MENGARUNGI PASAR BEAR
Topik kali ini:
ZIMBABWE STOCK EXCHANGE THE BEST PERFORMING
EKONOMI
MARKET UPDATE
TRADING ALA IMAM SEMAR
SUHARTO IN MEMORIAM
Ahkirnya Suharto meninggal pada tanggal 27 Januari 2008. Alat-alat penyokong hidup tidak bisa memperpanjang hidupnya lebih lama lagi. Bagi saya setiap ada kematian, selalu ada yang bisa diambil pelajaran. Apakah itu buya HAMKA, Mohammad Natsir, Benazir Bhutto, Kusni Kasdut, Sukarno, Suharto atau Amrozi (nanti kalau dia dihukum mati). Hukum keadilan berlaku untuk alam ini. Keadilan adalah refleksi sifat Allah yang sensible dan agung; bukan monster yang angin-anginan. Adil adalah suatu sifat alam dan merupakan azas kesetaraan antara perbuatan dan hasilnya. Kalau saya mengolah tanah dan menanami padi, maka hasilnya akan setara dengan usaha saya dari mulai memilih tanah, bibit, mengolah, memelihara smpai panen. Kalau saya menanam padi tidak mungkin berbuah mangga atau jeruk atau yang lain dan tidak bisa diramalkan sebelumnya. Kalau azas keadilan tidak ada maka orang bingung dan enggan berusaha. Seandainya tuhan itu monster yang bersifat angin-anginan dan memberlakukan azas dimana hasil yang ingin dicapai tidak ada kaitannya dengan usaha, melainkan atas keinginan tuhan yang angin-anginan itu, lantas untuk apa berusaha? Tuhan bersifat qudrat (berkuasa), iradat (berkehendak) tetapi kehendak dan dalam menjalankan kuasanya Ia juga Baqa - tetap, tidak beerubah-ubah atau angin-anginan.
Setiap orang Islam yang sejati, menginginkan “husnul khotimah” – akhir yang baik. Pelajaran yang bisa diambil Kematian pak Harto. Para politikus berkuasa memberi citra (image) yang agung dan innocent terhadap figure pak Harto melalui media TV dan cetak. Banyak orang terpengaruh terutama yang awam. Seperti advertensi, isi cerita pak Harto sudah dipoles sesuai dengan citra yang ingin diciptakan. Bagi yang jeli dan objektif, pak Harto tidak berakhir dengan baik. Dia masih menyisakan banyak persoalan dan dari segi hutang piutang banyak yang belum diselesaikan. Amrozi (kalau dia dihukum mati) lebih husnul khotimah dari pak Harto. Hutang-piutang Amrozi dengan para korban bom Bali, sudah diselesaikan. Amrozi dinyatakan (mengaku) sebagai pelaku, dan dia (akan) memperoleh hasilnya. Sedang pak Harto masih menyisakan banyak persengketaan. Bintang film Eva Arnas masih ingin tahu dimana almarhum (mantan) suaminya Dedi Hamdun. Kalau Dedi dibunuh, apakah pak Harto dibelakangnya. Hariman Siregar masih menuntut keadilan atas tekanan-tekanan hidup yang ditimpakan kepada keuarganya yang mengakibatkan istrinya gila, anaknya meninnggal. Saya masih ingin menuntut atas keterlambatan sekolah saya selama 1 tahun akibat diduduki tentara tahun 1978. Teman saya Deni Triyadi juga masih punya piutang penjara 1 tahun tanpa ada pengadilan. Ribuan bahkan mungkin ratusan ribu orang yang dipenjara tanpa diadili. Belum lagi orang yang hilang sampai sekarang. Juga anak-anak dari pendukung orde lama (Omar Dhani misalnya) atau anak-anak anggota PKI (yang dituduh PKI), yang hak-haknya (untuk sekolah dan bekerja) dirampas.
Kasus-kasus di atas sifatnya sangat individu. Ada lagi yang sifatnya mencakup lingkup nasional. Jenis ini tidak nampak, apa lagi oleh orang awam. Penghancuran nilai rupiah misalnya. Sebagai pembanding adalah ongkos naik bus, Rp 15 pada awal tahun 1970an menjadi Rp 1500 pada saat dia turun tahta. Sembilan puluh persen (90%) tabungan dan rupiah dihancurkan. Gamblangnya: “penabung dibikin melarat”. Lingkungan dihancurkan. Dana reboisasi yang dibayar oleh HPH habis dan hutan tetap gundul.
