Sejarah, dongeng satir, humor sardonik dan ulasan tentang konspirasi, uang, ekonomi, pasar, politik, serta kiat menyelamatkan diri dari depressi ekonomi global di awal abad 21
(Terbit, insya Allah setiap Minggu dan Kamis)
Kecuali Nixon dan Obama, kelima presiden USA ini relatif dipuja oleh rakyatnya. Kelima presiden ini punya persamaan, yaitu berbohong secara terang-terangan terhadap rakyatnya. Mereka mewakili banyak contoh presiden-presiden di dunia ini yang berbohong secara terang-terangan. Pemilihan lima presiden ini sebagai subjek diskusi buku ini karena mereka populer. Seperti FDR (F.D. Roosevelt) yang terpilih 4 kali menjadi presiden Amerika Serikat (1933 – 1945), dan selebihnya dipilih sebagai subjek diskusi karena masa pemerintahan mereka masih ada dalam ingatan kita.
Franklin D. Roosevelt adalah presiden Amerika Serikat yang membuka pintu bagi perubahan sistem keuangan pseudo emas ke arah uang fiat. Dengan Executive Order 6102 yang ditanda-tangani pada tanggal 5 April 1933, rakyat Amerika tidak boleh lagi memiliki emas. Semua emas harus diserahkan kepada pemerintah dalam waktu satu (1) bulan dan dihargai $ 20,67 per troy-ounce (oz). Artinya dollar Amerika Serikat didevaluasi 6.6%. Setelah tanggal itu, siapa saja yang melanggar ketentuan ini bisa dikenakan hukuman penjara sampai 10 tahun dan/atau denda $10.000.
Harga $ 20,67 per oz ini lebih tinggi dari ketetapan undang-undang mata uang dan koin US, the Coinage Act 1792, $19,39 per oz. Itu pun ternyata, larangan kepemilikan emas yang dikeluarkan FDR ini kurang effektif untuk menggiring rakyat Amerika Serikat untuk menyerahkan emasnya. Artinya mereka tidak percaya terhadap dollar kertas dan lebih menyukai dollar emas. Oleh sebab itu Roosevelt menaikkan lagi nilai tukar emas terhadap dollar menjadi $35 per oz. Dengan kata lain devaluasi dollar sebesar 45%. Nilai dollar turun 45%! Nilai riil tabungan bangsa Amerika menguap 45% hanya dalam sekedipan mata saja.
Ketidak-bijaksanaan F. D. Roosevelt menaikkan nilai tukar emas dari $20,67 di tahun 1933 ke $ 35 per oz di tahun 1934, sangat merugikan mereka yang menyerahkan di tahun 1933. Ini adalah pelajaran bahwa melanggar ketidak-bijaksanaan pemerintah (ketetapan pemerintah yang tidak bijaksana) ada insentifnya.
Executive Order 6102, instrumen pengekangan hak-hak rakyat Amerika Serikat
Akibat dari Executive Order 6102 nya F. D. Roosevelt, pintu bagi semua presiden Amerika Serikat untuk memanipulasikan kurs nilai tukar dollar Amerika Serikat terhadap emas. Dan ini dilakukan oleh Richard Nixon dikemudian hari. Pada saat itu, akibat perang Vietnam yang berkepanjangan, Amerika Serikat mengalami defisit belanja pemerintah dan terpaksa mencetak uang yang melebihi cadangan emasnya. Hutang Amerika Serikat meningkat dan dikirim keluar negri untuk membiayai perang. Tidak seimbangnya US dollar dengan cadangan emasnya dilihat oleh jendral Charles De Gaulle dari Prancis. Prancis yang memiliki $191 juta devisa piutang, memotori langkah untuk menukarkan US dollarnya ke emas bukan surat hutang (obligasi) pemerintah Amerika Serikat. Swiss melaksanakan niatnya dan berhasil menggaet $ 50 juta pada bulan July 1971. Nixon tahu benar bahwa cadangan emasnya tidak akan terkuras kalau semua negara menukarkan US dollarnya menjadi emas. Akhirnya Nixon secara sepihak menutup loket penukaran US dollar ke emas pada tanggal 15 Agustus 1971. Sejak saat itu harga emas melambung jauh di atas $ 35 per oz. Larangan kepemilikan emas FDR baru dicabut dimasa presiden Gerald Ford tanggal 31 Desember 1974. Rakyat Amerika Serikat memperoleh kebebasannya kembali untuk mengatur tabungannya sesuai dengan yang diinginkannya.
