OPERATION TWIST
Minggu lalu (minggu ke 3 September 2011) saham jeblok, komoditi juga dan emas........, juga jeblok banyak dan ...US treasury bond rally. Itu yang seharusnya diantisipasi dan sudah seharusnya terjadi pada periode Koreksi Besar Global. Anehnya, minggu lalu the Fed, Ben Bernanke mengumumkan quantitaive easing jilid III yang disebut Operation Twist (21 September 2011). Pada hari yang sama, bursa dunia rontok. Indeks S&P500 rontok 3.1%, Dow -3.5%, FTSE -4.7%, DAX -5%. Hari sebelumnya indeks harga saham jatuh 9%. Dua hari kemudian emas anjlok -77 point (-4.4%), perak selama 2 hari berturut-turut anjlok -9.5% dan -13.4%. Nampaknya the Fed telah kehilangan kredibilitas. The Fed mengumumkan akan mengucurkan dana $400 milyar yang akan memberikan likwiditas yang disalurkan lewat pembelian bond jangka panjang pemerintah US selama 8 bulan mendatang. Programnya disebut Operation Twist, yang tidak lain adalah bentuk lain dari Quantitative Easing, hanya namanya saja berbeda.
Dengan adanya kucuran likwiditas baru, tentunya saham akan naik, emas dan asset-asset lain juga naik. Pada kenyataannya tidak. Investor tidak percaya bahwa Quantitative Easing III (QE III) ini akan ada dampaknya terhadap perbaikan ekonomi. Investor mempertanyakan (baca: tidak percaya) effektivitas pembelian surat hutang pemerintah US jangka panjang selama 8 bulan mendatang. Kalau QE-QE sebelumnya tidak bisa membuat tingkat pengangguran turun, apakah QE-QE yang akan datang bisa?
Program the Fed membeli surat hutang jangka panjang pemerintah US tujuannya untuk menekan suku bunga pinjaman KPR (kredit perumahan) yang biasanya dipengaruhi dan levelnya sama dengan long-term US bond. Dengan kata lain, tujuannya adalah untuk menolong pemilik rumah masih banyak hutangnya ke bank. Harapannya tingkat debitur yang ngemplang turun. Memang kedengarannya the Fed mempunyai tujuan mulia. Pada hari itu suku bunga 30 yr US Bond jatuh 25 basis point (Chart-1).
The Fed juga berharap dengan ditekannya suku bunga treasury akan membuat investor institusi yang memegang surat obligasi pemerintah menjadi kecewa karena keuntungannya berkurang. Diharapkan mereka ini akan pindah ke saham, bahan komoditi dan emas. Ini mungkin yang diharapkan oleh the Fed. Sekali tembak dua burung. Pada kenyataannya respons investor berbeda.
Pada hari pengumuman Operation Twist, hanya long term US bonds yang naik (yield nya turun). Sedangkan asset-asset lain turun. Aneh bukan, tindakan the Fed yang bersifat inflationary justru membuat harga asset turun (deflationary). Hal ini membuktikan bahwa memang the Fed tidak bisa mengontrol semua parameter pasar. Konsekwensi yang sebelumnya tidak terpikirkan punya dampak yang lebih besar.
Chart - 1
Pertama dengan menekan suku bunga jangka panjang membuat spread antara suku bunga jangka panjang dan suku bunga jangka pendek semakin menyempit. Ini akan memukul bank-bank yang hidupnya dari meminjam untuk jangka pendek (yang bunganya lebih rendah) dan digunakan untuk membeli US treasury jangka panjang yang bunganya lebih tinggi (carry trade). Dengan menciutnya perbedaan suku bunga jangka panjang dan suku bunga jangka pendek membuat keuntungan bank-bank yang mengandalkan carry trade menciut. Salah-salah bisa terpukul. Jadi jangan heran kalau suku bunga jangka panjang US treasury akan rebound dalam waktu dekat mendatang. Bond carry trader keluar dan menjuali assetnya (bond). Ini adalah deleveraging yang sifatnya deflationary.
