KRISIS $40 MILYAR, $70 MILYAR ATAU $100 MILYAR?
Minggu lalu sahabat EOWI (Ekonomi Orang Waras dan Investasi) dari sebuah stasiun TV menelpon dan menanyakan perkembangan ekonomi Indonesia. Salah satu yang ditanyakan adalah mengenai rupiah yang melorot dari Rp 8,500 per US$ menjadi Rp 12,500 dalam waktu yang demikian cepat. Pada hal pejabat-pejabat dan ahli ekonomi Indonesia mengatakan bahwa ekonomi Indonesia aman dan tidak akan kena dampak krisis subprime di US.
Sejak lama EOWI mempercayai bahwa akan ada krisis global akibat ekonomi dunia yang bersifat US konsumen sentris. Pertumbuhan ekonomi Cina, India, dan lain negara pada dasarnya karena over-konsumsi di US yang dibiayai hutang. Pada saat konsumen US mulai berhemat, maka habislah semua pertumbuhan di belahan dunia lain, termasuk Indonesia.
Datangnya krisis sering tidak disangka banyak orang karena sifat pemerintah yang mengutamakan image sehingga enggan mengakui akan kedatangan bahaya krisis. Staff EOWI tidak punya keterkaitan apa-apa dengan pemerintah, sehingga EOWI tidak perlu menjaga image pemerintah, berkata apa adanya sesuai dengan pandangan EOWI. Kali ini EOWI akan mengetengahkan seberapa besar krisis yang berpeluang terjadi di Indonesia, tanpa tedeng aling-aling. Juga bagaimana memperoleh keuntungan dari krisis ini. Itu yang penting bukan?
APA KATA PEJABAT DAN APA KENYATAANYA
Dalil umum di EOWI yang paling disukai adalah:
Democracy is a government by the people, of the people, to fool the people.
Walaupun demikian dari masa ke masa orang masih melakukan pemilihan umum. Yang baru saja terjadi di US, sangat meriah. Obama menang, dan berdasarkan dalil di atas, dia – Obama – akan mengecoh rakyat US.
Kita kembali ke tanah air untuk melihat apa yang dikatakan para politikus dan berita lain yang seharusnya membuat mereka malu. Tetapi yang namanya politikus sudah tidak punya malu.
Kata Budiono, Gubernur Bank Sentral Indonesia di Detiknet 9 September 2008 [link]
Jakarta - Dampak krisis kredit di AS tidak akan terlalu berdampak pada perbankan di Indonesia. Yang paling terkena dampak justru ekspor Indonesia karena melemahnya permintaan dari AS.
Hal tersebut disampaikan Gubernur Bank Indonesia (BI) Boediono di Gedung BI, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Jumat (19/9/2008).
Berita lainnya yang bisa membuat Budiono malu: [link]
DetikFinance
Jumat, 28/11/2008 18:10 WIB
Nasabah Bank Century Keluhkan Deposito Tak Bisa Cair
Operasional Bank Century Tutup Jakarta - Hingga sepekan setelah diambil alih oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), nasabah PT Bank Century Tbk (BCIC) masih kesulitan mencairkan deposito mereka.
"Semua yang dalam bentuk valas tidak bisa diambil. Mau kita ambil dalam rupiah pun ternyata tidak bisa, kliring pun ternyata masih belum bisa. Bahkan transfer pun juga tidak bisa. Dan ini terjadi pada semua nasabah," kata Silvia, nasabah Bank Century cabang GreenVille, Jakarta, kepada detikFinance, Jumat (28/11/2008).
Apa kata EOWI:
Untuk di renungkan: Tentang Undang-Undang Penjaminan Simpanan/Deposit
Pernyataan di LPS:
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan dan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2008 tentang Besaran Nilai Simpanan yang dijamin Lembaga Penjamin Simpanan, sejak tanggal 13 Oktober 2008, nilai Simpanan yang dijamin untuk setiap nasabah pada satu bank paling banyak Rp 2.000.000.000,- (dua miliar rupiah).
Kesimpulan:
1. Pemerintah tidak menjamin nilai riil uang anda agar supaya tetap. Hanya nominalnya saja yang tetap.
2. Pemerintah tidak mengatakan bahwa deposit anda tidak akan dibekukan. Uang anda akan utuh di bank tetapi tidak bisa diambil kalau pemerintah memutuskan untuk dibekukan.
Kalau Gubernur Bank Sentral Indonesia tidak tahu bahwa ada bank yang mau kolaps, bagaimana kita bisa percaya, termasuk janji penjaminan deposit duit kita?
Kata wakil presiden Yusuf Kalla:
Detik.Com [link] Jumat, 19/09/2008 15:36 WIB
Jakarta Krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat (AS), tak membuat Wakil Presiden Jusuf Kalla khawatir. Menurutnya, krisis finansial di AS itu hanya akan mengurangi pertumbuhan ekonomi Indonesia 0,1-0,2 persen saja.
Hal ini dikatakan Kalla saat konferensi pers usai salat jumat, di Istana Wakil Presiden, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jum’at (19/09/2008).
Mungkin Pak Wakil Presiden sudah lama tidak ikut rapat koordinasi yah? Kata Gubernur BI turunnya bukan 0.1 - 0.2 persen tapi sepuluh kali lipat perkiraan anda yaitu 1%. Ini beritanya [link]:
Media Indonesia Selasa, 11 2008 00:01 WIB
Pertumbuhan Ekonomi 2009 Bisa Turun Menjadi 5%
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2009 diproyeksikan dapat turun menjadi sekitar 5% atau turun dari asumsi pertumbuhan ekonomi 2009 sebesar 6%. Angka pertumbuhan ekonomi ini di bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi 2008 yang diperkirakan masih di atas 6%.
"Kondisi makro Indonesia saat ini masih cukup baik terlepas dari dampak krisis akibat reformasi sistem keuangan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2008 masih di atas 6%, walaupun tahun depan diperkirakan dapat turun menjadi sekitar 5%," kata Menkeu Sri Mulyani dalam siaran persnya, kemarin.
Hal senada juga dikemukakan Bank Indonesia (BI). Bank Sentral memperkirakan pertumbuhan ekonomi berada di kisaran 5,3% hingga 5,4%.
