___________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Doa pagi dan sore

Ya Allah......, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari tekanan hutang, pajak, pembuat UU pajak dan kesewenang-wenangan manusia.

Ya Allah......ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim dan para penarik pajak serta pembuat UU pajak selain kebinasaan".

Amiiiiin
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________

Sunday, December 4, 2016

Sampai Kapan Bisa Bertahan?



Judul dongeng EOWI kali ini adalah suatu pertanyaan: Sampai Kapan Bisa Bertahan?
Pertanyaan ini tidak lengkap. Sebab untuk menjadi lengkap, akan ada lagi pertanyaan lain, yaitu: Siapa subjek yang dimaksud? Merujuk kepada siapa pertanyaan ini?
Pertanyaan itu akan dijawab nanti. Akan terjawab dengan sendirinya dengan uraian di bawah.
Kejadian demo 411 tanggal 4 November 2016, Aksi Bela Islam, Adili Ahok, kita sebut saja Demo 411 untuk mudahnya, yang diikuti kelompok Islam dikomandoi habib Rizieq, memperoleh tandingan dari pemerintah, yaitu Demo Parade Bhineka Tunggal Ika yang dilakukan serentak tersebar di seluruh Indonesia yang diikuti oleh murid-murid sekolah, pegawai pemerintah, tentara dan polisi. – what a waste. Pada periode ini bertebaran pesan di media sosial dan juga spanduk-spanduk di jalan:
NKRI adalah harga mati.
Dari tinjauan logika, pernyataan dan konsep NKRI adalah harga mati adalah tidak masuk akal bagi kebanyakan rakyat Indonesia. Bagi sebagian kecil, ini adalah merupakan taktik untuk bisa memeras kelompok mayoritas.
Penjelasannya adalah sebagai berikut.
Coba renungkan dengan pikiran yang jernih. Apakah negara RI ini merupakan alat atau tujuan?
Negara adalah satu alat. Apakah itu untuk memperkaya (memakmurkan) diri sendiri, memperkaya kelompok, suku, klan, yang akhirnya juga memperkaya diri sendiri. Saya tidak menggunakan kata memakmurkan, tetapi memperkaya, karena itulah hakekatnya. Kata yang halus dan tidak vulgar adalah memakmurkan, tetapi kata yang lebih tepat adalah memperkaya. Dan opini ini sama dengan yang tercantum pada pembukaan UUD 45, walaupun di dalam kalimat yang berbunga-bunga sehingga bisa hilang maknanya tertutupi bunga-bunga yang tidak penting.
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, ..........
Tujuannya adalah untuk memperoleh keamanan dan kesejahteraan. Sedangkan kecerdasan itu adalah jalan untuk mencapai kesejahteraan. Manusia belajar dan menjadi cerdas sampai bisa membuat pesawat terbang, membuat komputer, obat-obatan bukan untuk sekedar menjadi cerdas, tetapi untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan lebih sejahtera. Kalau bapak bangsa tidak terlalu pandai menuangkan pikirannya dalam undang-undang, harus dimaklumi, karena untuk bisa menuangkan dengan baik, perlu penguasaan logika yang kuat.
Misalnya, pembaca di sekitar Jakarta, setiap hari pergi ke kantor dan harus sampai tepat waktu (tidak terlambat), ada beberapa cara dan alat untuk mencapai tujuan tersebut. Bisa pakai bis, bisa pakai ojek, bisa pakai mobil sendiri, bisa......, banyak lagi. Kita persempit lagi dengan menggunakan kendaraan umum yang mudah terjangkau kocek dan paling umum.
Jaman dulu...., Metromini, Kopaja dan angkot (angkutan kota) tidak sering ngetem, menunggu penumpang sehingga lama perjalanan bisa diperkirakan. Tetapi masa itu perlahan-lahan hilang. Keandalan kendaraan umum seperti itu menurun. Sebagai alat atau sarana untuk pergi ke kantor, angkutan umum menjadi liability. Kelangsungan posisi kerja dan jabatan di kantor menjadi taruhannya. Sering telat, nervous dan stress karena frustasi akibat ulah supir angkot yang sering ngetem. Tidak hanya konduite di kantor beresiko turun dan bisa menghambat karir dan kenaikan gaji, tetapi juga mental menjadi sering kena stress. Maka mode transpotasi seperti itu semakin ditinggalkan.
Orang harus membedakan antara asset dan liability. Asset adalah sesuatu yang dimiliki yang memberi pemasukkan ke dalam pundi-pundi kekayaan. Sedangkan liability adalah sesuatu yang dimiliki dan mengikis pundi-pundi kekayaan bikin pemiliknya melarat.
Sebuah negara bisa menjadi asset bisa juga menjadi liability. Sebuah rumah, bisa menjadi asset jika disewakan atau ditempati. Bisa menjadi liability jika tidak bisa ditempati karena satu dan lain hal dan terus merongrong kantong karena harus dirawat. Salah satu sebab mempertahankan milik yang menjadi liability, seperti rumah yang tidak ditempati bisa karena faktor sentimen/emosi, punya nilai-nilai kenangan masa lalu, atau lainnya. Tidak terlalu mengheran jika ada seorang kenalan tetap mengimpan saham, emas atau wahana investasi lainnya karena kecintaannya dan ikatan emosi pada wahana itu.
Seorang yang pragmatis tidak akan ada ikatan emosi dengan wahana-wahana yang dimilikinya. Bila dirasa telah membebani dan menjadi liability, maka dengan segera ditinggalkannya. Deng Xioping secara apik mengungkapkannya dengan perumpamaan kucing:
“It does not matter if a cat is black or white, as long as it catches mice”
Ucapan Deng Xioping ini dalam kaitannya dengan menjawab persoalan apakah Cina harus tetap bertahan menganut komunisme dan ajaran-ajaran Mao Zedong atau harus mengarah ke kapitalisme, pasar bebas. Persoalannya pada waktu itu adalah bahwa Cina sejak terusirnya kaum Nasionalis ke Taiwan tahun 1949 sampai 1976 saat itu sudah 27 tahun sistem komunis di bawah Mao digunakan, tetapi kemakmuran tidak kemana-mana. Maksudnya, Deng mau membuang kucing belangnya yang tidak berguna dan menggantikan dengan kucing yang bisa menangkap tikus. Itu intinya. Buat apa punya kucing yang tidak bisa membawa untung?
Hari Jumat 2 Desember 2016 terjadi demo di Jakarta sebut saja demo 212 yang dihadiri kira-kira 3 juta umat Islam yang meluruk ke Monas. Tebarannya meluas sampai ke flyover Karet-Kuningan, mendekati jembatan Semanggi, Gambir, Kebon Sirih,.....dan kata yang terbaik  untuk menggambarkannya adalah kemana-mana. Ini adalah pengumpulan umat Islam terbesar di satu tempat. Mungkin lebih besar dari haji. Entah lah. Tahun 2013, ada 3.1 juta jemaah haji tumpleg di Arafah. Jadi kurang lebih sama dengan haji di Arafah.