Roosevelt tidak hanya berbuat semena-mena, tetapi juga seorang pembohong. Dalam kampanye pemilihan presiden tahun 1940 (yang ke tiga bagi F. D. Roosevelt), Roosevelt berjanji tidak akan terjun ke perang dunia di Eropa. Saingannya dari partai Republik, Wendell Willkie, mengajukan tema yang berlawanan, yaitu ingin mengirimkan pasukan untuk menghentikan Hitler.
Kenyataannya Amerika Serikat kemudian terlibat Perang Dunia II di medan Eropa. Padahal Hitler Jerman bukanlah ancaman bagi US. Tentara Jerman tidak akan pernah bisa mencapai tanah Amerika.
Penipu lain dari Amerika Serikat adalah L. B. Johnson, presiden ke 36 US. Dalam pemilihan umum Amerika Serikat tahun 1964, L. B. Johnson berhadapan dengan Barry Goldwater.
Kata-kata Johnson yang terkenal dalam kampanyenya pada musim panas 1964 (12 Agustus 1964) dan sering dikutip sampai sekarang adalah:
“Some others are eager to enlarge the conflict........They call upon the U.S. to supply American boys to do the job that Asian boys should do.”
“Banyak orang yang bersemangat untuk meningkatkan peperangan..... Mereka meminta Amerika Serikat agar memasok pemuda-pemuda Amerika untuk tugas yang seharusnya dilakukan oleh pemuda-pemuda Asia.”
Selanjutnya Johnson menyakinkan para pendengar kampanyenya (21 Oktober 1964), katanya lagi:
“We are not about to send American boys nine or ten thousand miles away from home to do what Asian boys ought to be doing for themselves. We don’t want to get . . . tied down to a land war in Asia.”
Terjemahan bebas bahasa Indonesianya:
“Kita tidak akan mengirimkan pemuda-pemuda Amerika Serikat ke tempat yang jaraknya 9 – 10 ribu mil dari kampung halaman mereka untuk melakukan tugas yang seharusnya dilakukan para pemuda Asia (Vietnam Selatan). Kita tidak mau terjebak dalam perang di daratan Asia”
Opini Goldwater berbeda dengan Johnson. Barry Goldwater ingin menahan gerak maju komunis di Asia dengan kekuatan militer Amerika Serikat sepenuhnya. Kalau perlu dengan senjata nuklir.
Akhirnya Johnson menang mutlak. Kemenangan Johnson atas Goldwater tidak lain karena publik Amerika Serikat takut kalau terlibat dalam perang yang lebih besar, bahkan melibatkan senjata nuklir. Tentu saja publik Amerika Serikat ini dikemudian hari, kalau ingat janji Johnson, akan merasa dikecewakan.
Pada waktu Johnson terpilih sebagai presiden, dan di saat kematian presiden J. F. Kennedy, hanya ada 16.000 tentara Amerika Serikat di Vietnam. Setelah menjadi presiden, Johnson memperluas peperangan dengan menyerang dan membom Vietnam Utara, Hanoi. Jumlah tentara Amerika Serikat ini naik 13 kali lipat menjadi 184.000 tentara pada akhir 1965. Dan akhirnya menjadi 537.000 di tahun 1968. Pengiriman tentara ini dilakukan dengan diam-diam, tidak banyak publikasi dan sangat low profile. Secara keseluruhan L. B. Johnson mengirimkan sekitar 30.000 pemuda-pemuda Amerika Serikat kepada kematian mereka di tanah yang disebut Vietnam. Janjinya bahwa dia tidak akan menugaskan pemuda-pemuda Amerika Serikat untuk melakukan perang yang seharusnya menjadi tugas pemuda Vietnam Selatan, dilanggarnya. Lucunya, apa yang ditakuti oleh para pelopor demokrasi di Amerika Serikat mengenai ekspansi komunisme ternyata tidak pernah terbukti. Setelah Vietnam Selatan jatuh, negara tetangganya yang lain, seperti Thailand, Malaysia, Indonesia, tidak pernah diganggu-ganggu oleh komunis, apa lagi jatuh ketangan komunis. Alangkah sia-sianya kematian 30.000 pemuda Amerika di jaman Johnson itu.