"Pertumbuhan ekonomi di sekitar 5% sudah baik sekali," kata Deputi Gubernur BI Hartadi A Sarwono dalam rapat dengar pendapat dengan Dewan Perwakilan Daerah di Jakarta, kemarin.
Turunnya angka pertumbuhan ekonomi disebabkan krisis keuangan global yang menyebabkan kesulitan pendanaan bagi emerging markets. Hal itu diperparah terjadinya tren capital inflow ke negara maju akibat rekapitalisasi sektor keuangan mereka terlepas dari segala permasalahan yang terjadi di negara mereka.
Kata Budiono bahwa pertumbuhan 5.4% masih bagus, tetapi di Cina pertumbuhan 7% pakai demo dan bakar-bakaran:
Epoch Times Nov 19, 2008 [link]
Thousands Riot in Northwest China Witnesses report dozens killed
The largest riot in recent years broke out in Longnan City, in Northwest China’s Gansu Province, over a government-backed eviction project and unsatisfactory compensation to residents.
Sources say that in recent months, news about the Longnan City government moving its municipality’s administrative center from the Wudu District to Cheng County triggered worries and discontent among residents in the Wudu District. Those who are especially concerned include farmers whose land will be seized by the government but who have not been relocated or given compensation and residents who will be forcefully evicted from their homes, as well as land developers.
Aksi bakar-bakaran di Cina November 2008 ini
Yahoo: [link]
Workers riot in south China over unemployment
AFP - Wednesday, November 26GUANGZHOU, China (AFP) - - Hundreds of laid off workers rioted in southern China amid a dispute over severance pay, smashing offices of a toy factory and clashing with police, state press said Wednesday.
The unrest in Guangdong province, the heartland of China's export-oriented light industry, is the latest in a series of protests that have flared across the country amid rising unemployment linked to the global economic crisis.
Menteri Perumahan Rakyat tentang Krisis Global [link]:
Menpera: Hunian Tidak Kena Dampak Krisis
BATAM (05-11-2008) - Menteri Negara Perumahan Rakyat (Menpera), M. Yusuf Asy’ari yakin sektor perumahan tidak akan terkena dampak dari krisis ekonomi global termasuk masyarakat berpendapatan rendah.
Berita yang bisa membuat Menteri Perumahan marah, Kompas harus koordinasi dulu dengan pak Menteri [link]:
Puluhan Ribu Buruh Terpaksa Dirumahkan
Sabtu, 29 November 2008 00:38 WIB
Jakarta, Kompas - Ribuan buruh yang bekerja di sejumlah proyek perumahan terpaksa dirumahkan sejak kredit konstruksi dari sejumlah perbankan dihentikan.
Penghentian pekerja diperkirakan terus berlanjut jika tidak ada upaya penyelamatan terhadap keberlanjutan proyek properti di Tanah Air.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Sumatera Selatan Jamaluddin Jafar, yang dihubungi dari Jakarta, Jumat (28/11), mengemukakan, sedikitnya 50.000 buruh proyek pembangunan perumahan di wilayah itu kini berhenti bekerja akibat sejumlah proyek properti mandek.
Komentar EOWI: Kalau menteri Perumahan tidak tahu bahwa buruh projek perumahan banyak yang di PHK, apa kerja pak menteri? Mungkin juga yang kena PHK bukan masyarakat berpendapatan rendah tetapi orang kaya atau monyet.
Kata menteri keuangan dan gubernur BI[link] :
Departmen Komunikasi dan Informatika RI (15 Mei 2007) :
Fundamental Ekonomi Indonesia Kuat Dibanding Krisis 1997
“Dari pernyataan Menko Perekonomian, Menteri Keuangan, dan Gubernur BI kepada Presiden, bahwa meski derasnya pertumbuhan aliran modal saat ini serupa dengan kondisi krisis tahun 1997, namun fundamental ekonomi nasional saat ini jauh berbeda,” kata Andi kepada wartawan usai mengikuti rapat kerja pemerintah (RKP) Tahun 2008 di kantor Kepresidenan Jakarta, Senin (14/5).
Dibantah oleh berita di harian Kompas [link]
Rupiah Jeblok, Utang RI Nambah 2,335 Miliar Dollar AS
Senin, 24 November 2008 06:42 WIB
JAKARTA, SENIN - Beban pembayaran utang luar negeri Pemerintah Indonesia periode Januari-Oktober 2008 dilaporkan meningkat 2,335 miliar dollar AS akibat fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap tiga valuta asing utama, yakni yen Jepang, dollar AS, dan euro.
Tingginya peningkatan beban pembayaran utang itu disebabkan pada saat yang sama terjadi penguatan nilai tukar yen terhadap dollar AS dan pelemahan rupiah terhadap dollar AS.
Komentar EOWI: Kalau fundamental ekonomi Indonesia kuat, kok rupiah bisa melemah dari Rp 8200 per US$ beberapa bulan lalu ke Rp 13000 dan menghabiskan cadangan devisa $10 milyar (15% dari total cadangan)?
Juga dibantah oleh Tempo Interaktif [link]
5 Ribu Buruh di Bandung Dirumahkan
Selasa, 11 November 2008 16:38 WIB
TEMPO Interaktif, Bandung: Dewan Pengurus Provinsi (DPP) Apindo Jawa Barat Dedy Wijaya mengatakan, krisis finansial telah memaksa puluhan perusahaan untuk merumahkan pekerjanya. “Sudah 15 ribuan (pekerja) yang dirumahkan sementara,” katanya saat dihubungi Tempo, Selasa (11/10).
Dia mengatakan, sebagian besar yang terpaksa mengrumahkan karyawannya itu adalah perusahaan yang mempekerjakan banyak orang atau padat karya yang menggantungkan pemasukannya pada ekspor. Belasan perusahaan, jelasnya, merupakan perusahaan besar dan puluhan lainnya adalah perusahaan skala kecil.
Juga dibantah oleh Majalah Tambang [link]:
Jakarta – TAMBANG. Kontraktor PT Kaltim Prima Coal (KPC) dalam waktu dekat ini akan terhenti operasinya. Pasalnya sejak Kamis lalu, Pengadilan Negeri (PN) Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, telah mengeluarkan izin sita terhadap ratusan alat berat yang dioperasikan perusahaan batubara itu. Bahkan saat ini ribuan karyawan di sana sudah ada yang mulai dirumahkan.
