(Bagian I)
EOWI punya kebiasaan menggabung-gabungkan beberapa topic menjadi satu.
Dongeng mengenai property sebenarnya belum habis. Tetapi ada pembaca yang
meminta EOWI untuk cerita tentang pemilu. Ada pula pembaca yang ingin tahu
tentang usaha-usaha pertamian. Kemudian EOWI juga punya rencana untuk
melanjutkan kisah dongeng humor sadonik Penipu, Penipu Ulung, Politikus dan Cut
Zahara Fonna. Kebetulan racikan kempat topik itu bisa di campur menjadi bacaan
yang enak. Oleh sebab itu kali ini dapur EOWI akan menggodog dongeng gado-gado
pemilu, properti, pembanguna desa, usaha pertanian dan Penipu, Penipu Ulung,
Politikus dan Cut Zahara Fonna.
Acara TV yang saya sukar untuk lewatkan adalah the Dog Wisperer dari National Geographic Channel, itu karena saya
punya 8 ekor anjing. Kemudian Grimm
dari Universal Channel karena waktunya pas untuk tidak pakai otak. Masih ada
satu lagi, tetapi yang ini tidak rutin yaitu Tinju di TVOne. Acara pemilu tidak
pernah saya tonton.
Menonton acara pemilu itu seperti menonton lawakannya Caesar atau Sule atau
Tukul. Saya tidak bisa ketawa atau terstimulasi. Ini masalah selera dan cara
pandang saja yang membedakan EOWI dengan kebanyakan penonton secara umum. Bagi
EOWI sulit untuk tertawa karena melihat Caesar menari. Apa lagi Sule. Si Nunung
sering kali tertawa sendiri sebelum dia mencoba melucu. Pelawak yang terampil
tidak tertawa terhadap lawakannya sendiri (senyum boleh). Tukul dari dulu
caranya sama, yaitu menghina dirinya sendiri. Saya tidak tahu apakah itu lucu.
Jokowi Yang Hampir
Dibuktikan Pembohong
Membahas pemilu tidak ada gunanya. Pemilihan presiden dan anggota parlemen,
apakah itu dilakukan oleh umum atau oleh sebuah majelis, sudah dilakukan sejak
69 tahun lalu. Apakah ada manfaatnya bagi kehidupan bangsa Indonesia? Sejarah
membuktikan tidak ada faedahnya. Hidup berjalan terus dengan atau tanpa
presiden, DPR, dsb. Di Tofoi, Saengga, Tomage, atau Cross-Catalina atau....., apa
saja yang kalau saya sebutkan pembaca juga tidak tahu, pokoknya di pedalaman
Irian, andaikata besok tidak ada presiden, wakilnya dan menteri-menterinya
(karena mati oleh pembom bunuh diri misalnya), kehidupan disini masih berjalan
terus tanpa gangguan. Malah dengan adanya pemerintahan yang besar dan kegiatan
demokrasi yang memakan biaya, bagi mereka yang hidup di kota-kota, keadaan akan
semakin memburuk, karena penarikan pajak oleh pemerintah semakin menggiat untuk
mendanai kegiatan yang tidak produktif dan menggaji orang yang tidak essensial
(tidak ada juga tidak ada pengaruhnya). Pajak itu menguragi penghasilan anda
bukan?
Kalau EOWI berpendapat bahwa politikus adalah setingkat lebih tinggi dari
penipu ulung, maka bisa dilihat pada diri Jokowi. Masih ingatkah anda bahwa
Jokowi 2 tahun lalu mengatakan bahwa dirinya akan menjabat sebagai gubernur DKI
sampai 5 tahun masa jabatannya, dan seandainya ditawari menjadi menteri akan
ditolak. Berikut ini beritanya.
Merdeka.com - Kamis, 20
September 2012 14:11,
Calon Gubernur Joko Widodo
menegaskan berkali-kali bahwa jika terpilih dan memenangkan Pilkada DKI dia
akan menjalani masa jabatan sebagai gubernur selama 5 tahun penuh. Jokowi akan
setia walau ada tawaran menjadi menteri atau dituntut mundur.