Kedua, suku bunga kredit perumahan sebenarnya tidak tinggi, karena atmosfir saat ini adalah atmosfir deflasi. Jadi usaha membantu pemilik hutang perumahan adalah usaha menggarami air laut – usaha sia-sia. Tidakan the Fed mencerminkan keputus-asaannya dalam menangani krisis saat ini.
Gejala-gejala di atas menunjukkan semakin banyak yang menyadari bahwa the Fed dan bank-bank sentral tidak akan bisa menahan laju Koreksi Besar Dunia. Koreksi besar harus dibiarkan berjalan secara alamiah, tidak perlu ada usaha untuk menahannya. Menahannya hanya memperpanjang kesengsaraan dan penderitaan serta kehancuran diri sendiri. Berita hari ini mengatakan bahwa IMF kekurangan dana. Akankah IMF bangkrut bersama nasabahnya?
Di atas kami mengatakan bahwa emas dalam Koreksi Besar Global seyogyanya akan turun harganya. Bukannya kami di EOWI membenci emas. Kami menyukai emas, karena emas merupakan hedge terhadap prilaku politikus yang korup. Harga emas akan naik pada saat para politikus melakukan tindakan yang sinting. Tetapi saat ini, banyak faktor lain, selain prilaku korup para politikus. Kalau orang mempunyai hutang, perlu uang untuk membayarnya saat ini, yang paling logis adalah menjual emasnya dari pada menjual saham Fannie Mae atau Freddie Mac atau Citi Bank yang harganya sudah jeblok. Di samping itu, orang seperti saya ini, yang membeli emas di level Rp 100.000 per gram nya dan sekarang sudah mencapai level di atas Rp 500.000 per gram, bukankan lebih baik mengambil untung dulu? Paling tidak sebagian. Itu yang dilakukan istri saya. Dia masih belum mau melepas semua emas simpanannya.
Emas tidak kebal terhadap Koreksi Besar Dunia seperti halnya adiknya – perak. Perak mulai terkoreksi sejak perak 5 bulan lalu. Investor memutuskan untuk mengambil untung. Investor yang masuk di level $5 (10 tahun lalu), maka di bulan Mei 2011 untungnya sudah mencapai 1000%. Kenapa tidak dijual saja untuk bayar hutang? Aggressive pula menjualnya sehingga dari Mei 2011 harganya sudah jatuh sampai sekitar 40%. Itu banyak!
Bagi investor yang baru masuk ketika harga perak di $40 per oz, kejatuhan harga perak merupakan suatu yang mengecewakan. mereka masih mengharap keuntungan yang lebih besar.
Chart - 2
Mungkin cara berpikir yang sama juga bisa diterapkan di saham emerging market seperti Indonesia. Dengan keuntungan sudah sedemikian banyaknya, kenapa tidak ambil untung? Jadi wajar saja kalau indeks harga saham Jakarta menderita kejatuhan yang tajam, paling tajam dari semua bursa, karena bursa saham Jakarta sudah naik tajam selama 1,5 tahun ini.
Kemarin malam, waktu ngobrol dengan istri saya memperoleh berita yang menyecewakan. Ternyata dia masih punya beberapa kilo emas. Padahal sudah sejak lama saya anjurkan untuk melepasnya secara bertahap. Rupanya dia kurang cepat dalam mengartikan bertahap – pikirnya adalah sangat pelan-pelan. Tidak apalah, masih ada counter-trend rally yang biasanya lebih lama dari terjun bebasnya. Kami masih bisa menjualnya pada masa itu nanti.
