Kali ini EOWI akan membawa pembaca ke sebuah topic yang berkaitan dengan
biologi sel, umur manusia, uang, penghasilan, pajak, prilaku dan dosa, serta
pensuciannya. Dari teori biologi sel serta data penghasilan suatu masyarakat,
EOWI akan mencari jawaban atas pertanyaan berdasarkan korelasi empiris:
- kenapa umur nabi Nuh mencapai 900 tahun (apakah mungkin?)
- kenapa nabi Muhammad mengatakan bahwa pensucian dosa penarik pajak 10% ke atas adalah sangat berat, rajam (dilempari batu sampai mati)
- seberapa jauh pajak mempengaruhi umur manusia
- seberapa jauh prilaku mempengaruhi umur manusia
Saya punya teman, CEO dari sebuah perusahaan farmasi yang fokusnya dibidang
bio-teknologi di Singapore. Dia adalah teman sekelas ketika di ITB (termasuk
top 7% terpandai). Namanya unik dan mudah diingat, sebut saja Rikrik (apakah
ini nama samaran yang diberikan EOWI atau asli hanya Allah, EOWI dan yang
bersangkutan yang tahu). Saya sendiri tidak mengenal dia secara pribadi ketika
sekelas selama 1 tahun itu, kecuali namanya yang khas itu. Baru kenal dan
sering ngobrol akhir-akhir ini karena sering ketemu di Senayan. Kalau dia
sedang di Jakarta pada hari Sabtu, kami biasanya ketemu di Senayan, untuk jalan
pagi, yang kemudian dilanjutkan dengan ngobrol sambil minum teh. Topik kami
akhir-akhir ini adalah tentang bio-teknologi. Untuk topik ini, dia adalah teman
ngobrol yang paling enak yang pernah saya kenal. Sebagai top 7% di ITB, dia
cerdas dan juga ceria-menyenangkan (witty).
Tentang kenapa perusahaannya ada di Singapore, penyebabnya adalah karena
pajak di Singapore rendah. Sampai sejauh ini, ada korelasi antara perkembangan
bidang farmasi bio-teknologi dengan pajak. Kalau bio-teknologi bisa
memperpanjang umur manusia, maka, pajak menghalangi usaha-usaha untuk
memperpanjang umur manusia. Jadi ada korelasi antara pajak dan peluang hidup.
Nanti akan kita bahas lebih panjang lagi.
Saya tertarik pada farmasi bio-teknologi, karena paska periode krisis pada
dekade ini bidang farmasi bio-teknologi saya perkirakan akan mengalami booming.
Sehingga penting bagi EOWI untuk mempelajari farmasi bio-kimia lebih dalam.
Bagi EOWI berlaku prinsip: “Hanya berinvenstasi di seketor/saham yang kita
mengerti.”
Salah satu topik yang belum lama ini menjadi topik obrolan saya dengan teman
saya itu adalah mengenai “virtual
immortality”, peremajaan kembali organ (organ
rejuvenation). Dia bilang, kalau teknologinya sudah terbukti, dia ingin
diambil lemak dari perutnya untuk diekstrak sel punca (stem-cell) nya. Kemudian
telomerenya diperpanjang, di-reset, dan
dibiakkan in vitro, setalah itu stem-cell ini diinjeksikan kembali ke
dalam badan untuk meremajakan kembali organ-organ yang sudah menua. Sementara
sel-sel lemaknya dikembalikan ke tempat-tempat tertentu supaya kelihatan semok kembali, katanya sambil tangannya
menunjukkan bagian-bagian badan yang berkaitan yang diassosiasikan dengan mollig (chabby, sexy, semlohay). Tambah
muda dan semok, tambahnya. Itu
membuat saya tertawa melihat gayanya yang witty,
cerdas dan intelek tersebut.
Virtual immortality dan organ
rejuvenation dimasa yang akan datang bisa jadi akan terwujud. Yang dimaksud
dengan “virtual immortality” adalah
kehidupan yang nyaris kekal. Jika ada suatu proses untuk meremajakan kembali
organ-organ tubuh yang sudah menua, maka seseorang yang mengalami penuaan
secara alami bisa diremajakan kembali secara berulang-ulang sehingga nyaris tidak
akan pernah mati. Ada kekecualian tentunya yaitu jika dia ditabrak mobil sampai
hacur, gepeng atau ditusuk perampok sampai mati di tempat.
Unit Hidup Terkecil dan
Informasi Genetik
Untuk bisa mengerti virtual
immortality ini, EOWI akan mencoba menerangkan secara awam proses biologi
sel nya. Kami memahami bahasa masyarakat top 7% ITB terkadang agak berbeda.
Selera humornya pun berbeda. Walaupun penggunaan bahasa awam akan digunakan
sebanyak mungkin, akan tetapi ada beberapa istilah yang tetap akan
dipertahankan agar tidak merubah arti dan jika diperlukan bisa dicari informasinya
lebih lanjutnya dengan google, seperti istilah telomere, telomerase, cellular-aging atau senescence, stem-cell, mitosis, in vitro dan beberapa lagi. Kami
harap pembaca bisa maklumi hal ini. Kami juga percaya bahwa dengan seringnya
membaca EOWI, pembaca akan semakin cerdas. Setidaknya, pembaca bisa menggunakan
jargon-jargon ini supaya kelihatan selevel intelektualnya dengan teman saya
itu.
