___________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Doa pagi dan sore

Ya Allah......, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari tekanan hutang, pajak, pembuat UU pajak dan kesewenang-wenangan manusia.

Ya Allah......ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim dan para penarik pajak serta pembuat UU pajak selain kebinasaan".

Amiiiiin
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________

Monday, August 18, 2008

AKHIRNYA.... HARGA MINYAK JATUH BERSAMA EMAS DAN EKONOMI GLOBAL

Pada beberapa minggu ini si bursa saham dan pasar modal terjadi kasus kontradiksi. Harga minyak mentah (sebut saja minyak) turun bersama harga komoditi dan para komentator di media massa bersorak-sorai serta pasar menyambut dengan rally yang dahsyat, Dow naik di atas 300 point pada hari Jumat 8 Agustus 2008 lalu. Kalau anda jeli melihatnya, maka anda akan tahu dimana letak kontradiksinya. Ini kontradiksinya. Harga minyak jatuh terjerembab karena katanya (kata para komentator TV seperti CNBC dan Bloomberg) permintaan menurun. Permintaan menurun karena ekonomi melambat. Lalu, kontradiksinya, kalau ekonomi melambat maka bisnispun akan lesu dan kinerja perusahaan akan menurun. Kenapa bursa saham New York rally? Demikian juga dengan emas yang jatuh terpuruk. Credit crunch belum selesai, tetapi emas mengalami koreksi tajam, lebih-lebih saham emas yang tergabung dalam indeks HUI. Belum lagi krisis lain, yaitu Russia menyerang Georgia. Alasannya......, mungkin pipa minyak dan gas Baku-Tiblisi-Ceyhan dari ladang-ladang raksasa di laut Kaspia ke Turki dan melewati Georgia. Diperkirakan Russia tidak suka minyak lewat jalan alternatif dan tidak melewati pipanya Russia. Anehnya, di tengah ketegangan di daerah pipa minyak, harga minyak terus tertekan sampai $113 per BBL. Pasar tidak takut lagi akan kekurangan pasokan minyak. Kalau serangan ini terjadi 2-3 bulan lalu, mungkin – kami berandai-andai- harga minyak akan terbang ke $200/bbl. Itulah pasar.

Kepanikan pasar terhadap jatuhnya harga emas tidak hanya terjadi pada investor professional, tetapi juga pada investor retail segmen-segmen tertentu. Kami, minggu lalu, memperoleh beberapa email dari mailist PKS-group, para investor dinar emas. Mereka panik. Dari argumen-argumennya, banyak diantara mereka tidak menguasai ekonomi makro (andaikata menguasai, mazhabnya adalah Keynesian) dan penguasaan ilmu agama Islamnya adalah typical fiqih klasik. Lalu kami nasehatkan kepada teman kami untuk sekali-sekali menengok situs Ekonomi Orang Waras dan Investasi.

Investor tidak panik kalau punya strategi. Kejadian di sektor emas peluangnya hanya 2% saja. Tetapi ini terjadi. Panik telah terjadi di sektor emas. Sehingga trader dan investor menjadi irrasional. Ada pedoman yang kami anut, yaitu, kalau pasar berlawanan dengan fundamental, maka akan kami tunggu sampai pasar mendekati kewarasannya. Disitu kita masuk. Paling tidak kita punya strategi menghadapi ketidak warasan pasar.


SEMUANYA KENA RESESI DAN PERLAMBATAN EKONOMI
Beritanya
Untuk ekonomi, tidak hanya US yang mengalami perlambatan ekonomi, tetapi dunia; India, China melambat; Canada, Jepang, India, New Zealand, Australia di pintu resesi, bahkan seperti Inggris, Irlandia, Spanyol akan lebih parah dari US karena bubble perumahannya lebih parah dari US. Di pihak lain standard untuk pemberian kredit meningkat, sehingga kredit menyurut. Seperti yang kami perkirakan dulu (salah satunya pada artikel di minggu ke 3 bulan Maret 2008 – (link) bahwa kalau US terkena resesi, maka dunia akan terkena dampaknya.

