Minggu lalu saya jumpa teman dekat yang sudah 10 tahun tidak ketemu. Teman yang satu ini bukan sekedar teman biasa. Dia adalah teman bermain kasino ketika mahasiswa dulu. Dulu ketika mahasiswa kami hampir setiap minggu pergi ke Copacobana, Ancol (Sekarang adalah Hotel Mercure). Perjalanan Bandung-Jakarta setiap minggu sepertinya rutin selama kurang lebih 3 tahunan.
Sebenarnya dulu kami bertiga. Tetapi yang seorang lagi tidak bisa mengendalikan emosinya dan akhirnya menghabiskan waktunya di kasino sampai akhirnya terkena drop-out. Program kasinonya gagal. Sedangkan kami berdua, tetap bisa mengendalikan diri. Saya bisa mengumpulkan uang untuk bisa hidup beberapa bulan ketika sekolah ke Canada, dan teman saya bisa membiayai sebagian kuliah dan tugas akhirnya di jurusan Fisika Teknik ITB dari uang hasil roulette.
Roulette adalah permainan yang spekulatif dan bermain dengan chance (peluang). Inti untuk bisa menang dalam sebuah permainan spekulasi, seperti roulette atau trading saham, trading forex atau trading komoditi adalah management resiko. Bukan keberhasilan dalam menebak future out-come. Karena pada dasarnya menebak out-come dimasa mendatang sangat sulit. Kadang benar dan kadang salah. Anda bisa mencoba dengan dadu di rumah untuk menebak. Bisa dipilih yang mudah saya, yaitu menebak ganjil dan genap. Dalam 10,000 putaran, kemungkinan hasilnya adalah 50-50. Dan anda juga tidak bisa menghindari tebakan meleset 4 kali berturut-turut. Disinilah sebenarnya management resiko menjadi penting, lebih penting dari pada keahlian menebak out-come.
Untuk masing-masing orang, cara management resiko ini berbeda. Walaupun, katanya, management resiko ada ilmunya, akan tetapi pada prakteknya lebih berupa art dari pada science. Di bidang pertambangan, saya sering melakukan analisa ekonomi dan valuasi terhadap suatu asset. Walaupun methodenya nampak ilmiah, tetapi kenyataannya tidak. Pada saat membuat assumsi dasar, disitulah perasaan bermain. Ada yang konservatif dan ada yang aggressif.
Teman Fisika Teknik saya, termasuk orang yang sangat konservatif dibandingkan saya. Dia lebih mampu menguasai emosi dibandingkan saya. Itu yang menjadi kunci dari dia sehingga sampai saat inipun ia masih bermain forex dengan leverage 1:100. Dia sangat sabar untuk menunggu saat yang betul-betul beresiko rendah. Dalam setahun dia hanya membuat trading 1 – 4 kali saja. Kesabaran itu yang saya tidak saya punyai. Oleh sebab itu saya menghindari permainan dengan leverage seperti margin valas.
Saya akan menggunakan kasus roulette sebagai bahan diskusi. Tetapi hal ini berlaku untuk emas, saham, properti dan lain "investasi".
Roulette adalah suatu permainan angka dari 0 – 36. Kita bisa menebak satu atau beberapa angka dari 0 sampai 36. Bisa juga bermain dengan menebak ganjil atau genap. Untuk penyederhanaan, kita akan bermain tebakan ganjil-genap. Pada permainan ganjil-genap ini, jika memasang Rp 1 dan tebakan anda kena maka anda memperoleh Rp 1. Istilahnya 1:1. Sehingga peluang untuk memperoleh genap atau ganjil adalah hampir 50%-50% , tepatnya sebenarnya 18/37 – 18/37. Dan peluang 1/37 adalah untuk nol (bukan ganjil atau genap).
Ada beberapa kiat & strategi bermain roulette ganjil-genap ini untuk bisa menang. Pada dasarnya adalah membuatbetting yang meningkat kalau betnya gagal. Misalnya, untuk mudahnya kita pasang Rp 1. Jika tidak kena, maka pasangan berikutnya dinaikkan menjadi Rp 2. Hal ini dimaksudkan agar, jika nantinya kena, maka kekalahan sebelumnya bisa ditebus. Dengan memasang Rp 2, maka kalau kena akan memperoleh Rp 2. Kekalahan Rp 1 sebelumnya tertebus dan masih ada Rp 1 sebagai kemenangan. Jika meleset 3 kali, artinya kerugian adalah Rp 1 (bet pertama) + Rp 2 (bet ke dua) + Rp 4 (bet ke 3), maka bet berikutnya adalah Rp 8. (lihat Table berikut).
