Bagian III: ……..Kisahnya Belanjut Bisa Semakin Tragis
Pembaca mungkin heran kenapa EOWI kok tertarik pada sejarah, padahal menurut Ambrose Bierce sejarah adalah:
History is an account,
mostly false, of events, mostly unimportant, which are brought
about by rulers, mostly knaves, and soldiers, mostly fools.
Tentu saja sejarah yang disodorkan oleh EOWI berbeda
dengan sejarah-sejarah resmi yang diajarkan di sekolah-sekolah. EOWI setuju
dengan Ambrose Bierce, bahwa sejarah-resmi adalah kejadian yang tidak penting,
tidak jelas yang ditulis oleh penguasa. Oleh sebab itu sejarah yang dibaca oleh
EOWI adalah sejarah yang lain dan tidak ditulis oleh badan resmi. Sejarah yang
disodorkan oleh EOWI adalah merupakan kejadian yang penting dan bisa diambil
hikmahnya. Tetapi kesimpulannya masih tidak bersifat pasti, dan sifatnya sebagai
hipotesa yang tidak lain adalah dugaan yang terstruktur.
Dongeng Hutang, Kewahaman
dan Petaka
Dimasa lalu, awal dekade 1980, tepatnya pertengahan
tahun 1981 sampai akhir tahun 1982, di dunia barat mengalami keterpurukan dan
resesi disaat harga minyak sedang jatuh. Apakah hal ini akan berulang? Apakah
ada kaitan antara jatuhnya harga minyak dengan resesi dimasa itu. Mungkin. Dan
itu akan kita lihat keterkaitan antara satu faktor dengan faktor lainnya. Yang
pasti, waktu itu, di tahun 1982, dampak resesi di Amerika Utara kemana-mana. Salah
satu yang dampaknya mengenai diri saya adalah dihapuskannya subsidi sekolah
bagi pelajar asing di Canada.
Berakhirnya secular bull market periode lalu (1970 – 1980), diikuti dengan
resesi di dunia barat. Resesi berekor turunnya pendapatan pemerintah yang salah
satunya negara bagian Ontario Canada tempat saya bersekolah waktu itu. Resesi
menyebabkan pemerintah harus mengetatkan budgetnya. Universitas yang uang
sekolahnya disubsidi, terpaksa memilah-milah lagi, kepada siapa subsidi itu
diberikan. Akhirnya pelajar asing (termasuk saya) terpaksa membayar uang sekolah
$7,000, sedangkan pelajar lokal hanya dikenakan uang sekolah $2,000 per
tahunnya. Andaikata saya datang ke Canada di tahun sebelumnya, saya hanya bayar
uang sekolah $ 2000 per tahunnya. Nasib
memang belum berpihak kepada saya.
Jatuhnya harga minyak di awal dekade
1980 membawa resesi di banyak negara, termasuk Canada dan Amerika Serikat. Di
samping PHK bagi pekerja-pekerja minyak, juga ada ancaman kebangkrutan pada perusahaan-perusahaan
kecil yang memproduksi minyak serta penyedia jasa di sektor perminyakan, serta
perusahaan eksplorasi minyak.
Cuma untuk Indonesia, kisah tragis itu tidak
perlu menunggu sampai puncak harga minyak. Dalam waktu hanya 3 tahun perjalanan
secular bull market dekade 1970,
yaitu tahun 1973, BUMN minyak Indonesia, yaitu Pertamina, sudah terlilit
hutang. Sejak lahirnya secular bull
market dekade 70an, Pertamnia sudah memperoleh kepercayaan dari kreditur.
Mungkin karena publisitas pertumbuhan Indonesia yang pesat akibat liberalisasi setelah
jatuhnya Orde Lama merupakan tambahan penyedap bagi secular bull market di sektor minyak itu sendiri. Booming minyak waktu itu masih awal,
tetapi bisa membuat Pertamina punya nama besar, dan menjadi 200 perusahaan yang
terbesar di dunia. Bisa dibayangkan bagaimana hotnya sektor minyak dimasa itu. Minyak, walaupun masih di awal secular bull market dekade 70an memang
sedang hot, naik daun, mudah untuk
memperoleh kucuran kredit. Dengan kredit Pertamina berekspansi ke bidang-bidang
bukan core-business nya (non minyak)
seperti rumah sakit, hotel, restoran, maskapai penerbangan, guest-house,
dan bahkan sepertinya juga ikut berpartisipasi dalam membangun salah satu landmark kota Jakarta. Saya tidak tahu
siapa yang sebenarnya membiayai pembuatan patung Pizza-man di bundaran persimpangan jln. Jen. Sudirman – jln.
