___________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Doa pagi dan sore

Ya Allah......, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari tekanan hutang, pajak, pembuat UU pajak dan kesewenang-wenangan manusia.

Ya Allah......ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim dan para penarik pajak serta pembuat UU pajak selain kebinasaan".

Amiiiiin
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________

Monday, June 13, 2016

Yellen (Suku Bunga): Naik…, Nggak…, Naik…., Nggak,...Naik...



Dua minggu lalu ketua the Fed Janet Yellen mengindikasikan bahwa suku bunga the Fed punya peluang untuk dinaikkan di tahun 2016 ini. Berikut adalah berita yang dilansir oleh CNBC tanggal 27 May 2016 lalu:
Federal Reserve Chair Janet Yellen said Friday an interest rate hike is "probably" appropriate in the coming months if economic data improve.
"It's appropriate, and I've said this in the past, I think for the Fed to gradually and cautiously increase our overnight interest rate over time and probably in the coming months, such a move would be appropriate," she said in response to a question at Harvard's Radcliffe Institute for Advanced Study.
Tanpa bermaksud menghina kemampuan berbahasa Inggris pembaca, saya Google Translate apa yang dikatakan berita ini.
Federal Reserve Ketua Janet Yellen mengatakan Jumat suku bunga punya peluang untuk dinaikkan dalam beberapa bulan mendatang jika data ekonomi membaik.
"Ini sesuatu yang wajar, dan saya sudah mengatakan ini di masa lalu , saya pikir, the Fed secara bertahap dan hati-hati akan menaikkan suku bunga overnight the Fed dari waktu ke waktu dan mungkin dalam beberapa bulan mendatang, dan langkah tersebut adalah wajar" katanya dalam menanggapi pertanyaan di Harvard Radcliffe Institute for Advanced Study.
Gampang sekali menterjemahkan berita berbahasa Inggris ini. Gunakan saja Google Translate. Silahkan anda meneruskan sendiri, jika diperlukan terjemahannya.
Selanjutnya, berita ini berbunyi:
Her remarks comes as colleagues on the Fed's policymaking committee have pointed to an increase in the federal funds rate target sooner rather than later. Yellen has expressed caution this year on rates, as inflation lags below the Fed's 2 percent target and global risks persist.
Saya tidak tahu apakah the Fed serius untuk menaikkan suku bunganya beberapa kali ditahun ini, atau mereka baru saja menghisap daun kecubung. Setidaknya para investor bond menganggap anggota-anggota the Fed baru saja menghisap LSD atau daun kecubung. Hal ini nampak dari respons para investor, yang tercermin pada chart berikut ini:
Biasanya investor akan menuntut yield yang lebih tinggi untuk memegang surat hutang jangka panjang. Oleh sebab itu terlihat di ketiga kurva ini 30 yr bond punya yield tertinggi. Pada kondisi tertentu, misalnya menghadapi resesi, investor mulai pindah dari asset-asset lain ke bond pemerintah (US) sebagai tempat yang aman. Ini membuat yield turun, terutama untuk long term-bond.
Kita lihat long term bond (30 yr) turun dari sekitar 3% di akhir 2015 ke sekitar 2.6%. Proses ini disebut yield curve flattening. Artinya, investor mengantisipasi terjadinya resesi. Walaupun demikian opini the Fed ternyata berbeda, seperti kata ketua the Fed Jenet Yellen:
"The economy is continuing to improve," Yellen said, adding that she sees growth picking up after a sluggish first quarter. Yellen added that oil prices and the dollar are "roughly stabilizing," which would help to push inflation toward the Fed's goal.
Itu sebabnya EOWI mengatakan bahwa mungkin Janet Yellen bersama rekan-rekannya habis menghisap daun kecubung atau makan LSD. Mereka tidak melihat apa yang dilihat pasar. Pasar mengantisipasi terjadinya resesi di US, sedang the Fed tidak tahu akan adanya gejala resesi dan masih akan menaikkan suku bunganya.
Biasanya investor akan menuntut bunga yang lebih tinggi jika mereka memegang bond yang jatuh temponya lebih lama. Kenyataannya, dari bulan Desember 2015 ke bulan May 2016, mereka bersedia menurunkan tuntutan suku bunga surat hutang jangka panjang dan menengah, itu artinya investor sudah putus asa, tidak ada tempat untuk menginvestasikan uangnya lagi, “bunga kecil juga nggak apa-apa deh”.
Seperti opini EOWI, kalau mengikuti pakem yang ada, the Fed tidak akan bisa menaikkan suku bunganya. Ekonomi US masih mati suri. Seandainya bisa, mungkin hanya sekali untuk menunjukkan bahwa mereka (the Fed) bisa menaikkan suku bunganya. Ternyata apa yang menjadi opini EOWI menjadi kenyataan.
Tanggal 3 Juni, nampaknya semua antisipasi kenaikkan suku bunga the Fed di bulan Juni, Juli, bahkan ….. Desember 2016 sirna ketika US dikejutkan dengan data lapangan kerja yang jauh dibawah harapan. Laporan lapangan kerja US menunjukkan kenaikkan 38,000 lowongan, yang jauh di bawah consensus analis 110,000 – 220,000 pertambahan lapangan kerja. Meleset jauh. Dengan kata lain ekonomi US belum bisa tumbuh dan menghasilkan cukup lapangan kerja.
Mengenai kenaikkan suku bunga the Fed, opini pasar berubah setelah data ketenaga-kerjaan US. Hari sebelum data itu keluar (2 Juni 2016), pasar mengantisipasi peluang suku bunga the Fed dinaikkan ke 0.75% di bulan Juni ini, setelah Fed meeting adalah 20.6%. Tetapi hari berikutnya (3 Juni 2016) antisipasi pasar peluangnya hanya 3.8% (nyaris tidak ada peluang). Lihat kolom di kiri chart di bawah ini.

