AWAL PUASA DAN 1 SYAWAL
Untuk awal puasa, 1 Ramadhan tahun ini 1430 H, menurut perkiraan dan hitungan kami dari Ekonomi Orang Waras dan Investasi (EOWI) adalah jatuh pada tanggal 22 Agustus 2009. Sedangkan Lebaran 1 Syawal 1430, jatuh pada tanggal 20 September 2009. Ini berlaku untuk semua wilayah Indonesia.
METODE PENENTUAN 1 RAMADHAN DAN 1 SYAWAL
EOWI, sebagai aliran Islam fundamentalis, menggunakan metoda sebagai berikut:
· Minimum asumsi, EOWI menggunakan landasan ayat Quran: Al-Baqarah 189: “Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: "Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadah) haji......”
· EOWI menggunakan software Stallarium untuk menentukan posisi bulan pada waktu masuk magrib di beberapa titik di Indonesia antara lain Banda Aceh, Pontianak, Jakarta dan Sorong
· EOWI menggunakan jadwal sholat dari http://www.pkpu.or.id/ untuk menentukan waktu magrib.
Untuk awal puasa, 1 Ramadhan tahun ini 1430 H, menurut perkiraan dan hitungan kami dari Ekonomi Orang Waras dan Investasi (EOWI) adalah jatuh pada tanggal 22 Agustus 2009. Sedangkan Lebaran 1 Syawal 1430, jatuh pada tanggal 20 September 2009. Ini berlaku untuk semua wilayah Indonesia.
METODE PENENTUAN 1 RAMADHAN DAN 1 SYAWAL
EOWI, sebagai aliran Islam fundamentalis, menggunakan metoda sebagai berikut:
· Minimum asumsi, EOWI menggunakan landasan ayat Quran: Al-Baqarah 189: “Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: "Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadah) haji......”
· EOWI menggunakan software Stallarium untuk menentukan posisi bulan pada waktu masuk magrib di beberapa titik di Indonesia antara lain Banda Aceh, Pontianak, Jakarta dan Sorong
· EOWI menggunakan jadwal sholat dari http://www.pkpu.or.id/ untuk menentukan waktu magrib.
Yang tidak EOWI gunakan:
- Prinsip kesatuan wilayatul hukmi (Persis dan Muhammadiyah menggunakannya) karena prinsip ini adalah bersifat menambah-nambah (bidah) dan tidak sesuai dengan sifat EOWI yang fundamentalis.
Lagi pula prinsip kesatuan wilayatul hukmi sudah disangkal menurut hadis berikut ini:
Riwayat Kuraib yang diceritakan oleh Muslim bahwa Khalifah Mu'awiyyah di Damaskus shaum/puasa pada hari Jumat sementara Ibnu Abbas di Madinah shaum/puasa pada hari Sabtu. Ketika Kuraib bertanya kepada Ibnu Abbas kenapa tidak berbarengan saja dengan Mu'awiyyah, Ibnu Abbas r.a. menjawab : "Tidak, beginilah Rasulullah saw, telah memerintahkan kepada kami".
Ibnu Abbas mengatakan bahwa ada perbedaan waktu (hari) antara Madinah dan Damaskus mengenai awal Ramadhan. Padahal Damaskus dan Madinah waktu itu masih dalam satu wilayah hukum/satu kekhalifahan.
Bayangkan kalau prinsip kesatuan wilayatul hukmi diterapkan pada jadwal waktu sholat. Waktu sholat subuh, dzuhur ashar, magrib dan isya di seluruh Indonesia akan serentak!! dan tidak lagi mengikuti posisi matahari. (Saya heran kenapa Muhammadiyah dan Persis tidak sekalian menerapkan prinsip wilayatul hukmi pada sholat).
- Ru’yat atau mengamatan hilal karena ru’yat tidak spesifik disebutkan di Quran. Hadist yang yang mengacu pada ru’yat adalah hadis an-Nasai dari Abdullah ibn Umar: “Bulan ada yang 29 hari dan 30 hari. Jika kamu melihat hilal (bulan baru) maka berpuasalah dan kalau kamu melihat hilal, ber-Iedul Fitrilah. Jika terhalang awan, maka genapkanlah bilangannya menjadi 30 hari”
Hadis ini tidak mengacu pada ritual melainkan mengacu pada metode yang dikuasai umat Islam ada pada waktu itu, yaitu ru’yat yang mempunyai tingkat akurasi (tingkat kesalahan) 1 hari . Dengan metoda perhitungan yang sudah sangat akurat, maka methoda ru’yat bisa ditinggalkan.
TIDAK AKAN ADA PERBEDAAN UNTUK TAHUN INI
Untuk Ramadhan/Syawal tahun ini 1430 H atau 2009 M, diramalkan tidak akan ada perbedaan antara Muhammadiyah, Persis, kelompok hisab (menggunakan perhitungan), NU dan kelompok ru’yat (kecuali kalau ada awan dan para pengamat menjadi rabun mendadak). Sebabnya karena untuk tahun ini garis wujudul hilal (garis penampakan hilal untuk nol derajad) berada diluar wilayah Indonesia.
Di Indonesia, pada tanggal 21 Agustus 2009 hilal akan mempunyai sudut 9° atau lebih tinggi lagi (11°). Sedangkan batas minimum pengamatan adalah 6°. Dengan demikian baik penganut metode hisab (perhitungan) ataupun metode ru’yat, akan mempunyai kesimpulan yang sama, bahwa 1 Ramadhan jatuh pada tanggal 22 Agustus 2009.
Untuk Jakarta, pada waktu magrib pada tanggal 21 Agustus 2009 adalah jam 17:54:20. Pada saai itu, hilal (new moon, bulan sabit), bisa dilihat di ufuk barat pada ketinggian sedikit di atas 10° (lihat Gambar-1 hasil simulasi Stellarium).