Sumber Majalah TAMBANG di Kutai Timur, Kalimantan Timur, Jumat, 22 Agustus 2008, mengakui PT KPC telah menerima surat izin sita yang dikeluarkan PN Sangatta itu. Sekitar 300 alat berat yang akan disita itu adalah milik kontraktor PT KPC, diantaranya PT Thiess Indonesia dan PT Pama Persada Nusantara. Dengan demikian, aktivitas dua kontraktor tersebut terancam berhenti total.....
Komentar EOWI: Bu Anie dan pak Budiono, kalau ribuan karyawan dirumahkan itu punya potensi seperti di Cina dan di Indonesia tahun 1997. Mungkin krisis ini bukan apa apa bagi anda tetapi sangat berat bagi buruh. Dan kalau mereka berpikir “nothing to lose”, mereka bisa berbuat apa saja, seperti rekannya di Cina yang sudah banyak yang mati karena demonstrasi.
Pembaca EOWI, apakah anda mau percaya pada omongan politikus? Atau kepada EOWI yang lebih kredibel dari pemerintah? Berikut ini adalah perkiraan EOWI mengenai besarnya krisis yang akan menimpa Indonesia berdasarkan metode SWAG (Scientific Wild Ass Guess).
KRISIS $0 MILYAR, $40 MILYAR, $70 MILYAR ATAU $100 MILYAR?
Premis dasar dari EOWI mengenai pertumbuhan ekonomi dunia adalah berbasis pada konsumsi di US yang ditunjang hutang. Pada saat hutangnya sudah kebanyakan maka konsumen di US akan mengurangi dengan drastis konsumsinya. Semua mesin-mesin produksi yang digunakan untuk menunjang permintaan semu ini akan tersapu seperti kena banjir bandang ketika konsumsi US berhenti.
Ketimpangan perdagangan antara US dan mitra dagangnya membuat mitra dagang US mengalami surplus devisa. Cina misalnya saat ini punya cadangan devisa $ 2 trilliun. Sepuluh tahun lalu jumlahnya masih tidak berarti. Indonesia, Selama 6 tahun terakhir ini cadangan devisanya naik dari $28 milyar ke $ 60 milyar sebelum terjun lagi ke $50 milyar selama 3 bulan terakhir ini (lihat chart-1). Kenaikan cadangan devisa terutama karena masuknya dana investasi dan surplus perdagangan. Surplus perdagangan ini disambut dengan penciptaan kredit dalam negri. Untuk $ 1 cadangan devisa yang masuk, ada $2 lebih kredit yang tercipta. Walaupun leverage seperti ini tidak membahayakan, tetapi kalau kredit ini dipakai untuk investasi yang bersifat mendukung konsumsi US yang sifatnya sementara, maka akan sangat rentan menjadi kredit bermasalah.
Chart 1 (klik chart untuk memperbesar)
Dugaan bahwa investasi selama 2 – 4 tahun terakhir ini masuk ke sektor spekulatif – perkebunan, pertambangan (batubara, mineral dan minyak), ditunjang dengan data kredit yang lebih rinci (Chart-2). Sektor konstuksi hanyalah akibat saja. Walaupun demikian sektor ini juga menyimpan potensi krisis di subsektor properti. Karena sektor properti penuh dengan unsur spekulasi. Dari chart-2 ini terlihat adanya kenaikan parabolik di sektor pertambangan, perkebunan, industri dan konstruksi dimulai dari tahun 2003 – 2004 sampai tahun 2008. Ini menunjukkan adanya investasi yang bisa menimbulkan over-kapasitas.
Selama beberapa bulan ini cadangan devisa BI turun tajam dari puncaknya $ 60 milyar ke $ 50 milyar. Ini menandai keluarnya dana asing itu. Apakah itu dalam bentuk investasi di sektor riil-spekulatif, sektor spekulatif saham, obligasi pemerintah atau apa saja. Apapun itu, tidak terlalu penting. Yang pasti cadangan devisa turun 17% hanya dalam beberapa minggu. Itu mengerikan.
Tidak banyak orang memperhatikan bahwa sebenarnya secara fundamental rupiah over value terhadap US$. Pertumbuhan M2 untuk rupiah sekitar 17% dalam kurun 6 tahun terakhir ini. Sedangkan US$ pertumbuhan M2 nya sekitar 5% - 6%. Sedangkan M3 sekitar 7% - 16% atau rata-rata 10%. Kalau pada tahun 2002 kurs dollar adalah Rp 10,000, maka secara fundamental kurs US$ adalah antara Rp 15,000 sampai Rp 19,000. Jelas kurs saat ini Rp 12,000 adalah overvalue. EOWI tidak heran kalau SUN tidak laku. Bagi investor asing yang prudent (berhati-hati) akan meminta bunga 20% - 35% untuk surat hutang bernonimasi rupiah. BI akan mengalami kesulitan yang serius untuk mempertahankan kurs rupiah dimasa datang, kecuali US mengalami hyper-inflasi.
Chart 2 (klik chart untuk memperbesar)
Menurut analisa dengan metode SWAG, krisis lebih tinggi dari $ 40 milyar punya peluang 90%. Maksudnya hampir pasti terjadi. Asumsinya selama tahun 2000 – 2003 investasi dan penciptaan kredit diarahkan pada permintaan dalam negri yang relatif langgeng sifatnya. EOWI meragukan hal ini. Oleh sebab itu EOWI memperkirakan bahwa krisis 2009 ini lebih besar ukurannya dari pada sekedar krisis $ 40 milyar. Krisis ini bisa lama dan perlahan, tetapi bisa juga cepat. EOWI berpandangan bahwa krisis ini berlangsung cepat. Ingat, pada krisis 1997, pada bulan Juni 1997 ekonomi Indonesia masih adem ayem saja. Tetapi, memasuki bulan Agustus 1997, kekacauan mulai begejolak. Api cepat berkobar.
