___________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Doa pagi dan sore

Ya Allah......, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari tekanan hutang, pajak, pembuat UU pajak dan kesewenang-wenangan manusia.

Ya Allah......ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim dan para penarik pajak serta pembuat UU pajak selain kebinasaan".

Amiiiiin
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________

Thursday, May 12, 2011

(No.26) - PENIPU, PENIPU ULUNG, POLITIKUS DAN CUT ZAHARA FONNA

Sejarah, dongeng satir, humor sardonik dan ulasan tentang konspirasi, uang, ekonomi, pasar, politik, serta kiat menyelamatkan diri dari depressi ekonomi global di awal abad 21





(Terbit, insya Allah setiap Minggu dan Kamis)


Kapitalisme: Jalan Panjang Menuju Kesengsaraan

Judul di atas seakan kapitalisme dan ekonomi bebas juga akan bernasib sama seperti komunisme. Padahal dari survey dan statistik yang dilakukan oleh Heritage menunjukkan bahwa semakin tinggi kebebasan masyarakat dalam mengejar kebutuhan ekonominya maka semakin makmur masyarakat itu. Fakta yang dilaporkan Heritage itu memang benar, dan bisa dianggap sebagai kaidah. Hanya saja, dalam perjalanan waktu negara kapitalis-bebas akan mengalami metamorfosa menjadi negara kesejahteraan (welfare state) yang sudah dekat dengan komunisme/sosialisme. Sebabnya karena para politikus akan merasa gatal kalau tidak bermain-main dengan kekuasaannya. Yang namanya kekuasaan, tentu harus ada yang dikuasai dan dikontrol. Jadi dalam perjalanan waktu, negara-negara ekonomi- bebas lambat laun menjadi negara sosialis dengan peran kontrol pemerintah terhadap ekonomi yang porsinya semakin besar. Hal ini dimungkinkan karena konsep sosialisme itu terdengar indah dan banyak orang di dalam masyarakat mau makan gratis dari sang maha-kuasa yang disebut pemerintah. Perubahan secara sedikit demi sedikit ini dimungkinkan karena sifat dasar politikusnya dan mentalitas rakyatnya.

Untuk kasus ini, kita akan lihat sejarah Amerika Serikat, karena kelengkapan dan kemudahan untuk memperoleh data catatan sejarahnya. Di samping itu Amerika Serikat dikenal juga sebagai mbahnya negara bebas. Paling tidak dimasa lalu.


Azas Keadilan Dalam Mata Uang

Negara Amerika Serikat ataut USA didirikan pada tanggal 4 Juli 1776. Latar belakang pemisahan koloni Imperium Inggris Raya ini karena beban pajak yang tinggi, yang diperlukan Inggris untuk membayar hutang akibat perang 7 tahun melawan Prancis.

Dalam hal keadilan ekonomi, negara Amerika Serikat, USA didirikan di atas keadilan. Konstitusi Amerika Serikat memberikan Kongres wewenang untuk mengatur masalah standard berat dan ukuran mata uang.

Konstitusi Amerika Serikat Article 1, section 8, tentang wewenang Kongres dalam bidang moneter:

To coin Money, regulate the Value thereof, and of foreign Coin, and fix the Standard of Weights and Measures;

Mencetak koin, mengatur nilainya serta nilai koin asing dan menetapkan standard ukuran serta beratnya

Bahwa Kongress mempunyai wewenang untuk membuat standarisasi berat dan ukuran uang dollar Amerika. Perhatikan kata Weights and Measures. Kata ini mengacu pada uang emas/perak alias uang sejati, bukan uang fiat kertas. Pada uang fiat kertas, berat dan ukurannya tidak bisa dibuatkan standardnya. Dengan kata lain, secara konstitusi Amerika Serikat menganut sistem keuangan dengan standard emas dan perak. Itu dijabarkan dalam Coinage Act 1792. Tidak ada sistem keuangan yang lebih adil dan jujur dari pada sistem keuangan yang berbasis emas dan perak.

Untuk negara bagian, ada larangan untuk mengeluarkan koin, “bills of credit” dan yang diperbolehkan hanyalah emas dan perak sebagai alat pembayaran, (Article 1 section 10):

“No state shall ..........; coin money; emit bills of credit; make anything but gold and silver coin a tender in payment of debts......”