Kondisi saat ini tidak sama dengan semua krisis ekonomi setelah perang dunia II. Tidak sama juga dengan krisis ekonomi tahun 70an dimana inflasi tinggi. Perbedaan antara saat ini dan tahun 70an adalah bahwa dulu sebagai konsumen terbesar dunia, US masih menjadi negara kreditur dan tabungan rakyat US (dan dunia) cukup tinggi. Sedangkan saat ini US adalah negara penghutang terbesar di dunia dan rakyatnya tidak mempunyai tabungan lagi. Dengan kata lain, konsumsi harus melambat. Cina, India, Jepang dan negara-negara lain belum bisa mengimbangi pelambatan konsumsi di US. Bahkan mereka juga ikut melambat karena mood resesi.

Bahkan untuk beberapa negara akan lebih parah. Untuk data GDP negara-negara Eropa kwartal II 2008, pada minggu ini Bloomberg melaporkan [link]:

German, French Economies Shrink as Spending, Investment Falter
By Fergal O'Brien and Christian Vits
Aug. 14 (Bloomberg) -- Germany and France, the euro area's two largest economies, contracted in the second quarter as faltering sales undermined investment by companies and soaring costs eroded consumer spending power.

German gross domestic product fell a seasonally adjusted 0.5 percent from the first quarter, when it rose a revised 1.3 percent, the Federal Statistics Office in Wiesbaden said today. In France, GDP declined 0.3 percent, reversing a 0.4 percent gain in the previous three-month period.


Ekonomi Jepang juga menciut 2.4% menandai resesi. [link]

Japan Economy Shrinks 2.4%, Signaling Recession Looms (Update3)
By Jason Clenfield
Aug. 13 (Bloomberg) -- Japan's economy contracted last quarter, bringing the country to the brink of its first recession in six years, as exports fell and consumers spent less.

Gross domestic product shrank an annualized 2.4 percent in the three months ended June 30 after expanding 3.2 percent in the first quarter, the Cabinet Office said today in Tokyo.

Manufakturing diberbagai belahan dunia melambat, seperti yang ditunjukkan chart-1 di bawah ini, yang kami ambil dari Financial Sense [link]. Pada chart ini nampak aktivitas manufakturing menurun. Memang belum mencapai level 2001. Tetapi jalan menuju kondisi seperti tahun 2001 – bahkan lebih parah masih jauh.


Chart 1 (Klik gambar untuk memperbesar)

Seperti yang kami katakan pada artikel-artikel terdahulu, kalau US sebagai konsumer 30% produk dunia bersin, mengencangkan ikat pinggang, maka yang lain akan kena flu. Porsi konsumsi dalam GDP US yang 70%, maka resesi, penurunan GDP berarti identik dengan penurunan konsumsi. Aktifitas ekonomi menurun dan kinerja perusahaan akan menurun. Jangan heran kalau bursa-bursa saham di dunia tertekan dan mengalami periode bear. Tidak terkecuali emerging market seperti India, Cina, Brazil dan Indonesia. Saat ini bursa saham India, Cina, Russia, Vietnam sudah jatuh sampai -60%. Bursa Indonesia akan menyusul. Untuk Indonesia, nampaknya penurunan harga saham di bursa dipengaruhi oleh harga bahan komoditi. Dengan jatuhnya harga minyak, bursa saham Jakarta ikut terseret. Bahan komoditi seperti minyak, batu bara juga akan mengalami penyurutan permintaan dan akhirnya harganya akan terkoreksi. Pada artikel EOWI minggu ke 3 bulan Maret 2008 disebutkan:

“Sampai tahun lalu, masyarakat US masih berani berhutang karena harga rumah dan properti yang mereka dijadikan agunan naik harganya (cara ini disebut home equity extraction). Ketika harga properti agunan mereka turun dan mereka memiliki asset negatif. Dan ini akan mempengaruhi pola konsumsi mereka. Selanjutnya, pabrik-pabrik dan buruh-buruh di Cina yang memasok barang ke US juga terkena dampaknya. Hal ini akan menjalar kemana-mana, sampai akhirnya ke kebutuhan bahan komoditi dasar.”