Yang menarik adalah magnet yang menarik umat Islam untuk membuat kumpulan sedemikian besarnya. Yang pasti bukan ibadah wajib seperti berhaji. Motive yang diungkapkan adalah minta keadilan. Tetapi dengan kacamata EOWI melihat arti lain, yaitu banyaknya pengangguran atau semi-pengangguran atau orang kurang pekerjan. Orang yang masih punya pekerjaan yang berarti akan berat kepada pekerjaannya dan tidak bisa menghadiri acara doa bersama seperti itu.
Dalam Ahok vs Al Maidah 51, EOWI membahas tiga (3) butir mengenai kasus penistaan agama oleh Ahok, yaitu:
  1. Ayat al Maidah 51 itu apa isinya dan konteksnya?
  2. Apakah Ahok memang menghina Quran/Islam?
  3. Apakah reaksi Habib Rizieq sudah sesuai dengan ajaran Islam?
Kesimpulannya bahwa:
  1. Benar bahwa al Maida 51 melarang orang beriman untuk memilih pemimpin selain dari umat Islam, karena mereka itu pemimpin/pelindung bagi kelompoknya sendiri.
  2. Ahok tidak menghina Quran, tetapi menghina semua yang membenarkan al Maida 51.
  3. Menuntut Ahok dipenjara, secara Islam adalah salah dan berlebihan. Yang benar adalah menyingkir dari Ahok jika Ahok dianggap menghina/mengolok-olokan Quran (an Anaam/QS 6:68), atau membalas dengan menghina Ahok, jika Ahok dianggap menghina umat Islam (al Maida/QS 5:45), selain dari itu dholim kata Quran. Umat Islam, nampaknya tidak memilih ajaran agamanya dalam menghadapi Ahok, melainkan menggunakan hukum negara yang dholim, suatu prilaku yang mendua dan dholim.
Yang menarik adalah prilaku Jokowi, persis sama seperti yang digambarkan oleh al Maida 51, yaitu: mereka adalah pemimpin/pelindung (Arabnya wali atau aulia) bagi kelompoknya. Nampaknya pemerintahan Jokowi berkelit terus untuk menaham Ahok. Padahal untuk kasus penistaan agama yang sama, seperti Arswendo, HB Jassin, Lia Aminudin-Eden, Tajuk Muluk, Rusgiani, dan sederet lagi, sebagai tersangka kasus penistaan agama langsung ditahan. Di mata EOWI, ketika Jokowi memilih Ahok sebagai calon wakil gubernur maka Jokowi adalah wali bagi Ahok bukan wali untuk saya atau habib Rizieq. Kalau sudah begini, ia kemungkinan akan mencarikan cara untuk melepaskan Ahok. He will walk away. Mungkin. Waktu akan menentukannya.
Perlakuan terhadap Ahok adalah istimewa bisa dilihat dengan penangkapan 10 orang yang dituduh penghinaan terhadap presiden, makar serta UU ITE (pasal karet yang lain) yang cepat sekali. Ahmad Dhani (penghinaan terhadap kepala negara) dan selebihnya dikenakan pasal makar, yaitu Eko Suryo, Adityawarman Thaha, Kivlan Zein, Firza Huzein, Rachmawati Soekarnoputri, Ratna Sarumpaet, Sri Bintang Pamungkas, serta UU ITE yaitu Jamran dan Rizal Kobar. Walaupun sebagian besar dilepaskan kembali, tetapi pada saat tulisan ini dibuat 3 orang tetap ditahan yaitu Sri Bintang Pamungkas, serta Jamran dan Rizal Kobar.
Kalau dilihat, dari dulu habib Rizieq, Achmad Dhani, Rachmawati Soekarnoputri, Ratna Sarumpaet, Sri Bintang Pamungkas sama saja nyinyirnya dan minornya mengenai pemerintah dengan yang sekarang. Bahwa Rizieq bisa mengerahkan massa sekitar 3 juta orang dari berbagai penjuru tanah air itu perlu timing yang tepat. Dulu ada banyak kasus penistaan agama, tetapi tidak ada demo 3 juta massa. Ada sebab lain tentunya. Bukan faktor Rizieq, Ahmad Dhani, Eko Suryo, Adityawarman Thaha, Kivlan Zein, Firza Huzein, Rachmawati Soekarnoputri, Ratna Sarumpaet, Sri Bintang Pamungkas, serta Jamran dan Rizal Kobar. Kalau orang punya pekerjaan yang baik, saya yakin mereka akan lebih berat pada pekerjaannya. Walaupun opini saya dibantah oleh wakil rektor ITI yang juga istrinya dedengkot Tempo Bambang Harimurti, yang menurutnya bahwa dosen-dosen ITI ada yang ikut, tetapi kemudian bantahannya itu diperbaiki dengan mengatakan bahwa dalih para dosen peserta demo 212 adalah mengajar bisa diulang lain kali, tetapi demo 212 hanya sekali dan tidak bisa diganti. Artinya, mengajar kurang penting. Demikian juga beberapa teman yang kantornya diliburkan pada saat itu, untuk memberi kesempatan bagi karyawannya ikut aksi 212, keputusan itupun didasari karena pada hari itu tidak ada pekerjaan yang penting dan tidak bisa di tunda. Profesi/pekerjaan yang tidak penting sehingga tidak diperdulikan resiko untuk dipecat atau konduite buruk.
Menurut BPS (Badan Pusat Statistik) untuk awal tahun 2016 populasi umur bekerja adalah 127.7 juta dan yang bekerja adalah 120.7 juta. Jadi penganggurannya hanya 7 juta. Bahwa 3 juta tumpah ke Monas melakukan demo 212, artinya 43% pengangguran datang untuk demo 212. Apakah anda percaya angka pengangguran 7 juta jiwa ini? Mungkin definisi bekerja yang dipakai berbeda. Yang punya pekerjaan yang tidak penting, bisa tidak dikerjakan dan tidak memberi manfaat, seharusnya dimasukkan kedalam kategori pengangguran. Tetapi....mungkin saja angka 3 juta peserta demo terlalu besar. Walaupun demikian, 1 jutapun cukup besar porsinya dibandingkan dengan 7 juta pengangguran yang notabene untuk seluruh Indonesia.
Dari beberapa data ekonomi, sebenarnya Indonesia sedang menghadapi situasi yang cukup serius. Kalau Sri Mulyani (menteri keuangan) mengejar bermacam-macam hal untuk dipajaki, bisa diartikan bahwa  pemerintah sedang menghadapi kekurangan duit. Lihat saja budgetnya, seperti perosotan istilah teman saya. Menteri keuangan sejak jaman SBY senang main perosotan. Ha ha ha ha ha.... Defisitnya semakin melebar. Itu sebabnya menteri keuangan mengejar terus kocek rakyat dan bisnis.

