___________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Doa pagi dan sore

Ya Allah......, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari tekanan hutang, pajak, pembuat UU pajak dan kesewenang-wenangan manusia.

Ya Allah......ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim dan para penarik pajak serta pembuat UU pajak selain kebinasaan".

Amiiiiin
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________

Monday, December 24, 2018

Dari Demokrasi ke Kakistokrasi

Bagian I


Entah kenapa, kalau kita perhatikan banyak negara demokrasi saat ini sudah menjadi atau dalam perjalanan menjadi negara kakistokrasi. Contohnya US, Prancis, Inggris, Jerman, Jepang, Itali, Venezuela, Indonesia…., dan ada bisa cari yang lain.

Apa itu kakistokrasi atau kakistocracy. Jawabnya bisa anda cari di internet dengan Google. Tapi meme berikut ini bisa menggambarkan makna kakistokrasi. Yang pasti tidak ada kaitannya dengan kaki dan secara etimologi bukan dari bahasa Indonesia.





Kalau itu masih belum jelas, mungkin  meme merikut ini bisa lebih menjelaskan.


Kalau sebuah negara dijalankan oleh orang-orang yang di dalam populasi menempati strata paling bawah dalam hal kemampuan untuk menjalankan pemerintahan maka negara itu cepat atau lambat akan berantakan. Contohnya Trump, Bush Jr. Macron, Theresa May. Tanpa orang-orang seperti ini, Prancis tidak akan ada demonstrasi yang besar seperti sekarang. Juga Indonesia, tidak akan ada 212, reuni 212 dan sebagainya. Demonstrasi di Prancis bukan sekedar dilatar-belakangi oleh kenaikkan pajak diesel, tetapi masalah tekanan hidup. Buktinya ketika pajak diesel dibatalkan, demonstrasi tetap berjalan terus. Apakah 212 atau reuni 212 juga dilatar-belakangi masalah tekanan hidup. Sangat mungkin, walaupun statistik ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah menunjukkan semuanya baik-baik saja dan berita-berita dari media massa (hampir) semua memberi gambaran yang cantik.

Berita minggu lalu tentang rakyat berpesta ketika pemimpinnya ditangkap untuk sebagai tersangka. Kecintaan terhadap pemimpin saat ini sudah tipis, bahkan lebih condong ke arah benci. Bupati Cianjur ditangkap dan dijadikan tersangka, malah rakyatnya pesta di jalan-jalan. Banyak yang memberi sumbangan makan dan minum gratis dalam pesta itu, karena rasa suka cita bupati yang dipilihnya ditangkap.


Pesta Rakyat Cianjur

Di Indonesia memang ada polarisasi yang tajam antara yang mendukung pemerintah dan pengkritik pemerintah. Cebong dan kampret istilah dunia maya. Pertentangan merekapun tajam. Dalam satu rumahpun mereka sering bersitegang. Pecari rejeki, seperti seorang bapak biasanya kampret pengkritik kalau akhir-akhir ini dia mengalami kesulitan menghidupi keluarganya. Istri atau anak-anaknya bisa jadi pendukung pemerintah, kecebong, terutama kalau mereka tidak mau tahu tentang makin sulitnya mencari rejeki. Istri saya termasuk kecebong karena dia tahunya menghabiskan uang bulanan dan selalu terima tepat waktu. Sedang saya anti pemerintah, karena melihat tahungan pelan-pelan mengempis selama 3 tahun terakhir ini. Sering saya bilang ke istri, kalau dia masih memuji-muji pemerintah atau dalam pemilu nanti tidak memilih opposisi, saya akan kasih kenaikan uang bulanannya seperti data-data pemerintah. Terutama inflasinya. Dengan kata lain, kenaikan uang bulanannya akan sekitar 3% dan dia harus bisa memperoleh barang kebutuhan yang sama, tanpa mengurangi kualitas dan kuantitas. (Biar tahu rasa dia.)

