Trump, Presiden Kentut
Judul di atas kedengarannya lucu.
Yang sebenarnya memang lucu. Itu kenyataan bahwa kata trump dalam English (mungkin British) artinya kentut. Saya tidak bermaksud mengejek, tetapi semoga saja rakyat
Amerika sadar bahwa mereka baru saja memilih seorang presiden yang namanya
bersinonim kentut yang berbunyi.
Mungkin pembaca berpikir
cerita saya ini hanyalah sebuah hoax. Oleh sebab itu anda bisa google search
“trump English slang fart” dan lihat hasilnya. Tetapi untuk membantu, saya
sediakan beberapa linknya.
- Link-1 (https://youtu.be/ux848MsW_b4)
- Link-2 (https://youtu.be/UlWi5FMbBnc)
- Link-3 (https://youtu.be/-w8qhVX_Ujo)
- Link-4 (https://youtu.be/WpSBEz5FxZM)
- Link-5 (https://youtu.be/RxnosRVGvWE)
Yang menarik tentang presiden
ke 45 USA ini adalah, setelah pengangkatannya, terjadi demostrasi anti-Trump (21
Jan. 2017) di Chicago, Los Angeles dan Washington D.C. walaupun penyelenggara
demonstrasi tersebut sudah membatalkan rencananya, tetapi banyak peserta yang tetap
datang. Saya tidak tahu apakah hambatan-hambatan Trump ini karena tulah atau
kutukan dari namanya atau lainnya, entahlah. Dan kalau diperluas lagi kutukan
dari nama itu, akan menjadi pertanyaan pula, apakah nantinya Trump akan kasih
rakyat Amerika janji-janjinya dengan kentut atau kemakmuran yang sejatinya,
entahlah. Saat ini hanya Tuhan yang tahu.
Trump memberikan pidato
inagurasi yang relatif pendek. Ada beberapa poin yang saya pikir Trump
seakan-akan berbicara tentang Indonesia. Katanya (saya terjemahkan saja): Sudah sejak lama, ada group kecil yang di
ibukota telah memanen buah dari kebijakan pemerintah padahal pembiayaannya
dibebankan kepada rakyat. (Politikus di) pusat pemerintahan makmur sedangkan
rakyat tidak ikut menikmati kemakmuran ini. Politikus makmur, tetapi kesempatan
kerja hilang dan pabrik-pabrik tutup.
Walaupun Trump berbicara
mengenai Amerika Serikat, tetapi pernyataan Ini mengingatkan saya pada diri
sendiri dan banyak rekan-rekan yang diPHK, sedangkan mantan presiden SBY punya puri Cikeas dan bukan dia saja yang kaya
tetapi orang-orang yang dekat dengan pemerintahan.
Kemudian lanjutnya: Pemerintah melindungi dirinya sendiri, bukan
warga negara. Kemenangan mereka bukan kemenangan kalian (rakyat). Ketika mereka
merayakan kemenangan di ibukota, hanya sedikit yang bisa dirayakan oleh
keluarga-keluarga yang masih kesusahan di seluruh negara.
Ini mengingatkan pada Nurul
Fahmi (NF) warga Klender, seorang yang menurut kisah di internet bahwa usahanya tutup, jadi pengangguran, lalu
ikut unjuk rasa dengan membawa bendera merah-putih yang ditulisi dengan huruf
Arab la illaha illalaah. Kemudian
Nurul Fahmi ditangkap malam-malam.
Pemerintah kalau terhadap
rakyat yang dipersepsikan sebagai lawannya, reaksinya cepat, walaupun Iwan
Fals, Metalica, dan banyak lagi juga melakukan hal yang sama, tetapi tidak
pernah diproses. Kalau diantara sesama mereka, seperti Setya Novanto yang ada
rekaman pembicaraannya dalam kasus sahamnya, lambat prosesnya dan bisa lolos.
Bahkan bisa naik lagi menjadi ketua DPR.
