___________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Doa pagi dan sore

Ya Allah......, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari tekanan hutang, pajak, pembuat UU pajak dan kesewenang-wenangan manusia.

Ya Allah......ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim dan para penarik pajak serta pembuat UU pajak selain kebinasaan".

Amiiiiin
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________

Thursday, December 29, 2016

Kilas Balik Tahun 2016 dan Projeksi Tahun 2017



(Bagian I: Politik dan Sosial Global)

Tahun 2016 merupakan tahun yang penuh kejutan baik untuk global dunia atau dalam negri bagi yang tidak siap atau tidak bisa berkutik. Tetapi semuanya itu masih dalam kerangka Kondratieff winter.
Sebelumnya kita lihat score card EOWI dalam kaitannya ramalan Gejolak 2014 -2020. Satu (1) ramalan EOWI yang dituangkan dalam Gejolak 2014 – 2020 terpenuhi. Pada tanggal 15 Januari 2016 harga minyak menembus $30 per bbl, kemudian rebound sedikit dan kejatuhannya berlanjut sampai $26 pada tanggal 11 Februari 2016 sebelum rebound ke level saat ini (pada saat tulisan ini dibuat) $53. Satu hutang (ramalan 2014 - 2020) EOWI terpenuhi. Walaupun harga minyak mengalami rebound, jangan bergembira dulu, karena rally yang dimulai dari bulan Februari 2016 lalu adalah counter-trend rally. EOWI melihat counter-trend rally ini sudah, setidaknya hampir berakhir. EOWI berpendapat bahwa dalam 24 bulan mendatang, harga minyak akan kembali ke wilayah di bawah $30 per bbl.
Di sektor properti, kalau mau dikatakan sudah memasuki target, bisa juga. Di Jakarta dan sekitarnya, kalau dulu spanduk advertensi properti bunyinya: “Tanggal .......harga naik.” Sekarang bunyinya: Discount ....% dan Bonus mobil, kitchen set .....” Artinya sektor properti sudah beku dan harga sudah turun. Mungkin secara nominal belum turun, tetapi dengan discount dan bonus ini dan itu, sama saja dengan harga yang turun. Jadi walaupun masih bisa didebat, tetapi bisa dikatakan bahwa ramalan untuk sektor properti sudah terpenuhi. Sekarang tinggal sektor saham (4000 – 5000 untuk indeks Dow Jones Industrial), harga emas (di bawah $700/oz), kurs US dollar ke rupiah (Rp 17,000 per US$) dan kejatuhan junk bond. Sebagian dari target ini mungkin bisa dicapai dalam 24 bulan mendatang antara tahun 2017 – 2018.
Dalam rangkaian tulisan ini, kita akan bahwa apa yang telah terjadi di tahun 2016 dan bagaimana gambaran yang EOWI peroleh dari ekstrapolasi mengenai tahun 2017 di bidang politik, sosial dan ekonomi baik untuk dunia dan juga dalam negri.
Seperti yang dikisahkan dalam Gejolak 2014 – 2020, bahwa saat ini dunia sedang dalam periode Kondratieff winter. Di dunia politik, ciri-ciri Kondratieff winter masih sangat kental. Polarisasi dalam masyarakat dan dunia semakin meningkat/menguat. Semangat populisme memperoleh dukungan yang kuat. Kemenangan kandidat yang yang mengusung populisme secara tidak terduga memenangkan pemilihan kursi politik. Populisme yang bisa aliran kiri, kanan atau tengah, tetapi intinya gerakan ini adalah penggalangan penyatuan kelompok rakyat biasa mengambang yang tidak punya kedudukan, tidak punya kekuatan politik, tidak punya tempat di dunia politik. Mereka bersatu melawan elit politik yang licik, punya kedudukan/kekuatan politik/partai, didukung oleh kaum kaya dan intelektual. Walaupun belum nampak jelas, gerakan polulisme, sebagian akan mengalami metamorfosa menjadi fasisme, pemaksaan coercion. Kita akan lihat hal ini dalam tahun-tahun mendatang.
