Mea culpa artinya “saya salah”, suatu pengakuan atas kesalahan.
Dalam setahun ini saya salah meramalkan arah pasar modal. Untuk emas, logam mulia dan dollar tidak terlalu salah. Oleh sebab itu, sekarang akan saya pakai untuk mengevaluasi methodologi dalam melakukan evaluasi pasar.
Saya meramalkan krisis ekonomi dan market crash tahun 2008-2009 sejak tahun 2003. Awalnya hanya sebuah ramalan kasar mengenai perkiraan waktu tibanya krisis, rentang waktunya cukup lebar. Dan setiap tahun saya perbaiki.
Methoda yang digunakan sangatlah sederhana, yaitu mengira-ngira kapan stimulus yang digelontorkan pemerintah US selama krisis Nasdaq crash (2000), krisis 911 (2002) habis effeknya. Hasilnya lumayan.
Menghadapi krisis global yang dimulai tahun 2007, saya perlu bersiap-siap dengan arsenal, persenjataan yang agak berbeda dengan sebelum-sebelumnya. Dari ukurannya, debt-to-GDP ratio US yang hampir mencapai 340%, jauh melebihi depressi 1930an yang besarnya sekitar 270%. Pemikiran waktu itu, ialah bahwa kita akan berhadapan dengan krisis yang ukurannya sama atau lebih besar dari krisis 1930. Bedanya, sekarang lebih banyak faktor yang sulit diduga yang bisa memicu krisis lebih dalam lagi, misalnya pasar derivatif yang tidak di-regulasi dan ukurannya sangat besar. Disamping itu juga banyak “red herring”, hal-hal yang tidak pokok tetapi menarik perhatian pemain pasar sehingga arah pasar berlawanan dengan kondisi ekonomi. Oleh sebab itu arsenal yang saya gunakan adalah “alat analisa psikologi”, salah satunya Elliot Wave (EW). Saya berharap dengan EW, saya bisa searah dengan pasar atau selalu berada di depan pasar.
EW sebenarnya teknik yang kurang saya sukai, bahkan sering saya plesetkan menjadi Idoiot Wave. Teknik ini dikembangkan oleh Robert Prechter seorang sarjana psikologi. Dari yang saya baca, EW lebih cederung sebagai pseudo-science dan hipotesa. Walaupun demikian, jika majoritas (atau banyak) pelaku pasar yang menggunakan EW, maka pasar akan berkarakter seperti EW. Itu yang saya pegang.
Ketika market crash sampai rebound setahun lalu, semua masih okey. Tetapi beberapa bulan setelah rebound, ternyata koreksi berikutnya yang ditunggu tidak muncul. Fakta ini menunjukkan bahwa tentunya majoritas pemain pasar tidak menggunakan EW sebagai alat navigasi, seperti yang saya duga sebelumnya. Ini membuat saya merasa perlu untuk melakukan evaluasi kembali arsenal yang digunakan, dan mencari alternatif lain.
Untuk mengerti bagaimana ukuran krisis 2007- ini kita lihat ukuran penyebabnya. Debt-to-GDP ratio great depression adalah 270% dan krisis 2007 adalah 340%.
Dibandingkan dengan resessi yang terdahulu, resessi terdahulu tidak sedalam sekarang (Chart-1). Pada krisis sekarang ini, nampak sekali GDP US turun. Chart-2 adalah versi lain (skala log dan GDP tahunan) dari Chart-1.
Dalam setahun ini saya salah meramalkan arah pasar modal. Untuk emas, logam mulia dan dollar tidak terlalu salah. Oleh sebab itu, sekarang akan saya pakai untuk mengevaluasi methodologi dalam melakukan evaluasi pasar.
Saya meramalkan krisis ekonomi dan market crash tahun 2008-2009 sejak tahun 2003. Awalnya hanya sebuah ramalan kasar mengenai perkiraan waktu tibanya krisis, rentang waktunya cukup lebar. Dan setiap tahun saya perbaiki.
Methoda yang digunakan sangatlah sederhana, yaitu mengira-ngira kapan stimulus yang digelontorkan pemerintah US selama krisis Nasdaq crash (2000), krisis 911 (2002) habis effeknya. Hasilnya lumayan.
