Beberapa waktu lamanya EOWI absen dan blognya tidak di-update. Terus terang
saja, kami agak sibuk. Sibuk cari persediaan dan tabungan menjelang ronde ke II
tsunami moneter dunia dimana yang pertama telah menggoncang dunia di tahun 2007
– 2009. Kami perkirakan, puncak tsunami susulan ini terjadi di tahun 2014 –
2017. Masih lama, tetapi gelombang-gelombang kecilnya sudah dimulai.
Disamping menumpuk persediaan dan tabungan, kami juga disibukkan dengan
kehadiran seekor Doberman yang sangat hiperaktif di rumah. Dimana saya harus
membawa dia olah raga. Kalau tidak diolah-ragakan, maka dia akan nakal sekali.
Perabotan akan digigitinya, atau kalau ketemu anggota keluarga akan sangat
anthusias, melonjak-lonjak sampai mengotori baju. Sekarang dia sudah dibelikan
thread-mill dan olah raganya adalah lari di thread-mill 30 – 60 menit tiap
hari.
Disamping itu juga saya sedang mencoba untuk melakukan breeding designer-dog (bukan anjing ras lho dan
bukan stambom) – Golden-Doberman. Ini adalah anjing yang karakter dan tubuhnya
didesign untuk tujuan tertentu. Saya menyukai bentuk tubuh Doberman yang gagah
dan atletis serta sifatnya yang pintar, taat, tetapi sifatnya lainnya yaitu yang
hiperaktif dan selalu siaga-1,
membuat kita kerepotan. Untuk perumahan kecil tidak terlalu cocok. Oleh sebab
itu sifat hiperaktif dan selalu siaga-1
ini perlu dikurangi. Dan hasil persilangan Doberman dengan beberapa jenis
anjing ras, memungkinkan hal ini.
Saat ini saya mempunyai 2 ekor anak anjing yang saya sebut Golden-Doberman
atau Golden-Dobie. Pada umur 2 bulan saja sudah paham 4 verbal commands, yaitu sit
(duduk), down (tiarap), salim (salaman), give five. Ini jauh lebih pintar dari anjing-anjing yang pernah
saya punyai seperti Golden Retriever atau Labrador Retriever yang terkenal taat
dan pandai. Dan yang lebih penting lagi, anak-anak Golden-Dobie ini jauh lebih
kalem dari Doberman.
Saat ini penampilan Golden-Dobie saya ini masih belum seperti Doberman
layaknya dengan ekor dicropped dan
telinga yang tegak dicropped juga. Generasi-generasi
berikutnya pada anak-anak Golden-Dobie saya akan dilakukan operasi kosmetik ini
supaya kelihatan sanggar seperti
Doberman.
Itu kisah dan alasan kenapa EOWI absen untuk beberapa lama. Sekarang kita
mulai dengan bisnis kita.
Di tengah-tengah berkobarnya api tsunami di zona Euro (Yunani, Itali dan
Spanyol), terbetik berita yang bisa diindikasikan sebagai mulai datangnya
bandang susulan tsunami besar dunia. Kalau cuma Itali, Spanyol atau Yunani,
atau Suriah, dampaknya tidak akan menghantam dunia. Itu cuma banjir lokal saja.
Lain ceritanya kalau Jerman dan Cina. Kita tahu bahwa US masih terendam banjir.
Dan air pasangnya mulai naik lagi. Sekarang tinggal Jerman, Prancis dan Cina.
Prancis = Yunani?
Beberapa hari lalu ada tulisan di The Telegraph dengan headline:
“Prancis, jalan menjadi Yunani”. Tentu saja judulnya dalam bahasa Inggris karena
ini adalah koran Inggris (Why France is on the road to becoming the new Greece).
Terus di bawah judul itu ada photo yang berjudul “Ini Prancis, bukan Yunani”.
This is France, not Greece
Sedikit kami kutipkan ceritanya:
The debt levels which the country has are as unsustainable as Britain’s,
yet its policies are more irresponsible and its remedies more restricted.
Although it is considered a core country in the eurozone, France’s economic
profile now bears more resemblance to Greece’s the Germany’s.
Public debt in France is at 86.1 pc of GDP (146 pc
if ECB liabilities and bank guarantees are included). The projected budget
deficit this year is 4.5pc, with France having exempted itself from the EU’s
instruction to bring deficits down to 3pct by the end of the year.