Kami di EOWI bukannya tidak suka terhadap emas. Kami suka sekali karena ada kaitannya dengan politikus. Emas dan perak merupakan hedge terhadap prilaku korup para politikus. Dan politikus Indonesia kemungkinan mayoritas korup. Sebagai indikasinya menteri agama pun (sudah mantan tentunya), dipenjara karena korupsi. Menteri dan anggota DPR berjanggut dari partai berbasis agama juga ada yang ikut korupsi. Mungkin Departemen Agama nantinya akan mengeluarkan label halal bagi korupsi. Yang pasti secara defakto, label halal sudah diberikan bagi perbuatan zina ketika Yahya Zaini (anggota DPR Golkar dan ketua bagian keagamaan Golkar) bersama dengan Maria Eva (kader Golkar) membuat video porno berdua yang kasusnya beredar tahun 2006. Korupsi juga secara defakto sudah halal. Berita semacam itu adalah porsinya media massa, bukan porsinya EOWI. Misalnya perkara mafia pajak, mafia kasus (peradilan), calo anggaran, dan sederet lagi. Baca saja Koran atau nonton TV kalau mau tahu lebih lanjut tentang berita terkininya.
Sebab-sebab di ataslah yang menjadikan kami suka pada emas dan perak. Sayangnya pada masa Koreksi Besar Global, tidak hanya masalah prilaku politikus yang korup saja yang harus diperhitungkan, melainkan juga hal-hal lain. Misalnya pergeseran-pergeseran ekonomi, deflasi dan lain-lainnya. Jadi untuk sementara kami di EOWI melakukan strategi sell on rally. Sampai kapan strategi ini dipakai? seperti yang ditanyakan oleh seorang pembaca EOWI yang sudah tidak sabar mau membeli emas. Jawabnya adalah: sampai Koreksi Besar Global selesai atau hampir selesai. Setahun, dua tahun, empat tahun.... entahlah. Politikus selalu mencoba menahan terjadinya proses alam (Koreksi Besar Global) sehingga membuat koreksi ini tertunda dan berkepanjangan. Itu sebabnya saya tidak suka kepada politikus.
Dalam masa Koreksi Besar Global, strategi yang terbaik adalah sell on rally walaupun ada asset-asset yang sudah terkoreksi lama dan dalam strategi buy on weakness tidaklah bijaksana. Seperti saham-saham Jepang yang sudah mengalami koreksi selama 21 – 22 tahun, sepatutnya sudah layak dikoleksi, kondisinya seperti emas dan perak di tahun 2000 (setelah masa sekular bear yang panjang...., 20 tahun). Tetapi, pada masa Koreksi Besar Global, asset yang murahpun bisa menjadi lebih murah. Kenapa harus melakukan koleksi sekarang? Bukannya lebih baik kalau menunggu sampai selesainya Koreksi Besar Global?
Resessi tahun 2007 – 2009 bukan resesi biasa. Dan resesi 2012 nanti, sebenarnya bukan double-dip seperti tahun 1980-1982. Tahun 2007 adalah awal dari depressi yang terus bergulir ke tahun 2012. Walaupun the Fed dan bank-bank sentral mengucurkan likwiditas, tetapi uang tidak berpindah tangan untuk menggerakkan ekonomi. M1 multiplier anjlok di bawah 1 artinya uang tidak berpindah tangan sebagai syarat atau tanda bergeraknya ekonomi (membaiknya ekonomi). Jangan heran kalau tingkat pengangguran tetap membandel di level yang tinggi.
Chart - 3
Ada satu lagu yang syairnya sangat puitis yang ditulis oleh John Lennon. Judulnya God – the Dream is Over. Isinya sebuah pesan yang cocok untuk masa sekarang. Sebuah pesan “skeptisisme”.
God is a concept,
By which we can measure,
Our pain,
I'll say it again,
God is a concept,
By which we can measure,
Our pain,
I don't believe in magic,
I don't believe in I-ching,
I don't believe in bible,
I don't believe in tarot,
I don't believe in Hitler,
I don't believe in Jesus,
I don't believe in Kennedy,
I don't believe in Buddha,
I don't believe in mantra,
I don't believe in Gita,
I don't believe in yoga,
I don't believe in kings,
I don't believe in Elvis,
I don't believe in Zimmerman,
I don't believe in Beatles,
I just believe in me,
Yoko and me,
And that's reality.
The dream is over,
What can I say?
The dream is over,
Yesterday,
I was dreamweaver,
But now I'm reborn,
I was the walrus,
But now I'm John,
And so dear friends,
You just have to carry on,
The dream is over.
