Topik Kali Ini:
- Pengantar
- Market Update
- Catatan Depressi 1929 – 1934
- Ada Apa Dengan Bakrie
- Mau Ke Mana Engkau Emas
- Renungan
PENGANTAR
Seorang yang EOWI kenal baik, baru saja kembali dari acara halal bil halal yang diselenggarakan oleh teman-temannya ketika kuliah. Dia memperoleh banyak pertanyaan. Maklumlah, dia ini setengahnya juru bicara EOWI. Maksudnya dia sering mempromosikan EOWI dan pandangan-pandangan EOWI. Yang diminta rekan-rekannya ialah analisa Bakrie Group, dan Investasi Emas.
Latar belakang permintaan analisa Bakrie Group karena kumpulan ini banyak dihadiri oleh orang-orang yang kerja di group Bakrie dan mereka dulunya sangat fanatik dengan saham Bakrie. Jadi ketika ditawari investasi di emas, mereka kurang yakin. Tetapi banyak diantara mereka yang masuk (membeli) saham group Bakrie pada harga tertingginya, sehingga saat ini 70% dari tabungan mereka lenyap. Banyak dari mereka menjadi stress, karena tabungan mereka tergerus banyak. Sedangkan latar belakang analisa emas karena mereka ingin lebih paham mengenai alasan kenapa emas menjadi pilihan.
Sebenarnya kami mau minta bayaran untuk riset ini. Tetapi, setelah dipertimbangkan lebih dalam, maka kami putuskan tulisan ini sebagai riset gratis. (Sorry hanya bergurau). Hitung-hitung amal, supaya dapat pahala saja. Oleh sebab itu EOWI melepaskan tanggung jawab atas kerugian sekiranya pembaca yang mengikuti saran kami. Anggap saja tulisan id EOWI sebagai hiburan, bukan sebagai anjuran untuk berinvestasi.
Di samping permintaan analisa tentang emas dan group Bakrie, EOWI punya agenda tersendiri dalam memonitor pasar dan ekonomi. Sulit juga untuk membuat suatu tulisan yang mencakup 3-4 topik menjadi satu. Kami akan mencoba menyajikan tulisan minggu ini dan berikutnya secara gado-gado. Moga-moga tulisan eksperimen ini cukup enak untuk dibaca.
Kami juga mau minta maaf atas keterlambatan edisi minggu ke IV bulan Oktober 2008 ini. Semua ini dikarenakan oleh kesibukan kami dan kesehatan kami yang agak menurun. Doakanlah agar kami selalu sehat. Terima kasih atas beberapa rekan KSC yang menelpon. Nampaknya bear market saat ini cukup membuat banyak orang mengalami tekanan mental. Salah satu komentar rekan Art (nama dunia cyber nya) bahwa dia tidak mau masuk bursa kalau harga Telkom (TLKM) belum mencapai Rp 1200. Wow....!! sangat ekstrim. Kami tidak tahu apa yang ada dalam pikirannya. Mungkin karena telkom saat ini sudah mendapat banyak saingan dari operator telepon selluler, maka bottom nya di tahun 2002 harus dikoreksi. Komentar kami bahwa Art ini agak ekstrim. Tetapi mungkin saja dia benar.
MARKET UPDATE
Singkat saja. Chart Idiot wave minggu III Oktober ’08 ini masih tidak merubah intepretasi minggu lalu (Chart-1). Nampaknya terjadi konsolodasi dan indeks membentuk pola trading segi-tiga (Chart-2). Kalau intepretasi idiot wave EOWI benar, maka minggu depan atau 2 minggu lagi kita akan melihat lanjutan rally wave 4. Kita juga akan melihat USD akan melemah – dengan demikian bahan komoditas akan rally (Chart-3). Apakah USD indeks akan terjerambab sampai di bawah 80, kita lihat saja. Kalau USD indeks terjerambab terus dan tembus ke bawah 80, artinya emas akan lepas landas. EOWI tidak akan meramalkan hal ini. Ulasan lengkapnya akan dibahas di bab terakhir.
Volatility sangat tinggi, gerakan harian indeks saham masih liar. Oleh sebab itu sangat sulit menentukan di harga berapa option kita bisa peroleh. Kami menganjurkan untuk average down kalau bisa.
