___________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Doa pagi dan sore

Ya Allah......, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari tekanan hutang, pajak, pembuat UU pajak dan kesewenang-wenangan manusia.

Ya Allah......ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim dan para penarik pajak serta pembuat UU pajak selain kebinasaan".

Amiiiiin
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________

Tuesday, September 7, 2010

NABI YUSUF: SPEKULAN TERBESAR SEPANJANG SEJARAH

Minggu lalu, Karspersky saya diserang virus lagi. Typenya Trojan dan menyerang database Kaspersky, sehingga Internet Security dan Anti-Virusnya lumpuh. Virus-virus sekarang semakin canggih. Yang pertama diserang adalah anti-virusnya. Tetapi 24 jam kemudian dengan save mode, saya berhasil mendownload, Kaspersky dari internet dan berhasil melakukan patching. Sekarang sudah aman, tetapi masih was-was. Minggu ini pada hari senen adalah hari libur di Amerika, sehingga kita masih ada waktu untuk melihat pasar sampai hari senen. Dan EOWI akan menurunkan cerita ringan mengenai nabi Yusuf yang sering kami sebut sebagai spekulan. Cerita ini setidaknya bisa memberi penjelasan kenapa nabi Yusuf kami sebut spekulan. Kita mulai saja dengan ceritanya.

Minggu lalu saya membaca di internet berita yang membuat heboh Filipina. Judulnya adalah: “Filipina Berenang Beras Busuk, Rakyatnya Kelaparan” (link). Sebenarnya berita ini adalah dari bulan lalu, tetapi menarik untuk diangkat sebagai latar belakang dongeng di EOWI. Cerita ringkasnya adalah mengenai membusuknya 2,2 juta ton beras, yang merupakan 90% dari timbunan persediaan pangan Filipina. Dengan penduduknya yang berjumlah 92 juta jiwa, maka 2,2 juta ton merupakan persediaan pangan untuk 50 hari atau 2 bulan. Kejadian ini mengingatkan cerita tentang nabi Yusuf. Dalam hal timbun menimbun pangan, ukuran yang ada di Filipina ini masih kecil dibandingkan dengan volume (relatif) yang dilakukan oleh nabi Yusuf. Yang ditimbun oleh nabi Yusuf adalah persediaan 7 tahun. Saya perkirakan jumlah yang ditimbun nabi Yusuf kira-kira 50 juta – 70 juta ton. Relatif terhadap penduduk dimasa itu, bisa dikatakan bahwa nabi Yusuf adalah penimbun pangan tersukses dalam sejarah peradaban manusia.

Banyak pembaca EOWI yang merasa risih kalau EOWI mengidentikkan nabi Yusuf sebagai spekulator. Mungkin dalam mind-set banyak orang sudah terpatri bahwa seorang nabi itu jauh dari kaya dan segala macam urusan keduniaan apalagi kegiatan seperti spekulasi dan menjadi penimbun. Seperti nabi Muhammad sering dipersepsikan sebagai seorang yang miskin. Persepsi ini agak kontradiksi dengan catatan sejarah yang mengatakan bahwa nabi melakukan qurban sebanyak 70 ekor onta pada hari iedul Adha, mahar untuk Khadijah (istri pertamanya) adalah 200 ekor onta (paling sedikit senilai Rp 1,6 – 2,0 milyar uang 2010), untuk setiap istrinya yang lain maharnya 2000 dirham (30 juta uang 2010). Tidak hanya itu, warisan beliau bisa menghidupi janda-jandanya yang 13 orang dan anak-anaknya sampai mereka meninggal. Catatan: nabi dan keluarganya tidak boleh menerima zakat atau pensiun. Tidak hanya itu, beliau juga mewariskan tanah Fadak yang terkenal subur kepada anaknya, Fatimah. (Tanah ini kemudian disita oleh khalifah Abu Bakar, tetapi dikembalikan kepada ahli warisnya pada masa khalifah Umar bin Abdul Aziz). Nabi Muhammad tidak miskin seperti dipersepsikan oleh kaum sufi dan yang cenderung menganut sufiisme. Beliau ini pedagang besar yang punya ekspedisi dagang yang besar. Bukan pedagang eceran. Inti yang ingin disampaikan adalah, persepsi yang terpatri dikepala massa, belum tentu cocok dengan catatan sejarah.

