___________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Doa pagi dan sore

Ya Allah......, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari tekanan hutang, pajak, pembuat UU pajak dan kesewenang-wenangan manusia.

Ya Allah......ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim dan para penarik pajak serta pembuat UU pajak selain kebinasaan".

Amiiiiin
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________

Wednesday, January 20, 2010

MENYONSONG KRISIS EKONOMI 2010 – 2012 (III)

BERSIAP-SIAP MENGHADAPI WAVE P3 DOWN
Ringkasan Latar Belakang:
Setelah market crash tahun 1987 dimana Alan Greenspan baru saja diangkat menjadi gubernur bank sentral US, the Fed, dunia diguyur dengan likwiditas dan ekspansi kredit dengan menyediakan kredit murah dan mudah. Di dalam ekonomi selalu ada siklus boom-bust, penggembungan bubble-dan-pecah. Dan sudah menjadi ketidak-bijaksanaan Greenspan (dan juga banyak bank sentral lainnya) untuk mengguyurkan kredit yang kemudian membuat bubble berikutnya menjadi semakin besar. Spekulasi semakin lama semakin marak karena leverage yang dimungkinkan oleh tersedianya kredit yang mudah. Krisis moneter Nikkei bubble dan real-estate Jepang pecah (1990), Peso Mexico dan effek Taquila (1994), krisis Asia (1997), krisis finansial Russia (1998), LTCM (1998), krisis moneter Argentina (1999-2002), Panic Y2K, pecahnya Tech Bubble (2000), krisis demi krisis silih berganti. The Fed, bank sentral Jepang dan bank-bank sentral lainnya mengguyurnya dengan likwiditas. Ini bagai menyiram api dengan bensin. Kobarannya semakin besar. Dan terakhir adalah bubble di sektor rumah hunian dan real-estate, yang terjadi tidak hanya di US tetapi juga di UK, Eropa, Timur Tengah, Cina. Sebenarnya tidak hanya sektor real-estate, tetapi juga komoditi, saham emerging market dan lain sebagainya. Hanya ada satu ungkapan untuk menggambarkan hal ini, yaitu “credit bubble”. Spekulasi di semua sektor yang digerakkan oleh ekspansi kredit yang pengucurannya mudah dan sembrono.

Ketika bubble pecah, konsumen tidak mampu berhutang lagi dan tidak mampu melakukan konsumsi (yang ditunjang hutang/kredit). Konsumen dan juga sektor bisnis, tidak lagi berekspansi, melainkan mulai membayar hutangnya. Terjadilah kontraksi kredit. Pemerintah tidak suka hal ini dan secara global beramai-ramai melakukan “penyelamatan” dan stimulus ekonomi. Kali ini pemerintahlah yang melakukan konsumsi atau “bagi-bagi uang”. Tetapi apa yang dilakukan pemerintah, masih kalah cepat dibandingkan kecepatan kontraksi kredit. Akibatnya secara netto, kredit tetap berkontraksi. Pada episode ini cash is king, karena cash dicari untuk membayar hutang. Cash disini berarti US dollar karena kebanyakan kredit adalah dalam dollar.

Paket stimulus memberi effek plasebo. Optimisme bahwa ekonomi nampak membaik muncul dimana-mana (sepanjang Maret – Desember 2009) padahal data menunjukkan bahwa kredit masih mengalami kontraksi. Bagaimana selanjutnya?

Paket stimulus bak doping terhadap penyakit deflasi, ekonomi akan kembali kepada trend deflasinya semula pada saat effek stimulusnya habis. Dan pemerintah-pemerintah dunia harus memberikannya lagi. Kalau dulu, effeknya bisa bertahan sampai 5 tahun, sekarang akan lebih pendek dan dosisnya pun harus lebih tinggi. Dananya darimana? Sumber dana pemerintah tidak jauh dari pajak dan penerbitan surat hutang yang untuk pembayaran nantinya akan dibebankan pada pemasukkan pajak dimasa datang. Pemerintah (di negara mana saja) punya pilihan lain, yaitu menekan budget, mengurangi pegawai dan aktifitasnya, meniadakan stimulus ekonomi, menstop penyelamatan bank yang kolaps dan berusaha untuk surplus anggaran. Dengan demikian hutang negara berkurang. Skenario ini bisa dikatakan bukan pilihan politikus.

