Lost in Space di produksi oleh Irwin Allen, dan filmnya dibuat oleh the 20th Century Fox Television dan ditayangkan oleh CBS. Lost in Space berhasil mengalahkan Star Trek yang akhirnya diproduksi juga beberapa tahun kemudian. Sebagai film untuk semua umur, Lost in Space bisa dikatakan bagus dan menarik. Paling tidak Lost in Space bisa mengalahkan Star Trek.
Andaikata ada robot B-9 yang bisa mendeteksi trend mood masyarakat yang mengingkat dan memberi peringatan dini kepada Hosni Mubarak, Ben Ali dan Qaddafi, kemungkinan mereka masih berkuasa sampai sekarang. “Warning...warning....danger...social mood alamingly high, alarming high. Quenching required, quenching required....” Begitu peringatannya, barangkali. Sayangnya Hosni Mubarak, Ben Ali, Qaddafi, tidak pernah diberi peringatan dini. Negara-negara mereka bergolak dan satu-satu para “pemimpin” ini berjatuhan. Tragedi yang sama bisa menyentuh Saudi, Kuwait, Bahrain, Yaman.
Dua ribu tahun lalu, wilayah yang dikenal sebagai sabit hijau, merupakan daerah yang subur. Romawi selalu ingin mengangkangi wilayah ini kaena surplus pangannya. Ketika Amru bin As dimasa khalifah Umar, datang “membebaskan” Afrika Utara, tata niaga pertanian dan perdagangan gandum diliberalisasikan. Wilayah kemudian menjadi sangat makmur. Pajak hanya 1 – 3 dinar saja per kepala (laki-laki saja yang dikenakan). Liberalisasi dibidang usaha membawa wilayah ini ke masa emasan yang tidak terlalu panjang umurnya. Ketika Umar digantikan oleh Uthman, pajak dinaikkan kembali, dan dukungan rakyat kepada Romawi timbul kembali. Romawi berhasil mengusir pemerintahan kekhalifahan Uthman untuk beberapa waktu, sampai Amru diangkat kembali menjadi gubernur Mesir dan Afrika Utara dan menjanjikan pemerintahan yang liberal (bebas berusaha dan pajak yang rendah) kepada rakyat Mesir dan Afrika Utara
Nampaknya wilayah itu sekarang tidak lagi bisa menghasilkan pangan. 40% pangan diimpor dari luar. Ketika pengangguran tinggi dan harga pangan meningkat, maka orang menjadi marah. Dan pelampiasannya entah mau kepada siapa......, yang paling gampang adalah kepada pemerintah.
Pada jaman dahulu, kesulitan pangan bukan tidak pernah terjadi. Di masa Firaun dan nabi Yusuf seperti yang diriwayatkan di Bible Perjanjian Baru dan Quran, juga di masa pemerintahan Umar bin Khattab yang dikenal dengan “tahun abu”, wilayah-wilayah tertentu di Timur-Tengah mengalami kesulitan pangan. Tetapi protes dan penggulingan pemerintah tidak pernah tercatat di dalam sejarah karena kesulitan pangan. Biasanya karena pajak yang memberatkan. Jaman dulu negara tidak bertanggung jawab atas kemakmuran. Paling tidak mereka tidak berjanji untuk memberikan kemakmuran rakyatnya. Negara dulu dan sekarang adalah parasit murni, yang kerjanya menariki pajak. Beda antara satu pemerintahan dengan pemerintahan lainnya adalah level pajak yang ditariknya. Entah dari mana datangnya, di jaman modern ini negara dipersepsikan sebagai institusi yang wajib memberikan kemakmuran kepada rakyatnya. Suatu ide yang absurd dan tidak masuk akal.
Persoalan di Mesir, Libya, Tunisia, dan Timur Tengah dan Afrika Utara secara umum belum selesai dengan tumbangnya pemerintahannya. Menumbangkan pemerintahan jauh lebih mudah dari pada memberi makan rakyat. Apakah Bangladesh menjadi lebih makmur setelah pemerintahan Pakistan didepak? Apakah Timor Timur lebih makmur setelah pemerintah RI didepak? Karena untuk memberi makan rakyat, banyak anggota masyarakat yang harus bekerja. Mendepak pemerintah dan menggantikannya dengan yang baru adalah sama saja. Ibaratnya sama dengan membuang parasit lama dan menggantikannya dengan parasit yang baru. Seperti kasusnya Indonesia, mendepak penjajah Belanda yang hanya menariki pajak penghasilan 3% (tiga persen) dan menggantikannya dengan Republik Indonesia yang menghisap 30%-35% dari penghasilan anda. Itupun mengalami pergolakan selama beberapa dekade. Oleh sebab itu jangan berharap Tunisia, Mesir yang telah berhasil mengganti penguasanya akan aman damai dan masalah pangan terselesaikan dalam waktu dekat ini.