Bagi orang awam, jaman pak Harto terasa lebih makmur dari sekarang. Kemakmuran di jaman pak Harto adalah kemakmuran akibat ekspansi kredit yang berlebihan, spekulasi yang motori oleh ke(tidak)bijaksanaan pemerintah, intervensi pemerintah. Menggrogoti tabungan, asset bangsa tanpa membangun kapital atau menggantikan kapital yang dikonsumsi. Akibatnya, ketika krisis 30 tahun kemudian, kejatuhannya parah dan sulit bangkit. Kapital, modal, tabungan, sumber daya alam hancur, karena sudah dikonsumsi secara tidak bijaksana selama beberapa dekade. Gelar bapak “Bapak Pembangunan” lebih cocok “Bapaknya Pemborong Bangunan” (ada anaknya yang punya saham di kontraktor rekayasa sipil, Citra Marga misalnya). Lagi pula, dana yang dipakai untuk membangun bukan uang miliknya, melainkan kekayaan para pelaku ekonomi yang produktif. Akhir seperti ini disebut su’ul khotimah. Berakhir dengan buruk. Pak Harto juga mengalami su’ul khotimah, bukan husnul khotimah. Berbeda dengan Amrozi (jika dia dihukum mati). Amrozi akan menyelesaikan hutang-hutangnya. Gigi dibayar gigi, mata dibayar mata, dan hutang nyawa di bayar nyawa. Walaupun sanak keluarga korban bom Bali belum puas dengan hukuman mati Amrozi, suatu hal mengenai keadilan, bahwa keadilan tidak ada kaitannya dengan kepuasan. Keberanian pak Harto berbeda dari Amrozi pelaku pemboman Bali, pak Harto takut menghadapi pengadilan, nampak beberapa kali sakit ketika akan diperiksa. Akibatnya sampai dia mati, pak Harto belum bersalah. Oleh sebab tuntutan Eva Arnas dan orang-orang yang kehilangan keluarganya serta orang-orang yang merasa dizalimi pak Harto harus menunggu sampai dipengadilan akhirat untuk membuktikan salah/benarnya tuduhan, kemudian disusul dengan pembalasan. Kerugian pak Harto kalau dia terbukti bersalah, maka pintu pengampunan sudah ditutup bersama usianya. Itulah perbedaannya dengan Amrozi yang masih bisa berusaha menebus kesalahanya.
Yang bisa dijadikan hikmah dari perjalanan hidup pak Harto ialah jangan ingin jadi presiden, pemimpin, apa lagi kalau anda takut diadili. Karena kekuasaan itu membuat tindakan anda teramplifikasi. Dampaknya hebat. Kesalahan anda bisa menyengsarakan banyak orang untuk jangka waktu yang lama. Umar bin Khattab menyadari hal ini. Ketika dia terpilih menjadi khalifah dia berkata: “.....saya menerima posisi khalifah ini seperti memakan bangkai”.
ZIMBABWE STOCK EXCHANGE THE BEST PERFORMING
Berita dari Media Indonesia Sabtu kemarin (26 Januari 2008): harga minyak goreng naik 80%, harga LPG naik 200%. Sebelumnya harga kedele yang membumbung membuat pabrik dan pembuat tahu berdemonstrasi. Beberapa bulan lalu harga beras juga naik. Di sisi lain sumber resmi pemerintah, BI mengatakan inflasi 6% (atau kurang). Imam Semar mengatakan bahwa inflasi 0% untuk kambing yang hanya makan rumput. Harga rumput bagi kambing tidak naik-naik. Ada realita dan ada data statistik resmi dan keduanya tidak sama. Artinya data statistik bohong. Dan pembuat kebohongan disebut pembohong dan penipu. Anehnya, setiap 5 tahun kita beramai-ramai memilih orang untuk membohongi kita. Itu namanya demokrasi.