Nasionalisme dan chauvinisme kedaerahan, suku, agama juga semakin meningkat. Ketegangan politik global juga mengalami eskalasi. Walaupun masih berwujud perang proxi, medannya berpindah, tetapi lebih intense dalam arti kerusakan yang diakibatkannya dan kematian yang ditimbulkannya dibandingkan tahun 2015 atau sebelumnya.
Sosio-Politik: Tumbuhnya Populisme, Matinya Pluralisme dan Globalisasi
Tanggal 23 Juni 2016, dunia dikejutkan dengan hasil referendum di UK – Britannia Raya. British (orang Indonesia menyebutnya Inggris) memilih keluar (leave) dari Uni Eropa. Hasil referendun ini mengejutkan karena jajak pendapat sebelumnya menunjukkan dominasi tetap (stay) di dalam Uni Eropa. Secara historis selama tahun 1973 – 2015, hasil jajak pendapat cenderung ke arah tetap bersama Uni Eropa atau pendahulunya, yaitu Masyarakat Ekonomi Eropa. Pada dekade 70an dan 80an yang punya kecenderungan untuk memisahkan diri dari Uni Eropa dan Masyarakat Ekonomi Eropa datangnya dari Partai Buruh. Tetapi sejak tahun 90an motornya adalah partai gurem pendatang baru yaitu UK Independent Party, UKIP dan beberapa anggota Partai Konservatif. Suatu hal yang menarik adalah ketua UKIP, Nigel Farage punya karakter yang sangat sarkastik. Mendengarkan pidato-pidatonya di parlemen Uni Eropa, bagi saya sebagai seorang penggemar humor sardonik, sangat menghibur.
Untuk beberapa saat rakyat Inggris yang notabene melakukan referendum sempat bingung dengan hasilnya.
Kemenangan Brexit merupakan perwujudan semangat chauvinisme, nasionalisasi yang menajam dan awal kematian dari globalisasi. Inggris tidak ingin bersatu dengan Eropa! Ingin merdeka!
Ternyata di dalam Inggris sendiri, benih-benih perpecahan sudah berkecambah. Scotland dan Irlandia Utara ingin keluar dari UK dan memisahkan diri dari England.  Ini akan menarik karena ratu Inggris, juga merupakan ratu Scotland dan England. Mungkin juga tidak menarik, karena ratu Inggris adalah juga kepala negara Canada dan Australia.
Brexit juga merupakan kemenangan bagi aliran populisme mengalahkan elit politik di Brussel yang menetapkan aturan-aturan yang bukan aspirasi rakyat. Elit-elit politik di Brussel ini tidak mewakili rakyat Inggris atau rakyat manapun karena tidak dipilih berdasarkan pemilihan umum.
Kemenangan populisme kembali mengejutkan dunia pada bulan November 2016, yaitu kemenangan Donald Trump, orang yang tidak pernah menduduki posisi politik dan pemerintahan atas Hillary Clinton, seorang politikus kawakan untuk posisi presiden US ke 45. Trump non-politikus menang telak 306 : 232 electoral vote atas politikus kawakan Hillary.
Kampanye Trump lebih dekat pada dagelan. Tentu saja menjadi sasaran bully media yang kebanyakan pro kaum elit,  Hillary. Misalnya ketika media meributkan (mengolok-olokan) video Melani Trump yang memberi pidato, yang notabene jiplakan dari pidato Michelle Obama, Donald Trump malah menanggapinya dengan dagelan (kurang lebih): “Saya heran, kalau Michelle Obama memberi pidato seperti itu, orang-orang memberi applause. Sedang kalau istri saya, memberikan pidato yang sama, orang-orang kok mengejek. Saya ini korban bully.“
Ketika media hendak menorehkan citra buruk dengan menayangkan rekaman percakapan tidak senonoh Donald Trump di dalam bus, ia malah membuat hal itu sebagai dagelan. Demikian juga ketika Trump membuat area debat di TV menjadi dagelan, dengan celetuk-celetukannya yang konyol dan lucu. Beberapa programnya seperti mau membuat tembok pemisah di perbatasan dengan Mexico dan membebankan biayanya ke Mexico, sangatlah konyol.