Episode berikutnya setelah masa deflasi adalah pada masa dimana hutang yang harus dibayar pemerintah sudah menumpuk. Pada saat itu pemerintah punya beberapa pilihan. Pertama menaikkan pajak sampai membuat warga memberontak; mencetak uang, menjatuhkan nilai riil hutang dan mengobarkan api hiper-inflasi atau harus mengemplang. Pilihan yang paling mungkin karena paling disukai politikus adalah skenario hiper-inflasi. Yang sebenarnya sama buruknya dengan menaikkan pajak hingga mencekik. Pada episode ini cash is trash, karena pemerintah dengan sengaja menurunkan nilai riilnya.

Pada seri Menyonsong Krisis Ekonomi 2010 – 2011 ini, EOWI (Ekonomi Orang Waras dan Investasi) akan mengulas hal-hal yang berkaitan dengan krisis mendatang, terutama kelanjutan dari proses deflasi yang dimulai sejak krisis tahun 2007.

BERSIAP-SIAP MENGHADAPI WAVE P3 DOWN
Saya beberapa malam ini mencoba mengikuti acara TV mengenai pansus bank Century. Ternyata menurut ceritanya, tanpa pengucuran Rp 6.7 trilliun, akan ada 2-3 bank lagi yang terseret bersama bank Century. Terlepas dari kebenaran opini itu, yang pasti tidak salah kalau Erick analis Bahana mengirim email ke kliennya tentang akan adanya bank yang akan kolaps. Kenapa Erick ditangkap? Seharusnya dia adalah pahlawan untuk kliennya.

Itu sebabnya cerita mingguan di Ekonomi Orang Waras dan Investasi (EOWI) agak terlambat.

Dari artikel sebelumnya banyak sekali pertanyaan yang menyangkut tentang krisis mendatang. Semoga dalam tulisan ini bisa terjawab. Mungkin hanya sebagian.


Bentuk P3
Saya menduga bahwa primary wave 3 down (P3) untuk indeks Dow sudah terbentuk, dan dimulai pada hari Jumat 15 Januari 2010 dan tanggal 19 ditest lagi level itu. Opini saya ini salah jika indeks Dow bisa menembus 10,800 dalam waktu sebulan ini. Jika indeks Dow jatuh di bawah 10200, maka kejadian itu akan memperkuat opini saya. Saat ini saya sedang bersiap-siap untuk melakukan short penuh dengan menggunakan indeks ultra short (2x).

Kadang saya ragu dengan segala macam teori Elliott Wave (EW). Karena teori EW memang tidak ada dasar mekanistiknya. Hanyalah empiris dan presepsi optik (persepsi pandangan). Oleh sebab itu saya selalu mencari pendukung yang sifatnya fundamental. Misalnya, indeks dollar juga sudah melampaui level 78. Cepat atau lambat investor akan merasa nervous dan kembali kepada cash. Penguatan dollar adalah identik dengan jatuhnya saham, komoditi dan emas. Hanya saja kalau sekedar menggunakan data fundamental kita tidak bisa menentukan timing nya. Apa lagi untuk jangka pendek. Meramalkan jangka panjang jauh lebih gampang. Ini ramalan saya untuk jangka panjang:

Untuk jangka panjang, baik rupiah dan US dollar akan turun nilainya dan:
Tahun 2015 – 2017, mayoritas pembantu rumah tangga (bedinde, jongos) adalah jutawan dan akan bergaji Rp 1 juta atau lebih.

Tahun 2050an, pembantu itu akan menjadi milyuner karena bergaji Rp 1 milyar.

Tahun 2100an, pembantu-pembantu di Jakarta akan menjadi trilyuner dan bergaji Rp 1 triliyun. Jangan lupa bahwa pada waktu itu harga sepatu merk Clark (atau yang sejenis) akan Rp 1 triliyun. Dan harga emas adalah Rp 500 milyar per gram.