Orang sering mengarang-ngarang agama. Untuk suatu issue, bukannya melihat pada sumber asalnya seperti kitab tuntunannya, tetapi manusia cederung untuk mengarang. Enaknya, banyak yang mengikutinya. Contoh yang pernah dibahas di EOWI adalah masalah rohani dan rohaniah di dalam Islam. Kalau melihat Quran, kata tersebut tidak pernah ada padahal kedua kata tersebut adalah kata bahasa Arab. Contoh lain, orang Islam sering menyebut Quran sebagai kitab suci. Ini juga salah. Quran tidak pernah menyebut dirinya sebagai kitab suci (Arab: kitabbul quddus). Silahkan cari di Quran kalau ada. Quran menyebut dirinya sebagai bacaan mulia (Quranul karim), petunjuk (al huda), pembeda (al-fuqan), tetapi tidak ada kitab suci (kitabbul quddus). Dengan kata lain, julukan kitab suci untuk Quran adalah karangan manusia. Demikian juga dengan nabi Yusuf, tidak akan ada yang berani mengatakan bahwa nabi Yusuf adalah seorang spekulan. Sebabnya mungkin karena kata spekulan mempunyai konotasi yang negatif. Padahal sebenarnya tidak demikian.

Cerita yang panjang tentang nabi Yusuf ada di Quran dan di Perjanjian Lama. Di dalam Quran, ada satu surat yang didedikasikan khusus untuk nabi Yusuf, namanya surat Yusuf. Dan di Perjanjian Lama, kisah mengenai Yusuf ada di buku Genesis bab 41 sampai akhir (bab 50). Kedua sumber ini juga membicarakan kisah nabi Yusuf yang ada kaitannya dengan spekulasi pasar. Kalau anda kaget mengetahui hal ini dan tidak percaya, silahkan cek langsung ke sumbernya setelah anda membaca artikel ini.

Kisah nabi Yusuf kita mulai saja dari ketika ia dibuang oleh kakak-kakaknya ke dalam sumur karena rasa iri kakak-kakaknya terhadap Yusuf yang mendapat perhatian yang lebih dari ayahnya. Tidak berapa lama nabi Yusuf di dalam sumur, ia ditolong oleh karavan yang lewat yang kemudian dijual sebagai budak. Dalam perjalanannya akhirnya nabi Yusuf terdampar di rumah seorang pembesar kerajaan Mesir sebagai pembantu disana. Di Perjanjian Lama disebut Potiphar (dari bahasa Mesir kuno, yang berarti yang kuat, al Aziz). Nabi Yusuf mengalami kesialan, ia difitnah berusaha memperkosa istri Potiphar. Walaupun kemudian tidak ada bukti yang mendukung, demi menjaga nama baik dari segala gunjingan, nabi Yusuf dijebloskan ke dalam penjara.

Di dalam penjara nabi Yusuf berkenalan dengan dua pelayan raja Fir’aun yang dituduh berniat membunuh Fir’aun. Pada suatu hari kedua pelayan raja ini secara terpisah bercerita tentang mimpi mereka dan nabi Yusuf mengartikan bahwa pelayan yang satu akan dihukum mati dan yang lain akan dibebaskan dan memperoleh kembali pekerjaannya. Mengartikan mimpi adalah salah satu bakat nabi Yusuf. Kepada pelayan yang diramalkan akan dibebaskan, nabi Yusuf berpesan agar kasusnya disampaikan kepada Fir’aun. Bahwa di penjara dirinya yang tidak bersalah masih mendekam.

Apa yang diramalkan Nabi Yusuf berdasarkan mimpi kedua pelayan raja itu, ternyata menjadi kenyataan. Yang satu dihukum mati dan yang satunya lagi dibebaskan dan memperoleh kembali pekerjaannya. Untuk sementara nabi Yusuf dilupakan. Sampai pada suatu hari Fir’aun terganggu dengan mimpinya tentang adanya 7 ekor sapi gemuk-gemuk yang kemudian dimakan oleh 7 ekor sapi yang kurus-kurus, dan 7 batang gandum yang subur-subur dimakan oleh 7 batang gandum yang kurus-kurus. Mimpi ini tidak bisa ditakwilkan oleh ahli nujum istana. Pada saat ini pelayan minum Fir’aun yang pernah dipenjara bersama Yusuf, teringat akan temannya yang punya bakat untuk menafsirkan mimpi.