Krisis lebih parah dari $ 70 milyar berpeluang 50-50. Artinya krisis yang ukurannya sama atau lebih parah dari krisis 1997, punya peluang 50-50. Ini diasumsikan bahwa selama tahun 2005 – 2008 investasi yang terjadi adalah investasi bubble yang menciptakan mis-allokasi kapital yang akhirnya harus sirna. Catatan: pada krisis 1997 biaya yang ditanggung pemerintah mencapai $650 triliun.
Krisis yang lebih parah lagi dengan ukuran 1.5 kali krisis 1997 atau lebih parah, hanya berpeluang 10% saja. Ini kalau diasumsikan semua dana yang masuk sejak tahun 2002 adalah untuk menunjang konsumsi di US dan konsumsi ini habis mengering. Ini akan membuat semua investasi sejak tahun 2002 harus hangus.
Harus diingat juga, saat ini tidak ada yang bisa dimintai bantuan. US, Jepang, negara Eropa juga sedang kesulitan keuangan. Mau minta bantuan IMF? Harus antri dulu. Banyak yang lebih dulu sudah minta bantuan.
BENTENG PERLINDUNGAN YANG AMAN
Sekitar 16% dari pembaca EOWI memilih deposito sebagai benteng pertahanannya untuk melindungi aset liquidnya. Bunganya 10% - 12%. Keselamatannya dijamin oleh LPS (Lembaga Penjamin Simpanan). Benteng yang aman bukan?
Di mata orang waras, ada beberapa kelemahan yang tidak dimengerti pembaca EOWI yang 16% ini. Pertama, anda telah melimpahkan keselamatan tabungan anda kepada LPS dan anda belum tahu berapa kekuatan LPS. Dari data yang ada, LPS mempunyai asset Rp 10.5 trilliun dan modal Rp 7 trilliun. Sebagian, Rp 1.5 trilliun sudah digunakan untuk menyelamatkan Bank Century. Kalau dilihat besarnya potensi krisis, apakah LPS akan tahan? Dalam kasus Bank Century saja, banyak nasabah yang tidak bisa mengambil uangnya. Katanya untuk sementara. Kalau dibandingkan dengan uang giral (demand deposit) saat ini Rp 268.6 trilliun, modal LPS hanya bisa menalangi 2.6% saja. Apakah uang anda aman? Skenario yang bisa terjadi ialah pemerintah akan menambah kapital ke LPS, sebelum anda bisa mencairkan deposito anda. Bayangkan kalau krisis terjadi, berapa lama lagi anda harus menunggu. Dan pada saat itu nilai riil deposito anda sudah turun karena untuk kapitalisasi itu pemerintah harus mencetak duit.
Kedua, dengan memegang rupiah, berarti anda telah mempercayakan tabungan anda kepada BI (Bank Sentral Indonesia). Kenyataannya, dalam beberapa bulan ini nilai rupiah terhadap dollar menurun 47% dari Rp 8500 ke Rp 12500. Satu hal yang harus diingat ialah bahwa BI tidak mempunyai misi untuk mempertahankan nilai riil rupiah. Yang ada adalah mempertahankan target inflasi. Artinya nilai riil rupiah harus tererosi sesuai dengan rencana BI. Kalau dalam keadaan krisis, target inflasi ini bisa berubah menjadi tinggi sekali, artinya nilai riil uang akan tergerus lebih cepat.
Berikutnya adalah dollar. Lain kali akan kita bicarakan. Kalau krisis global ini sifatnya inflasionary, maka dollar bukan pilihan yang tepat. EOWI berpandangan bahwa selama uang itu dikuasai politikus, sebaginya dihindari. Mereka akan berbuat apa saja untuk merogoh kantong anda dan pengambil harta anda, dari mulai pajak, restribusi sampai ke inflasi.
Pilihan berikutnya adalah emas. Emas adalah uang sejati tanpa tanda tangan siapa-siapa. Kalau uang rupiah, supaya laku harus ada tanda tangan gubernur BI, kalau emas tidak perlu. Yang pasti emas tidak bisa diciptakan oleh bank sentral sehingga nilainya tidak bisa dimanipulasikan. Silahkan pilih, emas atau dollar atau rupiah.
RENUNGAN
Krisis yang akan datang masih berupa peluang belum terjadi dan masih ada peluang untuk tidak pernah terjadi. Bank Century tidak solvent dan harus diambil alih pemerintah. Berita PHK bermunculan. Ini menimbulkan banyak pertanyaan. Apakah ini merupakan awal dari krisis? Krisis dengan ukuran apa yang akan menerjang? Bila ada peluang terjadinya krisis, mungkin anda perlu bertanya kembali. Bagaimana mengamankan tabungan kita? Ini sangat perlu jika anda berumur 40 tahun ke atas. Jika tabungan anda terbabat nilai riilnya, anda sudah tidak ada waktu lagi untuk menabung untuk pensiun. Bagi yang sudah pensiun, akan lebih parah lagi.
Haruskah anda percaya pada politikus dan birokrat? Kenapa? Nasib anda di tangan anda, bukan birokrat dan politikus. Kalau anda diminta menolong pemerintah mengatasi krisis ini – misalnya dengan tidak me-rush bank, anda harus bertanya, kalau kita menolong pemerintah, lalu siapa yang menolong kita? Harus disadari bahwa yang kasus tahun 1997, pemerintah menolong konglomerat yang hidupnya jauh lebih senang dari sebagian besar rakyat Indonesia. Wakil presiden Yusuf Kalla, sempat berkomentar bahwa apa salahnya menolong group Bakrie. Toh Bakrie adalah perusahaan swasta nasional. Kami berpikir berbeda. Buat apa ditolong? Biarkanlah mereka menanggung kesalahannya sendiri, menanggung kerugian akibat kesalahan dalam mengambil keputusan. Kalau pak Yusuf Kalla mau menolong, silahkan pakai duit sendiri. Jangan dibebankan ke rakyat dengan pakai duit negara. Tetapi satu hal pembaca sekalian, pemerintah tidak akan membiarkan para pengusaha bangkrut. Paling tidak, bank tidak boleh bangkrut. Ini akan menimbulkan citra tidak bagus. Karena ini menyangkut uang banyak nasabah. Dan selanjutnya anda tahu ceritanya..........
Sekian dulu, jaga kesehatan anda, tabungan anda dan pensiun anda baik-baik.