Istri saya adalah penonton TV, sedang saya mengolah data. TV hampir semuanya pro-pemerintah sehingga yang para emak-emak pengangguran yang kerjanya cuma nonton TV dan minta duit dari suami tahunya adalah ekonomi versi pemerintah. Tidak tahu ekonomi yang riil.

Apakah ekonomi yang riil? Bagaimana prestasi pemerintah yang riil. EOWI akan tunjukkan angka-angka yang dikeluarkan pemerintah dengan penampilan yang agak berbeda, bukan  penampilan dari BPS atau media massa. Tetapi sebelumnya EOWI akan bertanya mengenai kandidat wakil presiden dan DPR serta KPU, kemudian silahkan jawab sendiri. Pertanyaan ini bukan untuk menghina atau melecehkan tetapi untuk membuka realita yang ada di negara ini.


Apakah calon ini punya kemampuan untuk memimpin negara?


Bagaimana dengan ini?

Kardus digembok?? Apa tidak ada yang lebih gila dari ini? Design ini konon disetujui DPR. Kardus dan gembok adalah kombinasi yang menarik.

Siapakah pemilih kakistikrasi? Apa dari golongan ini?

Apakah nantinya hasil pemilu bisa diharapkan bukan negara kakistokrasi? Kalau belum bisa menjawab dengan alasan belum jelas, mungkin banyak hal-hal yang yang tersamar dan perlu pengetahuan untuk mengetahui ciri-ciri bahwa negara ini sudah pada kategori kakistokrasi.

Beberapa waktu lalu muncul video di media sosial mengenai komentar ketua team sukses Jokowi-Ma’ruf yaitu Erick Thohir isinya tentang strategi kelompoknya dalam membangun negara dengan hutang. Ini adalah video yang dimaksud.



Erick mengatakan bahwa mengelola negara itu seperti mengelola bisnis. Dan selama ini, sebagian modalnya dari hutang. Dan dia tidak bisa mengerti bagaimana menjalankan bosnis atau negara tanpa hutang.

Opini Erick Thohir mewakili opini group Jokowi yang sekarang berkuasa. Dan applikasi opini itu kita bisa lihat dari meroketnya hutang BUMN dan hutang pemerintah.

Kalau saya ada di depan Erick saya waktu itu akan mengatakan: “Matamu Erick. Memangnya yang siapa akan membayar hutang itu?....apa kamu?”

Pembaca EOWI yang cerdas……, perusahaan, bisnis, tidak sama dengan negara. Hutang perusahaan yang membayar adalah pemilik perusahaan. Direktur, pemilik bisnis yang membikin hutang akan mempertanggung jawabkan pembayaran hutangnya. Bahkan bisa dipengadilankan kalau ngemplang dan ada kesalahan hukum.

Lain halnya dengan negara. Yang akan mengurusi pembayaran hutang itu adalah presiden atau pemerintahan 1 – 2 periode berikutnya bahkan bisa 5 periode berikutnya. Bukan pemerintahan yang membuat hutang yang mempertanggung jawabkan hutangnya. Dan yang membayar adalah orang-orang yang  ketika hutang itu dibuat masih anak-anak dan belum bisa ikut pemilu. Bukan semua orang-orang yang memilih dia. Sebagian orang-orang yang memilih dia mungkin sudah mati. Jadi pemerintahan yang mengandalkan hutang untuk pembangunan-pembangunan dan penjalankan pemerintahannya adalah orang-orang yang licik. Mereka yang bikin perkara dan orang lain yang harus bertanggung jawab. Oleh sebab itu pemerintah yang hidupnya dari hutang adalah dholim, apalagi hutangnya bukan hutang yang self liquidating.

Ayo kita Ini data.

Ketika JKW jadi presiden thn 2014:
GDP                        : $890.8 milyar
Hutang Pemerintah : $220.7 milyar

Tahun 2017
GDP                        : $1015.5 milyar
Hutang Pemerintah : $291.5 milyar

Selama 4 tahun
Kenaikan GDP        : $124.7 milyar
Kenaikan hutang     : $70.7 milyar
Kenaikkan GDP murni tanpa hutang: $54 milyar.
Dalam %: 54/890.8 = 6.06% dalam 4 tahun atau 1.48% per tahun.