Masih Berapa Lama Lagi?
Dimulai dengan krisis liquiditas akibat hutang subprime di sektor perumahan US (juga bubble real estate di UK, Spanyol, Irlandia, Australia, dan lain lain), kemudian merembet ke ekonomi. Sekarang sudah 1 tahun. Masih berapa lama lagi? Dan seberapa besar dampaknya?

Biasanya kami tunjukkan Chart jadwal perubahan suku bunga penggoda (teaser) ke suku bunga mengambang untuk kredit perumahan di US untuk memperkirakan kapan krisis kredit ini berakhir. Kali ini kami akan tunjukkan perkiraan kerugian yang akan ditelan oleh ekonomi. Chart-2 menunjukkan perkiraan kerugian yang harus ditanggung sistem ekonomi di US. Awalnya hanya $ 285 milyar, perkiraan S&P. Beberapa bulan lalu IMF mengeluarkan perkiraan sebesar $ 1 triliun. Tetap angka ini hanya bertahan beberapa minggu saja karena Nouriel Roubini, seorang professor ekonomi dari New York University menjadi $ 2 triliun.


Chart 2 (Klik gambar untuk memperbesar)

Saat ini kerugian yang sudah direalisasikan sebesar $501 milyar. Ini membuat lembaga keuangan seperti S&P dan Goldman Sach seperti amatir. Perkiraan mereka bisa dibuktikan salah dalam waktu kurang dari setahun. Tidak hanya itu, perkiraan mereka mungkin jauh dari kenyataannya nanti. Waktu yang akan membuktikannya.

Tabel di bawah menunjukkan institusi-institusi mana yang telah merealisasikan kerugiannya, baik dengan jalan pemutihan atau dengan menjual asset-asset busuknya di pasar dengan harga terpangkas. Seperti Merril Lynch beberapa waktu lalu menjual CDO (colateralized Debt Obligation – Obligasi berjaminan asset) di harga diskon $0.22 per dollar saja kepada Lone Star [link]. Artinya Merrill Lynch menelan kerugian sekitar 80% dari $ 30.6 milyar nilai nominal CDO yang ada. Total pemutihan oleh Merrill Lynch saat ini sudah $52 milyar.

Aug. 1 (Bloomberg) --........
New York-based Merrill said it sold CDOs with a face value of $30.6 billion this week for 22 cents on the dollar as it seeks to draw a line under losses and writedowns of almost $52 billion mainly on mortgage-linked securities.


(Klik gambar untuk memperbesar)

Citigroup juga melakukan pembelian kembali CDO yang telah dijualnya kepada investor karena Citigroup dituduh telah menipu investor dengan mengatakan CDO itu sebagai “cash equivalent”; se-liquid cash [link].

Aug 8, 2008 - 5:40: AM
Citigroup and Merrill Lynch agreed on Thursday to buy back more than $17 billion of troubled auction-rate securities that they had marketed as being as safe and as liquid as cash but weren't. Citi is to pay fines of $100 million for "deceptive behavior."

Citi will buy back $7.3 billion of the securities and pay $100 million in fines as part of a settlement with state and federal regulators announced on Thursday morning. Merrill Lynch, without agreeing a settlement, offered to buy back $10 billion of similar securities that it had sold to thousands of individuals. Neither firm agreed to reimburse institutional investors.

Catatan, walaupun sampai saat ini badai krisis moneter masih berada di US (juga UK dengan Northern Rock nya) tetapi yang terkena sudah merambah ke institusi keuangan berbasis di negara lain seperti Jerman, Scotland, England, Swiss. Pada saatnya nanti ketika krisis ini menyebar ke seluruh dunia, maka akan kita lihat banyak institusi-institusi keuangan mengalami flu bahkan sekarat seperti kakek-kakek terkena pneumonia.