Catatan: Saya tidak mengerti apakah Jokowi atau Tito patut disebut muslim.
Dengan menangkap Nurul Fahmi dan menuduhnya mencemari/menghina bendera RI
artinya mereka menganggap credo la illaha illaah, sebagai kata yang
dikategorikan sebagai penghina dan penoda. Saya juga tidak tersinggung dengan
kelakuan rejim Jokowi mengkriminalisasi penulis kalimat credo la illaha illalaah.
Tetapi perilaku seperti itu adalah pengingkaran terhadap credo itu sendiri.
Seperti yang sudah banyak
diketahui orang, bahwa Amerika telah membuat negara-negara lain makmur dengan
pindahnya pabrik-pabrik keluar Amerika. Amerika juga mensubsidi keamanan
negara-negara lain dan melupakan infrastruktur dalam negrinya berantakan,
kekayaan kleas menengahnya berpindah ke luar Amerika. Tetapi hal itu adalah
masa lalu. Pada masa mendatang, semua keputusan tentang perdagangan, pajak,
imigrasi dan urusan luar negri harus menguntungkan rakyat Amerika.
Janji Trump ini mengingatkan
saya pada sebuah meme yang judulnya menolak
lupa di bawah ini. Politikus memorinya
payah banget. Saya tidak tahu apa Trump bisa ingat atas janji-janjinya.
Mungkin Trump akan ingat akan
janji-janjinya karena Trump bukan politikus, melainkan businessman. Dan kalau dipadukan dengan rasa nasionalisme yang
besar, maka “Make America Great Again”
bisa terwujud, walaupun kadar rasa nasionalisme patut diragukan melihat 2 dari
3 istrinya yang orang Amerika imigran. Mungkin juga tidak, dalam arti Trump
suka wanita cantik, apa itu model atau bintang film.
Bola Kristal Ekonomi Dunia
Saya tidak punya bola kristal
dengan kemampuan yang dimiliki peramal nasib, kalau anda percaya tahayul tukang
ramal. Bola kristal saya yang saya beli di Beijing, punya kemampuan bikin
pingsan siapa saja yang kepalanya kena lemparan lemparan bola tersebut. Lebih
dari itu tidak ada.
Fokus pembahasan perkiraan
ekonomi dunia kedepan dititik-beratkan pada ekonomi Amerika, karena sampai saat
ini negara ini adalah negara yang punya ekonomi terbesar di dunia. Jadi wajar
jika Amerika booming maka dunia ikut booming dan sebaliknya. Tetapi argumen itu
kita simpan detailnya sampai akhir cerita.
Keseriusan Trump patut
diperhitungkan. Misalnya, laman mengenai perubahan iklim milik gedung putihmenghilang setelah pelantikan Trump menjadi presiden.
Seperti ucapannya bahwa kelompok lingkungan alam terlalu mendikte sehingga
membebani daya saing Amerika. Nampaknya Trump serius untuk membuat US bisa
bersaing kembali. Trump juga dalam beberapa hari setelah pelantikannya akan
segera mengeluarkan perintah untuk membekukan progran pengungsi termasuk
pengungsi dengan dasar kemanusiaan.
Trump juga sudah memerintahkan
untuk membatalkan beberapa milyar dollar yang dijanjikan oleh Obama sebagai sumbangan
US untuk pelestarian iklim PBB. Tidak hanya itu, Trump juga meminta Kongress
untuk merevisi aturan mengenai jumlah dana sumbangan US ke PBB (baca: minta
dikurangi).
Janjinya untuk membuat tembok
pembatas dengan Mexico untuk mencegah masuknya imigran gelap dan memaksa Mexico
untuk menanggung biayanya nampaknya semakin jelas strateginya. Pertama
kota-kota tempat imigran berlindung, yaitu kota-kota yang pemerintah kota
prajanya enggan menyerahkan imigran/penduduk tanpa surat-surat legal, akan dibereskan. Kedua petugas imigrasi dan
patroli perbatasan akan dlipat-tigakan.
