___________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Doa pagi dan sore

Ya Allah......, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari tekanan hutang, pajak, pembuat UU pajak dan kesewenang-wenangan manusia.

Ya Allah......ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim dan para penarik pajak serta pembuat UU pajak selain kebinasaan".

Amiiiiin
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________

Wednesday, June 11, 2008

BLUE ENERGY – DARI RAJA IDRUS, CUT ZAHARA FONNA SAMPAI DJOKO SUPRAPTO

Minggu lalu saya ke Kuala Lumpur untuk urusan bisnis. Saya makan malam dengan teman dekat saya yang masih betah di Kuala Lumpur dan berminat pensiun disana. Obrolan dengannya, menyentuh mengenai blue energy. Kebetulan teman saya itu pernah jumpa dengan sahabatnya, sarjana ITB teknik mesin angkatan tahun 1976 yang dekat dengan Djoko Suprapto. Teman saya ini diajak bergabung untuk riset blue energy. (Saya sempat kasih salam-kenal untuk teman pendukung blue energy itu kalau berjumpa atau lewat email, dan menayakan apakah dia lulus termodinamika tingkat SMA, tingkat 1 dan 2 ITB).

Karena pertemuan ini dan koneksi internet di rumah masih tidak lancar, maka saya pikir untuk minggu ini saya posting cerita yang saya buat 3 minggu lalu yang tidak sempat saya publish. Karena ceritanya tidak perlu grafik dan chart, maka tidak sulit untuk meng-upload ke internet dan tidak memerlukan waktu yang banyak. Kita nikmati dulu cerita ringan ini sampai internet di rumah jalan lagi.....

Ada berita di koran (Sabtu 24 Mei, 2008) Djoko Suprapto ahli dan penemu Blue-Energy menghilang dari Cikeas. Yang dimaksud dengan teknologi Blue Energy adalah teknologi yang bisa menggunakan air untuk bahan bakar motor yang bisa menggantikan bensin dan solar untuk menggunaan di motor bakar. Penemunya adalah Djoko Suprapto seorang sarjana elektro Universitas Gajah Mada jurusan otomotif dan listrik. Djoko merupakan bagian tim inovator GIB (Gerakan Indonesia Bersatu). Dan sekjen organisasi ini adalah Heru Lelono yang juga staf khusus presiden. Blue Energy katanya ini sudah pada tahap uji coba lapangan. Paling tidak sudah dicobakan pada mesin mobil. Pada bulan November 2007, presiden Susilo B. Yudhoyono melepas mobil berbahan bakar air pergi ke Bali.

Banyak aspek teknis dan sains yang membuat saya skeptis tentang Blue Energy ini. Jadi saya tidak heran kalau Heru Lelono enggan menyebut berapa dan dari mana asal dana riset Blue Energy ini ketika ditanya wartawan. Saya punya dalil empiris: “Ada penipu kecil, penipu ulung, politikus dan Cut Zahara Fonna”. Saya akan jelaskan arti dalil empiris ini.

Sepanjang sejarah politikus biasanya menjanjikan sesuatu yang biasanya tidak ditepati. Untuk janji-janji itu, mereka digaji, disanjung-sanjung dan dijadikan pahlawan. Sukarno berkata bahwa kemerdekaan adalah jembatan emas menuju masyarakat adil dan makmur. Pada akhir pemerintahannya, uang Rp 2000 tahun 1964 yang bisa untuk hidup 2 hari satu keluarga kemudian menjadi seharga 1 bungkus kwaci pada tahun 1966. Terjadi pemiskinan umum.

Pada awal masa Orde Baru, salah satu perjuangan Orde Baru angkatan 66 adalah “turunkan harga” (salah satu dari 3 tuntutan rakyat – tritura). Selama pemerintahan Orde Baru banyak mentri-mentri yang berasal dari angkatan 66, pejuang tritura seperti Akbar Tanjung dan Kosmas Batubara. Tarif bus tahun 1968 adalah Rp 15. Dan ketika Orde Baru tumbang, tarif bus sudah Rp 1000. Tidak hanya itu. Orde Baru, Suharto, menjanjikan pembangunan agar ekonomi Indonesia lepas landas. Tetapi pada akhir Orde Baru ekonomi malah nyungsep. Nilai riil tabungan anak bangsa menguap dan tinggal 25% nya saja yang tersisa.

