___________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Doa pagi dan sore

Ya Allah......, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari tekanan hutang, pajak, pembuat UU pajak dan kesewenang-wenangan manusia.

Ya Allah......ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim dan para penarik pajak serta pembuat UU pajak selain kebinasaan".

Amiiiiin
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________

Monday, July 7, 2014

(No.41) - PENIPU, PENIPU ULUNG, POLITIKUS DAN CUT ZAHARA FONNA)



Sejarah, dongeng satir, humor sardonik dan ulasan tentang konspirasi, uang, ekonomi, pasar, politik, serta kiat menyelamatkan diri dari depressi ekonomi global di awal abad 21





(Terbit, insya Allah setiap hari Minggu atau Senen)



Gonoisme

Kalau anda cari di buku-buku sekolah atau buku-buku yang bersifat akademis, istilah Gonoisme tidak akan anda temui karena istilah ini hanya karangan saya. Supaya tidak membingungkan, istilah ini perlu diperkenalkan dahulu.

Gonoisme adalah suatu aliran yang berpandangan bahwa kemakmuran bisa dicapai bila suatu masyarakat mempunyai banyak uang. Pemikiran yang wajar dan bisa oleh diterima akal pendek bukan oleh pemikiran yang jernih dan runut. Gideon Gono, demikian nama gubernur bank sentral Zimbabwe (2003 - 2013), bukanlah orang yang pertama yang mencetuskan pandangan ini, melainkan orang yang paling aktif dan berhasil menerapkan ideologi ini di dalam suatu negara yang bernama Zimbabwe dari tahun 2003 sampai buku ini ditulis. Karena prestasinya, Gideon Gono memperoleh hadiah Ig Nobel tahun 2009 untuk bidang matematika[1]. Kontribusi Gono terhadap ilmu matemetika ialah melatih rakyat Zimbabwe untuk menghitung dan mengenali angka melalui uang yang diedarkan dari pecahan 1 sen sampai pecahan 100 trilliun dollar. Panitia pemberi hadiah Ig Nobel, berpendapat bahwa populasi rakyat yang bisa menghitung aritmatika dan menyebut secara terbilang dari 0,01 sampai 100.000.000.000.000.000.000.000 yang terbanyak ada di Zimbabwe. Pembaca jangan meremehkan hal ini. Silahkan coba menyebut secara terbilang angka berikut ini: "13.942.342.935.958.982.946.516.983,83" - pasti sulit sekali. Jangan dikira bilangan sebesar ini tidak punya nilai praktis di dalam kehidupan sehari-hari rakyat Zimbabwe. Kalau pemerintah Zimbabwe tidak pernah menghapus angka-angka nol di mata uangnya, maka bilangan dollar Zimbabwe yang anda sebutkan di atas, di awal 2009 hanya cukup untuk membeli dua lusin telur yang merupakan barang kebutuhan sehari-hari, bukan untuk membeli istana atau mobil Ferrari. Rakyat Zimbabwe pasti pandai menghitung karena pelatihan dari Gideon Gono.

Jangan kacaukan antara hadiah Nobel dengan hadiah Ig Nobel. Hadiah Ig Nobel adalah hadiah diberikan kepada orang yang luar biasa karena penemuan, riset dan ide-idenya yang luar biasa (di luar dari biasa). Bersama Gideon Gono, hadiah Ig Nobel di bidang Kesehatan Masyarakat diberikan kepada Elena N. Bodnar, Raphael C. Lee, dan Sandra Marijan dari Chicago, Amerika Serikat untuk penemuan mereka yang inovatif, yaitu BH yang bisa difungsikan menjadi dua buah masker gas yang bisa digunakan sendiri dan diberikan kepada orang lain kalau ada serangan gas beracun.

Di bidang biology, tahun 2009 itu, hadiah Ig Nobel jatuh kepada  Fumiaki Taguchi, Song Guofu dan Zhang Guanglei dari fakultas kedokteran Universitas Kitasato, Sagamihara, Jepang; untuk risetnya yang membuktikan bahwa volume sampah dapur bisa teruai sampai 90% dengan menggunakan bakteri yang diekstraksi dari tinja panda.

