Dua minggu lalu ketua the Fed
Janet Yellen mengindikasikan bahwa suku bunga the Fed punya peluang untuk dinaikkan
di tahun 2016 ini. Berikut adalah berita yang dilansir oleh CNBC tanggal 27 May
2016 lalu:
Federal
Reserve Chair Janet Yellen said Friday an interest rate hike is
"probably" appropriate in the coming months if economic data improve.
"It's appropriate, and I've said this in the past, I think for the Fed
to gradually and cautiously increase our overnight interest rate over time and
probably in the coming months, such a move would be appropriate,"
she said in response to a question at Harvard's Radcliffe Institute for
Advanced Study.
Tanpa bermaksud menghina
kemampuan berbahasa Inggris pembaca, saya Google Translate apa yang dikatakan
berita ini.
Federal
Reserve Ketua Janet Yellen mengatakan Jumat suku bunga punya peluang untuk
dinaikkan dalam beberapa bulan mendatang jika data ekonomi membaik.
"Ini
sesuatu yang wajar, dan saya sudah mengatakan ini di masa lalu , saya pikir, the
Fed secara bertahap dan hati-hati akan menaikkan suku bunga overnight the Fed dari
waktu ke waktu dan mungkin dalam beberapa bulan mendatang, dan langkah tersebut
adalah wajar" katanya dalam menanggapi pertanyaan di Harvard Radcliffe
Institute for Advanced Study.
Gampang sekali menterjemahkan
berita berbahasa Inggris ini. Gunakan saja Google Translate. Silahkan anda
meneruskan sendiri, jika diperlukan terjemahannya.
Selanjutnya, berita ini
berbunyi:
Her
remarks comes as colleagues on the Fed's policymaking committee have pointed to
an increase in the federal funds rate target sooner rather than later. Yellen
has expressed caution this year on rates, as inflation lags below the Fed's 2
percent target and global risks persist.
Saya tidak tahu apakah the Fed
serius untuk menaikkan suku bunganya beberapa kali ditahun ini, atau mereka
baru saja menghisap daun kecubung. Setidaknya para investor bond menganggap
anggota-anggota the Fed baru saja menghisap LSD atau daun kecubung. Hal ini
nampak dari respons para investor, yang tercermin pada chart berikut ini:
Biasanya investor akan
menuntut yield yang lebih tinggi untuk memegang surat hutang jangka panjang.
Oleh sebab itu terlihat di ketiga kurva ini 30 yr bond punya yield tertinggi. Pada
kondisi tertentu, misalnya menghadapi resesi, investor mulai pindah dari
asset-asset lain ke bond pemerintah (US) sebagai tempat yang aman. Ini membuat
yield turun, terutama untuk long term-bond.
Kita lihat long term bond (30
yr) turun dari sekitar 3% di akhir 2015 ke sekitar 2.6%. Proses ini disebut
yield curve flattening. Artinya, investor mengantisipasi terjadinya resesi.
Walaupun demikian opini the Fed ternyata berbeda, seperti kata ketua the Fed
Jenet Yellen:
"The economy is continuing to improve,"
Yellen said, adding that she sees growth picking up after a sluggish first
quarter. Yellen added that oil prices and the dollar are "roughly
stabilizing," which would help to push inflation toward
the Fed's goal.
Itu sebabnya EOWI mengatakan
bahwa mungkin Janet Yellen bersama rekan-rekannya habis menghisap daun kecubung
atau makan LSD. Mereka tidak melihat apa yang dilihat pasar. Pasar
mengantisipasi terjadinya resesi di US, sedang the Fed tidak tahu akan adanya
gejala resesi dan masih akan menaikkan suku bunganya.
Biasanya investor akan
menuntut bunga yang lebih tinggi jika mereka memegang bond yang jatuh temponya
lebih lama. Kenyataannya, dari bulan Desember 2015 ke bulan May 2016, mereka
bersedia menurunkan tuntutan suku bunga surat hutang jangka panjang dan
menengah, itu artinya investor sudah putus asa, tidak ada tempat untuk
menginvestasikan uangnya lagi, “bunga
kecil juga nggak apa-apa deh”.