Sampai saat ini Trump belum menjabat posisi presiden US, tetapi sudah membuat banyak orang gerah. Salah satunya melakukan hubungan telepon dengan pemimpin Cina Taiwan president Tsai Ing-wen. Tidak hanya itu, Trump juga melakukan pembicaraan dengan pemimpin Russia tentang pentingnya meningkatkan (baca: bukan mengurangi) persenjataan nuklir. Tentu saja ini berlawanan dengan policy US dan global dimasa lalu. Trump memang menjungkir-balikkan semua tatanan yang sudah mapan. Selanjutnya bagaimana?
 Akankah Trump merapat ke Taiwan dan Russia, dan menjauh dari Cina? Jadikah Trump membuat tembok besar yang memisahkan USA dengan Mexico dan biayanya dibebankan ke Mexico? Akankah Trump menyobek-nyobek perjanjian perdagangan NAFTA, dengan Pasifik, juga komitmen US terhadap pemanasan global dan lingkungan hidup? Semuanya akan terjawab ketika Trump sudah memangku jabatan presiden US. Perdagangan global pada kenyataannya sudah menyurut, dengan adanya Trump, proses ini akan mengalami percepatan. Demikian juga global out-sourcing, akan mengalami hal yang sama. Yang pasti tenaga kerja professional Indonesia sudah 3 tahun terakhir ini banyak yang pulang kampung, pulang ke Indonesia. Tentu ini menjadi problem bagi Indonesia.
Bagi Indonesia, ada solusi yang bisa diajukan yaitu menawarkan kepada Trump agar mau bergabung dengan Indonesia dan menjadikan USA sebagai provinsi Indonesia ke 35, dan Trump hanya mau jadi gubernur saja. Ini akan membuat out-source tidak lagi lintas negara, hanya lintas-provinsi dan professional pribumi di Jawa tidak perlu kerja di luar negri, melainkan hanya di provinsi jauh yang bernama provinsi USA.
Siapa tahu Trump mau?
Prilaku Trump dalam kampanye mengingatkan saya pada partai politik favorit saya Rhinoceros Party di Canada (1963 – 1993). Partai ini landasannya adalah satir politik. Kredonya atau janji primodialnya: “janji untuk tidak ditepati sama sekali”. Dalam kampanye mereka memberikan janji yang konyol dan tidak masuk akal dan pasti tidak bisa ditepati. Tujuannya hanya untuk menghibur para pemilih. Seperti janji Trump untuk membangun tembok pemisah dengan Mexico dan biayanya akan dibebankan ke Mexico, sudah mendekati janji-janji Rhino Party. Contoh janji yang mungkin dilontarkan Rhino Party adalah membuat riset senjata hormon, yang bisa mengubah para tentara lawan menjadi homosexual dan bergairah (terangsang), sehingga jika bom ini dijatuhkan ke wilayah lawan, maka tentara lawan akan sibuk sendiri saling mencumbu serta melupakan perang.
Beberapa anggota partai mengaku berdiologi Marxist-Lennonist (bukan Marxist-Leninist) yang mengacu pada Groucho Marx (comedian) and John Lennon (penyanyi).
Partai Rhino ini adalah partai favorit saya ketika tinggal di Canada. Kalau pembaca berpikir saya mengada-ada, silahkan mencari sendiri dengan google, dimulai dengan Wikipedia
Rhino Party yang katanya punah tahun 1993, ternyata tahun 2015 kembali ikut pemilihan umum Canada. Apakah pertanda kebangkitan aliran populis? Beberapa program yang diusungnya antara lain:
  1. Untuk membasmi kriminalitas (baca: pelanggaran hukum), hapus semua hukum dan peraturan (jadi tidak ada lagi pelanggaran aturan, karena aturannya tidak ada).
  2. Menghapus 2 bahasa resmi Canada (Inggris dan Prancis) dan menggantikannya dengan 2 telinga resmi (untuk mendengarkan bahasa Inggris dan satu lagi untuk bahasa Prancis.
  3. Memperbaharui Lottere Canada dengan menggantikan hadiah uang dengan kursi (posisi) di parlemen.