Jakarta 30 November 2008.
Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.
Minggu lalu sahabat EOWI (Ekonomi Orang Waras dan Investasi) dari sebuah stasiun TV menelpon dan menanyakan perkembangan ekonomi Indonesia. Salah satu yang ditanyakan adalah mengenai rupiah yang melorot dari Rp 8,500 per US$ menjadi Rp 12,500 dalam waktu yang demikian cepat. Pada hal pejabat-pejabat dan ahli ekonomi Indonesia mengatakan bahwa ekonomi Indonesia aman dan tidak akan kena dampak krisis subprime di US.
Sejak lama EOWI mempercayai bahwa akan ada krisis global akibat ekonomi dunia yang bersifat US konsumen sentris. Pertumbuhan ekonomi Cina, India, dan lain negara pada dasarnya karena over-konsumsi di US yang dibiayai hutang. Pada saat konsumen US mulai berhemat, maka habislah semua pertumbuhan di belahan dunia lain, termasuk Indonesia.
Datangnya krisis sering tidak disangka banyak orang karena sifat pemerintah yang mengutamakan image sehingga enggan mengakui akan kedatangan bahaya krisis. Staff EOWI tidak punya keterkaitan apa-apa dengan pemerintah, sehingga EOWI tidak perlu menjaga image pemerintah, berkata apa adanya sesuai dengan pandangan EOWI. Kali ini EOWI akan mengetengahkan seberapa besar krisis yang berpeluang terjadi di Indonesia, tanpa tedeng aling-aling. Juga bagaimana memperoleh keuntungan dari krisis ini. Itu yang penting bukan?
APA KATA PEJABAT DAN APA KENYATAANYA
Dalil umum di EOWI yang paling disukai adalah:
Democracy is a government by the people, of the people, to fool the people.
Walaupun demikian dari masa ke masa orang masih melakukan pemilihan umum. Yang baru saja terjadi di US, sangat meriah. Obama menang, dan berdasarkan dalil di atas, dia – Obama – akan mengecoh rakyat US.
Kita kembali ke tanah air untuk melihat apa yang dikatakan para politikus dan berita lain yang seharusnya membuat mereka malu. Tetapi yang namanya politikus sudah tidak punya malu.
Kata Budiono, Gubernur Bank Sentral Indonesia di Detiknet 9 September 2008 [link]
Jakarta - Dampak krisis kredit di AS tidak akan terlalu berdampak pada perbankan di Indonesia. Yang paling terkena dampak justru ekspor Indonesia karena melemahnya permintaan dari AS.
Hal tersebut disampaikan Gubernur Bank Indonesia (BI) Boediono di Gedung BI, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Jumat (19/9/2008).
Berita lainnya yang bisa membuat Budiono malu: [link]
DetikFinance
Jumat, 28/11/2008 18:10 WIB
Nasabah Bank Century Keluhkan Deposito Tak Bisa Cair
Operasional Bank Century Tutup Jakarta - Hingga sepekan setelah diambil alih oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), nasabah PT Bank Century Tbk (BCIC) masih kesulitan mencairkan deposito mereka.
"Semua yang dalam bentuk valas tidak bisa diambil. Mau kita ambil dalam rupiah pun ternyata tidak bisa, kliring pun ternyata masih belum bisa. Bahkan transfer pun juga tidak bisa. Dan ini terjadi pada semua nasabah," kata Silvia, nasabah Bank Century cabang GreenVille, Jakarta, kepada detikFinance, Jumat (28/11/2008).
Apa kata EOWI:
Untuk di renungkan: Tentang Undang-Undang Penjaminan Simpanan/Deposit
Pernyataan di LPS:
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan dan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2008 tentang Besaran Nilai Simpanan yang dijamin Lembaga Penjamin Simpanan, sejak tanggal 13 Oktober 2008, nilai Simpanan yang dijamin untuk setiap nasabah pada satu bank paling banyak Rp 2.000.000.000,- (dua miliar rupiah).
Kesimpulan:
1. Pemerintah tidak menjamin nilai riil uang anda agar supaya tetap. Hanya nominalnya saja yang tetap.
2. Pemerintah tidak mengatakan bahwa deposit anda tidak akan dibekukan. Uang anda akan utuh di bank tetapi tidak bisa diambil kalau pemerintah memutuskan untuk dibekukan.
Kalau Gubernur Bank Sentral Indonesia tidak tahu bahwa ada bank yang mau kolaps, bagaimana kita bisa percaya, termasuk janji penjaminan deposit duit kita?
Kata wakil presiden Yusuf Kalla:
Detik.Com [link] Jumat, 19/09/2008 15:36 WIB
Jakarta Krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat (AS), tak membuat Wakil Presiden Jusuf Kalla khawatir. Menurutnya, krisis finansial di AS itu hanya akan mengurangi pertumbuhan ekonomi Indonesia 0,1-0,2 persen saja.
Hal ini dikatakan Kalla saat konferensi pers usai salat jumat, di Istana Wakil Presiden, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jum’at (19/09/2008).
Mungkin Pak Wakil Presiden sudah lama tidak ikut rapat koordinasi yah? Kata Gubernur BI turunnya bukan 0.1 - 0.2 persen tapi sepuluh kali lipat perkiraan anda yaitu 1%. Ini beritanya [link]:
Media Indonesia Selasa, 11 2008 00:01 WIB
Pertumbuhan Ekonomi 2009 Bisa Turun Menjadi 5%
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2009 diproyeksikan dapat turun menjadi sekitar 5% atau turun dari asumsi pertumbuhan ekonomi 2009 sebesar 6%. Angka pertumbuhan ekonomi ini di bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi 2008 yang diperkirakan masih di atas 6%.
"Kondisi makro Indonesia saat ini masih cukup baik terlepas dari dampak krisis akibat reformasi sistem keuangan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2008 masih di atas 6%, walaupun tahun depan diperkirakan dapat turun menjadi sekitar 5%," kata Menkeu Sri Mulyani dalam siaran persnya, kemarin.
Hal senada juga dikemukakan Bank Indonesia (BI). Bank Sentral memperkirakan pertumbuhan ekonomi berada di kisaran 5,3% hingga 5,4%.