Seperti opini EOWI, kalau
mengikuti pakem yang ada, the Fed
tidak akan bisa menaikkan suku bunganya. Ekonomi US masih mati suri. Seandainya
bisa, mungkin hanya sekali untuk menunjukkan bahwa mereka (the Fed) bisa
menaikkan suku bunganya. Ternyata apa yang menjadi opini EOWI menjadi
kenyataan.
Tanggal 3 Juni, nampaknya
semua antisipasi kenaikkan suku bunga the Fed di bulan Juni, Juli, bahkan …..
Desember 2016 sirna ketika US dikejutkan dengan data lapangan kerja yang jauh
dibawah harapan. Laporan lapangan kerja US menunjukkan kenaikkan 38,000
lowongan, yang jauh di bawah consensus analis 110,000 – 220,000 pertambahan
lapangan kerja. Meleset jauh. Dengan kata lain ekonomi US belum bisa tumbuh dan
menghasilkan cukup lapangan kerja.
Mengenai kenaikkan suku bunga
the Fed, opini pasar berubah setelah data ketenaga-kerjaan US. Hari sebelum
data itu keluar (2 Juni 2016), pasar mengantisipasi peluang suku bunga the Fed
dinaikkan ke 0.75% di bulan Juni ini, setelah Fed meeting adalah 20.6%. Tetapi
hari berikutnya (3 Juni 2016) antisipasi pasar peluangnya hanya 3.8% (nyaris
tidak ada peluang). Lihat kolom di kiri chart di bawah ini.
Bahkan antisipasi pasar tidak
terlalu kuat mengenai kenaikkan suku bunga pada the Fed meeting bulan November
2016 nanti, seperti yang ditunjukkan chart di bawah ini. Peluangnya hanya 39.5%
untuk kenaikan suku bunga the Fed ke 0.75%.
Tetapi, 3 hari kemudian
(tanggal 6 Juni 2016) Yellen juga mengatakan bahwa: “U.S. remains on track for more interest-rate hikes”, seperti yang
dilansir oleh Bloomberg: Yellen says U.S.remains on track for more interest-rate hikes.
Katanya: “I continue to believe that it will be appropriate to gradually reduce
the degree of monetary policy accommodation, provided that labor market
conditions strengthen further and inflation continues to make progress toward
our objective.”
Di EOWI, kami bertanya-tanya,
apakah the Fed mulai menyadari bahwa ZIRP (Zero
Interest Rate Policy), quantitaive
easing, dsb, sudah tumpul? Apakah the Fed ingin meluruskan kembali tatanan
ekonomi US? Atau the Fed merasa sudah tidak punya peluru lagi?
Lihat chart di bawah ini.
Setiap kali ada resesi (gray shades),
the Fed menurunkan suku bunganya, sekitar 5%. Nah jika beberapa bulan ke depan
ada resesi, apakah suku bunganya mau diturunkan ke -5% (minus 5%). The Fed
sudah kehabisan peluru!!!
Selama 7 tahun the Fed
menerapkan ZIRP, dan ekonomi US tidak bisa tinggal landas. Apakan hal ini sudah
disadari oleh the Fed. Jepang sudah 17
tahun menerapkan ZIRP dan ekonominya belum juga tinggal landas. Entah apa nama
yang tepat bagi orang yang tidak bisa belajar dari Jepang yang mempunyai track
record 17 tahun ZIRP.
Mungkin ada yang membisikkan
ke telinga Janet Yellen dan kawan-kawan: “Bagaimana
kalau Negative Interest Rate saja,
NIRP.”
Common sense (saya
tidak tahu apa bahasa Indonesianya, - pemikiran umum?) mengatakan bahwa kalau
suku bunga rendah akan memicu orang untuk meminjam dan kemudian menggunakan
kreditnya untuk melakukan konsumsi. Selanjutnya, ekonomi akan bangkit dengan meningkatnya
permintaan akan barang dan jasa, lapangan kerja terbuka, dan ekonomi bergerak
kembali. Kalau perlu suku bunga dibikin negatif, siapa saja yang menyimpan uang
di bank akan dikenakan biaya sedemikian rupa sehingga suku bunganya negatif.