Di tahun 2007, hadiah Ig Nobel  untuk perdamaian diberikan kepada Laboratorium Angkatan Udara Amerika Serikat Wright di Dayton, Ohio, untuk proposalnya melakukan riset pembuatan bom-homoseks. Bom ini adalah bom kimia bila dijatuhkan di daerah lawan bisa membuat tentara lawan secara homoseksual saling tertarik sehingga lebih cenderung untuk saling bercumbu dari pada perang dan saling membunuh. Panitia Ig Nobel lupa, kalau ternyata bom itu bisa membuat tentara lawan menjadi sangat birahi terhadap sesama jenisnya dan memutuskan menyerang lawannya sebagai jalan mencari tawanan perang untuk diperkosa, maka perang bisa berkobar dengan latar belakang mencari sasaran untuk diperkosa. Ini bisa lebih berbahaya. Nampaknya panitia Ig Nobel masih kurang jeli dalam memberikan hadiah.

Untuk bidang psikologi hadiah Ig Nobel  ini (tahun 1994) juga pernah diberikan kepada perdana menteri Singapura, Lee Kuan Yew untuk percobaannya selama 30 tahun tentang “Dampak psikologi 3 juta penduduk Singapura ketika hukuman denda dtimpakan jika mereka meludah, mengunyah permen karet atau memberi makan burung”.

Lee Kuan Yew adalah orang yang berhasil merubah pola hidup warga Singapura. Di awal tahun 1970, pola hidup warga Singapura sangat jorok. Meludah dimana-mana (termasuk lantai), ketika buang air besar di toilet umum tidak disiram, kencing di elevator, buang sampah di sembarang tempat, makan permen karet kemudian bekasnya ditempelkan di kursi-kursi bus umum dan kebiasaan buruk lainnya. Perdana menteri Lee Kuan Yew menerapkan denda bagi pelaku kebiasaan buruk ini. Di tempat-tempat umum dipasangi kamera dan dipantau. Detektor tinja dipasang di WC umum, detektor urine dipasang di elevator. Ketika saya tinggal di Singapura tahun 1987 – 1989, saya pernah membaca berita tentang seorang yang tertangkap untuk ke 3 kali kencing di elevator dan dihukum denda. Sikap seperti ini adalah sikap mental yang sakit. Denda Sing$ 2000 yang cukup berat untuk pelanggaran yang ketiga, mungkin bisa membuatnya jera. Cerita ini bukan lelucon, tetapi kenyataan. Sampai-sampai Singapura dijuluki fine city yang punya dua arti, yaitu bisa berarti kota yang berbudaya, bisa juga kota denda karena banyaknya jenis denda. Ini adalah suatu julukan sarkas saja.

Sekedar untuk pengetahuan saja, setelah Lee Kuan Yew, tahun 1995 hadiah Ig Nobel Psikologi jatuh kepada Shigeru Watanabe, Junko Sakamoto, dan Masumi Wakita, dari Universitas Keio, atas keberhasilan mereka melatih burung merpati untuk membedakan lukisan-lukian Picasso dari lukisan-lukisan Monet.

Bagi pembaca yang ingin melihat semua pemenang hadiah Ig Nobel dari tahun 1991 berserta pencapaian mereka yang luar biasa, bisa mengunjungi situs Wikipedia[2].

Gono adalah gubernur bank sentral yang berhasil menjadikan semua rakyat Zimbabwe trilliuner dan berhasil membuat rekor mengedarkan uang dari pecahan sen sampai 100 trilliun dollar. Rekor ini mengalahkan Rudolf E. A. Havenstein presiden dari Reichsbank dari tahun 1908 sampai tahun 1923. Yang bisa mengalahkan Gono adalah Elnok,  Fotanacsos,  Vezerigozgato dari Hungaria tahun 1945 sampai 1946. Elnok,  Fotanacsos,  Vezerigozgato bukan nama orang, tetapi nama jabatan dalam bahasa Hungaria, yang artinya kepala, CEO (Chief Executive Officer) badan financial dan advisor senior bank sentral Hungaria. Pecahan mata uang yang pernah dicetak oleh mereka adalah pecahan 100.000.000.000.000.000.000 pengő, tetapi pecahan ini tidak pernah diterbitkan. Hanya Gideon Gono yang berhasil menerbitkan pecahan Z$ 100.000.000.000.000 dengan semua angka nol yang diperlukan. Karena untuk pengő, disebabkan oleh angka nol nya sudah terlalu banyak maka angka nol itu diganti dengan huruf. Misalnya B- pengő, maksudnya billion- pengő (milyar- pengő atau 1.000.000.000).

