Minggu ini dibuka dengan
berita tersungkurnya perusahaan sekuritas yang bergerak pada jasa forex, FXCM
Inc, dan memerlukan dana talangan sebesar $300 juta. Penyebabnya karena melonjaknya
frank Swiss secara tiba-tiba dan cepat. Banyak investor, banker, broker yang
menderita kerugian besar. Kita akan membahas latar-berlakangnya. Tetapi, untuk
lebih afdolnya pembaca sebelumnya melihat beritanya di bawah ini.
01/17/2015
By Ira
Iosebashvili, Andrew Ackerman and Alexandra Wexler
Banks, brokers and individual investors were
left with hundreds of millions of dollars in losses a day after an unexpected
surge in the Swiss franc sent shock waves through markets.
FXCM Inc., a major U.S. retail foreign-exchange
broker, emerged as the biggest victim so far and had to be rescued by an
emergency $300 million lifeline from investment firm Leucadia National Corp.
Shares of FXCM, one of the largest retail
currency brokers in the world, were suspended on the New York Stock Exchange on Friday after the
company said client losses on Swiss franc trades threatened to put it in
violation of regulatory capital rules.
The two-year loan, with an initial interest
rate of 10%, is "designed to maintain FXCM's financial strength and allow
it to prosper going forward, " said Leucadia Chief Executive Richard
Handler.
FXCM didn't respond to a request for comment.
Other firms were hit when the Swiss currency
jumped by nearly 30% against the euro and 18% against the dollar in the minutes
following the Swiss National Bank's decision to stop reining in the value of
the franc against the euro.
Citigroup Inc. and Deutsche Bank AG will each
lose about $150 million on the franc's appreciation, said people familiar with
the firms. Goldman Sachs Group Inc. said Friday that the franc's move will be
immaterial to its earnings. Losses at Barclays PLC will be in the tens of
millions of dollars, people familiar with the bank said.
Among hedge funds suffering losses: Discovery
Capital Management LLC, a South Norwalk, Conn., firm that manages $14.7 billion, and Comac Capital
LLP, which oversees $1.2 billion in London.
Comac was down roughly 8%, according to a person familiar with the firm.
Suku bunga rendah membuat
investor sulit untuk memperoleh keuntungan dari investasi fixed-income yang
aman, seperti bond pemerintah. Di lain pihak, suku bunga yang rendah juga
membuat investor tergiur untuk melakukan
leverage yang tinggi dan agak gila-gilaan. Apalagi pengelola dana pensiun.
Bunga yang dijanjikan pengelona dana pensiun biasanya jauh lebih tinggi dari
pada bunga bond pemerintah saat ini. Oleh sebab itu jika hanya mengandalkan
bond maka pertumbuhan dana tidak akan mengejar target. Kondisi seperti ini membuat
pengelola dana pensiun dan juga dana-dana investasi lainnya biasanya melakukan leverage.
Bank sentral Swiss (SNB)
sebelum-sebelumnya melakukan pematokan harga frank Swiss di level €1.20 selama
bertahun-tahun. Frank Swiss adalah mata uang yang mengalami deflasi yang
termasuk kuat. Sehingga secara fundamental seharusnya frank Swiss menguat
terhadap euro. Untuk mempertahankan frank Swiss di level €1.20, SNB harus membeli bond berdenominasi euro.
Bond berdenominasi euro ini agak beresiko. Kalau euro runtuh, akan terjadi
gejolak euro atau mata uang baru jelmaan euro. Masalah kurs tukar euro dengan
mata uang baru, seperti mark Jerman atau lira Italia pasti akan muncul.
Nampaknya SNB enggan menambah resiko ini.
Pematokan frank Swiss ke euro
juga menyebabkan harga-harga barang yang diimpor Swiss menjadi mahal. Baja,
logam-logam dan bahan dasar kimia yang dipakai sebagai bahan dasar
barang-barang yang diproduksi Swiss, seperti jam dan industri farmasi menjadi
lebih mahal. Mungkin SNB ingin berbuat baik kepada rakyat Swiss, sehingga SNB
memutuskan untuk melepas keterkaitan nilai frank dengan euro dan membiarkan
nilai frank naik. Apapun sebabnya, tidaklah penting. Yang lebih penting adalah
keputusannya.
Keputusan SNB ini memang sudah
diantisipasi oleh pemain pasar. Banyak diantaranya beranggapan frank Swiss akan
jebol setelah melihat rakyat Swiss menolak usulan agar SNB menambah cadangan
emasnya dalam referandum yang dilaksanakan beberapa waktu lalu. Pandangan ini
cukup masuk akal, karena menolak emas akan diassosiasikan dengan pandangan
inflasionist. Tetapi yang terjadi adalah sebaliknya, yaitu frank Swiss menguat.
Ketika frank Swiss menguat, banyak pemain pasar berharap bahwa SNB akan
melakukan intervensi untuk membuat frank Swiss melemah. Tetapi hal ini juga
tidak terjadi. Maka banyak pemain pasar yang kena margin call dan harus meliquidasi posisinya dengan kondisi babak
belur.
Yang menjadi biang keroknya
adalah volatily di tanggal 15 January
2015. Nilai tukar frank Swiss bergerak sampai 32%, dari € 1.20 ke € 0.82 hanya
dalam waktu kurang dari 30 menit. Chart 1 adalah grafik dalam interval data 1
jam. Sedang Chart 2 adalah interval data 15 menit. Dalam waktu hanya 30 menit ini cukup untuk
membangkrutkan banyak pemain pasar (dan juga membuat kaya lawan mainnya).
Chart 1
Chart 2
Sekian dulu,
nanti akan kita lanjutkan dengan hikmah dari kasus ini.
Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.
3 comments:
Ajib bang semar. FXCM yang biasa promo gila2an bisa kehilangan modalnya dalam waktu singkat.
Mad IS, apakah berarti perusahaan yg melayani jasa hedging kalo tidak mampu menepati janjinya karena modalnya tidak cukup tinggal declare bangkrut saja ?
iya pak Imam waktu dengar EUR/CHF free fall mid January cukup bikin gemetaran. duo mata uang ini yg termasuk popular di trading kan di FXCM. ouch banget....
Post a Comment