Itu masuk akal jika pendapatan pemerintah turun dan berhutang tidak bisa menutupi defisit. Hutang naik terus, pendapatan turun akibatnya defisit semakin menganga.




Perdagangan luar negri Indonesia (ekspor dan impor) juga mencerminkan adanya penurunan aktifitas ekonomi Indonesia.

Chart-chart di atas bisa menjadi indikasi bahwa ekonomi Indonesia sedang menurun. Pendapatan pemerintah yang turun adalah indikasi GDP menurun. Makin sedikit aktivitas ekonomi yang bisa dipajaki sampai-sampai pemerintah mengejar harta yang terlupa untuk dilaporkan (padahal mungkin sudah bayar pajak dan legal).
Kalau pemerintah memang memikirkan rakyat, maka bukan budget pemerintah dan mencari jalan bagaimana merogoh tabungan masyarakat yang dipikirkan tetapi mengurangi peraturan-peraturan yang menghambat kreatifitas sehingga bisa membuka lapangan kerja. Pemerintah tidak dan tidak akan bisa menciptakan lapangan pekerjaan yang riil. Tetapi setidaknya jangan menganggu proses berjalannya ekonomi dengan merogoh tabungan masyarakat.
Beberapa waktu yang lalu, ketika aksi 411 akan dan sedang berlangsung, EOWI membantah opini bahwa aksi 411 akan menjadi seperti aksi Mei 1998. Perbedaan yang mendasar adalah tabungan masyarakat saat ini masih cukup banyak. Saat ini belum waktunya masyarakat bisa menjadi beringas. Tetapi tahun 2025 – 2030 nanti......, kami tidak bisa menjamin. Pada periode tersebut kami perkirakan bahwa kualitas hidup semakin tidak tertahankan. Tabungan masyarakat sudah tergerus inflasi, pajak dan pungutan yang memaksa serta penuh dengan intimidasi (seperti tax amnesty). Orang yang miskin dan stress, mudah tersinggung dan tidak bisa berpikir panjang.
Pada aksi 212 terlihat orang berpakaian rapi, beberapa membagikan sajadah, minuman dan makanan. Itu tandanya tabungan masyarakat masih cukup. Tetapi nanti ceritanya akan lain di tahun 2025 – 2030.
Pada masa itu apakah NKRI dan bhineka tunggal ika masih bisa bertahan? Itu suatu pertanyaan besar. Karena sejarah menunjukkan bahwa NKRI pernah mengalami kocok ulang, ketika Timor-Timur didepak dari NKRI. Dan bhineka tunggal ika sudah dikocok luang dua kali (2X), mungkin tiga kali (3X). Pertama, ketika PKI didepak dari bhineka tunggal ika tahun 1965 dan yang kedua Timor-Timur tahun 1999. Kejadian tahun 1965, PKI tidak hanya didepak dari kebhineka tunggal ikaan, tetapi orang-orangnya dikejar, dibunuh kebanyakan dilakukan oleh orang Islam; dipenjara tanpa diadili oleh pemerintah Orde Baru. Orang-orang Cinanya dipaksa untuk mengganti nama Cinanya dengan nama yang berbau Indonesia.
Demikian juga tahun 1998, Timor-Timur yang budget daerahnya 85% subsidi, terpaksa harus didepak dari NKRI. Dana untuk mempertahankan NKRI sudah tipis, maka daerah yang paling merongrong terpaksa dilepas. Di Ambon dan Maluku, di masa itu orang Kristen tidak mau lagi menganggap orang Islam sebagai bagian dari bhineka tunggal ika (mungkin juga NKRI, entahlah), tiba-tiba menyerang dan membunuhi orang-orang Islam di Ambon dan Maluku di hari raya Iedul Fitri Januari 1999.
Kalau ditelusuri lebih jauh lagi, bhineka tunggal ika, juga mengalami penciutan di tahun 1946 sehingga melenyapkan banyak bagian budaya bangsa Nusantara yaitu kesultanan Asahan, kesultanan Langkat, Deli, Pane, Simalungun, Aceh,.....dan menyisakan hanya kesultanan Yogyakarta, Kesultanan Surakarta, Kasultanan Cirebon dan Kerajaan Ternate. Selebihnya lenyap.
Belajar dari sejarah, yang bisa disimpulkan bahwa NKRI dan bhineka tunggal ika akan disusun ulang pada saat duit dikocek masyarakat sudah menipis. Untuk Indonesia biasanya pada dekade terakhir dari commodity secular bear market. Saat ini commodity  secular bear market belum lagi setengah jalan. Kocek masyarakat masih penuh. Tetapi untuk tahun 2025 – 2030, ceritanya akan lain.
Tetapi........., semua ini bisa dipercepat oleh menteri keuangan dan BI serta politikus pemerintah. Semakin cepat mereka menyedot tabungan di masyarakat semakin cepat kocok ulang ini.
Bayangkan berapa dana yang harus keluar untuk melakukan unjuk rasa dua kubu; yang menuntut keadilan dan pendukung status quo yang berdalih menjaga kebhineka tunggal ika-an. Ini akan menguras dana dari masyarakat lebih cepat.
Bayangkan pada saat kantong sudah tipis dua kelompok di bawah ini berkelahi......, akan ramai sekali. Dan pihak mana yang akan menang......., kemungkinan yang having nothing to lose yang lebih nekad dan punya motivasi kuat. Dan jumlah itu akan semakin banyak di akhir commodity secular bear market. Untuk saat ini, jangan harap adanya bentrok besar. Insya Allah tidak terjadi.

