Nampaknya jurang polarisasi di
masyarakat saat ini lebar dan dalamnya tidak pernah saya lihat sebelumnya.
Mungkin tahun 1950an seperti ini. Tetapi pada saat itu saya belum lahir atau
belum mengetahui hal-hal seperti itu.
Beberapa waktu lalu, media dan
dunia maya dihebohkan dengan razia, penyitaan dan penutupan sebuah warung nasi
oleh Satpol PP Serang yang melakukan penertiban warung-warung yang buka di
siang hari selama Ramadhan ini. Kemudian disusul dengan dukungan simpati bahkan
sumbangan uang kepada Saeni, si nenek pemilik warung nasi tersebut. Tidak hanya
itu, NU dan Polisi kemudian menggelar spanduk yang berbunyi: “Hormatilah Orang yang Tidak berpuasa”.
Reaksi ini menyulut reaksi yang tidak kalah sengitnya dari kelompok lain. Di
media sosial beredar tulisan lucu dang sengit sebagai berikut (sudah saya edit
dan perpendek untuk menghemat halaman):
Toleransi SINTING....dari spanduk hingga warung nasi
1.
Pernahkah kita melihat spanduk
yg berisi seruan utk menghormati orang yg tidak nyepi? Yang ada...semua,
termasuk yang bukan Hindu harus ikut sunyi dan sepi. Bahkan bandara sekalipun.
2.
Pernahkah kita melihat spanduk
yang berisi seruan utk menghormati orang yang tidak natalan? Yang ada...semua
penjaga toko dipaksa memakai topi santa. Bahkan aparat kepolisian pun latah memakainya
yang melanggar Perkap Seragam Dinas Polri.
3.
Lalu kenapa tiba2 ada spanduk
yg menyuruh kita utk menghormati org yg tidak berpuasa? - SINTING
4.
Sejak kecil kita diajarkan:
"hormatilah orang lain, jika engkau ingin dihormati." Lah... jika
kini engkau tidak menghormati kami yang sedang beribadah, jangan paksa kami utk
menghormati anda. PAHAM? !!!
5.
Toleransi itu adalah hormatilah
orang yang sedang beribadah. Bukan dibalik. Masa' orang yg sedang beribadah
disuruh menghormati orang yang tidak beribadah? - SINTING
6.
Lagi pun...tak patutlah
mengajarkan kami tentang makna toleransi. Ajarkan saja toleransi itu kepada
mereka yg diundang makan ke istana setelah menimpuki dan membakar masjid
saudara kami pada saat sholat Idul Fitri di Tolikara, Papua tahun kemarin. - JANGAN DIULANG, Bung !!!!
7.
Kalau makna toleransi luas
terus!!!! Bagaimana sampai nanti bertebaran spanduk nyeleneh lainnya :
♠
yang tidak melacur, hormati
pelacur
♠
yang tidak berjudi, hormati
penjudi
♠
yang tidak mabok, hormati Teman
Mabok
- SINTING
8.
Aparat penegak hukum seharusnya hadir ketika
terjadi perbuatan yang meresahkan dan mengganggu kepentingan publik yg lebih
luas.
9.
Bukan malah menjadi sponsor
spanduk ngeyel seperti gambar diatas. –Toleransi
Sinting
10.
Apa bisa kita mengatakan: Untuk
Kualitas Lalu-lintas Yang Super, HORMATI ORANG YANG TIDAK TAAT RAMBU LALU
LINTAS. - SINTING
11.
Mereka yang waras pasti paham,
bahwa setiap pelanggaran harus ditindak. Karena memang sifat hukum itu adalah
MEMAKSA. Sebab ada kepentingan yang lebih luas yg harus dilindungi ketimbang
kepentingan individu-individu.
12.
Nah...dalam konteks melindungi
kepentingan publik yang lebih luas itulah seharusnya penindakan terhadap
warung2 makan yang buka di siang ramadhan dipahami.
13.
Karena pastinya sudah ada
himbauan dan peringatan terlebih dahulu sebelum penindakan itu dilakukan.
Bandel....ya ditindak.
14.