Di samping sistem mata uang dengan standard logam mulia sebagai alat tukar yang adil dan tidak bisa sembarangan disalah-gunakan oleh pemerintah, sebagian dari bapak pendiri negara Amerika Serikat sangat keberatan terhadap adanya bank sentral. Karena bank sentral adalah wujud dari monopoli kekuasaan moneter. Yang namanya monopoli adalah sama dengan perampasan kebebasan pihak yang tidak diberi monopoli, yaitu rakyat. Dan monopoli kekuasaan moneter adalah bentuk terburuk pengekangan kebebasan ekonomi secara halus dan terselubung.

Konsep bank sentral dimasa itu, sama seperti di abad 16-18, yaitu sebagai sumber pendanaan untuk aktifitas politikus, raja, pangeran dan negara. Dan aktifitas yang dimaksud adalah perang, tetapi tidak tertutup bagi aktifitas yang sifatnya bermewah-mewahan. Pada abad 16 – 18 misalnya, Prancis selalu mengalami kesulitan dalam beberapa peperangan antara lain Belanda-Prancis (1672–1678), perang 9 tahun (1688 – 1697) melawan aliansi yang dipimpin Anglo-Dutch Stadtholder dan perang suksesi Spanyol-Prancis (1701 - 1714). Ini dikarenakan Prancis tidak punya bank sentral seperti Belanda dan Inggris. Setelah perang usai, maka negara akan membayar hutang-hutangnya kepada bank sentral dengan uang pajak. Dengan kata lain, keberadaan bank sentral memungkinkan pemerintah, apakah itu kerajaan atau republik, untuk menjalankan program-program yang konyol, kekanak-kanakan, tidak bisa dipertanggung-jawabkan dan akhirnya menyengsarakan rakyat. Seandainya program itu adalah perang, ekonomi mandeg karena faktor keamanan. Semasa dan seusai perang, pajak akan meningkat.

Walaupun banyak tentangan terhadap keberadaannya, bank sentral di Amerika Serikat akhirnya berdiri juga, karena kebutuhan politikus untuk mendanai projek-projeknya.

Bank swasta pertama Amerika Serikat adalah Bank of North American yang diberi otoritas sebagai bank sentral oleh kongres konfederasi, tahun 1781. Dengan menggunakan cadangan emas yang dipinjam dari Prancis, pendirinya, Robert Morris melakukan fractional reserves banking. Nasabahnya adalah politikus, untuk membiayai perang kemerdekaan. North American Bank diberi hak untuk mencetak bill of credit yang berfungsi juga sebagai mata uang. Robert Morris dikenal dengan julukan yang berbau negatif sebagai bapak sistem kredit dan uang kertas Amerika Serikat. Bank of North America yang mencetak banyak bills of credit akhirnya kolaps tahun 1785.[1]

Bank ke dua yang diberi hak dan otoritas sebagai bank sentral oleh kongres adalah First Bank of the United States tahun 1791, sebagai pengganti Bank of North America.

Thomas Jefferson sebagai menteri sekretaris negara menentang undang-undang ini karena bertentangan dengan hukum kepemilikan tradisionil dan secara konstitusi lemah karena tidak ada aturannya. Tetapi Alexander Hamilton yang mengusulkan undang-undang perbankan ini berdalih bahwa tidak ada larangan di dalam konstitusi mengenai hal ini.

Hak-hak istimewa First Bank of United States sebagai bank sentral habis berlakunya di tahun 1811. Tetapi apa yang terjadi kemudian? Tahun 1812 meletus perang yang disebut perang 1812 (1812 – 1815) antara Amerika Serikat melawan Imperium Inggris Raya karena sengketa wilayah Amerika Utara (Canada sekarang). Dalam kaitannya dengan bank sentral bisa ditebak. Beberapa waktu setelah perang meletus (Second) Bank of the United States diundangkan sebagai bank sentral. Negara Amerika Serikat perlu uang untuk membiayai perang dan bank sentral adalah jawabannya.

Tetapi kemudian semasa pemerintahan Andrew Jackson, bank sentral dihapuskan.


Nasehat Jefferson

Thomas Jefferson, founding father dan presiden Amerika Serikat ke 3 (1801-1809) bisa dikategorikan sebagai orang yang cerdas dan adil. Dia adalah salah seorang yang melihat sisi buruk dari bank sentral. Beberapa pernyataannya semasa dia menjadi menteri:

“I predict future happiness for Americans if they can prevent the government from wasting the labors of the people under the pretense of taking care of them.”