These
numbers are not unusual in the context of eurozone economies in general. What
distinguishes France is the lack of political will to address them and, as a
consequence, a projected debt to GDP ratio which would place it firmly amongst
the PIIGS grouping,
Katanya hutang pemerintah Prancis sudah mencapai level yang sulit (baca:
tidak dapat dipertahankan) – 146% dari GDP, tetapi kelakuan politikusnya masih
kekanak-kanakan, alias tidak bertanggung jawab. Oleh sebab itu, Prancis bisa
dikategorikan sejajar dengan negara-negara PIIG (Portugal, Ireland, Italy &
Greece). Itu kata kolumnis The Telegraph. Kalau biasanya EOWI skeptis, sekarang
kami percaya saja lah. Sudah capek untuk selalu skeptis.
Lalu The Telegraph juga menyajikan grafik rasio Hutang Pemerintah terhadap
GDP; Prancis dibandingkan Yunani (Chart-1 & Chart-2). Kalau ini EOWI tidak
percaya. Sebelum hutang pemerintah mencapai 300%, banyak yang bisa terjadi.
Misalnya Euro bubar, tidak ada lagi Euro, itu ramalan EOWI sejak lama. Dan
Prancis, Yunani bisa mencetak duit untuk menghancurkan hutangnya. Atau ngempang
alias menggagal bayarkan semua hutangnya. Sederhana bukan? Atau naikkan pajak
untuk yang kaya. Yang terakhir ini seringnya gagal, karena orang-orang kaya
akan kabur.
Chart - 1 Hutang pemerintah Prancis dalam % GDP |
Ekonomi itu bukan ilmu, melainkan cuma opini. Seperti teori Robert Maltus, yang
mengatakan akan ada kelaparan global karena pertambahan penduduk seperti deret
ukur sedang produksi pangan bak deret hitung. Nyatanya sudah 210 tahun, malah
makin banyak orang mati karena kelebihan pangan, kholestrol tinggi yang
kemudian menjadi sakit jantung, tekanan darah tinggi, obesitas, diabetes, dan
lain-lain. Jadi, jangan terlalu percaya. Termasuk terhadap opininya EOWI
mengenai ekonomi.
Chart - 2 Hutang pemerintah Yunani dalam % GDP |
Politikus adalah tukang palak. Dan tukang palak itu akan masuk neraka,
walaupun palaknya dibikin legal dan secara hukum syah. Itu kata Quran. Ini
buktinya:
[Q 4:29] Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kami saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil,
kecuali dengan jalan pertukaran dan
perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka (mutual concent, ridho) di
antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu.
[Q 4:30] Dan barangsiapa berbuat
demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke
dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
[Q 2:188] Dan janganlah sebahagian
kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil
dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hukum, supaya
kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan
berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.
Inti ajaran Quran ini, bahwa perpindahan uang/kekayaan yang diridhoi Allah
adalah melalui pertukaran dan perniagaan atas dasar suka-sama-suka, bukan
pajak. Siapa sih yang ridho dipajaki, apalagi kalau tinggi, 30% atau 75%. Quran
sudah mewanti-wanti agar kedholiman pemalakan tidak bikin resmi dengan hukum
dan menjadi pajak (Q 2:188).
Omong-omong mengenai ridho (Ingg: mutual
concent), nampaknya banyak orang-orang kaya Prancis mulai merencanakan
exodus (keluar secara besar-besaran) karena usulan kenaikan pajak. Ini
beritanya di The Telegraph baru-baru ini:
Looming
tax hikes by France's new socialist government have triggered an exodus of the
Gallic super-rich to 'wealth-friendly' nations like Britain and Switzerland.
The
latest estate agency figures have shown large numbers of France's most
well-heeled families selling up and moving to neighbouring countries.
Many
are fleeing a proposed new higher tax rate of 75 per cent on all earnings over
one million euros. (£780,000)
The
previous top tax bracket of 41 per cent on earnings over 72,000 euros is also
set to increase to 45 per cent..........
Rupanya Inggris dan Swiss yang diutungkan, seperti diceritakan pada
lanjutan beritanya:
Gilles Martin, a Swiss tax
consultant, reported the same trend. "Since the socialists came to power
in France, I have been deluged with inquiries from rich French people who would
rather pay their tax in Switzerland," he told Switzerland's 20 Minutes
newspaper.