Kembali pada Zimbabwe dan Gideon Gono. Sebelum menjadi Zimbabwe yang sekarang Zimbabwe dikenal sebagai Rhodesia Selatan sebuah negara yang subur dan menerapkan politik apartheid. Perdana menteri kulit putih terakhir adalah Ian Smith yang turun tahun 1979. Pada jaman-jaman itu, Rhodesia adalah lumbung pangan Afrika bagian selatan yang makmur. Tanah pertaniannya dikelola oleh petani-petani kulit putih non pribumi, atau dengan bahasa sinisnya disebut tuan-tuan tanah. Orang kulit hitam banyak yang menjadi buruh tani. Sejalan dengan pergantian nama Rhodesia menjadi Zimbabwe tahun 1979, peran orang kulit putih di semua bidang berkurang. Mugabe naik memimpin Zimbabwe sebagai perdana menteri tahun 1980.

Kecemburuan sosial antara kaum putih dan hitam yang mungkin sudah ada sebelumnya, mungkin juga diciptakan. Sejak dimulainya pergolakan melawan apartheid, kecemburuan sosial ini menjadi terbuka bagi penjarahan kekayaan kaum kulit putih. Isu tanah dimunculkan kembali setelah kemenangan kaum pribumi. Zanu, partai yang berkuasa menyebutkan bahwa 70% dari tanah yang diusahakan secara komersial dikuasai oleh kaum putih yang jumlahnya hanya 1% dari populasi.

Tahun 2000 merupakan tonggak sejarah penting bagi Zimbabwe. Penjarahan legal dilakukan melalui amendmen konstitusi Zimbabwe ke 16, tahun 2000 di pasal 16A.  Menurut  amendmen konstitusi ini, bahwa pada jaman kolonial Inggris, banyak tanah diambil dari rakyat Zimbabwe dengan mengabaikan keadilan sehingga menimbulkan pergolakan dan berakhir dengan kemerdekaan Zimbabwe. Dan sudah saatnya tanah itu dikembalikan kepada kaum pribumi yang sesungguhnya berhak. Itu dalih yang dipakai untuk melegalkan penjarahan tanah-tanah milik warga non-pribumi.

Tentu saja argumen itu hanyalah omong kosong pandangan ideologi sosialisme. Tanah dan bumi ini diciptakan oleh Tuhan untuk umat manusia, bukan untuk umat yang kebetulan leluhurnya lahir disitu. Tuhan yang adil tentunya juga tidak suka sosialisme, suatu ideologi yang menghalalkan perampokan terhadap sekelompok masyarakat dan memberikannya kepada kelompok yang lain.

Robert Mugabe mulai menerapkan sosialisme dengan menjarahi tanah-tanah pertanian yang subur milik orang putih yang produktif untuk dibagikan kepada orang hitam yang tidak mampu mengolah tanah alias tidak cakap. Hipotesa bahwa Tuhan tidak menyukai sosialisme terbukti. Produksi pangan jatuh. Zimbabwe yang dulunya terkenal sebagai eksportir bahan pangan untuk negara-negara sekitarnya mengalami krisis pangan sampai sekarang. Singkatnya, bagi Zimbabwe sosialisme adalah jalan dari eksportir pangan ke krisis pangan dan kelaparan dalam masa kurang dari 5 tahun. Tuhan nampaknya memihak kepada petani kulit putih yang dizalimi yang diperkirakan jumlahnya sekitar lebih dari 4000 orang[3] yang tanahnya dibagi-bagikan kepada kaum kulit hitam. Dia menimpakan azab kepada rakyat Zimbabwe pribumi. Pengangguran meningkat sampai 80%. Investasi dan kapital lari dari Zimbabwe. Pemasukan pajak turun. Untuk membiayai pemerintahannya dan untuk membiayai proyek-proyek pengentasan kemiskinan, atas saran Gideon Gono, Mugabe mencetak uang seakan tidak ada hari esok. Gono berpikir kalau dengan mencetak uang maka semua rakyat Zimbabwe akan menjadi trilliuner, kaya dan makmur. Itu cara berpikir yang terpelintir. Rakyat Zimbabwe memang menjadi trilliuner, tetapi tidak makmur. Tuhan menghukum kaum sosialis dengan krisis pangan di Zimbabwe termasuk yang paling parah dalam peradaban manusia. Life expectancy, harapan hidup, rakyat Zimbabwe turun dari 60 tahun menjadi 37 tahun saja. Angka yang paling rendah di dunia. Ironisnya hal ini terjadi di negara yang dulunya eksportir pangan.