Pembaca bisa menambahkan data hutang swasta, terutama BUMN, karena BUMN bekerja atas perintah pemerintah. Ini akan membuat pertumbuhan yang dikarenakan oleh bukan-hutang lebih kecil lagi.

Saya memilih cara ini untuk menilai kinerja pemerintah karena pemerintah bisa saja membuat hutang sebesar-besarnya dan membangun apa saja, baik yang berguna atau yang sama sekali tidak berguna seperti jembatan di perbatasan wilayah Tangerang Selatan-Depok-Jakarta, seperti terlihat pada gambar berikut ini. Saya juluki the bridge to nowhere. Saya tidak mengada-ada. Jembatan ini bisa dijumpai di jl. Mars Raya, Cinere Mas. Dan ada berapa banyak pembangunan infrastriktur seperti ini. Yang pasti Trans-Papua akan jadi a road with little use. Dari 3.5 juta penduduk Papua, ada berapa orang yang punya mobil sih?

The Bridge to Nowhere Cinere

Pemerintah juga bisa membuat proyek-proyek yang sama sekali absurd seperti kereta cepat, bullet-train, Sorong-Merauke di Papua, duitnya pinjam Cina dan pekerjanya didatangkan dari Cina. Mungkin Cina mau memberi pinjaman cukup besar seperti $ 1 trilliun asal semua didatangkan dari Cina. Dengan demikian Cina bisa memberi lapangan kerja bagi rakyatnya dan produk-produknya bisa dipasarkan. Dan itu sudah dilakukannya di Sri Langka, Pakistan dalan proyek One Road – One Belt.

Pertumbuhan yang besarnya 100% ini, dalam perhitungan GDP bisa disebut pertumbuhan GDP Indonesia, walaupun uangnya, orangnya dan materialnya dari Cina. Karena kegiatannya ada di Indonesia. Jadi Indonesia mempunyai pertumbuhan 100% yang menembus rekor manapun dan tidak berguna sama sekali. Tidak ada uang yang masuk ke Indonesia, tidak ada orang Indonesia yang memperoleh pekerjaan dari proyek-proyek tersebut. Akan tetapi tidak berguna, proyek seperti itu cukup membanggakan. Apa bullet train trans Papua tidak membanggakan?. Setidaknya bukan seperti the bridge to nowhere Cinere. Untuk proyek seperti bullet train Papua, pemerintah akan dapat applause yang meriah sekali.

Untuk pencitraan proyek semacam itu bagus. Hanya orang-orang yang waras matanya bisa melihat bencana dimasa datang. Membuat hutang jangka panjang, dengan masa tenor 20 - 30 tahun, adalah bencana. Artinya pemerintah akan mewariskan bencana yang serius kepada orang-orang yang tidak/belum punya hak pilih, bukan pemilih mereka. Licik.

Kita sudahi dulu sampai disini untuk bagian pertama. Berikutnya EOWI akan menjelaskan, kenapa membuat hutang jangka panjang adalah kekejaman kepada kanak-kanak yang belum punya hak suara. Jaga kesehatan dan tabungan anda baik-baik. Sampai nanti, insya Allah.


Jakarta 24 Desember 2018

Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.

16 comments:

Eka said...

Saya tidak tahu kenapa pak eowi berkoar2 bilang ekonomi buruk, karena menurut saya pertumbuhan ekonomi indonesia juga tidak seburuk yang sampai menyebabkan krisis, tapi juga tidak memuaskan juga. Saya kira juga masih mending jokowi jadi presiden daripada prabowo, karena menurut saya prabowo lebih munafik dan sosialis. Liat aja prabowo selalu kampanye masalah ketimpangan ekonomi tapi dianya sendiri sama sandiaga hartanya trilyunan

bam said...

penulis tidak netral dalam menilai politikus,mungkin didasari pengalaman masa lalu ataupun pendapat pribadinya ttg politikus
penulis juga berusaha meyakinkan pembaca agar setuju dgn opini nya tanpa didasari landasan data yang kuat

gambar 1 maaruf amin lg gk pake kacamata wajar kalau di tuntun
gambar 2 ttg sandi mungkin dia lg bikin lelucon aja
dan dari semua gambar itu tdk bs disimpulkan mengenai kemampuan mereka
contohnya aja foto einsten waktu menjulurkan lidah,apakah dapat di simpulkan einstein bodoh?,tidak juga kan

Anonymous said...