A report earlier this year
by London estate agents also showed France's richest people were heading to
Britain to escape new higher taxes.
Inquiries from wealthy
French for London homes worth more than five million pounds soared by 30 per
cent in the first three months of this year, UK estate agency statistics
showed.
And interest in homes worth
between one and five million rose by 11 per cent, it was found.
British estate agent Knight
Frank said the tax plans had sent French interest in luxury London homes
rocketing.
Yang harus dilakukan Prancis dan negara-negara lain yang bermasalah
keuangan adalah mengurangi budget perngeluaran pemerintah. Kurangi pegawai
negri dan politikus, kurangi pensiunnya, dan kurangi jaminan sosialnya.
Disamping itu juga, jangan mencapur dengan masalah jaminan sosial, jaminan
kesehatan. Pemerintah bukan badan yang produktif, melainkan badan yang
digunakan untuk mempertahankan kekuasaan. Dan pada pemerintahan demokrasi,
jalannya dengan mempertahankan popularitasnya lewat janji-janji kepada pemilih.
Nah, kalau mau memenuhi janji-janjinya, pemerintah harus memeras pundi-pundi
orang yang produktif, karena pemerintah bukan badan yang produktif dan yayasan
sosial murni atau dermawan (philanthropy)
seperti Bill Gates. Yang pemerintah lakukan mengambil uang orang yang dermawan
seperti Bill Gates atau orang yang pelit kemudian dibagi-bagikan dan diaku
sebagai pemberian pemerintah (tentu saja sudah dipotong biaya admisnistrasi dan
pengeluaran-pengeluaran lain yang tidak ada manfaatnya untuk rakyat). Ini bisa
dilakukan selama orang-orang kaya ini mau dan bisa dipalaki. Ketika batasnya
telah dilewati, maka orang akan hengkang. Saat ini Amerika Serikat sedang
mengalaminya.
Politikus Prancis masih menginginkan persatuan Eropa, dalam wujud Euro.
Yunani harus ditolong, Spanyol, Irlandia, Itali juga harus ditolong. Dan ini
harganya mahal. Lama-lama yang menolong sendiri tenggelam dan harus ditolong.
Effek domino.
Solusi yang tepat adalah, biarkan Yunani, Itali, Spanyol, Irlandia lepas.
Mereka tidak kompetitif dengan adanya Euro. Orang rajin seperti Jerman, tidak
bisa disatu-rumahkan dengan orang yang santai seperti orang-orang Mediterania,
Itali, Spanyol, Portugal, Yunani. Yang santai akan menjadi beban yang rajin.
Dan yang rajin lama-lama muak membantu orang yang santai. Kemungkinan besar
zone Euro akan pecah. Itulah nasib perjalanan negara.
Inggris Mengejutkan
Kalau Prancis punya potensi menjadi Yunani dan kaum sosialisnya di
pemerintahan mau memalaki secara resmi (pajak) rakyatnya yang kaya sehingga
membuat kaum borjuis ini ancang-ancang untuk lari ke Inggris, ternyata negara
yang hendak dijadikan tempat pelarian juga mengalami masa suram secara ekonomi.
Berita terbaru berjudul: “GDP shock fall:UK growth in 2012 'inconceivable', warn economists”. Kejatuhan GDP yang
mengagetkan, kata The Telegraph.
Ditampilkan juga beberapa chart. Chart GDP menunjukkan adanya pengkerutan
sebesar 0.7%. Dibandingkan semasa puncak tsunami pertama tahun 2009 yaitu
-2.1%. Jadi masih 1/3nya. Dan angka pengangguran, tidak pernah beranjak
kemana-mana sejak puncak tsunami pertama 2009. Dari sudut pengangguran, Inggris
tidak pernah bangkit dari krisis pertama.
Chart - 3 GDP Inggris |
Angka -0.7% nampaknya kecil. Hal ini cara pelaporannya. Jika menggunakan
cara pelaporan yang sama dengan cara di US, annualized, maka GDP Inggris jatuh
-2.8% Ooops. Resesi.