Eropa pada Koreksi Besar Global: Apakah Uni Eropa Bisa Dipertahankan?
Kalau punya satu anak prempuan, seorang istri berserta anjing 5 ekor anjing harus punya waktu yang cukup. Pertama anak, kadang minta bantuan membuat PR dan persiapan ulangan. Kedua, anjing, walaupun sudah ada yang merawat dan ada trainernya, tetapi mereka tetap perlu perhatian saya. Apalagi si Doberman 45 kg yang hiperaktif nampak kurus, iganya kelihatan. Bikin malu karena seakan tidak diberi makan yang cukup. Memang ternyata porsi makannya kurang. Padahal porsi makan si Dobie ini sama dengan gabungan dari si Goldie (35 kg golden retriever), Tecky (dachsund), Shirro (maltese) dan Snupe (beagle). Ternyata si Dobie ini perlu 30% lebih banyak makanan dibandingkan ke 4 temannya yang digabung jadi satu. Doberman 45 kg yang hiperaktif perlu sekitar 2500 - 3100 calorie per harinya atau setara dengan 2 kg daging! Kalau mau dicampur nasi/ubi bisa 1.5 kg daging dan 1 kg ubi/nasi, karena nasi/ubi mempunyai kandungan calorie yang lebih kecil dari daging. Besarnya porsi makanan yang harus diberikan kepada si Dobie ini baru saya hitung hari ini. Ini kesibukan sendiri riset mencari tahu data metabolisme anjing dan nilai nutrisi makanan. Saya ingin semua anjing saya berpenampilan cantik dan gagah, apa lagi si Dobie. Gagah dan bisa dikendalikan oleh anak prempuan saya yang berumur 9 tahun, itu target saya. Kesibukan seperti ini terkadang membuat cerita-cerita di blog tertunda.
Besarnya kebutuhan calorie si Dobie ini sangat besar, 2 - 3 kali dibandingkan dengan si Goldie, karena berat badannya dan juga aktifitasnya. Dobie adalah anjing pekerja yang selalu bergerak, patroli keliling halaman yang luas, mengejar tikus (kalau ada). Kalau ada bunyi “ksseek”, telinganya langsung tegak dan dengan cepat lari ke arah suara. Sedangkan si Goldie adalah anjing “lap-dog” raksasa. Sukanya dielus-elus. Kalau tidak ada orang dia hanya tiduran. Dobie porsi makannya 2 kali lebih banyak dari si Goldie, itupun nampaknya masih kurang. Mungkin perbandingan antara Dobie dan Goldie bukan analogi yang baik untuk membandingkan Yunani dan Jerman. Yunani pemerintahnya tidak effisien, aktif memberi tunjangan sosial dan menggaji pegawainya dengan gaji tinggi. Sedangkan Jerman relatif lebih effisien dan rakyatnya rajin sehingga bisa membayar gaji pegawai negri dan politikus. Perbedaan analogi ini adalah, walaupun si Dobie makannya banyak saya suka karena bisa menggantikan 2 satpam saya (memperbaiki ekonomi rumah tangga saya). Sedangkan pemerintah Yunani tidak memberikan nilai tambah untuk ongkos pemeliharaannya yang besar itu. Oleh sebab itu saya sering mengatakan bahwa anjing lebih baik dari pada politikus.
Kalau nasib pemilik Dobie diuntungkan dengan ongkos makan Dobie yang lebih murah dari pada gaji satpam, nasib pemegang hutang pemerintahYunani kemungkinan besar kena kemplang telak. Yield 1 yr Greek gov’t bond yang mencapai 135% - 150%, menunjukkan bahwa pasar tidak percaya pada hutang pemerintah Yunani sehingga menuntut bunga yang tinggi. Level ini lebih parah dari kondisi Indonesia tahun 1998 (krismon), yang levelnya hanya mencapai 60%an saja.