Kemudian membangun 1000 miles tembok (bukan pagar)
setinggi 10 – 15 meter sebagai tahap pertama dari 2000 miles perbatasan
US-Mexico. Dan harganya $10 milyar.
Jumlah itu tidak banyak dibandingkan $ 2.6 trilliun biaya perang Irak yang
ditanggung US. Mengenai ocehannya tentang biaya pembangunan tembok ini yang
akan dibebankan ke Mexico, nampaknya Trump cukup serius. Sebabnya dalam hal ini
Trump memegang kartu trump. Imigran
Mexico di US mengirimkan uang ke keluarganya di kampung halamannya sebesar
sekitar $28 milyar per tahun. Ini lebih besar dari pendapatan Mexico dari impor
minyaknya ($23.2 milyar, tahun 2015). Dibandingkan dengan budget pemerintah
yang $ 224 milyar tahun 2016, remittance
dari US sekitar 12.5%. Suatu porsi yang cukup besar untuk dijadikan sandra oleh
Trump.
Potensi penderitaan Mexico
tidak akan berhenti sampai disitu, 80% ekspor Mexico adalah ke US. Banyak
diantaranya adalah barang-barang perusahaan milik Amerika yang pabriknya
berlokasi di Mexico yang memanfaatkan upah buruh yang lebih rendah dari pada di
US. Ancaman Trump akan memberlakukan bea masuk yang tinggi. Perusahaan-perusahaan
seperti ini diberi pilihan, kembali merelokasikan pabrik-pabriknya ke Amerika
atau dikenakan bea masuk yang tinggi. Ford yang tadinya akan menginvestasikan
$1.6 milyar di Mexico, membatalkan rencananya, dan menggantikannya dengan
ekspansi pabriknya di Michigan. Toyota juga membatalkan rencana ekspansi
pabriknya di Mexico.
Selain Ford dan Toyota,
General Motor dan BMW yang punya pabrik di Mexico, juga memperoleh ancaman bea
masuk 35% dari Trump. Ini bagian dari rencana Trump untuk menegosiasi ulang
(baca: mengabaikan) North American Free Trade Agreement (NAFTA).
Menimbang itu semua, nampaknya
peso Mexico yang selama hampir 2 tahun ini terdepresiasi terhadap dollar
sebesar 37%, akan lebih volatile
dimasa mendatang.
Tidak hanya Mexico dan Amerika
Utara, tetapi juga wilayah Asia Pasifik ditinggalkan oleh US. Secara resmi
Trump sudah menarik US mundur dari Trans-Pacific Partnership (TPP) agreement
yang Obama dan dianggotai, Singapore, Brunei , New Zealand , Chile, Australia, Peru,
Vietnam, Malaysia, Mexico, Canada, Jepang dan US.
Perjanjian dagang TPP yang
meripakan inisiatif Obama untuk membendung hegemoni Cina di Pasifik akan
ditinggalkan oleg Trump. Artinya US akan meninggalkan sekutu-sekutunya dan Cina
akan dibiarkan merajalela di wilayah Pasifik. Lalu bagaimana selanjutnya?
Pertanyaan lain juga muncul,
apa rencana proteksionisme US akan berlanjut ke arah terhentinya globalisasi disektor ekonomi dan perdagangan
yang tonggak sejarahnya dimulai GATT/WTO (General Agreement on Tariff and
Trade/World Trade Organization) di di tahun 1947/1995? Proteksionisme US akan
memicu perang tariff. Negara yang barangnya dikenai bea masuk oleh US akan
membalas dengan mengenakan bea masuk untuk barang US.
Indeks Dow mengalami rally
sejak kemenangan Trump menembus level 20,000 ketika tulisan ini dibuat (akhir minggu
ke 3 Jan 2017) dari level 18,000 di awal November 2016. Itu lebih dari 10%. Yang
menarik adalah bahwa komoditi tidak ikut rally. Saya tidak mengerti kenapa
indeks saham US mengalami rally, apa karena antisipasi program yang akan
dijalankan Trump bisa membuat America
Great Again. Sebab menurut EOWI yang selalu skeptis ini arahnya justru
berbalikan. Mari kita lihat alasan EOWI.