Dengan ujung tombaknya Amien Rais, masa reformasi, menjanjikan kemakmuran dan pemberantasan kolusi, korupsi dan nepotisme lewat demokrasi, desentralisasi dan pembaharuan lainnya. Amin Rais menjadi ketua MPR, tentunya bisa berbuat banyak dengan kekuasaannya itu. Kenyataannya, sampai 10 tahun Indonesia bukannya makin makmur tetapi makin sengsara dan korupsi menjalar sampai ke daerah.

Itu adalah bagian politikusnya. Walau politikus ditempatkan lebih tinggi dari penipu ulung, bukan berarti tidak ada yang lebih jago dari mereka, yaitu penipu sekaliber Cut Zahara Fonna. Sepanjang era, selalu ada penipu politikus. Pada tahun 1950an (tepatnya saya tidak ingat) pada jaman Orde Lama, Sukarno, ada raja Idrus dan ratu Markonah. Raja Idrus dan permaisuri ratu Markonah dari Kalimantan mengaku perlu bantuan dan bermuhibah dari satu daerah ke daerah lain untuk meminta bantuan finansial dari orang kaya dan pejabat tempatan. Presiden Sukarno juga terkesan dan mengundang mereka ke istana. Ternyata raja Idrus adalah badut penipu. Dan ratu Markonah adalah pelacur dari Tegal.

Cut Zahara Fonna adalah penipu kaliber nasional yang paling menarik, karena pelaku-pelaku sejarahnya berakhir dengan nasib berbeda-beda. Cut Zahara Fonna, pada awal tahun 1970an, muncul sebagai wanita yang mengandung bayi ajaib, yang bisa mengaji dan azan. Dia dan suaminya berkeliling Indonesia, berjumpa dengan pejabat-pejabat kabinet dan pejabat negara lainnya. Wakil presiden Adam Malik sempat menemuinya. Fotonya terpampang di surat kabar sedang melekatkan telinganya ke perut Cut Zahara Fonna. Popularitas Cut Zahara Fonna didukung oleh pers, terutama satu surat kabar Pos Kota yang dipimpin oleh Harmoko. Surat kabar ini setiap hari memberitakan kegiatan Cut Zahara Fonna bak selebriti sekarang. Tidak hanya Cut Zahara Fonna, surat kabar itu menjadi populer dan menjadi salah satu surat kabar beroplah terbesar di Indonesia.

Sayangnya tidak semua orang percaya. Salah satunya adalah Kapolda Kalimantan Selatan, Brigjen (pol) Swasono Abdul Hamid. Dia skeptis. Bayi dalam kandungan tidak bisa berbicara karena berbicara dalam air (ketuban) tidak mungkin. Lagi pula untuk berbicara perlu udara sebagai media penggetar tali suara. Brigjen Swasono kemudian mempersiapkan jebakan bagi Cut Zahara Fonna yang hendak berkunjung ke Banjarmasin. Ketika Cut Zahara Fonna beraksi, maka dia ditangkap dan digeledah. Sebuah tape recorder mini ditemukan di selangkangannya. (Tape recorder mini pada waktu itu merupakan barang baru dan langka di Indonesia). Dengan demikian tamatlah petualanganan Cut Zahara Fonna dan bayi ajaibnya selama 1 tahun lebih sedikit.

Nasib Cut Zahara Fonna kemudian tidak banyak yang tahu. Harian Pos Kota tidak memberitakannya lagi. Brigjen Swasono Abdul Hamid dipensiun-dinikan (mungkin karena mempermalukan para pejabat tinggi negara dengan membongkar penipuan Cut Zahara Fonna). Tidak lama kemudian Brigjen Swasono Abdul Hamid meninggal pada usia 52 tahun karena keracunan. Dia meninggalkan harta kepada keluarganya berupa sebuah rumah kecil (3 kamar) di dekat pasar Cipete. Sedangkan pimpinan harian Pos Kota dikemudian hari menjadi mentri penerangan Orde Baru yang cukup lama.