Secara keseluruhan perang Vietnam adalah sia-sia. Komunisme bisa runtuh dengan sendirinya, karena memang sistem itu tidak pernah bisa membawa suatu masyarakat kepada tujuan yang dijanjikannya, yaitu kemakmuran. Mbahnya komunisme, Uni Soviet, runtuh dengan sendirinya di tahun 1991, atau 16 tahun setelah kemenangan Vietnam Utara yang komunis atas Vietnam Selatan. Cina komunis menjadi setengah kapitalis untuk bisa maju. Yang tersisa dari sejarah adalah hampir 1 juta tentara Vietnam Utara, hampir 250 ribu Vietnam Selatan dan sekitar 30 ribu tentara Amerika mati. Andaikata Johnson menepati janjinya dengan tidak mengirim tentara Amerika Serikat ke Vietnam, maka perang Vietnam menjadi pendek dan cepat saja. Sebab tentara Vietnam Selatan sebenarnya tidak punya motivasi untuk berperang. Buktinya setelah tentara Amerika Serikat ditarik mundur, Hue, kota besar diperbatasan, jatuh ketangan Vietnam Utara. Dan sebulan kemudian pemerintahan Vietnam Selatan bersama tentaranya bubar. Personilnya menghilang entah kemana.
Penipu kecil dan pemimpin Amerika Serikat lain yang masih segar dalam ingatan kita adalah Bill Clinton. Clinton dituduh berhubungan seks dengan Lewinsky sebanyak 9 kali. Tentu saja Clinton kemudian berbohong dalam pernyataan persnya di depan kamera TV pada tanggal 26 Januari 1998 mengenai skandal seksnya dengan Monica Lewinsky. Kata-kata pengingkaran Clinton itu menjadi sangat terkenal dan diputar berulang-ulang di televisi Amerika dan Canada:
"I did not have sexual relations with that woman,..... Miss Lewinsky.”
Terjemahan bebas bahasa Indonesianya:
Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.
“Saya tidak pernah berhubungan seks dengan wanita itu, ......nona Lewinsky”
Kalimat ini terkenal juga karena diucapkan dengan telunjuk yang diacung-acungkan secara berlebihan, suatu bahasa tubuh yang berlebihan dan mengindikasikan bahwa dia nervous karena bohong. Bahkan oleh psikolog dijadikan contoh bagaimana bahasa tubuh bila seseorang sedang berbohong. Kasihan juga Bill Clinton. Dia perlu berlatih lebih banyak untuk bisa mengontrol bahasa tubuhnya ketika berbohong.
Kebohongan Bill Clinton terkuak dan dia tidak bisa mengelak lagi, ketika test laboratorium mengindikasikan adanya noda sperma dibaju biru Lewinsky yang cocok dengan DNA Bill Clinton. (Catatan: Monica Lewinsky sengaja menyimpan baju birunya yang terkena noda sperma Bill Clinton tanpa dicuci.)
Akhirnya 7 bulan kemudian setelah pengingkarannya yang terkenal dengan gerakan-gerakan telunjuknya tanggal 17 Agustus 1998 di hadapan grand jury, Clinton mengakui bahwa dia melakukan “improper physical relationship” – hubungan badan yang tidak wajar – dengan Lewinsky dan di sore harinya Clinton memberikan konfrensi pers dan mengatakan:
“I did have a relationship with Miss Lewinsky that was not appropriate.”
Terjemahan bebas bahasa Indonesianya:
“Sesungguhnya saya punya hubungan gelap dengan nona Lewinsky dan hal itu tidak patut.”