DAMPAK PERLAMBATAN EKONOMI
Selamat Datang Defisit Anggaran $ 0.5 Triliun Kepada Presiden US yang Baru
Apa dampak resesi untuk pemerintah US. Pertama, penerimaan pajak akan berkurang. Dengan pola pikir Keynesian, pemerintah US akan berusaha menstimulir ekonomi dengan bagi-bagi duit (mungkin) atau melakukan pembangunan infrastruktur seperti yang dilakukan Jepang di tahun 90an. Diperkirakan defisit anggaran US sudah mendekati $500 milyar ($490 milyar) [link]

U.S. Deficit to Reach Record $490 Billion in 2009 (Update3)
By Roger Runningen
July 28 (Bloomberg) -- The U.S. budget deficit will widen to a record of about $490 billion next year, an administration official said, leaving a deep budget hole that will constrain the next president's tax and spending plans.


Perkiraan ini bisa jadi perkiraan yang konservatif jika pola pikir Keynesian menjadi landasan ketidak-bijaksanaan ekonomi US, karena kalau pemerintah US memutuskan untuk menolong institusi-institusi keuangan yang sedang sempoyongan, memberikan rebate (penggembalian pajak), melakukan pembangunan infrastruktur, perang, tetap bercokol di Iraq dan Afganistan serta terlibat di konflik Georgia, defisit anggaran US ini bisa membengkak. Sumber pendanaan defisit ini tentu saja dengan mengeluarkan surat hutang baru. Selanjutnya, monetisasi hutang ini akan bermuara ke inflasi. Inflasi (pemompaan kredit ke dalam ekonomi) ini akan bersaing dan berlomba dengan deflasi kredit di sektor perumahan dan bisnis. Yang dimaksud dengan deflasi kredit/hutang ini adalah pengkerutan nilai pasar atas obligasi-obligasi swasta. Misalnya pada kasus Merrill Lynch yang menjual CDO diharga $ 0.22 per $1.00 nilai nominal yang telah diterangkan di atas. Seperti yang diterangkan di atas, kerugian yang ditanggung baru $ 500 milyar, dibandingkan dengan perkiraan potensialnya $ 2 trilliun (perkiraan terakhir).

US tidak sendiri. Negara-negara lain seperti Indonsia, akan mengalami nasib dan melakukan tindakan yang sama, penurunan penerimaan pajak, defisit anggaran dan mengeluarkan surat hutang untuk menutupi defisit anggarannya. Kami tidak melihat akan adanya kenaikkan harga yang tajam dimasa mendatang. Orang cenderung untuk menahan tingkat konsumsinya, kecuali negara-negara yang konsumsinya disubsidi. Konsumen di Saudi, Russia, Venezuela, tidak akan mengurangi konsumsi bahan bakarnya karena subsidi.

Arah Suku Bunga
Pandangan EOWI sering berlawanan dengan pandangan populer. Ambil contoh, beberapa bulan lalu, pandang populer ialah bahwa harga minyak akan naik terus sampai $200/bbl. Tetapi EOWI mengatakan akan turun dengan argumen fundamentalnya. Ingat ketika pemerintah Indonesia menaikkan harga bensin premium dan diesel, EOWI mengatakan bahwa harga minyak akan turun [link]:

Saturday, May 31, 2008
DEMAND-SUPPLY DAN SPEKULAN MINYAK
Seperti biasanya, pemerintah Indonesia melakukan ketidak bijaksanaan lagi. Akhirnya presiden SBY dan kabinetnya menaikkan harga eceran bensin dan beberapa BBM lainnya. Anda tahu dimana letak ketidak bijaksanaannya yang terbesar? Bukan mengurangi subsidi, tetapi penentuan waktunya yang sangat salah. (Kata sangat salah sebenarnya salah, karena salah tidak punya gradasi. Yang ada adalah salah saja, yang berarti lawannya benar). Kenapa pemerintah salah dan akan kelihatan tolol? Karena harga minyak punya peluang turun.

Opini pemerintah RI waktu itu tidak sendiri. Banyak media masa juga meliput topik minyak dengan nada yang sama - bullish.