“Saya meramalkan bahwa kebahagiaan rakyat Amerika bisa tercapai jika mereka bisa mencegah pemerintah dari pada menghambur-hamburkan hasil jerih payah rakyat dengan dalih untuk memelihara mereka.”

Jefferson juga mengamati bahayanya bank-bank (swasta) jika mereka diberi kekuasaan. Apa lagi monopoli otoritas mengeluarkan mata uang dan mengendalikan peredarannya. Pada masa itu, dikalangan sektor perbankan dikenal suatu praktek yang disebut fleecing yang arti harfiahnya memanen wool domba (dengan mecukurnya). Maksudnya, bank melakukan beberapa tindakan secara berurutan untuk memperoleh keuntungan secara culas. Pertama tindakan yang bersifat inflasi, menyalurkan kredit kepada masyarakat dengan mudah. Akibatnya akan memicu praktek spekulasi. Kemudian dengan tiba-tiba dana kredit ditarik dan mengakibatkan kekeringan likwiditas alias deflasi. Pada masa deflasi ini harga asset jatuh, dan bank bisa memperoleh asset dengan harga murah.

Dalam kaitannya dengan praktek seperti ini, Jefferson tidak menyetujui adanya bank sentral, yaitu kekuasaan moneter yang dipegang oleh satu institusi. Dalam satu suratnya, dia mengatakan:

"If the American people ever allow private banks to control the issue of their money, first by inflation and then by deflation, the banks and corporations that will grow up around them (around the banks), will deprive the people of their property until their children will wake up homeless on the continent their fathers conquered." (surat kepada menteri keuangan Albert Gallatin, 1802).

Terjemahan bebasnya kurang lebih:

“Jika rakyat Amerika sampai pernah memberi bank-bank swasta hak dan kekuasaan untuk menerbitkan mata uang (menjadi bank sentral), maka pertama-tama yang akan dilakukan mereka (bank sentral) adalah tindakan yang sifatnya inflasi dan kemudian deflasi; bank-bank dan korporasi yang akan tumbuh di sekililing bank sentral ini, akan merampas milik-milik rakyat, ketika anak-anak mereka terbangun, mereka telah terusir dari rumah-rumah mereka di tanah air yang bapak-bapak mereka telah perjuangkan”

Perhatikan bahwa Jefferson menyebutkan kata inflasi dan deflasi. Kedua kata ini sudah menjadi fenomena ekonomi dimasa lalu, 2 abad yang lalu. Inflasi dan deflasi sama usangnya dengan sistem perbankan. Yang mungkin tidak diketahui Jefferson ialah monopoli otoritas moneter akan menghasilkan dua karater bank sentral yang berbeda. Jika bank sentral itu adalah bank pemerintah, maka akan cenderung mempraktekkan tindakan yang bersifat inflasi sepanjang masa. Hal ini karena bank pemerintah bukan milik individu sehingga perannya hanya sebagai wahana untuk memperoleh/memperkuat kekuasaan, bukan memperkaya pemilik bank. Jika bank itu adalah bank swasta, maka praktek yang disukai adalah siklus inflasi dan deflasi, karena dari siklus itu bank bisa memperoleh keuntungan. Pada bank sentral yang swasta, asset bank adalah milik perorangan (pemegang saham) sehingga jika bank menjadi kaya maknanya pemiliknya juga kaya.

Thomas Jefferson secara umum juga memperingatkan:

“I sincerely believe that banking establishments are more dangerous than standing armies, and that the principle of spending money to be paid by posterity, under the name of funding, is but swindling futurity on a large scale.”

“Pendapat saya, bahwa sistem perbankan lebih berbahaya dari pada tentara yang siap tempur dan bahwa membuat hutang yang harus dibayar oleh generasi berikutnya adalah tindak kejahatan-pengelabuhan-penipuan dalam skala besar walaupun alasannya untuk pembiayaan budget negara.”

Peringatan bapak pendiri negara Amerika Serikat ini nampaknya sering diabaikan. Berulang-ulang dalam sejarah Amerika Serikat, monopoli dan hak-hak istimewa diberikan kepada lembaga institusi yang disebut bank sentral.


Andew Jackson Anti Bank Sentral

Presiden ke 7 (tahun 1829 – 1837) Amerika Serikat ini, di mata warga Amerika Serikat ada dua opini yang berseberangan. Tetapi sebenarnya bisa dinyatakan dengan dua kata. Jackson adalah presiden pembunuh. Dia yang menyebabkan kematian sekitar 4000 orang Indian Cherokee. Dan dia yang membunuh bank sentral. Dia adalah penginjak-injak hak-hak orang non-kulit putih dan dia adalah pembebas orang kulit putih dari kungkungan politikus dan pemerintah. Dalam konteks buku ini, yang terpenting adalah perannya sebagai pembebas.