Untuk bisa mengerti mengenai umur dan umur sel, ada beberapa hal mengenai
dasar-dasar pengetahuan biologi dan genetik yang harus diketahui. Badan manusia
merupakan sebuah organisme yang terbentuk dari sekumpulan sistem organ. Dan
setiap sistem organ terdiri dari organ-organ. Dan organ-organ itu terbentuk
dari jaringan-jaringan yang menjalankan fungsi yang spesifik seperti
mengeluarkan enzim, hormon atau mensintesa/memecah senyawa kimia. Dan yang
membentuk jaringan adalah sel-sel yang dulunya disebut sebagai unit “hidup” terkecil. Di dalam sel ada yang
disebut inti sel yang mengandung DNA yang merupakan paket genetik yang
diturunkan dari orang tua ke anak cucu keturunannya, serta berisi kode
informasi/blue-print dan instruksi.
Senyawa dasar yang membentuk gen atau informasi genetik disebut Adenin (A),
Guanin (G), Cytonin (C) dan Thymin (T). Kalau di bidang komputer, suatu
informasi dan instruksi digambarkan/dikodekan dengan sederetan kombinasi angka
0 & 1 (disebut kode binary), informasi genetik dikodekan dengan deretan
kombinasi A, G, C dan T. Deretan kombinasi A, G, C dan T ini merupakan
instruksi yang diperlukan badan untuk berfungsi.
Siklus Hidup Sel
Asal muasal manusia adalah dari satu sel zygot, yaitu hasil pembuahan sel sperma dan sel telur, kemudian
berkembang jumlahnya dengan membelah diri. Agar badan manusia bisa tumbuh terus,
misalnya otot anak-anak yang kecil menjadi besar ketika dewasa, sel-sel harus
menduplikasi diri mereka dengan jalan membelah diri, satu sel menjadi dua sel
yang serupa alias duplikat. Perjalanan untuk bisa membuat copy nya, mempunyai
proses yang rumit. Tetapi secara sederhana bisa diceritakan sebagai berikut.
Fase-1, atau fase pertumbuhan sel sering disebut G1. Sel yang masih muda
akan tumbuh. DNA, kode informasi anak manusia, pada fase-1 ini berbentuk
polimer panjang seperti benang yang tidak tergulung dan tidak terkelola baik,
ujung nya ke mana-mana. Jumlahnya juga cukup banyak. Para ahli menamakannya chromatin. Setelah sel tumbuh
dan setengah matang, sel akan melanjutkan perkembangannya ke fase-2, yang
disebut fase sintesis. Pada fase sintesis ini, sel akan membuat duplikat setiap
chromatin. Tetapi sebelum melakukan foto-copy chromatin, akan dilakukan check & recheck, apakah tidak ada
kode-kode DNA yang hilang atau tertukar tempatnya. Ini penting.
Ibaratnya instruksi mesin cuci berubah dari: 1. Tutup saluran air buangan
dari ruang cuci; 2. Isi ruang cuci dengan air dan sabun; 3. Putar ruang cuci
untuk mengocok cucian; 4. Buka saluran air buangan dari ruang cuci dan tutup
lagi; 5. Isi ruang cuci dengan air (untuk membilas); 6. Kembali ke perintah no.
4, dan ulangi sampai 2X; 7. Tambahkan pelembut pakaian dan lakukan hal yang
sama seperti no. 4 s/d no.5; 8. Buka saluran air buangan dan tutup kembali
setelah airnya habis; 9. Putar ruang cuci dengan kecepatan 2000 rpm untuk
memeras pakaian; 10. Aktifkan blower pengering untuk mengeringkan pakaian.
Bayangkan kalau perintah di atas tertukar urutannya. Pakaian yang keluar
bisa masih basah dan masih kotor. Check-recheck
urutan kode DNA juga diperlukan supaya sel anak yang tercipta sama persis
dengan induknya.
Fase-2 berikutnya disebut G2. Sel kembali tumbuh. Chromatin menjadi
teratur, tidak seperti benang kusut disebut chromatid. Lalu setiap chromatid berpasangan,
bergandengan dengan foto-copynya, membentuk chromosom yang wujudnya seperti
huruf X yang sering kita lihat di buku-buku biologi. Jumlahnya ada 46 buah. Proses selanjutnya, selaput inti sel
menghilang, dan siap melakukan fase berikutnya yang sangat penting. Karena menurut
riset terbaru, fase ini berkaitan dengan umur sel dan selanjutnya umur manusia.
Fasa-3 atau Proses ini disebut mitosis.
Sepasang chromatid yang membentuk chromosom akan lepas “sambungan”nya, seperti
orang bercerai, masing-masing menuju sel baru yang mereka bentuk. Masing-masing
duplikat sel akan memperoleh satu pita chromatid yang berisi instruksi program
untuk organ tubuh tadi. Sel-sel baru ini akan tumbuh, menjalani fase-1 lagi.
Kalau kejadiannya seperti ini maka sebuah sel akan berbiak
terus-menerus. Bagian badan yang rusak (karena benturan, racun, dsb) akan
tergantikan lagi. Dan kalau tidak ada kecelakaan yang bersifat fatal, merusak
organ dengan seketika, maka hidup manusia akan kekal, seperti kehidupan di
akherat. Itu yang disebut virtual
immortality, praktis kekal. Kenyataannya tidak demikian. Manusia secara
alami pasti menua dan akhirnya mati. Tentunya ada kondisi yang membuat sel
menjadi rusak, ada kode-kode DNA yang hilang, atau tertukar tempatnya dan
membuat perintah algoritma di badan menjadi kacau dan menyimpang pada level
sel. Kanker salah satu contoh penyimpangan yang disebabkan karena algoritma
yang kacau pada komputer program sel.