Meramal seperti itu memang gampang, karena trend jangka panjangnya memang sudah terbentuk. Kalau jangka pendek lebih susah. Seperti melempar dadu. Apalagi di ‘inflection point’; titik balik. Di situ tidak ada linearitas. Dan yang sedang kita ramalkan adalah inflection point dari P2 ke P3. Tetapi hal ini tidak akan menghambat saya untuk membuat ramalan jangka pendek.

Sekarang mengenai P3. Seandainya memang benar bahwa P3 sudah dimulai, jangan mengharapkan minggu depan indeks Dow terjun bebas. Perlu beberapa waktu untuk membentuk pola terjun bebas. Kalau pada P1, dimana puncaknya pada bulan Oktober 2007, memakan waktu 12 bulan untuk sampai ke “crash”nya, dimana Dow jatuh dari 11,000 ke 7,770 hanya dalam waktu 2 minggu. Untuk P3 saya berharap akan lebih cepat dari 12 bulan untuk mencapai titik crash. Mungkin 2 bulan atau 6 bulan. (lihat Chart-1)


Chart-1

Pola terjun bebas (Crash) yang nanti akan terjadi di P3 (atau yang telah terjadi di P1) adalah merupakan titik balik dari mayoritas optimis menjadi mayoritas pesimis. Dalam Elliot wave bisanya bertepatan dengan 3 minor of 3 intermidiate of 3 Primer. Dengan kata lain fraktal wave yang lebih rendah juga pada posisi wave 3. Untuk saat ini 95% investor masih optimis terhadap ekonomi dan bursa saham. Untuk mengikis ini, perlu waktu.

Level bullish ini termasuk record untuk dekade ini. Tetapi, kalau dilihat indeks Dow juga tidak bisa menguat dengan kencang. Bahkan cenderung datar dan nampak sudah kelelahan untuk menanjak. Kubu bull akan mengalami penyusutan anggota seiring dengan turunnya indeks saham. Semakin lama perpindahan bull menjadi bear semakin kencang, sampai akhirnya mencapai maksimum pessimisme. Di situlah P3 berakhir.

P3 adalah wave yang paling brutal dan paling panjang dibandingkan P1, dan P5. Kalau anda menganggap bahwa P1 lalu yang membuat Dow dari level 14000 ke 6470, IHSG ke level 1100 dan membuat anda ketakutan, membuat Ical Bakrie bermusuhan dengan Sri Mulyani karena masalah suspensi saham Bakrie, maka pada P3, akan ada kejadian yang lebih parah lagi. Apakah akan ada mentri yang tersungkur, berapa banyak? Atau presiden akan disalah-salahkan dan berlanjut dilengserkan ala Gus Dur. Kita tidak tahu.

Jika panjangnya P3 sama dengan P1, maka target S&P adalah 230. Dan untuk indeks Dow adalah 3000. Apakah target ini bisa dicapai? Entahlah. Angka-angka ini adalah dalam konteks teori EW. Saya sendiri meragukannya. Antara percaya dengan tidak. Pasalnya sering kali teori EW dan fibonacci retracement ternyata sahih. Dilain pihak tidak ada mekanistik teorinya. Sebagai seorang engineer, saya selalu berpikir dalam kerangka mechanistic model, bukan model empiris. Dalam menghadapi situasi seperti ini saya masih berpikir bahwa untuk fib-retracement yang hasilnya sangat ekstrim seperti di atas, hanya saya anggap sebagai target untuk berjaga-jaga saja. Kalau tidak terjadi, saya anggap tidak apa-apa. Kalau terjadi, saya sudah siap.

Secara kwalitatif bisa dimengerti kalau P3 akan lebih brutal dari P1. Saat ini supply uang M3 mengalami kontraksi –4%, padahal ketika P1 berlangsung tahun 2008, M3 masih mengalami ekspansi 6%-10% (lihat Chart-2). Kontraksi ini akan mengalami percepatan sejalan dengan berjalannya P3. Apa yang akan terjadi kalau supply uang mengalami kontraksi? Cari kredit susah, memperpanjang kredit susah, leverage semakin susah, ....... akhirnya banyak gagal bayar. Hindari saham yang banyak hutangnya.


Chart-2
Catatan: bagi pembaca yang pernah menanyakan dimana bisa melihat money supply M3, silahkan kunjungi Now and Future dan Government Shadow Statistic yang link nya ada di EOWI.