Suku bunga dari bank-bank sentral pada umumnya (Eropa dan US, Australia, Cina) akan turun. Padahal bulan-bulan lalu bank-bank sentral ini masih menaikkan suku bunganya, kecuali the Fed. Itu pandangan EOWI. Seperti sering terjadi, pandangan EOWI bersebrangan dengan pandangan umum. Ini adalah berita mengenai kenaikan bunga BI di Kompas [link]

Bulan Depan BI Rate Bisa Naik Lagi
Rabu, 6 Agustus 2008 11:42 WIB
JAKARTA,RABU - Keputusan Bank Indonesia (BI) menaikkan BI Rate 25 bps menjadi 9 persen sudah tepat dan sesuai dengan kalkulasi dan ekspektasi sebagian besar ekonom dan analis. "Peluang BI Rate naik lagi di bulan-bulan berikutnya masih terbuka mengingat tekanan inflasi masih cukup besar terutama kaitannya dengan seasonal inflation (hari raya Lebaran, Natal, dan Tahun Baru)," kata Ekonom Senior BNI Ryan Kiryanto, Selasa (5/8).


Dikatakan dengan asumsi setiap seasonal inflation terjadi inflasi 1,5 persen saja, di luar inflasi bulanan yang sifatnya non seasonal inflation, berarti akumulasi seasonal inflation berkisar 4.5 persen. "Alhasil, ekspektasi inflasi sampai dengan akhir tahun bisa mencapai 11-12 persen. Jika demikian, maka BI Rate cenderung akan naik terus hingga akhir tahun menjadi 9,5 persen," katanya.


Prilaku para santri-Keynesian di bank sentral mudah ditebak. Kalau ekonomi melambat maka suku bunga bank sentral diturunkan, dan sebaliknya. Kalau anda mau percaya pada Ekonom Senior BNI Ryan Kiryanto, silahkan. Tetapi kami di EOWI berpendapat bahwa suku bunga dari bank sentral yang waras secara umum akan turun.

Melonjaknnya US dollar terhadap Euro, Pound, Aussie dan Loonie dollar, beberapa minggu terakhir ini adalah antisipasi menurunan suku-suku bunga bank-bank sentral di Inggris, Eropa, Australia dan lain-lain sedangkan suku bunga the Fed tetap. Bank-bank sentral ini melihat adanya resesi. Lagi pula dalam hal cetak mencetak uang, mereka tidak kalah aggresifnya dibandingkan dengan the Fed. Kalau kurs mata uang mereka (Eropa, Canada, Aussie dll) menguat terhadap US dollar, hanya karena masalah aliran uang saja. Selama US masih mengalami defisit perdagangan, US dollar akan melemah. Dan ini akan berbalik arah jika US mengurangi ketimpangan import-eksportnya.

Kalau suku bunga dari bank sentral turun, apakah suku bunga pinjaman pasti akan turun juga? Jawabnya “tidak”. Secara umum spread (perbedaan) antara suku bunga pinjaman dan suku bunga bank sentral (dan suku bunga deposito serta treasury bond, surat hutang pemerintah) akan melebar. Menjelang resesi dan perlambatan ekonomi, kapital akan lari dari saham dan obligasi swasta ke investasi yang kurang beresiko seperti cash, emas dan obligasi pemerintah (treasury bond). Cost of capital, cost of borrowing akan tinggi sebagai premium atas resiko. Anda akan melihat perbedaan yield dari bond swasta dengan yield obligasi pemerintah (apa lagi US) atau yield obligasi dari issuer yang beresiko dengan yang kecil resikonya akan melebar.

Arah Emas dan Logam Mulia
Emas adalah tempat pelarian capital dimasa krisis, baik itu deflasi atau inflasi. Pada masa krisis deflasi dunia tahun 1930, harga emas naik dari $20/oz ke $36/oz. Angka $35 itu dipatok oleh pemerintah US yang pada saat itu dollar dipegged terhadap emas dan juga karena diberlakukannya undang-undang anti kepemilikan emas di US. Pada masa krisis yang bersifat inflasi tahun 1970, harga emas naik dari $35/oz sampai ke $860, dan akhirnya stabil di level $250 - $300.