Hehehe....lucu banget liat orang-orang
yg mendadak peduli ketika ada seorang penjual nasi yang lapaknya diangkut
petugas. Nanti pas ada razia pelacur, penjudi, dan penjual miras, rame2
ngumpulin duit juga dong. – mendadak Peduli
15.
Eh iya...kemarin2 kemana tuh orang-orang
yang mendadak peduli? Kok gak pada saweran? Apa gak denger berita tetang
ratusan orang di Kp. Aquarium Luar Batang yg rumahnya dihancurkan oleh si
Gubernur kapir laknat ?
16.
Urusan ngaduk2 emosi biar
pemirsa mellow sih emang jagonya media sekelas 'kempes', 'tempe', dan
'metroTipu', lah. Banci kaleng aja bisa mrk dandanin ala ustadz, kok. Bahkan
org yg raisopopo pun, sukses mrk citrakan sbg sosok yg tepat utk ngurus kita
semua. Hasilnya? Rasakan aja sendiri hampir 2 tahun ini.
*ish...ish...ngelantur kemana-mana.
Blue Laws, Lord’s Day Laws
Sebagai seorang muslim dengan
aliran yang mengutamakan pemurnian ajaran Islam, saya tidak sepenuhnya sepaham
dengan penulis, tetapi saya bisa mengerti kejengkelannya terhadap
kelompok-kelompok sekular yang memojokkan Islam. Umat Islam disuruh toleran
terhadap perayaan natal dan dipaksa
untuk mengatakan bahwa mengucapkan selamat natal itu tidak bertentangan dengan
ajaran agama Islam dan sebagai umat Islam harus toleran. Saya tidak pernah mau
mengucapkan selamat natal karena mengatakan selamat natal adalah suatu ucapan
kebohongan. Kalau anda tanya ke orang Kristen yang tahu agamanya secara
benar/mendalam, tentang kelahiran Jesus. Dia akan menjawab bahwa Jesus tidak
lahir di musim dingin 25 Desember. Lebih mungkin adalah di musim panas, antara
May sampai Agustus kalau dilihat dari episode kejadian kelahiran Jesus yang di
kandang domba (terlalu dingin jika di musim salju). Jadi ucapkan selamat natal
adalah ucapan kebohongan.
Peraturan yang melarang bisnis
di buka pada hari-hari keagamaan ada di banyak negara, dan dikenal dengan nama Lord’s day act atau Blue act atau Sunday laws.
Undang-undang ini di design agar masyarakat bisa lebih mencurahkan waktunya
untuk beribadah di hari keagamaan itu (hari Minggu untuk Kristen). Di
negara-negara barat biasanya hari Minggu dan di beberapa negara Islam adalah
hari Jumat. Sampai saat ini Blue laws masih di terapkan di US, Canada,
negara-negara Europa seperti Austria, Jerman, Switzerland, dan Norway, yang
melarang toko-toko buka di hari Minggu. Ketika saya di Toronto di pertengahan
dekade 1980an, ada perdebatan mengenai Blue laws untuk Ontario.
Sebagai penganut: “Untukmu agamamu dan untukku agamaku.Tidak
ada paksaan dalam beragama.” secara umum saya tidak setuju adanya Lord’s day act atau Blue act, undang-undang/peraturan yang melarang bisnis di hari-hari
agama bagi semua penduduk tanpa memandang agama yang dipeluknya. Sebab hari
kramat bagi satu agama belum tentu kramat untuk yang lain. Ketidak setujuan
saya ini termasuk larangan mempunyai kegiatan di hari Nyepi atau larangan
berjualan di hari Minggu atau hari Sabtu.
Dibukanya atau ditutupnya
bisnis seharusnya diserahkan pada masing-masing pemilik bisnis. Dan pemerintah
tidak usah mengaturnya, masyarakat juga tidak usah mengaturnya. Jika seseorang
mau meliburkan warungnya selama 15 hari untuk lebaran, itu keputusan pemilik
bisnis. Pemerintah tidak usah mengaturnya dengan undang-undang. Dan masyarakat
tidak boleh memaksakan hal yang sama kepada orang lain. “Untukmu agamamu dan untukku agamaku.Tidak boleh ada paksaan dalam
beragama.” Ini juga berlaku bagi Nyepi. Umat Islam, di Bali tidak perlu
ikut-ikutan Nyepi, karena itu bukan praktek agama Islam. Karena juga umat Hindu
tidak perlu ikut-ikutan sholat Iedul Fitri di Aceh atau di Serang.
