___________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Doa pagi dan sore

Ya Allah......, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari tekanan hutang, pajak, pembuat UU pajak dan kesewenang-wenangan manusia.

Ya Allah......ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim dan para penarik pajak serta pembuat UU pajak selain kebinasaan".

Amiiiiin
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________

Sunday, April 24, 2011

Bubble Yang Masih Bertahan (I) – Hutang & Cadangan Devisa

Dalam menyelesaikan krisis kredit subprime 2007-2009 di Amerika Serikat, ketua bank sentral Amerika Serikat Ben Bernanke mengeluarkan jurus-jurus penggelontoran liquiditas yang dikenal sebagai Quantitaive Easing (QE) untuk menstimulir kembali konsumsi yang selanjutnya akan menjalar ke ekonomi. Jurus ini ditiru oleh bank-bank sentral lainnya. EOWI percaya bahwa jurus (QE) tidak akan berhasil. Sekarang beginilah posisi Bernanke Score Card:

  1. Konsumsi US: - megap-megap.

  2. Ekspansi kredit US: - payah

  3. Pengangguran: tidak beranjak, masih di sekitar 10% (versi resmi) atau 22% versi Johh Williams.

  4. Harga pangan dan energi: Doh!! – kata Homer Simpson.

Bernanke 0; Krisis 4.


- -oOo- -




Bagaimana kelanjutan permainan ini? Kata shahibul cerita, (kata yang punya cerita) yang suka mendongeng ngalor-ngidul ....... dijaman modern ini ada beberapa tipe konsumen.

  1. Orang yang normal, yaitu orang yang mengkonsumsi sebagian penghasilannya dan menabungnya sebagian lagi untuk persiapan pensiun atau untuk masa sulit.

  2. Orang yang nekad, yaitu orang yang mengkonsumsi semua penghasilannya tanpa mengingat masa depan atau masa sulit yang bisa terjadi dikemudian hari.

  3. Orang edan adalah orang yang menghabiskan semua penghasilannya saat ini dan penghasilannya dimasa datang. Dengan kata lain dia menggunakan kredit untuk konsumsi.

  4. Orang yang sontoloyo yaitu orang menghabiskan penghasilannya dan menggunakan kredit yang tidak mungkin bisa dibayarnya untuk konsumsi.
Tipe ke 4 ini disebut sontoloyo karena mereka ini parasit. Mereka harus ngemplang hutang atau orang lain harus membayarnya. Orang seperti ini layak dihukum. Seperti Irzen Octa, sekretaris umum Partai Pemersatu Bangsa (PPB) yang baru-baru ini kematiannya dikaitkan dengan hutang kartu kreditnya, sudah sepatutnya dia layak mendapatkan hukumannya. Penyebab kematiannya belum terungkap. Entah karena dipengaruhi oleh stressnya ketika berhadapan dengan debt-collector di kantor Citibank, atau karena dianiaya debt-collector, masih belum diketahui.

Tahun 2003, tepatnya tanggal 4 Agustus 2003, juga ada seorang penghutang BLBI yang stress dan bunuh diri. Namanya Marimutu Marimanen. Dia meloncat dari lantai 56 hotel Aston di jalan Sudirman, Jakarta. Dia jatuh dan kepala seperti terbelah dua, terkoyak, dan bagian dari otak kepala menyembur keluar.

Penghutang Sontoloyo yang hutang diluar kemampuan membayarnya adalah orang terkutuk. Perjanjian Lama mengatakan bahwa dia wajib menjadi budak krediturnya:

Proverb 22:7 Orang kaya menjadi majikan orang miskin, penghutang menjadi budak dari orang yang menghutangi.


Nabi Muhammad juga enggan mensholati orang yang meninggal sebelum hutangnya dilunasi. Diriwayatkan di dalam hadith Bukhari (juga Muslim) Volume 3, Buku 37, No. 488r sebagai berikut:

Diriwayatkan oleh Salama bin Al-Akwa:


Suatu hari ketika kami sedang duduk-duduk bersama dengan sahabat-sahabat nabi, datanglah beberapa orang membawa jenazah. Nabi diminta untuk menjadi imam sholat jenazah.