Jangan salah sangka, kalau emas nampak kurang berjaya pada masa krisis deflasi, dibandingkan dengan dimasa krisis inflasi. Pada masa krisis deflasi harga barang-barang dan semua asset turun kecuali emas. Sedangkan pada masa krisis inflasi, harga asset juga naik. Saya katakan krisis yang membuat harga emas naik, bukan inflasi. Sejarah menunjukkan diantara tahun 1990-2000, adalah masa inflationary dunia dalam artian ekspansi kredit yang tinggi tetapi tidak ada krisis moneter. Pada masa itu, harga emas tetap bertengger di antara $250 - $350. Pada masa itu harga saham yang melambung. Emas adalah uang tanpa penguasa, tanpa gambar pahlawan yang sudah mati (Bung Karno/Hatta, Nyak Dien, Diponegoro, Kemal Attartuk, Washington, Jefferson, dsb). Emas juga uang tanpa tanda tangan gubernur bank sentral. Itu sebabnya emas dan perak menjadi tempat berlindung pada saat krisis, karena dengan memegang emas, anda tidak takut lagi kalau kebijaksanaan pemerintah menjadi ketidak-bijaksanaan yang mengrogoti kekayaan anda dengan membuat nilai uang terpangkas.

Jadi apa yang terjadi beberapa minggu ini, harga emas turun dengan tajam, sangat bertentangan dengan kaidah fundamental keuangan dan investasi. EOWI menduga, koreksi harga emas sifatnya hanya teknikal bukan fundamental. Secara statistik koreksi yang dalam seperti ini peluangnya hanya 2%. Artinya saat ini 98% peluang harga emas adalah naik. Chart-3 adalah peta trading emas yang menunjukkan probabilitas arah harga emas. Garis hitam dan titik-titik hitam berada di level hampir 100% (tepatnya 98%). Itu lah probabilitas harga emas untuk naik. Demikian juga relatif potensialnya pada titik tertingginya, di atas 0.8 selama beberapa hari ini (titik biru dengan tepi merah).


Chart 3 (Klik gambar untuk memperbesar)

Wajarkah koreksi yang sedemikian dalam pada periode bull market emas? Kita lihat Chart-4 yang menunjukkan beberapa koreksi harga emas selama bull market 2000-2008. Kalau kita lihat, koreksi sebelumnya, tahun 2006, adalah 21%. Saat ini koreksinya sudah mencapai 23%. Hanya tertaut 2%. Memang koreksi sebelumnya hanya dalam bilangan belasan persen. Wajarkah?


Chart 4 (Klik gambar untuk memperbesar)

Kalau masih ragu mengenai keutuhan periode bull market emas saat ini, kita akan lihat Chart-5. Chart ini menunjukkan 2 fase/periode yang telah dilewat bull market emas. Fase-1 adalah fase stealt, yaitu fase dimana hanya investor-investor berkaliber, seperti Jim Roger, yang masuk berinvestasi. Fase-2, bull market menjadi nampak dan mulai menarik investor lain. Dan fase ke 3 yang belum terjadi adalah saat dimana terjadi irrational exuberance, dimana masyarakat umum ikut memeriahkan pesta. Fase ke 3 ini ditandai dengan kenaikan harga yang parabolik (seperti harga minyak dalam 1.5 tahun terakhir ini naik 300%, atau bursa saham Shanghai - Cina), dan setiap orang, koran membicarakannya. Fase ke 3 ini belum terjadi!!! Di samping itu akhir dari bull market biasanya harga harus jatuh di bawah 200 D moving average atau di bawah garis trend utamanya (lihat Chart-5). Jadi, kejatuhan harga emas saat ini masih belum merubah status periode bull market emas.


Chart-5 (Klik gambar untuk memperbesar)


RENUNGAN
Bangsa Indonesia merayakan hari kemerdekaannya dengan upacara menaikkan (dan menghormati) bendera. Anakku, Princess Tiger (julukan kesayangannya), yang baru SD kelas 1 di sekolah Al-Izhar berkomentar: “Kain, yang satu dijadikan lap dan kain pel untuk membersihkan kotoran dan yang satu lagi dikerek ke atas tiang lalu dihormati”. Rupanya dia menerapkan logika cerita nabi Ibrahim (versi saya), yang berdebat dengan kaumnya: “Kalian, ambil sebatang kayu. Sebagian dipotong dijadikan kayu bakar. Sebagian dijadikan kursi dan diduduki, dan sebagian dijadikan patung lalu disembah-sembah. ‘Kan aneh?”. Tentu saja ini cerita versi saya sebagai cerita pengantar tidur anak saya.