Itu terjadi di zona Euro dan di Jepang.
Sayangnya antara common sense dan realita tidak sama. Common sense, adalah opini umum, yang
tidak ada kaitannya dengan logika dan sains.
Berbicara tentang
sebab-akibat, aksi-reaksi, ada yang dikenal dengan kata unintended consequencies, konsekwensi yang tidak terpikirkan
sebelumnya. Atau effek samping yang tidak terpikirkan sebelumnya. ZIRP dan NIRP
dibuat untuk membidik sasaran agar bank-bank komersial tidak menyimpan uangnya
di bank sentral tetapi mau menyalurkan kredit. Ternyata tindakan ini membuahkan
effek samping. Di Jepang walaupun suku bunga belum negatif, tetapi dengan biaya
administrasi, akhirnya kalau dihitung-hitung nasabah mengalami kerugian.
Akibatnya sebagian nasabah bank berpindah dari rekening bank ke brankas (lemari
besi).
Berita dari Jepang beberapa
bulan lalu yang dilansir oleh Wall St Journal mengatakan bahwa panjualan brankas melonjak. Brankas yang harganya sekitar
$700, sudah sulit diperoleh, harus menunggu kalau mau beli. Orang-orang lebih
baik menyimpan uangnya di rumah untuk menghindari biaya pada saat penarikan
uang dari ATM. Mungkin menyimpan dalam bentuk emas bisa dijadikan alternatif.
Sayangnya toko-toko tidak menerima emas sebagai alat pembayaran. Kalau mau
membeli sesuatu, emas harus dijual dulu. Dan ini selalu ada selisih harga
antara jual dan beli.
Suku bunga bond di Eropa juga
banyak yang berada di wilayah negatif. Semua bond pemerintah yang jatuh tempo 2
tahun lagi mempunyai bunga negatif (jujur saja saya tidak mengerti maksudnya).
Kalau anda punya uang sejumlah
milyar dollar, ketika anda harus membayar untuk mendepositkan uang anda di
bank? Setiap bulan uang ada akan susut. Dari pada susut, lebih baik disimpan di
rumah.
Mungkin itu yang jadi
pemikiran para bankir Eropa. Berita dari Der Spiegel, tanggal 3 Maret lalu
melansir berita bahwa bank-bank Jerman mulai mengumpulkan uang fisik (physical cash). Bagi yang bisa berbahasa
Jerman atau yang mau bersusah payah bermain-main dengan google traslate silahkan klik link ini untuk membacanya.
Bank komersial sepatutnya
mengelola dana nasabah dengan kehati-hatian. Kalau ada kelebihan cadangan, maka
akan disimpan ke bank sentral, untuk Eropa adalah ECB. Pada masa lalu, deposit
pada ECB ini memperoleh bunga, walaupun kecil, sebagai insentif agar bank
komersial lebih konservatif, berhati-hati dalam mengelola uang nasabahnya.
Sekarang situasinya adalah
kebalikannya. Kalau bank komersial tidak menyalurkan kredit dan mempunyai
kelebihan cadangan, maka ECB mengenakan denda, harus bayar ke ECB sebesar 0.3%.
Kalau cadangan dana bank itu mencapai puluhan milyar dollar, angka 0.3% in
besar, banyak. Apa lagi sekarang jaman sulit, cari untung sulit.
Jangan heran kalau bank-bank
komersial mulai menariki cash dari ECB. Mereka mau menyimpannya sendiri di
brankas mereka........., menarik.
Sentral bank-sentral bank
ingin agar ekonomi tumbuh. Mereka menekan suku bunga agar kredit tersalur.