Nabi Yusuf kemudian dipanggil untuk menghadap dan menerangkan arti mimpi Fir’aun. Mengenai arti mimpi itu, nabi Yusuf menerangkan bahwa akan adanya 7 tahun masa subur disusul oleh 7 tahun masa paceklik yang akan melibas semua yang diperoleh selama masa subur. Fir’aun sangat terkesan atas penjelasan Yusuf yang juga menerangkan pentingnya arti pemimbunan bahan pangan selama masa subur untuk menghadapi masa paceklik. Kemudian ia mengangkat Yusuf untuk menempati suatu posisi dalam kaitannya menghadapi krisis mendatang. Yusuf diberi kekuasaan dan dukungan finansial yang besar untuk membangun gudang-gudang pangan. Selama masa subur, nabi Yusuf membangun gudang-gudang pangan dan mengisinya dengan gandum yang dibelinya dari petani.

Tujuh tahun berlalu, gudang-gudang Yusuf penuh dan datanglah kemarau yang ditunggu-tunggu.

Genesis 41,

(56) Kelaparan itu merajalela di seluruh bumi. Maka Yusuf membuka segala lumbung dan menjual gandum kepada orang Mesir, sebab makin hebat kelaparan itu di tanah Mesir.

(57) Juga dari seluruh bumi datanglah orang ke Mesir untuk membeli gandum dari Yusuf, sebab hebat kelaparan itu di seluruh bumi

Genesis 47:

(13) Di seluruh negeri itu tidak ada makanan, sebab kelaparan itu sangat hebat,
sehingga seisi tanah Mesir dan tanah Kanaan lemah lesu karena kelaparan itu.
(14) Maka Yusuf mengumpulkan segala uang yang terdapat di tanah Mesir dan di
tanah Kanaan, yakni uang pembayar gandum yang dibeli mereka; dan Yusuf membawa uang itu ke dalam istana Fir’aun.

(15) Setelah habis uang di tanah Mesir dan di tanah Kanaan, datanglah semua orang Mesir menghadap Yusuf serta berkata: "Berilah makanan kepada kami! Mengapa kami harus mati di depanmu? Sebab tidak ada lagi uang."

(16) Jawab Yusuf: "Jika tidak ada lagi uang, berilah ternakmu, maka aku akan memberi makanan kepadamu sebagai ganti ternakmu itu."

(17) Lalu mereka membawa ternaknya kepada Yusuf dan Yusuf memberi makanan kepada mereka ganti kuda, kumpulan kambing domba dan kumpulan lembu sapi dan keledainya, jadi disediakannyalah bagi mereka makanan ganti segala ternaknya pada tahun itu.

(18) Setelah lewat tahun itu, datanglah mereka kepadanya, pada tahun yang kedua, serta berkata kepadanya: "Tidak usah kami sembunyikan kepada tuanku, bahwa setelah uang kami habis dan setelah kumpulan ternak kami menjadi milik tuanku, tidaklah ada lagi yang tinggal yang dapat kami serahkan kepada tuanku selain badan kami dan tanah kami.

(19) Mengapa kami harus mati di depan matamu, baik kami maupun tanah kami? Belilah kami dan tanah kami sebagai ganti makanan, maka kami dengan tanah kami akan menjadi hamba kepada Fir’aun. Berikanlah benih, supaya kami hidup dan jangan mati, dan supaya tanah itu jangan menjadi tandus."

(20) Lalu Yusuf membeli segala tanah orang Mesir untuk Fir’aun, sebab orang Mesir itu masing-masing menjual ladangnya, karena berat kelaparan itu menimpa mereka. Demikianlah negeri itu menjadi milik Fir’aun.

(21) Dan tentang rakyat itu, diperhambakannyalah mereka di daerah Mesir dari ujung yang satu sampai ujung yang lain.

(22) Hanya tanah para imam tidak dibelinya, sebab para imam mendapat tunjangan tetap dari Fir’aun, dan mereka hidup dari tunjangan itu; itulah sebabnya mereka tidak menjual tanahnya.

(23) Berkatalah Yusuf kepada rakyat itu: "Pada hari ini aku telah membeli kamu dan tanahmu untuk Fir’aun; inilah benih bagimu, supaya kamu dapat menabur di tanah itu.