Nabi bertanya: “ Apakah orang ini punya hutang?”. Orang-orang menjawab “tidak”.


Kemudian nabi bertanya lagi: “Apakah ia meninggalkan harta”. Orang-orang menjawabnya dengan kata “tidak”. Nabi lalu memimpin sholat jenazahnya.


Seorang jenazah yang lain dibawa kepada nabi, dan para pembawanya meminta nabi untuk menjadi imam sholat jenazah. Nabi bertanya: “Apakah orang ini punya hutang?”. Dan dijawab para pembawanya “Ya”. Nabi bertanya lagi: “Apakah orang ini meninggalkan harta?”. Orang-orang menjawab: “Tiga dinar”. Nabi lalu memimpin sholat jenazah.


Dan kemudian ada jenazah ketiga yang dibawa untuk disholatkan. Nabi bertanya: “Meninggalkan harta?”. Orang-orang menyahut: “Tidak”. Lalu nabi bertanya lagi: “Apakah ia punya hutang?”. Orang-orang menjawab: “Ya, dia berhutang 3 dinar”. Nabi kemudian menolak dan berkata: “Kalau begitu silahkan saja kalian mensholati teman (jenazah) kalian ini.” Kemudian Abu Qatada berkata: “Ya Rasullulah, silahkan menjadi imam sholat jenazah ini. Saya akan membayar hutangnya.” Kemudian nabi memimpin sholat jenazah.


Nabi enggan melakukan sholat jenazah bagi penghutang sontoloyo, orang yang mengkonsumsi semua penghasilannya, penghasilannya di masa datang, dan penghasilan orang lain yang diperolehnya dengan jalan kredit. Orang seperti Irzen Octa, tidak akan disholati oleh nabi sebelum hutangnya ke Citibank lunas!.

Hutang, apalagi dilakukan sampai diluar kemampuan untuk membayarnya, adalah masalah serius bagi yang menganggap Quran atau Perjanjian Lama sebagai buku pegangan hidupnya. Bagi umat Islam, nabi Muhammad telah mengajarkan doa yang ada kaitannya dengan hutang, dalam sebuah hadith Bukhari yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik. Bunyinya:

Rasullulah sering berkata: “Ya Allah, aku berlindung kepada Mu dari kecemasan dan kesedihan, dari ketidak-mampuan dan kemalasan, dari sifat pengecut dan kikir, dari beban hutang yang berat, dari kesewenang-wenangan orang lain.”


Dalam lingkup negara, hutang dan politikus sontoloyo saling terkait. Ada politikus/pemerintah yang wajar, yaitu jika membuat anggaran negara yang berimbang antara pengeluaran dan pemasukkannya dari pajak. Dan tentu saja pajaknya tidak lebih dari 10% (flat). Ada politikus korup, yaitu yang nambal defisitnya dengan hutang. Mereka ini artinya membebani anak-anak, generasi masa datang yang saat ini tidak terwakili dalam parlemen.

Menambal defisit dengan hutang adalah cara yang paling mudah dan enak. Karena yang harus membayarnya adalah mereka yang tidak terwakili dalam parlemen. Yaitu generasi mendatang. Wakil mereka tidak bisa mengatakan “tidak”. Yang lebih parah lagi, ialah politikus yang membuat hutang sehingga generasi mendatang hanya menjadi budak hutang. Politikus sontoloyo seperti ini layak mendapat kiriman bom buku. Karena mereka tidak mungkin bunuh diri seperti Marimutu Marimanen atau mati stress seperti Irzen Octa. Orang seperti mereka tidak akan pernah merasa dosa. Karena dosa bagi mereka tidak berasa asin, pahit, manis atau pedas. Mereka merekruit pegawai-pegawai negri semakin banyak. Mereka membangun gedung DPR baru. Mereka jalan-jalan keluar negri, katanya studi banding. Mereka membuat ini dan itu. Tetapi....., jalan di Cinere tetap rusak. Itu kata penduduk Cinere Jakarta.

Memang enak berbelanja kalau yang bayar orang lain. Pemerintah Amerika Serikat sudah demikian kecanduannya, sehingga prilakunya sudah sampai ke level sontoloyo yang layak menerima bom buku. Kita lihat cerita dari video ini. Pembuatnya adalah Government has Gone Wild. Secara harfiah artinya Pemerintah yang Kalap:


Saya harap anda menikmatinya.