Bila datang waktunya......, mungkin orang Cina bukan hanya sekedar menukar nama tetapi akan dipaksa berasimilasi dengan pribumi, dipaksa kawin dengan pribumi. Atau..... pulau G dan Pluit menjadi negara baru seperti Timor-Timur. Atau Papua nyempal....., atau...... revolusi sosial 1946, para bangsawan konglomerat dibantai atau....... seperti tahun 1965 kaum proletar dibantai........ Mungkin juga tidak terjadi apa-apa......entahlah. Untuk mengetahuinya kita harus menunggu satu dekade lagi.
Mungkin pembaca menerka-nerka, kenapa EOWI menyimpulkan akan adanya kocok-ulang Nusantara di tahun 2025 – 2030. EOWI sebenarnya ingin menulis analisa yang kualitasnya sama seperti Gejolak 2014 – 2020. Kami masih mau melihat animo pembaca mengenai hal ini.
Sekian dulu......sampai lain kali. Sebelumnya ada baiknya kita merenungkan ucapan seorang ahli ekonomi yang namanya tercantum dalam foto ini:


Jakarta, 4 Desember 2016.

 Ayat Quran yang dikutip untuk tulisan di atas:
QS [5:51] Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin/wali (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.
QS [6:68] Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika syaitan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zalim itu sesudah teringat (akan larangan itu).
QS [5:45] Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka luka (pun) ada kisasnya. Barangsiapa yang melepaskan (hak kisas) nya, maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.
 



Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.

42 comments:

Bagong said...

Ahok salah

Jokowi salah

Sri mulyani salah

Habib riziq salah

Negara salah

Yahudi salah

Nasrani salah

Yang paling bener di dunia ini ya PENULISNYA..


tanda2 orang lemah adalah suka memyalahkan orang dan situasi..

Anonymous said...

Komentar saja bro IS : kenapa dalam konflik Ambon selalu bang IS ungkit kaum muslim di serang non muslim ?
apakah ada nara sumber yang dulu hadir langsung di sana ?
kalau baca tulisan bro ini kesannya menjelekkan kaum tertentu dan menggiring opini.

Imam Semar said...

@ December 5, 2016 at 4:16 AM,

Saya tidak bermaksud menggiring opini. Itu kenyataan. Dan untuk thn 1965 yg paling giat membunuhi PKI adalah orang Islam dan yg giat menahan/memenjarakan PKI itu pemertintah Orba.

Sebelum kasus serangan Ambon, pemboman bunuh yg dilakukan oleh orang Islam Indonesia nyaris tidak ada. Hanya kasus pembajakan pesawat Woyola dan peledakan Borobudur. Itupun ada kesan rekayasa. Apa karena kasus belum dianggap selesai? Masih ada yg belum puas? Entahlah.

Imam Semar said...

Mungkin harus tanya ke Jafar Thalib untuk kasus Ambon atau saksi hidup lainnya. Sayapun tidak tahu kenapa tiba2 ada pembantaian itu. Sama seperti pembantaian 6 jenderal thn 1965. Suatu serangan yg tiba tiba.

Anonymous said...

Pesan saya utk para penulis..

Bila tidak bisa membantu...
Jangan memperkeruh
Jangan pula menghasut
Apalagi membuat keributan...

Marilah kita...para pembaca, penulis dan penyebar berita...bersama sama kita sebarkan berita yg memuat cinta kasih..kedamaian..

Karena anak cucu kita sedang melihat dan mempelajari sikap kita..

Kenapa Agama malah membuat manusia saling bertengkar dan membunuh..??

Salam sukses

Anonymous said...

Ha-ha-ha ... link yang menginformasikan yang melakukan penyerangan bukan kaum yang bro IS sebut banyak sekali.
Browse sendiri deh aku tak mau kena UU ITE

Anonymous said...