(24) Mengenai hasilnya, kamu harus berikan seperlima bagian kepada Fir’aun, dan yang empat bagian lagi, itulah menjadi benih untuk ladangmu dan menjadi makanan kamu dan mereka yang ada di rumahmu, dan menjadi makanan anak-anakmu."

(25) Lalu berkatalah
mereka: "Engkau telah memelihara hidup kami; asal kiranya kami mendapat kasih tuanku, biarlah kami menjadi hamba kepada Fir’aun."

(26) Yusuf membuat hal itu menjadi suatu ketetapan mengenai tanah di Mesir sampai sekarang, yakni bahwa seperlima dari hasilnya menjadi milik Fir’aun; hanya tanah para imam tidak menjadi milik Fir’aun.


Nabi Yusuf sangat sukses di dalam spekulasi ini. Dikatakan spekulasi karena sumber informasi ini berasal dari Fir’aun bukan dari wahyu yang diberikan kepada nabi Yusuf secara langsung. Mimpi Fir’aun ini bisa saja bunga tidur. Lagi pula methode peramalan nabi Yusuf baru teruji 2 kali. Sehingga, sebagai methode empiris akan sangat beresiko terhadap kegagalan. Banyak faktor yang bisa dikategorikan sebagai resiko dan andaikata nabi Yusuf gagal maka Yusuf akan berhadapan dengan 70 juta ton gandum yang membusuk, persoalan yang besarnya 32 kali yang dihadapi Arroyo. Itu resiko. Salah-salah lehernya bisa dipenggal Fir’aun, kalau mengalami kegagalan. Dikatakan sukses karena, kalau anda membaca potongan cerita dari Perjanjian Lama, buku Genesis, dinyatakan bahwa dengan spekulasi itu nabi Yusuf berhasil:

a. membeli semua ternak di Mesir untuk Fir’aun
b. menguasai tanah di Mesir untuk Fir’aun
c. menjadikan semua warga Mesir menjadi budak Fir’aun

Apa itu bukan sukses? Kalau memang kisah di Perjanjian Baru itu benar, maka nabi Yusuf bisa disebut sebagai spekulator yang sukses.

Tindakan nabi Yusuf tidak didasari oleh keinginan untuk melakukan derma atau “charity”. Sebab pangan yang ditimbunnya tidak dibagikan secara gratis melainkan dijual. Hal ini tidak saja dinyatakan di dalam Perjanjian Lama, tetapi juga Quran. Pada surah Yusuf 65, yang mencritakan tentang saudara-saudara Yusuf pergi ke Mesir untuk memperoleh bahan makanan, kemudian ayat tersebut mengatakan bahwa uang (barang-barang untuk barter) untuk membeli gandum dikembalikan. Artinya saudara-saudara Yusuf datang ke Mesir untuk membeli/barter bahan pangan. Artinya Yusuf tidak membagi-bagikan bahan pangan secara gratis kepada masyarakat.

Tatkala mereka membuka barang-barangnya, mereka menemukan kembali barang-barang (penukaran, untuk membeli gandunm) mereka, dikembalikan kepada mereka. Mereka berkata: "Wahai ayah kami apa lagi yang kita inginkan. Ini barang-barang kita dikembalikan kepada kita, dan kami akan dapat memberi makan keluarga kami, dan kami akan dapat memelihara saudara kami, dan kami akan mendapat tambahan sukatan (gandum) seberat beban seekor unta. Itu adalah sukatan yang mudah (bagi raja Mesir)". (Quran 12:65)

Quran dan Perjanjian Lama memasukkan episode suatu kisah penimbunan pangan yang kemudian untuk dijual kembali. Tentunya ada hikmah yang akan disampaikan. Kalau tidak ada hikmah yang akan disampaikan maka, akan mudah sekali, Episode ini diloncati dan tidak perlu dicantumkan baik di Quran atau di Perjanjian Lama. Pernahkah anda menanyakan kepada diri sendiri, hikmah apakah yang bisa diambil dari episode ini. Saya tidak punya pilihan lain kecuali menyimpulkan bahwa hikmah pada episode ini adalah untuk menyatakan bahwa spekulasi (menimbun yang kemudian untuk dijual kembali) adalah baik dan dianjurkan.