Chart - 4
Persoalan hutang negara Yunani sebenarnya mudah diselesaikan jika tidak ada yang disebut Uni Eropa seperti dulu. Yunani bukanlah negara yang kompetitif seperti Jerman. Hidupnya sering mengalami defisit yang ditambal dengan hutang. Dulu, jika ada negara yang punya hutang seperti Yunani yang tidak kompetitif, mengalami defisit yang berkepanjangan dan akhirnya mengalami kesulitan akan punya solusi yang mudah. Pertama hutangnya dikemplang dan kedua gaji tenaga kerjanya secara nasional diturunkan. Hal ini dilakukan dengan menghancurkan nilai mata uangnya dengan cara devaluasi (seperti Indonesia pada krismon tahun 1998). Pada krisis sekarang tidak bisa, karena Yunani tidak punya kedaulatan atas mata uangnya (Euro). Kekuasaan atas Euro adalah kekuasaan kolektif. Itu persoalannya. Yunani, Itali, Portugal, Spanyol, Irlandia ingin Euro dijatuhkan harganya agar hutang mereka menjadi ringan dan negara-negara ini menjadi kompetitif. Tentu saja Jerman (dan Prancis) tidak mau. Jalan buntu.
Para petinggi Uni Eropa tiba-tiba mempunyai solusi, yaitu membentuk Euro-Bond untuk menolong anggota-anggotanya yang terbelit hutang. Uuups......, jalan buntu lagi. Konstitusi Jerman, Slavia, Estonia, dan sederet lagi tidak memungkinkan melimpahkan kedaulatan keuangannya kepada Uni Eropa. Jerman bisa meloloskan Euro-Bond jika ada referendum yang mengesahkannya. Dan itu kecil sekali kemungkinannya.
Jadi pilihan apalagi?
Pilihan pertama, Jerman, Prancis, Belanda dan negara-negara Uni Eropa yang ekonominya kuat memisahkan diri dan mendirikan persekutuan baru serta membuat mata uang baru. Itali, Spanyol, Portugal, Yunani dan anggota-anggota yang terbelit hutang secara bersama-sama mendevaluasi Euro. Ini akan mudah memperoleh pengesahan dari rakyat masing-masing negara. Dan rakyatnya tidak perlu merubah pola hidup dan budaya mereka. Yang malas boleh tetap malas....., tetapi gaji riilnya rendah. Dan mereka ini bisa hidup melarat (atau mewah) sesuai dengan penghasilan dan effektifitasnya.
Pilihan ke dua,......Uni Eropa tetap dipertahankan, Euro tetap exists dengan konsekwensi hutang-hutang busuk dikemplang. Sudah ada pembicaraan 21% hair-cut. Tetapi nampaknya jumlah itu tidak cukup. Ada pemikiran 50%. Mungkin masih tidak cukup. Berapa saja lah nanti, kita tidak usah hiraukan. Bank-bank yang memegang bond-bond busuk itu harus menelan kerugian nominal. Pada opsi pertama kerugian nominal bisa ditekan, tetapi kerugian riil tidak. Opsi kedua ini masih tidak cukup hanya sekedar mengemplang hutang, karena anggota-anggota Uni-Eropa yang parasit masih harus menurunkan/menyesuaikan standard hidup (dan tingkat gaji) mereka dengan effektifitas kerja mereka. Hal ini sulit dilakukan karena secara nominal gaji dan pengeluaran mereka harus turun.
Perkembangan Uni Eropa akan semakin menarik kalau krisis merambat ke Itali, Portugal, Spanyol atau anggota-anggota lain. Ini adalah persoalan 1.3 trilliun Euro di saat rakyat para anggota negara Uni ini tidak bisa sepakat. Kata rakyat Jerman: “biarkan mereka (Yunani dan pemegang bond Yunani) menikmati buah dari kelakuan mereka....”. Siapa yang mau membayar kerugian orang lain? Dan saat ini menurut jajak pendapat, 75% rakyat Jerman menentang usaha-usaha penyelamatan.