Setelah berdirinya (Second) Bank of the United States sebagai bank sentral tahun 1812, uang dalam sirkulasi bertambah dan terjadilah inflasi dan peningkatan aktifitas ekonomi yang dibiayai kredit. Kondisi seperti ini secara alamiah tidak bisa berlangsung terus. Ketika keadaan berbalik, maka timbullah crash 1819. Harga-harga anjlok sehingga banyak debitur mempunyai hutang yang lebih tinggi dari harga asset yang diagunkannya. Banyak orang yang tidak bisa membayar hutangnya dan bangkrut.

Jackson belajar dari pengalaman ini, oleh sebab itu dia sangat membenci institusi bank sentral. Argumennya, bahwa konsep bank sentral akan menempatkan kekuatan finansial negara pada satu institusi yang bisa disusupi oleh pengaruh-pengaruh negara lain (karena bank sentral swasta sahamnya bisa dimiliki orang asing), berpihak pada kelompok kaya, dan bisa mempengaruhi keputusan kongres dalam membuat undang-undang.[2] Pada pemerintahan Jackson, (Second) Bank of the United States tidak diperpanjang tahun 1836.

Usaha Jackson bukan tanpa perlawanan. Selama kampanye kepresidenan Amerika yang diikuti Jackson untuk ke dua kalinya tahun 1832, presiden Bank of the United States, Nicholas Biddle, melakukan manuver-manuver untuk membuat Jackson kalah. Sumbangannya kepada lawan Jackson yaitu Henry Clay sebesar $ 100,000. Jumlah itu yang sangat besar pada waktu itu dan kira-kira setara dengan 160 kg emas. Ini menunjukkan keinginan bank sentral untuk menguasai calon pemilih yang akhirnya menguasai pemerintahan, baik parlemen ataupun presidennya. Bank of the United States juga menarik banyak pinjaman kreditnya secara tiba-tiba untuk memicu krisis keuangan; dengan harapan bahwa krisis ekonomi akan membuat rakyat marah kepada pemerintah, c/o Andrew Jackson. Tetapi yang terjadi malah sebaliknya. Bank of the United States bangkrut tahun 1841.

Jackson adalah pribadi yang sangat liberal. Salah satu kebebasan hak-hak pribadi yang dijalankan Jackson adalah mengawini Rachel Donelson yang secara hukum masih terikat dalam perkawinan. Perceraiannya dengan suami sebelumnya masih belum resmi keluar. Dalam kampanye presiden, titik inilah yang menjadi serangan lawan. Walaupun dikemudian hari Jackson dan Rachel mengulangi perkawinannya, keteguhan Jackson mempertahankan Rachel menunjukkan opininya yang tidak suka atas campur tangan pemerintah dalam kehidupan pribadi.

Dari segi keuangan negara, Jackson berhasil menurunkan hutang negara sampai ke tingkat paling rendah sejak tahun 1791. Yang tersisa hanya $33,733.05, di tahun 1835.[3] Jumlah itu hanya sepertiga dari sumbangan Nicholas Biddle, presiden Bank of the United States kepada saingan Jackson pada pemilihan presiden tahun 1832, yaitu Henry Clay.


Pelanggaran Konstitusi Semasa Abraham Lincoln

Abraham Lincoln mungkin seorang yang berpandangan praktis. Dia melihat bagaimana enaknya posisi bank sentral yang bisa mencetak uang (seenaknya), dan bagaimana besar kekuasaan bank sentral yang bisa mengangkangi anggota-anggota Kongres di bawah selangkangannya. Mungkin dalam pikirannya, kenapa posisi bank sentral itu tidak dipegang pemerintah saja. Tentunya akan membuat pemerintah lebih berkuasa. Hanya perlu 7 dekade untuk seorang presiden berpikiran seperti itu dan bersama-sama Kongress yang berani melanggar konstitusi. Dua badan demokrasi yang sakral melakukan persekongkolan iblis jahat terhadap rakyat.

Abraham Lincoln meminta Kongress untuk meloloskan undang-undang Bank Nasional (The National Bank Act) pada 25 February 1863. Salah satu intinya adalah memberi wewenang kepada pemerintah untuk mencetak uang. Awalnya jumlah uang yang dicetak adalah $ 150 juta. Pada tahun 1864 ada perbaikan undang-undang Bank Nasional itu dengan mengijinkan pemerintah untuk mencetak uang lebih banyak lagi yaitu $ 450 juta.