- Pengantar
- Market Update
- Catatan Depressi 1929 – 1934
- Ada Apa Dengan Bakrie
- Mau Ke Mana Engkau Emas
- Renungan
PENGANTAR
Seorang yang EOWI kenal baik, baru saja kembali dari acara halal bil halal yang diselenggarakan oleh teman-temannya ketika kuliah. Dia memperoleh banyak pertanyaan. Maklumlah, dia ini setengahnya juru bicara EOWI. Maksudnya dia sering mempromosikan EOWI dan pandangan-pandangan EOWI. Yang diminta rekan-rekannya ialah analisa Bakrie Group, dan Investasi Emas.
Latar belakang permintaan analisa Bakrie Group karena kumpulan ini banyak dihadiri oleh orang-orang yang kerja di group Bakrie dan mereka dulunya sangat fanatik dengan saham Bakrie. Jadi ketika ditawari investasi di emas, mereka kurang yakin. Tetapi banyak diantara mereka yang masuk (membeli) saham group Bakrie pada harga tertingginya, sehingga saat ini 70% dari tabungan mereka lenyap. Banyak dari mereka menjadi stress, karena tabungan mereka tergerus banyak. Sedangkan latar belakang analisa emas karena mereka ingin lebih paham mengenai alasan kenapa emas menjadi pilihan.
Sebenarnya kami mau minta bayaran untuk riset ini. Tetapi, setelah dipertimbangkan lebih dalam, maka kami putuskan tulisan ini sebagai riset gratis. (Sorry hanya bergurau). Hitung-hitung amal, supaya dapat pahala saja. Oleh sebab itu EOWI melepaskan tanggung jawab atas kerugian sekiranya pembaca yang mengikuti saran kami. Anggap saja tulisan id EOWI sebagai hiburan, bukan sebagai anjuran untuk berinvestasi.
Di samping permintaan analisa tentang emas dan group Bakrie, EOWI punya agenda tersendiri dalam memonitor pasar dan ekonomi. Sulit juga untuk membuat suatu tulisan yang mencakup 3-4 topik menjadi satu. Kami akan mencoba menyajikan tulisan minggu ini dan berikutnya secara gado-gado. Moga-moga tulisan eksperimen ini cukup enak untuk dibaca.
Kami juga mau minta maaf atas keterlambatan edisi minggu ke IV bulan Oktober 2008 ini. Semua ini dikarenakan oleh kesibukan kami dan kesehatan kami yang agak menurun. Doakanlah agar kami selalu sehat. Terima kasih atas beberapa rekan KSC yang menelpon. Nampaknya bear market saat ini cukup membuat banyak orang mengalami tekanan mental. Salah satu komentar rekan Art (nama dunia cyber nya) bahwa dia tidak mau masuk bursa kalau harga Telkom (TLKM) belum mencapai Rp 1200. Wow....!! sangat ekstrim. Kami tidak tahu apa yang ada dalam pikirannya. Mungkin karena telkom saat ini sudah mendapat banyak saingan dari operator telepon selluler, maka bottom nya di tahun 2002 harus dikoreksi. Komentar kami bahwa Art ini agak ekstrim. Tetapi mungkin saja dia benar.
MARKET UPDATE
Singkat saja. Chart Idiot wave minggu III Oktober ’08 ini masih tidak merubah intepretasi minggu lalu (Chart-1). Nampaknya terjadi konsolodasi dan indeks membentuk pola trading segi-tiga (Chart-2). Kalau intepretasi idiot wave EOWI benar, maka minggu depan atau 2 minggu lagi kita akan melihat lanjutan rally wave 4. Kita juga akan melihat USD akan melemah – dengan demikian bahan komoditas akan rally (Chart-3). Apakah USD indeks akan terjerambab sampai di bawah 80, kita lihat saja. Kalau USD indeks terjerambab terus dan tembus ke bawah 80, artinya emas akan lepas landas. EOWI tidak akan meramalkan hal ini. Ulasan lengkapnya akan dibahas di bab terakhir.
Volatility sangat tinggi, gerakan harian indeks saham masih liar. Oleh sebab itu sangat sulit menentukan di harga berapa option kita bisa peroleh. Kami menganjurkan untuk average down kalau bisa.
Chart 2 (klik untuk memperbesar)
Chart 3 (klik untuk memperbesar)
Ringkasnya: Market sudah sangat oversold dan siap untuk rally, entah kapan. Tetapi kami di EOWI tidak percaya bahwa bear market sudah mencapai titik terendahnya. Oleh sebab itu berlama-lama berada di kubu bull dan memegang posisi long bukan tindakan yang bijaksana.