Kalau Nigel Farage UKIP yang motornya Brexit, atau Trump yang presiden terpilih US adalah bukan komedian asli, tetapi kampanyenya cukup membuat tersenyum dan menghibur. Lain halnya di Itali, dimana referendum dimenangkan oleh kubu yang dimotori oleh pelawak sungguhan, Beppe Grillo.
Referendum Italia bertujuan untuk meminta persetujuan rakyat untuk mengubah konstitusi Italia. Jika ada perubahan ini, pemerintah (elit politik) bisa lebih leluasa (berkuasa). Ini merupakan pertarungan antara partai yang sudah mapan (partai demokrat) yang dipimpin oleh perdana menteri Matteo Renzi yang mengusulkan amendmen (yes), melawan partai pendatang baru yang euro sceptic yaitu Five Star Movement, dipimpin oleh seorang pelawak Beppe Grillo untuk kubu menolak (no) amendmen konstitusi. Dan hasilnya kemenangan telak 59.4 : 40.6 pendatang baru Euro sceptic pelawak Beppe Grillo pada 5 Desember 2016 lalu. Ini memaksa perdana menteri Matteo Renzi untuk menyerahkan posisi perdana menterinya.
Kemenangan Five Star Movement akan membuka peluang yang lebih besar kemungkinan Italia keluar dari Uni Eropa dan kembali ke lira. Dengan hutang pemerintahnya yang tinggi, cara yang terbaik dan elegan adalah dengan mengkonversikan hutang-hutang itu ke lira, kemudian mendevaluasi nilai lira.
Belum lagi problem yang ada bank tertua di dunia yang ada di Itali, Monte dei Paschi di Siena, yang punya kesulitan liquiditas (baca: solvency) dan gagal mencari investor swasta untuk membantunya. Walaupun pemerintah Itali sudah bersedia memberi bantuan €20 milyar, desakan terus menekan agar rakyat tidak disuruh menalangi kerugian bank dengan pemerintah yang memberi bantuan tetapi para investor bond bersedia menerima kerugian. Penyeleamatan bank ini oleh pemerintah akan membuat partainya Matteo Renzi semakin tidak populer. Disamping itu Merkel, chancellor Jerman sudah bersiteguh untuk tidak melakukan penyelamatan bank Itali ini. Tentu saja rakyat Itali akan banyak yang berpikir “untuk apa Uni Eropa, kalau tidak bisa membantu anggotanya yang sedang kesulitan
Ancaman pecahnya Uni Eropa. Tidak saja datang dari Inggris dan Itali saja, tetapi juga dari Prancis. Marine Le Pen dan partainya Front National yang didirikan tahun 1972 sedang naik daun. Front National baru bisa ikut pemilihan presiden Prancis pada tahun 2002. Jadi relatif belum lama. Walaupun Front National memperoleh banyak suara dalam pemilihan umum, tetapi tidak banyak anggotanya yang masuk dalam pemerintahan. Tetapi hal ini akan berubah jika Marine Le Pen berhasil menduduki posisi presiden Prancis. Pada pemilihan presiden Prancis tahun 2012, ia menduduki posisi ke-3 di belakang François Hollande and Nicolas Sarkozy, dengan perolehan suara pada putaran pertama 28.63% : 27.18% : 17.90%, yang diikuti kurang dari 80% pemilih terdaftar.
Putaran pertama pemilihan presiden Prancis yang akan datang rencananya dilakukan pada bulan April 2017. Setelah 5 tahun banyak pergeseran-pergeseran mood sosial. Ketidak puasan masyarakat, meningkatnya rasa nasionalisme yang chauvinistis, anti immigrasi, anti globalisasi, Euro sceptic, serta banyaknya pemilih terdaftar yang tidak menggunakan pada pemilihan sebelumnya (2012), membuka peluang yang besar bagi Front National, Marine Le Pen untuk menang. Dan jika Le Pen menang, meluang terjadinya penataan ulang Eropa akan meningkat. Janji Le Pen tidak hanya keluar dari Uni Eropa, tetapi juga keluar dari Nato. Artinya, Uni Eropa hanyalah Jerman, mirip dengan batas-batas negara menjelang perang dunia II. Catatan, bahwa Belanda punya peluang untuk mengikuti jejak Inggris.
