Update Gejolak 2014 - 2020
Demonstrasi besar-besaran terjadi di salah satu anggota the Fragile Five
(Indonesia, Brazil, Afrika Selatan, India dan Turki), Brazil seperti yang
dilangsir Bloomberg. Menurut judul beritanya, lebih dari sejuta pengunjuk rasa
turun ke jalan (More Than a Million Hit Brazil Streets to Protest Rousseff)
(Bloomberg) -- Brazil’s
government will present a package of anti-corruption measures after more than 1 million people, some of them calling
for President Dilma Rousseff’s impeachment, took to the nation’s streets
Sunday.
Rousseff will deliver the
package within days, Secretary General Miguel Rossetto and Justice Minister
Jose Eduardo Cardozo said to reporters in Brasilia
after meeting with the president. Cardozo said the government is open to
dialogue. He added that Brazil
needs “political reform” including a ban on corporate finance of electoral campaigns.
Higher taxes and increased
prices for government-regulated items like gasoline are rankling Brazilians
as the biggest corruption scandal in the nation’s history ensnares elected and
appointed officials. The approval rating of Rousseff’s government has plummeted
since she won a close re-election last October. Yesterday’s protests were
bigger than the June 2013 demonstrations in which more than a million people
decried deficient public services
and demanded an end to corruption.
Selanjutnya disebutkan juga berapa besar
demonstrasi itu, yaitu 1 juta orang di San Paulo, 100 ribu di Porto Alegre dan
45 ribu di Brasilia, serta di kota-kota lainnya.
The largest protest occurred
in Sao Paulo,
with 1 million people as of 3:40 p.m. local time, according to its military
police. Protests occurred in cities of 16 states and the federal capital,
according to newspaper O Globo’s website. Its TV network reported 100,000
protesters in Porto Alegre and 45,000 in Brasilia, citing the
military police of those cities.
Satu juta orang dan demonstrasi di beberapa kota secara serentak
bukanlah hal yang bisa dianggap remeh. Penyebabnya juga mungkin sesuatu yang
serius. Beberapa waktu lalu, Brazil sempat disebutkan
dalam salah satu artikel EOWI (Ramalan Untuk TahunKambing 4713)
Real Brazil jatuh sebesar 22%, lebih baik dari Norwegia.
Tetapi, tidak seperti mata uang Norwegia, mata uang real Brazil telah
terdepresiasi sebesar hampir 46% (lebih dalam) semenjak tahun 2011, akhir dari
comodity secular bull market. Kejatuhan real Brazil ini tidak terlalu
mengherankan. Brazil dikenal sebagai salah satu the fragile five (Brazil,
Afrika Selatan, Indonesia, Turki, dan India) adalah negara yang dipersepsikan
sebagai negara yang mengalami pertumbuhan yang cepat sehingga mengalami aliran
masuk modal yang cukup besar selama comodity secular bull market 2000 – 2011.
Dan ketika modal ini keluar, alirannya relatif akan lebih deras dari
negara-negara lain Nigeria atau Angola. Dengan demikian Brazil akan
mengalami penderitaan lebih parah dari yang lain.
Brazil terlalu jauh dari Indonesia. Dan dampak gonjang-ganjing disana,
kecil kemungkinannya akan sampai ke Indonesia. Terlepas apakah kondisi di
Brazil bisa meningkat dari nyaris rusuh
ke rusuh parah, ada beberapa hal yang
bisa diambil hikmahnya dari kasus Brazil. Indonesia punya banyak persamaan
dengan Brazil. Berikut ini adalah poin-poin persamaan Indonesia dengan Brazil.
- Termasuk the Fragile Five artinya mata uangnya punya posisi yang sama-sama lemah atau berpotensi lemah (sudah sering dibahas EOWI).
- Ekonominya berbasis komoditi yang harganya sedang jatuh (sudah sering dibahas EOWI).
- Politikus dibiayai oleh pengusaha-pengusaha besar. Seperti Surya Paloh (Media Indonesia dan Metro TV), Bakri (group Bakri), Jusuf Kalla dan sederet lagi.