Akibat lain, harga emas, komoditi termasuk minyak akan terpuruk. Itu sudah EOWI katakan berkali-kali. Hindari sektor komoditi. Dan karena US dollar yang mengalami kontraksi, maka US dollar akan menguat.

Banyak pembaca yang menanyakan apa perlu melakukan shorting saham dengan leverage seperti option. Saya beberapa bulan ini mengevaluasi strategi tahun lalu. Akhirnya saya putuskan untuk tidak bermain option sebelum dekat dengan wave 3 of 3, dengan kata lain sebelum dekat dengan “crash”. Saya harap EOWI bisa mengindentifikasi saat-saat menjelang wave 3 of 3. Nasehat ini juga berlaku buat pemain long dollar dengan margin.

Nasehat pertama, dalam permainan dengan leverage, batasilah permainan sebesar yang anda bersedia untuk hilang. Artinya, kalau kalah, anda tidak menyesal.

Kedua, harus sabar dan tunggu pada momen yang baik. Dari hasil evaluasi dan pengalaman trading tahun lalu, saya pikir pada wave 3 of 3 adalah yang teraman.
Ketiga, permainan dengan leverage setengah hati (itu istilah saya untuk ultra short fund atau ultra long fund), bisa dimainkan sekarang. Dengan catatan kalau Dow tembus 10,750 harus siap cut loss. Karena jika Dow tembus 10,750 artinya P3 belum dimulai.

Itu saja nasehat kami untuk permainan dengan leverage.

Bahaya Kasus Bank Century dan Implikasinya
Di saat P1 ada beberapa bank di Indonesia yang gagal dan yang paling diributkan adalah bank Century karena bisa membuat bangkrut LPS (Lembaga Penjamin Simpanan). Suntikan Rp 6.7 menghabiskan 50% dari modal LPS.

Kalau pada crash P1, LPS masih berani melakukan penyelamatan bank yang berpotensi sistemik seperti bank Century, setelah kasus bank Century dibawa ke pansus DPR, apakah anda pikir bahwa BI, LPS dan Departemen Keuangan akan sama mudahnya melakukan tindakan penyelamatan bank-bank yang mengalami insolvency? Sri Mulyani kelihatan hampir menangis ketika dicecar anggota pansus. Katanya Miranda Gultom dan Budiono sempat menangis.

Melihat kejadian seperti itu, apakah anda pikir bahwa BI, LPS dan Departemen Keuangan akan mengeluarkan keputusan semudah kasus Century. Orang waras akan mengatakan tidak. Jadi kalau ada bank yang berpotensi gagal, maka kemungkiannya akan dibiarkan mampus. Berapa banyak bank yang saat ini lemah? Kami tidak tahu. Menurut berita yang berkaitan dengan kasus bank Century, seandainya bank Century tidak memperoleh suntikan dana, maka akan menyeret 2-3 bank lainnya. Harus diingat bahwa kolapsnya bank Century termasuk tiba-tiba.

Perlu diingat dalam artikel minggu lalu "Mengukur Kekuatan Lembaga Penjamin Simpanan Bank" ditunjukkan bahwa kalau ada 3 bank seperti Century (bukan bank besar lho) yang bangkrut sudah pasti membuat LPS terseret bangkrut kalau masih mau menolongnya.

Kita perlu lebih waspada pada bank, terutama yang kecil, memberikan bunga yang tinggi untuk menarik nasabah, dan menyalurkan kreditnya ke sektor-sektor bisnis komoditi, industri dan properti. Karena sektor ini yang punya peluang besar untuk terpukul berat. Dari pengalaman lalu bank-bank (atau institusi keuangan) yang dimiliki oleh konglomerasi perusahaan juga harus diwaspadai. Kita lihat bank Tripanca, yang terkapar karena hutang PT Tripanca. Asuransi milik Bakrie, juga terkapar. Kita patut mencurigai bahwa bank dan institusi keuangan seperti ini dalam memberi kredit kepada induk perusahaannya atau perusahaan yang masih seinduk, akan lebih sembrono. Untuk selanjutnya snda bisa pikirkan sendiri, bank-bank dan institusi mana yang punya ciri seperti ini.