Cara ini nampak mudah, sederhana dan menjanjikan untuk menang. Jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan. Walaupun peluangnya hampir 50% - 50%, tidak berarti modal tidak bisa habis. Sebab, ada kemungkinan gagal menebak 10 kali berturut-turut. Walaupun peluangnya hanya 0.0977% (tepatnya = 0.1275%, lihat tabel), tetapi hal tersebut bisa terjadi. Artinya, dalam 1000 kali putaran, ada peluang yang besar akan terjadi 1 kali. Dalam pengalaman saya bermain roulette selama 3 tahun, hal tersebut pernah terjadi. Gagal menebak sebanyak 10 kali berturut-turut.
Teknik berspekulasi di meja roulette sebenarnya sudah saya buat lama sebelum saya mencobanya di kasino. Sebelumnya saya coba dengan dadu dengan bermain sendiri, untuk mencari pengelolaan resiko yang bisa diterima. Sampai suatu hari saya memperoleh uang Rp 60 ribu (kira-kira Rp 3 juta uang saat ini). Uang ini saya anggap sebagai uang hilang. Artinya kalau habis, tidak akan saya sesali. Kesadaran ini penting dalam berspekulasi. Karena memang ada peluang untuk kalah total dan uang habis. Ini saya abil sebagai rule.
Rule-1: Mengetahui seberapa besar resikonya dan bersedia menerimanya.
Spekulasi forex dengan magin, option, judi, saham gorengan = potensi kerugian total adalah seluruh modal.
Spekulasi saham dengan fundamental bagus, emas dan perak : 80% dari modal
Pada saat itu saya bersedia kehilangan uang Rp 60 ribu yang saya miliki. Bermain roulette di Copacobana pada waktu itu mempunyai aturan bahwa minimum bet adalah Rp 500, sehingga saya hanya punya peluang kalah 7 kali berturut-turut (lihat tabel di bawah). Peluangnya untuk kalah total dan semua modah habis adalah hampir 1%. Oleh sebab itu saya bermain dengan sangat berhati-hati. Caranya dengan menunggu sampai ada pengulangan ganjil (atau genap) sampai 4 – 5 kali. Kalau dalam bahasa sahamnya adalah menunggu saat oversold atau overbought. Jadi saya tidak akan memasang taruhan sampai ada angka ganjil (atau angka genap) keluar 4 kali berturut-turut. Dalam bahasa sahamnya, “tidak akan mengambil posisi long sebelum oversold”. Kemudian baru saya pasang yang berlawanan. Jadi setelah 4 kali angka ganjil keluar, maka saya pasang angka genap. Kemungkinan 5 kali angka ganjil keluar berturut-turut adalah 3.5% - kecil. Kondisi seperti ini sering disebut oversold/overbought. Dengan demikian peluang saya untuk kena semakin besar. Ini saya buat sebagai aturan.
Rule – 2: masuk pada saat resiko kecil.
Walaupun peluangnya hanya 3.5%, tidak berarti kejadian ini tidak akan terjadi. Dalam 100 putaran, peluangnya 3-4 kali terjadi. Jadi sering harus menunggu lama. Tetapi hal itu tidak menjadi persoalan karena saya hanya punya dana untuk bermain sebanyak 7 kali. Dengan cara ini peluang untuk kena menjadi lebih besar. Peluang untuk menghasilkan 11 kali ganjil berturut-turut adalah hanya 0.065474% - makin kecil saja.
Dengan perjalanan waktu, modalpun bertambah dan peluang kalah semakin kecil. Istilahnya peringkatnya naik. Kalau awalnya modalnya hanya Rp 64 ribu, maka peringkatnya hanya 7 kali main. Maka peluang kalahnya 0.065474% (lihat tabel untuk n = 4 + 7 atau 11) artinya, dalam 1500 putaran permainan, baru ada peluang yang bisa diperhitungkan akan termakan habisnya modal yang Rp 64 ribu. Ketika modal sudah naik menjadi Rp 1.1 juta, maka peluang kalah menjadi 0.004553% (lihat tabel untuk n = 4 + 11 atau 15) artinya peluang modal yang Rp 1.1 juta termakan habis baru muncul pada 22 ribu kali putaran.
