Begitu bunyi mantra yang
beredar di kalangan komunitas saham. Antara bulan May dan Oktober, pasar memang
cenderung bearish. Saya agak malas
untuk mencari statistiknya, karena 3 bulan terakhir ini harus bikin suatu study
perminyakan dan laporannya. Keduanya menyita waktu yang cukup banyak. Belum
lagi mengatur portofolio dan mempersiapkan invetasi 2 tahun ke depan. Belum
lagi perlu ketemu orang, menutup deal,
dan segala macam. Kebetulan saya baru saja mengurangi satu supir. Jadi sekarang
lebih sering menyupir sendiri atau naik Uber.
Walaupun masih ada supir di rumah, tetapi saya jarang menggunakan mereka, yang
lebih banyak untuk anak dan istri.
Sebenarnya artikel ini lebih
cocok kalau diterbitkan diawal May, tetapi, seperti yang saya sebutkan
sebelumnya, sibuk sekali akhir-akhir ini. Tetapi tidak apalah, saat ini masih
relevan. Masih belum banyak berubah karena baru mulai.
Saya akan mulai dengan mengambilkan
1 chart dari Dent Research yang berkaitan dengan Sell in May and Go Away.
Sell in May and Go Away
Chart di atas menunjukkan
performance S&P selama 6 bulan. Jika anda masuk bursa pada 1 Januari dan
meliquidasinya 6 bulan kemudian (bulan Juni) maka cuannya rata-rata 8.1%. Kalau masuk bulan Februari dan keluar bulan
Juli, maka cuannya rata-rata 6.3%. Cuan tertinggi jika anda masuk di bulan
November dan keluar di bulan April, yaitu 10.5%.
Performance terburuk adalah
jika anda masuk di bulan May, biarkan dana mengendap di pasar selama 6 bulan
dan keluar di bulan Oktober. Berdasarkan statistik inilah mantra Sell in May and Go Away berasal. Secara
statistik juga, kita akan lihat saham dalam 6 bulan ke depan akan tidak terlalu
bagus kinerja. Pada periode ini, investor cenderung pegang cash. Tidak hanya saham, tetapi juga komoditi dan emas akan
mengalami siklus bearish. Untuk tahun
2015 – 2016 nampaknya statistik ini masih berlaku.
Sebelum melanjutkan cerita,
kita lihat score card EOWI. Untuk
tahun 2016 ini satu (1) ramalan EOWI sudah terwujud. Dalam laman Gejolak 2016 –
2020 disebutkan:
Dengan agak ragu-ragu, EOWI
memperkirakan harga minyak akan menyentuh level di sekitar $30 per bbl. Confidence
level kami cukup rendah mengenai perkiraan ini. Harga
minyak adalah yang paling sulit diperkirakan.
Pada bulan Januari 2016, harga
minyak menembus $30 per bbl. Dan bottoming
di $26/bbl sebelum rebound mendekati $50/bbl. Mungkin masih bisa berlanjut ke
$60/bbl. Walaupun demikian, nanti insya Allah akan turun lagi.
Beberapa pembaca EOWI
berkomentar bahwa EOWI sudah berganti portofolio dari dollar ke emas. Bahkan
ada yang menelpon saya menanyakan tentang investasi di emas. EOWI masih
bertahan pada ramalannya, yaitu: emas
akan menembus $700 per oz. Kenapa harus terburu-buru menukar
portofolio?
Tema investasi EOWI adalah
investasi berdasarkan makro ekonomi. Dan sampai saat ini belum ada perubahan
yang mendasar pada makro ekonomi dunia. Dan EOWI masih bertahan pada targetnya,
yaitu: emas menembus $700/oz, rupiah
menembus level Rp17,000 per USD. Indeks saham DJIA akan menembus 6000, IHSG ke
1000......dan untuk selebihnya silahkan baca “Gejolak 2014 -2020”.
Memang dimulai di bulan
Januari, emas rally cukup hebat, hampir 35%, juga minyak naik hampir 100%.
Rupiah menguat sampai sedikit di bawah Rp13,000 per USD. Dan rupiah menembus Rp
13,000 (11.1%) membuat pemegang dollar panas dingin. Dan dari semua mata uang,
yang paling kuat rallynya adalah real Brazil (17.8%). Semua ekonomi berbasis
komoditi, seperti Australia, Canada, Afrika Selatan, Brazil, Russia, antara
bulan Oktober 2015 sampai bulan May 2016, mata uangnya mengalami rally
Kami di EOWI cuek aja. Mau trading dengan melepas
dollar dulu akan sulit. Kita bisa jual dollar sebanyak berapapun tidak ada
halangannya dari peraturan. Tetapi untuk kembali membeli dollar hanya bisa
$25,000 per bulan. Kalau saya punya Rp 2
milyar, harus menunggu 8 bulan untuk mendollarkannya. Jadi, diamkan saja lah.