"Saya sudah katakan
berbelas-belas kali, masa saya harus katakan lagi," kata Jokowi dalam
keterangan persnya di Kediaman Megawati Jl Kebagusan Dalam IV RT 11/ RW 04,
Kebagusan, Pasar Minggu Jakarta Selatan, Kamis (20/9).
Saat ini, memang dia masih belum bohong. Tetapi kalau dia terpilih menjadi
presiden maka dia akan punya dua pilihan: mengingkari janjinya atau menjadi
presiden part-time dan gubernur DKI part-time atau menjadi pemboros duit
pajak (untuk pemilu) dengan meletakkan jabatan presiden (kalau memang dia tidak
mau jadi presiden, tidak usah mencalonkan diri). Tinggal pilih saja.
Walaupun demikian, penggemar Jokowi cukup banyak. Dia mengandalkan citra,
bukan bentuk penipuan verbal, kecuali janjinya untuk tetap menjabat sebagai
gubernur DKI. Di beberapa photo yang beredar, dia berusaha mencitrakan diri
sebagai sosok penjelmaan Sukarno dikombinasikan dengan sosok pemimpin yang
kerakyatan suka blusukan seakan untuk
mendengarkan aspirasi rakyat. Bagi yang mengenal Sukarno lewat pelajaran
sejarah yang bohong itu, daya tariknya akan besar. Tetapi bagi yang pernah
mengalami kehancuran tabungannya akibat hiper-inflasi dan kehilangan orang yang
dicintainya karena dikirim ke medan Dwikora, Trikora atau PRRI-Permesta,
dandanan Jokowi mirip Sukarno tidak menarik simpati. Lagi pula sifat kerakyatan
tidak menjamin kemakmuran.
Profil Jokowi sejalan dengan profil Sukarno, Megawati, Gus Dur dan SBY.
Mereka pernah kena kadal oleh penipu
buaya kelas Cut Zahara Fonna. Jika Sukarno kena tipu oleh pasangan raja Idrus
dan ratu Markonah; Megawati oleh Ramly Arabi dengan proyek Qsar; Gus Dur oleh
tukang pijitnya dan SBY oleh Djoko Suprapto dan Heru Lelono dengan Blue Energy
dan padi Super-Toy HL2 nya. Maka Jokowi kena tipu oleh mobil SMK yang ngakunya buatan putra Indonesia asli,
yang ternyata adalah mobil Cina yang dirakit di Indonesia. (Pembaca EOWI yang
setia tentu sudah mengenal dan terbiasa dengan nama-nama di atas. Bagi pembaca
yang baru, silahkan melakukan search google dan membaca ceritanya). Untuk
Jokowi, tidak hanya itu, terakhir adalah pembelian bus Trans Jakarta yang ternyata
sudah berkarat berat. Orang seperti Jokowi tidak boleh diberi tanggung jawab
atas budget yang besar. Akan bocor kemana-mana.
Populist, Kerakyatan yang
Dengki dan Zalim
Jokowi akan banyak fans nya. Ini harus dimaklumi karena mayoritas bangsa
Indonesia bukan pembaca EOWI. Prabowo juga akan banyak penggemarnya dengan
alasan yang sama. Amien Rais pun yang dulu mengecamnya, sekarang sudah menjadi
penggemarnya. Prabowo punya perbedaan dengan Jokowi dalam hal menarik fans.
Walaupun dalam hal penampilan, dia berusaha meniru-niru Sukarno sama seperti
Jokowi, tetapi Prabowo cenderung untuk lebih populist. Entah apa dia mungkin bodoh atau seorang penipu yang lihai. Dikatakan bahwa ia memanfaatkan
sifat dengki manusia, jika ia seorang penipu seperti Jokowi. Tetapi bisa juga
orang yang bodoh atau tidak punya pengetahuan, terutama masalah ekonomi. Kedua
kandidat presiden mengangkat issue ekonomi kerakyatan. Kalau Jokowi dari track recordnya, ia kemungkinan besar
adalah bohong. Perginya ke peternakan sapi dengan janji ini dan itu kepada
peternak Nusa Tenggara hanyalah janji kosong. Tetapi, untuk Prabowo sulit
ditebak. Semuanya masih 50%-50%.