Politik Timur-Tengah patut dicatat adanya eskalasi perang baik dari perserta yang terlibat, juga intersitasnya. Secara tradisi yang sudah berlangsung beberapa dekade, perang terjadi di wilayah Troublestan dan Irak. Tahun 2016 arenanya pindah ke Suriah yang mengakibatkan aliran pengungsi yang besar sepanjang tahun 2016. Russia yang biasanya tidak terlibat langsung, mungkin setelah kemenangannya di Semenanjung Crimea, punya banyak waktu untuk mengubek-ubek Timur-Tengah.
Turki yang anggota NATO, beberapa kali terlibat dalam ketegangan dan insiden dengan Russia, menjelang akhir tahun 2016 terjadi lagi insiden pembunuhan duta besar Russia untuk Turki, Andrey Karlov. Penembaknya adalah anggota polisi Turki yang sedang tidak bertugas yang tidak suka terhadap keterlibatan Russia dalam serangan tentara pemerintah Suriah ke Aleppo. Tidak lama setelah insiden ini terjadi, ada berita di sosial media yang mengatakan bahwa duta besar Turki untuk Russia ganti diserang, tetapi pistol yang digunakan untuk menembaknya tidak berfungsi.  Ternyata itu hanyalah plintiran berita. Yang benar adalah penembakan Ahmed Dogan, pimpinan partai suku Turki di Bulgaria. Jadi kalau mau di-check di internet berita duta besar Turki untuk Russia ditembak, tidak akan dijumpai. Dan ini bukan pembunuhan yang direncanakan secara serius karena pistolnya pun adalah pistol gas yang tidak terlalu mematikan. Bisa mematikan hanya kalau jaraknya dekat sekali.
Timur-Tengah masih berlanjut. Bagaimana selanjutnya jika US merapat ke kubu Russia, Bashar al- Assad, Iran? Akankah Saudi ditinggalkan? Kalau ini terjadi....., haruskah Saudi berteman dengan al-Qaeda dan ISIS. Akankah Cina merapat ke Saudi dengan potensi Trump berkawan dengan Tsai Ing-wen dan Putin? Konstellasi politik Timur-Tengah punya potensi berubah. Perjalanan masih jauh.
Untuk Timur Jauh dan Pasifik, hanya ada Myanmar sebagai wilayah yang brutal, tidak seimbang, hanya pembunuhan massal dan genocide, penuh kesedihan. Muslim dibantai oleh Buddhist. Biasanya yang disebut teroris adalah yang muslim. Di Myanmar...., Buddhist belum disebut teroris walaupun sudah terbukti membunuh, menyiksa, membakar rumah orang-orang minoritas Rohingya. Sebabnya entah kenapa. Sedangkan di Indonesia, punya timbangan, paku-paku, buku kesehatan, buku bahasa Arab, sudah dicap teroris dan ditembak mati. Tidak ada perlawanan. Polisi ketika ditanya tentang beradaan bahan peledaknya, jawabnya hanya “belum datang, mereka sedang menunggu.”  Saya tidak tahu, bahwa menunggu kedatangan bahan peledak itu sebuah tindakan kriminal. Tidak ada bantuan dari sesama umat Islam sekalipun yang militant seperti Habib Rizieq, Front Pembela Islam (FPI). FPI ini tidak bisa disalahkan, karena namanya bukan Front Pembela Umat Islam (FPUI).
Timur-Jauh tidak terlalu menarik, mungkin karena kurang diberitakan. Mungkin juga wilayah ini sudah kehilangan tokoh-tokoh di satu pihak, sehingga membuat pertikaian kurang berimbang dan tidak menarik untuk diberitakan. Oleh sebab itu, kita akhiri dulu bagian Global Sosial dan Politik dari Kilas Balik Tahun 2016 dan Projeksi Tahun 2017. Kita akan lanjutkan untuk dalam negri yang sedang seru-serunya tetapi masih damai. 
Sejalan dengan mood masyarakat global yang menghendaki perubahan tatanan di dalam masyarakat, EOWI berniat untuk mendirikan sebuah partai politik. Untuk namanya ada beberapa pilihan masih belum ditetapkan antara lain Partai Mawas Pongo atau Partai Paus Hijau. Untuk platformnya EOWI tidak mau tinggi-tinggi, cukup ½ meter saja demi memenuhi faktor keselamatan operasi, kalau jatuh tidak fatal akibatnya. Kami harap pembaca EOWI akan mendukung gagasan kami.