Semuanya yg salah Jews Azkhenazi, penguasa FED (uang di dunia), Agama, Ras dll cuma korban alasan dari mereka. Temen saya orang amerika juga tau, semua pembantaian, pembunuhan cuma gara2 mereka.....dan negara amerika yg jadi tameng kebencian

Gajebo said...

Meski ane bukan muslim tapi ane suka baca tulisan bang Is, kalau materi khusus Islam ya ane skip hehehe...

Sebelumnya anda musti ngerti dulu kalau bang Is ini Islam fanatik,tapi meski demikian kalau sedang membahas kasus bang Is berdasarkan fakta.

PKI dibantai muslim, rohingya dibantai budhist, ambon dibantai nasrani, siapa yg bilang itu tidak mungkin, karena kita adalah manusia. Heck... sesama nasrani atau sesama muslim aja bisa saling bantai.

Semuanya karena masalah perut, ketika perut terisi semuanya akan fine, tapi kalau sudah lapar, watak primitif manusia yang bersifat buas akan keluar.

Tapi didalam kesulitan pasti ada kesempatan, ketika ekonomi rusak, saatnya koleksi saham2 dengan harga super diskon.

Mungkin ketika prediksi bung Is jadi kenyataan, saat itu waktu terbaik koleksi saham BUMI, karena begitu masa secular bear commodity berakhir, bisnis comodity akan bagus lain (yah... dengan catatan kalau BUmI masih ada hingga sat itu)

Hehehe...

Reader said...

Siapapun dengan otak yang normal, apalagi kalau punya uang lebih, akan cenderung percaya golongan dia lebih superior dari yang lain. Semua orang pada dasarnya rasis dan fanatik.

Gak usah munafik, yang penting dalam kehidupan masih mau menghargai pihak lain dan jangan mencelakai orang lain. Kita masih bisa hidup relatif damai bersamaan.

Yang penting adalah ekonomi. Saat ekonomi baik, orang2 punya pendapatan yg cukup, semua perbedaan2 itu bisa ditekan. Bahayanya kalau ekonomi sudah krisis. Apapun (yg buruk) bisa terjadi.

Adanya politik dan politisi adalah realita. Kita sebagai rakyat hanya bisa mencoba memilih politisi buruk yang lebih baik dari yg lainnya (the less evil ones). Kalau salah pilih, ekonomi akan lebih buruk dari yang sudah ada.

IMO, jadi sangat penting utk memastikan the less evil one bisa terpilih, apapun SARA nya.

Anonymous said...

Ayat Al-An'am dan An-Nisa yang anda kutip itu justru lebih cocok untuk muslim yang masih terus membela Ahok, yang masih mendukungnya apapun yang dia bilang tentang Qur'an.

Al-Maidah (5): 45. Ayat ini terkait hukum qishash yang berlaku antara individu-individu. Nyawa dibayar nyawa, luka dibalas luka. Atau kalau korbannya bersedia memaafkan, pelakunya bebas dari pembalasan setimpal tetapi wajib membayar kaffarat (expiation) alias denda khusus terkait masing-masing kejahatannya kepada korban. Berapa besar ini diatur dalam aturan terpisah dan tergantung permintaan korban (ahli waris korban)--ingat kasus uang darah bermilyar-milyar yang harus dibayar pemerintah untuk menebus kesalahan WNI yang membunuh di Arab Saudi? Nah, itu contoh praktek pembayaran kaffarat oleh pelaku kejahatan yang dimaafkan oleh korban atau ahli warisnya. Banyak orang memaki-maki pembayaran uang darah selangit seperti ini dan menganggapnya pemerasan, tapi lupa bahwa itulah tanda nyawa manusia begitu mahal harganya dalam Hukum Islam.

Kalaupun kasus Ahok mau dimasukkan ke Al-Maidah 45, katakanlah dia sudah meminta maaf, kewajibannya memenuhi tuntutan kaffarat tidak hilang. Nah, pertanyaannya, apakah Ahok siap menerima kaffarat apapun untuk kesalahannya ini? Nampaknya tidak. Ahok maunya sesudah saya meminta maaf, anda harus mau memaafkan saya tanpa syarat. Cara berpikir seperti ini tidak ada dalam Al-Maidah 45. Apalagi belakangan setelah menjadi tersangka, Ahok (malah kembali) menyatakan bahwa dia tidak bersalah.
Poinnya adalah Al-Maidah 45 itu bicara tentang dua pihak: korban dan pelaku. Jadi tidak bisa ditujukan hanya kepada para pendemo 411-212, tetapi juga terhadap yang memicu demo itu.

Anonymous said...

"atau membalas dengan menghina Ahok, jika Ahok dianggap menghina umat Islam (al Maidah/QS 5:45)"

Pertanyaannya, ketika Ahok dianggap menghina agama Islam atau umat Islam, apanya Ahok yang mau dibalas hina agar bisa seimbang? Agamanya Ahok? Ras-nya Ahok?

Menawarkan menghina Ahok kembali juga problematis karena tidak jelas bentuk "keadilan"nya.

maleo said...

Manusia Naif tingkat dewa.

Sebarkanlah cinta kasih ???

Preketek...

Sejarah tidak pernah ditulis dengan cinta kasih. Tapi dengan perang dan darah.

Bahkan agama cinta kasih pun sejarahnya dan ketenarannya di tegakkan dengan konflik, perang dan darah.

Silahkan membohongi terus diri anda sendiri.

Anonymous said...

Pak IS, 212 itu adalah intinya di sholat jumat nnya. Kl coma sekedar demo, Sudahh pasti yang datangg tidak semasif itu...kl dibilang mereka mayoritas pengangguran, itu hanyalah pendapat. Ada kasus, orang ditanya, "Apa pekerjaannyaa ? "...pekerjaanku adalah beribadah ritual kepada Allah, sedang masalah rezeki, aku Hanya Mengambil seperlunya. InshaAllah, aku tetap Bekerja.