Ekonomi dunia masih lemah. Sejak tahun 2002 pertumbuhan kredit 11% sedangkan pertumbuhan GDP hanya 4%. Artinya setiap dollar pertumbuhan diperlukan 2.75 dollar kredit. Orang berhutang. Dan bank juga kebanyakan memberi hutang. Mungkin ekonomi harus istirahat dulu, hutang perlu dibayar sebelum konsumen bisa kembali mengkonsumsi. Buktinya, ketika harga minyak naik ke $90 per bbl (61% dari harga tertinggi tahun 2008) dan harga bahan komoditi juga naik sekitar 60% dari harga tahun 2008, protes merebak kemana-mana yang mengakibatkan 2 pemerintahan tumbang dan 1 di pinggir jurang ketumbangan. Ekonomi tidak kuat menahan beban yang hanya 60% dari beban terberatnya di tahun 2008
Seperti yang EOWI katakan sebelumnya mengenai fokus tahun 2010, yang salah satunya adalah suku bunga Cina. Akhir bulan Februari 2010, sentral bank Cina menaikkan suku bunganya 0.25%. Suku bunga pinjaman naik ke 6,06% dari 5,81% dan suku bunga deposito naik dari 2,75% ke 3%. Ini adalah kenaikan yang ke tiga yang dimulai dari bulan Oktober 2010 dan setelah itu Desember 2010. Bisa dimengerti, Cina pasti tidak ingin kejadian di Timur Tengah menjalar ke negrinya. Setiap kepala negara yang waspada akan bertanya apakah kasus Timur Tengah dan Afrika Utara akan menjalar ke negaranya. Persoalannya dengan Timur Tengah adalah sebagian besar pasokan minyak berasal dari sana. Dan adanya keributan disama akan membuat pasokan tersendat dan harga akan melambung. Walaupun pasokan tidak tersendat, ketakutan akan tersendatnya pasokan juga akan membuat harga minyak melambung. Jika harga minyak melambung sampai $220, seperti yang digembar-gemborkan banyak analis, bagaimana dunia? Harga-harga bahan pangan akan naik, dan ........., selanjutnya tebak sendiri. Jadi tidak terlalu mengherankan jika Cina sudah memulai pengetatan moneter. Siapa menyusul? Katanya ECB, sentral bank Eropa mau ikut menaikkan suku bunganya. Kapan? Entahlah.
Entah ada kaitannya atau tidak dengan pengetatan kredit di Cina, bursa-bursa mulai rontok. India sudah turun 17% sejak Oktober 2010 lalu (Chart-1).
Chart-1
Bursa Cina yang tidak pernah bisa recovery dari crashnya di tahun 2007, hanya bisa trace out 38% saja, sekarang mulai menunjukkan gejala kelelahan (Chart-2).
Chart-2
Juga bursa Hongkong. Indeks harga saham Hang Seng juga sudah keluar dari trend bullishnya (Chart-3)
Chart-3
Indeks Kospi Korea juga sudah keuar dari trend bullishnya sejak Februari 2011 lalu (Chart-4). Kata Elliot Wave International bahwa koreksi bursa-bursa emerging market hanya sementara sifatnya. Emerging market sedang mengalami fase bull.
Sementara itu, dunia mengawali tahun 2011 dengan protes. Dunia, baca sekali lagi, dunia. Masalahnya adalah pangan, pengangguran, kenaikan harga-harga... entah apa lagi, seperti kata berita di bawah ini.
Kalau video itu belum memuaskan, bagaimana dengan yang di bawah ini?
Bahkan ada yang meramalkan USA akan kolapse secara ekonomi.
Atau ramalan Gerald Celente 2 tahun lalu.
Siapa yang benar? Entahlah.
Minggu lalu, BLS (Biro Statistik Amerika Serikat) mengatakan bahwa tingkat pengangguran Amerika Serikat turun dari 9.2% ke 8.9%. Tetapi tadi pagi Gallop poll mengatakan bahwa tingkat pengangguran US naik dari 9.4 ke 10.1. Suatu kenaikan yang cukup berarti. Siapa yang benar? Entahlah......
Sebagai penonton, kita Cuma bisa berkomentar: “You people are lost. Lost in Space”. Dan Robot B-9 mulai berteriak-teriak: “Warning, warning,...... danger, danger, you people are lost......, lost in space”.
Jakarta 8 Maret 2011,
Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugi an yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.
No comments:
Post a Comment