Anda mungkin tidak setuju dan menganggap EOWI melecehkan moral nabi Yusuf yang menjadikan rakyat Mesir menjadi budak Fir’aun. Anda salah lagi. Nabi Yusuf lebih bermoral dan berprikemanusiaan dibandingkan pemerintah Republik Indonesia. Fir’aun dan nabi Yusuf setelah menguasai tanah-tanah rakyat Mesir, mereka menyuruh rakyatnya menggarap tanah itu dan hanya menarik 20% dari hasil panen. Dengan kata lain, Fir’aun menyediakan tanah dan bibit serta modal untuk bertanam dan sebagai imbalannya hanya 20% dari hasil panen. Dibandingkan dengan pajak penghasilan (PPh 21) yang ditarik pemerintah RI yang mencapai 30% itu, maka tarif yang ditetapkan nabi Yusuf masih lebih rendah. Lagi pula untuk yang 30% itu pemerintah RI tidak memberikan apa-apa sebagai modal atau kemudahan. Jadi jangan bandingkan antara nabi Yusuf dengan pemerintah RI, karena pemerintah RI lebih kejam.


Sekian dulu ceritanya.......

Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.

24 comments:

Anonymous said...

info yang menarik bang...boleh minta ijin kopi linknya ya..

Anonymous said...

Wah shortnya gagal, sekarang malah nge-hoax dengan cerita nabi yusuf karangan sendiri :D. Parah!!!

Anonymous said...

Mantap bung IS, saya baru ngerti makna kisah spesial Nabi Yusuf sekarang. at anonym yang bilangin cerita nabi yusuf karangan, you tidak beragama ya ?

Anonymous said...

Wah pada ketipu semar semua. Hei semar, apa kamu sudah begitu terpojoknya sehingga berani memfitnah Nabi Yusuf dan Nabi Muhammad?

Anonymous said...

IHSG koq naik terus ya... kapan meletusnya??

Anonymous said...

cerita basi udah lama dengar.. loe copas dari mana mar....semar....

Lucas said...

klo saya selalu menganalisis dari 2 sudut pandang bila bull maka harus... bila bear maka harus...
krn bagi saya market adl trendless
for next if
still Bull break up 1110-1120
rev Bear break down 1170-1180

Anonymous said...

Jaman nabi yusuf 20% sdh besar se x pak .. jangan bandingkan jaman batu ma jaman teknologi skrang donk ... Haiyah .... yg percaya ma stock gandum nabi yusuf ma bloon ... php stock 2,2jt Ton aja busuk .. gimana dgn jaman batu yg blm ada teknologi stock 70jt Ton msh fresh ??? pake otak anda pemuja Semar. & 1 hal lagi saya rasa kamu termasuk salah satu nya mahasiswa yg cuma bisa demo , tukang protes, yg otak nya hanya pengen supaya pemerintah menbagikan zakat or Tiki sampai ke depan rumah.. di Jaman Soeharto.. wa rasa loe ngak bisa bikin blog & memprovokasi pengikut2mu yg Goblok alias Hilang dari muka Pertiwi ini. Indonesia akan bener2 maju setelah 2012 ... berani taruhan loe ?

Imam Semar said...

@Anony 10:16

Sssst....., jangan bilang 20% itu berat untuk jaman dulu. Pembaca yang beragama Kristen dan Advent bisa marah. Pernyataan anda seakan menyatakan bahwa Tuhan mereka kejam. Tahukah anda bahwa umat Kristen disuruh membayar semacam zakat sebesar 10%. Itu bukan uang sewa tanah lho.

Hati-hati lho kalau ngomong. Bisa-bisa rekan Kristen disini marah.

Anonymous said...

dari mana anda menyimpulkan bahwa Yusuf menimbun 70 ton pangan?,dari mana angka itu?,angka yang tidak waras
memangnya jumlah penduduk Filipina dan mesir puluhan abad yg lalu sama dengan jumlah penduduk filipina skrg?

Anonymous said...

btw buat Nabi Muhammad,apa anda melupakan rampasan perang dan penaklukkan kerajaan lain yg digencarkan oleh pasukan Jihadnya?

Anonymous said...

@Anony,
Kalau anda mau bikin argumen, tolong dipikir dulu lah. Berapa ribu/juta orang yang diperlukan untuk membuat pyramid dan kuil-kuil Firaun. Dari mulai menambang marmernya, membelah dan memotongnya, membawanya ke lokasi.... Kemudian berapa orang yang menjadi supportnya, makanan, pakaian dan kebutuhan lainnya.

Untuk 7 tahun persediaan makanan bagi belasan juta penduduk dan ternaknya angka itu masuk akal.