Mas, angka inflasi BPS dari jaman kuda gigit besi memang begitu. Gada relevansinya antara cebong kampret.
Tanpa utang geliat ekonomi sangat rendah/terbatas, efeknya juga ada.
Tinggal pilih mau yang mana.

Hidden Markov said...

Bung IS kok kualitas tulisannya menurun di artikel ini? Argumen anda kurang menggelitik dan menggunakan data yang overfitting, yaitu GDP yang dipaksakan. Sebaiknya dikaitkan saja dengan argumen anda tentang Kondratieff Cycle. Populisme dan ‘kesulitan hidup’ kan bagian dari siklus tersebut.

Tejay Souza said...

Jadi mas IS kampret nih?

Shanti Putri said...

Saya sebagai warga negara Indonesia biasa yang tidak punya pengaruh apa-apa hanya bisa punya pengaruh saat pemilu saja. Pilihannya hanya dua; pemerintah saat ini atau oposisi. Masalahnya oposisi yang sekarang ini payah sekali. Asal ucap saja yang penting kepilih dulu.

Kemarin SandiUno bilang akan melarang ekspor rotan mentah, lalu ada yang menanggapi bahwa memang sudah ada UU nya tahun 2012. Bukankah itu menandakan bahwa mereka berkata sebelum berpikir?

Oposisi saat ini sangat payah dan Prabowo kemarin terlihat sedang joget-joget natal saat ia sudah mengaku bahwa ia islam. Pemimpin plin plan yang pura-pura islam demi nyapres itu menjijikkan.

Saya pendukung pemerintah karena saya nilai Jokowi masih lebih baik ketimbang Prabowo walau mungkin beberapa pembangunan infrastruktur nya masih salah sasaran. Manusia tidak sempurna tapi minimal ada perbaikan terus menerus. Lagipula beliau cenderung tidak gila harta dan anak2 beliau juga tidak mendapat proyek raksasa seperti pemerintah sebelum2nya.

Pemerintah dan Oposisi saat ini memang tidak ada yang memenuhi standar yang baik, tapi setidaknya petahana saat ini lebih lumayan ketimbang oposisi dan saya akan gunakan hak pilih saya untuk mencoblos Jokowi sekali lagi.

Anonymous said...

Wkwkwk dr awal baca sdh bisa menebak isi kolom komentarnya.
Semangat2 semuanya jgn mau kalah

maleo said...

Tahun 2004 GDP per Capita $1100
Tahun 2007 GDP per capita $1800 (naik 50% 3 tahun kepemimpinan sby)
Tahun 2013 GDP per capita $3600 (naik 200% kepemimpinan sby)
Tahun 2017 GDP per capita $3800 (hanya naik 7% selama tiga tahun kepemimpinan jokowi)

Silahkan di google. Dan tentukan rezim ini apa membuat ekonomi maju secara nyata apa lebih banyak buang2 uang ga jelasnya.

maleo said...

Pak SBY yang seorang kapitalis mendukung Prabowo kok. Pak SBY walaupun katanya cuman bisa nyanyi tapi mendorong GDP indonesia meningkat 200% dalam 9 tahun kepemimpinan beliau. Sementara kabinet kerja kurang dari 10% dan banyak kebijakan jokowi yang bernuansa Sosialis. Coba anda anda anda pikir pake otak, menggratiskan suramadu, elu pikir siapa yang bakal menanggung tuh biaya perawatan suramadu? Jangan ngomel2 aja yah kalau pbb ente2 naik 100-400% dalam 1-2 tahun mendatang.