"Pertumbuhan ekonomi di sekitar 5% sudah baik sekali," kata Deputi Gubernur BI Hartadi A Sarwono dalam rapat dengar pendapat dengan Dewan Perwakilan Daerah di Jakarta, kemarin.
Turunnya angka pertumbuhan ekonomi disebabkan krisis keuangan global yang menyebabkan kesulitan pendanaan bagi emerging markets. Hal itu diperparah terjadinya tren capital inflow ke negara maju akibat rekapitalisasi sektor keuangan mereka terlepas dari segala permasalahan yang terjadi di negara mereka.
Kata Budiono bahwa pertumbuhan 5.4% masih bagus, tetapi di Cina pertumbuhan 7% pakai demo dan bakar-bakaran:
Epoch Times Nov 19, 2008 [link]
Thousands Riot in Northwest China Witnesses report dozens killed
The largest riot in recent years broke out in Longnan City, in Northwest China’s Gansu Province, over a government-backed eviction project and unsatisfactory compensation to residents.
Sources say that in recent months, news about the Longnan City government moving its municipality’s administrative center from the Wudu District to Cheng County triggered worries and discontent among residents in the Wudu District. Those who are especially concerned include farmers whose land will be seized by the government but who have not been relocated or given compensation and residents who will be forcefully evicted from their homes, as well as land developers.
Aksi bakar-bakaran di Cina November 2008 ini
Yahoo: [link]
Workers riot in south China over unemployment
AFP - Wednesday, November 26GUANGZHOU, China (AFP) - - Hundreds of laid off workers rioted in southern China amid a dispute over severance pay, smashing offices of a toy factory and clashing with police, state press said Wednesday.
The unrest in Guangdong province, the heartland of China's export-oriented light industry, is the latest in a series of protests that have flared across the country amid rising unemployment linked to the global economic crisis.
Menteri Perumahan Rakyat tentang Krisis Global [link]:
Menpera: Hunian Tidak Kena Dampak Krisis
BATAM (05-11-2008) - Menteri Negara Perumahan Rakyat (Menpera), M. Yusuf Asy’ari yakin sektor perumahan tidak akan terkena dampak dari krisis ekonomi global termasuk masyarakat berpendapatan rendah.
Berita yang bisa membuat Menteri Perumahan marah, Kompas harus koordinasi dulu dengan pak Menteri [link]:
Puluhan Ribu Buruh Terpaksa Dirumahkan
Sabtu, 29 November 2008 00:38 WIB
Jakarta, Kompas - Ribuan buruh yang bekerja di sejumlah proyek perumahan terpaksa dirumahkan sejak kredit konstruksi dari sejumlah perbankan dihentikan.
Penghentian pekerja diperkirakan terus berlanjut jika tidak ada upaya penyelamatan terhadap keberlanjutan proyek properti di Tanah Air.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Sumatera Selatan Jamaluddin Jafar, yang dihubungi dari Jakarta, Jumat (28/11), mengemukakan, sedikitnya 50.000 buruh proyek pembangunan perumahan di wilayah itu kini berhenti bekerja akibat sejumlah proyek properti mandek.
Komentar EOWI: Kalau menteri Perumahan tidak tahu bahwa buruh projek perumahan banyak yang di PHK, apa kerja pak menteri? Mungkin juga yang kena PHK bukan masyarakat berpendapatan rendah tetapi orang kaya atau monyet.
Kata menteri keuangan dan gubernur BI[link] :
Departmen Komunikasi dan Informatika RI (15 Mei 2007) :
Fundamental Ekonomi Indonesia Kuat Dibanding Krisis 1997
“Dari pernyataan Menko Perekonomian, Menteri Keuangan, dan Gubernur BI kepada Presiden, bahwa meski derasnya pertumbuhan aliran modal saat ini serupa dengan kondisi krisis tahun 1997, namun fundamental ekonomi nasional saat ini jauh berbeda,” kata Andi kepada wartawan usai mengikuti rapat kerja pemerintah (RKP) Tahun 2008 di kantor Kepresidenan Jakarta, Senin (14/5).
Dibantah oleh berita di harian Kompas [link]
Rupiah Jeblok, Utang RI Nambah 2,335 Miliar Dollar AS
Senin, 24 November 2008 06:42 WIB
JAKARTA, SENIN - Beban pembayaran utang luar negeri Pemerintah Indonesia periode Januari-Oktober 2008 dilaporkan meningkat 2,335 miliar dollar AS akibat fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap tiga valuta asing utama, yakni yen Jepang, dollar AS, dan euro.
Tingginya peningkatan beban pembayaran utang itu disebabkan pada saat yang sama terjadi penguatan nilai tukar yen terhadap dollar AS dan pelemahan rupiah terhadap dollar AS.
Komentar EOWI: Kalau fundamental ekonomi Indonesia kuat, kok rupiah bisa melemah dari Rp 8200 per US$ beberapa bulan lalu ke Rp 13000 dan menghabiskan cadangan devisa $10 milyar (15% dari total cadangan)?
Juga dibantah oleh Tempo Interaktif [link]
5 Ribu Buruh di Bandung Dirumahkan
Selasa, 11 November 2008 16:38 WIB
TEMPO Interaktif, Bandung: Dewan Pengurus Provinsi (DPP) Apindo Jawa Barat Dedy Wijaya mengatakan, krisis finansial telah memaksa puluhan perusahaan untuk merumahkan pekerjanya. “Sudah 15 ribuan (pekerja) yang dirumahkan sementara,” katanya saat dihubungi Tempo, Selasa (11/10).
Dia mengatakan, sebagian besar yang terpaksa mengrumahkan karyawannya itu adalah perusahaan yang mempekerjakan banyak orang atau padat karya yang menggantungkan pemasukannya pada ekspor. Belasan perusahaan, jelasnya, merupakan perusahaan besar dan puluhan lainnya adalah perusahaan skala kecil.
Juga dibantah oleh Majalah Tambang [link]:
Jakarta – TAMBANG. Kontraktor PT Kaltim Prima Coal (KPC) dalam waktu dekat ini akan terhenti operasinya. Pasalnya sejak Kamis lalu, Pengadilan Negeri (PN) Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, telah mengeluarkan izin sita terhadap ratusan alat berat yang dioperasikan perusahaan batubara itu. Bahkan saat ini ribuan karyawan di sana sudah ada yang mulai dirumahkan.