Sisingamangaraja dan jln. Senopati di depan Ratu Plaza, Jakarta. Kalau
diperhatikan wajah patung Pizza-man yang
setengah telanjang, berteriak karena tangannya kepanasan membawa pizza panas
itu, mirip dengan wajah Ibnu Sutowo, direktur Pertamina pada masa itu. Patut
diduga bahwa yang membiayai pembangunan patung Pizza-man adalah Pertamina, c.q. Ibnu Sutowo. Itu hanya dugaan,
yang nilai kebenaran tidak jauh dari nilai kebenaran sejarah.
Hutang Pertamina meningkat, sehingga di
tahun 1973, kreditur sepert IMF sadar akan kesembronoan
Pertamina, dan memberi tekanan agar Pertamina hanya diperbolehkan untuk
memperoleh pinjaman jangka pendek saja. Akibatnya hutang jangka pendek
Pertamina meningkat drastis, sampai mencapai $1.5 milyar dari hutang totalnya
yang berjumlah $10.5 milyar. Sebagai perbandingan adalah cadangan devisa
Indonesia waktu itu adalah $1.49 milyar (1974) dan budget pemerintah adalah
sekitar $8.6 milyar. Tentu saja hal ini bisa menimbulkan keguncangan ekonomi
negara. Dan saatnya tiba ketika Pertamina men-default-kan hutangnya kepada krediturnya dari US dan Canada.
Pertamina harus melakukan
perampingan-terpaksa. Yang paling populer adalah harus ditutupnya restoran
Ramayana milik Pertamina di Rockefeller Center, New York. Restoran? Apa tidak
salah? Tentu saja tidak salah. ‘Kan tadi sudah dikatakan bahwa busines
Pertamina merambah ke sektor-sektor yang bukan core-businessnya. Penyanyi yang sekarang sudah gaek Bob Tutupoli pernah menjadi public relation restoran ini
Kisah Pertamina pada periode dekade
1970an adalah kisah-kasih salah urus dan korupsi. Salah satu
kasus yang terkenal karena terungkap karena keserakahan anggota-anggota
keluarga koruptor. Karena arena persengketaannya ada di Singapura, kasus ini
tidak bisa ditutupi dan dipeti es-kan oleh pemerintah Indonesia. Kasus yang
dimaksud adalah kasus korupsi H. Thahir, Asisten Umum Direktur Utama Pertamina.
Dia mati dan meninggalkan uang di Bank Sumitomo Singapura bernilai US$ 35 juta.
Persengketaan terjadi antara Kartika (istri ke-4 Thahir) dan anak-anaknya dari
istri yang lainnya. Kemudian pemerintah ikut nimbrung dan mengklaim bahwa uang
tersebut adalah hasil korupsi dan harus kembali ke Pertamina. Akhirnya, setelah
16 tahun perkara ini berlangsung, pada tanggal 25 Agustus 1992, Pengadilan
Tinggi Singapura memutuskan bahwa Pertamina berhak atas uang deposito H.
Thahir.
Itu cerita dari kultur korup yang ada,
tetapi sumber kekuatan yang menghancurkan Pertamina adalah hutangnya. Euphoria
membuat kreditur menjadi lebih berani berspekulasi dan mengucurkan dana
hutangan ke Pertamina. Pertamina
bisa memperoleh hutang karena agunannya adalah nilai perusahaan minyak itu. Korupsi
seperti yang dilakukan Thahir tidak marak kalau tidak ada proyek-proyek yang
merebak karena kucuran kredit.
Sejarah berlanjut, akhirnya Pertamina
keluar dari 200 korporasi terbesar dunia karena salah urus dan korupsi. Dan
hutangnya ditanggung oleh pembayar pajak, melalui Bank Indonesia.
Hikmah dari dongeng ini adalah, bahwa
investor sering buta, mengucurkan kredit ke sektor yang beresiko (dalam kasus
Pertamina adalah memberi kredit kepada perusahaan yang sembrono) karena illusi
yang tercipta di benaknya. Padahal kemakmuran di sektor itu hanyalah semu,
sesemu fatamorgana sebagai penampakan air di gurun pasir. Kasus kredit hipotek subprime di Amerika Serikat tahun 2008
juga kasus yang sama. Manusia memang pelupa.
Freaking Fucking
Fracking (3F) = Pemicu Krisis?
Kasus shale oil/gas
tidak mutlak sama dengan kasus Pertamina. Kalau mau dipaksakan untuk diambil hikmahnya
sebagai pembanding, maka kasus shale
oil/gas punya kemiripan, tetapi minus korupsinya. Motor yang menggerakkan sama, kreditur
dengan mudah mengucurkan uangnya karena daya tarik investment yang sedang hot,
euphoria dan delusion. Jadi faktor
yang tersisa adalah korupsi dan salah urus.