Kebohongan Bill Clinton mengenai skandal seksnya dengan Monica Lewinsky tidak mempunya konsekwensi yang besar terhadap rakyat Amerika. Tidak ada rakyat Amerika yang mati karenanya. Bagaimana dengan presiden Amerika yang baru serta baru saja mendapat hadiah Nobel perdamaian yaitu Obama?
Sulit untuk mengerti apa yang ada di kepala komite hadiah Nobel ketika mereka memilih Obama sebagai penerima hadiah Nobel 2009 untuk perdamainan. Mungkin sebelumnya mereka ini habis minum sesuatu yang membuat mereka hilang akal. Obama tidak pernah berbuat apa-apa yang menonjol untuk perdamaian sebelum hadiah itu dianugerahkan padanya. Mungkin pemberian hadiah ini bukan karena prestasi Obama, tetapi lebih banyak pengharapan komite hadiah Nobel. Komite hadiah Nobel berharap bahwa Obama bisa berbuat banyak untuk perdamaian karena Obama bukan dari golongan kulit putih Anglo-Saxon yang kemungkinan bisa diterima oleh banyak kalangan di dunia. Obama secara penampakan bisa dipercaya oleh umat Islam dan rakyat negara ketiga. Buktinya, patung Obama pernah terpajang di Taman Menteng Jakarta (walaupun kemudian diturunkan kembali karena munculnya protes warga Indonesaia).
Pemberian (bukan penghargaan lho) hadiah Nobel Perdamaian ini mungkin karena janji-janji Obama selama kampanye untuk menarik pasukan Amerika dari Iraq. Dengan kata lain menurunkan intensitas militer di Iraq dan tentu saja artinya meningkatkan perdamaian. Juga mengenai janji Obama untuk menutup penjara para teroris di Guantanamo dianggap sebagai langkah perdamaian dengan “teroris”. Teroris juga manusia, kalau tidak diganggu maka tidak akan mengganggu. Buktinya Finlandia, Norwegia, Swedia tidak diganggu teroris al-Qaeda. Lihatlah GAM (Gerakan Aceh Merdeka) yang dianggap sebagai teroris dan pengacau oleh rejim Suharto, juga bisa diajak damai. Perlu dicatat bahwa sukarelawan muslim cikal bakal al-Qaeda dan Mujahidin Afghanistan adalah partner Amerika ketika melawan Uni Soviet di dalam perang Afghanistan (1979 - 1989).
Janji dan penampakan fisik Obama bisa mengecoh. Belum setahun memperoleh hadiah Nobel dan menjadi presiden, pada bulan November 2009, Obama menetapkan untuk menambah pasukan Amerika 30.000 orang lagi di Afganistan sebelum pertengahan tahun 2010 dan meningkatkan kobaran perang di sana. Penampakan fisik, gaya dan ucapan bisa mengecoh. Apalagi dari seorang politikus.
Ada suatu lelucon yang berupa pertanyaan: “Bagaimana kita tahu, kapan seorang politikus berbohong?”
Jawabnya: ”Ketika bibirnya bergerak dan mulutnya mengeluarkan suara”.
(Bersambung)
Disclaimer:
Dongeng ini tidak dimaksudkan sebagai anjuran untuk berinvestasi. Dan nada cerita dongeng ini cenderung mengarah kepada inflasi, tetapi dalam periode penerbitan dongeng ini, kami percaya yang sedang terjadi adalah yang sebaliknya.
Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.
3 comments:
setiap politikus patut dan diduga sebagai pembohong sampai terbukti sebaliknya.....
Begitukan Pak IS
Nixon tahu benar bahwa cadangan emasnya TIDAK akan terkuras kalau semua negara menukarkan US dollarnya menjadi emas.
Mestinya tidak pakai TIDAK khan Om ?
[Paragraph ke-5] Nixon tahu benar bahwa cadangan emasnya TIDAK akan terkuras kalau semua negara menukarkan US dollarnya menjadi emas.
Mestinya gak pakai TIDAK khan Om ?
Post a Comment