Bank & Menyimpan Uang
Banyak pembaca EOWI bertanya, bagaimana dan dimana menyimpan uang? Bulan lalu saya ke Singapura untuk membuka rekening. Anda tahu berapa bunga untuk tanbungan? Anda akan kaget mendengarnya, yaitu : 0.8% per TAHUN. Nampaknya bank-bank Singapura tidak menggunakan iming-imingan bunga yang tinggi untuk menarik nasabah. Tidak butuh dana! Inilah yang saya cari. UOB, OCBC dan bank lokal Singapura menurut pendapat saya adalah tempat yang aman. Bank seperti HSBC tidak masuk hitungan saya. Eksposurnya terhadap sub-prime cukup besar. Dan HSBC bukanlah bank lokal Singapura melainkan bank Inggris.

Untuk bank lokal, dengan mengekstrapolasi kasus bank Century, bisa ditarik deduksi bahwa resiko menyimpan uang di bank-bank Indonesia akan semakin besar. Tidak ada salahnya mempunya prasangka seperti itu. Paranoid dan berjaga-jaga terhadap tabungan tidak ada salahnya. Pasalnya kita berhadapan dengan sistem yang tidak transparan. Erick Jazier Adriansyah bisa ditangkap karena memberi peringatan yang ternyata benar (tetapi tidak akurat). Jadi untuk menyimpan di bank di Indonesia, saya cenderung untuk memecah dibeberapa bank yang kriterianya seperti yang sudah dibahas sebelumnya. Sehingga kalau nantinya ada bank yang gagal, maka tidak semua tabungan amblas.

Disamping rekening di bank, seandainya bisa menyewa safe deposit box, maka bisa menaruh cash sebagian disitu. Karena pada dasarnya cash adalah yang teraman. Ketika bank kalah kliring, maka rekening-rekening di bank itu bisa dibekukan. Tetapi safe deposit box nya masih bisa dipakai.

Sekian dulu......., malam ini saya terlalu banyak menghayal dan paranoid. Jaga baik-baik kesehatan, tabungan dan hasil jerih payah anda.

Jakarta 19 Januari 2010.

Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.

16 comments:

art.ksc said...

sekedar koreksi dikit, suku bunganya 0.8% per tahun bukan per bulan

kenzie said...

Kita sempet khawatir Pak IS sakit karena artikelnya ga muncul2...Trimakasih Pak Is. Jaga kesehatan Bapak guna selalu memberikan pencerahan2 kepada kita semua.

Lucas said...

salam bung IS...
kmrn malam sy melihat Mr. kwik di mintai opininya oleh pansus... sy melihat koq dia condong lbh setuju dengan campur tangan pemerintah dalam sistim perekonomian, hal itu bertentangan dengan mazhap austria yg membahas ttg minimnya campur tangan pemerintah... bgm pendapat bung IS?

Imam Semar said...

@Lukas,

Sistem solialisme seperti yang dianut Kwik, yang ada adalah pemerataan kemiskinan.

Uni Siviet contohnya, yang menganut full gov't intervention. Dari mulai penciptaan lapangan kerja, distribusi kekayaan (hasil produksi), management produksi, sampai ke masalah pribadi orang....., akhirnya orang menjadi tidak kreatif dan sistemnya ambruk dengan sendirinya.

Kalau saya kerja keras...., saya mau hasilnya untuk saya. Saya tidak mau pemerintah mengambilnya dan membagikannya kepada orang lain. Kalau saya mau memberi...., harus dari tangan saya. Bukan dari tangan pemerintah.

Apa yang dianut Kwik, hanya nampaknya bagus, karena orang bisa bermalas-malasan dan memperoleh dari pemerintah. Memangnya siapa itu pemerintah? Mereka juga badan yang tidak produktif.

Anonymous said...

KOK tau inflection point , anda lulusan sipil ya?dari mana mas ?

Unknown said...

Bung IS
Tolong kasih tahu ticker/kode untuk INDEKS ULTRA SHORT.
Saya mau ikutan nge short

Trims,

ISer said...