Saya ingat dulu ketika komputer main-frame
masih menggunakan punched card, kartu
yang dilubangi. Belum ada network (LAN). Kartu-kartu itu harus disusun sesuai
dengan urutan kode perintah algoritma. Kalau ada kartu yang tertukar tempatnya,
maka programnya menjadi error. Pada saat jalan, pergi ke pusat komputer,
tumpukan kartu-kartu itu harus dijaga dengan sangat hati-hati. Bayangkan kalau
ada 5000 perintah. Cukup 1 atau 2 kartu tertukar tempatnya atau hilang/jatuh di
jalan, membuat program secara keseluruhan error. Kalau chromosom, yang berisi jutaan
perintah, tertukar tempatnya atau mengalami mutasi,
proses mitosisnya akan distop pada proses
check & recheck pada siklus hidup
sel. Ini mencegah program error pada
level sel yang tentunya bisa merambat ke level organ dan akhirnya pada level
badan. Memang ada kalanya gagal check
& recheck gagal, terjadi mutasi DNA, program kacau dan jadilah misalnya
kanker.
Bagian yang agak rentan dari chromosom adalah bagian ujungnya. Selanjutnya
akan ada pertanyaan, bagaimana kalau tiba-tiba ada chromosom yang coel ujungnya, atau menyangkut dengan
chromosom lain? Tentunya kalau hal itu terjadi maka sebagian dari kode
informasi akan hilang atau terbalik-balik dan sel tidak lolos screening untuk mitosis. Untuk mencegah hal ini alam melengkapi ujung chromosom
dengan, semacam rangkaian, DNA yang berulang-ulang TTAGGG (pada manusia) yang
disebut telomere. Kalau dalam program
komputer Fortran adalah tambahan kartu kosong setelah perintah stop, end. Kalau diibaratkan cicak telomere
ini seperti ekornya. Untuk melindungi cicaknya, ekor ini bisa diputuskan tanpa
merusak cicaknya. Susahnya kalau ekor ini (telomere
ini) tidak bisa di-regenerasi lagi. Cicaknya bisa mati jika ada gangguan hewan pemangsa.
Sama dengan telomere, karena proses mitosis, telomere bisa menjadi pendek dan akhirnya tidak bisa lagi melakukan
pembelahan mitosis lagi. Dan sel
tersebut mengalami cellular-aging,
berhentinya membiak dan mati. Kondisi ini disebut senescence. Menurut Hayflick, pembelahan sel terbatas sampai 50–70
kali, kalau tidak ada sesuatu yang bisa mempertahankan panjang telomere, maka manusia tidak akan bisa
tumbuh seperti manusia. Cukup sampai janin saja.
Tuhan berkehendak lain. Tuhan masih kasih jalan, yaitu enzim telomerase. Enzim telomerase ini seperti cetakan telomere.
Dia membuat cetakan DNA seri TTAGGG dan disambungkan ke telomere yang ada diujung-ujung DNA dan panjang telomere bisa dipertahankan. Sayangnya
enzim telomerase ini tidak selalu
cukup. Yang paling aktif terdapat pada stem-cell
(sel-punca), sel tumor dan kanker, embrio dan sejenisnya. Di jaringan lain agak
kurang aktif. Oleh sebab itu, sel tumor, kanker, embrio dan stem-cell bisa tumbuh cepat, karena
proporsi sel-sel yang mengalami cellular
aging dan senescence kecil
jumlahnya.
Umur, Telomere dan Stress
Hikayat sel, siklus sel, telomere
dan telomerase masih berlanjut. Sahibul
hikayat telomere dan telomerase ini, yaitu pemegang hadiah
Nobel Elizabeth Blackburn, masih penasaran dengan pertanyaan, kenapa orang ada
yang umurnya panjang dan ada yang umurnya pendek. Misalnya, kenapa nabi Nuh
berumur 900 tahun, menurut hikayat. Apakah hikayat ini merupakan kisah nyata,
bukan dongeng. Apakah manusia modern bisa menduplikasi kehidupan virtual immortality dari nabi Nuh?
Mungkin ini ada dibenak Elizabeth Blackburn. Oleh sebab itu Betty Blackburn ini
tidak berhenti sampai pada telomere
dan telomerase. Dia bersama dengan Elissa
Epel mengamati panjangnya telomere
pada ibu-ibu mengalami stress kronis pada masa kehamilan. Apa yang mereka
temukan? Telomere pada ibu-ibu ini
lebih pendek dibandingkan dengan kontrol subjek (yang tidak stress). Riset-riset
selanjutnya menemukan juga bahwa selain stress, faktor lain juga bisa
memperpendek telomere seperti rokok,
pola hidup dan makanan. Orang yang tidak merokok, makan yang baik dan melakukan
aktifitas mengurang stress, seperti yoga, olah raga jalan kaki 30 – 60 menit
per hari, ternyata mempunyai telomere
yang lebih panjang.
Stem Cell, Forever Young dan Virtual
Immortality
Untuk orang yang praktis dan sudah terlanjur tua, riset telomere dan telomerase serta stem-cell,
memberikan harapan untuk memperoleh kehidupan yang forever young, muda selamanya dan mencapai virtual immortality, seperti yang diceritakan pada awal tulisan
ini. Seperti kata teman saya itu, bahwa dia ingin diambil lemak dari perutnya
untuk diekstrak sel punca (stem-cell)
nya. Kemudian telomerenya
diperpanjang, di-reset, dan dibiakkan in
vitro, kemudian diinjeksikan kembali ke dalam badan. Sementara sel-sel
lemaknya dikembalikan ke tempat-tempat tertentu supaya kelihatan semok kembali.
Dari tadi EOWI menggunakan kata stem-cell.
Apa itu?