Angka 4 kali ganjil berturut-turut atau 4 kali genap berturut-turut hanyalah untuk illustrasi. Bagi mereka yang sudah panas dingin karena pasangannya tidak kena 5 kali berturut-turut, maka dianjurkan lebih konservatif dalam menunggu saat untuk masuk, misalnya sudah 6 kali ganjil berturut-turut.
Menunggu sampai ada 4 genap atau 4 ganjil berturut-turut adalah bentuk pengurangan leverage. Oleh sebab itu hasilnyapun (returnnya) lebih lambat. Kalau ini dianggap sebagai kaidah maka rule berikutnya adalah:
Rule – 3A: untuk menunda kekalahan terakhir, kurangi leverage.
Saya berhenti bermain kasino, demikian juga dengan teman saya itu. Sebabnya, dari analisa di atas (tabel), terlihat bahwa peluang untuk kalah habis-habisan selalu ada, walaupun bisa dikurangi sampai kecil. Hal seperti ini tidak bisa saya terima karena masalah umur. Ketika mahasiswa, saya masih ditanggung orang tua. Sedangkan sekarang saya punya tanggungan. Jadi kekalahan total tidak bisa diterima. Kasino bukan arena yang cocok untuk kondisi “risk-tolerance” saya saat ini. (Bisa jadi cocok untuk kondisi saya di masa datang, siapa tahu? Dengan kata lain, kondisi bisa berubah). Saat ini masih banyak arena spekulasi dan investasi yang lebih cocok untuk kondisi saya saat ini.
Kalau ini dibuat rule, maka seharusnya diletakkan di bagian pertama:
Rule-0: Cari arena spekulasi/investasi yang cocok dengan kondisi anda.
Maksudnya, jika anda tidak siap untuk kehilangan seluruh modal, jangan terjun di arena yang memungkinkan hal ini terjadi. Misalnya, kasino, margin-forex, margin-future, option, adalah arena yang bisa membabat semua modal anda.
Leveraged short ETF merupakan level berikutnya. Leveraged short ETF cenderung menjadi NOL nilainya. Kemudian disusul dengan saham gorengan, saham blue chips. Yang terakhir adalah emas, cash dan bond pemerintah yang bonafide.
Jangan dikira emas tidak mempunyai resiko. Kalau anda membeli emas di tahun 1980 di harga $ 620 (harga rata-rata bulan Januari), setelah 21 tahun kemudian, harga emas anda adalah $ 290 per oz. Emas yang katanya instrumen lindung nilai, ternyata membabat kapital anda sebesar 53%. Dan untuk balik pokok, harus menunggu 27 tahun. Demikian juga dengan cash. Nilainya turun terus. Saham Nikkei juga turun sampai 80% dan selama 20 tahun tidak kemana-mana padahal Jepang adalah salah satu negara yang paling effisien. Properti rumah juga beresiko. Dua tahun lalu saya harus memperbaiki rumah (yang tidak saya tinggali) dengan biaya 50% dari nilai keseluruhan (tanah dan bangunan). Itu bisa disebut uang hilang karena sekedar untuk menjaga nilai asset. Tentu saja untuk pengeluaran seperti itu, anda tidak akan menganggapnya sebagai losses. Bagi saya itu adalah losses. Jadi semua ada resikonya. Sebagian bisa diterima. Sebagian tidak dianggap sebagai losses. Dan sebagian lagi tidak bisa ditoleransi, bisa bikin stress. Hidup adalah pilihan arena bermain dengan resiko. Pilihlah arena yang sesuai dengan jiwa anda. Jangan sampai anda stress karena salah pilih arena.
Kita mencoba untuk ringkas cerita di atas secara berurutan dan sistematis:
Rule-0: Cari arena spekulasi/investasi yang cocok dengan kondisi anda.
Hidup adalah pilihan arena spekulasi. Punya emas, cash, properti pun ada resikonya. Oleh sebab itu pilih lah arena yang sesuai denga jiwa anda. Jangan sampai anda stress. Kalau anda tidak mau menerima telpon “margin call” di tengah malam, maka jangan bermain margin. Kalau anda tidak bisa menerima kekalahan 50% dari nilai investasi anda, jangan bermain di emas (terutama pada saat yang dicurigai sudah menjadi bubble). Oleh sebab itu kenalilah arena yang akan anda terjuni.