Ternyata ekonomi tidak tumbunh seperti yang diinginkan. Kredit, jika tersalur,
larinya ke spekulasi yang melahirkan bubble-bubble
baru, bukan ke ekonomi. Tentunya saluran ini bukan hal yang menerapkan prinsip
kehati-hatian. Bahkan mungkin masuk kategori subprime jika debiturnya sudah mulai tenggelam. Dan bubble yang baru ini akan pecah.
Potensi dampak lainnya adalah
pencurian dan pembobolan bank. Kalau ada uang banyak di brankas, siapa yang
tidak tertarik?
Minggu depan the Fed akan
rapat kembali. Salah satunya akan membahas apakah suku bunga the Fed akan
dinaikkan atau tidak.
Opini EOWI belum berubah. The
Fed tidak akan menaikkan suku bunganya minggu depan atau tahun depan. Dengan
catatan bahwa prilaku anggota-anggota the Fed masih sama. Yaitu masih ingin
menstimulir ekonomi US yang megap-megap.
Tetapi......., siapa yang tahu
isi benak Janet Yellen dan orang-orang di the Fed. Siapa tahu mereka punya ide
gila seperti ini: Untuk bisa keluar dari resesi, biasanya diperlukan penurunan suku bunga antara 4% - 5%.
Kelihatannya resesi sudah nampak dan the
Fed perlu 4% - 5% untuk menurunkan suku bunga. Kalau harus menurunkan suku
bunga sampai minus 4%, takut kalau bank-bank komenrsial menariki cadangannya
dan disimpan di brankas mereka sendiri. Satu-satunya jalan adalah menaikkan
suku bunga sekarang.
Mungkin juga Janet Yellen dan
kawan-kawan sudah bingung. Yang mereka perlukan adalah memelihara tokek, dan
mulai menghitung bunyinya.
Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.
15 comments:
Mantap....top markotop
Kalau melihat dari scenario ini, Gold pilihan terbaik untuk dsimpan, bahkan Spekulan kawak Soros menjual sahamnya dan membeli Gold dan saham pertambangan Gold sebesar 30 milliar dollar, dilihat ini berarti hal apakah yang terjadi? harga emas udah murah, Soros melihat Gold price will buoyant, bahkan ada analisa sampai tembus US$ 10,000/ troy ounce.
Jadi Gold to 700 itu bisa terjadi kalau idx usd tembus 200, tapi apa bisa?😊
This time invest to Gold, mungkin aja Gold dijadikan parameter e money masa depan, jadi cadangan devisa suatu negara pakai Gold semua, orang membayar bukan pakai GOLD tetapi pakai elektronic komputasi aja tetapi, equivalen simpanan dalam GOLD.
Bagaimana analisa Pak IS? This time to invest GOLD ,masa mau melawan analisa Soros?
Bgmn tanggapan bung IS ttg penerapan tax amnesty? For me, it seems like too good to be true... many people believe tax amnesty will make 1 usd = 13000 rp. Do you think so? Sy dulu pendukung jokowi, tp belakangan ini mulai agak pesimis dgn langkah2 yg dilakukan pemerintahnya dlm membenahi ekonomi indonesia... too much talk, too many dreams... :(
itulah akibatnya kalo bermain-main dgn bunga (riba). urusannya kalo ga ngisep kecubung.. ya piara tokek..
gold masih kemahalan. nunggu harga kambing setara +/- 3.8 gram gold, baru mulai koleksi gold
suku bunga naik maupun gak naik akan mnimbulkan buah simalakama,,, soalnya sebentar lagi pemilu, biasanya crash mendekati pemilu,,,, seperti kisah pemilu dan berdekatan dengan bubble dot com tahun 2000, begitu pula bubble sumprime yang mendekati pemilu 2009, pola kenaikan suku bunga menjelang pemilu,,,
saya mempunya opini, memang yellen dkk, sudah kehabisan akal untuk menyelamatkan usd, dan usd yang sedang sekarat di suntik obat keras agar mati sekalian dengan menaikkan suku bunga minggu ini,,
Dengan kecil kemungkinan kenaikan suku bunga FED, maka dolar dari US akan berbondong bondong ke negara yang mempunyai suku bunga yang relatif tinggi ( termasuk indonesia), biasanya yang disasar adalah obligasi pemerintah ( sebagian besar) sangat kecil mereka akan memborong ato masuk ke pasar saham untuk saat ini. Akibatnya CaDev Indonesia akan naik, rupiah akan menguat. Semoga
bagaimana dengan Brexit? apakah mungkin terjadi?