Mala Prohibita dan Mala In Se
Ketika saya di Toronto di
pertengahan dekade 1980an, ada perdebatan mengenai Blue laws untuk Ontario. Apakah
toko-toko retail boleh buka di hari Minggu atau tidak. Mahkamah Agung Canada
akhirnya menyimpulkan bahwa Ontario's Retail Business Holiday Act – mewajibkan
toko tutup di hari Minggu bukanlah masalah agama, (melainkan masalah ketenaga
kerjaan). Walaupun demikian saat ini di semua provinsi Canada hukum yang
mewajibkan toko untuk tutup sudah tidak ada lagi karena alasan effisiensi dan
daya saing bisnis.
Hukum seperti Blue laws, perda
Nyepi (kalau ada), perda Ramadhan disebut Mala
Prohibita. Pelanggarnya salah karena hukum seperti itu semata-mata hukum saja. Dan hukum
itu tidak ada manfaatnya, bahkan hanyalah mudharat saja. Lawannya adalah Mala In Se. Artinya perbuatan itu
sendiri mendatangkan keburukan. Misalnya perda larangan merokok. Merokok itu
sendiri mendatangkan keburukan terhadap kesehatan, apa lagi bagi orang
sekitarnya sebagai perokok pasif. Sehingga larangan merokok adalah tindakan
pencegahan perbuatan yang buruk (evil).
Sama juga dengan perda (larangan) pelacuran, alkohol dan obat terlarang.
Mungkin bisa juga dimasukkan prilaku gay-lesbian (yang tidak aman).
Hukum seperti Blue laws, perda
Nyepi (kalau ada), perda Ramadhan yang sifatnya Mala Prohibita sering bertabrakan dengan bisnis, effisiensi dan
kemanusiaan. Bayangkan kalau rumah sakit, polisi harus tutup di hari Nyepi, maka akan banyak orang mati dan kejahatan meningkat. Oleh
sebab itu hukum-hukum ini berangsur-angsur hilang di muka bumi ini,
sampai.......semangat beragama yang berlebihan tumbuh kembali di masyarakat.
Pandangan dari Sudut Quran
Islam tidak mengenal Blue laws atau Lord’s day laws dan sejenisnya. Perda Ramadhan adalah produk zeal,
semangat keagamaan yang berlebihan. Kalau Perda Ramadhan dimaksudkan untuk
menghormati umat muslim yang puasa, itu tidak ada kaitannya dengan syariah
Islam. Bunyi perintah puasa di Quran tidak mencantumkan memperoleh kehormatan:
QS
[2:183] Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.
Shaum atau puasa adalah untuk
memperoleh ketakwaan, bukan untuk memperoleh kehormatan. Jadi kaum muslimin
tidak perlu menuntut untuk dihormati.
Dan sebaliknya, polisi dan NU
tidak perlu menuntut umat Islam untuk menghargai mereka yang tidak berpuasa. Karena
menurut kepercayaan umat Islam, mereka yang tidak puasa (tanpa sebab) adalah
neraka tempatnya. Sama juga dengan gay-lesbian, jangan minta approval dari kami umat Islam. Atau
merokok dan mabok-mabokan. Dan jangan juga meminta umat Islam berbohong dengan
mengucapkan selamat natal untuk merayakan kelahiran Jesus di bulan Desember,
sebab kelahirannya bisa dipastikan bukan tanggal 25 Desember. Dalilnya cukup
jelas di Quran:
QS
[109:6] Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku".
Sebagai umat Islam juga tidak akan
berhenti makan sapi karena menghormati umat Hindu. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku. Artinya kami juga tidak
akan memasukkan sapi ke makanan umat Hindu dengan sengaja. Kami juga mengharapkan
umat Hindu tidak marah atau memaksakan kehendaknya kepada umat Islam seperti
yang sering terjadi di India dimana Hindu adalah mayoritas. Kalau di hari raya
Iedul Adha, banyak sapi yang diqurbankan, seharusnya membuat berpikir, kok
hewan kramat/suci tidak punya kemampuan menghidar dari hari raya qurban.