Shale oil/gas mungkin sektor yang paling hot selama 4 tahun terakhir ini di sektor minyak bumi. Fracking dibayangkan banyak orang sebagai
panacea (obat segala penyakit) bagi
sumur minyak yang tidak mau mengalir. Boss saya yang secara teknik tidak tahu
apa-apa terpengaruh oleh hype
(promosi gencar di masyarakat minyak) mengusulkan beberapa proyek fracking yang tidak tepat yaitu di
sumur-sumur yang tidak bisa di-fracking.
Walaupun dengan berat hati saya lakukan yang diinginkannya dengan tujuan
sebagai education untuk para manager.
Hal yang sama saya lakukan sekitar 9 tahun lalu di Malaysia untuk memberi
pendidikan bagi 19 orang engineers yang
sedang saya bina kemampuannya.
Sejak tahun 2009, investor tidak punya
pilihan banyak untuk menempatkan uangnya. The Fed dengan suku bunganya yang
rendah, memaksa yield (bunga) high
quality bond tertekan di level yang rendah. Bunga deposito juga rendah. Pilihan
investor tidak banyak, yaitu saham dan junk-bond
yang beresiko. Rupanya aksi para investor ini direspon dengan baik oleh para
emiten. Banyak korporasi mengeluarkan bond untuk memperoleh dana dari investor.
Ada yang menggunakan dana dari penjualan bond untuk ekspansi. Tetapi banyak
juga emiten sontoloyo menggunakan untuk melakukan buy-back saham. Biasanya para petinggi di perusahaan punya saham
hasil pembagian dan bonus. Dan buy-back biasanya dilatar belakangi usaha
mendongkrak asset-asset para CEO dan petinggi perusahaan. Ini sedikit atau
banyak adalah prilaku yang korup.
Inilah bubble terbaru yang disponsori oleh the Fed, yaitu bubble junk-bond. Bubble ini dalam 4 tahun terakhir, tumbuh tidak kalah besarnya
dengan bubble-bubble lain yang disponsori oleh the Fed. Nama bubble baru ini
adalah junk-bond bubble. Dalam kurun
waktu 5 tahun, jumlah junk-bond
meningkat dari sekitar $ 100 milyar di tahun 2008 menjadi $600 milyar di tahun
2013. Ini adalah bubble. Bandingkan
dengan hutang subprime mortgage dari
$50 milyar di tahun 2000 menjadi $335 milyar pada puncaknya di tahun 2005. Menurut
perkiraan sekitar 25% (sekitar $ $150 milyar) dari junk-bond ini berasal dari bisnis fracking. Selain mencari dana dari pasar bond,
perusahaan-perusahaan fracking ini
juga .mengambil kredit sekitar $350 milyar dari luar pasar bond. Jadi
total-jendral ada $500 milyar hutang di sektor fracking shale oil/gas. Angka ini cukup freaking big (besar) jika dilihat sektor ini adalah sektor yang
lemah dan banyak ancamannya. Kita akan bahas ancamannya. Ingat namanya saja
sudah junk-bond. Kata itu
sudah bisa menggambarkannya dengan jelas.
Masih ingat kisah siklus minyak
(silahkan baca bagian I, kisah ini), secular
bull market dan secular bear market
datang silih berganti dengan segala sebabnya. Secular bull market di sektor minyak selalu diakhiri dengan over-capacity yang biasanya memerlukan
20 tahun untuk memangkasnya. Dan sekarang yang paling rentan kena pangkas
adalah di sub-sektor fracking shale
oil/gas.
Ladang shale oil/gas memerlukan
pengeboran sumur-sumur baru, karena lapangan dengan permeability rendah ini
setiap sumurnya punya area pengurasan yang kecil saja, dan satu sumur hanya
berumur 3-5 tahun sehingga diperlukan pengeboran/pembuatan sumur produksi
secara terus menerus. Untungnya harga sumurnya hanya berkisar antara $1.5 – 2.5
juta saja.