Kalo prediksi fed rate tidak bs naik, dollar akan menyerbu neg2 berkembang, termasuk indonesia, artinya rupiah akan menguat terhadap dollar, aneh kalo masih pegang dollar...
Mudah mudahan yellen segera menikah. Amin.
Pak is, gak coba bahas soal ahok?, ini politikus rada beda dr yang lainnya soalnya, kami ingin dengar dr sudut pandang bpk yg terkenal kritis dan pesimistik soal politik
=====================================================
Anonymous Anonymous said...
Kalo prediksi fed rate tidak bs naik, dollar akan menyerbu neg2 berkembang, termasuk indonesia, artinya rupiah akan menguat terhadap dollar, aneh kalo masih pegang dollar...
June 14, 2016 at 9:24 PM
=====================================================
Kalau mau profit adalah melawan dari apa yang dipikirkan lebih banyak orang, seperti saat ini banyak orang mengatakan rupiah akan menguat, siap2 untuk arah yang berlawanan
WOY DUKUN BEGO
EMAS DH TEMBUS DIATAS $1300 TUH
MANA NUBUAT LO YG BILANG EMAS BKL NGEDROP DI $700 ?
WARAS GA SIH LO?
SALAM TOLOL BWT PARA PENGIKUT IMAM SEMAR
http://money.cnn.com/2016/06/16/news/economy/federal-reserve-janet-yellen-helicopter-money/index.html
Janet Yellen: Helicopter money is an option in extreme situations.
Pak Is, Helicopter money "bisa" dijadikan option kalau situasi nya ekstrem, meskipun akibat yang bisa timbul adalah hyperinflation dan dollar nilainya jeblok.
Tolong Pak Is analisa, apakah kemungkinan ini bisa benar benar diambil sama FED.
Tulisan yg bagus....ulasannya ngena banget. Saya rasa yg komen bisa untuk tdk melakukan adhominem dan lebih sopan, lurah semar harus bisa tertibkan agar tidak ada yg buang sampah sembarangan.
Kembali ke pembicaraan ttg ke perkembangan situasi, Walau banyak tulisan lurah semar yg saya terima, tp untuk emas saya tetap akan beli. untuk emas saya kira orang yg cash real selisih banyak dengan SPT harus tetap beli emas (salah satu alternatif). Untuk menyesuaikan simpanan di bank agar bisa sesuai SPT sbg antisipasi dibukanya kerahasiaan bank, lihat saja pemerintah sudah semakin bengis dan kalap dalam upaya mencapai tatget pajaknya. Disamping itu menghindari pegang rupiah yg depresiasinya rata2 diatas 8% per tahun.
Percaya cerita tax amnesty sangat berbahaya, karena orang kaya goblok mana yg sdh mengalihkan dan mendiclair uangnya di negara lain dgn status clean keluar dari indo (bukan tersangka dlm suatu kasus pidana), mau dengan sukarela bawa balik uangnya ke indo, ini pendapat pribadi (dan kakak teman saya yg sdh hidup nyaman di sing). Ini bukan masalah cinta atau gak cinta sama negara....tp lebih ke faktor "keamanan" dan kenyamanan dalam hidup (insting alamiah)
Den Bagus... dulu jaman Bernanke udah di kenal Bernanke sebagai Ben the helicopter guy..
jadi ya udah dari dulu FED emang cuma bisa pake helicopter tebar duit.. emang mau gimana lagi??? udah terlanjur mabok utang kan...
cuma masalah waktu aja si yellen pasti naik helikopter..
jadi yang aman tetap pegang asset keras, properti misalnya.. cash valas ngeri juga kalau terus begini
Post a Comment