CATATAN DEPRESSI 1929 – 1934
Catatan Sejarah 1929 - 1934
Di FinancialSense.Com ada artikel menarik [linknya lupa]. Kami akan cuplikan sebagian terutama bagian yang menceritakan antara berita koran (omongan pejabat pemerintah) dan indeks harga saham:
a) September 1929
“There is no cause to worry. The high tide of prosperity will continue.” –- Andrew W. Mellon, Secretary of the Treasury.
b) October 14, 1929
“Secretary Lamont and officials of the Commerce Department today denied rumors that a severe depression in business and industrial activity was impending, which had been based on a mistaken interpretation of a review of industrial and credit conditions issued earlier in the day by the Federal Reserve Board.” –- New York Times
c) December 5, 1929
“The Government’s business is in sound condition.” –- Andrew W. Mellon, Secretary of the Treasury
d) December 28, 1929
“Maintenance of a general high level of business in the United States during December was reviewed today by Robert P. Lamont, Secretary of Commerce, as an indication that American industry had reached a point where a break in New York stock prices does not necessarily mean a national depression.” –- Associated Press dispatch.
e) January 13, 1930
“Reports to the Department of Commerce indicate that business is in a satisfactory condition, Secretary Lamont said today.” – News item.
f) January 21, 1930
“Definite signs that business and industry have turned the corner from the temporary period of emergency that followed deflation of the speculative market were seen today by President Hoover. The President said the reports to the Cabinet showed the tide of employment had changed in the right direction.” – News dispatch from Washington.
g) January 24, 1930
“Trade recovery now complete President told. Business survey conference reports industry has progressed by own power. No Stimulants Needed! Progress in all lines by the early spring forecast.” – New York Herald Tribune.
h) March 8, 1930
“President Hoover predicted today that the worst effect of the crash upon unemployment will have been passed during the next sixty days.” – Washington Dispatch.
i) May 1, 1930
“While the crash only took place six months ago, I am convinced we have now passed the worst and with continued unity of effort we shall rapidly recover. There is one certainty of the future of a people of the resources, intelligence and character of the people of the United States – that is, prosperity.” – President Hoover
j) June 29, 1930
“The worst is over without a doubt.” – James J. Davis, Secretary of Labor.
k) August 29, 1930
“American labor may now look to the future with confidence.” – James J. Davis, Secretary of Labor.
l) September 12, 1930
“We have hit bottom and are on the upswing.” – James J. Davis, Secretary of Labor.
m) October 16, 1930
“Looking to the future I see in the further acceleration of science continuous jobs for our workers. Science will cure unemployment.” – Charles M. Schwab.
n) October 20, 1930
“President Hoover today designated Robert W. Lamont, Secretary of Commerce, as chairman of the President’s special committee on unemployment.” – Washington dispatch.
o) October 21, 1930
“President Hoover has summoned Colonel Arthur Woods to help place 2,500,000 persons back to work this winter.” – Washington Dispatch
p) November 1930
“I see no reason why 1931 should not be an extremely good year.” – Alfred P. Sloan, Jr., General Motors Co.
q) January 20, 1931
“The country is not in good condition.” – Calvin Coolidge.
r) June 9, 1931
“The depression has ended.” – Dr. Julius Klein, Assistant Secretary of Commerce.
t) August 12, 1931
“Henry Ford has shut down his Detroit automobile factories almost completely. At least 75,000 men have been thrown out of work.” – The Nation.
Chart 4 (klik untuk memperbesar)
Ada beberapa point yang menarik disimak:
1. Setelah crash dibulan Oktober 1929 yang menjatuhkan indeks dari level 400 ke 200, indeks rally ke level 300an. Dalam rally ini 50% dari kejatuhannya ter-recover.
2. Pemerintah selalu optimis dan tidak bisa menentukan kapan krisis selesai.
3. Bear market berlangsung sampai 3 tahun, indeks terus sampai tersisa sekitar 10%.
4. Disebut Depressi 1930 karena – kalau anda kehilangan 90% dari harta anda, bagaimana tidak mengalami depressi mental? Kemudian kehilangan pekerjaan.
5. Depressi mental yang memasyarakat akhirnya melahirkan orang-orang yang mudah tersinggung dan emosional. Jangan heran kalau era ini diakhiri dengan perang besar (perang dunia II) yang sebab-sebabnya tidak jelas. Kenapa US terjun menyerang Jerman yang sebelumnya bukan musuhnya, tidak ada alasan yang kuat.