Perang dagang umumnya
merugikan semua pihak, apa lagi konsumen yang harus membayar barang-barang yang
lebih mahal karena dibebani pajak dan bea masuk. Tetapi Amerika punya beberapa
keunggulan teknologi dan sudah mencuri start.
Dan ini mungkin yang membuat Amerika bisa menang. Dan program Trump bisa
membuat America Great Again dimasa mendatang. Tetapi tidak dalam 3 tahun
kedepan. Effektivitas strategy Trump untuk memaksa perusahaan-perusahaan
Amerika untuk merelokasikan kembali dengan tujuan memberi peluang kerja bagi
rakyat Amerika patut diragukan. Pasalnya, jaman sudah berubah. Era robotisasi
sudah dimulai. Adidas sudah mulai merelokasikan produksinya ke Jerman tahun
2017 ini, dari Asia termasuk 6 yang ada di Cina. Dengan otomatisasi/robotisasi,
ongkos produksi bisa ditekan lebih mudah dari pada dengan menggunakan
tenaga-tenaga Asia. Hal yang sama bisa terjadi dengan relokasi pabrik-pabrik
milik perusahaan Amerika, kembali ke Amerika. Tindakan Trump hanya akan
mempercepat proses robotisasi saja.
Dari statistik data resesi US, menunjukkakan bahwa resessi dimulai agak jarang terjadi sejak tahun 1920an. Ada yang menarik dari data
resessi sejak tahun 1920an ini. Setiap kali ada pergantian presiden dari partai
yang berbeda, dan/atau presiden sebelumnya menjabat dua (2) masa bakti, maka di
akhir masa kepresidenan yang lama atau di awal masa kepresidenan yang baru,
peluang resesi besar sekali.
Misalnya, George Bush Jr (2001
– 2008) dari partai Republik dan 2 kali berturut-turut menjabat presiden, kita
lihat ada resessi tahun 2008 – 2009, yaitu diakhir masa jabatan Bush (Republik)
dan di awal masa Obama (Demokrat). Demikian juga presiden sebelum Bush Jr.
(Republik) yaitu Clinton (1993 -2001, dari Demokrat). Resessi di US terjadi di
tahun 2001. Juga dari Jimmy Carter (Demokrat, 1977 – 1981) ke Ronald Reagan
(Republik, 1981 – 1989) terjadi resessi di tahun 1981 – 1982. Pergantian dari
Lyndon Johnson (Demokrat) ke Richard Nixon (Republik) tahun 1969 juga terjadi
resessi awal 1970. Dan di bagian akhir dari data adalah dari Truman (Demokrat)
ke Eisenhower (Republik) di tahun 1953, di tahun itu terjadi resessi.
Kasus yang agak berbeda adalah
resessi 1929 terkenal. Presiden sebelumnya adalah Calvin Coolidge (Republikan)
menjabat dua periode kepresidenan 1923 – 1929, sebelum digantikan oleh Hoover
Republikan juga (1929 - 1933).
Anda bisa lihat data-data
diantaranya, seperti dari Eisenhower (Republik) ke Kennedy (Demokrat) yang juga mengalami resessi pada periode peraligannya dan presiden lainnya.
Kalau EOWI meramalkan bahwa
tahun 2017 akan ada resessi di US, bukanlah tebakan asal-asalan denga peluang
randomnya kecil. Ada statistiknya dan ada penjelasannya.