Menghadapi krisis global yang dimulai tahun 2007, saya perlu bersiap-siap dengan arsenal, persenjataan yang agak berbeda dengan sebelum-sebelumnya. Dari ukurannya, debt-to-GDP ratio US yang hampir mencapai 340%, jauh melebihi depressi 1930an yang besarnya sekitar 270%. Pemikiran waktu itu, ialah bahwa kita akan berhadapan dengan krisis yang ukurannya sama atau lebih besar dari krisis 1930. Bedanya, sekarang lebih banyak faktor yang sulit diduga yang bisa memicu krisis lebih dalam lagi, misalnya pasar derivatif yang tidak di-regulasi dan ukurannya sangat besar. Disamping itu juga banyak “red herring”, hal-hal yang tidak pokok tetapi menarik perhatian pemain pasar sehingga arah pasar berlawanan dengan kondisi ekonomi. Oleh sebab itu arsenal yang saya gunakan adalah “alat analisa psikologi”, salah satunya Elliot Wave (EW). Saya berharap dengan EW, saya bisa searah dengan pasar atau selalu berada di depan pasar.
EW sebenarnya teknik yang kurang saya sukai, bahkan sering saya plesetkan menjadi Idoiot Wave. Teknik ini dikembangkan oleh Robert Prechter seorang sarjana psikologi. Dari yang saya baca, EW lebih cederung sebagai pseudo-science dan hipotesa. Walaupun demikian, jika majoritas (atau banyak) pelaku pasar yang menggunakan EW, maka pasar akan berkarakter seperti EW. Itu yang saya pegang.
Ketika market crash sampai rebound setahun lalu, semua masih okey. Tetapi beberapa bulan setelah rebound, ternyata koreksi berikutnya yang ditunggu tidak muncul. Fakta ini menunjukkan bahwa tentunya majoritas pemain pasar tidak menggunakan EW sebagai alat navigasi, seperti yang saya duga sebelumnya. Ini membuat saya merasa perlu untuk melakukan evaluasi kembali arsenal yang digunakan, dan mencari alternatif lain.
Untuk mengerti bagaimana ukuran krisis 2007- ini kita lihat ukuran penyebabnya. Debt-to-GDP ratio great depression adalah 270% dan krisis 2007 adalah 340%.
Dibandingkan dengan resessi yang terdahulu, resessi terdahulu tidak sedalam sekarang (Chart-1). Pada krisis sekarang ini, nampak sekali GDP US turun. Chart-2 adalah versi lain (skala log dan GDP tahunan) dari Chart-1.
Pada skala log nampak penurunan GDP semasa the great depression 1930an secara jelas. Harus diingat bahwa Chart-2 ini menggunakan data tahunan. Sehingga jika resessinya kurang dari 1 tahun maka penurunan GDP tidak nampak. Dan untuk krisis 2007, jatuhnya GDP tidak nampak. Artinya krisis 2007 hanya berlangsung kurang dari 1 tahun.
Chart-3 adalah versi lain dari chart sebelumnya. Terlihat GDP US mengalami kontraksi hampir 4% semasa krisis 2007. Dan saat ini masih belum menunjukkan angka yang positif.
Chart 3
Tekanan deflasi masih kuat, tren inflasi harga, arahnya masih cenderung menurun (Chart-4). Ini dikarenakan oleh tidak adanya buying power dari konsumen. Kalau konsumen tidak ada buying power, bagaimana perusahaan bisa untung?
Kredit juga tidak jalan. Dan money supply M3 masih berkontraksi –5% (Chart-5). Sulit untuk mengatakan bahwa akan ada pemulihan ekonomi. Apalagi kalau saya mendengar bahwa ipar saya di Inggris di PHK dan saya sendiri diberi tahu bahwa antara bulan Juni-Oktober, perusahaan tempat saya kerja akan dijual dan sebagian besar karyawannya akan dikasih pesangon untuk diPHK. Kalau bukan ekonomi, jadi, apa yang menyebabkan saham rally tak kenal lelah, bahkan sampai extended overbought?
Minggu lalu saya membaca sebuah artikel di Financial Times. Intinya bahwa kebanyakan saham-saham yang rally kencang adalah saham-saham yang sifatnya spekulasi. Yang dispekulasikan adalah membaiknya earning di tahun depan setelah ada recovery. Hal ini mengusik pikiran saya. Jika majoritas pemain pasar berprilaku demikian maka, kemungkinan leading economic indicator adalah yang mereka ikuti.
Saya berhasil memperoleh (membeli) data leading economic indicator ini. Setelah diplot dengan S&P, hasilnya ada pada Chart-6 dan Chart-7.
Sebanyak 7 kali sejak tahun 1950 sampai 2010 MoM leading indikator (5 MA) turun menembus nol, dan sebanyak 6 kali, tidak lama setelah itu (atau bersamaan) S&P mengalami koreksi yang cukup berarti. Dan sebanyak 5 kali MoM leading indikator (5 MA) berbalik arah dari turun me naik, disusul (atau bersamaan) dengan S&P500.