Tingkat balik-pokok dari proyek shale oil rata-rata ada pada harga
minyak $60 per bbl. Dengan harga minyak di bawah $60 per bbl, proyek shale oil menjadi tidak ekonomis. Pengeboran
sumur-sumur baru tidak punya justifikasi lagi. Tetapi untuk menghentikan
program pengeboran bukan seperti membalikkan telapak tangan. Dalam melakukan
pengeboran sumur, operator (perusahaan) produksi minyak punya kontrak dengan
perusahaan pengeboran dan jasa-jasa penunjang pengeboran serta jasa-jasa data acquisition. Dalam kontrak
pengeboran sumur produksi shale oil
biasanya mencakup beberapa sumur karena pertimbangan ekonomis. Artinya,
perusahaan pemilik ladang minyak terikat kewajiban untuk melakukan pengeboran
sejumlah sumur sesuai dengan kontrak yang sudah ditanda-tangani. Tidak hanya
itu, sumur yang sudah dibor kemudian harus dipasangi perlengkapan produksi dan
distimulasi melalui proses fracking. Proses
menjalani program kontrak seperti ini bisa berlangsung 1 – 3 tahun. Artinya,
sumur-sumur shale oil masih akan
terus bermunculan, sampai kontrak-kontrak pengeborannya habis. Jadi, walaupun kontrak-kontrak
pengeboran sumur-sumur baru senadainya sudah dihentikan, over-supply kegiatan drilling
(pengeboran), completion (melengkapi
sumur dengan peralatan produksi) dan stimulasi fracking masih berlanjut sampai 2 - 3 tahun ke depan. Ini adalah
jaminan dalam kurun waktu 3 tahun ke depan harga minyak akan masih tertekan
karena over-capacity. Jangan harap
OPEC akan menurunkan produksinya untuk mendongkrak harga minyak. Karena Saudi
ingin sektor fucking freaking fracking
oil mati. Yang menurut EOWI tidak akan terjadi. Yang terjadi adalah 3F oil akan masuk hibernasi untuk
kemudian bangun pada saat harga minyak kembali tinggi, yang waktunya entah
kapan.
Apa arti harga minyak di bawah $60 per
bbl? Yang pasti, harga minyak di bawah $60 per bbl akan memangkas kemampuan
para produser shale oil untuk
membayar hutangnya. Jangan heran kalau jatuhnya harga minyak di bawah $60 per
bbl membuat investor junk-bond
menjadi nervous, kalau mereka cukup sehat akalnya.
Kalau ada waktu, kita akan membahas
krisis di sektor F3 oil secara
terpisah, karena dampaknya bisa memukul negara yang perekonomiannya terbesar di
dunia, yaitu US. Jika US bersin-bersin, dan Cina batuk, maka yang lain harus
diopname di rumah sakit.
Kehancuran OPEC (Defisit Anggaran Pembunuh)
Apakah OPEC akan hancur? Kami di EOWI
tidak punya jawabannya. Lalu kenapa judul bagian ini Kehancuran OPEC? Alasannya adalah supaya pembaca tertarik untuk
membaca kelanjutan cerita ini. Dan jawaban ini akan membuat pembaca penasaran.
Memang kondisi penasaran itu yang kami inginkan. EOWI selalu suka membuat
pembacanya penasaran. Apapun hasilnya, dalam arti pembaca penasaran atau tidak,
EOWI tidak keberatan untuk menuntun
pembacanya pada alur sejarah masa lalu yang mungkin bisa diambil hikmahnya. Saya
akan mensitir kembali paragraf pembukaan tulisan ini: Pembaca mungkin heran
kenapa EOWI kok tertarik pada sejarah
yang menurut Ambrose Bierce adalah:
History is an account,
mostly false, of events, mostly unimportant, which are brought about by rulers,
mostly knaves, and soldiers, mostly fools.
Tentu saja sejarah yang disodorkan oleh EOWI berbenda
dengan sejarah-sejarah resmi yang diajarkan di sekolah-sekolah. EOWI setuju
dengan Ambrose Bierce, bahwa sejarah-resmi adalah kejadian yang tidak penting,
tidak jelas yang ditulis oleh penguasa. Oleh sebab itu sejarah yang dibaca oleh
EOWI adalah sejarah yang lain, yang tidak resmi. Sejarah yang disodorkan oleh EOWI
adalah merupakan kejadian yang penting, bisa diambil hikmahnya, tetapi
kesimpulannya masih tidak pasti, karena sifatnya adalah hipotesa. Hipotesa
bukanlah kebenaran, melainkan dugaan yang terstruktur. Beginilah sejarah yang
akan diceritakan oleh EOWI:
Ketika subprime oil
shock (anjloknya harga minyak sebagai imbas dari kasus subprime) 2008 lalu, Libya bergolak, pembrontakan meletus dan
Presiden Muamar Qaddafy dijatuhkan, tertangkap, diarak dan di eksekusi di jalan
raya. Video episode yang tragis ini tersebar di internet.
Kemudian Dubai ditinggalkan penduduknya dan untuk
beberapa bulan menjadi kota hantu. Supaya lebih dramatis silahkan lihat: Dubai Calon Kota Hantu.
Mesir yang bukan negara kaya, juga bergolak dan Husni Mubarak dijatuhkan oleh
massa yang menuduh dirinya korupsi. Bahrain yang negara kaya, ikut-ikutan bergojak.