Masalahh sampai Kapan bertahan, sampai Pak IS tidak bisa menulis lagi.

maleo said...

Buat pak Is.

Asimilasi Cina dan Pribumi itu sudah terjadi. Di menado dan kalimantan asimilasi terjadi. Di gereja, vihara buddha asimilasi juga terjadi. (Silahkan cek di gereja, pribumi dan cina menikah campur banyak sekali)

Asimilasi tidak terjadi terhadap pribumi yang beragama islam kenapa ?

Sejarah 300 tahun menunjukkan kekerasan terhadap cina selalu dilakukan oleh Pribumi Islam. Itu sudah menjadi dendam turun temurun. Menurut saya asimilasi terhadap pribumi muslim itu tidak akan pernah terjadi meskipun dipaksa karena sudah menjadi bara dendam turun temurun.

Tetapi asimilasi dengan Pribumi non muslim seperti menado, bali, palu, dayak(yg non muslim) sudah terjadi dan sedang terjadi saat ini.

Anonymous said...

Betul...

Ngapain sebar kasih sayang..
Naif itu..

Sebarlah kebencian...biar perang sekalian...
Biar darah tumpah disetiap jengkal tanah yang dipijak manusia...
Biar pada mati semua...

Mari dukung maleo....

Anonymous said...

cek kembali sejarah,sejujurnya islam itu muncul memang melalui perang,pemaksaan,islamisasi
silahkan cek seluruh wilayah afrika utara,turki,suriah,israel itu dulu adalah nasrani yang kebanyakan di islamisasi secara paksa bahkan oleh muhammad sendiri,tapi di kitab nya ditulis tidak ada paksaan dalam agama
dan faktanya suka gak suka ajarannya memang mencontek dari nasrani dan yahudi tapi banyak yang mirip tapi di edit dan kalau di nasrani itu mesiasnya jesus,di islam muhammad lah yang mengaku sebagai mesias,sedang orang yahudi masih menunggu
kalau orang yahudi itu sabath nya sabtu,islam bikin hari jumat,kalau yahudi berdoa menghadap israel islam bikin menghadap arab saudi dan masih banyak lainnya
dan yang lucu adalah penganutnya banyak yang benci sama orang yahudi tapi faktanya nabinya itu adalah orang yahudi(sah dan dapat di buktikan secara ilmiah)
disatu sisi ulama suruh membenci orang yahudi tapi di satu sisi harus menteladani nabinya yang adalah orang yahudi.terus terang bikin bingung

Anonymous said...

Yang menjadi permasalahan bangsa sekarang adl mengapa persoalan identitas manusia seperti suku, agama, ras, antar golongan sering dijadikan alasan untuk menuntut suatu keadilan? Apakah keadilan itu berjalan di atas kepala manusia? Apakah definisi keadilan itu jika kaum mayoritas harus menghargai kaum minoritas atau kaum minoritas harus bisa berasimilasi dengan kaum mayoritas dalam hal kebiasaan, budaya dan adat supaya lebih dihargai oleh kaum mayoritas. Persoalan identitas manusia sering dijadikan kambing hitam ketika kita sering mengalami krisis ekonomi. Lihat saja kasus G30S/PKI yg terjadi ketika ideologi Nasakom bung Karno tdk bisa menyentuh hati nurani rakyat karena inflasi yg sangat tinggi shg kasus pembunuhan para jendral justru dibayar mahal dengan pembantaian setengah juta sesama saudara setanah airnya dengan dalih dugaan PKI. Begitu juga kerusuhan Mei 1998 ketika inflasi membumbung tinggi akibat krisis Moneter shg membuat aksi kerusuhan SARA dimana-mana spt pembakaran aset milik Tionghoa, pemerkosaan dan penjarahan. Begitu juga kerusuhan meledak di banyak tempat seperti di Kalimantan antara suku dayak dan madura yg berujung pembantaian masal. Kerusuhan Ambon yg berbasis agama, bahkan sampai Poso di sulawesi. Mengapa krisis ekonomi di negara religius seperti Asia justru menyulut aksi kerusuhan berbasis identitas SARA? Bahkan menjalar sampai di Myanmar antara Muslim vs Buddhis atau Timur Tengah seperti Sunni vs Syiah? Jawabannya bukan persoalan hati nurani, atau hilangnya budaya solidaritas seperti bhinneka Tunggal Ika. Atau karena faktor market finansial yg sedang mengalami konsolidasi akibat peristiwa Brexit, belum stabilnya ekonomi Cina, atau terpilihnya presiden kontroversial seperti Donald Trump. Atau yg baru saja anda sebutkan sebelumnya akibat faktor Jokowi menaikkan pajak dgn program Tax Amnesti nya shg menyebabkan kekacauan di pasar finansial dan neraca keseimbangan negara makin tidak stabil dan semakin defisit. Intinya adl bahwa kedua pendekatan itu salah besar. Yg satu adl faktor ideologis seperti tdk adanya ikatan nasionalisme dan rusaknya kebhinekaan Tunggal Ika. Yang anda sebut salah barusan. Yg kedua adl pendekatan kaum fundamentalis pasar yg anda jadikan PRIMADONA dlm berbagai artikel yg anda bikin. Anda sebagai penganut fundamentalis pasar dimana faktor moneter sangat berpengaruh terhadap kekacauan politik nasional dan global sehingga perlu kebebasan pasar spy terjadi keseimbangan supply dan demand dengan mengurangi peran pemerintah seminimal mungkin dalam urusan fiskal dan serahkan pada mekanisme moneter sudah dibantah oleh spekulan George Soros. Ketidakstabilan masyarakat dan negara saat ini adl krn kita terlalu berharap pada fundamentalisme pasar yg justru menghambat terjadinya open society. Padahal peran negara ataupun pasar tidak akan mampu memecahkan masalah krisis. Krisis multidimensi itu disebabkan bukan krn fundamentalis pasar yg menginginkan kebijakan pro pasar yg dihambat pemerintah atau negara yg terlalu dominan dlm urusan manajemen ekonomi yg sdh amburadul akibat kebijakan masa lalu dan diperparah lagi oleh kebijakan tdk populis lainnya tetapi krn masyarakat kita yg tdk mau membuka diri dan mau belajar sejarah dan tdk bisa merespon kondisi global saat ini shg tidak terjadi pendewasaan diri. Tapi saya ingin mengutip pendapat Karl Marx yg sudah lama usang bahwa sesungguhnya.... Konflik sejarah adl konflik kelas.. Bukan krn negara, pasar, ideologi nasionalis maupun sektarian...