Sumber Majalah TAMBANG di Kutai Timur, Kalimantan Timur, Jumat, 22 Agustus 2008, mengakui PT KPC telah menerima surat izin sita yang dikeluarkan PN Sangatta itu. Sekitar 300 alat berat yang akan disita itu adalah milik kontraktor PT KPC, diantaranya PT Thiess Indonesia dan PT Pama Persada Nusantara. Dengan demikian, aktivitas dua kontraktor tersebut terancam berhenti total.....
Komentar EOWI: Bu Anie dan pak Budiono, kalau ribuan karyawan dirumahkan itu punya potensi seperti di Cina dan di Indonesia tahun 1997. Mungkin krisis ini bukan apa apa bagi anda tetapi sangat berat bagi buruh. Dan kalau mereka berpikir “nothing to lose”, mereka bisa berbuat apa saja, seperti rekannya di Cina yang sudah banyak yang mati karena demonstrasi.
Pembaca EOWI, apakah anda mau percaya pada omongan politikus? Atau kepada EOWI yang lebih kredibel dari pemerintah? Berikut ini adalah perkiraan EOWI mengenai besarnya krisis yang akan menimpa Indonesia berdasarkan metode SWAG (Scientific Wild Ass Guess).
KRISIS $0 MILYAR, $40 MILYAR, $70 MILYAR ATAU $100 MILYAR?
Premis dasar dari EOWI mengenai pertumbuhan ekonomi dunia adalah berbasis pada konsumsi di US yang ditunjang hutang. Pada saat hutangnya sudah kebanyakan maka konsumen di US akan mengurangi dengan drastis konsumsinya. Semua mesin-mesin produksi yang digunakan untuk menunjang permintaan semu ini akan tersapu seperti kena banjir bandang ketika konsumsi US berhenti.
Ketimpangan perdagangan antara US dan mitra dagangnya membuat mitra dagang US mengalami surplus devisa. Cina misalnya saat ini punya cadangan devisa $ 2 trilliun. Sepuluh tahun lalu jumlahnya masih tidak berarti. Indonesia, Selama 6 tahun terakhir ini cadangan devisanya naik dari $28 milyar ke $ 60 milyar sebelum terjun lagi ke $50 milyar selama 3 bulan terakhir ini (lihat chart-1). Kenaikan cadangan devisa terutama karena masuknya dana investasi dan surplus perdagangan. Surplus perdagangan ini disambut dengan penciptaan kredit dalam negri. Untuk $ 1 cadangan devisa yang masuk, ada $2 lebih kredit yang tercipta. Walaupun leverage seperti ini tidak membahayakan, tetapi kalau kredit ini dipakai untuk investasi yang bersifat mendukung konsumsi US yang sifatnya sementara, maka akan sangat rentan menjadi kredit bermasalah.
Chart 1 (klik chart untuk memperbesar)
Dugaan bahwa investasi selama 2 – 4 tahun terakhir ini masuk ke sektor spekulatif – perkebunan, pertambangan (batubara, mineral dan minyak), ditunjang dengan data kredit yang lebih rinci (Chart-2). Sektor konstuksi hanyalah akibat saja. Walaupun demikian sektor ini juga menyimpan potensi krisis di subsektor properti. Karena sektor properti penuh dengan unsur spekulasi. Dari chart-2 ini terlihat adanya kenaikan parabolik di sektor pertambangan, perkebunan, industri dan konstruksi dimulai dari tahun 2003 – 2004 sampai tahun 2008. Ini menunjukkan adanya investasi yang bisa menimbulkan over-kapasitas.
Selama beberapa bulan ini cadangan devisa BI turun tajam dari puncaknya $ 60 milyar ke $ 50 milyar. Ini menandai keluarnya dana asing itu. Apakah itu dalam bentuk investasi di sektor riil-spekulatif, sektor spekulatif saham, obligasi pemerintah atau apa saja. Apapun itu, tidak terlalu penting. Yang pasti cadangan devisa turun 17% hanya dalam beberapa minggu. Itu mengerikan.
Tidak banyak orang memperhatikan bahwa sebenarnya secara fundamental rupiah over value terhadap US$. Pertumbuhan M2 untuk rupiah sekitar 17% dalam kurun 6 tahun terakhir ini. Sedangkan US$ pertumbuhan M2 nya sekitar 5% - 6%. Sedangkan M3 sekitar 7% - 16% atau rata-rata 10%. Kalau pada tahun 2002 kurs dollar adalah Rp 10,000, maka secara fundamental kurs US$ adalah antara Rp 15,000 sampai Rp 19,000. Jelas kurs saat ini Rp 12,000 adalah overvalue. EOWI tidak heran kalau SUN tidak laku. Bagi investor asing yang prudent (berhati-hati) akan meminta bunga 20% - 35% untuk surat hutang bernonimasi rupiah. BI akan mengalami kesulitan yang serius untuk mempertahankan kurs rupiah dimasa datang, kecuali US mengalami hyper-inflasi.
Chart 2 (klik chart untuk memperbesar)
Menurut analisa dengan metode SWAG, krisis lebih tinggi dari $ 40 milyar punya peluang 90%. Maksudnya hampir pasti terjadi. Asumsinya selama tahun 2000 – 2003 investasi dan penciptaan kredit diarahkan pada permintaan dalam negri yang relatif langgeng sifatnya. EOWI meragukan hal ini. Oleh sebab itu EOWI memperkirakan bahwa krisis 2009 ini lebih besar ukurannya dari pada sekedar krisis $ 40 milyar. Krisis ini bisa lama dan perlahan, tetapi bisa juga cepat. EOWI berpandangan bahwa krisis ini berlangsung cepat. Ingat, pada krisis 1997, pada bulan Juni 1997 ekonomi Indonesia masih adem ayem saja. Tetapi, memasuki bulan Agustus 1997, kekacauan mulai begejolak. Api cepat berkobar.