Seorang keponakan ketika mau masuk ITB jurusan SBM (School of Business Management) datang kepada saya untuk meminta pendapat saya. Sebenarnya yang dia inginkan adalah opini saya yang mendukung opini dia. Uang pangkalnya Rp 130 juta dan biaya sekolahnya sampai selesai bisa mencapai Rp 500 juta. Yang saya katakan, dari pada uang itu kamu pakai untuk sekolah, lebih baik dipakai untuk beli rumah di dekat kampus dan bikin bisnis kos-kosan mahasiswa. Untuk memperoleh return 12% per tahun mudah sekali. Kamu bisa dapat penghasilan Rp 5 juta (uang waktu itu) setiap bulan, dan setiap tahun naik sesuai dengan inflasi. Persoalannya adalah gelar sarjana itu megah dan dianggap jaminan untuk memperoleh pekerjaan yang layak.

Asal tahu saja....., di kantor saya banyak sarjana lulusan UI (universitas utama di Indonesia) hanya mengerjakan pekerjaan administrasi dengan level skill yang diperlukan tidak lebih dari D3 atau SMA. Dan...., menurut saya lulusan SBM akan menjadi pekerja administrasi, karena tidak ada perusahaan yang mau merekruit manager-baru-lulus.

Beberapa waktu lalu, teman-teman saya merayakan keberhasilan anak-anaknya memperoleh gelar PhD. Saya juga ikut mengirimkan email ucapan selamat. Bunyinya: “Turut mengucapakan selamat atas keberhasilan anda/anak anda mencapai sebuah milestone. Semoga PhD itu tidak menghambat kesempatan memperoleh pekerjaan.

Tidak banyak orang mau mengkritisi masalah gelar akademik ini. Termasuk tabu. Oleh sebab itu dunia sudah mengalami inflasi sarjana. Sarjana sudah bubble yang over-value. Ini hanya yang nampak dipermukaan. Di bawah permukaan ada yang disebut hutang-mahasiswa atau student credit yang terjadi di Amerika dan negara-negara lain. Menurut New York Times, hutang-mahasiswa di Amerika Serikat akan melampaui hutang kredit card, US$ 1 trilliun.

Student loan debt outpaced credit card debt for the first time last year and is likely to top a trillion dollars this year as more students go to college and a growing share borrow money to do so.


“In the coming years, a lot of people will still be paying off their student loans when it’s time for their kids to go to college,” said Mark Kantrowitz, the publisher of FinAid.org and Fastweb.com, who has compiled the estimates of student debt, including federal and private loans.


Two-thirds of bachelor’s degree recipients graduated with debt in 2008, compared with less than half in 1993. Last year, graduates who took out loans left college with an average of $24,000 in debt. Default rates are rising, especially among those who attended for-profit colleges.


Dan...., sialnya presiden George Bush menetapkan UU bahwa hutang-mahasiswa adalah hutang yang tidak bisa diputihkan melalui proses kebankrutan. Sampai matipun akan dikejar terus lengkap dengan bunganya. “Dooh.” Kata Homer Simpson.

Persoalan menjadi semakin menumpuk, ketika mencari pekerjaan sulit. Bunga hutang terus bertambah......, dan pajak mereka dimasa akan datang akan semakin tinggi. Alangkah tidak enaknya menjadi warganegara Amerika.

Sebagai anggota Perjaka Senja – Persatuan Jalan Kaki Senayan Jakarta -, setiap sabtu pagi, saya dan beberapa teman rutin mengitari stadion Utama Senayan. Sabtu ini bersama saya ada dua rekan yang cantik, yang satu adalah salah satu petinggi Kalbe Farma dan lainnya adalah country risk manager Citibank. Sambil jalan cepat, kami omong-omong mengenai ekonomi. Ada hal yang menggangu benak mereka, yaitu meningkatnya cadangan devisa US dollar di Bank Indonesia. Dari luar, nampaknya kenaikan cadangan devisa ini merupakan prestasi suksesnya ekonomi makro Indonesia. Tetapi, menurut mereka, sebenarnya adalah beban. Asal muasal meningkatnya cadangan devisa ini adalah karena tindakan BI untuk mempertahankan ketidak-bijaksanaan BI (Bank Indonesia) menghadapi masuknya uang panas dari luar. BI harus melakukan mopping/sterilisasi dana asing yang masuk. Dana asing ini menurut perkiraan saya adalah uang panas dari spekulan (nanti kita lihat kasus Cina, yang nampak jelas).