Anonymous said...

@gajebo... memang garis keras sudah mengakar ke hampir semua orang di sektor minyak... terutama di indonesia... kalau memang ada akses (kebetulan saya ada) coba saja cek orang orang di bp mi goes (yang sudah defunct), ptreamini, ... bisa mandek karirnya kalau gak sehaluan sama tim onta extreme... meskipun sesama muslim

Anonymous said...

si pakde keder jg lihat kemungkinan2 tingkah laku usd-trump tahun depan..
http://setkab.go.id/ekspor-ke-as-hanya-10-presiden-jokowi-mestinya-dolar-bukan-tolok-ukur/

Bagus said...

jangan saling menyalahkan, mereka hanya ikut sistem yang menguntungkan segelontor elit global

Bagus said...

mas is, itu datanya pake diagram gak salah, kalo data diagaram penting datanya rata2 kan gak masalah, rata2 naik

Pallo Kyv said...

agama sendiri adalah komoditas politik.
semua agama sama, diciptakan untuk kontrol massa

apa gunanya kontrol massa? tentu saja untuk kekuatan politik dan rise of power.


cara kontrol massa bukan cuma dengan agama, bisa juga dengan etnis atau dengan kesamaan2 tertentu seperti geografi.

seperti yang digunakan soekarno untuk rise of power, adalah sentimen geografi.
seperti yang digunakan maximillian robespierre dan amien rais untuk rise of power, adalah sentimen ketidakmakmuran/ketertindasan, walaupun mereka gagal mencapai puncak. untuk hal ini, megawati yang sukses.
banyak contoh lainnya kok....

kadang lucu melihat bagaimana para pion dan boneka marionet ribut2 berkelahi, caci maki, bahkan saling hujat (atau mungkin bunuh) demi para pengontrol mereka,.. padahal mereka cuma pijakan untuk rise of power.

Anonymous said...

bagi yg tidak mempunyai pengetahuan cukup barangkali akan bilang semuanya terjadi dengan tiba2...atau mengkali semuanya terjadi karena kehendak Yang Di Atas... argumennya orang yang malas menggali kebenaran..
apakah petir dan kilat yg menyambar2 di kala cuaca hujan atau mendung juga suatu kejadian yg tiba2 ..semuanya peristiwa di dunia ini ada sebab akibatnya..
apakah Ahok tiba2 menistakan Islam? coba dengarkan komentar penduduk kep. seribu

https://youtu.be/2T3GAjZ9nFY

Miris said...

Isi hati cuma Tuhan yang tahu,tp kalau berdasarkan pengakuan ahok yg dimaksudkan dalam pidato dia di kep seribu adalah oknum politikus,yang sangat disesalkan MUI dan Ulama main tuduh dan fatwa secara sepihak tanpa mendalami maupun menanyakan dulu kepada si ahok, sekarang blunder kan jadinya MUI sama saja asal tuduh dan asal keluar fatwa atau seminimalnya sewenang wenang, aroma politiknya kuat sekali padahal dipercaya umat muslim sebagai panutan ini bikin malu sekali

Imam Semar said...

Banyak pengakuan, klaim Ahok yg palsu, seperti ziarah ke kubur ibu angkatnya dgn melepas sepatu. Netizen punya foto2nya Ahok pakai sepatu.

Jangan terlalu terpengaruh sinetron......, semuanya penipu....,eh pemain sinetron😂😂

Anonymous said...

Baik cina atau muslim sama-2x dibohongi kalau sampai rusuh ky mei 98 tetep aja yang susah level kere ga peduli cina / pribumi

Anonymous said...

kalo omongan ahok menista agama islam trus kalo omongan orang yg teriak teriak kafir ke orang lain itu menista agama dia ngak? semuanya cuma politik spy bisa dapat kekuasaan....dan blog ini sudah seperti orang bodoh yg ikut arus membela kepentingan politikus. padahal jaman dahulu kala saat imam semar masih waras dia yg mengajarkan bahwa semua politikus pembohong yg menggunakan segala cara untuk meraih kekuasaan.....dulu waras sekarang ngak waras karena kebencian ...

Anonymous said...

Bagaimana caranya mengubah orang waras menjadi tidak waras ?
cuci otaknya dengan agama, atau nasionalisme, atau cinta....:D
dan sang waras pun jatuh menjadi tak waras krn agama...:D sungguh ironi....semoga waras kembali....#ditunggu :D
anda tidak bisa ditipu oleh penipu, oleh para broker, oleh para ahli ekonomi....tapi ditipu oleh politikus...dgn dalil agama...:D

Anonymous said...

Saya membuka demi menghormati kakak-kakak saya. Kalau nyekar sendiri, enggak ada kakak, saya pakai sepatu. Kalau ada kakak, sepatu saya lepas karena kakak saya yang meminta, ini tradisi keluarga untuk lepas sepatu," ujar Ahok di Rumah Lembang, Menteng

Tepok jidat said...

https://m.detik.com/news/berita/3372894/ahok-merasa-difitnah-soal-pakai-sepatu-ketika-ziarah-ke-makam-ibu-angkat

Tu orgnya ngaku mmg pake sepatu biasanya kalo ziarah sendiri..mending kalo mau cari salahnya sebagai gub carinya di kinerjanya aja, biar kesannya ga desperate gitu ras uda, agama udah sampe sepatu dicari2 jg salahnya, makin lama makin ga rasional...