Kita sudah melihat beberapa negara Union/Federal yang runtuh dalam 5 dekade terakhir, seperti Uni Soviet (1922 – 1991), Yugoslavia (1945 – 1992), Republik Persatuan Arab (1958 – 1971), Federasi Republik Arab (1971 – 1977), apakah eksperimen Uni Eropa akan bubar? Bubarnya Uni Eropa akan menjadi tontonan yang “seru”, karena Euro adalah mata uang kedua terbesar penggunaannya setelah US dollar. Mau dikemanakan Euro? Menarik bukan?
Cina pada Koreksi Besar Global Fase III: Long Corruption.
Teman saya baru saja kembali dari inspeksi rig pengeboran minyak di Cina. Tepatnya ke kota ...... Ketika akan berangkat, saya titipi pandangan-mata, lihat-lihat apartemen-apartemen kosong dan gedung-gedung kosong. Sekembalinya di Indonesia, ia membenarkan banyaknya apartemen-apartemen kosong, yang kalau malam gelap, hanya 1-2 unit saja yang menyala lampunya, tanda kehidupan yang langka di cluster-cluster apartemen-apartemen di Cina.
Jim Channos, investor yang terkenal karena sukses melakukan short selling Enron, ketika perusahaan ini runtuh, saat ini punya semboyan: “Short Property & Long Corruption”. Yang dimaksud dengan Short Property tidak hanya property di Cina, tetapi semua yang berkaitan dengan boom di Cina seperti komoditi – non makanan, perak, emas, dollar Australi/Canada dan sejenisnya. Selama 1 – 2 tahun ini, boom di Cina dimotori oleh sektor properti yang merambat ke komoditi – non makanan, perak, emas, dollar Australi/Canada dan sejenisnya. Hal ini diperkirakan oleh Channor akan berakhir. Kata Channos baru-baru ini:
"We are short Chinese banks, the property developers, commodity companies that sell into China, anything related to property there is still a short."
"We are long the Macau casinos. It's our long corruption, short property play. We feel that there's American management and American accounting. They are growing at a faster rate even than the property developers."
Lengkapnya interview Channos bisa dilihat di Youtube link ini:
http://www.youtube.com/watch?v=I9k4b77yDMA&feature=player_detailpage
Dalam 2 tahun ini, walaupun dunia sudah mengalami kemacetan di kredit-line, kredit di Cina masih nampak menggembung terus. Usaha-usaha untuk mengerem laju penggembungan bubble oleh pemerintah Cina kandas di tangan bank-bank undeground, atau lintah darat – bahasa Indonesianya. Bubble adalah bubble, mereka itu adalah kemegahan ekonomi yang semu. Akhirnya akan meletup. Tidak terkecuali dengan bubble di Cina.
Baru-baru ini CEO Komatsu mengatakan bahwa ia mengalami kesulitan memperoleh tagihan atas penjualan excavator nya. Kredit-line developer properti sepertinya sudah terputus.
Bank-bank undeground, atau lintah darat kelihatannya sekarang juga punya persoalan dengan nasabahnya. Reuter memberitakan mengenai boss perusahaan yang kabur – Runaway Bosses, untuk menghindari hutang. Ini cuplikan beritanya:
China's runaway bosses spotlight underground loan market
BEIJING | Thu Sep 29, 2011 9:26am EDT
BEIJING (Reuters) - A string of Chinese entrepreneurs have gone into hiding to avoid repaying loans, according to state media reports, highlighting a credit squeeze on private firms and the dangers of steep interest rates in China's vast and growing informal lending market.
Many cash-strapped firms are unable to borrow from banks amid a credit clampdown by Beijing, and some have turned to China's underground lending market -- which pools money from individuals and firms -- at annual interest rates as high as 100 percent.
The staggering rates, at more than 15 times China's benchmark lending rates, have pushed some firms to the limit.
In just one day last week, Chinese media reported that nine bosses of small-sized firms in China's entrepreneurial capital of Wenzhou, in eastern Zhejiang province, had skipped town after realizing they could not repay their corporate loans.
"The private lending craze has fueled an economic bubble, and the 'runaway episode' in Wenzhou is a landmark event in the bursting of such a bubble," the official Financial News, a paper run by China's central bank, said in a report on Wednesday.