Untuk kwartal IV 2010, neraca perdagangan surplus $1,9 milyar (2010) sementara neraca pembayarannya surplus $11,3 milyar. Jadi ada uang bebas yang masuk $9,4 milyar. Uang apa ini?

Dalam 2 tahun terakhir ini telah terjadi peningkatan cadangan devisa Indonesia dari sekitar $51 trillun di bulan Oktober 2007 menjadi, $54.8 di bulan April 2009 dan kemudian menjadi $96 trilliun di akhir tahun 2010. Atau naik $ 45 trilliun. Kalau mau diteliti lebih lanjut, dan dikaitkan dengan pertanyaan “Uang apa ini?”, maka akan nampak bahwa sebenarnya dana kenaikan cadangan devisa ini lebih banyak karena dana asing yang masuk ke surat hutang pemerintah. Chart-1 menunjukkan adanya kenaikan kepemilikan asing di surat hutang pemerintah RI. Angkanya naik dari US$17,4 milyar di kwartal-1 2008 menjadi US$47,2 milyar di kwartal-4 2010. Suatu kenaikan sebesar US$29,8 milyar. Kenaikan cadangan devisa US$ 41,2 dari kwartal-1 200 sampai kwartal-4 2010, ternyata 72%nya adalah dana asing yang masuk untuk membeli surat hutang pemerintah. Bukan murni karena surplus perdagangan atau FDI. Selebihnya kebanyakan untuk FDI sekitar US$ 12 milyar.

Chart - 1


Sampai akhir 2010, ada sekitar $110 milyar ekivalen surat hutang pemerintah dan $47 milyar dipegang oleh asing. Sebagian besar dalam bentuk rupiah. Investor asing memperoleh keuntungan bunga yang lebih besar dan juga appresiasi rupiah. Derasnya uang panas yang masuk ke Indonesia patut diduga adalah US$ carry trade. Perbedaan suku bunga US$ dengan suku bunga rupiah, membuat peluang untuk mencari untung pada perbedaan ini. Appresiasi rupiah hanyalah akibat masuknya uang panas itu sendiri. Appresiasi rupiah ini seharusnya tidak terjadi. Malah seharusnya adalah depresisasi rupiah, karena jumlah rupiah yang beredar terus bertambah, bahkan yang terakhir mencapai 17% (Chart-3).

Uang panas ini akan menjadi malapetaka kalau mereka keluar, seperti yang terjadi selama tahun 2008 sampai kwartal-1 2009. Ketika krisis berada pada puncaknya, spekulator panik, mereka menarik uangnya dari Indonesia, di saat itu rupiah tersungkur.

Chart - 2

Chart - 3

Nampaknya fenomena ini dianggap pemerintah sebagai kesempatan untuk berhutang kemudian dihambur-hamburkan untuk jalan-jalan keluar negri anggota DPR dan membangun gedung DPR yang baru (dan masih melupakan jalan-jalan di Cinere yang selalu rusak). Tahun 2011, pemerintah akan mengeluarkan surat hutang sebesar Rp 200,6 trilliun. Ini akan meningkatkan hutang pemerintah yang sudah mencapai Rp 1.01 quadrilliun menjadi Rp 1.21 quadrilliun atau Rp 1.2 1015. Pembaca sekalian, anda harus terbiasa dengan istilah quadrillun ini. Tidak lama lagi koran-koran akan sering menggunakannya. EOWI menggunakannya karena selalu ingin menjadi pelopor penggunaan istilah-istilah baru.

Pemerintah Bersiap Utang Rp 200 triliun

Keuangan January 3, 2011 at 10:00

Pemerintah bersiap utang Rp 200 triliun


JAKARTA. Nafsu berutang pemerintah makin besar. Sayang, kemampuan membelanjakan dan memanfaatkannya makin kendor.