Bahkan antisipasi pasar tidak terlalu kuat mengenai kenaikkan suku bunga pada the Fed meeting bulan November 2016 nanti, seperti yang ditunjukkan chart di bawah ini. Peluangnya hanya 39.5% untuk kenaikan suku bunga the Fed ke 0.75%.
Tetapi, 3 hari kemudian (tanggal 6 Juni 2016) Yellen juga mengatakan bahwa: “U.S. remains on track for more interest-rate hikes”, seperti yang dilansir oleh Bloomberg: Yellen says U.S.remains on track for more interest-rate hikes.
Katanya: “I continue to believe that it will be appropriate to gradually reduce the degree of monetary policy accommodation, provided that labor market conditions strengthen further and inflation continues to make progress toward our objective.”
Di EOWI, kami bertanya-tanya, apakah the Fed mulai menyadari bahwa ZIRP (Zero Interest Rate Policy), quantitaive easing, dsb, sudah tumpul? Apakah the Fed ingin meluruskan kembali tatanan ekonomi US? Atau the Fed merasa sudah tidak punya peluru lagi?
Lihat chart di bawah ini. Setiap kali ada resesi (gray shades), the Fed menurunkan suku bunganya, sekitar 5%. Nah jika beberapa bulan ke depan ada resesi, apakah suku bunganya mau diturunkan ke -5% (minus 5%). The Fed sudah kehabisan peluru!!!
Selama 7 tahun the Fed menerapkan ZIRP, dan ekonomi US tidak bisa tinggal landas. Apakan hal ini sudah disadari oleh the Fed. Jepang  sudah 17 tahun menerapkan ZIRP dan ekonominya belum juga tinggal landas. Entah apa nama yang tepat bagi orang yang tidak bisa belajar dari Jepang yang mempunyai track record 17 tahun ZIRP.
Mungkin ada yang membisikkan ke telinga Janet Yellen dan kawan-kawan: “Bagaimana kalau Negative Interest Rate saja, NIRP.
Common sense (saya tidak tahu apa bahasa Indonesianya, - pemikiran umum?) mengatakan bahwa kalau suku bunga rendah akan memicu orang untuk meminjam dan kemudian menggunakan kreditnya untuk melakukan konsumsi. Selanjutnya, ekonomi akan bangkit dengan meningkatnya permintaan akan barang dan jasa, lapangan kerja terbuka, dan ekonomi bergerak kembali. Kalau perlu suku bunga dibikin negatif, siapa saja yang menyimpan uang di bank akan dikenakan biaya sedemikian rupa sehingga suku bunganya negatif. Itu terjadi di zona Euro dan di Jepang.
Sayangnya antara common sense dan realita tidak sama. Common sense, adalah opini umum, yang tidak ada kaitannya dengan logika dan sains.
Berbicara tentang sebab-akibat, aksi-reaksi, ada yang dikenal dengan kata unintended consequencies, konsekwensi yang tidak terpikirkan sebelumnya. Atau effek samping yang tidak terpikirkan sebelumnya. ZIRP dan NIRP dibuat untuk membidik sasaran agar bank-bank komersial tidak menyimpan uangnya di bank sentral tetapi mau menyalurkan kredit. Ternyata tindakan ini membuahkan effek samping. Di Jepang walaupun suku bunga belum negatif, tetapi dengan biaya administrasi, akhirnya kalau dihitung-hitung nasabah mengalami kerugian. Akibatnya sebagian nasabah bank berpindah dari rekening bank ke brankas (lemari besi).
Berita dari Jepang beberapa bulan lalu yang dilansir oleh Wall St Journal mengatakan bahwa panjualan brankas melonjak. Brankas yang harganya sekitar $700, sudah sulit diperoleh, harus menunggu kalau mau beli. Orang-orang lebih baik menyimpan uangnya di rumah untuk menghindari biaya pada saat penarikan uang dari ATM. Mungkin menyimpan dalam bentuk emas bisa dijadikan alternatif. Sayangnya toko-toko tidak menerima emas sebagai alat pembayaran. Kalau mau membeli sesuatu, emas harus dijual dulu. Dan ini selalu ada selisih harga antara jual dan beli.