Anak kecil memang mengagumkan. Mereka menggunakan semua kemampuan intelektualnya untuk mencerna kejadian disekitarnya. Berbeda dengan guru-guru mereka yang tentunya pernah mendengar bahkan menceritakan kisah nabi Ibrahim kepada anak-anak tetapi tidak mencerna kisah nabi Ibrahim dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mereka melakukan upacara bendera, menghormati bendera yang terbuat dari bahan yang sama dengan kain pel pembersih kotoran.

Di EOWI kita berusaha melihat fenomena ekonomi dan menggunakan kemampuan intelektual untuk mencari manfaatnya. Fakta-fakta ekonomi dan analisa fundamental menunjukkan bahwa krisis keuangan masih jauh, paling tidak jalan yang harus ditempuh masih 75% lagi. Dan hikmah sejarah menunjukkan emas akan berjaya disetiap krisis. Dan sebaliknya untuk saham. Sedangkan untuk cash, buruk di masa krisis inflasi dan bagus dimasa deflasi. Kalau anda percaya akan hal ini maka emas masih akan terus terappresiasi sedangkan saham akan jatuh. Deposito dan bond......, dalam birokrasi Keynesian dengan uang fiatnya, bunganya tidak akan menutup laju inflasi (laju pertambahan uang). Ada orang yang percaya dan bertindak sesuai dengan apa yang dipercayainya – kalau boleh saya pinjam bahasa Quran: beriman dan beramal saleh. Ada juga yang tidak perduli. Kalau tidak karena dimarahi ibu guru, niscaya anak saya enggan menghormati selembar kain yang dikerek ke atas tiang karena karena terbuat dari bahan yang sama dengan pel pembersih lantai.

Ekonomi (dan Investasi) bukan sains. Kebanyakan adalah ide, gagasan, hikmah sejarah dan heuristik – semacam dalil yang tidak/belum dibuktikan tetapi dipercayai bisa dipakai/berguna. Demikian juga analisa teknikal, bukan analisa. Jadi penentuan batas bull-market atau bear market bukan analisa sama sekali, hanya tarik-menarik garis. Oleh sebab itu EOWI harus membuat disclaimer: “Tulisan ini tidak dimaksudkan sebagai anjuran berinvestasi. Penulis tidak bertanggung jawab atas kerugian karena menggunakan data dan uraian tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung, EOWI tidak berkeberatan untuk ditraktir makan.”

Kita akhiri dulu. Jaga tabungan dan investasi serta kesehatan anda baik-baik. Walaupun harga emas saat ini sudah mencapai oversold yang ekstrim, tetapi tetaplah berasumsi bahwa emas akan tertekan terus selama komoditi terkoreksi. Short-term rebalancing atau forced liquidation posisi emas untuk menutup margin call di sektor komoditi, mungkin masih berlangsung selama masih banyak fund manager yang punya posisi di kedua sektor ini. Jadi sebaiknya anda punya strategi apakah itu average down atau yang lain sesuai dengan kapital anda dan toleransi mental anda terhadap koreksi jangka pendek ini.

Jakarta 17 Agustus 2008

5 comments:

maududi said...

Salam kenal Mas IS,

Saya belum lama mau jadi "orang waras", senang mengikuti artikel ekonomi di blog ini.

Habis baca ulasan mas IS, koq Hari ini baca detikfinance.com, bisa-bisanya ada posting berita ini http://www.detikfinance.com/read/2008/08/19/093926/990584/6/banyak-gangguan-ihsg-tetap-bisa-ke-titik-2800

Pertanyaan saya, bisakah orang waras percaya berita tsb ? :)

Salam,
maududi

Blue said...