Tahun ini misalnya, pemerintah menargetkan penerbitan surat utang negara (SUN) senilai total Rp 200,6 triliun. Selain menambal kekurangan Anggaran pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2011 senilai Rp 124,7 triliun, penerbitan obligasi negara juga bertujuan menyerap aliran dana asing berjangka pendek (hot money). Maklum, banyak yang memprediksikan, tahun ini dana-dana asing masih mengalir deras ke Tanah Air.


Sebagai perbandingan, tahun 2010, pemerintah menerbitkan obligasi sebanyak Rp 178 triliun. Artinya, target penerbitan tahun ini naik 12,7% dibandingkan total penerbitan obligasi negara sepanjang tahun 2010. Pemerintah yakin target ini akan tercapai asalkan kondisi pasar obligasi di Tanah Air sebagus tahun kemarin.


Tidak hanya Indonesia saja yang mengalami kenaikan cadangan devisa yang pesat. Ternyata Cina juga. Lebih parahnya ialah, bahwa Cina mengalami defisit perdagangan pada kwartal-1 2011 seperti yang dilangsir Financial Times. Padahal cadangan devisanya menembus US$ 3 trilliun.

Financial Times

China records $7.3bn trade deficit

China’s trade balance swung to a deficit of $7.3bn in February as exports slowed during the Lunar New Year holidays.


Although China is often criticised by US politicians for running a large trade surplus, this is the second time in the past 12 months that Chinese data have revealed imports outstripping exports. As the world’s largest consumer of commodities, China’s imports have ballooned in value as prices for raw materials rise.

Dan yang menyebabkan defisit perdagangan Cina adalah harga bahan komoditi yang meningkat dan ......., ketidak effektifan perusahaan-perusahaan Cina meningkatkan margin keuntungan. Mungkin karena barangnya kurang laku karena perlambatan ekonomi di Eropa dan Amerika Serikat serta Jepang.

Cadangan devisa Cina dalam 2 tahun terakhir ini meningkat sebesar US$ 1 trilliun seperti yang dilangsir berita China's $3 Trillion Reserves Show G-20 Task as Wen Resists Yuan Pressure dari Bloomberg. Dibandingkan Cina, peningkatan cadangan devisa Indonesia tidak ada apa-apanya.

China’s foreign-exchange reserves exceeded $3 trillion for the first time, highlighting global imbalances that Group of 20 finance chiefs aim to tackle at meetings in Washington.


China’s currency holdings, the world’s biggest, swelled by $197 billion in the first quarter to $3.04 trillion, the central bank said yesterday. New loans were a more-than-estimated 679.4 billion yuan ($104 billion) in March, it said.


Premier Wen Jiabao’s policy of controlling the currency, along with trade surpluses and flows of capital into the fastest-growing major economy, have boosted the reserves by $1 trillion in two years. G-20 finance chiefs are seeking to agree on an early-warning system that can prevent the type of imbalances in trade and financial patterns that contributed to the 2007-09 crisis and recession.


“The continued substantial foreign-exchange reserve accumulation by China is a reflection of global imbalances,” said David Cohen, a Singapore-based economist at Action Economics who formerly worked for the U.S. Federal Reserve. China continues to “resist the pressure for faster appreciation of the yuan,” he said.

Untuk melihat apakah ekonomi Amerika Serikat sudah bangkit atau belum, bisa dari konsumsi bensinnya. Kalau konsumsi bensinnya sudah pulih, maka ekonominya juga sudah pulih. Orang pergi ke kantor dan melakukan aktivitas rutinnya perlu bensin. Kenyataannya, konsumsi bensin di US belum pulih. Saat ini masih pada level tahun 2000. Konsumsinya mudur 10 tahun (lihat Chart-4)


Chart - 4

Eropa bisa diharapkan hal yang sama. Jadi bisa disimpulkan bahwa naiknya harga minyak dan bahan komoditi dunia, lebih didominasi karena spekulasi saja. Demikian juga kenaikkan cadangan devisa Cina dan Indonesia, serta emerging market.


(Bersambung.....)




Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.

8 comments:

Anonymous said...