Rakyat Indonesia rata-rata adalah jutawan. Itu saya katakan kepada supir taksi setiap kali saya naik taxi. Alasan saya adalah seorang supir taksi berpenghasilan Rp 100 ribu per hari dan bekerja 20 hari sebulan. Jadi penghasilan perbulannya adalah Rp 2 juta. Tetapi para supir taksi sama sekali tidak bangga terhadap status jutawannya. Karena, mau menyekolahkan anaknya saja susah. Uang pangkal sekolah dasar Al-Izhar adalah Rp 30 juta. Itu 1.5 tahun hasil kerja supir taksi. Artinya dia harus bekerja 1.5 tahun kemudian uangnya di tabung dan dia serta keluarganya tidak makan, minum dan menyewa rumah.
Status jutawan rakyat Indonesia dengan cepat disusul oleh Zimbabwe. Robert Mugabe berpikir bahwa alangkah baiknya kalau semua rakyat Zimbabwe jadi multi jutawan, atau milyuner. Mugabe baru saja mengeluarkan uang baru, pecahan $10,000,000 ($10 juta) – lihat gambar. Dulu seorang mentri pertanian Canada mengatakan bahwa orang Afrika otaknya rusak karena sering kena panas matahari. Mungkin Mugabe salah satu di antaranya. GDP Zimbabwe adalah US$ 500 dan secara riil turun -5.7% per tahunnya. Kemakmuran tidak bisa dicapai dengan mencetak uang, dummy!!.
Gambar 1 Pecahan baru uang Zimbabwe ZW$10 juta (kira-kira US$ 333, Jan 26, 2008)
Pasar modal juga bukan cermin membaiknya ekonomi. Pasar modal Zimbabwe dalam tahun 2007 naik lebih dari 320000% (lihat Charti di bawah). Angka ini membuat kinerja bursa Indonesia tidak ada apa-apanya. Bagaimana mungkin dengan krisis ekonomi seperti Zimbabwe, harga saham meroket? Jawabnya sederhana. Orang tidak percaya lagi untuk menyimpan dollar Zimbabwe, oleh sebab itu lari ke asset lain, dalam hal ini saham.
EKONOMI
Di sektor kredit, nampaknya kebekuan kredit sudah mencair. Libor (London Inter-Bank Overnight Rate) sudah turun, bahkan sempat di bawah suku bunga the Fed. Pinjam meminjam antar bank sudah membaik. Tetapi tidak berarti kredit di sektor real estate di US sudah sembuh. Dalam acara 60 minutes TV CBS, para penghutang kredit perumahan mengatakan lebih baik kehilangan rumahnya dari pada harus dipertahankan ( http://www.cbsnews.com/sections/i_video/main500251.shtml?id=3756665n). Dengan turunnya harga rumah, maka lebih untung tidak bayar cicilan dan membiarkan rumahnya disita. Harga rumah anjlok. Kenapa harus dipertahankan. Lebih baik melepas rumah itu dan membeli yang lebih murah, atau menyewa. Walaupun akibatnya kredit ratingnya turun. Lelang rumah sekarang menjadi meningkat. Penawaran awal bisa 25%-30% dari NJOP (nilai jual objek pajak), “harga pasar”. Definisi harga pasar harus disesuaikan lagi. Dan kali ini turun. Dan bank pemberi kredit rumah harus menelan kerugian. Deflasi? Hanya gejala awal dari deflasi. Penghutang selalu sengsara dimasa deflasi. Ngeplang hutang adalah tidakan yang cerdik.
Gambar 2 Rumah seperti ini kira-kira Rp 2 milyar. Sama dengan (atau lebih murah) Puri Cinere tempat yang macet. (Klik gambar untuk memperbesar)
Kasus turunnya harga rumah tidak hanya menimpa US, tetapi juga di Indonesia. Ipar saya baru saja omong-omong dengan temannya. Dia harus melepas rumahnya yang sudah ditawarkan selama 5 tahun hanya 70% dari harga pasar untuk memperoleh pembeli. Bahkan kalau mau jual tanah, penawaran pertama, supaya orang mau beli, adalah harga NJOP. Nasib bank pemberi kredit mungkin belum nampak. Tetapi para spekulan sudah megap-megap mempertahankan rumahnya. Hey..., harga rumah di Indonesia lebih mahal dari di US. Kenapa beli disini? Beli saja di US dan jadi permanent resident.