Tetapi untuk Bahrain, gejolak ini bisa diredakan sebelum merebak menjadi
pembrontakan yang sukses.
Peristiwa tersebut di atas terjadi pada tahun yang sama
dengan kasus subprime di US. Apa
hubungan hutang hipotek dengan gejolak politik di Timur Tengah?
Ketika kasus subprime merebak, selanjutnya diikuti
oleh bekunya kredit. Dan hal ini membuat para spekulan cepat-cepat masuk
kandang. Spekulan minyak, melikwidasi posisinya sehingga menyebabkan harga
minyak anjlok, runtuh. Kata runtuh dan anjlok adalah tepat sekali, karena di
tanggal 3 Juli 2008 harga minyak mentah (WTI) masih $145.31 per bbl, dan pada
tanggal 23 Desember 2008 jatuh ke level $30.28 per bbl. Kata apa yang paling
tepat untuk menggambarkan kejatuhan harga sebesar 79% dalam waktu kurang dari 6
bulan kalau bukan kata anjlok atau runtuh.
Negara-negara Timur Tengah yang notabene kebanyakan
adalah anggota OPEC dan hidupnya tergantung dari ekspor minyak, akan mengalami
defisit ketika harga minyak anjlok. Belanja negara mereka punya porsi untuk subsidi.
Kalau negara-negara ini mengikuti sunatullah,
mengikuti hukum-hukum Tuhan, masalah tidak akan timbul. Persoalan akan timbul
jika pemerintahnya ingin menjadi saingan Tuhan sebagai al Razak, pemberi rejeki
(penghidupan). Pemerintah memberi subsidi melimpah dengan cara yang melebihi
cara-cara kasih Allah. Sebagai perbandingan, Allah memberi udara, tetapi
manusia harus menghirupnya. Allah memberi air, tetapi manusia harus
mengambilnya dan mengolahnya (menyaring, menghilangkan kuman-kuman yang ada
dengan merebusnya atau cara yang lain). Allah tidak menyodorkan rizki yang
diberikan kepada manusia sampai di depan hidung mereka!
Ada hikmah yang bisa diambil dari suatu kisah di dalam
Quran, surat Maryam 23 – 26, dimana seorang ibu bernama Maryam baru saja melahirkan
ditempat yang terpencil dan tidak ada orang/tidak berpenghuni. Dalam keadaan
yang masih lemah itu, kalau ia mau makan dan minum, dia (Maryam yang baru
melahirkan itu) disuruh mengambil sendiri air di sungai di dekat tempatnya dan
disuruh menggoyang-goyang pohon kurma untuk merontokkan buahnya, supaya buahnya
jatuh. Tuhan yang paling pengasih (ar Rahman) itu tidak mengirimkan malaikat
atau seseorang atau pegawai dinas sosial untuk membantu ibu Maryam yang masih
lemah karena baru melahirkan itu dengan mengantarkan makanan dan minuman
kepadanya.
Bandingkan bagaimana usaha pemerintah untuk menyaingi
Allah, ar-Rahman (sang Pengasih), dengan memberi subsidi pangan dan kebutuhan
rakyatnya. Apakah cara-cara Allah memberi rizki mahluknya masih kurang baik sehingga
politikus menciptakan sistem subsidi? Bukankah Allah telah memberikan kemampuan
usaha bagi ciptaannya (dari semut, bakteri sampai ke manusia) untuk
mengusahakan rizki dari Nya. Allah tidak suka disaingi! (Atau dihina karena
dianggap kurang pengasih). Oleh sebab itu sewaktu-waktu negara-negara sosialis
ini akan diingatkan, kemudian/bahkan dilaknat oleh Allah. Diingatkan Allah
dengan menyumbat sumber rizkinya, secara alami bukan secara magis dan sulapan.
Ketika kucuran rizki dari para penguasa negara berhenti, rakyat sadar bahwa
mereka ini bukan Tuhan yang sebenarnya. Luapan kemarahan terkadang berlebihan
dan dimanifestasikan dalam bentuk yang sangat brutal seperti yang terjadi pada
Muamar Qaddafy. Kasihan...., tuhan-tuhan kecil menemui ajalnya secara tragis.
Bila minyak dijadikan andalan budget negara, sebenarnya
tidak akan menjadi masalah. Yang menjadi masalah adalah politikus pemerintahan
yang bego. Mereka tidak bisa
mengambil hikmah kisah nabi Yusuf yang intinya ada masa subur untuk menabung
dan membuat persiapan, kemudian ada masa paceklik, dimana tabungan itu dipakai
untuk hidup selama periode paceklik itu. Sederhana bukan? Politikus bego terlalu dungu atau tidak punya
interest untuk mencerna kisah nabi Yusuf dan membuat budget negara defisit atau
mengabaikan untuk menabung selama masa subur. Dan ketika masa paceklik kelabakan. Ketika para politikus ini kelabakan, rakyat menjadi marah melihat
dewa-dewa sesembahannya ternyata hanyalah mahluk-mahluk pembohong dan lemah
seperti mereka.