Rule-1: Mengetahui seberapa besar resikonya dan bersedia menerimanya.
Kalau anda sudah mempelajari dan memilih arena dimana anda “mungkin” merasa nyaman, mulailah dengan jumlah yang bisa diterima kalau anda kalah total. Sebabnya, walaupun anda telah mempelajari arena yang menurut anda cocok diterjuni, dalam praktek belum tentu benar. Mungkin hanya di atas kertas saja. Bikinlah uji coba sebelum terjun secara penuh. Dengan demikian kerugian anda bisa terukur.
Setelah uji coba, rencanakan langkah berikutnya dengan kapasitas serta resiko yang terukur dan bisa diterima.
Rule – 2: kenali medan anda masuk pada saat resiko kecil.
Kenali medan anda dan cari kiat-kiat untuk memperkecil resiko. Ini termasuk analisa teknikal dan analisa fundamental. Harus diingat bahwa memperkecil resiko tidak berarti menghilangkan resiko.
Minggu lalu, saya melihat posting di Klubsaham.com tentang niat melakukan short di bursa Jakarta. Saat ini struktur TA dari bursa Jakarta adalah bullish. Orang ini mungkin berspekulasi bahwa bursa Jakarta nantinya akan bearish, tetapi saat ini belum ada tanda-tandanya. Untuk bursa New York, ciri struktur bearish sudah ada sejak May lalu. Mulainya bulan April 2010, tetapi baru bisa disebut bearish setelah bulan May 2010. Lain halnya dengan bursa Jakarta. Bursa Jakarta pola bear belum ada. Masuk posisi short di bursa Jakarta, masih tinggi resikonya. Kalau anda punya toleransi terhadap kekalahan cukup kuat, misalnya spekulasi anda turun sampai 30% anda masih belum demam, silahkan saja. Tetapi jika dengan menurunan 5% saja, atau 6 bulan investasi anda tidak beranjak ke mana-mana membuat anda demam, sebaiknya hindari. Kenali toleransi anda terhadap kekalahan dan endurance anda terhadap kekalahan.
Rule – 3: Kalau anda merasa tidak nyaman, keluar lah dari arena.
Dari pada stress, lebih baik keluar dari arena dan cari arena lain yang lebih nyaman.
Selamat melakukan instropeksi dan evaluasi ke dalam. Jaga kesehatan anda, jangan sampai stress. Jaga juga investasi anda baik-baik.
Jakarta 25 Juli 2010.
Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.
Sebenarnya dulu kami bertiga. Tetapi yang seorang lagi tidak bisa mengendalikan emosinya dan akhirnya menghabiskan waktunya di kasino sampai akhirnya terkena drop-out. Program kasinonya gagal. Sedangkan kami berdua, tetap bisa mengendalikan diri. Saya bisa mengumpulkan uang untuk bisa hidup beberapa bulan ketika sekolah ke Canada, dan teman saya bisa membiayai sebagian kuliah dan tugas akhirnya di jurusan Fisika Teknik ITB dari uang hasil roulette.
Roulette adalah permainan yang spekulatif dan bermain dengan chance (peluang). Inti untuk bisa menang dalam sebuah permainan spekulasi, seperti roulette atau trading saham, trading forex atau trading komoditi adalah management resiko. Bukan keberhasilan dalam menebak future out-come. Karena pada dasarnya menebak out-come dimasa mendatang sangat sulit. Kadang benar dan kadang salah. Anda bisa mencoba dengan dadu di rumah untuk menebak. Bisa dipilih yang mudah saya, yaitu menebak ganjil dan genap. Dalam 10,000 putaran, kemungkinan hasilnya adalah 50-50. Dan anda juga tidak bisa menghindari tebakan meleset 4 kali berturut-turut. Disinilah sebenarnya management resiko menjadi penting, lebih penting dari pada keahlian menebak out-come.
Untuk masing-masing orang, cara management resiko ini berbeda. Walaupun, katanya, management resiko ada ilmunya, akan tetapi pada prakteknya lebih berupa art dari pada science. Di bidang pertambangan, saya sering melakukan analisa ekonomi dan valuasi terhadap suatu asset. Walaupun methodenya nampak ilmiah, tetapi kenyataannya tidak. Pada saat membuat assumsi dasar, disitulah perasaan bermain. Ada yang konservatif dan ada yang aggressif.