Perlambatan Ekonomi Cina
Kalau Inggris bisa dibilang resessi, bagaimana dengan Yunani atau Itali dan
Spanyol? Parah? Tentu saja. Amerika juga belum bangkit. Jadi yang tertinggal
adalah Cina dan mesin ekonomi Asia, emerging
Asia. Tertinggal atau sudah mulai masuk ke alam resessi? Kalau ekonomi terbesar
dunia (Uni Eropa) sakit, kemudian ekonomi kedua dunia, Amerika Serikat masih
sakit, apakah ekonomi terbesar ketiga juga tidak akan ketularan? Apakah Cina
dan emerging Asia imun terhadap
krisis dunia? Saya pikir tidak.
Kalau judul di atas berbunyi: AKHIRNYA
DUNIA MULAI MEMASUKI RESESI, tentunya kita harus punya cara untuk
melihatnya. Singapore, negara yang ekonominya bergantung pada perdagangan,
merupakan cermin dari aktivitas dunia. Dan berita dari Bloomberg yang mengejutkan muncul minggu lalu,
bertajuk: GDP Singapore mengalami kontraksi 1.1%. “Singapore GDP Unexpectedly Shrinks as Europe Crimps Exports”.
United States : 10.5%
Uni European : 14.3%
Cina : 20.0%
Malaysia : 7.6%
Indonesia : 6.3%
Jepang : 5.9%
Sisanya : 35.4%
Kontraksi ekonomi Singapore merupakan cermin dari perekonomian dunia yang
mulai sakit. Setidaknya itu opini saya. Walaupun sebulan lalu saya dari
Singapore untuk check-up kesehatan
saya tidak melihat toko-toko di Orchard Road sepi, kecuali kardiolog saya yang
beratnya turun 15 kg. Itupun bukan karena kekurangan makan. Malah dia sekarang
diet dengan makan yang enak-enak, seperti daging, mentega, steak, ikan, yang
berlemak. Namanya diet Atkins, atau diet karbohidrat yang sangat ampuh untuk
menurunkan berat badan dan sangat kontroversial. (Catatan: kombinasi diet
Atkins dan intermittant fasting,
terbukti bisa menurunkan tekanan darah dan kholesterol pada diri saya). Jadi,
secara visual tidak nampak adanya kontraksi ekonomi di Singapore. Mungkin
belum.
Ada beberapa berita negatif yang terbit beberapa minggu belakangan ini
tentang Cina. Retak-retak sudah mulai nampak. Misalnya pemerintah daerah Cina
tidak lagi mempunyai dana, oleh sebab itu mereka menjual mobil-mobil
pegawainya. Mobil-mobilnya termasuk mobil mewah lagi, merk Audi. Ini beritanya:
Cash-strapped local
governments in China have begun auctioning off fleets of officials’ luxury cars
as part of efforts to bolster revenues hit by the country’s slowdown.
Wenzhou, a south-eastern
coastal city hit hard by the cooling economy, sold 215 cars at the weekend,
fetching Rmb 10.6 million ($1.7 million). It plans to sell 1,300 vehicles – 80
percent of the municipal fleet – by the end of the year.
Government revenues from tax
and land sales in Wenzhou have been declining after years of heady growth. With
the city’s risk-taking businesses struggling to pay back debts, the burden has
fallen on the local government to turn things around. State media noted the
auctions would directly boost the city’s coffers.
Wenzhou is not alone. Across
the country, from Kunming in the south to Datong in the north, officials have
been tightening their belts, paring back on banquets, curtailing travel and
trimming the fleets of tinted-window luxury cars that have long been standard
issue – even in the middle ranks of government.
“It is a sign of the
difficulties facing city finances,” said Tao Ran, a local government expert at
People’s University in Beijing.
While government car
auctions have been held before in China, such sales have increased in recent
months and state media have urged more officials to follow suit. Cities have
been told to keep police cars and ambulances, but to sell the chauffeured
sedans that do not comply with government policy.
About one in every five
Audis in China – the German car’s biggest market – is owned by the government,
according to industry estimates. More egregious examples – of police driving
Porsches, and even a Maserati with military plates – have also prompted Chinese
citizens angry about official corruption to post pictures of the cars online.
In publicizing the auctions,
the government is aiming to head off that anger – all the more important in a
year when China embarks on a once-in-a-decade leadership transition.