Sel-sel pada jaringan tubuh, mempunyai bentuk dan struktur yang khusus
untuk bisa menjalankan fungsinya. Sel otak berbeda dengan sel jantung, atau
paru-paru atau sel kulit. Padahal sel-sel jaringan punya asal-muasal yang sama.
Ketika masih berupa embrio, hanya ada 1 macam sel saja. Kemudian sebagian
mengalami perubahan bentuk (ter-differensiasi)
sesuai dengan jaringan dan fungsinya. Sampai manusia dewasa, masih ada sel-sel
yang belum mengalami differensiasi.
Sel-sel ini disebut stem-cell. Salah
satu fungsi kumpulan stem-cell ini
adalah untuk memperbaiki, katakanlah menambal, organ-organ badan yang aus dan
rusak. Sel-sel ini akan menambal kerusakan ini dan kemudian mengalami differensiasi sesuai dengan kebutuhan
organ tersebut.
Proses penuaan organ manusia, salah satu penyebabnya adalah kurang cepatnya
pemambalan-penambalan organ-organ yang aus. Misalnya, seseorang yang onderdil
pangkreasnya, lebih spesifik lagi, pulau-pulau Langerhans nya mengalami keausan
yang kecepatannya melebihi kemampuan stem-cell
menambalnya, akibatnya pangkreas ini tidak bisa menghasilkan insulin, maka
orang ini menderita kencing manis alias diabetes. Masih banyak lagi penyakit-penyakit pemuaan,
sebut saja, sakit jantung, Alzheimer, Katarak, darah tinggi, ginjal, kulit
kriput.......dan sederet lagi.
Bagi orang yang berpikiran praktis, kenapa tidak diambil saja stem-cellnya, kemudian di biakkan secara
in vitro, lalu dikembalikan ke badan.
Jadi kalau jantung sudah lemah, paru-paru sudah agak payah, ......, badan sudah
tua, kita bisa lakukan prosedur di atas untuk meremajakan kembali organ-organ
kita. Memang idenya seperti itu. Dan teknologinya sudah nampak dicakrawala.
Bahkan beberapa waktu lalu saya melihat iklan seminar mengenai pengobatan stem-cell dari Cina. Saya katakan iklan,
karena ada unsur jualannya. Saya tidak menganjurkan bagi orang yang sehat,
karena saya belum melihat teknologi ini sudah matang. Seperti teknologi stent untuk penyakit pembuluh jantung
koroner di awal tahun 1980an dimana applikasi pertama yang sukses adalah pada
tahun 1986. Untuk teknologi forever young,
mungkin 10 – 20 tahun mendatang, cerita tentang kehidupan akan lain. Mungkin
dimasa yang akan datang, banyak nabi Nuh dan ashabul kahfi muncul lagi di atas
bumi ini dan hidup ratusan tahun dengan perawatan stem-cell. Tetapi untuk saat ini, sebaiknya teknologi tersebut
jangan disentuh dulu kecuali kalau anda kena sakit dengan kondisi terminal (kata kasarnya: hampir mati).
Biarkan orang lain yang dijadikan kelinci percobaan. Tentu saja EOWI punya
kiat-kiat alternatif yang bisa dilakukan untuk mencapai forever young dan hidup panjang yang sehat adalah:
a. hidari stress dan lakukan kegiatan yang
membuat santai (seperti baca tulisan santai EOWI, jalan pagi 30-60 menit, yoga,
main dengan anjing, sholat)
b. jangan merokok
c. makan yang sehat dan tidak berlebihan,
(puasa yang teratur juga termasuk disini)
d. jangan iri, dengki dan hasad
e. kerja yang effektif dan cari duit/rizki
yang banyak
f. bersyukur dan nikmati rizki yang diberikan
Allah, insha Allah, akan ditambahkan lagi
Itulah kiat-kiat dari EOWI. Tetapi untuk poin f., ada saran bagi para bapak-bapak
agar jangan bilang ke istrinya bahwa anda bersyukur punya istri, dan moga-moga Allah
menambah lagi. Istri-istri bapak bisa ngamuk
nanti.
Umur Manusia dan
Penghasilan
Blog EOWI mengambil kata Ekonomi, dan tidak afdol kalau pada setiap ceritanya
tidak dikaitkan dengan ekonomi. Ingat, salah satu kiat forever young dan panjang umur EOWI adalah kerja yang effektif dan cari duit/rizki yang banyak. Punya duit
banyak bisa memperpanjang umur dan forever
young. Paling tidak, untuk bapak-bapak yang mau kawin lagi dengan gadis
belia, harus punya duit dan keberanian. Ada faktor duit. Kalau mau menjalani
terapi stem-cell, juga perlu duit.
Walaupun tampa itu semua, duit, penghasilan mempunyai dampak terhadap umur
manusia. Itu yang akan kita bahas berikut ini.
Fokus EOWI adalah pada GDP dan life
expectancy sebagai parameter pengukuran. GDP bisa dijadikan pendekatan dari
penghasilan rata-rata rakyat dari suatu negara. Dan life expectancy (harapan hidup) bisa dijadikan pendekatan untuk
umur rata-rata rakyat di negara tersebut. Dengan mem-plot GDP terhadap life expectancy, kita bisa melihat
adanya korelasi atau tidak antara keduanya.