Dan sebagai umat Islam, kami juga
tidak akan mau memaksakan anda menutup bisnis anda yang non muslim selama
Ramadhan. Atau melarang menjual babi. Umat Islam punya prinsip:
QS [2:256]
Tidak ada paksaan dalam beragama; sesungguhnya telah jelas jalan yang benar
daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan
beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali
yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.
Libur atau tidaknya bisnis seseorang
adalah keputusan masing-masing individu. Kalau ada dokter, warung Tegal, toko,
busnis tutup selama 1 bulan selama lebaran, itu karena keputusan pemiliknya
karena pegawainya mau cuti, atau dia mau cuti atau alasan-alasan lain, maka tidak boleh dilarang atau tidak boleh juga diwajibkan.
Islam tidak seperti agama
lain. Yang namanya hari yang sepenuhnya untuk melakukan ritual, tidak ada. Hari
Jumat saja juga tidak harus libur:
QS
[62:10] Apabila telah ditunaikan shalat (Jumat), maka bertebaranlah kamu di
muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya
kamu beruntung.
Karena mencari rizki adalah
juga ibadah.
Catatan: Kalau anda tertarik untuk membaca konflik Islam dan Hindu karena sapi bisa dimulai dari link wikipedia ini:https://en.wikipedia.org/wiki/Cow_protection_movement
https://en.wikipedia.org/wiki/1966_anti-cow_slaughter_agitation
Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.
13 comments:
Kalau kami umat kristen tidak terlalu berpatok pd hukum, krn hukum itu sangat relatif,sudah pasti tidak dapat di terapkan pada semua kondisi dan semua orang, pada kristen yg terpenting adalah esensi dan motivasi tujuan anda, paulus mengatakan semua yang benar,semua yang mulia, semua yang adil,semua yang suci semua yang di sebut kebajikan pikirkanlah semuanya itu
Pada suatu kesempatan Jesus juga memberikan contoh esensi pada kita misalnya apa yang masuk kemulut tidak menajiskan melaikan apa yang keluar dr mulut krn itu keluar dr hati,pernah juga Jesus menyembuhkan org sakit pada hari sabat,Jesus jg pernah berkata bahwa jika seorang memandang dan mengingini(berpikir dan membayangkan saja,mungkin onani/masturbasi) seorang wanita maka ia sudah berzinah (masyarakat yahudi pd saat itu sgt patuh dan berpegang pada hukum,begitupula ahli taurat yang sudah merasa benar karena sudah melakukan hukum2 itu,padahal mereka juga belum benar)
Asik.. Om IS udah rutin nulis lagi.
Ditunggu awesome comment dari Om PETRUK LOL
Gimana dengan islamisasi yang dilakukan oleh Nabi Muhammad itu sendiri dengan pedang kepada orang Arab dan orang orang kristen melalui penaklukan penaklukan semasa hidupnya?,coba di jawab bagaimana prinsip bagimulah agamaku agamamu dpt berlaku?
bener banget tuh apa yang ditulis Bung Is,,, obyektif, tidak memihak dan masuk akal,,
sangat setuju !!! artikel yang obyektif, tidak memihak dan masuk akal,,
Omong2......, saya lagi cari daging celeng nih. Ada yg tahu dimana penjualnya?
Kristus memang lahir pada 25 desember, hari kelahiran ini menjadi penting bagi umat kristen karena ini adalah hari dimana firman menjadi daging (inkarnasi= Tuhan menjadi manusia) dan karya keselamatan dimulai. bagi saudara muslim mungkin peristiwa inkarnasi tidak mudah dipahami kenapa? karena memang kita tidak menyembah Tuhan yang sama. dalam muslim Allah yang maha mengasihi akan selalu mengampuni dosa sedangkan dalam kekristenan dosa hukumannya adalah kematian satu-satunya jalan menuju surga (kekekalan) hanya melalui Yesus.