- Ru’yat atau mengamatan hilal karena ru’yat tidak spesifik disebutkan di Quran. Hadist yang yang mengacu pada ru’yat adalah hadis an-Nasai dari Abdullah ibn Umar: “Bulan ada yang 29 hari dan 30 hari. Jika kamu melihat hilal (bulan baru) maka berpuasalah dan kalau kamu melihat hilal, ber-Iedul Fitrilah. Jika terhalang awan, maka genapkanlah bilangannya menjadi 30 hari”
Hadis ini tidak mengacu pada ritual melainkan mengacu pada metode yang dikuasai umat Islam ada pada waktu itu, yaitu ru’yat yang mempunyai tingkat akurasi (tingkat kesalahan) 1 hari . Dengan metoda perhitungan yang sudah sangat akurat, maka methoda ru’yat bisa ditinggalkan.
TIDAK AKAN ADA PERBEDAAN UNTUK TAHUN INI
Untuk Ramadhan/Syawal tahun ini 1430 H atau 2009 M, diramalkan tidak akan ada perbedaan antara Muhammadiyah, Persis, kelompok hisab (menggunakan perhitungan), NU dan kelompok ru’yat (kecuali kalau ada awan dan para pengamat menjadi rabun mendadak). Sebabnya karena untuk tahun ini garis wujudul hilal (garis penampakan hilal untuk nol derajad) berada diluar wilayah Indonesia.
Di Indonesia, pada tanggal 21 Agustus 2009 hilal akan mempunyai sudut 9° atau lebih tinggi lagi (11°). Sedangkan batas minimum pengamatan adalah 6°. Dengan demikian baik penganut metode hisab (perhitungan) ataupun metode ru’yat, akan mempunyai kesimpulan yang sama, bahwa 1 Ramadhan jatuh pada tanggal 22 Agustus 2009.
Untuk Jakarta, pada waktu magrib pada tanggal 21 Agustus 2009 adalah jam 17:54:20. Pada saai itu, hilal (new moon, bulan sabit), bisa dilihat di ufuk barat pada ketinggian sedikit di atas 10° (lihat Gambar-1 hasil simulasi Stellarium).
Tabel-1
Pada tanggal 20 September 2009, hilal akan mempunyai sudut 11° atau lebih di Indonesia pada waktu magrib. Oleh sebab itu hilal akan nampak dan dapat dilihat oleh para pengamat ru’yat. Dengan demikian untuk Lebaran dan akhir Ramadhan, diharapkan akan ada kesepakatan antara semua kelompok.
Untuk Jakarta pada tanggal 20 September 2009, pada waktu masuk magrib, hilal akan berada pada ketinggian 17° di ufuk sebelah barat. (lihat Gambar-2 hasil simulasi Stellarium)
Gambar – 1
Begitulah keputusan EOWI mengenai awal Ramadhan dan 1 Syawal 1430 H.
Jakarta 15 Agustus 2009
Jakarta 15 Agustus 2009
Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.
5 comments:
pak IS, itu gambar yg ada hilalnya bisa di lihat di web apa??? trima kasih
Oom Anony,
Itu bukan gambar hilal, tetapi sekedar untuk menunjukkan posisi bulan pada waktu magrib.
Dan bukan dari web, tetapi dari software Stellarium yang bisa di download di http://www.stellarium.org/
Orang Islam 'kan suka pengetahuan. Jadi pakai hi tech dong untuk menentukan waktu ibadahnya.
Pak Imam, saya pakai software DOS MoonCalculator kok beda ya hasilnya ama Stellarium. Pakai lokasi Jakarta, tgl 20 Sept menurut MoonC ketinggian hilal sudah 17 derajat. Kalau tgl 19 Sept hilal 5 derajat sehingga pasti Muhammadiyah lebaran hari Ahad (20 Sept). Prinsip Muh kan asal bulan lebih dari nol derajat dan konjungsi sebelum mentari tenggelam, udah masuk bulan baru.
Sementara Depag pakai standar di atas 2 derajat kemungkinan bisa telrihat.
Saya yakin lebaran kali ini beda-beda lagi Pak.
@Time,
Ternyata anda benar. Setelah saya lihat lagi, saya ada kesalahan membaca ketinngian hilal ketika di bawah 5 derajad.
Tanggal 19 Sept, hilal sudah berada di 4-5 derajad di Jakarta pada waktu masuk magrib.
Sedang di Jayapura masih -3 derajad waktu masuk magrib.
Jadi kemungkinan akan ada 2 lebaran. Pertama untuk Indonesia bagian Barat pada tanggal 20 Sept 09 dan untuk Indonesia bagian timur tgl 21 Sept 09.
Sebenarnya waktu mulai puasa juga berbeda. Untuk Indonesia bagian barat-selatan, adalah tgl 22 Aug 09. Sedangkan untuk Indonesia bagian Utara-Timur adalah tanggal 23 Aug 09.
Tapi kayaknya Lebaran kali ini sama antara Pemerintah (MUI dan Depag) dan Muhamamdiyah, yaitu hari Ahad 20 Sept. Selain Sabtunya (19/9) hilal sudah 5 derajat, masuk kriteria Depag dan Muhamamdiyah; juga sya'ban kemaren digenapkan 30 hari baik pemerintah maupun Muhammadiyah. Jadi puasa kali ini cuma 29 hari.
Masalahnya tanggal merah udah ditetapkan tgl 21-22, sedikit ribet bagi kantor swasta yang jadwal kerjanya ketat... termasuk kantor gua. Auch !!
Post a Comment