Problemnya
Bibit krisis di tahun 1929 – 1932 ditanam di tahun sepanjang dekade 1920. US menurunkan suku bunganya karena ingin membantu Inggris meringankan pembayaran hutangnya dan persoalan ekonominya. Effek sampingannya adalah eksplosi kredit. Konsumen mudah memperoleh kredit untuk konsumsi (beli rumah, beli mobil, beli ini dan itu). Karena market ada maka industri merespons dengan ekspansi permintaan yang tidak langgeng ini. Harga-harga asset naik (termasuk rumah). Pola ini adalah pola Ponzi, yang membutuhkan ekspansi kredit terus menerus. Jumlah hutang di US pada tahun 1929 mencapai 300% dari GDP. Pola Ponzi harus berakhir karena kredit tidak terus menerus digembungkan. Walaupun ada usaha-usaha the Fed untuk menggembungkan kredit, tetapi gagal. Hutang harus dibayar, itulah persoalannya. Pelaku ekonomi mulai menjual assetnya untuk memenuhi kewajiban pembayaran hutang. Karena banyak yang mau jual dan sedikit yang beli maka harga-harga asset yang liquid jatuh. Harga saham. Orang semakin panik dan semakin aggressif menjual assetnya. Karena nilai asset jatuh maka untuk memperoleh kredit atau meperpanjang kredit semakin suli. Jadi asset harus dijual untuk memenutup kredit yang jatuh tempo. Sell, sell, sell......... Harga semakin turun. Mental orang menjadi depressi.., depressi, depressi.
Coba terka, bagaimana kelanjutan pola konsumsi mereka? Hemat, hemat, hemat.
Bagaimana pola pengucuran kredit di bank swasta? Ketat, ketat, ketat. No, no, no.
Terapi Yang Diresepkan
The Fed bersama bank-bank sentral dunia sekarang boleh merasa lebih berpengalaman dari pada bank-bank sentral dulu sehingga mereka saat sudah punya jurus pemunah deflasi. Apakah itu benar? Mari kita lihat sejarah.
The Fed berusaha membantu membalikkan proses kempesnya kredit dengan reflasi. Dalam usaha melakukan reflasi the Fed menciptakan uang/kredit. Jumlah uang yang dicetak the Fed (yang beredar) meningkat. Ini mudah dideteksi karena US masih menggunakan standard emas. Dollar didevaluasi dari $20/oz emas menjadi $35/oz emas. Itu berarti 75%. Kalau jumlah cadangan emas the Fed sama, maka tercipta kredit 75% dari yang telah ada. Itu adalah hasil SWAG (Scientific Wild Ass Guess) kami.
Itu cerita masa dulu, sekarang bagaimana? The Fed, mentri keuangan US Hank Paulson bersama counter-part mereka di belahan dunia lainnya, saat melakukan usaha-usaha reflasi. Pada dasarnya yang dilakukan pemerintah-pemerintah dunia ialah mengambil alih bank-bank swasta lewat usaha penyelamatan (bail-out) dan diharapkan bisa mengambil alih kontrol pengucuran kredit. Nasionalisasi bank (institusi keuangan) swasta seperti Freddie Mac & Fannie Mae, Fortis, Northern Rock, Royal Bank of Scotland (mungkin), Hypo Real Estates (mungkin) adalah untuk meloloskan usaha-usaha pengucuran kredit yang sembrono. Kami menemukan suatu berita mengenai bagaimana pemerintah US menodongkan bazoka kepada bank-bank swasta untuk menerima bantuan kredit dari pemerintah dan menyalurkannya. Usaha ini hanya untuk membuka pintu di satu ujung yaitu ujung bisnis. Ujung yang lain, pola konsumsi yang sudah berubah menjadi hemat masih tergantung pada konsumen itu sendiri. Apakah pemerintah bisa menodongkan bazoka untuk memaksa konsumen agar terus melakukan orgy-konsumsi?