Unknown said...

Prediksi Tahun 2019 yg katanya Tahun Politik...bagaimana dengan dollar dan emas...Mas Is..kapan anda ikut Indonesia Lawyer Club'...supaya analisis anda bisa di nilai banyak orang...salam

Anonymous said...

bahkan sampe orang yg dilabeli judulnya orang waras pun masih ngak waras...sungguh memalukan...:D cebong kampret meresap ke segala penjuru....orang waras mestinya melihat sesuatunya jernih....yg sedang memimpin seperti pemimpi sedangkan oposisi seperti penghujat buta....:D dan orang waras mesti tetap waras bukan jadi pemimpi buta...:D atau peramal buta..:D

maleo said...

Kalau saya justru akan berikan suara buat Prabowo dan Sandy. Sifat Sandy seorang Spekulan dan prabowo yang suka mencari jalan pintas kemungkinan akan menjual aset2 negara bahkan hpl2 ke asing secara besar2an. Dan semua ini bisa menghasilkan uang. Masa Bodo dengan Nasionalisasi, yang penting rakyat kenyang, kalau mereka kenyang jiwa binatang tidak akan keluar dan negara aman dari kerusuhan. Jadi masa bodo dengan nasionalisasi tapi pake ngutang yang malah memberatkan beban negara dan rakyat. Apa nasionalisasi freeport akan untung dengan harga emas yang diprediksi nyungsep 5 tahun mendatang ?

Yanto2019 said...

Kalau berpandangan pendek, pembangunan infrastruktur hanya berdasarkan faktor ekonomisnya saja dan berpusat di pulau Jawa, semua orang akan berusaha untuk pindah ke pulau Jawa yang sudah sangat padat penduduknya, menambah kemacetan lalu lintas, polusi udara, sampah yang menggunung, dan lain-lain. Sedangkan orang Papua (Indonesia bagian Timur) yang merasa diabaikan akan lebih gampang dihasut faham separatis. Apakah Papua (Indonesia bagian Timur) bukan wilayah NKRI ?

Dengan pembangunan infrastruktur di Papua (Indonesia bagian Timur), arus logistik akan lebih lancar, orang yang jeli akan melihat adanya peluang usaha di sana. Kalau sudah ada yang berhasil, banyak orang yang akan pindah ke sana, sehingga terjadi pemerataan, baik pembangunan maupun kependudukan.

Sejarah yang akan mencatat dan menilai semua(baik/buruk)nya dengan jujur dan adil.

Unknown said...

saya lihat yg koment di atas memang sdh dicekoki oleh informasi dari mesia dan TV mainstream.... IS disini mencba melakukan analysis yg tidak umum aepwrti di media2 manstream .... Siapa analisa yg benar ...anda sensiri yg merasakan... Kalau Bagi saya... 4 rahun tetakhir ini kondiso sangat tidak pasti... ada riga temen saya membubarkan perusahaannya dan mempHK ratusan karyawannya... dan ada dua perusahaan temen lainnya belum bisa bayar gaji karyawannya 3 bulan..

Anonymous said...

Menurut opini saya,...

Kekawatiran EOWI thd perekonomian Indonesia akan lebih berguna bila disalurkan ke pemerintah, semisal masuk dlm jajaran pegawai negeri, anggota DPRD/DPR atau pun unit2 lain dlm jajaran pemerintahan, ataupun tools2 lain, sehingga bisa membantu mengkoreksi atau memberi masukan/nasihat.

Bila tidak, semua kekawatiran yg berupa tulisan ini, hanya akan menjadi keluhan..

Istilahnya...Hanya pandai mengeluh, tapi tidak berbuat apa apa utk itu...

Stay happy n healthy

kumbayamylord said...

Sebagai orang awam perekonomian, saya sering mendengar GDP , tapi kalau NDP ada nggak sih? Datanya bisa dikihat dimana ?