Dari data ini, kita bisa melihat bahwa LEI (Leading Economic Indicator) arahnya masih positif dan tidak akan memotong nol. Oleh sebab itu, saya tidak berharap bear akan datang sebelum 3 Q 2010.
Kalau bursa saham diprediksi masih akan bullish sampai kwartal 3, 2010 mengikuti LEI, emas dan logam mulia akan mengikuti pola tahunannya, Maret – Agustus adalah masa bearish; sedang September – Maret adalah periode bullish. Sampai Agustus 2010 nanti kita lihat perkembangannya.
US dollar indeks masih dalam trend menguat. Saya akan post-kan chartnya minggu-minggu ini kalau sempat. USD mengalami perlawanan yang alot dari rupiah. Jadi masih ada kemungkinan melemah lagi terhadap rupiah.
Beberapa minggu ke depan, saya akan jarang menengok blog EOWI. Sedang sibuk mencari pekerjaan baru untuk mengantisipasi PHK yang akan datang dan menyelesaikan semua pekerjaan yang ada. Kita harus berbuat baik kepada perusahaan supaya pesangonnya besar.
Mencari pekerjaan saat ini tidak semudah tahun 2002. Pada waktu itu banyak sekali kesempatan kerja. Saat ini, untuk mempertahankan penghasilan di level yang sekarang. Masih belum ada tawaran seperti itu. Dulu, disini employer mau menyamakan tawaran baru dari Malaysia dan Timur-Tengah. Mereka saling bersaing untuk mendapatkan pekerja yang berkwalitas. Sekarang sudah berubah. Di Malaysia sudah jenuh, bahkan banyak teman-teman saya harus cari ke Thailand dan Timur-Tengah.
Kegiatan saya setiap hari sekarang cukup penuh. Pulang dari kantor biasanya sudah browsing cari lowongan kerja, atau ketemu teman untuk cari kerja. Demikian juga selama weekends. Untungnya sekarang banyak undangan perkawinan, dimana bisa ketemu teman-teman. Ini membuat pekerjaan cari new-job lebih effisien. Walaupun demikian tetap saja, nyaris waktu dan tenaganya habis.
Kalau ada kesempatan saya akan merespon komentar-komentar yang ada dan diskusi menganai Leading Economic Indicator.
Sekian dulu,.....
Jakarta 20 Maret 2010
Dari data ini, kita bisa melihat bahwa LEI (Leading Economic Indicator) arahnya masih positif dan tidak akan memotong nol. Oleh sebab itu, saya tidak berharap bear akan datang sebelum 3 Q 2010.
Kalau bursa saham diprediksi masih akan bullish sampai kwartal 3, 2010 mengikuti LEI, emas dan logam mulia akan mengikuti pola tahunannya, Maret – Agustus adalah masa bearish; sedang September – Maret adalah periode bullish. Sampai Agustus 2010 nanti kita lihat perkembangannya.
US dollar indeks masih dalam trend menguat. Saya akan post-kan chartnya minggu-minggu ini kalau sempat. USD mengalami perlawanan yang alot dari rupiah. Jadi masih ada kemungkinan melemah lagi terhadap rupiah.
Beberapa minggu ke depan, saya akan jarang menengok blog EOWI. Sedang sibuk mencari pekerjaan baru untuk mengantisipasi PHK yang akan datang dan menyelesaikan semua pekerjaan yang ada. Kita harus berbuat baik kepada perusahaan supaya pesangonnya besar.
Mencari pekerjaan saat ini tidak semudah tahun 2002. Pada waktu itu banyak sekali kesempatan kerja. Saat ini, untuk mempertahankan penghasilan di level yang sekarang. Masih belum ada tawaran seperti itu. Dulu, disini employer mau menyamakan tawaran baru dari Malaysia dan Timur-Tengah. Mereka saling bersaing untuk mendapatkan pekerja yang berkwalitas. Sekarang sudah berubah. Di Malaysia sudah jenuh, bahkan banyak teman-teman saya harus cari ke Thailand dan Timur-Tengah.
Kegiatan saya setiap hari sekarang cukup penuh. Pulang dari kantor biasanya sudah browsing cari lowongan kerja, atau ketemu teman untuk cari kerja. Demikian juga selama weekends. Untungnya sekarang banyak undangan perkawinan, dimana bisa ketemu teman-teman. Ini membuat pekerjaan cari new-job lebih effisien. Walaupun demikian tetap saja, nyaris waktu dan tenaganya habis.
Kalau ada kesempatan saya akan merespon komentar-komentar yang ada dan diskusi menganai Leading Economic Indicator.
Sekian dulu,.....
Jakarta 20 Maret 2010
Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.