Ada baiknya anda melakukan hitungan lagi. Misalnya kalau dari hitungan itu muncul jumlah penduduk Mesir 500 juta, maka Imam Semar salah. Kalau cuma belasan juta, masih masuk diakal.

Anda kok panik begitu sih?

Anonymous said...

jadi makanan bisa ditimbun bertahun-tahun gak rusak ya?

Anonymous said...

Orang sering mengarang-ngarang agama. Untuk suatu issue, bukannya melihat pada sumber asalnya seperti kitab tuntunannya, tetapi manusia cederung untuk mengarang. Enaknya, banyak yang mengikutinya.

Contoh konkritnya ya si semar idiot ini :D

Anonymous said...

Saat Tidak Ada Lagi Yang Bisa Dianalisa, Duduk Diam!
Saat sudah tidak ada lagi high di atas saham Anda, indeks, atau apapun itu, cukup duduk diam saja. Jangan buru-buru profit taking, jual setengah, atau apapun itu karena bisa jadi Anda akan ketinggalan trend nantinya. Duduk diam, ikuti trend, pasang trailing stop, dan jangan buru-buru hitung profit Anda. Trend itu persisten. Trend itu kalau bertahan, bertahan lama. Jadi, ikuti trend saja.
Kami tutup dengan mengulang perkataan Jesse Livermore lagi:
“It was the change in my own attitude toward the game that was of supreme importance to me. It taught me, little by little, the essential difference between betting on fluctuations and anticipating inevitable advances and declines, between gambling and speculating. I think it was a long step forward in my trading education when I realized at last that when old Mr. Partridge kept on telling the other customers, “Well, you know this is a bull market!” he really meant to tell them that the big money was not in the individual fluctuations but in the main movements that is, not in reading the tape but in sizing up the entire market and its trend. And right here let me say one thing: After spending many years in Wall Street and after making and losing millions of dollars I want to tell you this: It never was my thinking that made the big money for me. It always was my sitting. Got that? My sitting tight! It is no trick at all to be right on the market. You always find lots of early bulls in bull markets and early bears in bear markets. I’ve known many men who were right at exactly the right time, and began buying or selling stocks when prices were at the very level which should show the greatest profit. And their experience invariably matched mine that is, they made no real money out of it. Men who can both be right and sit tight are uncommon. I found it one of the hardest things to learn. But it is only after a stock operator has firmly grasped this that he can make big money. It is literally true that millions come easier to a trader after he knows how to trade than hundreds did in the days of his ignorance.”
Bukan analisa saya yang membuat saya kaya. Tetapi selalu posisi duduk saya. Mengerti? Posisi duduk diam saya!

Anonymous said...

Saat Tidak Ada Lagi Yang Bisa Dianalisa, Duduk Diam!
Saat sudah tidak ada lagi high di atas saham Anda, indeks, atau apapun itu, cukup duduk diam saja. Jangan buru-buru profit taking, jual setengah, atau apapun itu karena bisa jadi Anda akan ketinggalan trend nantinya. Duduk diam, ikuti trend, pasang trailing stop, dan jangan buru-buru hitung profit Anda. Trend itu persisten. Trend itu kalau bertahan, bertahan lama. Jadi, ikuti trend saja.
Kami tutup dengan mengulang perkataan Jesse Livermore lagi:
“It was the change in my own attitude toward the game that was of supreme importance to me. It taught me, little by little, the essential difference between betting on fluctuations and anticipating inevitable advances and declines, between gambling and speculating. I think it was a long step forward in my trading education when I realized at last that when old Mr. Partridge kept on telling the other customers, “Well, you know this is a bull market!” he really meant to tell them that the big money was not in the individual fluctuations but in the main movements that is, not in reading the tape but in sizing up the entire market and its trend. And right here let me say one thing: After spending many years in Wall Street and after making and losing millions of dollars I want to tell you this: It never was my thinking that made the big money for me. It always was my sitting. Got that? My sitting tight! It is no trick at all to be right on the market. You always find lots of early bulls in bull markets and early bears in bear markets. I’ve known many men who were right at exactly the right time, and began buying or selling stocks when prices were at the very level which should show the greatest profit. And their experience invariably matched mine that is, they made no real money out of it. Men who can both be right and sit tight are uncommon. I found it one of the hardest things to learn. But it is only after a stock operator has firmly grasped this that he can make big money. It is literally true that millions come easier to a trader after he knows how to trade than hundreds did in the days of his ignorance.”
Bukan analisa saya yang membuat saya kaya. Tetapi selalu posisi duduk saya. Mengerti? Posisi duduk diam saya!