Untuk memudahkan usahanya Gideon Gono mencetak uang pecahan dalam bilangan juta dollar. Ternyata hal ini tidak cukup, maka keluarlah uang pecahan dalam milyar dollar, kemudian trilliun dollar. Karena sudah terlalu banyak angka nolnya dan tidak cukup tempat untuk menuliskannya, serta menyulitkan banyak orang awam ketika harus menuliskan secara terbilang dibuku cek atau dalam administrasi maka Gono memutuskan untuk memotong jumlah nol. Pertama 3 nol hilang tahun 2006. Artinya Z$ 1000 menjadi Z$ 1 uang baru. Kemudian 10 nol lagi hilang tahun 2008 dan di bulan Februari 2009, 12 nol lagi dihilangkan.

Denominasi terakhir uang kertas yang terbesar dan pernah dicetak Zimbabwe adalah pecahan Z$100.000.000.000.000 (100 trilliun dollar Zimbabwe – uang 2008). Kalau saja Zimbabwe tidak melakukan pemotongan jumlah angka nol maka pecahan Z$ 100 trilliun itu harus ditulis $1000.000.000.000.000.000.000.000.000. Zimbabwe tidak punya ahli bahasa yang bisa menyebut secara terbilang. Lagi pula lembaran cek Zimbabwe harus besar sekali kalau harus menuliskan secara terbilang. Kalau mau membuktikannya, silahkan tulis secara terbilang angka berikut ini: 

13.942.342.935.958.982.946.516.983,83. Saya juga akan coba menyebutnya: “Tigabelas heptillion sembilanratus empatpuluh hexilliun tigaratus empat puluh dua quintilliun sembilan ratus tigapuluh lima quadrilliun sembilanratus limapuluh delapan trilliun sembilanratus delapanpuluh dua milyar sembilan empatpuluh enam juta limaratus enambelas ribu sembilanratus delapanpuluh tiga dan delapanpuluh tiga sen.” Wow....., panjang sekali dan ada kemungkinan salah.


Z$ 100 triliun hanya senilai 2 lusin telor ayam


Hiperinflasi di Zimbabwe adalah yang ke dua terparah dalam sejarah. Sangking parahnya inflasi, sampai-sampai pemerintah tidak mengumumkan lagi tingkat inflasi. Nilai dollar Zimbabwe turun. Kurs dollar Zimbabwe terhadap US dollar bisa dilihat pada Grafik VI - 6. Harga-harga naik tidak karuan. Inflasi tertinggi adalah di minggu terakhir bulan Oktober 2008, yaitu 101% per hari dimana harga-harga naik dua kali lipat dalam 24 jam. Nilai uang amblas 50% setiap 24 jam. Dalam tahun 2008, angka inflasi rata-rata mencapai 5 1019 % per tahunnya.

Perhatikan bahwa yang tertera pada Grafik VI - 6, adalah kurs dollar Amerika Serikat dengan Z$ tahun 2006 bukan dollar Zimbabwe tahun 1980. Kalau dollar Zimbabwe tahun 1980 yang digunakan, maka panjangnya angka yang harus dituliskan akan memenuhi lembaran halaman ini; seperti contoh di bawah ini tentang pengo Hungaria.