Teman Fisika Teknik saya, termasuk orang yang sangat konservatif dibandingkan saya. Dia lebih mampu menguasai emosi dibandingkan saya. Itu yang menjadi kunci dari dia sehingga sampai saat inipun ia masih bermain forex dengan leverage 1:100. Dia sangat sabar untuk menunggu saat yang betul-betul beresiko rendah. Dalam setahun dia hanya membuat trading 1 – 4 kali saja. Kesabaran itu yang saya tidak saya punyai. Oleh sebab itu saya menghindari permainan dengan leverage seperti margin valas.
Saya akan menggunakan kasus roulette sebagai bahan diskusi. Tetapi hal ini berlaku untuk emas, saham, properti dan lain "investasi".
Roulette adalah suatu permainan angka dari 0 – 36. Kita bisa menebak satu atau beberapa angka dari 0 sampai 36. Bisa juga bermain dengan menebak ganjil atau genap. Untuk penyederhanaan, kita akan bermain tebakan ganjil-genap. Pada permainan ganjil-genap ini, jika memasang Rp 1 dan tebakan anda kena maka anda memperoleh Rp 1. Istilahnya 1:1. Sehingga peluang untuk memperoleh genap atau ganjil adalah hampir 50%-50% , tepatnya sebenarnya 18/37 – 18/37. Dan peluang 1/37 adalah untuk nol (bukan ganjil atau genap).
Ada beberapa kiat & strategi bermain roulette ganjil-genap ini untuk bisa menang. Pada dasarnya adalah membuatbetting yang meningkat kalau betnya gagal. Misalnya, untuk mudahnya kita pasang Rp 1. Jika tidak kena, maka pasangan berikutnya dinaikkan menjadi Rp 2. Hal ini dimaksudkan agar, jika nantinya kena, maka kekalahan sebelumnya bisa ditebus. Dengan memasang Rp 2, maka kalau kena akan memperoleh Rp 2. Kekalahan Rp 1 sebelumnya tertebus dan masih ada Rp 1 sebagai kemenangan. Jika meleset 3 kali, artinya kerugian adalah Rp 1 (bet pertama) + Rp 2 (bet ke dua) + Rp 4 (bet ke 3), maka bet berikutnya adalah Rp 8. (lihat Table berikut).
Cara ini nampak mudah, sederhana dan menjanjikan untuk menang. Jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan. Walaupun peluangnya hampir 50% - 50%, tidak berarti modal tidak bisa habis. Sebab, ada kemungkinan gagal menebak 10 kali berturut-turut. Walaupun peluangnya hanya 0.0977% (tepatnya = 0.1275%, lihat tabel), tetapi hal tersebut bisa terjadi. Artinya, dalam 1000 kali putaran, ada peluang yang besar akan terjadi 1 kali. Dalam pengalaman saya bermain roulette selama 3 tahun, hal tersebut pernah terjadi. Gagal menebak sebanyak 10 kali berturut-turut.
Teknik berspekulasi di meja roulette sebenarnya sudah saya buat lama sebelum saya mencobanya di kasino. Sebelumnya saya coba dengan dadu dengan bermain sendiri, untuk mencari pengelolaan resiko yang bisa diterima. Sampai suatu hari saya memperoleh uang Rp 60 ribu (kira-kira Rp 3 juta uang saat ini). Uang ini saya anggap sebagai uang hilang. Artinya kalau habis, tidak akan saya sesali. Kesadaran ini penting dalam berspekulasi. Karena memang ada peluang untuk kalah total dan uang habis. Ini saya abil sebagai rule.
Rule-1: Mengetahui seberapa besar resikonya dan bersedia menerimanya.
Spekulasi forex dengan magin, option, judi, saham gorengan = potensi kerugian total adalah seluruh modal.
Spekulasi saham dengan fundamental bagus, emas dan perak : 80% dari modal
Pada saat itu saya bersedia kehilangan uang Rp 60 ribu yang saya miliki. Bermain roulette di Copacobana pada waktu itu mempunyai aturan bahwa minimum bet adalah Rp 500, sehingga saya hanya punya peluang kalah 7 kali berturut-turut (lihat tabel di bawah). Peluangnya untuk kalah total dan semua modah habis adalah hampir 1%. Oleh sebab itu saya bermain dengan sangat berhati-hati. Caranya dengan menunggu sampai ada pengulangan ganjil (atau genap) sampai 4 – 5 kali. Kalau dalam bahasa sahamnya adalah menunggu saat oversold atau overbought. Jadi saya tidak akan memasang taruhan sampai ada angka ganjil (atau angka genap) keluar 4 kali berturut-turut. Dalam bahasa sahamnya, “tidak akan mengambil posisi long sebelum oversold”. Kemudian baru saya pasang yang berlawanan. Jadi setelah 4 kali angka ganjil keluar, maka saya pasang angka genap. Kemungkinan 5 kali angka ganjil keluar berturut-turut adalah 3.5% - kecil. Kondisi seperti ini sering disebut oversold/overbought. Dengan demikian peluang saya untuk kena semakin besar. Ini saya buat sebagai aturan.