Presiden jika sudah dua (2)
kali memegang masa jabatannya, diakhir masa jabatannya yang ke II, tidak punya
motivasi lagi untuk melakukan yang terbaik, karena sudah tertutup baginya untuk
menjadi presiden pada periode selanjutnya. Dia sudah tidak perduli lagi dengan
pekerjaannya. Oleh sebab itu semangat dan kinerjanya menurun. Nah ini bisa
menyebabkan resessi di akhir masa pemerintahannya atau setidaknya ekonomi sudah
rentan resessi.
Pergantian platform partai
dari presiden akan menaikkan peluang resessi di awal pemerintahan presiden
berikutnya. Presiden yang baru harus memilih banyak staff dan birokrat dari
partainya dan menyingkirkan birokrat lama (dari partai lawannya). Ini perlu
waktu yang tidak cepat, sebab para kroni-kroni bisnis yang punya kepentingan atas
jalannya pemerintahan harus memulai lobby kepada orang-orang yang baru.
Hal ini berlaku kepada Trump,
apa lagi dia mau membongkar habis program-program Obama, mulai dari Obama Care,
politik luar negri, perjanjian-perjanjian perdagangan dan lain sebagainya. Trump
akan membongkar program-program Obama, memilih orang-orangnya dan menyusun
programnya sendiri. Praktis dalam beberapa bulan pertama tidak ada program yang jalan,
karena sedang dibongkar atau sedang disusun oleh teamnya atau sedang dibikin
rencananya. Dengan kata lain pemerintahan Trump belum bisa on top of the issues dalam tahun 2017 ini. Sedangkan tahun 2016
saja bukan tahun yang kuat bagi ekonomi US. Pertumbuhan rata-rata untuk tahun
2016 adalah 1.9% dan untuk kwartal-4 2016 hanya 1.6%. Pertumbuhan ini jauh dari
normal 4%. Dengan demikian, wajar jika punya antisipasi bahwa di akhir tahun
2017 (atau awal atau pertengahan 2018) mulai terjadi resessi di US.
Faktor lain yang memperkuat
peluang resessi adalah faktor demografi. Semakin banyak baby boomers yang memasuki masa pensiun. Konsumsi (permintaan
terhadap barang) akan berkurang untuk membuat ekonomi tumbuh pada level normal (sekitar 4%).
Dampak Perlambatan Ekonomi US
Tadi telah dibahas bahwa
terjadinya resessi di US yang dimulai antara akhir 2017 dan pertengahan 2018
peluangnya cukup tinggi. Dan resessi ini akan menjalar ke ressesi atau
perlambatan ekonomi global. Tidak banyak yang bisa diharapkan dari ekonomi
negara-negara lain. Jepang masih nyaris nol pertumbuhannya. Eropa juga sulit
diandalkan. Cina, sedang sibuk sendiri dengan bubble di sektor properti dan
manufakturingnya. Dan India tidak cukup besar untuk menutup/mengimbangi
perlambatan di US.
Resessi global ini bisa
menjadi pemicu pecahnya beberapa bubble yang tercipta akibat reflating (quantitative easing) yang
dimulai dari tahun 2008. Bursa saham Amerika, saat ini adalah yang termahal
ke-3 setelah pra-pecahnya bubble 2000 dan pra-1929 crash. Valuasi saham di US
saat ini tidak murah, bahkan termahal ke-3 dalam sejarah.
Secara teknikal sangat mungkin
(lihat chart berikut). Indeks DJIA sudah membentur resistance atasnya pada formasi megaphone.
Akankah bubble di bursa saham
US meletus?
Perkiraan EOWI Trump rally
masih akan berlanjut sampai pertengahan tahun 2017 ini dan indeks Dow masih
bisa ke 22,000, sehingga valuasinya disekitar valuasi tahun 1929, valuasi pra -
the great depression. Volume
perdagangan saham meningkat drastis bersamaan dengan kemenangan Trump. Itu
perlu dipertimbangkan dalam mengantisipasi pergerakan saham kedepan. Saham
diperkirakan akan mulai merangkak turun pada saat sessi “sell in may and go away” dan berlanjut pada October the jink month. Akhirnya saat yang tidak pernah anda
lihat seumur hidup datang dengan cepat. Dan......, lupakan the Fed. Mereka tidak akan bisa menurunkan suku bunganya lebih dari 3 poin, karena yang tersisa hanyalah 0.75% yang sebelumnya tidak waktu dan peluang untuk bisa dinaikkan.