Grafik VI - 6      Kurs dollar Zimbabwe (2006) terhadap dollar Amerika Serikat

Hiper-inflasi di Zimbabwe adalah yang kedua tertinggi yang pernah terjadi. Hiper-inflasi Hungaria tahun 1946 adalah pemenangnya. Antara bulan Juni 1945 sampai Juli 1946, inflasi rata-ratanya adalah 1.37 1030 % per tahun. Inflasi rata-rata bulan Juni-Juli 1946 adalah 60% per harinya. Grafik VI - 7 menunjukkan kurs Pengo Hungaria terhadap dollar Amerika Serikat. Lihat betapa panjangnya angka Pengo yang diperlukan melukiskan $1.

Juara ketiga dalam hal hiper-inflasi dipegang oleh Bosnia Herzegovina tahun 1992-1993 ketika perang saudara di bekas Yugoslavia. Dan yang ke empat adalah Republik Weimar Jerman (1918 – 1921) ketika Jerman harus membayar kerugian perang dunia ke I kepada pemenang perang, Prancis dan Inggris.

Zimbabwe dan Hungaria punya persamaan, keduanya adalah negara yang berubah menjadi negara sosialis. Sosialisme rentan terhadap hiper-inflasi. Sama seperti Indonesia ketika menerapkan sosialisme Indonesia sebagai bagian dari Manipol Usdek dan program nasionalisasi perusahaan asing. Menyingkirkan orang-orang yang produktif dan menggantikannya dengan orang kurang produktif sekalipun pribumi, membuat mesin-mesin produksi macet. Untuk menggerakkan dan membiayai jalannya negara, terpaksa dilakukan dengan jalan mencetak duit, yang banyak.

Grafik VI - 7      Hiper-inflasi di Hungaria 1945 - 1946

Kasus Jerman paska Perang Dunia I kasusnya berbeda dengan kasus Zimbabwe dan Hungaria. Pemerintah Jerman punya kewajiban untuk membayar pampasan perang dengan segera dalam emas atau poundsterling atau dollar Amerika Serikat. Jumlah itu tidak dipunyai pemerintah. Surplus perdagangan luar negrinya pun tidak mencukupi. Tentu saja pemerintah Jerman tidak bisa melakukannya dengan menarik pajak yang tinggi. Jalan satu-satunya adalah dengan pajak terselubung yang tinggi. Mencetak Reichsbank Mark untuk membeli emas dan mata uang yang bisa diterima, adalah pilihan yang diambil. Nilai Reichsbank Mark dengan cepat ambles. Namanya bukan inflasi lagi, melainkan hiper-inflasi Weimar 1921-1923. Di dalam buku-buku pelajaran, hiper-inflasi Weimar lebih dikenal dari pada hiper-inflasi lainnya. Mungkin karena Jerman adalah bangsa yang dikenal sebagai bangsa yang punya disiplin kuat, rajin dan inovatif. Arsitek hiper-inflasi di Jerman adalah Rudolf E. A. Havenstein (1857 – 1923) memegang rekor hiper-inflasi  dunia hingga usai Perang Dunia II.

Ide Gideon Gono sudah di bukan hal baru lagi di Indonesia sejak jaman Sukarno. Jusuf Muda Dalam, gubernur Bank Indonesia (1963 – 1966) di masa Kabinet 100 Menteri yang resminya bernama Kabinet Dwikora, sudah menerapkan ide-ide Gideon Gono, jauh sebelum nama Gono terkenal. Jusuf Muda Dalam yang sering disebut inisialnya JMD diplesetkan oleh mahasiswa anggota KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) sebagai singkatan dari Jusuf Maling Duit. Tentu saja mahasiswa KAMI ini tidak akan bisa lulus pelajaran Ekonomi kalau diuji secara benar. JMD bukan mencuri duit, tetapi mencetak duit......, banyak sekali pula. Kemudian masih diteruskan oleh Radius Prawiro untuk beberapa lama. Detailnya mengenai Indonesia akan dibahas di bab Sejarah Kemakmuran Bangsa Indonesia.