Mas IS, terima kasih. Artikel yang ini memang membuat orang jadi waras.

Fundamentally, For now it seems that whenever the dollar gains in strength, gold investors make a run for the exits, possibly even selling their gold to buy dollars. But what we really have to ask ourselves, did the fundamentals change? Is the US economy back on track? Has the world’s faith in the dollar been reinvigorated? Have inflation worries disappeared? I think not.

Technically, gold looks to be a good buy at these levels for the following reasons:

Buying gold close to the 200 day moving average is a good strategy, buying below is even better. The RSI for gold is near 30, a classic BUY signal that rarely presents itself and should be taken advantage of.

We see gold holding on its support line, before building a base and moving much higher in the coming months.

STO is oversold, along with many other technical indicators.

Our message for this week is simple: BUY gold then hold on for the ride

Giy-Blog Praksiologi said...

Wah seru, ternyata kemungkinan krisis lebih besar masih ada ya, saya kira sudah selesai. Pak IS, apa pendapat Pak IS dengan “sukuk” yg rencana diterbitkan pemerintah?

Apakah sifatnya sama dengan bond2 lainnya. Maksudnya, apabila sukuk itu dicairkan di masa depan oleh pembeli sukuk. Uang baru hasil pencairan sukuk tersebut akan merembes ke pasar, yg dampaknya akan menambah laju inflasi (alias perederan uang di pasar)?

Apabila ya, bukankah ini modus baru pencurian dana oleh pemerintah melalui isntrumen2 investasi? Atau apakah pendapat saya ini keliru, karena, konon, sukuk ini ditunjang oleh “aset” diam yang dimiliki pemerintah?

Kok saya bingug ttg masalah ini. Mohon penjelasannya.

Giy

Blogger said...

Terima kasih atas info yang sangat bermanfaat ini. Terutama upaya penjelasan Bapak yang meyakinkan tentang trend peningkatan harga emas. Sebagian besar portfolio saya saat ini ada di fisik emas. Btw..saya merasa kondisi dunia saat ini ada dalangnya dan sudah diskenariokan. Dalangnya The Fed saya kira. bagaimana Pak... siapa yang diuntungkan dengan kondisi ini...

Imam Semar said...

Halloooo, kenapa jadi pada sinis semua nih. Rupanya sinis itu penyakit menular.

@Maududi, saya pikir 2800 adalah typo error, sebab seharusnya 1800 :D

@Giy,
Sukuk? Sudah menyalahi ajaran nabi Muhammad. Nabi Muhammad punya doa tentang hutang kira-kira bunyinya: "Iya Allah lindungilah aku dari hutang dan tekanan hutang". Kenapa ada sukuk?

Sukuk ini sebagai jalan belakang untuk mencetak uang karena mungkin akhirnya dibeli oleh BI yang kemudian mencetak uang untuk diberikan kepada pemerintah. Lumayan Rp 100 triliun lebih. Ini tidak akan membuat RI terhindar dari resesi. US ada kredit-konsumsi boom, merembet ke Cina dengan ekspansi kredit-kapital boom (Cina sebagai pemasok barang), Indonesia, Arab, Russia, Brazil mengalami komditi boom (karena bahan baku dari sini). Bisa dilihat bukan keterkaitannya? Kalau satu kolaps....., yang lain ikut.

Paling-paling nilai uang kertas Rp semakin menurun akibat sukuk ini. Apakah harga-harga naik...., yg ini masih harus berpacu antara tekanan akibat penurunan demand dengan inflasi (laju pertambahan uang). Yang pasti...., para pemilik apartemen dan ruko harus gigit jari karena susah dijual. :D

US dollar saat ini sedang mengalami re-alignment (menguat), karena banyak negara-negara lain mencetak uang lebih cepat dari US.

@Kavin,
Siapa yang diuntungkan? Yang dirugikan pasti penabung dan spekulan yang beli CDO.... :D

Mungkin yang diuntungkan adalah CEO, CFO dari institusi seperti Bear Stearn, Marrill Lynch, Lehman, dll, yg gajinya selangit. :D