Lincoln mencetak uang kertas kurang lebih $450 juta uang yang disebut greenback karena tinta cetaknya hijau yang ada di satu muka saja. Wikipedia menyebutkan jumlah lebih rinci, yaitu US$ 447,300,203.10[4]; yang sebenarnya agak janggal karena adanya pecahan 10 sen. Sumber lain menyebutkan US$ 449,338,902 uang kertas[5]. Uang ini dipakai untuk membiayai perang tidak-bersaudara tahun 1861–1865. Mungkin pembaca heran dengan kata perang tidak-bersaudara, kata ini adalah kata yang tepat untuk civil-war atau perang saudara di Amerika Serikat, antara Federasi di utara dan Confederasi di selatan. Bahasa Inggrisnya pun harus diubah dari civil war menjadi uncivil war. Pada perang yang menghabiskan 2% (mati) dari penduduk Amerika Serikat, tidak ada nilai-nilai civilnya (nilai-nilai berbudaya) sama sekali, bahkan sebaliknya, perang yang bersifat barbar.

Untuk mendukung ketidak-bijaksanaan pencetakan uangnya ini, Lincoln berdalih[6]:

"The government should create, issue and circulate all the currency and credit needed to satisfy the spending power of the government and the buying power of consumers.... The privilege of creating and issuing money is not only the supreme prerogative of Government, but it is the Government's greatest creative opportunity. By the adoption of these principles, the long-felt want for a uniform medium will be satisfied. The taxpayers will be saved immense sums of interest..."

“Pemerintah selayaknya mencetak, mengeluarkan dan mengedarkan semua mata uang dan kredit untuk mencukupi tingkat kebutuhan belanja pemerintah dan daya beli masyarakat.... Hak istimewa untuk mencetak dan mengeluarkan mata uang tidak hanya merupakan hak prerogatif tertinggi pemerintah, melainkan juga merupakan peluang bagi pemerintah untuk berkreasi. Dengan cara ini, keinginan terhadap alat pembayaran yang seragam akan terpenuhi. Pembayar pajak akan terhindar dari kewajiban membayar bunga yang tinggi.”

Abraham Lincoln adalah presiden yang pertama dari dua presiden Amerika Serikat yang mencetak uang. Yang satunya lagi adalah Kennedy dengan menggunakan, Executive Order 11110, 4 Juni 1963. Dalam hal ini Kennedy menggunakan perak sebagai garansinya, sedang Abraham Lincoln tidak.

Ketidak-sukaan dan kecurigaan Abraham Lincoln terhadap komunitas masyarakat bisnis diekspresikan dalam ucapannya:

“These capitalists generally act harmoniously and in concert, to fleece the people”

Bahasa Indonesianya kurang lebih:

“Para pemilik modal ini bersama-sama secara halus, tersamar dan terkoordinasi untuk menipu dan membuat sengsara rakyat”

Bila seorang pemimpin anti terhadap kebebasan berusaha, jangan harap perekonomian akan maju. Semasa Abraham Lincoln perekonomian Amerika Serikat hancur. Penderitaan rakyat Amerika Serikat di masa perang saudara yang tidak-bersaudara (uncivil war) Abraham Lincoln, digambarkan dengan baik dalam film Gone With the Wind tahun 1939 yang dibintangi oleh Vivien Leigh dan Clark Gable yang mendapat banyak hadiah Oscar.

Lincoln mati ditembak John Wilkes Booth tanggal 14 April 1865 ketika sedang menonton sandiwara di gedung Ford’s Theater bersama istrinya. Memang sewajarnya Lincoln mati terbunuh karena telah menyengsarakan banyak orang.

Penerus Abraham Lincoln terpaksa harus melakukan bersih-bersih terhadap sisa-sisa pesta yang dibuat pendahulunya. Penarikan kembali greenback yang dicetak Abraham Lincoln, dimulai dengan dikeluarkannya undang-undang Contraction Act, tanggal 12 April 1866. Dari $ 1,80 milyar yang beredar tahun 1866, menciut secara bertahap menjadi $ 0,40 milyar dua puluh tahun kemudian. Suatu jumlah yang masih banyak tersisa.