Catatan Akhir
Episode terakhir dari tragedi
ekonomi yang digambarkan pada Gejolak 2014 – 2020 punya meluang akan dimulai
pada tahun 2017. Sejarah menunjukkan bubble selalu akan pecah. Hanya saja
waktunya sulit untuk ditentukan, apa lagi bubble yang terjadinya hanya sekali
seumur hidup. Manusia tidak pernah mengalaminya sendiri hal yang serupa
sebelumnya. Sehingga sulit percaya dan sulit menebak kapan datangnya. Tetapi
dengan berjalannya waktu, kita bisa menerka-nerka jarum-jarum kejadian yang
berpotensi sebagai pemecah bubble. Dan kali ini adalah naiknya Trump dari
partai Republik menggantikan Obama dari partai Demokrat yang bertahta selama 2
periode kepresidenan US. Set-up semacam ini secara statistik berpeluang
menimbulkan resessi (di US), yang akhirnya menjadi pemicu pecahnya bubble
saham, hutang, komoditi dan properti global. Kita tidak lagi berbicara tentang
US, tetapi tentang kondisi dengan cakupan global.
Emas akan jatuh menembus $1000
dan akhirnya menyentuh target yang dinubuatkan pada Gejolak 2014 – 2020, yang
kemudian counter-trend rally akan
menjadi selingan sebelum turun lagi ke level di bawah $700.
Ini juga berlaku untuk
komoditi lainnya. Sedangkan saham, indeks Dow akan terkoreksi 40% - 50%,
kemudian akhirnya ke 5000 – 6000, setelah ada selingan counter-trend rally.
Kejadian ini disebut crash, bubble burst, atau apapun yang menggambarkan ukuran dan kecepatan
yang terlibat dalam proses ini. Dalam bilangan 2 - 4 bulan koreksi bisa
mencapai 40%. Pada saat itu, sulit untuk bereaksi, karena perlunya kecepatan
pengambilan keputusan dan gerak. Oleh sebab itu, saat ini kita sudah bersiap
pada posisi bertahan. Andaikata crash
yang diantisipasi tidak muncul pada tahun ini, tidak perlu kecewa. Karena lebih
baik sudah pada posisi bersiap menghadapi crash,
dari pada menunggu sampai datangnya crash,
yang kemudian sudah terlambat untuk mengambil tindakan yang membuahkan
penyesalan selama sisa hidup kita. Kata “penyesalan
selama sisa hidup kita” bukan pernyataan yang berlebihan, karena kejadian
ini hanya terjadi selama hidup kita. Kejadian yang setara baru akan dialami
oleh generasi anak-anak kita.
Sekian dulu, untuk pandangan
mengenai ekonomi global tahun 2017. Kita akan bahas bagian terakhir yang akan
menyinggung mengenai ekonomi Indonesia.
Ada tambahan catatan akhir,
jika tahun 2017 - 2018 ini target EOWI yang dinubuatkan pada Gejolak 2014 –
2020 mengena, EOWI akan menyusun sebuah nubuat lagi. EOWI melihat adanya banjir darah di nusantara pada periode
antara tahun 2025 dan tahun 2030. Mungkin akan memanjang sampai tahun 2033.
Disebut banjir darah, karena
korbannya bukan dalam bilangan ribuan atau puluhan ribu, melainkan ratusan
ribu.
Nampaknya cerita ini harus
diungkapkan walaupun sebenarnya saya tidak suka pada kekerasan, gloom and doom drama. Siapa tahu ada
tindakan-tindakan untuk mencegahnya.
Jaga kesehatan dan tabungan
anda baik-baik, sampai minggu depan, insya Allah.
Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.