(Bersambung)
 

Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.

21 comments:

Anonymous said...

"...Tidak lama setelah insiden ini terjadi, duta besar Turki untuk Russia ganti diserang, tetapi pistol yang digunakan untuk menembaknya tidak berfungsi."

Mungkin Pak IS punya tautan beritanya? Saya sudah berusaha mencari referensi, tapi hanya bisa menemukan ini :

https://www.youtube.com/watch?v=hBd6ptb7-QA

Terima kasih.

Imam Semar said...

https://www.youtube.com/watch?v=tPj3mhQifqs

http://newsfeed.time.com/2013/01/21/was-bulgarian-politician-really-target-of-assassination-attempt/

emas said...

partai kodok ngorek bisa saja gan semar? hhh

Anonymous said...

analisa yang mantapp...buat acuan kemana melangkah...thanks

Anonymous said...

"... punya timbangan, paku-paku, buku kesehatan, buku bahasa Arab, sudah dicap teroris dan ditembak mati. Tidak ada perlawanan ..."
Bagaimana dengan empat orang dari suku tertentu yang bersenjatakan golok dan pistol lalu membantai enam dari sebelas sandera di wc, apakah tidak bisa disebut teroris yang menciderai rasa aman masyarakat hanya karena mereka tidak seagama dengan orang Arab pada umumnya?

Anonymous said...

Safe haven nya tetep cash paper usd?. Kalo pecahanya dibikin gak laku macam india gmana?

Gajebo said...

yang disebut teroris adalah jika seseorang melakukan kejahatan dengan motif menimbulkan ketakutan di benak masyarakat luas. Ketika melakukan tindak kejahatan tersebut, seorang teroris ingin agar perbuatannya diliat oleh banyak orang. semakin banyak semakin bagus dan motifinya politis.

Yang dilakukan oleh penge-bom bunuh diri di Jakarta & Bali itu TERORIS karena tujuannya untuk menimbulkan rasa takut dan sifatnya politis, ie: bela islam, bela irak dsb...

Yang dilakukan budhist ke rohingya, sama dengan yg dilakukan umat islam ke cina di G30SPKI, sama dengan yang dilakukan Jerman ke Yahudi di jaman Hitler; itu bukan teroris, tapi GENOCIDE, karena tak ada muatan politis disitu dan tak butuh menciptakan kepanikan, karena sudah pure pembantaian.

Yang dilakukan pulomas itu bukan teroris juga, karena motifnya bukan politis melainkan pribadi, ini masuknya HOMOCIDE/MURDER.