Rule – 2: masuk pada saat resiko kecil.
Walaupun peluangnya hanya 3.5%, tidak berarti kejadian ini tidak akan terjadi. Dalam 100 putaran, peluangnya 3-4 kali terjadi. Jadi sering harus menunggu lama. Tetapi hal itu tidak menjadi persoalan karena saya hanya punya dana untuk bermain sebanyak 7 kali. Dengan cara ini peluang untuk kena menjadi lebih besar. Peluang untuk menghasilkan 11 kali ganjil berturut-turut adalah hanya 0.065474% - makin kecil saja.
Dengan perjalanan waktu, modalpun bertambah dan peluang kalah semakin kecil. Istilahnya peringkatnya naik. Kalau awalnya modalnya hanya Rp 64 ribu, maka peringkatnya hanya 7 kali main. Maka peluang kalahnya 0.065474% (lihat tabel untuk n = 4 + 7 atau 11) artinya, dalam 1500 putaran permainan, baru ada peluang yang bisa diperhitungkan akan termakan habisnya modal yang Rp 64 ribu. Ketika modal sudah naik menjadi Rp 1.1 juta, maka peluang kalah menjadi 0.004553% (lihat tabel untuk n = 4 + 11 atau 15) artinya peluang modal yang Rp 1.1 juta termakan habis baru muncul pada 22 ribu kali putaran.
Angka 4 kali ganjil berturut-turut atau 4 kali genap berturut-turut hanyalah untuk illustrasi. Bagi mereka yang sudah panas dingin karena pasangannya tidak kena 5 kali berturut-turut, maka dianjurkan lebih konservatif dalam menunggu saat untuk masuk, misalnya sudah 6 kali ganjil berturut-turut.
Menunggu sampai ada 4 genap atau 4 ganjil berturut-turut adalah bentuk pengurangan leverage. Oleh sebab itu hasilnyapun (returnnya) lebih lambat. Kalau ini dianggap sebagai kaidah maka rule berikutnya adalah:
Rule – 3A: untuk menunda kekalahan terakhir, kurangi leverage.
Saya berhenti bermain kasino, demikian juga dengan teman saya itu. Sebabnya, dari analisa di atas (tabel), terlihat bahwa peluang untuk kalah habis-habisan selalu ada, walaupun bisa dikurangi sampai kecil. Hal seperti ini tidak bisa saya terima karena masalah umur. Ketika mahasiswa, saya masih ditanggung orang tua. Sedangkan sekarang saya punya tanggungan. Jadi kekalahan total tidak bisa diterima. Kasino bukan arena yang cocok untuk kondisi “risk-tolerance” saya saat ini. (Bisa jadi cocok untuk kondisi saya di masa datang, siapa tahu? Dengan kata lain, kondisi bisa berubah). Saat ini masih banyak arena spekulasi dan investasi yang lebih cocok untuk kondisi saya saat ini.
Kalau ini dibuat rule, maka seharusnya diletakkan di bagian pertama:
Rule-0: Cari arena spekulasi/investasi yang cocok dengan kondisi anda.
Maksudnya, jika anda tidak siap untuk kehilangan seluruh modal, jangan terjun di arena yang memungkinkan hal ini terjadi. Misalnya, kasino, margin-forex, margin-future, option, adalah arena yang bisa membabat semua modal anda.
Leveraged short ETF merupakan level berikutnya. Leveraged short ETF cenderung menjadi NOL nilainya. Kemudian disusul dengan saham gorengan, saham blue chips. Yang terakhir adalah emas, cash dan bond pemerintah yang bonafide.
