___________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Doa pagi dan sore

Ya Allah......, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari tekanan hutang, pajak, pembuat UU pajak dan kesewenang-wenangan manusia.

Ya Allah......ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim dan para penarik pajak serta pembuat UU pajak selain kebinasaan".

Amiiiiin
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________

Sunday, March 16, 2014

Membangkitkan Ekonomi Dunia Yang Lesu: Cina yang OD, Keracunan, Melesu dan Perlu Detox (Bagian II)



Cina Dalam Proses Detox

Mohon Pengertian Dan Ucapan Terima Kasih
Ada beberapa pembaca yang mengirim email ke kami. Isinya bermacam-macam. Ada yang sekedar komentar/beropini dan tidak mau di tulis di blog. Ada yang menanyakan ini dan itu. Atau sekedar salam perkenalan.

Ada beberapa yang saya jawab secara pribadi, ada yang mau dijawab dan terlupakan karena kesibukan pekerjaan dan rumah tangga dengan 9 ekor anjing (perawatnya sering keluar-masuk, berganti), yang setiap hari perlu waktu 3 jam. Dengan kemacetan Jakarta, perjalanan dari rumah ke kantor, walaupun hanya 8 km, memakan waktu bisa 1 – 1.5 jam. Begitulah hidup di Jakarta.

Kami di EOWI sangat berterima-kasih kepada pembaca, atas kecintaan anda kepada kami. Cinta itu mahal. Anda bisa lihat sendiri bagaimana orang saat ini dengan mudahnya membunuh, saling membenci, dan bermusuhan dengan alasan yang tidak jelas. Kami di EOWI tidak membenci orang lain kecuali jika hak-haknya diganggu. Menurut kepercayaan kami bahwa Tuhan sangat penyayang. Di dalam Quran, kata benci (Arab: كره )  tidak pernah digunakan pada hal-hal yang berkaitan dengan Allah. Tetapi Allah tidak pernah menyuruh manusia untuk menyayangi manusia tanpa batas. Mungkin bencipun boleh. Saya belum menyelidiki sampai kesitu. Yang pasti Allah memerintahkan untuk tidak menyukai (tidak menyukai tidak sama dengan membenci) dan menghindari kemungkaran. Itulah yang kami anut.

Terkadang EOWI kehabisan bahan cerita, oleh sebab itu EOWI pernah absen lama sekali. Tetapi baru-baru ini kami melihat peluang supaya tetap bisa hadir lebih sering. Kami bisa jadikan email-email pembaca sekalian sebagai topik. Keuntungannya adalah, anda memperoleh balasan email dan kami memperoleh topik, serta merupakan berbagi pengalaman dengan pembaca. 

Seorang pembaca bertanya, apakah krisis Ukraina dan dicaploknya semenanjung Crimea oleh Russia dari tangan Ukraina akan berdampak global? Jawabnya mungkin iya mungkin juga tidak. Semenanjung Crimea menjadi bagian dari Ukaina baru 22 tahun saja. Ketika pecahnya Uni Soviet, semenanjung Crimea dimasukkan ke wilayah Ukraina. Tahun 1921 Crimea dengan nama Republik Sosialis Soviet Otonomi Crimea merupakan bagian dari Russia. Tahun 1954 Crimea menjadi bagian Ukraina yang waktu itu bagian dari Uni Soviet. Ketika Uni Soviet pecah Crimea menjadi bagian dari Ukraina, walaupun penduduknya majoritas berbahasa Russia dan dari etnik Russia. Masuknya Crimea mejadi wilayah Ukraina, membuat Russia gerah. Apalagi Ukraina di tahun 2008 menjadi calon anggota NATO dan kerja-sama militer dengan NATO mulai dibangun dan ditingkatkan. Ini membuat Russia semakin gerah. Tidak terlalu mengherankan jika Russia dengan cepat melakukan aneksasi Crimea ketika ada kesempatan terbuka. Apakah NATO akan campur tangan dengan senjata? Mungkin tidak. NATO dan US akan menjadi macan kertas. Mereka tahu Russia punya kemampuan menahan diri yang rendah untuk melepas senjata nuklirnya. Mudah menggunakan nuklirnya. Paling-paling Russia akan memberi NATO kesempatan mundur sambil menyelamatkan mukanya.