Pada jaman reformasi, tahun 2002 mentri agama Said Agil Husni al Munawar, termakan oleh tipuan berbau klenik, tentang adanya harta karun di situs bersejarah Batu Tulis Bogor. Atas perintah Agil, dilakukan penggalian di sekitar situs. Penggalian, katanya dihentikan karena banyak tekanan dari masyarakat yang tidak percaya.

Masih ingat dalam benak kita tahu 2003 soal QSAR (Qurnia Subur Alam Raya)nya Ramli Araby, yang berhasil menggaet politikus-politikus seperti Hamzah Haz dan Tosari Wijaya? Partai Persatuan Pembangunan turut menanamkan uang Rp 6.5 milyar. Amien Rais dan Megawati (ketua MPR dan Presiden waktu itu) kabarnya sempat berkunjung ke QSAR.

Penipuan berlatar belakang teknologi dan sains jarang, karena masyarakat sains rasionil sukar ditipu. Tetapi bukan tidak pernah ada. Pada bulan Maret tahun 1990 Dr. Stanley Pons and Dr. Martin Fleischmann dari University of Southampton di England, mengaku berhasil membuat reaksi nuklir fusi pada kondisi ruangan yang disebut cold fusion. Reaksi fusi adalah reaksi nuklir penggabungkan dua atom hidrogen-berat menjadi helium dan energi.

Reaksi seperti inilah yang membuat matahari bersinar atau bom hidrogen meledak. Selama ini reaksi fusi (penggabungan) hidrogen berat tidak bisa dikontrol dan harus pada kondisi tekanan dan temperatur tinggi. Cold fusion masih menjadi impian sampai sekarang. Kalau reaksi cold fusion ini bisa direalisasikan maka reaktor pembangkit tenaga nuklir bisa sangat murah. Bahkan energi bisa menjadi sangat murah, karena bahan bakunya air dan modal pembangunan reaktor pembangkitnya rendah. Ternyata klaim ini adalah tipuan saja. Untuk bisa berlangsungnya suatu reaksi nuklir penggabungan inti atom diperlukan energi yang besar pada kondisi tekanan dan temperatur tinggi. Bukan sekedar suhu ruangan. Oleh sebab itu sampai saat ini percobaan Pons dan Fleischmann tidak bisa diduplikasi (diulang kembali), karena merupakan tipuan.

Dalam sains dan engineering, ada beberapa topik yang sering dijadikan dagelan ilmuwan. Intinya ialah impian indah berdasarkan idealisasi teori ilmu alam yang pada kenyataanya tidak bisa dicapai. Bahan dagelan ini antara lain perpetual motion engine (mesin yang bisa bergerak terus tanpa perlu tambahan energi), alat anti gravitasi, mesin waktu, dan mesin berbahan bakar air. Perpetual motion engine adalah applikasi hukum Newton yang berbunyi: “Suatu benda yang bergerak akan terus bergerak sampai ada gaya yang melawannya”. Tentu saja hal ini hanya berlaku pada kondisi ideal tanpa gesekan. Sekali mesin bergerak, maka selamanya akan bergerak tanpa perlu diberi tambahan energi. Tentu saja ini adalah impian kosong, karena gesekan adalah fenomena alam di tempat non-vakum.

Alat anti gravitasi adalah bentuk impian kosong lainnya. Gravitasi adalah fenomena alam yang sangat dasar. Mesin waktu juga masuk kategori dagelan, karena adanya mesin waktu berpotesi menciptakan kontradiksi keberadaan, yang bertentangan dengan hukum logika.

Mesin berbahan bakar air sudah menjadi impian (kosong) dan dagelan ilmuwan sejak lama, karena jumlah air yang melimpah. Tentu saja orang ingin agar air yang murah dan melimpah ini bisa dijadikan bahan bakar. Djoko Suprapto bukan orang pertama. Pons dan Fleischmann sudah mendahuluinya 18 tahun lalu.