Tentu saja pemerintah di dunia ini bisa pesta membagi-bagikan uang gratis, seperti Tutut membagi-bagikan kupon makan gratis semasa krismon 1998, atau Bank Indonesia pada 25 Oktober 1946 [link]. Konsekwensinya uang akan tidak laku. Hukum kelangkaan tetap berlaku untuk semua hal. Udara walaupun sangat essensial untuk hidup, manusia akan mati tanpa udara, tetapi udara tidak diperjual belikan, bisa diambil secara gratis. Demikian juga uang, atau kupon makannya Tutut, kalau kebanyakan maka nilainya memudar, jatuh, tidak laku, seperti uang Zimbabwe. Pemerintah seperti dihadapkan pada dilema, deflasi-depressi atau inflasi.
Kita simpan dulu cerita mengenai usaha-usaha reflasi the Fed, bank-bank sentral dunia dan pemerintah dunia yang nampaknya cukup terkoordinir. Kita akan ambil sebuah contoh bagaimana sebuah perusahaan yang terjepit pada periode deflasi.
ADA APA DENGAN BAKRIE?
Persoalan utama pada krisis yang sifatnya deflationary ialah kredit menjadi sulit dicari, sulit dikucurkan. Buat perusahaan yang untuk hidupnya memerlukan kredit jangka pendek, atau mempunyai banyak hutang yang sudah dekat jatuh temponya, maka akan sulit memperpanjang (me-roll-over) hutangnya. Kreditur enggan mengucurkan kredit karena takut terhadap default. Oleh sebab itu perusahaan yang untuk operasinya memerlukan kredit, jangka pendek sekalipun, akan menemui kesulitan.
Kesulitan ke dua ialah pada saat yang sama barang/jasa yang dihasilkannya juga turun harganya. Shingga pendapatan dimasa yang akan datang dipastikan turun. Dengan kata lain valuasi perusahaan yang dibuat sebelum krisis deflationary menjadi terlalu tinggi dan perlu dikoreksi. Kinerja perusahaan berpotensi menurun. Oleh sebab itu kreditur menjadi enggan mengucurkan kredit, karena resikonya naik.
Kami perkirakan group Bakrie mengalami hal seperti ini. Bumi Resources misalnya mempunyai hutang jangka pendek sebesar Rp 9 triliun berdasarkan laporan keuangannya. Ini merupakan 96% dari equitynya 118% biaya tahunan yang harus dikeluarkan sebagai expenses (working capitalnya?). Kalau BUMI didak memperoleh perpanjangan kredit maka punya potensi bangkrut atau menciut kalau bisa menjual asset-assetnya.
Di pihak lain, valuasinya pun harus direvisi. Jangan harapkan BUMI akan memperoleh pemasukkan/pendapatan sama seperti tahun lalu dimana harga batu bara sebagai bisnis utama BUMI tahun lalu mencapai puncaknya. Saat ini harga batu bara kurang dari separo harga tertingginya dan masih akan menurun lagi. Naiknya harga batu bara beberapa tahun belakangan ini lebih banyak dikarenakan oleh ekspansi kredit global. Mesin-mesin produksi Cina menyedot banyak listrik. Selama 5 tahun terakhir ini kapasitas pembangkit tenaga listrik Cina naik 100 ribu megaWatt per tahunnya. Jika dibandingkan dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik Indonesia yang hanya 25 ribu megaWatt, pertumbuhan pembangkit tenaga listrik Cina sangat besar sekali. Jadi jangan heran harga bahan bakarnya (batu bara) naik. Tetapi ketika pasar produk Cina yaitu US, mengetatkan ikat pinggang, maka mesin-mesin produksi Cina menjadi menganggur. Dan selanjutnya menekan harga batu bara. Bukan tidak mungkin harga batu bara jatuh ke level 5 tahun lalu. Dan ini akan merupakan pukulan keras bagi semua perusahaan berbasis batu bara. Itu problemnya BUMI.
Ancaman resiko penurunan harga produk jualnya, juga dialami oleh UNSP di sektor pertanian. Semua sektor komoditi mengalami krisis deflasi, harganya turun karena permintaannya turun dan kapasitas terpasangnya adalah kapasitas bubble.
Seorang rekan menanyakan apakah dia harus melakukan cut-loss. Yang kami anjurkan ialah, jangan jatuh cinta pada posisi yang salah, pada keputusan yang salah. Kalau harga saham BUMI atau lainnya masih terlalu mahal dibandingkan dengan future valuasi, setiap orang waras akan menganjurkan untuk cut-loss.