Bagi EOWI, masalah dewa-dewa sosialis bukan urusan EOWI.
Yang penting adalah mengetahui:
1. Sejauh mana dewa-dewa ini bisa mempertahankan statusnya
sebagai dewa.
2. Melihat dampaknya ketika kedok para dewa ini terungkap.
Kedua hal ini lebih penting karena menyangkut hidup manusia.
Berikut ini adalah tabel dari data World Bank dan IMF yang
menunjukkan tingkat harga minyak yang membuat budget negara pengekspor minyak
menjadi seimbang. Artinya di bawah harga itu, negara tersebut akan mengalami
defisit budget negara.
Table-1
Table-1
Negara
|
Harga untuk Budget 2015 Break-even
|
Produksi, juta bbl/hari
|
Revenue Ekspor
Minyak, $ juta
|
GDP, $ juta
|
Ekspor Minyak, % GDP
|
Cadangan Devisa,
juta $
|
Rasio Cadangan
Devisa & GDP, %
|
Norway
|
$40.00
|
1.9
|
104,520
|
513,000
|
20%
|
66,969
|
13%
|
Kuwait
|
$54.00
|
2.9
|
108,482
|
184,031
|
59%
|
34,350
|
19%
|
Qatar
|
$60.00
|
0.7
|
62,519
|
202,172
|
31%
|
43,496
|
22%
|
UAE
|
$77.30
|
2.8
|
126,307
|
396,235
|
32%
|
58,040
|
15%
|
Ecuador
|
$79.70
|
0.5
|
14,103
|
93,577
|
15%
|
2,625
|
3%
|
Kazakhtan
|
$90.00
|
1.6
|
54,600
|
224,000
|
24%
|
28,312
|
13%
|
Congo
|
$95.10
|
0.3
|
7,155
|
30,630
|
23%
|
5,239
|
17%
|
Angola
|
$98.00
|
1.7
|
67,829
|
120,509
|
56%
|
37,940
|
31%
|
Azerbaijan
|
$100.00
|
1.0
|
26,315
|
73,560
|
36%
|
13,080
|
18%
|
Iraq
|
$100.60
|
0.9
|
89,402
|
229,327
|
39%
|
71,240
|
31%
|
Saudi Arabia
|
$106.00
|
9.6
|
321,723
|
745,273
|
43%
|
742,459
|
100%
|
Venezuela
|
$117.50
|
2.8
|
85,861
|
373,978
|
23%
|
21,150
|
6%
|
Russia
|
$117.80
|
10.3
|
322,000
|
2,097,000
|
15%
|
398,900
|
19%
|
Nigeria
|
$122.70
|
1.8
|
89,314
|
515,787
|
17%
|
39,521
|
8%
|
Algeria
|
$130.50
|
1.2
|
44,458
|
223,857
|
20%
|
192,500
|
86%
|
Iran
|
$130.70
|
2.7
|
61,923
|
366,259
|
17%
|
68,060
|
19%
|
Libya
|
$184.10
|
0.9
|
40,163
|
73,755
|
54%
|
120,900
|
164%
|
Mexico
|
2.9
|
45,370
|
1,261,000
|
4%
|
197,026
|
16%
|
Dari table ini terlihat bahwa dengan harga minyak yang saat ini di level $53 per bbl, kecuali Norway, semua negara-negara yang ada pada table di bawah akan mengalami defisit dalam budget pemerintahnya. Bagi negara yang cadangan devisanya rendah seperti Venezuela sudah babak-belur. Yang menjadi sebabnya adalah kemampuan tidak ada dan maunya banyak; salah urus dan karena program-program sosial kemanusiaannya yang berusaha menyaingi tingkat kasih Tuhan, yang pada akhirnya membuat orang (rakyatnya) kurang berusaha untuk mengusahakan rizki dari Tuhan. Mereka tidak/kurang menghasilkan barang yang bisa dijual di pasar dunia dan memperoleh mata uang dunia (US dollar atau sejenisnya) yang bisa dipakai untuk membeli (barter) dengan barang kebutuhan lainnya yang mereka tidak bisa produksi sendiri.
Perekonomian Venezuela goyah, mata uang bolivar terpuruk.