Local officials, who have
shown little sign of responding to past criticism of their car-buying habits,
appear to be motivated mainly by the downturn.
The cooling property market
has deprived them of land sales, which is traditionally a key source of cash,
and fiscal revenue growth is nearly 20 percentage points lower than last year.
Official cars cost China
about Rmb100 billion annually, and auctioning off the luxury fleets is one
easy, if temporary, way to try to plug the gap in local finances.
Yulin, a city in Shaanxi
province that until recently boomed from its coal mines, raised Rmb5.6 million
on one day in June by selling 19 cars – an average of Rmb292,600 per vehicle,
according to the Communist party newspaper People’s Daily. Up for grabs were
black Audis, the car of choice for Chinese officialdom, though the hottest item
was a Toyota Land Cruiser, much coveted on mining roads.
Other cities, including
Changzhou and Nanchang, said they started auctioning cars last year. The trend
is also spreading to poorer villages, with Yuan’an, a farming county in central
China, boasting on its official website about a June 18 auction that netted
Rmb220,000.
The municipalities say the
auctions are their way of implementing a central government policy to root out
misuse and illegal purchases of official cars. But despite policy being in place
since 1994, the number of government cars has mushroomed.
“It’s not only about
reform,” said Prof Tao. “Many are short of money.”
Intinya adalah pemerintah daerah Wenzhou mengalami kekurangan dana karena
menyurutnya sektor properti dan batubara yang merupakan sumber pemasukan
keuangan pemerintah daerah. Dengan menyurutnya pemasukkan pemerintah daerah ini
maka terpaksa pemerintah daerah harus menjual mobil-mobil dinas yang kebanyakan
bermerk Audi dan Toyota Land Cruiser.
Wenzhou bukanlah satu-satunya daerah yang menjual mobil-mobil
pemerintah.
Semua juga sudah tahu bahwa pertumbuhan ekonomi Cina melambat dan
diramalkan akan terus melambat ditahun-tahun mendatang. Jangan terlalu heran
jika ada berita bahwa investasi langsung (Direct Foreign Investment, FDI) juga
melambat seperti berita yang dilansir Bloomberg di bawah:
More Bad News For China as
FDI Falls
Foreign direct investment in
China fell to the lowest level in two years in July, fueling concern that
waning confidence in the nation’s growth prospects may restrain any economic
rebound.
Investment declined 8.7
percent from a year earlier to $7.58 billion, the eighth drop in nine months
and the smallest inflow since July 2010. The Ministry of Commerce released the
data at a briefing in Beijing today.
Chinese financial
institutions sold a net 3.8 billion yuan ($600 million) of foreign currency
last month, indicating capital is flowing out as property curbs and weakness in
exports slow growth and the yuan weakens. Premier Wen Jiabao stoked speculation
that the government may cut banks’ reserve requirements to support the economy
when state media reported yesterday that he saw room to adjust monetary policy.
“Boosting confidence is very
important and it needs action,” said Shen Jianguang, Hong Kong-based chief Asia
economist for Mizuho Securities. “The government needs to reduce the tax burden
for companies and cut the reserve ratio and interest rates to support growth.”
He sees at least two more reductions in reserve requirements this year and one
in the benchmark lending rate.
China’s slowdown may extend
into a seventh quarter after export growth collapsed in July and industrial
production and lending missed economists’ forecasts. The nation reported a
$71.4 billion capital account deficit in April-through-June, the biggest
quarterly shortfall in data going back to 1998.
Ada beberapa poin yang bisa dijadikan fokus:
- Beberapa institusi keuangan menjual matauang asing ($600 juta). Defisit berjalan sebesar $71.4 milyar. Artinya ada dana asing yang keluar dari Cina.
- Eksport kolaps.
Beritanya berlanjut:
“In the recent months,
especially since July, there are some positive changes in the economy,” said
Wen, 69, as cited by state television. Domestic demand is showing greater
effect in supporting economic growth, industrial output in eastern regions is
picking up and the job market is stable, he said.
Four analysts forecasting
foreign direct investment all predicted declines, ranging from a 2.2 percent
fall to a slide of 9.2 percent.
Caterpillar Inc. (CAT), the
world’s largest maker of construction and mining machinery, shut its main excavator factory in China
for much of July and had employees on shortened work weeks, Mike DeWalt,
director of investor relations at the Peoria, Illinois, company, said in an
Aug. 8 conference presentation, according to a transcript.