- Kenaikan pajak di tengah melemahnya daya beli. Indonesia baru mulai mempertimbangkan untuk menaikkan cukai rokok, pajak jalan tol dan entah apalagi sampai yang terkonyol adalah pengenaan biaya meterai untuk semua pembelian di atas Rp 250 ribu (beli daging 3 kilo akan kena biaya meterai!!). Belum lagi wacana memajaki rumah dengan kriteria tertentu sebagai rumah-mewah (orang kok tidak boleh menikmati kemakmuran hasil keringatnya?). Ini tidak termasuk mengejar-ngejar wajib pajak. Komentar EOWI adalah: Tuhannya orang Islam yang memberi rizki dan kehidupan yang memberikan udara secara gratis hanya minta 2.5% dari penghasilan. Tuhannya orang Kristen minta lebih banyak yaitu 10%. Tetapi ini masih kecil dibandingkan dengan pemerintah NKRI yang minta 30% dari penghasilan.
- Korupsi dan kebobrokan sistem peradilan dan penegakan hukum. Mungkin hukum dan prosedur hukum yang konyol bisa dimasukkan dalam kategori ini.
- Pemerintah menaikkan harga kebutuhan yang peredarannya dan harganya diregulasi pemerintah (BBM, listrik, pangan.....)
Ada 3 pertanyaan dari EOWI yang tidak perlu dijawab, Cuma untuk direnungkan
saja:
a)
Apakah situasi di Brazil bisa meningkat dari nyaris rusuh
ke rusuh parah?
b)
Apakah Indonesia bisa seperti Brazil dan berlajut menjadi
parah?
c)
Dan yang terakhir, yang sepertinya tidak ada kaitannya:
Apakah nilai tukar US dollar-Rupiah bisa ke Rp 15,000 dan berlanjut ke kisaran
Rp 17,000 sampai Rp 25,000 dalam 1 – 3 tahun mendatang? Dan bagaimana effeknya
terhadap kondisi sosial-politik Indonesia?
Untuk pertanyaan (c) pemerintah sudah mencanangkan beberapa hal konyol bagi
sekelompok masyarakat yang mencari uangnya secara jujur dan halal – pengusaha hotel.
Yaitu, pemerintah ingin agar hotel-hotel di daerah wisata menggunakan tarif
dalam rupiah bukan dollar. Kalau saya jadi wartawan, akan bertanya: “Bagaimana
penggunaan tarif kamar dalam rupiah bisa mencegah merosotnya nilai rupiah?“.
Yang ada adalah, kerugian bagi pemilik hotel dan keuntungan bagi bank dan money changer. Lain halnya jika ada
permintaan yang luaaaaaar biasa atas produk Indonesia, dan permintaan itu
demikian kuatnya, tidak ada barang subsitusi lainnya, kemudian....., pemerintah
minta transaksinya dalam rupiah. Disini permintaan untuk rupiah meningkat dan
nilai rupiah akan terdongkrak. Kenyataannya adalah sebaliknya......, surat
obligasi Indonesia banyak dilepas (asing) akhir-akhir ini. Boro-boro mau meningkatkan
penjualan barang, kenyataannya malah orang mau melepas produk NKRI.
Kalau melihat kasus Brazil, ada suatu hikmah yang bisa dituangkan dalam
satu kalimat pendek: (orang-orang) pemerintah dipilih rakyat kemudian jadi penindas
rakyat dan akhirnya menjadi musuh rakyat sampai rakyat benci dan berusaha menggulingkannya kembali. EOWI
tidak menganjurkan anda menjadi musuh pemerintah, melainkan hanya memanfaatkan
situasi dan ketidak-bijaksanaan pemerintah dan menghindari penindasan pemerintah
dengan aturan main pemerintah sendiri.
Sekian dulu.....moga-moga US dollar bisa ke Rp 15,000 dan berlanjut ke
Rp17,000 dan terus ke Rp 25,000 tanpa ada kerusuhan. EOWI cinta damai.
Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.
4 comments:
Mas Imam, saya simpan U$ dalam bentuk deposito di bank asing dan sebagian bank pemerintah ? Apa bijaksana, kalau pegang cash takut dirampok dan tidak dapat bunga. Terima kasih. Atau ada saran lain ?
Pak,kenapa rupiah melemah tp kok ihsg malah naik dan terus terusan mencetak rekor ya?,gimana tanggapan bpk ttg anomali ini?
Pak, saya ingin bertanya, bukan kah ketika terjadi krisi ekonomi baik deflasi di Amerika maupun Hyperinflasi di jerman, orang yang memegang emas bisa bertahan, lalu apa perbedaannya dengan krisis yang akan dihadapi sekarang ini ?
Di jerman sudah rusuh
Gara gara ECB bikin gedung di jerman.
http://www.bbc.com/news/world-europe-31938592
Orang di negara maju ternyata tidak suka dengan Bank Sentral
Post a Comment