Anonymous said...

Saat Tidak Ada Lagi Yang Bisa Dianalisa, Duduk Diam!
Saat sudah tidak ada lagi high di atas saham Anda, indeks, atau apapun itu, cukup duduk diam saja. Jangan buru-buru profit taking, jual setengah, atau apapun itu karena bisa jadi Anda akan ketinggalan trend nantinya. Duduk diam, ikuti trend, pasang trailing stop, dan jangan buru-buru hitung profit Anda. Trend itu persisten. Trend itu kalau bertahan, bertahan lama. Jadi, ikuti trend saja.
Kami tutup dengan mengulang perkataan Jesse Livermore lagi:
“It was the change in my own attitude toward the game that was of supreme importance to me. It taught me, little by little, the essential difference between betting on fluctuations and anticipating inevitable advances and declines, between gambling and speculating.

Anonymous said...

@anony September 8, 2010 11:13 AM

penduduk filipina sudah 80 jutaan,sebentar lagi 100jutaan,jauh amat dengan belasan juta?

lagian darimana anda menyimpulkan kalau membuat piramida harus dengan orang yg sangat banyak?,piramida dibuat dengan jangka waktu yang lama,bukan dengan orang yg sangat banyak(kalau banyak ya ia,tp kalau sangat banyak tidak juga)

IS sangat pintar menggiring opini pembacanya sehingga tanpa sadar anda akan menganggap Dia benar,padahal kebanyakan dari argumennya banyak salahnya,atau seminimalnya hanya berupa teori yg belum pernah terbukti dan teruji sama sekali,walau ada sedikit kebenarannya juga yg dicampur2 sehingga kelihatannya benar

Anonymous said...

@ Anony September 7, 2010 10:16 PM

“Yusuf berkata: "Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa; maka apa yang kamu tuai HENDAKLAH KAMU BIARKAN DI BULIRNYA kecuali sedikit untuk kamu makan. Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang kamu simpan.” (QS 12:47-48)

Gak perlu teknologi penyimpanan canggih2 Om, agar gandum tidak rusak/busuk saat disimpan dalam jangka waktu lama. Yang disimpan adalah GANDUM YANG MASIH DI BULIRNYA. Bukan gandum yang sudah dirontokkan, apalagi yang sudah dikupas.

Petani2 di kampungpun tahu bagaimana menyimpan padi dalam jangka waktu bertahun2 dan tetap bagus, tidak busuk, yaitu : disimpan dalam konsisi TETAP DI BULIRNYA.

Anonymous said...

Dah lama gak cek, lho koq jdi rame nih blog.. Berasa lgi di debat club :ngakak

@ Bung IS : mdah2an mkin tajam n waras tulisannya.. klo mo jdi org besar, harus siap dikritik.. didoain deh mentalnya gak ciut n makin produktif menelorkan tulisan2nya

@ Kontra : mdah2an gak hanya asbun doang, menonjolkan sinisme karena gak punya dasar argumen/intelektual.. Jdi khan pembaca tercerahkan n mkin kaya wacana:D

Anonymous said...

Saya tidak punya pilihan lain kecuali menyimpulkan bahwa hikmah pada episode ini adalah untuk menyatakan bahwa spekulasi (menimbun yang kemudian untuk dijual kembali) adalah baik dan dianjurkan.

Huakakakakakakakakakakakakakak, dasar tolol. Ini orang otaknya dimana ya? :D

Anonymous said...

spekulasi terjadi atas dasar asumsi dan proyeksi sedang kasus Nabi Yusuf di dasarkan wahyu bukan logika, jadi ga sama..!

mpu said...
This comment has been removed by the author.
mpugandrik said...

saya hanya ingin komen tentang orang menyebut al-qur'an sebagai kita suci. memang benar bahwa "kitab suci" tidak ada, itu memang produk budaya. akan tetapi bukan sama sekali tidak rujukannya. misalnya ada ayat yang bilang "la yamassuhu illal muthoharrun" janganlah menyentuhnya kecuali telah bersuci. saya pikir inilah yang kemudian menjadi dasar penyebutan kata suci.