GOOD NEWS IS NOT GOOD ENOUGH
Ringkasan Latar Belakang:
Setelah market crash tahun 1987 dimana Alan Greenspan baru saja diangkat menjadi gubernur bank sentral US, the Fed, dunia diguyur dengan likwiditas dan ekspansi kredit dengan menyediakan kredit murah dan mudah. Di dalam ekonomi selalu ada siklus boom-bust, penggembungan bubble-dan-pecah. Dan sudah menjadi ketidak-bijaksanaan Greenspan (dan juga banyak bank sentral lainnya) untuk mengguyurkan kredit yang kemudian membuat bubble berikutnya menjadi semakin besar. Spekulasi semakin lama semakin marak karena leverage yang dimungkinkan oleh tersedianya kredit yang mudah. Krisis moneter Nikkei bubble dan real-estate Jepang pecah (1990), Peso Mexico dan effek Taquila (1994), krisis Asia (1997), krisis finansial Russia (1998), LTCM (1998), krisis moneter Argentina (1999-2002), Panic Y2K, pecahnya Tech Bubble (2000), krisis demi krisis silih berganti. The Fed, bank sentral Jepang dan bank-bank sentral lainnya mengguyurnya dengan likwiditas. Ini bagai menyiram api dengan bensin. Kobarannya semakin besar. Dan terakhir adalah bubble di sektor rumah hunian dan real-estate, yang terjadi tidak hanya di US tetapi juga di UK, Eropa, Timur Tengah, Cina. Sebenarnya tidak hanya sektor real-estate, tetapi juga komoditi, saham emerging market dan lain sebagainya. Hanya ada satu ungkapan untuk menggambarkan hal ini, yaitu “credit bubble”. Spekulasi di semua sektor yang digerakkan oleh ekspansi kredit yang pengucurannya mudah dan sembrono.
Ketika bubble pecah, konsumen tidak mampu berhutang lagi dan tidak mampu melakukan konsumsi (yang ditunjang hutang/kredit). Konsumen dan juga sektor bisnis, tidak lagi berekspansi, melainkan mulai membayar hutangnya. Terjadilah kontraksi kredit. Pemerintah tidak suka hal ini dan secara global beramai-ramai melakukan “penyelamatan” dan stimulus ekonomi. Kali ini pemerintahlah yang melakukan konsumsi atau “bagi-bagi uang”. Tetapi apa yang dilakukan pemerintah, masih kalah cepat dibandingkan kecepatan kontraksi kredit. Akibatnya secara netto, kredit tetap berkontraksi. Pada episode ini cash is king, karena cash dicari untuk membayar hutang. Cash disini berarti US dollar karena kebanyakan kredit adalah dalam dollar.
Paket stimulus memberi effek plasebo. Optimisme bahwa ekonomi nampak membaik muncul dimana-mana (sepanjang Maret – Desember 2009) padahal data menunjukkan bahwa kredit masih mengalami kontraksi. Bagaimana selanjutnya?
Paket stimulus bak doping terhadap penyakit deflasi, ekonomi akan kembali kepada trend deflasinya semula pada saat effek stimulusnya habis. Dan pemerintah-pemerintah dunia harus memberikannya lagi. Kalau dulu, effeknya bisa bertahan sampai 5 tahun, sekarang akan lebih pendek dan dosisnya pun harus lebih tinggi. Dananya darimana? Sumber dana pemerintah tidak jauh dari pajak dan penerbitan surat hutang yang untuk pembayaran nantinya akan dibebankan pada pemasukkan pajak dimasa datang. Pemerintah (di negara mana saja) punya pilihan lain, yaitu menekan budget, mengurangi pegawai dan aktifitasnya, meniadakan stimulus ekonomi, menstop penyelamatan bank yang kolaps dan berusaha untuk surplus anggaran. Dengan demikian hutang negara berkurang. Skenario ini bisa dikatakan bukan pilihan politikus.
Episode berikutnya setelah masa deflasi adalah pada masa dimana hutang yang harus dibayar pemerintah sudah menumpuk. Pada saat itu pemerintah punya beberapa pilihan. Pertama menaikkan pajak sampai membuat warga memberontak; mencetak uang, menjatuhkan nilai riil hutang dan mengobarkan api hiper-inflasi atau harus mengemplang. Pilihan yang paling mungkin karena paling disukai politikus adalah skenario hiper-inflasi. Yang sebenarnya sama buruknya dengan menaikkan pajak hingga mencekik. Pada episode ini cash is trash, karena pemerintah dengan sengaja menurunkan nilai riilnya.
Pada seri Menyonsong Krisis Ekonomi 2010 – 2011 ini, EOWI (Ekonomi Orang Waras dan Investasi) akan mengulas hal-hal yang berkaitan dengan krisis mendatang, terutama kelanjutan dari proses deflasi yang dimulai sejak krisis tahun 2007.
POSISI MODAL EOWI
Primary, Stock: P3 wave down sudah dimulai sejak tgl. 19 Januari 2010 (sifatnya brutal)
Dollar: Trend naik dan Rupiah masuk kembali ke long term bearish
Short term: Stock Oversold kemungkinan rebounce
Strategy:
Semua cash dalam bentuk US dollar, sisakan rupiah untuk kebutuhan bulan ini.
Posisi emas harus sudah dilikuidasi
Sebagian kecil masuk posisi short SRS. Menunggu rebounce untuk masuk di ultra short lainnya.
DI P2, LESS BAD NEWS = GOOD NEWS
Bear market rally yang terjadi antara Maret 2009 sampai Desember 2009, merupakan anajang membantaian untuk bear dan semua investor pemain saham yang strateginya didasari dengan alasan fundamental. Berita buruk demi berita buruk muncul, tetapi pasar menyambutnya dengan gembira dan harga saham terangkat naik. Mantra pasar waktu itu adalah “less bad news is good news”. Oleh sebab itu harga saham terus menanjak tanpa lelah. Bahkan dalam konteks teori Elliott Wave formasi yang terjadi pada bear market rally ini adalah formasi triple zig-zag yang sangat jarang terjadi disemua level. Baik di level primari, intermediate atau yang lebih kecil lagi. Bear yang strateginya salah, banyak yang terbantai.
Kami di EOWI banyak menderita kekalahan untuk posisi short dengan leverage, tetapi posisi emas cukup menguntungkan. Secara keseluruhan masih untung lumayan. Untuk posisi short, skhirnya mundur teratur dan menunggu P3. Itupun kami tidak mau terburu-buru dengan full leverage.
Saat ini posisi EOWI ada di cash US dollar, sebagian kecil di ultrashort real-estate, SRS, dan ultrashort China, FXP.
DI P3, GOOD NEWS = NOT GOOD ENOUGH
Kalau pada P2 counter trend bear market rally, mantra pasar adalah:
“Less bad is good news”.
Maka untuk kelanjutan bear market, wave P3 mantranya berubah:
“Good news is not good enough”
Tanggal 29 Januari, 2010, hari Jumat, pengumuman GDP US keluar pada jam 8:30 eastern time. Pertumbuhan GDP US untuk 4Q09 sangat spektakuler 5.7%!! Wow, pertumbuhan seperti itu jarang terjadi. Kalau bisa bertahan menjadi year on year akan menyaingi Indonesia dan emerging market. Berikut ini adalah beritanya dari Yahoo.
Economy soars 5.7 percent, fastest in 6 years
By Lucia Mutikani
WASHINGTON (Reuters) - The economy grew at its fastest pace in more than six years in the fourth quarter, surprising economists, as businesses curbed their aggressive cut in stocks and stepped up spending.
The robust growth pointed to a sustainable recovery in a crucial period before government stimulus plans run out and was good news for an administration amid political difficulties.
Gross domestic product expanded at a 5.7 percent annual rate, the Commerce Department said on Friday in its first estimate for the quarter. It was a strong end to a year in which the economy shrank by 2.4 percent -- the worst performance since 1946.
While much of the growth resulted from companies' drawing down inventories more slowly than they did earlier in the year rather than from a surge in domestic demand, economists said it was still a positive report.
"The data shows that the necessary transition from government stimulus to private sector spending is under way, which is essential to sustain the economic expansion," said Stuart Hoffman, chief economist at PNC Financial Services Group in Pittsburgh.
Kalau dilihat beritanya, semua isinya bagus. Katanya: . The robust growth pointed to a sustainable recovery....... It was a strong end to a year.....
Pasar menyambutnya dengan gembira. Indeks Dow dan S&P naik. Tetapi........, hanya untuk 1 jam saja. Selebihnya turun kembali sepanjang perdagangan hari Jumat itu. Indeks ditutup turun, negatif (Chart-1). Rupanya good news is not good enough.
Ringkasan Latar Belakang:
Setelah market crash tahun 1987 dimana Alan Greenspan baru saja diangkat menjadi gubernur bank sentral US, the Fed, dunia diguyur dengan likwiditas dan ekspansi kredit dengan menyediakan kredit murah dan mudah. Di dalam ekonomi selalu ada siklus boom-bust, penggembungan bubble-dan-pecah. Dan sudah menjadi ketidak-bijaksanaan Greenspan (dan juga banyak bank sentral lainnya) untuk mengguyurkan kredit yang kemudian membuat bubble berikutnya menjadi semakin besar. Spekulasi semakin lama semakin marak karena leverage yang dimungkinkan oleh tersedianya kredit yang mudah. Krisis moneter Nikkei bubble dan real-estate Jepang pecah (1990), Peso Mexico dan effek Taquila (1994), krisis Asia (1997), krisis finansial Russia (1998), LTCM (1998), krisis moneter Argentina (1999-2002), Panic Y2K, pecahnya Tech Bubble (2000), krisis demi krisis silih berganti. The Fed, bank sentral Jepang dan bank-bank sentral lainnya mengguyurnya dengan likwiditas. Ini bagai menyiram api dengan bensin. Kobarannya semakin besar. Dan terakhir adalah bubble di sektor rumah hunian dan real-estate, yang terjadi tidak hanya di US tetapi juga di UK, Eropa, Timur Tengah, Cina. Sebenarnya tidak hanya sektor real-estate, tetapi juga komoditi, saham emerging market dan lain sebagainya. Hanya ada satu ungkapan untuk menggambarkan hal ini, yaitu “credit bubble”. Spekulasi di semua sektor yang digerakkan oleh ekspansi kredit yang pengucurannya mudah dan sembrono.
Ketika bubble pecah, konsumen tidak mampu berhutang lagi dan tidak mampu melakukan konsumsi (yang ditunjang hutang/kredit). Konsumen dan juga sektor bisnis, tidak lagi berekspansi, melainkan mulai membayar hutangnya. Terjadilah kontraksi kredit. Pemerintah tidak suka hal ini dan secara global beramai-ramai melakukan “penyelamatan” dan stimulus ekonomi. Kali ini pemerintahlah yang melakukan konsumsi atau “bagi-bagi uang”. Tetapi apa yang dilakukan pemerintah, masih kalah cepat dibandingkan kecepatan kontraksi kredit. Akibatnya secara netto, kredit tetap berkontraksi. Pada episode ini cash is king, karena cash dicari untuk membayar hutang. Cash disini berarti US dollar karena kebanyakan kredit adalah dalam dollar.
Paket stimulus memberi effek plasebo. Optimisme bahwa ekonomi nampak membaik muncul dimana-mana (sepanjang Maret – Desember 2009) padahal data menunjukkan bahwa kredit masih mengalami kontraksi. Bagaimana selanjutnya?
Paket stimulus bak doping terhadap penyakit deflasi, ekonomi akan kembali kepada trend deflasinya semula pada saat effek stimulusnya habis. Dan pemerintah-pemerintah dunia harus memberikannya lagi. Kalau dulu, effeknya bisa bertahan sampai 5 tahun, sekarang akan lebih pendek dan dosisnya pun harus lebih tinggi. Dananya darimana? Sumber dana pemerintah tidak jauh dari pajak dan penerbitan surat hutang yang untuk pembayaran nantinya akan dibebankan pada pemasukkan pajak dimasa datang. Pemerintah (di negara mana saja) punya pilihan lain, yaitu menekan budget, mengurangi pegawai dan aktifitasnya, meniadakan stimulus ekonomi, menstop penyelamatan bank yang kolaps dan berusaha untuk surplus anggaran. Dengan demikian hutang negara berkurang. Skenario ini bisa dikatakan bukan pilihan politikus.