Ditinjau dari segi krisis ekonomi, jika Ukraina hancur, ekonominya kolaps, tida akan banyak dampaknya terhadap ekonomi global. Ekonomi Ukraina terlalu kecil untuk mempengaruhi ekonomi global dan besarnya investasi global ukurannya kecil saja.

Itu pandangan yang sederhana. Kalau pembaca pernah mendengar teori chaos, maka akan tahu pernyataan bahwa kepak sayap kupu-kupu di Florida bisa menyebabkan badai di lautan Pasifik. Saya hanya tahu pernyataan yang populer itu, tetapi tidak tahu tentang teori chaos yang sebenarnya. Memang bisa saja suatu tindakan yang sederhana, seperti menekan tombol, menyebabkan kematian jutaan orang dan kehancuran sebuah kota. Tetapi tombol itu harus tombol yang mengaktifkan peluru kendali ballastik jarak jauh berkepala nuklir. Apakah Crimea bisa diibaratkan sebagai tombol nuklir? Mungkin tidak.


Bubble Yang Serius
Mungkin judul bagian/bab di atas kurang tepat. Kita tidak tahu kapan kiamat akan datang, kapan bubble pecah, kapan krisis terjadi. Walaupun demikian, adanya bubble bisa dikenali. Jika harga rumah lebih tinggi dari 15 kali penghasilan tahunan, artinya harga rumah sudah mahal. Dan kalau sudah mencapai level 30 artinya sudah bubble. Orang boleh bertahun-tahun mengatakan bahwa pertumbuhan Cina adalah pertumbuhan bubble, seperti Steven Roach dari Morgan Stanley, tetapi krisis yang diharapkan Steven Roach tidak kunjung tiba sampai akhirnya dia capek, bosan, dan berhenti mengatakan yang demikian. Steven Roach dan lain-lain analis tidak salah dalam kesimpulannya bahwa ekonomi Cina tidak sebaik GDPnya yang menor. Investor harus berpikir keras, kenapa indeks saham Shanghai tidak pernah pulih semenjak krisis subprime, kalau ekonomi Cina memang kuat dan pulih. Nilai indeks Shanghai tertinggi di dekat level 6000 tahun 2007 tidak pernah terlampaui. Secara konsisten turun terus.



Chart - 5


Pada artikel sebelumnya diperlihatkan beberapa contoh tanda-tanda bubble di Cina. Jumlah apartemen yang kosong (tidak ditempati, tidak memperoleh uang sewa dan harus terus membayar kredit – pokok dan bunganya). Hal yang sama juga untuk properti-properti komersial, seperti South China Mall atau New Century Global Center dan sejenisnya. Hal ini juga berlaku untuk pabrik-pabrik serta mesin ekspor Cina yang mengalami penurunan pesanan/order. Pemasukan dan keuntungannya menjadi tergerus.

Barang-barang modal ini dibeli dengan kredit. Dan kemampuan sistem ekonomi menanggung beban untuk menservis hutang ini ada batasnya. Sebagai analog dan acuan adalah US pada masa depresi besar 1930an. Hutang total yang ada di US pada saat pecahnya bubble tahun 20an adalah 199% dari GDP yang meningkat ke 300% pada masa depresi 30 dikarenakan pengeluaran pemerintah yang ingin menghidupkan kembali bubble (stimulus ekonomi). Pada saat itu US merupakan sebuah developing country (negara berkembang) seperti Cina saat ini. Pada saat itu US juga mengandalkan ekspor untuk ekonominya, seperti Cina.

Kalau ukuran kredit dijadikan patokan sebagai ukuran kematangan bubble, maka bubble di Cina sudah matang. Pada akhir tahun 2012, besarnya kredit baik itu pemerintah, swasta dan perorangan adalah 202% dari GDP.


Chart - 6


Persoalannya bukan hanya level hutang yang sudah tinggi, tetapi juga kualitas hutang dan badan yang memberi kredit. Seperti kasus subprime di US, kualitas kredit yang membuat hutang menjadi busuk. Beberapa tahun terakhir ini tumbuhnya kredit berasal dari institusi non-bank seperti multi-finance. Institusi seperti ini dalam mengucurkan kredit tidak seketat bank dan kreditnya berpotensi menjadi kredit busuk Dan dalam beberapa tahun terakhir ini, jumlah kredit seperti ini yang dikucurkan meningkat drastis. Bukan tidak mungkin kasus subprime versi Cina akan timbul. Dengan kata lain credit bubble sudah matang dan siap pecah.