Krisis lebih parah dari $ 70 milyar berpeluang 50-50. Artinya krisis yang ukurannya sama atau lebih parah dari krisis 1997, punya peluang 50-50. Ini diasumsikan bahwa selama tahun 2005 – 2008 investasi yang terjadi adalah investasi bubble yang menciptakan mis-allokasi kapital yang akhirnya harus sirna. Catatan: pada krisis 1997 biaya yang ditanggung pemerintah mencapai $650 triliun.
Krisis yang lebih parah lagi dengan ukuran 1.5 kali krisis 1997 atau lebih parah, hanya berpeluang 10% saja. Ini kalau diasumsikan semua dana yang masuk sejak tahun 2002 adalah untuk menunjang konsumsi di US dan konsumsi ini habis mengering. Ini akan membuat semua investasi sejak tahun 2002 harus hangus.
Harus diingat juga, saat ini tidak ada yang bisa dimintai bantuan. US, Jepang, negara Eropa juga sedang kesulitan keuangan. Mau minta bantuan IMF? Harus antri dulu. Banyak yang lebih dulu sudah minta bantuan.
BENTENG PERLINDUNGAN YANG AMAN
Sekitar 16% dari pembaca EOWI memilih deposito sebagai benteng pertahanannya untuk melindungi aset liquidnya. Bunganya 10% - 12%. Keselamatannya dijamin oleh LPS (Lembaga Penjamin Simpanan). Benteng yang aman bukan?
Di mata orang waras, ada beberapa kelemahan yang tidak dimengerti pembaca EOWI yang 16% ini. Pertama, anda telah melimpahkan keselamatan tabungan anda kepada LPS dan anda belum tahu berapa kekuatan LPS. Dari data yang ada, LPS mempunyai asset Rp 10.5 trilliun dan modal Rp 7 trilliun. Sebagian, Rp 1.5 trilliun sudah digunakan untuk menyelamatkan Bank Century. Kalau dilihat besarnya potensi krisis, apakah LPS akan tahan? Dalam kasus Bank Century saja, banyak nasabah yang tidak bisa mengambil uangnya. Katanya untuk sementara. Kalau dibandingkan dengan uang giral (demand deposit) saat ini Rp 268.6 trilliun, modal LPS hanya bisa menalangi 2.6% saja. Apakah uang anda aman? Skenario yang bisa terjadi ialah pemerintah akan menambah kapital ke LPS, sebelum anda bisa mencairkan deposito anda. Bayangkan kalau krisis terjadi, berapa lama lagi anda harus menunggu. Dan pada saat itu nilai riil deposito anda sudah turun karena untuk kapitalisasi itu pemerintah harus mencetak duit.
Kedua, dengan memegang rupiah, berarti anda telah mempercayakan tabungan anda kepada BI (Bank Sentral Indonesia). Kenyataannya, dalam beberapa bulan ini nilai rupiah terhadap dollar menurun 47% dari Rp 8500 ke Rp 12500. Satu hal yang harus diingat ialah bahwa BI tidak mempunyai misi untuk mempertahankan nilai riil rupiah. Yang ada adalah mempertahankan target inflasi. Artinya nilai riil rupiah harus tererosi sesuai dengan rencana BI. Kalau dalam keadaan krisis, target inflasi ini bisa berubah menjadi tinggi sekali, artinya nilai riil uang akan tergerus lebih cepat.
Berikutnya adalah dollar. Lain kali akan kita bicarakan. Kalau krisis global ini sifatnya inflasionary, maka dollar bukan pilihan yang tepat. EOWI berpandangan bahwa selama uang itu dikuasai politikus, sebaginya dihindari. Mereka akan berbuat apa saja untuk merogoh kantong anda dan pengambil harta anda, dari mulai pajak, restribusi sampai ke inflasi.
Pilihan berikutnya adalah emas. Emas adalah uang sejati tanpa tanda tangan siapa-siapa. Kalau uang rupiah, supaya laku harus ada tanda tangan gubernur BI, kalau emas tidak perlu. Yang pasti emas tidak bisa diciptakan oleh bank sentral sehingga nilainya tidak bisa dimanipulasikan. Silahkan pilih, emas atau dollar atau rupiah.
RENUNGAN
Krisis yang akan datang masih berupa peluang belum terjadi dan masih ada peluang untuk tidak pernah terjadi. Bank Century tidak solvent dan harus diambil alih pemerintah. Berita PHK bermunculan. Ini menimbulkan banyak pertanyaan. Apakah ini merupakan awal dari krisis? Krisis dengan ukuran apa yang akan menerjang? Bila ada peluang terjadinya krisis, mungkin anda perlu bertanya kembali. Bagaimana mengamankan tabungan kita? Ini sangat perlu jika anda berumur 40 tahun ke atas. Jika tabungan anda terbabat nilai riilnya, anda sudah tidak ada waktu lagi untuk menabung untuk pensiun. Bagi yang sudah pensiun, akan lebih parah lagi.
Haruskah anda percaya pada politikus dan birokrat? Kenapa? Nasib anda di tangan anda, bukan birokrat dan politikus. Kalau anda diminta menolong pemerintah mengatasi krisis ini – misalnya dengan tidak me-rush bank, anda harus bertanya, kalau kita menolong pemerintah, lalu siapa yang menolong kita? Harus disadari bahwa yang kasus tahun 1997, pemerintah menolong konglomerat yang hidupnya jauh lebih senang dari sebagian besar rakyat Indonesia. Wakil presiden Yusuf Kalla, sempat berkomentar bahwa apa salahnya menolong group Bakrie. Toh Bakrie adalah perusahaan swasta nasional. Kami berpikir berbeda. Buat apa ditolong? Biarkanlah mereka menanggung kesalahannya sendiri, menanggung kerugian akibat kesalahan dalam mengambil keputusan. Kalau pak Yusuf Kalla mau menolong, silahkan pakai duit sendiri. Jangan dibebankan ke rakyat dengan pakai duit negara. Tetapi satu hal pembaca sekalian, pemerintah tidak akan membiarkan para pengusaha bangkrut. Paling tidak, bank tidak boleh bangkrut. Ini akan menimbulkan citra tidak bagus. Karena ini menyangkut uang banyak nasabah. Dan selanjutnya anda tahu ceritanya..........
Sekian dulu, jaga kesehatan anda, tabungan anda dan pensiun anda baik-baik.
Jakarta 30 November 2008.
Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.