Suku bunga bond di Eropa juga banyak yang berada di wilayah negatif. Semua bond pemerintah yang jatuh tempo 2 tahun lagi mempunyai bunga negatif (jujur saja saya tidak mengerti maksudnya).
Kalau anda punya uang sejumlah milyar dollar, ketika anda harus membayar untuk mendepositkan uang anda di bank? Setiap bulan uang ada akan susut. Dari pada susut, lebih baik disimpan di rumah.
Mungkin itu yang jadi pemikiran para bankir Eropa. Berita dari Der Spiegel, tanggal 3 Maret lalu melansir berita bahwa bank-bank Jerman mulai mengumpulkan uang fisik (physical cash). Bagi yang bisa berbahasa Jerman atau yang mau bersusah payah bermain-main dengan google traslate silahkan klik link ini untuk membacanya. 
Bank komersial sepatutnya mengelola dana nasabah dengan kehati-hatian. Kalau ada kelebihan cadangan, maka akan disimpan ke bank sentral, untuk Eropa adalah ECB. Pada masa lalu, deposit pada ECB ini memperoleh bunga, walaupun kecil, sebagai insentif agar bank komersial lebih konservatif, berhati-hati dalam mengelola uang nasabahnya.
Sekarang situasinya adalah kebalikannya. Kalau bank komersial tidak menyalurkan kredit dan mempunyai kelebihan cadangan, maka ECB mengenakan denda, harus bayar ke ECB sebesar 0.3%. Kalau cadangan dana bank itu mencapai puluhan milyar dollar, angka 0.3% in besar, banyak. Apa lagi sekarang jaman sulit, cari untung sulit.
Jangan heran kalau bank-bank komersial mulai menariki cash dari ECB. Mereka mau menyimpannya sendiri di brankas mereka........., menarik.
Sentral bank-sentral bank ingin agar ekonomi tumbuh. Mereka menekan suku bunga agar kredit tersalur. Ternyata ekonomi tidak tumbunh seperti yang diinginkan. Kredit, jika tersalur, larinya ke spekulasi yang melahirkan bubble-bubble baru, bukan ke ekonomi. Tentunya saluran ini bukan hal yang menerapkan prinsip kehati-hatian. Bahkan mungkin masuk kategori subprime jika debiturnya sudah mulai tenggelam. Dan bubble yang baru ini akan pecah.
Potensi dampak lainnya adalah pencurian dan pembobolan bank. Kalau ada uang banyak di brankas, siapa yang tidak tertarik?
Minggu depan the Fed akan rapat kembali. Salah satunya akan membahas apakah suku bunga the Fed akan dinaikkan atau tidak.
Opini EOWI belum berubah. The Fed tidak akan menaikkan suku bunganya minggu depan atau tahun depan. Dengan catatan bahwa prilaku anggota-anggota the Fed masih sama. Yaitu masih ingin menstimulir ekonomi US yang megap-megap.
Tetapi......., siapa yang tahu isi benak Janet Yellen dan orang-orang di the Fed. Siapa tahu mereka punya ide gila seperti ini: Untuk bisa keluar dari resesi, biasanya diperlukan penurunan suku bunga antara 4% - 5%. Kelihatannya resesi sudah nampak dan  the Fed perlu 4% - 5% untuk menurunkan suku bunga. Kalau harus menurunkan suku bunga sampai minus 4%, takut kalau bank-bank komenrsial menariki cadangannya dan disimpan di brankas mereka sendiri. Satu-satunya jalan adalah menaikkan suku bunga sekarang.
Mungkin juga Janet Yellen dan kawan-kawan sudah bingung. Yang mereka perlukan adalah memelihara tokek, dan mulai menghitung bunyinya.


Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.

15 comments:

Anonymous said...

Mantap....top markotop

Anonymous said...

Kalau melihat dari scenario ini, Gold pilihan terbaik untuk dsimpan, bahkan Spekulan kawak Soros menjual sahamnya dan membeli Gold dan saham pertambangan Gold sebesar 30 milliar dollar, dilihat ini berarti hal apakah yang terjadi? harga emas udah murah, Soros melihat Gold price will buoyant, bahkan ada analisa sampai tembus US$ 10,000/ troy ounce.
Jadi Gold to 700 itu bisa terjadi kalau idx usd tembus 200, tapi apa bisa?😊
This time invest to Gold, mungkin aja Gold dijadikan parameter e money masa depan, jadi cadangan devisa suatu negara pakai Gold semua, orang membayar bukan pakai GOLD tetapi pakai elektronic komputasi aja tetapi, equivalen simpanan dalam GOLD.
Bagaimana analisa Pak IS? This time to invest GOLD ,masa mau melawan analisa Soros?

Anonymous said...

Bgmn tanggapan bung IS ttg penerapan tax amnesty? For me, it seems like too good to be true... many people believe tax amnesty will make 1 usd = 13000 rp. Do you think so? Sy dulu pendukung jokowi, tp belakangan ini mulai agak pesimis dgn langkah2 yg dilakukan pemerintahnya dlm membenahi ekonomi indonesia... too much talk, too many dreams... :(

gondhal-gandhul-rakathokan said...

itulah akibatnya kalo bermain-main dgn bunga (riba). urusannya kalo ga ngisep kecubung.. ya piara tokek..
gold masih kemahalan. nunggu harga kambing setara +/- 3.8 gram gold, baru mulai koleksi gold

Aris Setiawan said...

suku bunga naik maupun gak naik akan mnimbulkan buah simalakama,,, soalnya sebentar lagi pemilu, biasanya crash mendekati pemilu,,,, seperti kisah pemilu dan berdekatan dengan bubble dot com tahun 2000, begitu pula bubble sumprime yang mendekati pemilu 2009, pola kenaikan suku bunga menjelang pemilu,,,

saya mempunya opini, memang yellen dkk, sudah kehabisan akal untuk menyelamatkan usd, dan usd yang sedang sekarat di suntik obat keras agar mati sekalian dengan menaikkan suku bunga minggu ini,,

Anonymous said...