Plot berikut ini menunjukkan adanya korelasi logaritmik antara penghasilan,
yang diwakili oleh GDP dan umur yang diwakili oleh life expectancy. Kenaikan penghasilan sebesar 10% akan meningkatkan
harapan umur seseorang 1 tahun. Demikian sebaliknya, jika penghasilan kita
berkurang 10%, maka umur berkurang 1 tahun. Ini berlaku bagi pengemis, tukang
batu, sopir atau investor dan konglomerat. Seorang supir yang berpenghasilan Rp
3 juta per bulan, akan berkurang harapan hidupnya 1 tahun kalau dia berpindah
kerja dan hanya dapat Rp 2.7 juta (berkurang Rp 300,000). Dan bagi seorang CEO
yang bergaji Rp 500 juta per bulan, akan berkurang harapan hidupnya sebesar 1
tahun jika gajinya turun Rp 50 juta. Walaupun dengan Rp 450 juta ia masih bisa
pergi ke dokter dan dia memperoleh perawatan yang terbaik sekalipun. Tetapi
Chart di bawah ini mengatakan demikian.
Chart 1
Data empiris ini menarik sekali. Karena, bagi orang yang berpenghasilan,
katakanlah US$ 60,000 per tahun (Rp 60 juta per bulan), tidak banyak berbeda
dalam hal konsumsi dengan orang yang berpenghasilan Rp 80 juta per bulan.
Tetapi kurva di atas menunjukkan bahwa
harapan hidup orang yang penghasilan Rp 80 juta, akan lebih tinggi sekitar 3½ tahun. Apakah aktifitas telomerase lebih tinggi pada sel-sel orang yang berpenghasilan
lebih tinggi dan telomerenya lebih
panjang, merupakan pertanyaan yang patut dirisetkan.
Bagaimana peran pemerintah terhadap umur rakyatnya. Pasalnya, pemerintah
selalu cuap-cuap berjuang untuk
kemakmuran rakyat. Kita akan lihat dampaknya pada rakyat Indonesia saja.
Pertama adalah pajak yang merupakan pengurangan dari penghasilan kita.
Pajak, adalah pungutan yang memaksa (Pasal 23A, UUD 45 Amendmen).
Artinya secara paksa penghasilan kita dikurangi, katanya akan dikembalikan ke
kita. Berapa yang kembali serta bisa kita nikmati dan berapa yang menguap,
pemerintah tidak pernah memberikan rinciannya. Lagi pula, jika yang kembali
dalam bentuk jasa yang membuat rakyat stress juga percuma. Malah memperpendek telomere selanjutnya memperpendek umur
juga. Apakah jasa penyediaan jalan yang macet dan/atau jalan yang
berlobang-lobang tidak akan membuat stress dan akhirnya memperpendek umur? Atau
urusan perijinan pemerintah yang bertele-tele tidak akan membuat stress dan
menurunkan aktivitas telomerase dan
memperpendek telomere yang berlanjut
ke umur? Nanti kita lihat di negara yang sontoloyo, perijinan yang paling
rumit, transparansi terendah di dunia, mempunyai penyimpangan cukup banyak dari
trend korelasi penghasilan dan umur di atas.
Untuk Indonesia, yang paling dirugikan adalah kelompok yang terkena 30%
pajak penghasilan. Artinya harapan hidupnya berkurang 3 tahun. Ditambah inflasi
15% terhadap gajinya (inflasi diukur dengan pertumbuhan M2, bukan laporan BPS),
maka akan berkurang 1.5 tahun. Itu baru gaji. Harus dihitung juga tabungannya. Terus,
pajak penjualan, katakan lah 70% dari penghasilannya habis untuk belanja dan
pengeluaran lain. Maka, kena lagi 10%. Kalau, dia beli barang mewah, kena lagi.
Pajak Bumi dan Bangunan untuk rumah di kota besar. Bisa-bisa (ini adalah ukuran
kira-kira) sampai 6 tahun harapan
hidupnya dirampas oleh pemerintah. Kalau dijumlahkan dengan jutaan orang yang
terkena pengurangan harapan hidup akibat dampak pajak ini, maka wajar-wajar
saja kalau nabi Muhammad mengatakan bahwa penghapusan/pensucian dosa pemajak
seperti ini adalah rajam (dilempari batu sampai mati).
Kita tahu bahwa orang-orang super kaya, mampu membayar konsultan pajak
untuk mencari celah-celah peraturan untuk menurunkan pajaknya. Kemudian
membayar konsultan investment untuk menghindari inflasi. Hal ini tidak membuat EOWI
iri dan dengki. Kita harus bersyukur bahwa ada yang bisa mengelak dari kekejian
pemerintah. Iri dan dengki adalah penyakit yang harus dihilangkan.
Allah Tidak Mewajibkan
Pemerataan
Kalau penghasilan mempengaruhi umur seseorang, bagaimana sekiranya
penghasilan orang yang kaya dipajaki dan dibagikan kepada yang lebih tidak
kaya? Ide yang bagus bukan.
Politikus sering melontarkan issue pemerataan kekayaan. Mereka membicarakan
ketimpangan, jurang antara kaya dan miskin. Sampai-sampai mereka membuat index
GINI, untuk menggambarkan ketimpangan si kaya dan miskin. Tentu saja mereka,
politikus ini kafir (kafir dalam bahasa Arab berarti menutupi kebenaran). Agama
Islam dan Kristen tahu bahwa dalam hal kekayaan antara nabi Sulaiman dan rakyatnya
sangat timpang. Nabi Sulaiman itu sangaaaaat kayaaa, sehingga kalau
dibandingkan dengan rakyatnya akan sangat timpang. Banyak nabi-nabi yang kaya,
contoh lain adalah nabi Yusuf atau nabu Ayub sebelum sakit. Tidak ada di Quran
yang mengatakan menjadi kaya adalah dosa, membuat ketimpangan kekayaan dengan
lingkungannya adalah dosa. Yang bilang dosa adalah politikus yang mencari
dukungan dengan menyebarkan kedengkian.