Jangan kuatir...., katanya kredit dari bank-bank gelap itu hanyalah 5% - 6% dari keseluruhan kredit di Cina. Dan 9 runaway bosses, adalah jumlah yang kecil dibandingkan ribuan boss yang ada di Cina.
Tetapi nanti dulu....., ini baru di Wenzhou, apa masih ada lagi di Shanghai atau Beijing? Dan menurut berita Wenzhou adalah kota yang makmur dan memiliki disposable personal income no. 3 tertinggi di Cina.
Setelah dicek kembali ternyata sejak April 2011, sudah ada 29 boss perusahaan yang kabur. Dan sejak 25 September 2011 sudah ada 3 lagi yang kabur dan 1 terjun dari gedung bertingkat – bunuh diri karena lilitan hutang. Kalau mau membaca beritanya silahkan di situs yang sudah diterjemahkan oleh mesih google ini: (link). Hasil terjemahannya agak kacau, tetapi masih bisa dimengerti.
Orang selalu mengkaitkan kestabilan Cina dengan banyaknya cadangan devisa (dan) jumlah surat obligasi pemerintah US yang berjumlah sekitar $ 1.2 trilliun (Juli 2011). Jumlah itu adalah jumlah yang sangat banyak.
Sebuah sistem punya persoalan jika hutangnya jauh melebihi tabungannya dan kemudian borok-borok kemampuan membayar hutang muncul. Memang pemerintah Cina tidak terbelit hutang seperti Yunani. Tetapi sektor swatanya, tenggelam di dalam kolam hutang. Persoalannya, informasi resmi Cina sulit dipercaya. Sehingga orang cenderung membuat perkiraan sendiri. Dari beberapa sumber yang terkumpul menunjukkan bahwa hutang swasta mencapai 200% GPD (atau $ 11,4 trilliun) di tahun 2011. Angka ini adalah relatif resmi, yang diturunkan dari kesediaan pemerintah Cina untuk meningkatkan kredit sampai 200% GDP. Kalau 200% dari GDP artinya sudah mengalahkan Yunani yang “hanya” 160% dari GDP.
Kesulitan kredit teramati juga oleh Todd Martin, Asia equity strategist Societe General SA. Dalam wawancaranya dengan televisi Bloomberg, salah satu poin yang dikatakannya adalah bahwa
RMB offshore vs. onshore rate is at a historic low. This shows Hong Kong or China mainlanders are hoarding cash, possibly to repay debts.
The liquidation phase is concerning. Markets are looking into a deflationary abyss.
Recent capital inflows into China are misleading. It was not investment but rather mainland money repatriated to repay debt.
Cash crunch in China picks up momentum. We are going into a new down phase and true credit cycle in China. That can take on a life of its own.
Lengkapnya bisa dilihat pada link ini: http://www.youtube.com/watch?v=9icTBuNL5aQ
Apakah pertumbuhan Cina mulai membentur tembok tebal? Waktu akan memastikannya.
Indonesia: Long Korupsi
Saya suka ide Channos mengenai “Long Corruption”. Ide ini bisa diterapkan di Indonesia. Ingat Nasaruddin sekretaris Partai Demokrat yang sempat buron ke Colombia? Dia bilang Annas (ketua Partai Demokrat) sempat menenteng-nenteng cash $ 20 juta untuk sogokan untuk menjadi ketua partai. Yang menarik adalah saat ini politikus korup di Indonesia menyukai US dollar cash. Mereka menyukai cash, karena cash tidak meninggalka jejak. Transaksi cash tidak meninggalkan catatan resmi seperti transfer melalui bank. Itulah yang disukai oleh para koruptor (politikus). Dan pilihan US dollar, adalah karena bisa menghemat volume. Para koruptor (politikus) tidak meminta emas atau perak yang volumenya lebih kecil, tetapi US dollar. Ini adalah pilihan selera saja.
Jadi kalau anda mau Long Corruption di Indonesia maka identik dengan Long US Dollar.
Sekian dulu, jaga investasi anda dan tabungan anda baik-baik supaya mereka tidak mengganggu kesehatan anda.