak berpuasa? - SINTING
4.      Sejak kecil kita diajarkan: "hormatilah orang lain, jika engkau ingin dihormati." Lah... jika kini engkau tidak menghormati kami yang sedang beribadah, jangan paksa kami utk menghormati anda. PAHAM? !!!
5.      Toleransi itu adalah hormatilah orang yang sedang beribadah. Bukan dibalik. Masa' orang yg sedang beribadah disuruh menghormati orang yang tidak beribadah? - SINTING
6.      Lagi pun...tak patutlah mengajarkan kami tentang makna toleransi. Ajarkan saja toleransi itu kepada mereka yg diundang makan ke istana setelah menimpuki dan membakar masjid saudara kami pada saat sholat Idul Fitri di Tolikara, Papua tahun kemarin. - JANGAN DIULANG, Bung !!!!
7.      Kalau makna toleransi luas terus!!!! Bagaimana sampai nanti bertebaran spanduk nyeleneh lainnya :
        yang tidak melacur, hormati pelacur
        yang tidak berjudi, hormati penjudi
        yang tidak mabok, hormati Teman Mabok
- SINTING
8.       Aparat penegak hukum seharusnya hadir ketika terjadi perbuatan yang meresahkan dan mengganggu kepentingan publik yg lebih luas.                           
9.      Bukan malah menjadi sponsor spanduk ngeyel seperti gambar diatas. –Toleransi Sinting
10.  Apa bisa kita mengatakan: Untuk Kualitas Lalu-lintas Yang Super, HORMATI ORANG YANG TIDAK TAAT RAMBU LALU LINTAS. - SINTING                           
11.  Mereka yang waras pasti paham, bahwa setiap pelanggaran harus ditindak. Karena memang sifat hukum itu adalah MEMAKSA. Sebab ada kepentingan yang lebih luas yg harus dilindungi ketimbang kepentingan individu-individu.
12.  Nah...dalam konteks melindungi kepentingan publik yang lebih luas itulah seharusnya penindakan terhadap warung2 makan yang buka di siang ramadhan dipahami.
13.  Karena pastinya sudah ada himbauan dan peringatan terlebih dahulu sebelum penindakan itu dilakukan. Bandel....ya ditindak.
14.  Hehehe....lucu banget liat orang-orang yg mendadak peduli ketika ada seorang penjual nasi yang lapaknya diangkut petugas. Nanti pas ada razia pelacur, penjudi, dan penjual miras, rame2 ngumpulin duit juga dong. – mendadak Peduli            
15.  Eh iya...kemarin2 kemana tuh orang-orang yang mendadak peduli? Kok gak pada saweran? Apa gak denger berita tetang ratusan orang di Kp. Aquarium Luar Batang yg rumahnya dihancurkan oleh si Gubernur kapir laknat ?
16.  Urusan ngaduk2 emosi biar pemirsa mellow sih emang jagonya media sekelas 'kempes', 'tempe', dan 'metroTipu', lah. Banci kaleng aja bisa mrk dandanin ala ustadz, kok. Bahkan org yg raisopopo pun, sukses mrk citrakan sbg sosok yg tepat utk ngurus kita semua. Hasilnya? Rasakan aja sendiri hampir 2 tahun ini.           
*ish...ish...ngelantur kemana-mana.