[1] America's Forgotten War Against the Central Banks, Mike Hewitt, Polish News, 8 December 2009

[2] Andrew Jackson, Wikipedia, http://en.wikipedia.org/wiki/Andrew_Jackson

[3] Ibid

[4] United States Note, Wikipedia, http://en.wikipedia.org/wiki/United_States_Note

[5] America's Forgotten War Against the Central Banks, Mike Hewitt, Polish News, 8 December 2009

[6] Ibid


Disclaimer:

Dongeng ini tidak dimaksudkan sebagai anjuran untuk berinvestasi. Dan nada cerita dongeng ini cenderung mengarah kepada inflasi, tetapi dalam periode penerbitan dongeng ini, kami percaya yang sedang terjadi adalah yang sebaliknya.

Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan

14 comments:

Gerson said...

Koin emas dan perak kan juga bisa dikurangi nilainya (inflasi) dengan cara dicampur logam lain, pinggirannya dipotong, atau bisa juga dikurangi jumlahnya (deflasi)di masyarakat jika ada seseorang atau kelompok orang yang bersama-sama menimbun koin emas dan perak itu sehingga hanya sedikit koin yang tersisa untuk perdagangan, dan karena kamu tidak suka adanya aturan atau pemerintah jadi semua itu boleh dong dilakukan oleh siapa saja.

Terus kalau begitu apa bedanya dengan uang kertas?

Dan kalau mau kembali ke sistem emas dan perak teknisnya gimana?

Conest said...

Kalau presiden mencetak uang dipermasalahkan, kok bankir yang setiap hari mencetak uang setiap hari tidak dipermasalahkan oleh semar?

Gerson said...

Koin emas dan perak kan juga bisa dikurangi nilainya (inflasi) dengan cara dicampur logam lain, pinggirannya dipotong, atau bisa juga dikurangi jumlahnya (deflasi) di masyarakat jika ada seseorang atau kelompok orang yang bersama-sama menimbun koin emas dan perak itu sehingga hanya sedikit koin yang tersisa untuk perdagangan, dan karena kamu tidak suka adanya aturan atau pemerintah jadi semua itu boleh dong dilakukan oleh siapa saja.

Terus kalau begitu apa bedanya dengan uang kertas?

Dan kalau mau kembali ke sistem emas dan perak teknisnya gimana?

Imam Semar said...

Ada pembaca EOWI, penganut sistem emas yang bisa menjawab pertanyaan rekan Gerson?

Anonymous said...

Saya bung is : bedanya bung Gerson bukan pada inflasi dan deflasinya : tapi pada mekanisme munculnya emas perak atau uang kertas : dia muncul nilainya mewakili apa ? Kalau emas dan perak diterbitkan Bank, ya muncul mewakili utang, sama saja, tapi kalau emas perak dimunculkan oleh Departemen Keuangan, dia bisa muncul mewakili nilai barang dan jasa yang sanggup diproduksi rakyat, mirip dengan apa yang dimaksud Konstitusi USA dan dicoba diterapkan oleh Andrew Jackson, Lincoln, dan Kennedy, sayangnya dari ketiga presiden ini sama saja dengan membunuh bank, seperti dalam nissan kuburan Presiden Andrew Jackson, tulisannya selain nama dia, justru ada tulisan "I Kill The Bank", bung IS bisa mencarikan foto nissan kuburan Andrew Jackson gak ?

Imam Semar said...

Inskripsi di nisan Andrew Jackson: "I killed the bank", menarik sekali. Tetapi tidak saya jumpai photonya dengan google search.

Kalau saya jalan-jalan ke US, kalau sempat saya akan mampir ke kuburannya Jackson dan mengambil fotonya.

Anonymous said...

Pernyataan yang mengatakan bahwa Emas itu anti inflasi tidaklah sepenuhnya benar. Seperti si gerson bilang diatas, apalagi jika para spekulan melakukan tugasnya.
Persoalannya bukan uang itu harus dr logam atau bukan, melainkan status uang tsb 'Where is it coming from'.
Bagaimana jika FRB diterapkan pada sistem emas, apa tidak sama saja?
Satu lagi masukan buat IS, jangan hanya mengorek pion2 nya saja tp juga ceritakan sang Master mereka, Rothschild, Morgan, Bilderberg group etc.

Imam Semar said...