Chart - 7


Bubble: Bahaya Yang Siap Pecah
Bubble bisa pecah atau bisa juga mengempis secara perlahan-lahan. Dan kapan bubble itu pecah atau mengempis, tida bisa diramalkan. Walaupun demikian, pada saat kita tahu ada bubble, ada baiknya dimonitor terus dan diamati hal-hal yang bisa membuat bubble itu pecah. Kalau pembaca ingat, pada artikel sebelumnya EOWI menegaskan untuk mengamati tahun 2011? Berikut ini adalah beberapa poin yang bisa pembaca lihat pada artikel sebelumnya:

  1. Volume perdagangan Cina mencapai puncaknya (all time high) tahun 2007 dan mencoba bangkit kembali tetapi hanya mencapai lower high tahun 2011 (Chart-1 pada artikel sebelumnya).
  2. Surat hutang US yang dipegang Cina tidak mengalami kenaikan yang berarti sejak tahun 2010 – 2011 (Chart-2).

Kalau volume perdagangan Cina berkurang adalah dampak dari permintaan barang Cina yang juga berkurang, Secara logis, penerimaan dollar Cina juga berkurang oleh sebab itu surat obligasi US yang pegang Cina tidak bertambah. Konsekwensi lainnya adalah, permintaan bahan baku oleh Cina berkurang yang akibatnya harganya turun. Chart di bawah ini menunjukkan harga batubara, tembaga, nikel mencapai puncaknya pada tahun 2011, sejalan dengan perlambatan ekonomi Cina.



Chart - 8


Chart - 9

 Chart - 10




Dampak Ekonomi Cina Terhadap Global
Goncangan ekonomi di Cina akan berdampak Global karena banyak negara terkait secara ekonomi dengan Cina. Andaikata ukuran ekonomi Cina hanya sebesar Ukraina, dampaknya tidak akan terasa secara global. Lain halnya, Cina adalah ekonomi terbesar ke-2 setelah US.

Bagi kita di Indonesia, lebih baik berpikir mengenai dampak pada Indonesia. Indonesia sebagai negara yang berbasis ekspor bahan komoditi, pasti akan terkena dampak perlambatan ekonomi Cina dan pecahnya bubble di Cina. Yang akan terkena adalah perusahaan dan sektor-sektor yang terkait dengan ekspor bahan baku ke Cina, seperti bahan tambang. Sektor berikutnya adalah rupiah. Dengan berkurangnya ekspor ini, cadangan devisa yang membuat rupiah kuat akan menyusut dan rupiah akan menjadi lemah.

Trend cadangan devisa RI berbalik arah menjadi menurun sejak tahun 2011 (Chart - 9). Tidak hanya cadangan devisa, arah kurs US$-rupiah mengalami titik balik di tahun 2011 (Chart - 10) di level Rp 8.500 per USD. Apakah tahun 2011 ini sebagai tonggak sejara hanyalah kebetulan saja? Tentu saja tidak, karena kalau demikian halnya maka terlalu banyak yang kebetulan.









Pecah Bukan Mengempis. Apakah Ini Pemicunya?
Mungkin ada yang berpikir bahwa bubble di Cina tidak pecah melainkan mengempis secara perlahan-lahan seperti yang terjadi pada harga komoditi yang ditunjukkan pada Chart – 8 sampai 10 atau seperti menurunnya cadangan devisa Indonesia. Kami pikir hal tersebut peluangnya lebih kecil – jauh lebih kecil dari pada peluang terjadinya full-blown crisis, seperti kasus subprime atau depresi tahun 30 di US. Masalahnya harus ada pemicunya yang terkadang datangnya tidak diduga-duga, baik itu waktunya dan sebabnya.

Beberapa minggu ini terjadi pelemahan Yuan secara drastis. Kejadian ini adalah suatu hal yang di luar kebiasaan, karena biasanya pemerintah Cina tidak pernah membiarkan pergerakan Yuan terlalu volatile (liar). Kurs US$ terhadap Yuan naik secara drastis, dan masih berlangsung.