Politikus sosialis mungkin akan menyangkal keabsahan Chart-1 di atas,
karena parameter GDP adalah lumped
parameter atau cermin rata-rata penghasilan suatu masyarakat yang terdiri
dari kaya dan miskin. Pada masyarakat yang distribusi kekayaannya timpang,
andaikata korelasi ini benar, maka yang kaya akan hidup lebih lama dan yang
miskin hidup lebih pendek. Tetapi karena variable penghasilan adalah fungsi
logaritme, maka pengaruh ketimpangan ini bisa diredam, kecuali pada kasus yang
sangat ekstrim. Kita bisa pilah-pilah lagi Chart-1 ini dengan memperkenalkan
parameter baru GINI, suatu tolok ukur distribusi kekayaan. Hasilnya bisa
dilihat pada Chart-2.
Chart 2
Dari Chart-2 ini pengaruh ketimpangan distribusi kekayaan bisa dikatakan
tidak memberikan kesimpulan yang konsisten. Tidak ada pengelompokkan titik
berdasarkan index GINI. Misalnya orang Comoro, yang ekonomi negaranya timpang
dan jurang kaya-miskinnya lebar (GINI = 64.3) panjang umurnya bisa mengalahkan
semua negara yang punya GDP sama dengan index GINI yang lebih rendah (lebih
kecil jurang perbedaan miskin dan kaya). Comoro dalam kasus EOWI hanya bisa
dikalahkan index GINI nya oleh Equatorial Guinea dan Seychelles serta Sierra
Leon. Memang untuk index GINI yang kecil (pemerataan lebih baik), dalam kasus
ini antara 24 – 35, titik-titik data lebih mengelompok dan koeffisien
korelasinya lebih baik dibandingkan yang lain. Itu merupakan topik tersendiri. Kesimpulannya.....,
jangan katakan bahwa ketimpangan sosial itu aib dan dosa. Allah tidak melarang
untuk menjadi kaya, melebihi lingkungan sekitar. Nabi Sulaiman dan nabi Yusuf
contohnya. Kalau Allah mencintai pemerataan, maka Dia tidak cinta nabi Sulaiman
atau nabi Yusuf dan tidak akan menjadikan mereka sebagai contoh teladan.
EOWI bisa memfokuskan diri untuk kasus per kasus, tetapi akan memakan
banyak waktu. Tetapi beberapa kasus tidak ada salahnya. Penduduk Seychelles hidup
panjang umur sampai 74.7 tahun dan gap si kaya dan miskin besar (GINI 65.8) dan
dengan penghasilan rata-rata $ 26,492 per kapita yang tidak banyak berbeda
dengan Equatorial Guinea yang berpenghasilan rata-rata $ 23,370 per kapita,
dengan ketimpangan sosial yang lebih baik (gapnya lebih kecil, GINI 40.0)
harapan hidupnya hanya 54 tahun, ¾ nya penduduk Seychelles. Kalau dibandingkan
dengan penduduk Hongkong (GDP = $ 52,722; GINI = 53.3)
yang mempunyai harapan hidup 83.8 tahun, maka nampak penduduk Equatorial Guinea
sial sekali diberi jatah umur yang pendek oleh Tuhan. Ada yang membuat Allah
tidak menambahkan nikmat dan berkahnya pada rizki yang diberikan penduduk Equator
Guinea, Qatar, Botswana atau Afrika Selatan. Sebabnya adalah perbuatan mereka
sendiri.
Ini mengingatkan EOWI pada suatu ayat di Quran:
Dan (ingatlah juga), tatkala
Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan
menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (Q 14:7)
Janji ini tidak dikhususkan bagi orang-orang yang muslim dan beriman,
melainkan juga orang-orang yang non-muslim. Jangan heran banyak orang
non-muslim yang diberi nikmat yang melimpah.
Yang Lebih Kejam dan
Jahat
Kalau pembaca bilang Indonesia kaya dengan GDP per kapitanya $5,200, maka
anda akan kecewa karena Equatorial Guinea yang berpenghasilan rata-rata $
23,370, empat kali lebih besar. Walaupun demikian, nampaknya rezki yang besar
dan diperoleh dari minyak itu tidak berkah. Harapan hidup penduduk Equatorial
Guinea hanya 54 tahun, dibandingkan dengan rakyat Indonesia yang 72 tahun. Uang
yang diperoleh dari minyak itu terkonsentrasi di beberapa orang dan digunakan
untuk menindas yang lain. Para politikus yang berkuasa, bermainnya kasar.
Penyiksaan dan penindasan fisik sudah menjadi budaya. Obiang, presiden yang
sekarang sendiri dituduh melakukan kanibalisme. (Yuch...., orang kaya kok makan
orang). Beberapa usaha kudeta gagal. Presiden yang sekarang ini, Obiang Nguema Mbasogo memperoleh kekuasaan tahun 1979 dengan cara
mengkudeta pamannya MacÃas Nguema yang juga diktator dan melakukan genocide,
memusnahan suku bangsa dan menjalankan pembunuhan terhadap sanak keluarganya
sendiri.
Hidup di negara semacam ini tidak nyaman sama
sekali. Walaupun harta melimpah, tetapi dikangkangi oleh segelintir orang dan
digunakan untuk menindas yang lain membuat stress yang lain dan memperpendek
umur mereka secara tidak langsung.
Masih banyak negara-negara yang seperti ini.
