___________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Doa pagi dan sore

Ya Allah......, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari tekanan hutang, pajak, pembuat UU pajak dan kesewenang-wenangan manusia.

Ya Allah......ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim dan para penarik pajak serta pembuat UU pajak selain kebinasaan".

Amiiiiin
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________

Sunday, July 19, 2009

CONTRARIAN TOURIST

Tiga bom meledak di Jakarta. Panik, mall jadi sepi. Kami pikir hal ini agak berlebihan. Ekonomi Orang Waras dan Investasi mempunyai beberapa kiat seandainya hal seperti ini terjadi.

Indonesia telah mengalami beberapa kali bom teror. Yang terparah di Bali, sampai dua kali. Saya tidak bermaksud bergembira di tengah petaka orang lain, tetapi hidup harus berjalan terus. Buat apa marah, takut atau emosi. Sebenarnya banyak peluang ditengah kesedihan, kemarahan orang.

Setelah kejadian bom Bali (pertama dan kedua), Bali menjadi sepi. Bahkan banyak bisnis pariwisata yang tutup, atau orang harus bertukar profesi. Beberapa bulan setelah kedua bom Bali ini, saya dan istri saya pergi ke Bali. Ya..., betul, jadi turis, contrarian turist. Tempat yang rutin kami kunjungi untuk retreat, santai-santai tanpa ada tujuan yang jelas – yaitu Candi Dasa, ternyata beberapa penginapan (hotel) sudah tutup, gulung tikar, karena kehilangan pelanggan. Penginapan yang biasa kami tempati yang mempunyai beberapa bungalow, juga sudah tutup.

Kami menyewa bungalow lain. Dan harganya murah. Patokan saya ialah harga sewa mobil Suzuki Katana. Biasanya saya menyewa kamar lebih tinggi dari sewa jip Suzuki Katana. Dan waktu itu saya dapat sewa bungalow yang lebih murah!!!

Demikian juga ketika belanja. Istri saya beli beberapa lembar kain ikat Sumbawa. Harganya...., murah. Saya perkirakan hanya separo dari harga di pasar Tanah Abang Jakarta. Di tengah inflasi seharusnya mereka sudah menaikkan harga. Tetapi yang dibeli istri saya adalah stok lama dan si penjual tidak mengerti arti inflasi. Jadi dia masih menggunakan harga beli lama.

Ketika ke Kuta, harga hotel juga murah. Dan juga barang-barang lain. Saya dan istri membeli sebuah jaket kulit. Jaket kulit adalah salah satu barang kesukaan saya dan istri, karena kami sering jalan-jalan ke Eropa atau Canada. Dulu ketika masih kuliah saya pernah punya jaket kulit yang harganya $ 500 yang sangat bagus. Pernah juga punya jaket kulit/suede babi yang harganya $50. Dan jaket kulit yang mahal itu dipinjam oleh adik saya yang kemudian diberikan kepada orang lain (dia tidak tahu barang mahal). Saya selalu ingin mempunyai lagi jaket seperti itu. Pernah, sekali, ketemu jaket yang semacam itu di Italy, tetapi harganya kira-kira $1000. Oleh sebab itu ketika ke Bali, saya memesan jaket dengan kulit yang kualitasnya lebih baik dari jaket saya yang dulu. Kalau penjahitnya bagus maka jaket saya ini akan lebih bagus dari jaket saya yang lama.

Akhirnya ketika jaket itu sudah jadi, hasilnya bagus dan bisa dikatakan setara dengan jaket saya yang lama. Dan harganya Rp 400 ribu ( $ 50). Kalau anda saat ini beli jaket kulit yang sama seperti itu, harganya bisa mencapai Rp 3 – 4 juta.

Di sela-sela rasa duka dan suasanya suram, kita selalu bisa mencari kiat-kiat untuk memperoleh nilai yang lebih bagi uang kita.

Adakah kesempatan yang bisa menguntungkan berkenaan dengan kejadian bom hotel Mariott dan Carlton? Entahlah, belum terpikirkan.

Jakarta 18 Juli 2009


Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.

4 comments:

Blue said...

Sayang MU tidak jadi bertanding.
Biarpun ada bom, kami sekeluarga akan tetap datang nonton.

TERRORIST,
WE ARE NOT AFRAID.
YOU MAKE US STRONGER

Nurdin said...

Blue, you are insane. If you know you could going to be blow up into pieces, will you not be afraid of these terrorist? Bom kills..

Nurdin said...

Terus terang saya ingin jualan senjata dan baju anti peluru. Tapi gak tahu caranya?

Menurut saya usaha ini prospeknya bagus. Ada yang bisa sharing gmana caranya memulai usaha ini di Indonesia?

Blue said...

Pak Nurdin,
Saat bom malam natal di katedral Jakarta, kami sekeluarga sedang mengikuti misa natal. Bom meledak, kami tidak apa2. Misa terus berlangsung dan kami mengikuti sampai selesai. Jika Tuhan menghendaki kita bisa mati dengan macam2 cara. Kena DBD, virus H1N1, HIV, H5N1, ketabrak mobil, kelilipan container, ditusuk perampok, kejatuhan pesawat, kesambar petir, kena pelurunya polisi yang nyasar dan tentu saja bom.

TERRORIST,
WE ARE NOT AFRAID.
YOU MAKE US HAPPIER
YOU MAKE PRICE CHEAPER

Deflasi, pak IS ?