Blue Laws, Lord’s Day Laws
Sebagai seorang muslim dengan aliran yang mengutamakan pemurnian ajaran Islam, saya tidak sepenuhnya sepaham dengan penulis, tetapi saya bisa mengerti kejengkelannya terhadap kelompok-kelompok sekular yang memojokkan Islam. Umat Islam disuruh toleran terhadap perayaan natal dan dipaksa untuk mengatakan bahwa mengucapkan selamat natal itu tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam dan sebagai umat Islam harus toleran. Saya tidak pernah mau mengucapkan selamat natal karena mengatakan selamat natal adalah suatu ucapan kebohongan. Kalau anda tanya ke orang Kristen yang tahu agamanya secara benar/mendalam, tentang kelahiran Jesus. Dia akan menjawab bahwa Jesus tidak lahir di musim dingin 25 Desember. Lebih mungkin adalah di musim panas, antara May sampai Agustus kalau dilihat dari episode kejadian kelahiran Jesus yang di kandang domba (terlalu dingin jika di musim salju). Jadi ucapkan selamat natal adalah ucapan kebohongan.
Peraturan yang melarang bisnis di buka pada hari-hari keagamaan ada di banyak negara, dan dikenal dengan nama Lord’s day act atau Blue act atau Sunday laws. Undang-undang ini di design agar masyarakat bisa lebih mencurahkan waktunya untuk beribadah di hari keagamaan itu (hari Minggu untuk Kristen). Di negara-negara barat biasanya hari Minggu dan di beberapa negara Islam adalah hari Jumat. Sampai saat ini Blue laws masih di terapkan di US, Canada, negara-negara Europa seperti Austria, Jerman, Switzerland, dan Norway, yang melarang toko-toko buka di hari Minggu. Ketika saya di Toronto di pertengahan dekade 1980an, ada perdebatan mengenai Blue laws untuk Ontario.
Sebagai penganut: “Untukmu agamamu dan untukku agamaku.Tidak ada paksaan dalam beragama.” secara umum saya tidak setuju adanya Lord’s day act atau Blue act, undang-undang/peraturan yang melarang bisnis di hari-hari agama bagi semua penduduk tanpa memandang agama yang dipeluknya. Sebab hari kramat bagi satu agama belum tentu kramat untuk yang lain. Ketidak setujuan saya ini termasuk larangan mempunyai kegiatan di hari Nyepi atau larangan berjualan di hari Minggu atau hari Sabtu.
Dibukanya atau ditutupnya bisnis seharusnya diserahkan pada masing-masing pemilik bisnis. Dan pemerintah tidak usah mengaturnya, masyarakat juga tidak usah mengaturnya. Jika seseorang mau meliburkan warungnya selama 15 hari untuk lebaran, itu keputusan pemilik bisnis. Pemerintah tidak usah mengaturnya dengan undang-undang. Dan masyarakat tidak boleh memaksakan hal yang sama kepada orang lain. “Untukmu agamamu dan untukku agamaku.Tidak boleh ada paksaan dalam beragama.” Ini juga berlaku bagi Nyepi. Umat Islam, di Bali tidak perlu ikut-ikutan Nyepi, karena itu bukan praktek agama Islam. Karena juga umat Hindu tidak perlu ikut-ikutan sholat Iedul Fitri di Aceh atau di Serang.

Mala Prohibita dan Mala In Se
Ketika saya di Toronto di pertengahan dekade 1980an, ada perdebatan mengenai Blue laws untuk Ontario. Apakah toko-toko retail boleh buka di hari Minggu atau tidak. Mahkamah Agung Canada akhirnya menyimpulkan bahwa Ontario's Retail Business Holiday Act – mewajibkan toko tutup di hari Minggu bukanlah masalah agama, (melainkan masalah ketenaga kerjaan). Walaupun demikian saat ini di semua provinsi Canada hukum yang mewajibkan toko untuk tutup sudah tidak ada lagi karena alasan effisiensi dan daya saing bisnis.
Hukum seperti Blue laws, perda Nyepi (kalau ada), perda Ramadhan disebut Mala Prohibita. Pelanggarnya salah karena hukum seperti itu semata-mata hukum saja. Dan hukum itu tidak ada manfaatnya, bahkan hanyalah mudharat saja. Lawannya adalah Mala In Se. Artinya perbuatan itu sendiri mendatangkan keburukan. Misalnya perda larangan merokok. Merokok itu sendiri mendatangkan keburukan terhadap kesehatan, apa lagi bagi orang sekitarnya sebagai perokok pasif. Sehingga larangan merokok adalah tindakan pencegahan perbuatan yang buruk (evil). Sama juga dengan perda (larangan) pelacuran, alkohol dan obat terlarang. Mungkin bisa juga dimasukkan prilaku gay-lesbian (yang tidak aman).
Hukum seperti Blue laws, perda Nyepi (kalau ada), perda Ramadhan yang sifatnya Mala Prohibita sering bertabrakan dengan bisnis, effisiensi dan kemanusiaan. Bayangkan kalau rumah sakit, polisi harus tutup di hari Nyepi, maka akan banyak orang mati dan kejahatan meningkat. Oleh sebab itu hukum-hukum ini berangsur-angsur hilang di muka bumi ini, sampai.......semangat beragama yang berlebihan tumbuh kembali di masyarakat.