Manusia mempunyai sifat dengki (Arab: khasad)
yang lebih mudah dikobarkan dari pada sifat baiknya. Misalnya, orang lebih suka
memilih pemerintah yang membebani pajak yang berat (merampok) golongan top 10% supaya
sama-sama sengsara dari pada membuat kelompok yang 90% di bawahnya, berpenghasilan
sama seperti golongan top 10%. Contohnya, baru-baru ini, ketua Majelis Ulama Indonesia
Din Samsudin mengharamkan Aqua dan air kemasan. Alasannya, karena air adalah
dari Tuhan bukan untuk dimonopoli oleh perusahaan air minum kemasan (atau
alasan seperti itu). Air minum sebaiknya dikelola negara. Din Samsudin lebih
suka menyikat habis perusahaan air minum yang berhasil secara ekonomi dari pada
menyuruh PAM Jaya untuk mempunyai kinerja seperti Aqua. Ini adalah sifat khasad, dengki, tidak suka melihat orang
lain sukses. Kami di EOWI adalah orang-orang yang taat kepada Quran. Oleh sebab
itu kami membenci sifat khasad dan
berdakwah (menyeru), tabliq (menyampaikan fakta) agar membenci sifat
khasad. Sekarang pembaca pikirkan,
mana yang lebih baik dari pilihan-pilihan di bawah ini:
- (a) menjadikan Pondok Indah seperti Perumnas Depok atau (b) menjadikan banyak orang bisa membeli rumah seperti di Pondok Indah dan Kebayoran Baru dan meninggalkan Perumnas seperti Depok?
- (a) menjadikan Aqua menjadi PAM atau (b) menaikkan taraf hidup masyarakan sehingga bisa mengkonsumsi Aqua?
- (a) menasionalisasi ladang-ladang minyak Caltex menjadi Pertamina atau (b) membuat Caltex-Caltex lain dan memberi lapangan kerja bagi banyak orang.
- (a) menghambat dan menekan Alfamart dan sejenisnya atau (b) membuat pemilik warung pojok ekonominya seperti pemilik unit toko di Pondok Indah Mall.
- Jika ada kolega anda bergaji 50% lebih tinggi di luar range (kisaran) gaji yang ada di aturan perusahaan, apakah anda (a) ingin gaji dia dikembalikan ke dalam range (kisaran) sesuai dengan aturan atau (b) aturannya disesuaikan sehingga gaji orang tersebut tidak melanggar aturan perusahaan?
- (a) menjadikan Indosat kembali 100% BUMN atau (b) tetap sebagian dimiliki asing.
- (a) menambah jalan-jalan di desa sudah jarang dilalui kendaraan dengan jalan-jalan yang mulus, atau (b) menjadikan jalan yang mulus di kota-kota menjadi tidak macet dengan menambah jalan baru
Kalau jawaban anda semua adalah (a), maka anda termasuk orang berhati khasad. Artinya anda lebih suka semua
orang menderita dari pada semua orang bahagia.
Untuk mencapai yang diinginkan pada jawaban (a) adalah mudah dan lebih
memuaskan bagi orang yang berhati khasad.
Merusak dan menghancurkan adalah mudah dan memuaskan hati bagi yang khasad. Allah tidak suka sifat khasad dan perbuatan yang didasari sifat
khasad akan memperoleh balasan.