@Gerson,

Kalau anda simak kembali pembagian uang menurut haketatnya di PPUPCZC No 5 s/d 8

http://ekonomiorangwarasdaninvestasi.blogspot.com/2011/02/penipu-penipu-ulung-politikus-dan-cut_24.html

s/d

http://ekonomiorangwarasdaninvestasi.blogspot.com/2011/03/penipu-penipu-ulung-politikus-dan-cut_06.html

Uang sejati bisa diinflasikan dengan pengurangan jumlah logam yang berharga melalui pengenceran dan/atau mengurangi timbangannya serta oleh otoritas keuangan nominalnya dibuat tetap. Pada kondisi semacam ini harga-harga akan naik terhadap nilai nominal uang, tetapi tidak naik ternahadap nilai riil emas dan perak.

Mengurangi timbangan menurut Quran dan Bible adalah kejahatan. Menurut Quran hal semacam itu adalah kejahatan yang besar.

Kalau anda bertanya bagaimana teknis penerapannya, bisa saya terangkan sebagai berikut. Kaum laissez-faire berpendapat bahwa sistem moneter/keuangan dasarnya suka rela. Siapa saja boleh mencetak uang (emas dan perak), dan nilai nominalnya ditentukan oleh kesepakatan bersama. Ibaratnya: yang tertera dikoin-koin adalah berat netto emas/peraknya.

@Anony May 16, 2011 8:39 PM
Dalam sistem apapun, uang illusi (kredit) selalu bisa diciptakan. Karena uang illusi pada hakekatnya entiti tersendiri. Dalam FRB, uang illusi bisa diciptakan berlipat ganda dengan "seed" emas, perak atau uang kertas. Bahkan kalau mau hanya dengan modal kepercayaan. Saya bisa memberi kredit kepada orang, walaupun saya tidak punya uang. Ini tentu saja harus dilakukan secara diam-diam. Banyak bank-bank sentral melakukannya. Kalau bank komersial melakukannya dengan FBR dengan modal pertama (M2-M1) sebagai seednya, kalau bank sentral menggunakan apa? Angin!!!

Imam Semar said...

Lalu bagaimana kalau FBR dilakukan dengan sistem emas. Pada saat kreditexpansion, harga-harga naik bersama kenaikan kredit (uang illusi). Dan suatu saat pada titik dimana sistem tidak bisa lagi menanggung beban kredit dan bubble pecah, maka....., para debitur harus membayar dengan emas yang tidak pernah ada dimuka bumi ini......,

Kalau mau mengikuti Bible, maka debitur akan menjadi budak kreditur.....

He he he he - Itu akhir dari bubble dengan sistem emas.

Ada yang mau menganut sistem emas?

(Saya mau!!!!, biar banyak yang jadi budak)

Anonymous said...

Melalui Konferensi Meja Bundar (KMB), 1949, disepakatilah beberapa kondisi pokok agar RI dapat pengakuan Belanda.

Pertama, penghentian Bank Negara Indonesia (BNI) 1946 sebagai bank sentral republik, dan digantikan oleh N.V De Javasche Bank, sebuah perusahaan swasta milik beberapa pedagang Yahudi Belanda, yang berganti nama menjadi Bank Indonesia (BI).

Kedua, dengan lahirnya bank sentral baru itu pencetakan Oeang Republik Indonesia (ORI), sebagai salah satu wujud kedaulatan republik baru itu dihentikan, digantikan dengan Uang Bank Indonesia (direalisasikan sejak 1952).

Ketiga, bersamaan dengan itu, utang pemerintahan kolonial Hindia Belanda sebesar 4 miliar dolar AS kepada para bankir swasta itu tentunya - diambilalih dan menjadi "dosa bawaan" republik baru ini.

Bung IS bisa mengkonfirmasi kebenaran cerita ini ? Jika benar lalu apa alasannya dan siapa yang mendesain sehingga kita tidak mendapatkan cerita ttg ini saat di bangku sekolah padahal kita juga belajar tentang KMB itu sejak di SD.

Sumber : http://bit.ly/gUMksK

Gerson said...

Semar:
tetapi tidak naik ternahadap nilai riil emas dan perak.
Bagaimana menentukan nilai riil emas dan perak? Apa harga emas di pasar London itu nilai riil?

Kalau anda bertanya bagaimana teknis penerapannya, bisa saya terangkan sebagai berikut...... dst

Tidak semua orang punya emas & perak? Lalu apa yang harus dilakukan orang yang tidak punya emas & perak, padahal jelas kalau sistem uang kertas diganti uang emas mereka akan langsung jatuh miskin? Apa mereka harus membeli? Apakah emas sekarang cukup untuk semua orang? Apa jaminannya kalau kita kembali ke sistem emas tanpa deflasi paling brutal dalam sejarah?