Contoh kasus:
Seorang remaja muslim menembak 5 orang non muslim di sekolah non muslim, apakah dia disebut teroris?

YA jika tujuannya karena Ahok Hina Islam, motif politis.
TIDAK jika tujuannya adalah balas dendam karena dia menjadi korban bullying ke-5 orang tersebut, motif pribadi

Jika seorang non-muslim meledakkan bom di kantor FPI karena ga suka Ahok di tekan FPI, itu terorisme.

Jadi jangan bilang lagi kalau islam bunuh orang dicap teroris, tapi non muslim ga, karena sejauh ini belum ada kasus non muslim melakukan tindakan kejahatan dengan motif politis.

Anonymous said...

Kriminal yang dilegitimasi dengan "Kitab Suci" Disebut teroris Kriminal yang dimotivasi kepentingan perut/Duit disebut Penjahat Garong & Maling apa sudah jelas?

Unknown said...
This comment has been removed by the author.
Anonymous said...

Pak, bagaimana dgn reksadana pasar uang atau reksadana saham dgn MI terpercaya saat krisis, akankah kejatuhannya masif atau tdk separah bursa saham?

APhing said...

Pak IS untuk masalah rohingya, mungkin pak IS harus check lebih detil lagi informasinya sebernanya yang terjadi disana, karena di ibu kota myamar, kaum muslim hidup damai2 saja, dan untuk khusus ronghiya boleh pak is coba check ref ini http://wirajhana-eka.blogspot.co.id/2012/08/sesama-muslim-ternyata-tidak-bersaudara.html.

Dan sebenarnya masalah dimyamar juga sulit, selain dengan rohingya, pemerintah juga bentrok dengan etnis kachin,- ( mayoritas bergama Kristen )mungkin konfilknya juga tidak jauh lebih brutal dari rohingya.

Pembantain manusia untuk tujuan apapun ( agama, politis, dll) jelas tidak dibenarkan dalam hal kemanusian dan kebenaran ( meskipun "kebenaran" itu sendiri bersifat subjektif tergantung dari agama/ideoogi yang KITA yakinin ), Ketika selalu memberitakan diri /kelompok agama tertentu sebagai korban penindasan atau kezoliman dari etnis/agama tertentu disetiap konfilk yang terjadi ( dimana mereka merupakan minoritas disana ) tidaklah menjadikan sesorang yang pintar menjadi lebih bijaksana, tetapi memposisikan diri sebagai pembawa nilai-nilai kemanusian dengan apa adanya adalah seorang yang bijaksana dan sungguh suatu tindakan yang jauh lebih mulia daripada semua tindakan yang menimbulkan penghasutan, kecurigaan diantara sesama manusia.

Oleh diri sendiri kejahatan dilakukan,
oleh diri sendiri seseorang menjadi suci.
Suci atau tidak suci tergantung pada diri sendiri.
Tak seseorang pun yang dapat mensucikan orang lain.
[Dhammapada XII : 165] - Atta Vagga


^ - ^

falconhunter said...

yang membajak pesawat cuma minta tebusan duit kan jg di sebut teroris,,
argumen anda failed.

Gajebo said...

@falconhunter

Piracy baik laut maupun darat jika motifnya hanyalah untuk memperkaya diri sendiri, itu bukan terorisme, but pure criminal.

TAPI kalau minta duit, terus duitnya disetor ke organisasi atau grup melakukan kejahatan dengan motif politis, itu termasuk terorisme.

Contoh piracy terorisme, kelompok abu sayyaf
Contoh piracy non terorisme, D.B Cooper

Tapi bisa juga, misal Anda bajak pesawat, minta duit tebusan, tapi motif Anda yg sebenarnya adalah Anda ingin supaya orang takut naik pesawat, itu terorisme, motifnya politis.

Argument still stand!