Anonymous said...

Pak is yg saya hormati. Tlg infonya sampai kapan blog ini mau bahas politikus yg satu itu? Kalau diacc saya saran topik berikutnya tentang pariwisata indonesia aja. Dampaknya ke ekonomi gmn gitu pak. Udah terlalu terlalu terlaluuu bicarain politikus.bosan

Anonymous said...

Udh lah mau ngomong gimanapun ahok adalah kandidat yang paling jauh dari predikat cut zahara fona dibanding kontestan lainnya

Anonymous said...

Pak IS setelah TA berakhir.. kira2 apa lagi yg bisa menahan laju pelemahan rupiah?

NajlaShop said...

Lu tolol.... jgn ganggu harimau klo gk mau diganggu

Imam Semar said...

Bukan rupiah menguat tetapi dollar terkoreksi akibat counter trend correction. Tidak hanya rupiah yg menguat selama Jan 2016 - oct 2016, tetapi juga yen, aussie, loonie, real brazil, rand afsel, rupee india,.....dan sederet lagi.

Secara makro, tekanan dari dollar cukup kuat. Kadang2 ada koreksi itu wsjar.

jijah said...

dah jelas dari berbagai survey ahok kalah ama agus. rakyat udah tau mana yang tulus mana yang dalam perserikatan jahat. ahok ama anies dalangnya itu2 juga si jokowi... rakyat butuh perubahan dan pemimpin sejati yang mengayomi

Anonymous said...


Pak IS, apakah bapak bisa menjelaskan tentang Pengaruh China sampai dimusuhi diseluruh dunia soal investasi mereka (misal di Afrika, Pakistan termasuk di Indonesia) ? Apakah benar ada niat kolonialisme baru, seperti eksport penduduk kepada negar2 yang dibantunya ? Lalu soal Taipan, apakah merupakan perpanjangan tangan China dalam menguasai suatu negara ?

Trims kalau bisa dan sempat menjawabnya.

Anonymous said...

Pertumbuhan ekonomi Tiongkok sangat berpengaruh pada ekonomi satelit ASEAN termasuk Australia. apalagi mitra dagang ekspor kita adl Negeri Tiongkok terbesar setelah Singapur. jadi wajar jika naik turunnya ekonomi moneter kita yg berorientasi komoditi ekspor termasuk Aussie sangat dipengaruhi data ekonomi Tiongkok. Ketika rupiah lagi anjlok mau tidak mau ekonomi komoditi ekspor juga merosot. Maka industri pariwisata makin ditingkatkan utk memambah devisa. Masalahnya kebijakan pelonggaran aturan turis dgn membebaskan visa utk mendatangkan jutaan wisata luar tidak diimbangi dengan kontrol hukum bagian imigrasi shg disalahgunaan utk oknum tenaga kerja ilegal cina. Jadi salah kalau menyebut kita dijajah Tiongkok. Yg benar aturan utk kemudahan visa bagi wisma lebih diperketat. Ingat jumlah wisma kita kalah besar dibanding Thailand, Malaysia dan Singapur.

Anonymous said...

Masalah china itu kalau mau berpikir dengan kepala dingin sebenarnya kecemburuan sosial. Siapapun yang rajin bekerja ya otomatis sukses, setelah sukses ya otomatis berusaha untuk memonopoli itu sudah sifat dasar manusia. Sebagai contoh perantauan orang jawa di papua juga banyak yang sukses dan orang papua melihat orang jawa jahat itu karena kecemburuan sosial

Anonymous said...

Dan isu cina dikondisikan sedemikian rupa sehingga menimbulkan friksi yang tajam di kalangan bawah yang sebenarnya tidak tahu apa-2x oleh politikus busuk semoga rakyat indonesia masih banyak yang waras sebelum indonesia bubar seperti suriah

Reader said...

Inilah budaya dan hasil pendidikan Indonesia. Cuma tahu untung, gak boleh buntung.

TKI jutaan orang di luar negeri cari duit boleh, TKA datang cari uang di Indonesia gak boleh, apalagi kalau ras tertentu.

Saat awal REPELITA, IMF, world bank, dll pinjami duit ke RI utk pembangunan infrastruktur, listrik dll, duit itu mayoritas juga diputar di rekening perusahaan luar negeri. Supplier bahan, alat, tenaga ahli dari luar. Pemenangnya kroni2 bankir luar negeri.

RRC cuma meng-copy-paste teknik IMF, world bank dkk saja. Tender proyek di berbagai negara di dunia. Setelah menang bahan, alat, dan tenaga pakai orang mereka sendiri.

Kalau memang ada yg mau dijadikan kambing hitam, ya salahkan pihak berwenang yg memenangkan perusahaan luar negeri utk memenangkan tender. Salahkan SDM dalam negeri yg tidak mampu bersaing di proyek2 itu dong.

Anonymous said...

si agus yang setulus2nya harap jelaskan bagaimana dengan karir pangkat mayor bisa mengumpulkan tabungan dollar 500ribu USD ( 6 miliar rupiah lebih) atawa jangan2 si agus ini pembaca setia EOWI sampai segitu getolnya ngumpulin dollar, tabungan dollar si agus jangan2 lebih gede dari simpannan dollar admin blog ini .. kwewkekekekek...
ada yg perhatikan apbd jakarta,, begitu ahok turun anggaran dana hibah langsung melonjak miliaran disetujui gub. plt ..ini die yg diincer banyak orang sampe mencatut nama agama utk menjatuhkan pemimpin bersih ...triliunan dana apbd jkt kalau disamber 1% saja lumayana bisa nambah tabungan dollar noh