Seperti Angola yang saat ini GDPnya $ 6,247 yang berasal dari minyak dan sedikit lebih tinggi dari
Indonesia, mengalami perang saudara selama 3 dekade (1975 – 2002) yang
menghancurkan sarana-sarana ekonomi dan kesejahteraan yang ada dan menghambat
pembangunannya. Sebelumnya konflik politik juga berlangsung sejak awal tahun
1960an. Sierra Leone
lebih parah dibandingkan dengan Angola. Penduduknya miskin dengan GDP $ 1,500
dan berumur pendek 47.5 tahun saja. Ini juga mengalami perang saudara selama 11
tahun (1991 – 2002) yang membawa anak-anak turut berperang yang berujung dengan
trauma pada anak-anak ini. Disamping sarana-sarana ekonomi dan kesejahteraan
yang rusak, stress sendiri juga memperpendek umur. Belum lagi Republik Central
Afrika yang miskin dan jurang kaya-miskinnya lebar dan belum lama ditinggal
diktatornya yang konon dikabarkan melakukan praktek kanibalisme – kaisar
Jean-Bédel Bokassa.
Jurang perbedaan antara kaya dan miskin bukan suatu yang membawa
kemelaratan. Walaupun sama-sama mempunyai jurang yang lebar antara si kaya dan
si miskin, ada perbedaan yang mendasar antara Hongkong dengan negara-negara
Afrika seperti Equatorial Guinea, Angola, Republik Central Afrika dan
sejenisnya. Di Hongkong, kekayaan si kaya digunakan untuk menghasilkan
kemakmuran (bukan untuk derma sosial lho), sebagai kapital kerja memberikan
pekerjaan orang banyak dan bukan sebagai alat untuk menindas, membuat stress
orang lain.
Yang Dikutuk Tuhan
Entah apa yang salah di Afrika, kebanyakan negara-negara yang kami beri
tanda merah pada Chart-1 adalah dari Afrika, seperti Sierra Leone, Swaziland,
Chad, Lesotho, Angola, Nigeria, Equatorial Guinea, Afrika Selatan dan Gabon.
Kalau Sierra Leone, Angola, Nigeria, Equatorial Guinea, dan Afrika Tengah
adalah negara yang penuh dengan kekerasan, lain halnya dengan Afrika Selatan, Botswana,
Swaziland, Gabon, Lesotho. Lima negara yang disebutkan terakhir ini adalah
negara yang dikutuk Tuhan seperti kaumnya nabi Lut. Botswana, Afrika Selatan
dan Swaziland, termasuk negara yang kaya, tetapi tidak diberkahi Allah. Pendapatan
rata-rata negara ini cukup besar, di atas $ 6,000 per kapita. Harapan hidup
rakyatnya 10 sampai 20 tahun lebih rendah dari level rata-rata penghasilan yang
sama. Anda tahu sebabnya? Masyarakat Botswana, Afrika Selatan dan Swaziland terlalu
banyak yang melanggar larangan Allah, yaitu sex sejenis dan sex bebas, ganti-ganti
pasangan seenaknya tanpa dichek dulu. Pengindap aids konsentrasinya tertinggi
di dunia.
Untuk Botswana, dikabarkan 300,000 dari 2 juta penduduk hidup dalam aids.
Penyebaran HIV dikalangan orang dewasa antara 15 – 49 tahun mencapai 24.8%. Dan
Swaziland, setidaknya 26% dari orang
dewasa mengindap HIV. Untuk Lesotho, 50% wanita di kota besar mengindap HIV.
Wow......, tidak heran kalau umur rata-rata mereka pendek. Walaupun kebanyakan
penularan HIV di wilayah ini adalah karena hubungan heterosexual, tetapi
perkawinan sejenis cukup populer. Setidaknya Afrika Selatan telah melegalkannya
tahun 2006. Dan Botswana kelompok lesbian, gay, bisexual, and transgender cukup
banyak pengikutnya. Mau gay marriage, homosexual, transgender, ganti-ganti
pasangan, atau sodomi dalam ketentaraan, semua sama saja di mata Allah.
Jadi,…..kasih pendek saja umurnya.
“.....dan jika kamu mengingkari
(nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (Q 14:7). Kaum
Swaziland, Lesotho, Afrika Selatan, Botswana tidak hanya diberi nikmat carnal sebagai bagian fungsi berkembang
biak manusia, tetapi juga rizki material yang melimpah, tetapi nikmat carnal dimanifestasikan secara sesat.
Rupanya Allah telah mewujudkan peringatannya.
Yang Tidak Berkah
Tidak semua penduduk negara yang karuniai kekayaan, juga dikaruniai
keberkahan. Qatar adalah negara yang kaya, penghasilan per kapitanya sekitar
$100,000 lebih dari 2.5 kali Jepang ($38,500) tetapi harapan hidup orang-orang
Qatar hanya 75.5 tahun, atau 11 tahun di bawah harapan hidup orang Jepang yang
86.5 tahun. Untuk yang harapan hidupnya sama dengan orang Qatar, 75.5 tahun,
seperti Mauritus penghasilan per kapitanya kurang dari 10% ($ 9,159), juga St.
Lucia ($7,801). Rupanya Allah tidak memberkahi rejeki orang Qatar yang melimpah
tersebut untuk bisa dinikmati lebih lama dari 75.5 tahun. Kalau mau
menikmatinya, orang Qatar harus mengkonsumsi 10 kali lebih banyak dari orang
Mauritus atau St. Lucia. Bayangkan makan nasi 10 piring, naik mobil 10, sewa
hotel 10 kamar (tetapi hanya 1 yang ditempati)...... semuanya 10 kali lebih
banyak. Alangkah tidak nikmatnya.