@Pak Lucas;

pejelasan pak Kwik kemaren malem itu bukan dia condong ke sosialis, tp mix karena menurut pak Kwik ada kesalahan dari Karl Marx tentang hak untuk selera yg berbeda, nah Pak kwik condongnya seperti maunya founding father yg menginginkan resource yg strategis dikuasi oleh negara. tidak seperti yg anda bayangkan.

pak IS apa kabar??
H2C saya tunggu2 postingannya dari minggu lalu kok ga ada, hehehe..

btw saya ada sedikit info soal poligami, akan saya post di judul itu nanti... insyaallah.

salam

Anonymous said...

Pak IS, bank yg disebutkan diatas.kalo punya rekening disani(indonesia) apa sama amannya dgn yg di singapore? Krn yg disini kan minority share nya msh ada lokal nya.

Unknown said...

salut sama tulisan bung IS...
selama ini kelemahan bung IS yg paling mendasar adalah soal keakuratan waktu.
sekarang sudah semakin baik sekali...
dulu prediksinya kecepetan banget...
bung IS, tulis lagi dong mengenai referensi bank di indo...
USD indek sdh mulai menggila...
serem

Imam Semar said...

Rekans,

Saya memilih bank Singapore (dan New Zealand) karena kedua negara ini adalah yang terbaik dalam transparansinya. Secara micro perusahaan masing-masing bank saya tidak tahu.

Jadi kalau anda memilih OUB atau OCBC di Indonesia lewat bank Niaga atau lainnya (anak perusahaan OUB dan OCBC), saya pikir alternatif yang cukup baik.

Mengenai prediksi timing...., memang sulit, karena faktor randomness dari psikologi manusia.

Saya sedang mencoba menulis buku, salah satunya adalah mengenai emosi massa dan mania. Banyak kasus yang pernah terjadi menunjukkan bahwa manusia sangat emosionil. Bagaimana meramal titik balik emosi? Itu sulit.

ISer said...

Pak Is...

Pagi ini saya buka chart USD...

WOW !!! membentuk pola CUP N HANDLE, dengan target 82.

Kalo saya kaitkan dgn pernyataan profesor Roubini yg mengatakan bahwra rally saham akan berkahir karena melambatnya pertumbuhan ekonomi negara2 ekonomi terbesar di dunia. dan menuruit dia gelembung pasar saham di negara berkembang akan sulit dkendalikan karena kebijakan moneter AS dan seluruh dunia sedang longgar. hal ini akan menyebabkan koreksi signifikan terhadap harga saham yg bisa merusak pertumbuhan ekonomi skala global. Dan dia bilang ekonimo dunia memang bertahap telah pulih, tapi sejak maret 2009 harga saham telah mencapai batas atas, menurutnya di paruh dua 2010 pertumbuhan ekonomi A, eropa dan jepang akan melambat. ini bisa jadi awal dari koreksi pasar karena berita makroekonomi akan memberikan kejutan dari sisi negatifnya.

kalo boleh saya menganalisa kemungkinan koreksi besar akan terjadi seperti prediksi PAK IS sebelumnya.. boleh jadi Rupiah akan ke >13rb.

Lucas said...

@ bung IS thx atas coment nya
@ Iser maap kalau sy salah mengerti

Wow apakah 10200 bisa tertembus secara signifikan? earning Q4 diperparah pidato obama membuat pasar panik dan seperti biasa animal instictnya mucul secara spontan...

Anonymous said...

Bung IS
Dow 10100 trus kapan kira2 kontraksinya terjadi?
Trims.

Anonymous said...

bung IS bagaimana dengan silver & gold yang seasonal nya harusnya rally dibulan2 ini.

thsnk
mike

Imam Semar said...

@Mike,
Rasanya pernah disebutkan bahwa emas & perak tidak bisa rally sampai Feb 2010, seperti seasonal patternnya.

Juga, dalam beberapa chart, rasanya sudah ditunjukkan bahwa emas sudah masuk masa turun.

revshark said...

Bung IS,
koreksi sedikit.
Niaga itu CIMB, bukan OCBC maupun UOB.
Yang OCBC itu NISP.

Jadi ada tempat bank nih:
CIMB Niaga
OCBC NISP
UOB Buana
UOB Indonesia

Wah, cuma ada rekening di CIMB Niaga nih, apa musti bagi2 ke rekening lainnya?