“The current sales level in
China is quite depressed,” DeWalt said. “We’ve cut production there.”
Perusahaan alat-alat berat Catepillar di Cina tutup selama bulan July 2012
lalu, karena permintaan berkurang. Ini berita buruk bagi sektor pertambangan
(dan mungkin properti).
Para analis saat ini mengharapkan menurunan suku bunga Bank Sentral China
Andi Xie dalam South China Morning Post,
merangkumnya dalam kata-kata dengan baik sekali. Artikelnya dimulai dengan peringatan.
Ada baiknya EOWI copykan semua
artikelnya, dengan komentarnya.
China has cut interest rates
twice in amonth, showing the government’sgrave concern for the weakening
economy. But it is the wrong medi-cine. Side effects will include worsening inflation,
saddling credulous property speculators with debt and weakening the banking
system’s ability to handle the looming bad-debt crisis. The renminbi may come
under devaluation pressure, too.
EOWI setuju bahwa renminbi akan terdevaluasi dengan alasan yang berbeda.
Pada saat krisis, People Bank of China (PBOC, bank sentral China) bisa mencetak
renminbi, tetapi tidak bisa mencetak US dollar. Untuk menolong menalangi utang
dan liability perusahaan-perusahaan, institusi-institusi, termasuk pemerintah
daerah, PBOC bisa mencetak renminbi. Tetapi hutang-hutang dalam US dollar atau capital flight dalam US dollar, PBOC
tidak bisa apa-apa. Oleh sebab itu renminbi akan terdevaluasi.
Cutting interest rates is
doubling down on a bad hand; the policy of printing money to fuel bubbles was
wrong in the first place. To revive the economy, China must cut taxes, slim
down the government, retrench state-ownedenter prises, strengthen the rule of
law, and give businesses incentives to focus on quality, technology and brands.
Kondisi yang memburuk ini tidak bisa dijumpai pada laporan-laporan resmi
yang sudah tidak bisa dipercaya lagi, karena pemerintah tidak mengijinkan
laporan yang sesuai dengan kenyataan. Pabrik-pabrik yang setengah tutup, crane
yang menganggur, harga batu bara serta besi yang sudah jatuh 20% selama 6 bulan
terakhir ini dan pemerintah daerah yang meminta pembayaran pajak didepan tidak
bisa ada di dalam laporan resmi, seperti lanjutan kisah Andy Xie ini:
The current situation is
dire. Many local governments cannot pay their bills. Numerous cranes stand
still amid half-completed property projects. Half-shut factories are visible everywhere.
Steel and coal prices have dropped by one-fifth in six months. Local
governments are squeezing businesses, even asking for tax prepayments, to meet
their revenue targets.
But the official data still
shows good growth in gross domestic product. Many businessmen have told me that
their governments ask them to misreport data, including electricity
consumption, to hide the depth of the slump. Few numbers are trustworthy.
Tuduhan Andy Xie bahwa perlambatan ekonomi China
adalah karena kondisi dalam negri China bukan karena krisis ekonomi global
perlu dipertanyakan karena pertumbuhan eksport China juga melambat, walaupun
belum berkontraksi.
The down-turn is mostly
home-made. While the global economy is also in dire shape, China’s exports are
still growing, though half as much as before. Even though the euro debt crisis
is raging, China’s exports to the continent are holding up. Foreign direct
investment, the most vulnerable to global financial turmoil, dropped by 1.9 per
cent in the first five months and averaged US$9.4 billion per month. It is
misleading to blame China’s downturn on a bad global economy.
Diapun tidak memungkiri bahwa krisis di China
(mendatang/sedang/akan berlangsung) adalah karena bubble spekulasi di sektor
properti.
The main cause is the
bursting of a speculative bubble that centres on property. China’sproperty
bubble went nationwide in 2006. The twin shocks of the stock market bubble
bursting in 2007, followed by the global financial crisis, hit property hard.
Beijing then instituted a credit expansion that revived the bubble. It convinced
speculators the government had the ability to revive the bubble at any time, so
many doubled down and borrowed massively.