Yuan-US$ tidak pernah bergerak liar karena dijaga oleh pemerintah Cina (kecuali pada tahun 2012 dan saat ini - Chart - 11). Hal ini membuat para spekulator merasa nyaman untuk melakukan short US$-Yuan. Permainan margin dengan leverage yang tinggi menjadi game-in-town. Karena tidak volatile, maka dengan leverage yang tinggi tidak menjadi masalah. Margin call dan forced liquidation tidak perlu dirisaukan. Walaupun ada keanehan bahwa penguatan Yuan berlawanan dengan arah cadangan devisa Cina yang tidak beranjak kemana-mana sejak tahun 2010-2011, spekulasi tetap berlangsung.





Persoalan akan timbul, jika volatility semakin meningkat dan banyak pemain yang terkena margin call dan terpaksa menutup posisinya. Hal semacam ini bisa memicu panik, keluar dari pasar secara beramai-ramai secara serentak. Apalagi sekarang ini banyak fund manager yang menggunakan algorithmic trading dimana trading dilakukan secara otomatis dengan komputer. Seseorang tinggal memasukkan sederet instruksi dan komputer akan menjalankan instruksi-instruksi tersebut sejalan dengan kondisi pasar. Pasar bisa bergerak cepat dan semakin liar dan akhirnya menjurus ke crash.

Apakah volatility Yuan adalah pemicu pecahnya bubble? Entahlah.

Yuan volatility bukan satu-satunya pemicu pecahnya bubble Cina. Hampir gagal bayar sebuah instrumen investasi, seperti yang terjadi pada bulan Januari 2014 lalu misalnya. Suatu produk investasi yang disebut Credit Equals Gold #1, yang dikeluarkan oleh China Credit Trust Co. dan dipasarkan oleh Industrial & Commercial Bank of China Ltd., mengalami kesulitan pembayaran redemsi dan bunga investasi setelah dananya yang disalurkan ke sebuah perusahaan pertambangan batubara menguap karena perusahaan itu bangkrut dan pengelolanya ditangkap polisi.

Credit Equals Gold ini mempunyai bunga cukup menarik, 10% per tahun. Oleh sebab itu banyak peminatnya. Siapa sih tidak berminat pada investasi seperti emas dengan bunga jauh di atas bunga deposito bank yang besarnya 2.85% (3 bulan) sampai 4.75% (5 tahun).

Penyelesaian kasus ini tidak transparan. Katanya ada investor yang membeli fund ini. Sebagian dari dana investor dibayar oleh Industrial & Commercial Bank of China Ltd. Dan investor hanya memperoleh sebagian dari uangnya. Tidak seperti namanya - Credit Equals Gold, ternyata kredit bisa menguap dan tidak sama dengan emas. Investor diminta untuk merelakan bunga investasi 2 tahun terakhirnya yang tidak bisa dibayarkan sebesar 3 juta Yuan.

Kasus-kasus seperti yang diceritakan di atas, mungkin tidak punya momentum yang cukup untuk memecahkan bubble di Cina. EOWI akan terus memonitor, siapa tahu ada kejadian yang punya momentum yang cukup memecahkan bubble sehingga EOWI bisa mengatakan: “saatnya telah tiba”. Atau.....bubble Cina tidak pernah pecah, cuma bocor saja. Proses detox nya perlahan dan lama sekali.

Sekian dulu, sampai nanti. Jaga kesehatan dan tabungan serta investasi anda baik-baik.


Jakarta 16 Maret 2014.
 



Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.

3 comments:

Anonymous said...

Mas Imam apa saja isi porto anda saat ini dalam situasi saat ini, thanks - art ksc

Imam Semar said...

Art,
Porto saya saat ini hanya US$ dengan leverage 2x. Pinjam ke bank dgn bunga 7% - 7.5% p.a. dan dijadikan US$. Selama US$ bisa naik di atas 7.5% saya untung.

Untuk shorting stock, masih tunggu signal dari Cina. Saat ini baru ada 3 fund yang default dan masih bisa di-bail out. Dan tidak ada panik. Jadi masih tunggu.

investasi said...

thanks banget gan atas infonya sangat membantu bagi yg awam tentang investasi.