Misalnya, setiap rumah di Pondok Indah mempekerjakan beberapa domestic help. Walaupun saya tinggal di
Cipete, dengan 4 orang anggota keluarga (ayah-ibu, 1 anak dan 1 mertua) ada 5 domestic help terdiri dari 2 pembantu, 1
pengurus anjing dan kebun dan 2 supir. Ini adalah lapangan kerja. Bandingkan
dengan rumah-rumah di Perumnas Depok. Mungkin hanya 1 – 2 orang domestic help saja atau kurang. Kita
tidak berbicara tentang domestic help
saja, tetapi juga perawatan rumah, perabotannya, bahan bangunannya yang lebih
banyak, juga listriknya. Semuanya punya keperluan yang lebih banyak, dan ini
bisa menggerakkan ekonomi. Semakin banyak rumah seperti di Pondok Indah,
semakin luas kesempatan kerja. Contoh lain yang paling jelas adalah ketika
telpon masih dimonopoli oleh pemerintah. Tahun 1987, untuk memperoleh sambungan
telpon diperlukan waktu 3 tahun, itupun dengan meyogok Rp 3 juta (sebagai
pembandingnya harga mobil sedan baru 1300 cc waktu itu Rp 36 juta). Sekarang
ketika kepemilikan Indosat sebagian di tangan asing....., anda hanya perlu
pergi ke toko beli pesawat mobile-phone dan kartu SIM nya dan ......tersambung.
Mana yang lebih baik?
Kasus yang paling baru mengenai pembalasan Allah terhadap kaum yang khasad adalah kasus Zimbabwe. Pada suatu
hari, Robert Mugabe punya niat mulia,
yaitu ingin memberi rakyatnya yang petani penggarap tanah yang cukup dengan
jalan merampas tanah-tanah garapan yang dimiliki oleh petani kaum kulit putih.
Orang-orang kulit putih adalah petani-petani yang saleh (effektif). Oleh sebab
itu ketika orang-orang yang saleh ini (walaupun tidak beriman Islam), dianiaya,
maka Allah menjatuhkan azabnya kepada kaum Zimbabwe dengan hiper-infasi. Orang
Zimbabwe harus belajar menghitung dari besaran sen sampai trillium dan
quadrilliun. Niat mulia Mugabe bagi
Allah adalah niat yang nista.
UUD 45 dan Quran
UUD 45 pasal 33 bisa punya nuansa yang khasad
dan bisa diinterpretasi dengan penuh kekhasadan.
2.
Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajat hidup
orang banyak dikuasai oleh Negara.
3.
Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Pasal ini adalah pasal yang bisa dibelokkan ke arah tindakan yang merupakan
perwujudan sifat dengki, khasad.
Kalau air minum merupakan hal yang menguasai hajat hidup orang banyak, maka
Aqua harus diambil alih oleh PAM (negara). Ladang minyakdan gas Conoco, Caltex,
Genting Oil, BP, Petro-China, harus diambil alih, dinasionalisasi dan dikuasai
oleh pemerintah. Tambang tembaga dan emas di Irian harus diambil alih,
dinasionalisasi dan dikuasai oleh pemerintah. Semuanya itu untuk kepentingan
rakyat.
Retorik-retorik semacam ini sangat menarik bagi rakyat banyak yang berhati khasad dan korup termasuk para
ulama–ulama agamanya. Para kandidat presiden tidak menawarkan program
nasionalisasi untuk memakmurkan rakyat, tetapi sesuatu yang lebih lunak sedikit
yaitu dengan negosiasi ulang mengenai bagi-hasil dengan pemegang konsesi
pertambangan dan perminyakan. Kalau yang disebut negosiasi ulang adalah meminta
(secara paksa) porsi yang lebih banyak dari yang disepakati dalam kontrak awal,
itu zalim dan bisa berakibat jelek.
Program dan tindakan semacam ini adalah zalim. Kalau meminta (paksa)
tambahan porsi untuk pemerintah bisa membuat rakyat makmur, maka ketika Chavez
presiden Venezuela, mengambil semua produksi minyak menjadi milik negara
(dengan menasionalisasi perusahaan-perusahaan minyak asing), maka seharusnya
rakyat Venezuela menjadi lebih makmur. Atau ketika presiden Evo Morales mengambil
semua produksi emas dari perusahaan-perusahaan swasta, maka seharusnya rakyat
Bolivia menjadi lebih makmur.
Quran mengajarkan agar setiap manusia harus berusaha untuk dirinya sendiri
dan memohon kepada Tuhan, bukan kepada pemerintah. Menyuruh (membiarkan)
pemerintah merampok kaum yang secara ekonomi berhasil untuk dibagikan kepada
rakyat memang menarik hati. Tetapi hal itu adalah ide yang korup. Tuhan tidak
pernah menyuruh pemerintah untuk memotong penghasilan mereka yang berhasil
dengan alasan apapun.