Kaum laissez-faire berpendapat bahwa sistem moneter/keuangan dasarnya suka rela. Siapa saja boleh mencetak uang (emas dan perak), dan nilai nominalnya ditentukan oleh kesepakatan bersama.

Bukannya kalau laissez-faire berarti tanpa aturan? Dan tidak akan ada yang namanya kesepakatan bersama, karena semuanya diajarkan untuk egois dan itu bagus bahkan dianjurkan, begitu kan?. Jadi semua orang boleh mencetak uang emas & perak termasuk yang palsu sekalipun. Kalau ada orang yang tertipu berarti dia yang bodoh. Negara yang menerapkan sistem ini secara total akan benar-benar jadi surga para penipu

Kalau bank komersial melakukannya dengan FBR dengan modal pertama (M2-M1) sebagai seednya, kalau bank sentral menggunakan apa? Angin!!!

Masih kurang tepat. Semua uang cash (M0/MB) dijamin dengan surat hutang pemerintah. Yang namanya surat hutang pemerintah tidak pernah dibayar selamanya. Yang dibayar hanya bunganya saja. Jadi tidak ada yang spesial dari uang cash. Only debt that never mature

Uang sejati bisa diinflasikan dengan pengurangan jumlah logam yang berharga melalui pengenceran dan/atau mengurangi timbangannya serta oleh otoritas keuangan nominalnya dibuat tetap.

Sudah jelas kan tidak ada bedanya dengan sistem uang kertas. Untuk apa kembali ke sistem emas & perak. Menyusahkan saja.

Mengurangi timbangan menurut Quran dan Bible adalah kejahatan. Menurut Quran hal semacam itu adalah kejahatan yang besar.

Berarti emas & perak merupakan uang yang bermasalah di jamannya (sama bermasalahnya dengan uang kertas di masa sekarang) sampai harus diatur larangannya di Al-Quran.

(Saya mau!!!!, biar banyak yang jadi budak)
Kalau saya tidak mau :D

Imam Semar said...

@Anony,

De Javasche Bank sudah ada sejak tahun 1828, 2 tahun sebelum cultuur stelsel.

Tahun 1922 di jadikan semacam bank sentral.

Setelah pengakuan kedaulatan RI, De Javasche Bank dibeli oleh pemerintah RI melalui bursa Amsterdam.

Nanti saja ceritanya di PPUPCZF bab Sejarah Kemakmuran Bangsa..., berikut ini cupikannya:

Setelah pengakuan kedaulatan Indonesia, pemerintah republik membeli De Javasche Bank melalui bursa saham Belanda dengan harganya 8,95 juta Gulden atau Rp 3,22 milyar (ORI) . De Javasche Bank kemudian dinasionalisasikan dan dijadikan bank sentral Indonesia milik pemerintah.. Dengan demikian bank sentral di Indonesia bukan lagi bank swasta, melainkan bank pemerintah. Semuanya berlangsung secara resmi, dengan menggunakan undang-undang, yaitu Undang-Undang No. 24 tahun 1951 tertanggal 6 Desember 1951.

Cerita di web yang anda berikan terplintir, karena terlalu pro emas dan terlalu nasionalistik.

Di EOWI, kami sudah melepaskan sepatu yang usang itu..... bagi EOWI nasionalisme adalah suatu liability.

Spy said...

Siapa saja boleh mencetak uang (emas dan perak), dan nilai nominalnya ditentukan oleh kesepakatan bersama.

Semar semar..... memangnya kamu pikir semua orang punya tambang emas di halaman rumah masing-masing? Pikir tuh pake otak :D

sholich said...

Mungkin ane punya jawaban tersendiri, masalah emas adalah hak publik dimana emas yang boleh mengeluarkan adalah pemerintah sehingga kadarnya tidak boleh dikurang dan inilah disebut RIBA jaman dahulum kala sehingga pengaturan moneter (uang dinar dilakukan negara)

Penimbunan emas??? Saya melakukan pandangan dalam perspektif islam, setiap emas yang disimpan atau ditimbun jika sudah sampai 20 dinar (sekitar 85 gram) dan mempunyai masa simpan setahun, WAJIB dikenakan zakat, mau nimbung barang? setiap barang niaga WAJIB dikenakna zakat! dan ga bayar zakat adalah hukum pidana!

nah mau nimbun? siap2 berkurang harta anda 2,5% setahun