Dengan kecil kemungkinan kenaikan suku bunga FED, maka dolar dari US akan berbondong bondong ke negara yang mempunyai suku bunga yang relatif tinggi ( termasuk indonesia), biasanya yang disasar adalah obligasi pemerintah ( sebagian besar) sangat kecil mereka akan memborong ato masuk ke pasar saham untuk saat ini. Akibatnya CaDev Indonesia akan naik, rupiah akan menguat. Semoga

Anonymous said...

bagaimana dengan Brexit? apakah mungkin terjadi?

Anonymous said...

Kalo prediksi fed rate tidak bs naik, dollar akan menyerbu neg2 berkembang, termasuk indonesia, artinya rupiah akan menguat terhadap dollar, aneh kalo masih pegang dollar...

Anonymous said...

Mudah mudahan yellen segera menikah. Amin.

Anonymous said...

Pak is, gak coba bahas soal ahok?, ini politikus rada beda dr yang lainnya soalnya, kami ingin dengar dr sudut pandang bpk yg terkenal kritis dan pesimistik soal politik

Anonymous said...

=====================================================
Anonymous Anonymous said...

Kalo prediksi fed rate tidak bs naik, dollar akan menyerbu neg2 berkembang, termasuk indonesia, artinya rupiah akan menguat terhadap dollar, aneh kalo masih pegang dollar...

June 14, 2016 at 9:24 PM
=====================================================

Kalau mau profit adalah melawan dari apa yang dipikirkan lebih banyak orang, seperti saat ini banyak orang mengatakan rupiah akan menguat, siap2 untuk arah yang berlawanan

PETRUK ALWAYS RIGHT said...

WOY DUKUN BEGO

EMAS DH TEMBUS DIATAS $1300 TUH

MANA NUBUAT LO YG BILANG EMAS BKL NGEDROP DI $700 ?

WARAS GA SIH LO?

SALAM TOLOL BWT PARA PENGIKUT IMAM SEMAR

Den Bagus said...


http://money.cnn.com/2016/06/16/news/economy/federal-reserve-janet-yellen-helicopter-money/index.html

Janet Yellen: Helicopter money is an option in extreme situations.

Pak Is, Helicopter money "bisa" dijadikan option kalau situasi nya ekstrem, meskipun akibat yang bisa timbul adalah hyperinflation dan dollar nilainya jeblok.

Tolong Pak Is analisa, apakah kemungkinan ini bisa benar benar diambil sama FED.

Anonymous said...

Tulisan yg bagus....ulasannya ngena banget. Saya rasa yg komen bisa untuk tdk melakukan adhominem dan lebih sopan, lurah semar harus bisa tertibkan agar tidak ada yg buang sampah sembarangan.

Kembali ke pembicaraan ttg ke perkembangan situasi, Walau banyak tulisan lurah semar yg saya terima, tp untuk emas saya tetap akan beli. untuk emas saya kira orang yg cash real selisih banyak dengan SPT harus tetap beli emas (salah satu alternatif). Untuk menyesuaikan simpanan di bank agar bisa sesuai SPT sbg antisipasi dibukanya kerahasiaan bank, lihat saja pemerintah sudah semakin bengis dan kalap dalam upaya mencapai tatget pajaknya. Disamping itu menghindari pegang rupiah yg depresiasinya rata2 diatas 8% per tahun.

Percaya cerita tax amnesty sangat berbahaya, karena orang kaya goblok mana yg sdh mengalihkan dan mendiclair uangnya di negara lain dgn status clean keluar dari indo (bukan tersangka dlm suatu kasus pidana), mau dengan sukarela bawa balik uangnya ke indo, ini pendapat pribadi (dan kakak teman saya yg sdh hidup nyaman di sing). Ini bukan masalah cinta atau gak cinta sama negara....tp lebih ke faktor "keamanan" dan kenyamanan dalam hidup (insting alamiah)

yosh s said...

Den Bagus... dulu jaman Bernanke udah di kenal Bernanke sebagai Ben the helicopter guy..
jadi ya udah dari dulu FED emang cuma bisa pake helicopter tebar duit.. emang mau gimana lagi??? udah terlanjur mabok utang kan...

cuma masalah waktu aja si yellen pasti naik helikopter..

jadi yang aman tetap pegang asset keras, properti misalnya.. cash valas ngeri juga kalau terus begini