Andy Xie kemudian menggambarkan bagaimana besarnya bubble properti di
China:
The bubble has engulfed all
financial activities since, not just the banking system. Equipment and
materials suppliers and construction contractors have become financing channels
for local governments and property developers. Trust companies issued trillions
more in loans that were used by property developers or local governments. There
is a massive under ground loan-shark industry at the bottom of the risk curve,
that is now bursting everywhere.
Private equity funds are the
latest to become a huge bubble. As over-capacity and surging input prices keep
returns on capital low in thereal economy, they have joined asset speculation
directly or indirectly to stay in business.
The whole value chain in
finance ultimately depends on land appreciation to survive. There is no return
in the real economy to support such avast and speculative financial sector.
But, the land market has collapsed. In the first half of the year, Beijing and
Shanghai saw their land sales revenue drop by about 60 per cent, with such revenue
down in Hangzhou and Wenzhou by 72 per cent and 84 per cent respectively.
Kalau disimak, China membangun perumahan untuk hantu, karena tahun 2020,
populasi China akan menurun sedangkan hunian yang dibangun tahun 2010 – 2012
ini cukup untuk mengakomodasi 213 juta orang dan cukup untuk memenuhi kebutuhan
sampai tahun 2020, pada saat puncak dari populasi China.
According to the housing
ministry, urban living space reached 30 square metres per person in 2009, with
33 square metres for rural residents. Three billion square metres of urban residential
buildings have been completed between January 2010 and May this year, and 3.4
billion square metres is under construction, according to the National Bureau
of Statistics. If we stick to 30 square metres per person, 6.4 billion square
metres could house 213 million people. If China stops building, there would
still be enough housing for the urban population peak, bearing in mind that
China’s populationis expected to start declining around 2020.
Yet, local governments want
to build more housing to get more revenue from land sales . China’s property
bubble is really to feed the government’s spending appetite. Unfortunately, it
is a bottomless pit. Last year, it spent roughly half of the GDP. Still,
government at all level sand state-owned enterprises want to spend more.
Fiscal revenue has tripled
in five years, and local governments have picked up debts of over 10 trillion
yuan (HK$12.2trillion). But some governments are already having difficulties
meeting payrolls. This is bizarre to outside observers. But, every insider has
plenty of stories to justify the need for ever more money. It’s the system
that’s out of control.
Akhirnya Andy Xie meragukan bahwa ada solusi untuk krisis China ini. Sama
seperti opini EOWI.
There have been recent
attempts to revive property speculation, mostly by spreading misinformation. An
industry has risen to help circumvent the restrictions on repeat buying.
Unfortunately, there is not enough money to revive the bubble. China needs to
increase money supply at 40 per cent per annum to revive the bubble, I believe.
But, such fast monetary expansion would trigger a massive devaluation. The
“bubble is back” buzz merely creates
dead cat bounces to suck in credulous speculators, like the stock market has
done in the past four years.
Cutting interest rates may
spark inflation again. The decline in commodity prices has provided temporary
relief but China’s labour market is fundamentally inflationary. The money stock
is also too high for price stability. And the wasteful government spending
keeps capital efficiency low, making the resulting growth prone to inflation.
A declining interest rate
inspires fears of money losing value, encouraging price rises. Even though
China is reporting low inflation at present, it’s not how people feel. The
second-quarter survey by the central bank showed that 65.7 per cent of
respondents felt prices were too high, an increase of 2.8 percentage points
from the previous quarter. The consumer price index doesn’t seem to reflect the
real situation.
China cannot muddle through
this time and must reform the state sector. Its waste is threatening to destroy
the economy. Surging exports provided excess liquidity that was diverted by the
government-owned financial system tocover up its inefficiencies by making
bubbles. Now, exports have stopped surging, and the problems are exposed. Trying
to revive the bubble now will only crash the economy. There is no other way out
this time.
Berita-berita dari China ini akan saling melengkapi dengan berita tentang
Indonesia yang pertumbuhan ekonominya selama dekade ini bergantung dari sektor
pertambangan dan komoditi. Kata Wall Street Journal: Indonesia's Trade Gap Signals Tougher Times
JAKARTA—Indonesia's trade
deficit hit an all-time high in June as exports from Southeast Asia's largest
economy fell sharply, a sign that weaker demand from China and the West is
affecting some of the few countries still growing at a considerable clip.