Persoalan penghutang : ketika kredit dengan Giro Wajib Minimum (FRB) menciptakan uang berdasarkan leverage tersebut, interest tidak ikut tercipta atau diciptakan, sehingga mustahil membayar Principal/Pokok plus interest, tak ada uang di sistem, satu-satunya cara harus ada yang pinjam lagi, gimana bung IS ?

Imam Semar said...

Satu-satu nya jalan adalah ada yang harus ngeplang..... atau jadi budak atau matinya tidak disholati....

He he he he he he....

Kredit - uang illusi dari FRB akhirnya harus kembali pada kesunyataannya - yaitu pokoknya.

Anonymous said...

Menurut bung IS, Sampai kapan Rp tetap menguat terhadap USD ??

Thanks

Anonymous said...

Loh, kenapa hanya ada dua cara ? Kan ada satu cara lagi bung IS : lOMPATI SAJA hak penciptaan para bankir seperti yang dilakukan Presiden Andrew Jackson ? bukankah Departemen sejatinya memang bertugas melayani warga negara dengan mencetakkan uang tanpa bunga ? atau menciptakan uang lewat para Amir Islam seperti jaman kesultanan Turki Utsmani ? gimana bung IS ?

Anonymous said...

Bung IS, cara memunculkan uang itu banyak cara : kredit=uang muncul karena ada yang berhutang, plus bunga yang tidak pernah diciptakan, membuat barang+jasa=uang=uang muncul sebagai wakil barang dan jasa, jadi tak perlu dipinjam kepada bank, cukup diterbitkan Departemen Keuangan dengan dasar nilai barang dan jasa tsb (contoh semasa Presiden Andrew Jackson). Membual=uang muncul dari bualan, contoh Bualan Ahmad Zaini Suparta punya uang 4 kali lipat APBN Republik Indonesia, terbukti orang banyak percaya dan mau melakukan apapun tanpa dibayar dulu, jadi membual yang besar memang seperti statistik, bisa membuatnya menjadi uang, uang bualan.

Imam Semar said...

@Anony April 25, 2011 9:04 PM,

Andrew Jackson..., kita akan sampai kesana di Penipu, Penipu Ulung, Politikus dan Cut Zahara Fonna (PPUPCZF, akronim baru).

Dan Ahmad Zaini memang menarik. Tetapi tidak lama ketahuannya.

@Anony April 24, 2011 8:14 PM
Nanti kita bicarakan di Bubble Yang Masih Bertahan bagian berikutnya.

@ Anony April 24, 2011 6:05 PM
Anda benar...., dan akhirnya hutangnya debitur type Sontoloyo harus dikempang...., debiturnya mati, bunuh diri,.... atau entah apa jalan lainnya.

Di PPUPCZF kredit disebut uang illusi, karena sifat-sifatnya yang membuat ekonomagik.

tikhomirov said...

Pertanyaan yang paling lucu kenapa semua manusia kompak dengan sistem yang seperti ini, tak adakah seorang pun (negara) yang berani 'memberontak' dengan sistem yang baru, atau mereka takut untuk coba2. Usaha untuk me'run' bank itu sudah banyak yang mempelopori entah itu sukses atau tidak. kalo pemerintah secara resmi membuat sistem baru, sy masih belum pernah lihat, at least untuk saat ini. conspiracy theory??! mungkin saja...

midjin said...

@TIKHO : Jawabannya ada pada kurikulum sekolah dasar sampai kuliahan : kenapa mereka bisa jenius fisika tapi bodoh tentang skema munculnya uang ke sistem perekonomian ?
@Bung IS : Calon Legislatif juga membuat uang bualan bung IS : caleg membual andai dia dicoblos gambarnya si pencoblos akan sejahtera, punya uang banyak, setidaknya hidupnya berubah menjadi .. makin kere, hehe.
Dukun pengganda uang : dia membual bisa melipatgandakan uang yang dimiliki seseorang, berubahlah uang itu jadi .. bungkusan kain butut, haha. Broker bursa berjangka : membual membikin kaya raya yang menitip uang, dan hasilnya yang kaya raya bosnya perusahaan pialang berjangka dan membuat si nasabah .. bunuh diri, hyahaha. Membual, berbohong secara besar-besaran, mungkin kayak Goebbels dan Statistik, bisa membuat uang ya bung IS ?