Saya tidak tahu dosa apa yang dilakukan oleh orang Qatar, sampai-sampai
Tuhan memberi memberi banyak duit (20 kali rakyat Indonesia, secara perorangan)
tetapi tidak cukup waktu untuk menikmatinya. Sebaliknya, malah orang Qatar
diberi penyakit. Memang bukan aids dan HIV. Tetapi sama saja. Qatar mempunyai
presentasi penderita obesitas, darah tinggi, diabetes dan jantung tertinggi di
dunia. Kemudian terkena stress, aktivitas telomerasenya
rendah dan telomerenya pendek-pendek,
selanjutnya matinya cepat. Mungkin orang Qatar telah mengingkari nikmat Allah,
seperti halnya orang Afrika Selatan, Swaziland, Lesotho dalam bentuk yang
berbeda. Silahkan jawab sendiri.
Renungan
Setelah perang dunia ke II, Jepang melakukan revolusi prilaku. Mereka
menjadi bangsa yang rajin dan tidak terlibat perang serta kekerasan. Pola hidup
dan pola makannya sehat, kecuali perkara rokok dan minuman keras. Itupun tidak
menonjol, sebagai suatu bangsa. Allah memberikan nikmat GDP yang cukup besar,
sampai saat ini. Memang bukan yang terbesar, tetapi tergolong besar. Tuhan
tidak memberi karunia kekayaan alam, seperti minyak bumi, mineral dan bahan
tambang kepada Jepang. Tetapi dengan bekal kerajinan dan effektivitas serta
kesabarannya, mereka menjadi bangsa yang maju. Tidak hanya maju tetapi juga bangsa
berumur terpanjang. Salah satu karunia yang diperoleh dengan perjuangan. Dari
segi kehidupan, mereka lebih baik dari pada Qatar, atau Botswana atau
Equatorial Guinea, Angola yang diberi kekayaan alam oleh Allah. Ini
mengingatkan saya pada ayat di Quran:
Dan sungguh telah Kami tulis
didalam Zabur sesudah Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini diwariskan kepada
hamba-hamba-Ku yang saleh. (Q 21:105)
Penduduk Qatar, Botswana, Equatorial Guinea, Angola dan Papua duduk di atas
kekayaan bumi, tetapi yang bisa menikmatinya adalah Jepang. Orang Jepang memang
bukan orang yang beriman kepada Allah. Tetapi toh, ayat Q 21:105, tidak
mensyaratkan keimanan seseorang untuk menjadi pewaris dunia, melainkan orang
yang saleh – effektive dan berdaya-guna. Itulah Jepang....mungkin.
Suatu saat, ada orang saleh seperti Elizabeth Blackburn menemukan rahasia stem-cell, telomerase yang bisa membuat orang forever young, menikmati virtual
immortality seperti nabi Nuh. Tempatnya haruslah kondusif. Orang seperti Elizabeth
ini tidak akan tumbuh di negara yang sifatnya repressif. Pajak yang 30% ke atas
tanpa jelas penggembaliannya, adalah bentuk repressi. Inflasi juga bentuk
repressi. Tahukah anda bahwa penduduk Zimbabwe harapan hidupnya turun drastis
ketika dimulainya represi terhadap petani-petani kulit putih disana (dulu
bernama Rhodesia) walaupun tujuannya untuk memeratakan kemakmuran? Oleh Mugabe
(pemimpin Zimbabwe), tanah mereka disita, dijarah dan dibagikan supaya merata.
Ternyata Tuhan tidak ridho. Zimbabwe mengalami hyperinflasi. Harapan hidup
rata-rata penduduknya turun dari 65 ke 43 tahun. Pengurangan 22 tahun. Itulah
kalau orang-orang yang saleh ditekan, disia-siakan, diusir dan dihinakan. Tuhan
tidak perduli program pemerataan kekayaan, karena perbedaan kaya dan miskin
bukan aib di mata Tuhan. Sekalipun dengan dalih pemerataan kemakmuran, wajarkah orang yang menyebabkan hyperinflasi dan menariki pajak dihukum rajam? Lihatlah berapa banyak penduduk yang dikurangi umurnya sebanyak 22 tahun! Menurut EOWI, rajam cukup adil.
Chart 3
Orang tidak boleh iri melihat tetangganya kaya. Sepatutnya dia meniru apa
yang dikerjakan orang orang yang berhasil, bukan malah membenci dan ingin
merampas kekayaannya, sekalipun dengan dalih pemerataan. Syukurilah nikmat
Allah.
Dan (ingatlah juga), tatkala
Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan
menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (Q 14:7)
Kalau anda menyukai tulisan ini dan tulisan EOWI lainnya, tidak ada salahnya anda
memperkenalkan EOWI kepada teman anda yang lain. Supaya mereka tambah pandai
dan sadar. Disamping itu anda juga punya teman yang witty dan menyenangkan lebih banyak.
Semoga anda panjang umur......, sebelum ada teknologi virtual immortality
sebaiknya anda hindari stress dan lakukan kegiatan yang membuat santai (seperti
baca tulisan santai EOWI atau jalan pagi 30-60 menit, atau yoga, atau main
dengan anjing, sholat), jangan merokok, makan yang sehat dan tidak berlebihan,
(puasa yang teratur juga termasuk disini), jangan iri, dengki dan hasad, kerja
yang effektif dan cari duit/rizki yang banyak, bersyukur dan nikmati rizki yang
diberikan Allah, insha Allah, akan ditambahkan lagi.
Kalau anda pegawai pajak, sebaiknya anda cari pekerjaan lain yang tidak ada
dosanya. Penarik pajak itu profesi yang kotor dan untuk membersihkannya adalah
rajam....., menurut nabi Muhammad.
Dari dalam Hutan Belantara 28 April 2014.
Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.
No comments:
Post a Comment