Tantangannya ialah bagaimana caranya melakukan penilaian valuasi ke depan (future) saham Bakrie. Kami akan mencoba untuk memberikan gambaran bagaimana melakukan valuasi saham kedepan. Cara ini kami sebut SWAG (scientific wild ass guess). Katakanlah untuk BUMI yang bisnis utamanya batu bara. Katakanlah harga batu bara sudah/akan turun 69% dari perkiraan semula. Maka riil equitynya sudah merosot 69% dan menjadi 31%. Ini perkiraan kasar. Karena equity BUMI meliputi cadangan batu baranya dan peralatannya. Untuk peralatannya, dalam kondisi kredit sulit seperti sekarang ini, sulit melakukan valuasi “mark to market”. Besi-besi itu walaupun masih jalan, sulit dijual. Akhirnya valuasi yang ada adalah “mark to fantasy”.
Kalau kita lihat untuk kasus BUMI, bisa dipastikan bahwa BUMI akan mengalami kesulitan mencari pinjaman uang karena setiap kreditur yang melakukan pemeriksaan sebelum mengucurkan kredit – kalau teliti dan melakukan hal yang prudent, maka hutang jangka pendek BUMI sudah sangat dekat dengan equity yang sudah dikoreksi. Itu baru hutang jangka pendek. Bagaimana dengan hutang jangka panjang?
(klik untuk memperbesar)
Seorang investor harus curiga kenapa equity BUMI naik drastis pada tahun 2007 (lihat Chart-5). Apakah ini karena dalam perhitungan dimasukkan cadangan batu baranya dan pada tahun 2007 naik secara parabolik? Berpikir bahwa harga barang akan terus naik secara parabolik, kita harus mengasosiasikannya dengan inflasi ala Zimbabwe. Kalau tidak, harga itu harus dikoreksi.
Kriteria yang berkaitan dengan equity seperti book value sudah dikoreksi, katakan lah sampai 31% (cara SWAG). Tidak berarti valuasi saham BUMI sekarang menjadi 31% nya dari yang sebelumnya, misalnya harga wajar sebelumnya adalah Rp 8,500 (harga puncaknya) atau Rp 2,635. Tetapi juga faktor valuasi lain harus diperhitungkan. BUMI setahun lalu akan dinilai sebagai growth stock, saham dengan pertumbuhan tinggi. Jangan heran kalau investor berani beli walaupun PERnya tinggi. Kesalahan investor ialah BUMI bukan saham tumbuh tetapi saham siklikal (cyclical stock). Dalam 2-4 tahun belakangan ini pertumbuhannya cepat karena harga produknya naik dan ekspansinya tinggi bersama dengan hutangnya. Jadi dalam valuasi ini kriteria PER sebagai growth stock ini juga harus berubah dari di atas 15 menjadi sekitar 7 saja. Ini akan memotong lagi nilai BUMI menjadi dibawah 1300. Itu kalau volume produksinya sama. Kenyataannya, besar kemungkinan tidak hanya harga batu bara yang turun, tetapi juga permintaan batu bara juga turun. Anda bisa bikin SWAG untuk penurunan volume produksi menjadi hanya 70% saja. Itu akan memotong lagi harga BUMI ke bawah Rp 1000.
Chart 6 (klik untuk memperbesar)
Dan faktor yang terakhir adalah faktor resiko jika BUMI tidak memperoleh perpanjangan kredit. Bisa dibayangkan sebuah perusahaan yang kekurangan biaya untuk membayar karyawannya dan menggerakkan peralatan produksinya dan melakukan operasi produksi sehingga pendapatannya menjadi seret. Seperti Lehman Brothers. Lehman Brother masih punya asset yang positif. Yang tidak punya adalah cash untuk memenuhi kewajibannya dan menjalankan operasinya. Maka Lehman harus berhenti. Kalau sudah demikian, maka anda akan tahu kemana arah BUMI, yaitu ke bumi. Rp 100 pun saya akan berpikir dua kali. Solvency menjadi issue utama.