Blue Energy, mesin berbahan bakar air (BBA) adalah omong kosong, tipuan. Untuk mengetahui Blue Energy adalah tipuan hanya diperlukan pelajaran thermodinamika universitas tingkat 1. Bahkan di sekolah menengah atas pun sudah diajarkan di kelas 3, tergantung dimana sekolahnya. Hukum Hess mengatakan bahwa dalam suatu reaksi kimia perubahan entalpi (bahasa canggihnya untuk energi) hanya bergantung pada selisih entalpi bahan awalnya dengan entalpi produknya bukan jalannya. Energi tidak bisa diciptakan atau dimusnahkan. Kalau air sebagai bahan bakar awalnya dan air juga sebagai produk akhirnya, maka tidak tidak akan ada energi yang dihasilkan, walaupun direaksikan berkali-kali, berputar-putar sampai jutaan tahap dengan katalis apapun.

Pada suhu ruangan air H2O mempunyai tingkat energi kimia yang rendah. Ini yang menjadikan air sangat stabil. Setiap reaksi yang menghasilkan energi yang melibatkan hidrogen dan oksigen, hasil akhirnya adalah air. Misalnya hasil pembakaran minyak (hidrokarbon), CnH2n+2 + O2 (hydrokabon alkana misalnya) akan menghasilkan CO2 (karbon dioksida) dan H2O (air).

2CnH2n+2 + (3n+1) O2 ----> 2n CO2 + 2( n+1) H2O + energi

Secara kimia air sulit/tidak bisa lagi diperas energinya lagi. Oleh sebab itu saya akan bertanya kepada Djoko Suprapto, produk kimia apa yang dihasilkan oleh reaksi kimia air untuk menghasilkan energi dalam mesinnya itu?

n H2O + m O2 ---> y HxOz + energi

Apa itu HxOz yang tentunya harus mempunyai tingkat energi (entalpi) yang lebih rendah dari air dan oksigen. Saya yakin Djoko tidak bisa menjawab.

Kasihan pak Presiden sudah tertipu, kemana staf dan penasehat ahlinya? Lulus Termodinamika SMA IPA nggak?

Jakarta 24 Mei 2008.

5 comments:

Kemas said...

satu lagi "pencerahan" dari anda. Terus berbagi ilmu, Pak .. biar kami yang muda-muda ini makin semangat untuk meluaskan wawasan. Trims.

Unknown said...

Itu mestinya fusi bukan fisi. Fisi itu pembelahan atom, sedangkan fusi yang penggabungan atom.

Imam Semar said...

Oom Hadi,
Terima kasih atas koreksinya. Pada tulisan sebelumnya memang FUSI, entah kenapa yang ini saya tulis FISI. Cuma beda U dan I, tetapi artinya sangat berbeda.

Blue said...

Mas IS, ternyata Joko Suprapto tidak membuat bahan bakar dari air seperti yang mas IS duga. Untuk menjalankan mesin diesel, dia tetap menggunakan bahan bakar solar tetapi solar itu dicampurkan dengan air yang telah direkayasa. Dengan kata lain meningkatkan efisiensi pembakaran dari bahan bakar. Informasi ini saya peroleh dari rekan wartawan yang menyaksikan demonstrasi terbuka dari Joko Suprapto tgl 19 Juni 2008 di rumahnya di Nganjuk.

gus rud said...

Mas Imam Semar, tulisan anda ttg Cut Zahara Fona banyak yg keliru infonya.kejadian thn 1971 di Banjarmasin saya termasuk saksi hidup. Adam Malik msh menjabat Menlu R.I. Brigjen A.H. Swasono (PangDak XIII Kalsel, kalau sekrg Kapolda) bukan yang menangkap Cut Zahara Fona, ybs termasuk yg percaya bualan Cut ZF. Yang menjebak dan menangkap Cut ZF ini adalah DanRes Banjarmasin (sekrg Kapolres).
Brigjen A.H Swasono tidak dipensiun dini dan mati diracun. Semua media cetak gencar memberitakan tdk hanya Pos Kota jd tdk perlu menganalogi yg berujung Harmoko menjd Menteri Penerangan