A third straight month of
trade deficits in one of the world's biggest commodity producers bodes ill for
Indonesia, which had become a darling of foreign investors looking for fresh
opportunities, but has struggled to contain the damage from a sharp fall in its
currency in recent months that has rattled investors.
Bulan Juni 2012 lalu, Indonesia mengalami defisit perdagangan.
Negara-negara yang pertumbuhan ekonominya punya ketergantungan pada pertumbuhan
ekonomi Cina, Eropa dan Amerika, seperti Indonesia, Australia dan Kanada, di
tahun-tahun mendatang akan mengalami kesulitan. Cina dan Indonesia akan
mengalami delevaging dan pelarian
modal asing. Pelarian modal asing di Cina sudah nampak sejak tahun 2010, dan
kelihatannya mengalami percepatan.
Renungan
Beberapa minggu lalu saya mengantarkan anak ke waterboom PIK (Pantai Indah Kapuk). Walaupun namanya menggunakan
kata Indah, tetapi lokasi itu jauh
dari indah. Kata anak saya “daerah kumuhnya orang kaya”. Mungkin kata itu sangat
tepat, karena arsitektur bangunan rumah-rumah disana sangat norak dan kurang teratur. Walaupun
demikian, harganya.........., tinggi sekali. Ada spanduk berbunyi sbb: “Cicilan
hanya Rp 70 juta per bulan”. Perhatikan
kata “hanya”. Dalam hati saya
bertanya: “Rp 70 juta kok hanya sih?” Seakan-akan mencari
uang sebesar itu mudah. Sulit membayangkan berapa banyak orang yang punya gaji
sebesar Rp 200 juta per bulan. Idealnya cicilan rumah adalah 30% dari gaji.
Beberapa minggu setelah saya mengantar anak ke waterboom PIK, secara tidak sengaja saya menonton advertensi di TV.
Ternyata sekarang PIK juga menjual tanah. Apa jualan rumah sudah tidak laku?
Entahlah. Yang pasti Rp 70 juta per bulan tidak akan saya beli.
Saya juga sempat lihat-lihat harga tanah di Cinere di internet yang membuat
saya terkejut. Sekitar 1 – 2 tahun lalu, harga properti di Cinere masih
termasuk wajar, agak murah sedikit. Seperti rumah dengan luas tanah/bangunan
95m/65m dibanrol Rp 250 – 350 juta. Ini termasuk masih murah. Pada saat
puncaknya tahun 1997, harga rumah type ini adalah sama dengan 3 mobil van 1500
cc (seperti Daihatsu Zebra, Suzuki Carry). Jadi harga rumah type itu masih 2 –
2.5 kali harga mobil 1500 cc (Toyota Avanza). Itu 1-2 tahun lalu. Sekarang (1 –
2 tahun kemudian) sudah mencapai 600 – 800 juta!!! Wow. Artinya bubble kali ini
lebih hebat dari bubble tahun 1997. Ada beberapa jalan, rupiah akan
terdevaluasi atau harga properti harus turun atau kedua-duanya terjadi.
Apakah harga properti akan turun? Mungkin Australia bukan Indonesia. Tetapi
Australia punya mesin pendorong ekonomi yang sama dengan Indonesia, yaitu
komoditi. Harga rumah di Australia sudah melorot. Mereka punya pilihan, jual
murah atau tidak laku. Seperti kisah bintang film Australia Crocodile Dundee, yang rumahnya tidak laku-laku dan
harus banting harga.
Banyak orang akan bertanya, lagi dan lagi dan lagi, seakan tidak percaya. Mungkinkah harga properti dan saham akan naik. Kata investor
hanya ada satu arah: Kalau terjadi krisis, maka pemerintah akan
melakukan penyelamatan, maka harga akan naik. Dan kalau tidak ada
krisis,...... harga harus naik. Mungkinkah seperti itu? Entahlah, yang pasti rumahnya Crocodile Dundee turun dan tidak (belum) laku karena tidak ada yang mau beli. Harga boleh mahal, tetapi jangan harap ada yang beli. NJOP (Nilai Jual Objek Pajak) boleh tinggi, karena pemerintah ingin menarik pajaknya. Tetapi apakah bisa laku? Itu lain soal.
Sekian dulu, selamat lebaran......, Ied mubarak.
Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.