Sebagai tambahan, mungkin di antara pembaca ada yang dekat dengan group Bakrie yang memperoleh bocoran informasi tentang pengeboran minyak di Yaman. Informasinya ialah pada saat pengeboran minyak/gas di Yaman terjadi “gas-kick” yang kuat. Seperti kejadian Lapindo di Sidoarjo. Hanya saja, di Yaman persoalan ini bisa diatasi. Di mata orang yang optimis: “wah ada penemuan cadangan gas yang besar”. Di mata orang waras: “Kalau belum ada pasar, belum ada infrastruktur, belum ada rencana diproduksi, ...... nanti dulu, ada faktor yang belum diperhitungkan yaitu faktor kemampuan produksi yang masih harus ditest...., kalau belum ditest, lupakan saja. Semua ini berarti belum ada bayangan kapan gas ini bisa diuangkan.” Hal semacam ini bisa memakan waktu sampai 25 tahun, seperti lapangan gas/kondnsat Belanak dan Belut di laut Natuna, atau Tangguh di Irian (lebih dari 15 tahun). Sekiranya ada cadangan gasnya pun mungkin akan menjadi dormant asset (asset tidur) untuk jangka waktu yang lama.
Akhirnya kami anjurkan supaya pembaca membuat valuasi sendiri karena pada akhirnya yang akan diinvestasikan adalah uang anda. Yang akan memperoleh keuntungan/kerugian adalah anda.
Sebelum mengakhir cerita tentang BUMI dan Bakrie, kami punya kalimat bijak: “Live by sword, die by sword. Live by commodity, die by commodity. Live by debt, die by debt”
Itulah BUMI dan saham Bakrie Group. BUMI boleh bersembunyi dibalik suspensi Bappepam (baca minta perlindungan Bappepam supaya tidak jatuh harganya). Tetapi tidak bisa lari. Ketika keluar, kemungkinan besar akan tersungkur lagi.
Bersambung............
MAU KE MANA ENGKAU EMAS
Usaha Reflasi
Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.
5 comments:
Mas IS apa benar great depression 1930 matauang masih dibackup dengan emas? saya pernah berdebat dengan teman, karena dikaitkan dengan dengan emas inilah salah satu penyebab great depression ini. mohon tanggapan.
Salam
Kaum Keynesian selalu menyalahkan standard emas sebagai penyebab terhalangnya usaha-usaha recovery untuk depressi 1930. Karena dengan adanya standard emas, pemerintah tidak bisa seenaknya mencetak uang.
Penyebab deflasi, kapanpun dan dimanapun adalah karena banjir kredit yang terjadi sebelumnya. Dalam kasus 1930 adalah banir kredit dan allokasi kapital yang salah selama 1920-1930, yang disebut the roaring 20's.
Sama juga dengan di Jepang yang dimulai dari tahun 1990 sampai sekarang. System fiat pun untuk kasus Jepang tidak bisa mengobati deflasi. Kalau sistem fiat bisa mencegah dan mengobati deflasi, maka Jepang bisa menghindari dan mengobati deflasi dengan cepat. Intinya bahwa walaupun bank sentral bisa dan mau mengucurkan kredit, tetapi jika konsumen dan pelaku bisnis tidak mau mengambilnya maka usaha bank sentral macet karena tidak mendapat sambutan. Perlu dua tangan untuk menciptakan/ekspansi kredit. Pemberi dan pemerima. Memang pemerintah bisa menjadi pemerima dan uangnya dipakai untuk membangun sesuatu yang tidak dibutuhkan rakyat (Jepang membangun jalan-jalan yang jarang dilalui). Dan itu bisa berakhir dengan inflasi.
Kasus ini bisa mematahkan tuduhan teman anda.
Pak Imam,
Tulisan tentang Emas-nya koq cuma judulnya doang? Padahal bahasan ini yang paling saya tunggu. Mudah2an anda diberi keleluasaan waktu dan kesehatan yg prima utk menulis lanjutannya.
Terima kasih.
KABAR BAIK!!!
Nama saya Mia.S. Saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati karena ada penipuan di mana-mana. Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial, dan putus asa, saya telah scammed oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai seorang teman saya merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Cynthia yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp800,000,000 (800 JUTA) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dengan tingkat bunga hanya 2%.
Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah saya diterapkan untuk dikirim langsung ke rekening saya tanpa penundaan. Karena aku berjanji padanya bahwa aku akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman dalam bentuk apapun, silahkan hubungi dia melalui emailnya: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com
Anda juga dapat menghubungi saya di email saya ladymia383@gmail.com dan miss Sety yang saya diperkenalkan dan diberitahu tentang Ibu Cynthia dia juga mendapat pinjaman dari Ibu Cynthia baru Anda juga dapat menghubungi dia melalui email nya: arissetymin@gmail.com Sekarang, semua yang saya lakukan adalah mencoba untuk bertemu dengan pembayaran pinjaman saya bahwa saya kirim langsung ke rekening bulanan.
Post a Comment