http://taylormarshall.com/2012/12/yes-christ-was-really-born-on-december.html
ngomong2 tentang hukum, orang kristen tidak masuk surga karena melakukan sepuluh firman Tuhan juga, tapi karena iman kepada Kristus. hanya ada dua hukum (perintah) utama : "Kasihilah Tuhan, Allahmu (Kristus), dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu,dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." perintah kedua hanya bisa dilakukan jika perintah pertama sudah terpenuhi.
saya percaya segala sesuatu datang dengan satu paket lengkap, menanggapi artikel anda Pak Is, kita tahu betapa bobroknya penegakan hukum di indonesia maka dari itu apa yang dihasilkan dari kebobrokan tentu saja hanya keburukan (kesintingan) seperti apa yang bapak saya selalu katakan "sesuatu yang dimulai dengan tidak benar hasilnya tidak akan benar". jadi setiap aturan sinting hanya menunjukkan betapa sintingnya orang yang membuatnya dan terbukti dengan berjalannya waktu aturan sinting akan lenyap.
~hanya kebenaran yang abadi~
IMAM SEMAR NYARI DAGING CELENG?
MASA CELENG MAKAN CELENG?
INI BLOG BUATAN PENGANGGURAN STRESS KYANYA
KELIATAN DARI CARA NGEBUALNYA YG MANTAB
GOLD $1300+
DOLLAR 13300+
MASIH DITUNGGU NUBUATAN CELENG TERBUKTI
Salam kenal mas IS, saya pembaca rutin blog anda, dan saya sependapat dengan anda tentang Lord's day act. Hal seperti ini seharusnya dihapuskan dimana pun.
Tulisan yg menarik adalah mengenai ucapan selamat natal yg anda anggap suatu kebohongan. Saya sangat menghargai apabila seseorang tidak mengucapkan selamat natal (karena itu haknya) dan umat kristen juga tidak perlu meminta minta untuk diucapin selamat natal.
Secara pribadi saya bertanya tanya apa yg membuat umat muslim keberatan utk mengucapkannya (tidak semua umat muslim).
Apakah karena fakta kelahirannya? Karena umat muslim pun mengakui Yesus lahir, bahkan dari seorang perawan (virgin born). Jadi kelihatannya bukan karena hal ini.
Mengacu pada tulisan anda, kelihatannya karena tanggalnya. Saya punya teman yg kakeknya diketahui tahun kelahirannya tapi tidak pasti mengenai tgl lahirnya. Akhirnya keluarganya memutuskan suatu tanggal tertentu utk menjadi perayaan tgl lahir beliau. Apakah kita tidak boleh mengucapkan selamat? Kalau menurut pendapat saya terlalu menyepelekan esensi jika tidak boleh mngucapkan selamat hanya karena tanggalnya, karena faktanya beliau dilahirkan.
Kalaupun tanggal menjadi suatu yg sangat sakral, sehingga dianggap kebohongan. Maka umat muslim kelihatannya juga perlu menjawab suatu pertanyaan penting kenapa penentuan hari raya sering memiliki tgl berbeda? Mana yg benar dan mana yg berbohong?
Bagi saya dalam hal ini umat muslim bukan berbohong, karena yg terpenting adalah adanya hari raya kemenangan, yang ada hanya persepsi yg berbeda dalam menentukan tanggalnya.
Sekali lagi...adalah hak seseorang utk mngucapkannya atau tidak, dan saya menghormatinya.
Selamat berpuasa, selamat menyambut hari raya.
Salam
Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat...sama seperti semua perayaan agama itu untuk manusia bukan manusia untuk perayaan agama....
Bapak / Ibu. Ini video yg bisa kasi sedikit insight, apakah islam disebarkan lewat pedang?
https://www.youtube.com/watch?v=es8lxbExFAQ
nowdays islam spread not with war just compulsion.
https://www.youtube.com/watch?v=AWsW8KCdDBg
https://www.youtube.com/watch?v=yZKIVTA4tHK
mandat final orang kristen adalah penginjilan mrk 16:15-16 sedangkan mandat final muslim adalah jihad surah 9:29.
hadeuh.... FSM sudah jelas bersabda dalam Loose Cannon 3:3030, "thou shalt not follow person who want to go to heaven so bad."
Post a Comment