Anonymous said...

di amerika ada golongan religius radikal yg menentang aborsi dengan membakar klinik2 aborsi..oleh fbi tetap dikategorikan teroris
ada juga golongan treehugger pecinta pohon yang membakar pabrik pengolahan kayu..juga masuk kategori teroris

Anonymous said...

Topik agama dan ras masih laris dimana mana sampai sekarang..

Mengalahkan topik ekonomi...

Persiapkan diri masing2 bila topik agama ras menjadi perbincangan TAK ADA HENTI nya yg semakin memanas berujung pada perpecahan dan perang.

Api kalau di siram bensin..makin membesar dan membara...

Selamat buat bung Is
Anda baru menambahkan bensin...

Unknown said...

Ini Riset JPMorgan yang Berujung Pemutusan Kontrak oleh Sri Mulyani http://detik.id/VU3a5A
--------
Prediksi..pak is..bakalan kenyataan nih...

Anonymous said...

Jgn2, krn analisa JPMorgan per Nov kmrn, rencana SMI & timnya u/ ijon obligasi spt halnya tahun2 kmrn dibatalkan? Kl memang ga cocok dgn metode analisanya, knp baru 1,5 bulan kemudian diberitakan/dilepas? Ada insider information kah Bung IS?

Anonymous said...

Pak is ..apakah posisi JP morgan akan di alihkan ke bank bank RRC..atau gimana..?

Anonymous said...

Terlepas apa bedanya antara teroris si penebar teror atau genocide si pembunuh massal, dunia saat ini mungkin sudah mulai menuju ke paham ekstrim kanan. Dan saat ini mempengaruhi peta geopilitik global. Kita sudah menyimak ulasan Bung Imam bagaimana paham nasionalisme sempit atau ekstrim kanan mulai dipraktekkan di banyak negara. Bahkan meskipun hanya sebatas slogan kosong yg dipakai para kandidat calon presiden seperti Donald Trump. Utk menghadapi globalisasi yg semakin menciptakan polarisasi antara kaya dan miskin diciptakanlanlah IDEOLOGI PALSU oleh kaum kapital konglomerat dimana paham nasionalisme sempit yg serba chauvinistik dijadikan slogan slogan populis utk meraih dukungan rakyat. Ini bukan cerita baru tapi sudah jadi legenda rakyat yaitu paham populis dengan menekankan isu SARA. Semuanya mengalami penyempitan makna populisme itu sendiri dimana populis yg berideologi kerakyatan haruslah yg ekstrim kanan. Mungkin itulah yg sudah terjadi di dunia saat ini. Partai nasionalis yg menyokong ideologi populis meskipun hanya tipuan kaum kapital birokrat ternyata mampu merebut kemenangan telak dibeberapa negara. Ironisnya ideologi populis ini hanyalah cerminan dari ideologi palsu yg hanya bersifat sementara menjadi obat mujarab penyembuh kaum marginal. Janji populisnya kadang tidak ditepati setelah pengusungnya meraih popularitas dan ternyata mampu merebut suara rakyat. Itu baru ekstrim kanan. Bagaimana dengan ekstrim kiri? Tidak pernah diulas.. Ekstrim kiri sudah banyak mati setelah negara Soviet hancur. Kini hanya pecahannya saja yg memang sudah tidak populer lagi di negara negara sosialis seperti tojoh Kuba yaitu Fidel Castro yg sudah wafat dan tidak ada lagi tokoh kharismatik populis dari kiri ekstrim yg muncul saat ini. Yang saat ini adalah bahaya nyata adl dari paham ekstrim kanan yg fasis dan chauvinistik dng ancaman teror maupun genoside.

Anonymous said...

Pak IS ngak coba masuk ke FPI ? kayaknya mrk buka lowongan...atau ke MUI ....lumayan buat nambah nambah....

Zuzus Alfandi said...

Artikel Yg Sangat Saya Cari². Nice Artikel Bang :D .
Update Film Dan Anime Terbaru

Bursa Mp3 Stafaband

Any Share Lagu