Tetapi untuk masa yang akan
datang, ceritanya akan lain. Ternyata beberapa bank menawarkan multi currency
account. Rekening beberapa mata uang, seperti US dollar, Singapore dollar,
Aussie dollar dan lain-lain. Mengalihkan uang dari US dollar ke dollar Canada
dan sebaliknya tidak dikenai pembatasan oleh peraturan. Oleh sebab itu, jika
terjadi lagi koreksi terhadap US dollar atau counter trend rally pada mata uang berbasis komoditi, saya akan
bisa melakukan trading secara lebih leluasa. Memang bukan US dollar-Rupiah,
tetapi hal itu bukan masalah. Rupiah dan mata uang negara yang berbasis
komoditi pergerakannya terhadap US dollar searah.
Kalau ada yang mengeluh, karena
target EOWI tidak tercapai, harus diingat tahun 2020 masih 4 tahun lagi. Apakah
kira-kira 4 tahun lagi target-target EOWI tidak akan tercapai? Hanya waktu
(yang masih lama) yang akan membuktikannya. Mungkin juga tahun 2016 ini.
Mungkin juga tahun 2020.
Indeks Dow Jones mulai rally
pada bulan Januari 2016 sampai April 2016 seperti yang ditunjukkan oleh chart
di bawah ini. Jadi statistik Sell in May
masih berlaku. Dan harapannya, sampai oktober nanti masih bearish.
Dow sudah di bawah 50 day-moving average nya
Untuk jangka panjang, ada
hitungan Idiot Wave menunjukkan bahwa crash bursa saham akan terjadi dalam
waktu dekat ini, seperti yang ditunjukkan oleh chart Idiot Wave indeks Wilshire
5000 di bawah. Bahwa saat ini hitungan Idiot Wave versi ini sudah berada pada
wave (3) turun. Artinya pasar akan mengalami koreksi (kejatuhan) yang brutal
dan drastis pada periode ini.
Wave (3) artinya koreksi yang brutal dan drastis
Kalau bukan Idiot Wave, maka
tidak bisa mengelak (lihat chart di bawah). Yang disebut Idiot Wave bisa
bilang: akan ada koreksi......., tapi
kalau nggak ada koreksi masih akan ada rally dan bikin new high.
Kalau seperti ini lebih baik
pakai dadu: ganjil artinya naik dan genap artinya turun. Dengan dadu, kita
tidak perlu repot-repot bikin hitungan.
Idiot Wave selalu bisa mengelak- kalau tidak ada
koreksi, artinya masih bisa rally dan membuat all time high.
Jadi kesimpulannya bagaimana?
Apa akan ada crash di pasar? Jawabnya
segampang melempar dadu. Genap artinya ada
dan ganjil artinya tidak ada.
Silahkan pembaca melakukannya sendiri-sendiri.
Bersamaan dengan rally di bursa
saham di bulan Januari 2016 ini, emas dan komoditi (minyak) juga mengalami
rally, seperti yang ditunjukkan oleh chart di bawah ini. Tetapi rallynya
membentuk pola trading bearish wedge,
segitiga yang mengerucut condong ke atas. Pola seperti ini biasanya secara
statistik, akan dilanjutkan dengan koreksi harga, dan targetnya antara $26 -
$34. Kita lihat nanti bagaimana kelanjutan pola bearish wedge ini. Harga minyak masih bisa menembus sedikit di
atas $50 sebelum terkoreksi. Saat yang baik untuk shorting minyak? Boleh saja bagi mereka yang berani.
Bearish Wedge Minyak
Berbeda dengan minyak, rally
emas yang dimulai di awal tahun hanya berlangsung selama 2 bulan, sampai akhir
Februari. Setelah itu flat. Pola flat seperti ini bisa tafsirkan sebagai ambil
nafas untuk rally lagi, bisa juga sudah kehabisan bensin dan siap turun lagi.
Terserah anda mau menterjemahkannya seperti apa.
Mau rally lagi atau terkoreksi, terserah anda
Dan terakhir adalah
dollar-rupiah. Ternyata rally rupiah yang membuat banyak yang panas-dingin,
demam, tidak tahu apa yang harus dilakukan, bisa dibilang sudah berakhir. US
dollar-rupiah sudah keluar dari bullish trading wedge nya dan siap untuk rally
kembali. Bisakah tahun ini menembus $ 1 = Rp 15,000? Entah lah. Tetapi, pola
trading bullish wedge seperti ini setidaknya Rp 14,700 akan tercapai. Kapan?
Tahun ini mungkin. Itu tidak janji.
Dollar-Rupiah sudah keluar dari bullish trading
wedge nya, siap untuk rally lagi
Sekian dulu, jaga kesehatan,
tabungan dan investasi anda baik-baik. Sampai lain waktu.......
Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.