Banyak ekonom mendefinisikan hiper-inflasi adalah inflasi yang tidak terkontrol. Definisi inilah yang politikus kehendaki untuk dipercayai masyarakat. Sebagai cek realitas, kalau memang hiper-inflasi tidak bisa dikendalikan, kenapa kok ada yang akhirnya bisa berhenti? Yang tidak bisa dikendalikan adalah nafsu politikus birokrat untuk mempertahankan keberadaannya. Pemicu hiper-inflasi, kalau dilihat dari kasus-kasus dalam sejarah adalah adanya kewajiban pemerintah yang besarnya tidak bisa ditanggulangi dengan pajak yang “wajar”. Yang dikategorikan sebagai kewajiban, bisa banyak sekali, dari mulai pembiayaan perang, pembiayaan birokrasi raksasa seukuran dinosaurus, pemasukan pajak yang menciut akibat resesi, beban hutang pemerintah yang terlalu besar, program-program sosial pemerintah, penyelamatan kapitalis kroni-kroni politikus, dan masih banyak lagi.

Essensinya, hiper-inflasi adalah wahana pemajakan dengan target yang spekturumnya luas. Sekali kayuh pemerintah bisa memperoleh keuntungan yang banyak. Pertama, pemerintah memperoleh uang yang dicetak, dengan kata lain, pajak tabungan karena nilai riil tabungan yang cepat merosot. Kedua, pemasukkan pajak penghasilan juga akan meningkat. Karena kenaikkan gaji buruh untuk mengimbangi laju inflasi, membuat secara gaji buruh nominal melewati batas kena pajak.  Jadi semakin banyak buruh yang terkena pajak karena kaya secara “nominal” (tetapi kere secara “riil”). Hal ini dimungkinkan karena revisi peraturan pajak akan lebih lambat dari pada laju hiper-inflasi.

Hiper-inflasi adalah perampokan besar-besaran secara legal yang dilakukan oleh kaum ksatria birokrat dan dibebankan kepada kaum waisya – pekerja dan pelaku bisnis. Dalam bilangan hari, atau minggu atau bulan, majoritas kaum waisya bisa jatuh miskin. Bagi kaum waisya, kaum pekerja, pelaku bisnis, agar bisa selamat dari penjarahan ini, yang harus diperhatikan adalah kondisi-kondisi apa saja yang membuat pemerintah merasa inflasi biasa dan pajak tidak lagi bisa memuaskan. Di masa hiper-inflasi, asset- asset riil merupakan tempat pelarian yang aman. Hanya yang perlu diperhatikan bahwa kaum ksatria-birokrat bisa secara legal menyita asset-asset riil anda jika perbuatan anda terlalu menyolok menimbun bahan-bahan pokok. Kaum ksatria-birokrat akan memperoleh dukungan dari kaum sudra, kaum papa, untuk menyita semua timbunan bahan-bahan pokok tempat anda melarikan asset-asset anda. Anda akan dituding sebagai penimbun dan spekulan yang konotasinya buruk. Padahal, penimbun diperlukan di dalam ekonomi sebagai penyangga dimasa paceklik. Nabi Yusuf juga melakukan penimbunan bahan makanan yang kemudian dijualnya selama musim paceklik. Seorang nabi mengajarkan untuk melakukan penimbunan. Tentunya perbuatan menimbun bahan makanan adalah perbuatan yang patut diteladani. Tetapi jangan lupa, banyak kaum ksatria bukanlah orang yang selalu taat beragama. Hikmah teladan nabi Yusuf selalu (bisa) diplesetkan.


[1] Ig Nobel awards: The gas-mask bra and the power of panda poo; Ian Sample, The Guardian, 2 Oktober 2009; http://www.guardian.co.uk/science/2009/oct/02/ig-noble-awards-britons-top
[2] List of Ig Nobel Prize winners, Wikipedia, http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_Ig_Nobel_Prize_winners

[3] Zimbabwe's new farmers defend their gains, BBC News, 13 April 2010, http://news.bbc.co.uk/2/hi/8617684.stm
 




Disclaimer:

Dongeng ini tidak dimaksudkan sebagai anjuran untuk berinvestasi. Dan nada cerita dongeng ini cenderung mengarah kepada inflasi, tetapi dalam periode penerbitan dongeng ini, kami percaya yang sedang terjadi adalah yang sebaliknya yaitu deflasi US dollar dan beberapa mata uang lainnya.

Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.

No comments: