DUNIA DI TAHUN 2016 (Bagian I)

Mungkin terlalu awal untuk menurunkan artikel ini. Ada dorongan yang demikian kuat untuk menerbitkan artikel yang membahas tahun 2016, atau ramalan untuk tahun 2016. Pasalnya, beberapa poin sudah memasuki target EOWI yang dibahas secara panjang lebar di dalam laman Gejolak 2014 – 2020.

Seperti biasanya kita mulai pembukaan cerita dengan sebuah kutipan dari Bible atau Quran. Pengetahuan EOWI tentang agama tidak banyak. Tetapi boleh diadu dengan pendeta atau kyai atau mufassir. Karena hapalan EOWI untuk Bible dan Quran tidak banyak (catatan: kami memang tidak hapal, melainkan lebih sering pakai google dan search engine. “Tanya ke google itu semboyan kami”), maka kami akan mengambil kutipan dari artikel sebelumnya. Sebut saja “kutipan daur ulang“.

Hukum yang datang dari Tuhan yang sejati, tidak ada loopholenya. Tuhannya orang Yahudi dan Kristen mengatakan:

“….dengan berkeringat engkau akan mencari makananmu ....”  (Kejadian/Genesis 3:19).

Dia serius mengatakan hal ini. Oleh sebab itu mungkin Dia marah ketika dalam prakteknya mengganti ucapanNya menjadi:

“… dengan berhutang  engkau akan mencari makananmu...., bayarnya nanti.”

Sepertinya manusia telah mengolok-olok Nya. Memutar-balikkan aturan: “… dengan berhutang  engkau akan mencari makananmu, mobil SUV, rumah, TV, liburan keluar negri,  ....dan...... bayarnya nanti.”

Mungkin Tuhannya orang Kristen dan Yahudi marah diperolok-olokan seperti itu. Maka setelah makan dari hasil hutang, bukan keringat, Tuhan tidak memberinya pekerjaan, alias diPHK. Jadi mau apa sekarang? Apalagi hutangnya bukan sekedar untuk makan tetapi untuk beli SUV, rumah, .....dan sederet lagi.

Itu tinjauan spritual hasil penafsiran sontoloyo ala Imam Semar yang tentang apa yang sedang terjadi. Penafsiran non-spiritualnya bisa dilihat di laman Gejolak 2014 – 2020.

Tahun 2016 adalah tahun yang sangat penting ditinjau dari sudut kredibilitas EOWI dalam soal ramal-meramal. Ada pembaca EOWI yang menganjurkan untuk mengganti kata ramal-meramal menjadi nubuat. Tetapi hal seperti ini tidak akan meningkatkan kredibilitas EOWI. Yang bisa membuat kredibilitas EOWI meningkat hanyalah akurasi ramalannya.

Beginilah dunia di tahun 2016 menurut EOWI:

1. Harga minyak menjelang tahun 2016 besar kemungkinan sudah memasuki area target ramalan EOWI, yaitu di bawah $30 per bbl (tepatnya dibawah $30.28). Tahun 2016, harga minyak akan mengukuhkan lagi ramalan EOWI mengenai di sekitar angka $30an per bbl.
2. Dan ini akan berdampak pada bangkrutnya perusahaan energi non-konvensional dan perusahaan minyak non-konvensional, yang selanjutnya menjalar ke pasar hutang mereka. Credit line untuk sektor ini akan putus dan junk bondnya akan terpuruk.
3. Harga emas akan di bawah $1000 per oz dan menuju target EOWI $ 600 - $700
4. Bubble pasar saham Cina yang sedang rebound, akan kembali ke tren bearish sebagai tren utamanya, yaitu turun.
5. Dan turunnya (crash) pasar saham Cina ini akan memaksa bank sentral Cina untuk mendevaluasi yuan. Masuknya yuan ke dalam SDR, tidak serta merta membuat yuan punya garansi stabil.
6. Dan devaluasi yuan ini akan memicu negara-negara emerging market untuk melakukan hal yang sama. Di saat US dollar sedang rally, devaluasi yuan akan mempercepat US dollar memasuki target EOWI Rp 17,000. Target ini peluangnya cukup besar untuk terjadi di tahun 2016.
7. Krisis politik di Timur Tengah akan menjalar ke Timur Dekat dan Eropa. Kekacauan politik dunia secara umum akan meningkat. Serangan teror, kekerasan yang berbalasan semakin meningkat. Apakah ini akan memicu tumbangnya beberapa pemerintahan seperti yang terjadi pada periode 2009 – 2011 dimana Kaddafy ditumbangkan, dan kali ini menimpa Saudi Arabia, Kuwait, atau negara-negara Timur Tengahnya? Mungkin tidak pada tahun 2016.

Tahun 2016 ini perang masih tidak/belum terpolarisasi menjadi 2 kutub. Group Russia, group barat (USA), Iran, ISIS, saling baku hantam.

Tahun 2016, tekanan deflasi akan semakin kuat dan penurunan harga-harga bahan komoditi akan mengalami akselerasi. Appresiasi US dollar juga akan mengalami percepatan. Dan ketegangan geopolitik akan meningkat.

HARGA MINYAK MEMASUKI TARGET EOWI DAN DAMPAKNYA

Pada laman Gejolak 2014 – 2020, EOWI meramalkan bahwa minyak akan jatuh sampai di sekitar $30/bbl. Akan menembus di bawah $30.28/bbl. Ramalan ini sudah kami buat jauh-jauh hari ketika harga minyak masih di level $120/bbl. Dan banyak yang tidak percaya.

Menjelang akhir tahun 2015, di minggu pertama Desember 2015, harga minyak (West Texas Intermediate) menembus ke bawah $40/bbl, untuk yang kedua kalinya sejak tahun 2009, sampai sejauh $36.64/bbl. Sebelumnya yaitu pada bulan Agustus 2015 juga pernah menembus ke bawah $40/bbl dan berhasil rebound keluar kembali ke level $40an.

Kemungkinan untuk tahun 2016, harga minyak akan menghabiskan waktunya cukup lama di level $30an/bbl.

Sama seperti minyak, komoditi secara umum akan mengalami masa bearish yang panjang dan membuat orang tersadar dan mengambil tindakan defensif, seperti kasusnya pada minyak. Ulasan mengenai komoditi cukup diwakili oleh minyak, kecuali untuk hal-hal yang spesifik.

Jatuhnya harga minyak/komoditi di level ini membuat pesimis akan sektor ini. Credit-line akan tertutup untuk sektor ini. Banyak perusahaan minyak dan energi non-konvensional akan gagal bayar hutangnya seperti yang pernah dibahas di Gejolak 2014 – 2020: Tergelincir Minyak Yang Licin I, II dan III.

Saya anjurkan agar pembaca untuk membaca tulisan EOWI setahun lalu itu. Disitu diceritakan secara rinci mengenai penyebab kejatuhan harga minyak dan merupakan tinjauan dari berbagai sisi dan juga implikasinya. Banyak prediksi EOWI yang terbukti.

Beginilah prediksi EOWI yang ditulis pada bulan Desember 2014: Dan Wave C akan menembus level $30.28/bbl (Wave A). Bukan tidak mungkin ke level $20an/bbl sebelum membuat rebound yang berarti. Level $20/bbl bukan tidak mungkin, sejarah menunjukkan pecahnya bubble minyak di tahun 1980, harga minyak jatuh ke level $6/bbl (dari $38), dimana $6/bbl adalah 2 kali titik terendah sebelumnya di tahun 1970.

Prediksi EOWI pada tulisan di bulan Desember 2014

Hampir selama setahun menunggu akhirnya minyak memasuki level target EOWI, di sekitar $30/bbl

Penyebabnya tidak akan dibahas secara detail. Pembaca bisa melihatnya sendiri pada tiga (3) artikel yang ditulis setahun lalu. Jangan sekali-kali mengatakan bahwa EOWI tidak pernah memperingatkan.

Penurunan Harga Terus Berlanjut

Secara ringkas, penyebabnya turunnya harga minyak ini adalah bahwa, konsumen Eropa dan Amerika sebagai pasar dari produk Cina mengurangi konsumsi. Dampaknya ke Energi dan bahan komoditi. Kejatuhan harga minyak diperparah oleh perang dan sifat sosialisme negara-negara penghasil minyak. Mereka butuh uang dan sumber satu-satunya adalah dengan menjual sebanyak2nya minyak. Alasan bahwa mereka takut kehilangan pangsa pasar, hanyalah dalih. US sendiri melepas cadangan minyak strategisnya yang jumlahnya 700 juta bbls untuk mengurangi defisit.

Saudi yang selama ini mendukung ISIS, membuka front di Yaman dan membiayai subsidi rakyatnya, tidak akan mengurangi produksi minyaknya untuk pembiayaan.

Di dalam negrinya, situasi politik tidak begitu stabil. Tahun 2015 ini, ada 151 hukuman mati di Saudi. Setiap 2 hari sekali ada hukuman mati. Angka ini adalah yang tertinggi selama 20 tahun. Rekor sebelumnya adalah tahun 1995 dimana 195 orang dihukum mati  Memang kebanyakan terhukum mati ini (termasuk beberapa orang Indonesia), adalah karena kasus kriminal, tetapi ada sekitar 55 kasus terkait dengan kasus politik dan teror. Sheikh Nimr Baqir al-Nimr kyai Shiah yang dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan “anti teror”. Penghukuman mati Sheikh Nimr Baqir al-Nimr diikuti oleh penangkapan keponakannya Juga keponakannya bernama Ali Mohammed Baqir al-Nimr dan 2 aktivis Shiah remaja Dawood Hussein al-Marhoon and Abdullah Hasan al-Zaher. Mereka ditunggu sampai dewasa dan dijatuhi hukuman mati, mayatnya akan disalib, digantung serta dipertontonkan di publik. (Catatan: Kalau anda menganggap bahwa ISIS sadis dalam pelaksanaan hukuman mati, sekedar tahu saja bahwa Saudi Arabia melebihi ISIS).

Nigeria yang berhadapan dengan Boko Haram. Mereka perlu uang.

Iran dan Russia mendukung Assad Syria. Venezuela yang sosialis, semuanya perlu uang. Inilah yang disebut “minyak untuk politik”. Jika perang di Timur-Tengah semakin berkobar, harga minyak akan semakin tertekan. Minyak untuk mengobarkan perang. Jangan berharap akan adanya secular bull market di sektor minyak dalam waktu dekat ini. Mungkin harus menunggu selama 15 tahun. Kenapa 15 tahun? Jawabannya ada di 3 artikel yang EOWI tulis setahun lalu.

Kejatuhan harga minyak dan tekanan politik merupakan loop feed-back yang tidak stabil dan bisa tidak terkontrol. Banyak negara petro-dollar sudah mengalami defisit pada neraca pendapatan-belanja negaranya. Situasinya bukan seperti dekade 1970 dimana perang terjadi antara negara penghasil minyak (Arab dibantu Russia) melawan Israel yang dibantu oleh negara-negara barat. Minyak dijadikan senjata dan terjadilah embargo minyak oleh negara-negara Arab kepada negara-negara Barat. Kasusnya dan situasinya sekarang berbeda. Arab melawan Arab. Minyak harus diproduksi untuk beli senjata dan membiayai perang. Semakin banyak minyak diproduksi, semakin jatuh harganya dan selanjutnya semakin lebar defisitnya. Kesengsaraan rakyat meluas dan akhirnya....., akan memicu gejolak di dalam negri seperti Libya tahun 2009. Dan negara tidak bisa mempertahankan keutuhannya.

Kasus seperti Libya bisa melanda negara-negara Arab penghasil minyak lainnya. Tetapi waktunya bukan tahun 2016 nanti. Perlu waktu untuk sampai ke sana.

Energi Non-Konvensional Terancam

Kejatuhan harga minyak akan mengancam beberapa sektor ekonomi secara langsung:

v     Energi terbarukan: biodiesel, alkohol, solar energy, energi angin dan sejenisnya.

v     Cadangan minyak non-konvensional: tar-sand, Coal Bed Methane (CBM) dan shale oil/gas (3F).

v     Perusahaan eksplorasi minyak/gas

Kelompok yang pertama adalah bidang untuk sok-sok-an saja. Cari sensasi. Karena sektor energi terbarukan memperoleh subsidi dan kemudahan-kemudahan. Ketika sumber subsidinya lenyap, maka sistemnya runtuh.

Bulan Desember ini Abengoa menutup pabrik ethanol (alkohol) dekat Wichita, USA dan menyatakan bangkrut karena terlalu banyak hutang. Freeport, sektor bisnis minyak dan gas buminya merugi besar dan menyeret sektor bisnis pertambangan.

Kelompok yang kedua adalah sektor minyak/gas non-konvensional seperti tar-sand, Coal Bed Methane (CBM) dan shale oil/gas (3F). Mereka ini bisa hidup, break-even di harga minyak sekitar $60/bbl. Dengan hutang yang menumpuk dan harga minyak di sekitar $30/bbl. Mereka ini tidak hanya akan mati, tetapi akan menyeret banyak krediturnya. Tahun 2016 diperkirakan banyak bond dari sektor 3F dan minyak/gas non-konvensional yang gagal bayar. Setidaknya harganya jatuh dan bunganya melejit.

Mau diapakan lagi. Bukankah kategori bond mereka ini termasuk junk bond alias bond sampah.

Kelompok yang ketiga adalah perusahaan-perusahaan eksplorasi minyak. Beruntunglah bagi perusahaan eksplorasi yang berhasil menemukan cadangan minyak/gas dan berhasil menjual konsesinya pada waktu yang tepat. Tetapi bagi yang tidak sempat menjual temuannya saat ini, jangan harap bisa menemukan pembeli yang berani memberi penawaran yang bagus. Harga yang bagus untuk masa kini, tidak bagus untuk masa lalu. Artinya, kemungkinan tawarannya tidak bisa menutupi yang terlah dikeluarkan. Dan yang paling buruk adalah perusahaan yang tidak menemukan apa-apa. Mereka menyisakan hutang.

Sektor minyak juga akan menghantam kontraktor-kontraktor PSC (producion sharing company) yang kontraknya kurang bagus. Di Indonesia, banyak kontraktor bagi hasil (PSC) yang melakukan farm-out, menjual blok konsesinya, karena blok-blok tersebut dianggap tidak menguntungkan atau perusahaan tersebut sedang mengalami kesulitan cash.

Kesulitan cash? Opo tumon?

Junk Bond Terancam

Pada artikel tahun lalu Gejolak2014 – 2020: Tergelincir Minyak Yang Licin III, disebutkan bahwa:

Jadi total-jendral ada $500 milyar hutang di sektor fracking shale oil/gas. Angka ini cukup freaking big (besar) jika dilihat sektor ini adalah sektor yang lemah dan banyak ancamannya. Kita akan bahas ancamannya. Ingat namanya saja sudah junk-bond. Kata itu sudah bisa menggambarkannya dengan jelas.

Dengan harga minyak di kisaran $30/bbl, gagal bayar terhadap hutang-hutang perusahaan minyak/gas non-konvensional (termasuk shale oil/gas), eksplorasi yang tidak berhasil mengakumulasi free-cash, akan terancam. Credit line ke sektor ini akan putus. Surat obligasi dari sektor ini menjadi sangat beresiko. Dibandingkan dengan subprime yang besarnya hanya $335 milyar, sektor minyak kali ini 1.5 kali lebih besar.

Problemnya adalah....., krisis junk-bond sektor minyak ini menjalar ke sektor-sektor lain dan menjadi krisis junk-bond global.

EOWI perkirakan tahun 2016 adalah tahun kejatuhan junk-bond dan bond-bond yang kualitas kreditnya medium (BBB) kemungkinan juga terkena imbasnya.

Berikut ini chart dari JNK, ETF untuk junk bond......, uuup meluncur ke bawah. Dan ini akan berlanjut di tahun 2016.

Junk Bond ETF yang melorot

Bukan Hanya Minyak

Minyak bukan satu-satunya komoditi yang sedang jatuh. Logam juga mengalami masa surut. Lihat Nickel. Harganya sudah memasuki kisaran secular bear market yang lalu pada dekade 1990.

Harga nickel memasuki kisaran harga selama bear market 1990an.

Tembaga juga mengalami hal yang sama tetapi koreksinya belum sedalam nickel. Tahun 2016 sampai 2017, harga tembaga berpeluang mencapai kisaran $0.70 - $1.5.

Harga tembaga juga mendekati dasarnya.

Komoditi andalan Indonesia lainnya, yaitu timah juga bearish. Harga timah yang sekitar $6.55/lb masih setengah jalan menuju titik terendahnya $2 - $3/lb. Mungkin tahun depan akan tercapai.

Timah, di tengah perjalanan menuju bottomnya.

Rasanya tidak perlu membahas semua bahan komoditi satu-per-satu. Setidaknya, minyak, dan tiga logam dasar sudah mewakili gambaran secara keseluruhan.