Pandangan dari Sudut Quran
Islam tidak mengenal Blue laws atau Lord’s day laws dan sejenisnya. Perda Ramadhan adalah produk zeal, semangat keagamaan yang berlebihan. Kalau Perda Ramadhan dimaksudkan untuk menghormati umat muslim yang puasa, itu tidak ada kaitannya dengan syariah Islam. Bunyi perintah puasa di Quran tidak mencantumkan memperoleh kehormatan:
QS [2:183] Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.
Shaum atau puasa adalah untuk memperoleh ketakwaan, bukan untuk memperoleh kehormatan. Jadi kaum muslimin tidak perlu menuntut untuk dihormati.
Dan sebaliknya, polisi dan NU tidak perlu menuntut umat Islam untuk menghargai mereka yang tidak berpuasa. Karena menurut kepercayaan umat Islam, mereka yang tidak puasa (tanpa sebab) adalah neraka tempatnya. Sama juga dengan gay-lesbian, jangan minta approval dari kami umat Islam. Atau merokok dan mabok-mabokan. Dan jangan juga meminta umat Islam berbohong dengan mengucapkan selamat natal untuk merayakan kelahiran Jesus di bulan Desember, sebab kelahirannya bisa dipastikan bukan tanggal 25 Desember. Dalilnya cukup jelas di Quran:
QS [109:6] Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku".
Sebagai umat Islam juga tidak akan berhenti makan sapi karena menghormati umat Hindu. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku. Artinya kami juga tidak akan memasukkan sapi ke makanan umat Hindu dengan sengaja. Kami juga mengharapkan umat Hindu tidak marah atau memaksakan kehendaknya kepada umat Islam seperti yang sering terjadi di India dimana Hindu adalah mayoritas. Kalau di hari raya Iedul Adha, banyak sapi yang diqurbankan, seharusnya membuat berpikir, kok hewan kramat/suci tidak punya kemampuan menghidar dari hari raya qurban.
Dan sebagai umat Islam, kami juga tidak akan mau memaksakan anda menutup bisnis anda yang non muslim selama Ramadhan. Atau melarang menjual babi. Umat Islam punya prinsip:

QS [2:256] Tidak ada paksaan dalam beragama; sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Libur atau tidaknya bisnis seseorang adalah keputusan masing-masing individu. Kalau ada dokter, warung Tegal, toko, busnis tutup selama 1 bulan selama lebaran, itu karena keputusan pemiliknya karena pegawainya mau cuti, atau dia mau cuti atau alasan-alasan lain, maka tidak boleh dilarang atau tidak boleh juga diwajibkan.
Islam tidak seperti agama lain. Yang namanya hari yang sepenuhnya untuk melakukan ritual, tidak ada. Hari Jumat saja juga tidak harus libur:
QS [62:10] Apabila telah ditunaikan shalat (Jumat), maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.
Karena mencari rizki adalah juga ibadah.
Catatan: Kalau anda tertarik untuk membaca konflik Islam dan Hindu karena sapi bisa dimulai dari link wikipedia ini:

https://en.wikipedia.org/wiki/Cow_protection_movement
https://en.wikipedia.org/wiki/1966_anti-cow_slaughter_agitation 

Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.