MARKET UPDATE
Dua minggu lalu market panik dan sangat volatile. Index VIX mencapai 37.5 (lihat Chart-2). The Fed ikut-ikutan panik dan menurunkan suku bunganya 75 basis point sebelum sidang yang dijadwalkan pada tanggal 30-31 Januari 2008. Effek morphine the Fed untuk sementara membuat pasar saham tenang dan rebound.
Saat ini market sedang menunggu keputusan the Fed untuk menurunkan suku bunganya sebesar 50 basisi point lagi minggu ini. Probability suku bunga the Fed turun menjadi 3% sudah mencapai 50-50 (lihat Chart-3 di bawah). Saya pikir bursa akan rally. Memang posisi terakhir, pasar masih belum melepaskan kondisi oversold nya. Jadi masih perlu rally sedikit lagi. Taksiran saya indeks Dow Industrial bisa mencapai level 13000.
Tetapi Yen menunjukkan posisi over-bought (Chart-4) dan membentur resistancenya sehingga bisa memberikan effek yang berlawanan dengan keputusan the Fed. Jika Yen mengalami koreksi, maka carry trader akan keluar arena dan seiring dengan tertekannya saham. Keputusan the Fed menurunkan suku bunga akan membuat Yen sulit terkoreksi terhadap US dollar. Itu yang saya maksud dengan effek yang berlawanan. Minggu-minggu kedepan akan ada pergulatan yang alot.
Chart 2 (Klik gambar untuk memperbesar)
Chart 3 (Klik gambar untuk memperbesar)
TRADING ALA IMAM SEMAR
Kalau diamati, setiap periode bear atau bull, harga saham (indeks) mempunyai trend utama dan trend minor. Tujuan trading adalah mencari manfaat dari gejolak trend minor yang bermain pada selang waktu minggu dan bulan, bukan tahunan. Kalau anda seorang “investor” dan mempertahankan suatu posisi untuk jangka panjang (dalam bilangan bulanan dan tahunan) maka anda tidak cocok menggunakan metode ini. Tetapi jika anda memegang posisi hanya untuk bilangan minggu atau bulan, maka metode ini cocok. Karena pada dasarnya adalah mencari manfaat dari fluktuasi mingguan sampai bulanan.
Chart-5 menunjukkan indeks S&P 500 (kurva merah) pada periode bull 2003 – 2007. Nampak trend utamanya dan juga trend minor (fluktuasi minor) antara 3 – 6 bulan. Untuk bear market fluaktuasinya bisa lebih rapat. Untuk memunculkan trend minor dan menghilangkan pengaruh trend utama, Indeks S&P 500 ini dibagi dengan 18 DMA (18 hari moveing average) sebut saja NS&P (normalized S&P). Hasilnya kurva biru, relatif datar. Trend utamanya hilang.
Chart 5
Chart 7
Chart-8 menunjukkan distribusi NS&P dimasa Bear 1960-70 dan periode 1950-sekarang. Kita lihat perbedaan mediannya yang bergeser. Tanpa perlu menunjukkan dengan chart, dipastikan nilai most-likely dan mean juga bergeser ke kanan (ke NS&P yang lebih tinggi). Ada Chart-8 ini kita lihat peobability untuk naik (potensi bullish) pada tanggal 10-15 Desember 2007 hanya 25%-30% saja. Artinya pasar pada posisi bearish dan punya 70%-75% peluang turun. Sedangkan pada 23-25 January 2008, 90% berpeluang naik. Pasar berpotensi bullish.
Peta Pengambilan Keputusan Trading (Chart-9) adalah potensi relatif dari suatu posisi. Dengan kata lain “Risked Relative Value”. Maksudnya adalah penjumlahan semua kemungkian
Jika mulanya indeks di level A. Diharapkan dalam beberapa minggu kemudian akan pindah. Mungkin di posisi X(1) dengan probability f(1), bisa juga di X(i) dengan probability f(i) dimana i = 1, n.
Dengan demikian Risked Value Posisi A adalah: Sigma [f(i)*{X(i) – A}], dimana i = 1, n.
Chart 8
Kalau dilihat dari peta trading, pada tanggal 10-15 Desember lalu adalah masa yang tepat untuk masuk posisi short dan pada tanggal 23-25 January, harus balik badan ke posisi long. Saat ini berdasarkan data tanggal 30 January, kita sudah harus bersiap-siap untuk posisi short lagi.
Chart 9
Jakarta 28 Desember 2008