Keberhasilan adalah hadiah dari Allah bagi hamba-hambanya yang saleh. Tidak
perlu beriman, tetapi cukup saleh saja. Berbuat saleh artinya berbuat dengan baik,
effektif. Kalau ada kelompok yang mencari minyak, emas,.....atau berkebun
dengan baik, maka niscaya Allah akan menghadiahinya dengan keduniawian hasil
yang berlimpah.
Dan sungguh telah Kami tulis
di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini
dipusakai hamba-hambaKu yang saleh. [Q 21:105]
Jelas-jelas Quran (Allah) mengatakan bahwa bumi ini dimiliki oleh
hamba-hambanya yang saleh. Bukan pemerintah (kecuali yang saleh). Bukan pula
orang yang beriman (kecuali yang saleh). Bukan pula bangsa/rakyat Indonesia dan
penduduk asli (kecuali yang saleh). Sekalipun orang kafir, bangsa asing atau
pendatang jika saleh, adalah pemilik dari bumi ini. Itu aturan dari Quran.
Tentu banyak yang bertanya, seberapa jauh seseorang harus berusaha. Sebagai
gambaran adalah suatu episode yang diceritakan di dalam Quran tentang Maryam
(Maria) setelah melahirkan anaknya.
[19:23] Maka rasa sakit akan melahirkan
anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia berkata:
"Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang
yang tidak berarti, lagi dilupakan".
[19:24] Maka Jibril menyerunya dari tempat
yang rendah: "Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah
menjadikan anak sungai di bawahmu.
[19:25] Dan goyanglah pangkal pohon kurma
itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak
kepadamu,
[19:26] maka makan, minum dan bersenang
hatilah kamu…….
Bayangkan seorang wanita yang sedang kesakitan, pada saat atau baru selesai
melahirkan bayi disuruh meggoyang-goyang pohon kurma. Pohon kurma bukan sebesar
pohon singkong. (Bayangkan juga, kalau sekarang, seorang ibu yang melahirkan
akan dilayani dengan baik.) Dengan kata lain, tidak ada batas-batas ketidak
berdayaan yang ditetapkan Allah yang menjadi patokan agar manusia berhenti
berusaha. Semua orang, pintar, bodoh, tidak berpendidikan, secara fisik sulit,
di mata Allah tidak ada kekecualian. Orang yang tidak punya kesempatan
sekolahpun tidak bisa berdalih dan dijadikan dalih. Bagi Allah, tidak ada dalih untuk menghindar dari kewajiban
berusaha untuk hidup. Apakah ini kejam? Tanyakan saja kepada Tuhan. Mau marah? Silahkan
marah kepadaNya. Yang pasti itu aturannya, dari Allah.
Sampai sekian dulu bagian I, pada bagian II kita akan membahas retorik lain
dari para kandidat presiden, yaitu meningkatkan pembangunan pedesaan. Salah
satu program yang konyol.
Dari hutan Papua, EOWI mengucapkan...., jaga kesehatan anda baik-baik dan
juga tabungan serta investasi anda.
25 May 2014
Disclaimer: Ekonomi
(dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara
eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai
anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas
segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari
tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi
di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI
makan-makan.
2 comments:
Pak ,kalau Anda tidak suka Caltex dinasionalisasi sebaiknya jangan pilih Prabowo dong ,kan Prabowo sudah berjanji untuk menasionalisasi semua aset asing di Indonesia .Kalaupun aset tambang milik asing dinasionalisasi Prabowo paling jatuhnya ke pangkuan adiknya atau bagi-bagi dengan partner koalisinya Abu Bakrie,seperti Freeport jaman Suharto dahulu. Lebih baik mana , aset bangsa tetap dikuasai asing atau dikuasai segelintir kroni lagi.
Pak IS, tuh JASMEMEX Kevin sudah nongol....trus janjinya Jokowek apa dong...gak punya visi misi..
Post a Comment