Jangan dikira emas tidak mempunyai resiko. Kalau anda membeli emas di tahun 1980 di harga $ 620 (harga rata-rata bulan Januari), setelah 21 tahun kemudian, harga emas anda adalah $ 290 per oz. Emas yang katanya instrumen lindung nilai, ternyata membabat kapital anda sebesar 53%. Dan untuk balik pokok, harus menunggu 27 tahun. Demikian juga dengan cash. Nilainya turun terus. Saham Nikkei juga turun sampai 80% dan selama 20 tahun tidak kemana-mana padahal Jepang adalah salah satu negara yang paling effisien. Properti rumah juga beresiko. Dua tahun lalu saya harus memperbaiki rumah (yang tidak saya tinggali) dengan biaya 50% dari nilai keseluruhan (tanah dan bangunan). Itu bisa disebut uang hilang karena sekedar untuk menjaga nilai asset. Tentu saja untuk pengeluaran seperti itu, anda tidak akan menganggapnya sebagai losses. Bagi saya itu adalah losses. Jadi semua ada resikonya. Sebagian bisa diterima. Sebagian tidak dianggap sebagai losses. Dan sebagian lagi tidak bisa ditoleransi, bisa bikin stress. Hidup adalah pilihan arena bermain dengan resiko. Pilihlah arena yang sesuai dengan jiwa anda. Jangan sampai anda stress karena salah pilih arena.
Kita mencoba untuk ringkas cerita di atas secara berurutan dan sistematis:
Rule-0: Cari arena spekulasi/investasi yang cocok dengan kondisi anda.
Hidup adalah pilihan arena spekulasi. Punya emas, cash, properti pun ada resikonya. Oleh sebab itu pilih lah arena yang sesuai denga jiwa anda. Jangan sampai anda stress. Kalau anda tidak mau menerima telpon “margin call” di tengah malam, maka jangan bermain margin. Kalau anda tidak bisa menerima kekalahan 50% dari nilai investasi anda, jangan bermain di emas (terutama pada saat yang dicurigai sudah menjadi bubble). Oleh sebab itu kenalilah arena yang akan anda terjuni.
Rule-1: Mengetahui seberapa besar resikonya dan bersedia menerimanya.
Kalau anda sudah mempelajari dan memilih arena dimana anda “mungkin” merasa nyaman, mulailah dengan jumlah yang bisa diterima kalau anda kalah total. Sebabnya, walaupun anda telah mempelajari arena yang menurut anda cocok diterjuni, dalam praktek belum tentu benar. Mungkin hanya di atas kertas saja. Bikinlah uji coba sebelum terjun secara penuh. Dengan demikian kerugian anda bisa terukur.
Setelah uji coba, rencanakan langkah berikutnya dengan kapasitas serta resiko yang terukur dan bisa diterima.
Rule – 2: kenali medan anda masuk pada saat resiko kecil.
Kenali medan anda dan cari kiat-kiat untuk memperkecil resiko. Ini termasuk analisa teknikal dan analisa fundamental. Harus diingat bahwa memperkecil resiko tidak berarti menghilangkan resiko.
Minggu lalu, saya melihat posting di Klubsaham.com tentang niat melakukan short di bursa Jakarta. Saat ini struktur TA dari bursa Jakarta adalah bullish. Orang ini mungkin berspekulasi bahwa bursa Jakarta nantinya akan bearish, tetapi saat ini belum ada tanda-tandanya. Untuk bursa New York, ciri struktur bearish sudah ada sejak May lalu. Mulainya bulan April 2010, tetapi baru bisa disebut bearish setelah bulan May 2010. Lain halnya dengan bursa Jakarta. Bursa Jakarta pola bear belum ada. Masuk posisi short di bursa Jakarta, masih tinggi resikonya. Kalau anda punya toleransi terhadap kekalahan cukup kuat, misalnya spekulasi anda turun sampai 30% anda masih belum demam, silahkan saja. Tetapi jika dengan menurunan 5% saja, atau 6 bulan investasi anda tidak beranjak ke mana-mana membuat anda demam, sebaiknya hindari. Kenali toleransi anda terhadap kekalahan dan endurance anda terhadap kekalahan.
Rule – 3: Kalau anda merasa tidak nyaman, keluar lah dari arena.
Dari pada stress, lebih baik keluar dari arena dan cari arena lain yang lebih nyaman.
Selamat melakukan instropeksi dan evaluasi ke dalam. Jaga kesehatan anda, jangan sampai stress. Jaga juga investasi anda baik-baik.
Jakarta 25 Juli 2010.
Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.