Walaupun sebelumnya sudah pernah didevaluasi dari VEF 2 per US dollar ke VEF
4.25 tahun 2010, kemudian ke VEF 6.25 tahun
2013, tetapi ternyata saat ini di pasar gelap mencapai VEF 41 di bulan
September 2014, kemudian VEF 102 di bulan November 2014, dan VEF 150 per US dollar di akhir tahun
2014. Artinya, nilai Bolivar Venezuela hanya 4.2% dari nilai riilnya.
Untuk memberi gambaran bagaimana enaknya rakyat Venezuela adalah harga bensin yang dipatok VEF 0.097
per liter. Dalam kurs resmi saja sudah murah, sekitar Rp 250 per liter (kurs 1
US$ = VEF 6.25 dan Rp 12,500 = US$1). Itu dengan kurs resmi yang sudah sangat
murah. Dalam dollar riil (pasar bebas) adalah US$0.00065 atau 0.065 sen US atau
Rp 8 per liter. Ini sama saja dengan gratis. Tuhan tidak menyukai pemerintah
yang memberikan sesuatu yang gratis, tanpa usaha. Hukuman Tuhan adalah rakyat
Venezuela mengalami kesulitan untuk membeli barang impor dan memperoleh
kepercayaan kredit dari investor. Bisnis hengkang. Enak? Babak-belur kok
enak......
EOWI pernah menyinggung mengenai Venezuela secara singkat
bulan November 2014 lalu. Mungkin dilain waktu akan dibahas lebih panjang
mengenai negara Nicolas Maduro yang memberi kehidupan sorga bagi rakyatnya.
Venezuela memproduksi 2.8 juta bbl minyak mentah per
hari. Sekitar 1/3nya adalah untuk konsumsi dalam negri. Artinya 2/3nya untuk
ekspor. Perusahaan minyak nasional Venezuela PDVSA sejak terjadinya
pembangkangan terhadap presiden Hugo Chavez tahun 2002 – 2003, menjadi lebih
jinak terhadap pemerintah. Hampir separo pegawai disingkirkan dan digantikan
dengan orang-orang yang pro-pemerintah. Oleh sebab itu PDVSA saat ini tidak
lebih sebagai cash-cow dari
pemerintah. Untuk menyediakan 800 ribu
bbl bensin setiap harinya dengan harga supermurah, PDVSA menurut saja.
Di Wikipedia dikatakan bahwa berdasarkan perkiraan tahun
2014, Venezuela punya GDP nominal sebesar $ 6,869 per kapita. Sedangkan GDP PPP
(Purchasing Power Parity atau
kemampuan membeli, atau kesetaraan) $ 17,917 per kapita. Dengan kata lain,
walaupun seorang warga Venezuela berpenghasilan $6,869 per tahun, tetapi
kemampuan membelinya setara dengan orang yang berpenghasilan $17,917. Tidak
terlalu mengherankan, dengan harga bensin setara dengan Rp 250 per liter, harga
apa saja yang diproduksi akan murah. Harga cabe akan murah, harga ikan asin
atau terasi akan murah, gaji juga tidak perlu tinggi, makan di restoran juga
akan murah, harga rumah dan sebut saja yang lain. Walaupun sektor minyak
nampaknya hanya 23% dari sesungguhnya peran minyak lebih besar dari 23%.
Bagi EOWI perbedaan yang lebar antara GDP nominal dan PPP
menunjukkan adanya ketidak seimbangan. Dan ketidak seimbangan ini perlu adanya
proses penyeimbangan. Persoalannya adalah: apakan proses penyeimbangan ini
berjalan dengan mulus atau dengan benturan keras. Biasanya pemerintah akan
memilih untuk menghindari penyeimbangan dengan membendungnya melalui segala
cara. Tetapi alam mengalir sesuai dengan hukum-hukumnya dan akhirnya bendungan
itu tidak kuat lagi menahan kekuatan alam. Hasilnya adalah air bah yang
menerjang dan menghancurkan segala yang dilewatinya. Hukum Tuhan (hukum alam)
sedang bekerja untuk menyeimbangkan hal-hal yang timpang di Venezuela. Mata uang
bolivar sudah mengalami devaluasi beberapa bulan lalu. Cadangan devisa
Venezuela juga sudah menipis (6% dari GDP, mungkin juga sudah kurang dari itu).
Inflasi melonjak menjadi 65% di awal tahun 2014. Bahkan sekarang mencapai.......sorry
EOWI sudah tidak bisa menghitung lagi. Yang pasti nilai riil bolivar sekarang
hanya 4.2% nilai resminya. Ramalan EOWI, tidak lama lagi, barang-barang impor
akan lenyap dari pasaran. Dan ini akan menambah kesengsaraan. Bahkan hal ini
bisa terjadi untuk bensin. Di atas kertas bensin memang murah dan terjangkau
oleh setiap orang. Tetapi itu hanya di atas kertas. Lebih penting lagi,
pertanyaan apakah bensin itu tersedia dan bisa diperoleh? Pasalnya....., ketika
ada disparity harga, maka penyelundupan bensin ke luar Venezuela akan marak. Untuk
apa harga murah tetapi tidak tersedia?