Mata Uang Negara Penghasil Komoditi Terancam (Dollar ke Rp 17,000)

Sebagai konsekwensi deflasi, di tahun 2016 tekanan terhadap mata uang negara-negara berbasis komoditi akan semakin kuat dengan jatuhnya harga minyak di level $30/bbl dan harga bahan komoditi lainnya.

Dan dampaknya ekonomi negara2 berbasis minyak dan komoditi akan terpukul. Demikian juga mata uangnya, dan surat2 obligasinya

Negara-negara yang berbasis komoditi hanyalah ekornya. Kepalanya adalah Cina yang berbasis ekspor barang-barang jadi. Negara komoditi disebut ekor, karena perekonomian negara-negara ini marak/muram karena permintaan bahan baku dari Cina untuk mesin-mesin produksinya meningkat/menurun. Ketika konsumen dunia sudah kekenyangan hutang dan harus menekan konsumsinya, maka pebrik-pabrik di Cina mengalami perlambatan.

Perlambatan ekonomi di Cina berarti akan ada aliran dana keluar. Dalam 1.5 tahun terakhir dari bulan Juni 2013 sampai September 2015, cadangan devisa Cina turun $ 482 milyar (dari $4,011 milyar ke $3,529 milyar) atau $ 32 milyar per bulan untuk  memenuhi kebutuhan capital outflow.

Walaupun yuan telah masuk ke dalam SDRnya IMF, tidak serta merta menjadi kuat. Tekanan terhadap yuan semakin kuat dengan melemahnya ekonomi Cina. Berlawanan dengan pendapat umum yang percaya bahwa yuan akan menguat kerena menjadi mata uang internasional, EOWI berpendapat bahwa yuan akan terdepresiasi. Proses depresiasinya bisa mendadak bisa juga secara gradual, perlahan-lahan.

Jika yuan terdepresiasi, maka rupiah akan mengikutinya. Cina bisa berjalan tidak sendirian. Saudi Arabia, Russia, ...dan banyak lagi termasuk Indonesia mengalami capital outflow. Hal yang semacam ini sangat menekan mata uang negara-negara ini. Rumor mengatakan bahwa Saudi Arabia akan menanggalkan peg riyal terhadap US dollar, karena sudah merasa kewalahan mempertahakannya. Dan bukan tidak mungkin rupiah akan mencapai level Rp 17,000 per US dollarnya di tahun 2016. Setidaknya Rp 15,500 punya peluang yang besar.

Rupiah: Akankah trennya berubah menjadi kenaikan parabolik di tahun 2016?

Sekian dulu.....sampai nanti di bagian II.

Sementara menunggu bagian ke II, alangkah baiknya jika pembaca EOWI yang setia memperkenalkan EOWI kepada rekan, kerabat dan handai taulan melalui artikel EOWI ini (klik untuk mengarah ke lamannya):

v     Gejolak 2014 – 2020

v     Tergelincir Minyak Yang Licin I

v     Tergelincir Minyak Yang Licin II

v     Tergelincir Minyak Yang Licin III

v     Dunia di Tahun 2016

Kami yakin pembaca EOWI yang setia punya penuh kewarasan, serta kasih kepada kerabat/teman dekat, sehingga mereka bisa survive dengan uang PHK mereka ketika mengarungi Gejolak 2014 – 2020. Kami hanya meramalkan hal-hal yang berlawanan dengan persepsi umum. Kami menjadi cheer leader emas di awal 2000an,...dan kemudian emas menlejit 5 kali lipat dalam 7 tahun. Ketika orang persepsi bahwa bahwa dollar akan nyungsep, kami meramalkan sebaliknya...dan kemudian menjadi kenyataan. Kami meramalkan yuan akan jatuh pada hal persepsi umum adalah sebaliknya......., masih ditunggu kenyataannya. Kami mewanti-wanti akan kebekuan di sektor property....dan sekarang menjadi kenyataan. Perkenalkanlah kami kepada rekan, kerabat dan handai taulan agar mereka mengetahui keberadaan EOWI. Kami tidak minta uang anda dan tidak punya agenda lain, kecuali membuat pembacanya lebih berpengetahuan serta mawas-diri terhadap gejolak ekonomi dan politik.

Jakarta 12 Desember 2015

 

Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.