Selain Venezuela, yang pada saat ini mengalami krisis
moneter adalah Russia. Ruble mengalami depresiasi terhadap US dollar cukup
tajam. Walaupun bagi Russia, ekspor minyak hanya 15% dari GDPnya, tetapi Russia
juga mengandalkan ekspor bahan komoditi. Dan saat ini harga barang komoditi
juga ikut jatuh bersama minyak bumi. EOWI yakin ruble akan rebound dengan baik
untuk sementara waktu. Cadangan devisa Russia cukup kuat untuk mempertahankan
ruble kalau mau.
Russia yang ekonominya berbasis bahan tambang, juga harus
belajar dari periode secular bear market di
sektor komoditi tahun 1980 – 2000, dimana beberapa negara yang ekonominya
berbasis komoditi pecah dan mengalami kekacauan. Uni Soviet pecah berkeping-keping dan kemudian lenyap dan menjadi sejarah saja; Indonesia
harus melepaskan Timor-Timur; lalu jatuhnya pemerintahan apartheid Afrika Selatan
disusul dengan lepasnya Afrika Barat-Daya (Namibia). Semua itu karena pendapatan pemerintah dari bahan tambang sebagai sumber pokok budget pemerintah
tidak cukup untuk mempertahankan sistem serta kedaulatan yang ada. Bagaimana
Russia akan melayari secular bear market
di sektor komoditi kali ini.....? Yang pasti akan bisa lebih mudah dibandingkan
dengan Uni Soviet. Apakah kesempatan ini akan digunakan oleh Putin? Entahlah.
Pertanyaan serupa juga bagi negara-negara yang hidupnya menggantungkan diri pada minyak seperti Saudi Arabia, atau Iran, Iraq, Libya, Algeria, Congo, Nigeria, .... seberapa jauh pengaruh penurunan pendapatan pemerintah dari minyak terhadap kestabilan negara-negara ini? Dan berapa lama mereka bisa bertahan?
Pertanyaan serupa juga bagi negara-negara yang hidupnya menggantungkan diri pada minyak seperti Saudi Arabia, atau Iran, Iraq, Libya, Algeria, Congo, Nigeria, .... seberapa jauh pengaruh penurunan pendapatan pemerintah dari minyak terhadap kestabilan negara-negara ini? Dan berapa lama mereka bisa bertahan?
Sejarah akan menjawabnya.
Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.
6 comments:
Mas IS, mau konfirmasi ... itu data agar APBN negara tsb breakeven tidak sama kan dg cost lifting oil du negara tsb ?
Soalnya sepengetahuan saya cost lifting oil di Arab Saudi sangat murah.
Salam & trims atas tulisannya.
Cost pf lifting itu lebih dekat ke ongkos prodiksi. Sedang harga breakeven yg dimaksud di artikel ini ada kaitannya dengan pendapatan pajak pemerintah. Kalau harga minyak rendah maka pemasukan pajak juga turun. Pada level tertentu, penghasilan pajak tidak mencukupi budget pemerintah.
Mas IS, Arab Saudi punya penghasilan dari yg naik haji tuh dan sangat besar pastinya.
Haji cuma 1 minggu dalam 1 tahun. Pemasukkan 1 minggu untuk perawatan 1 tahun. Bukan bisnis yg bagus. Seperti bisnis kantin di perkantoran, cuma rame jam 11 - 13 saja. Atau binis restoran di Puncak, ramenya cuma weekends.
Menurut Bapak, setelah Pak Jokowi tidak mensubsidi BBM premium, efek positif di neraca pemerintah RI bisa gak Pak mencegah kejatuhan rupiah?
Makasih Pak.
Halo, nama saya Mia Mulyadi. Saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati karena ada penipuan di mana-mana. Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial, dan putus asa, saya telah scammed oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai seorang teman saya merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Cynthia yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp800.000.000 (800 JUTA ) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dengan tingkat bunga hanya 2%. Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah i diterapkan untuk dikirim langsung ke rekening saya tanpa penundaan. Karena aku berjanji padanya bahwa aku akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman dalam bentuk apapun, silahkan hubungi dia melalui emailnya: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com
Anda juga dapat menghubungi saya di email saya ladymia383@gmail.com.
Sekarang, semua yang saya lakukan adalah mencoba untuk bertemu dengan pembayaran pinjaman saya bahwa saya kirim langsung ke rekening bulanan.
Post a Comment