Episode berikutnya setelah masa deflasi adalah pada masa dimana hutang yang harus dibayar pemerintah sudah menumpuk. Pada saat itu pemerintah punya beberapa pilihan. Pertama menaikkan pajak sampai membuat warga memberontak; mencetak uang, menjatuhkan nilai riil hutang dan mengobarkan api hiper-inflasi atau harus mengemplang. Pilihan yang paling mungkin karena paling disukai politikus adalah skenario hiper-inflasi. Yang sebenarnya sama buruknya dengan menaikkan pajak hingga mencekik. Pada episode ini cash is trash, karena pemerintah dengan sengaja menurunkan nilai riilnya.
Pada seri Menyonsong Krisis Ekonomi 2010 – 2011 ini, EOWI (Ekonomi Orang Waras dan Investasi) akan mengulas hal-hal yang berkaitan dengan krisis mendatang, terutama kelanjutan dari proses deflasi yang dimulai sejak krisis tahun 2007.
POSISI MODAL EOWI
Primary, Stock: P3 wave down sudah dimulai sejak tgl. 19 Januari 2010 (sifatnya brutal)
Dollar: Trend naik dan Rupiah masuk kembali ke long term bearish
Short term: Stock Oversold kemungkinan rebounce
Strategy:
Semua cash dalam bentuk US dollar, sisakan rupiah untuk kebutuhan bulan ini.
Posisi emas harus sudah dilikuidasi
Sebagian kecil masuk posisi short SRS. Menunggu rebounce untuk masuk di ultra short lainnya.
DI P2, LESS BAD NEWS = GOOD NEWS
Bear market rally yang terjadi antara Maret 2009 sampai Desember 2009, merupakan anajang membantaian untuk bear dan semua investor pemain saham yang strateginya didasari dengan alasan fundamental. Berita buruk demi berita buruk muncul, tetapi pasar menyambutnya dengan gembira dan harga saham terangkat naik. Mantra pasar waktu itu adalah “less bad news is good news”. Oleh sebab itu harga saham terus menanjak tanpa lelah. Bahkan dalam konteks teori Elliott Wave formasi yang terjadi pada bear market rally ini adalah formasi triple zig-zag yang sangat jarang terjadi disemua level. Baik di level primari, intermediate atau yang lebih kecil lagi. Bear yang strateginya salah, banyak yang terbantai.
Kami di EOWI banyak menderita kekalahan untuk posisi short dengan leverage, tetapi posisi emas cukup menguntungkan. Secara keseluruhan masih untung lumayan. Untuk posisi short, skhirnya mundur teratur dan menunggu P3. Itupun kami tidak mau terburu-buru dengan full leverage.
Saat ini posisi EOWI ada di cash US dollar, sebagian kecil di ultrashort real-estate, SRS, dan ultrashort China, FXP.
DI P3, GOOD NEWS = NOT GOOD ENOUGH
Kalau pada P2 counter trend bear market rally, mantra pasar adalah:
“Less bad is good news”.
Maka untuk kelanjutan bear market, wave P3 mantranya berubah:
“Good news is not good enough”
Tanggal 29 Januari, 2010, hari Jumat, pengumuman GDP US keluar pada jam 8:30 eastern time. Pertumbuhan GDP US untuk 4Q09 sangat spektakuler 5.7%!! Wow, pertumbuhan seperti itu jarang terjadi. Kalau bisa bertahan menjadi year on year akan menyaingi Indonesia dan emerging market. Berikut ini adalah beritanya dari Yahoo.
Economy soars 5.7 percent, fastest in 6 years
By Lucia Mutikani
WASHINGTON (Reuters) - The economy grew at its fastest pace in more than six years in the fourth quarter, surprising economists, as businesses curbed their aggressive cut in stocks and stepped up spending.
The robust growth pointed to a sustainable recovery in a crucial period before government stimulus plans run out and was good news for an administration amid political difficulties.
Gross domestic product expanded at a 5.7 percent annual rate, the Commerce Department said on Friday in its first estimate for the quarter. It was a strong end to a year in which the economy shrank by 2.4 percent -- the worst performance since 1946.
While much of the growth resulted from companies' drawing down inventories more slowly than they did earlier in the year rather than from a surge in domestic demand, economists said it was still a positive report.
"The data shows that the necessary transition from government stimulus to private sector spending is under way, which is essential to sustain the economic expansion," said Stuart Hoffman, chief economist at PNC Financial Services Group in Pittsburgh.
Kalau dilihat beritanya, semua isinya bagus. Katanya: . The robust growth pointed to a sustainable recovery....... It was a strong end to a year.....
Pasar menyambutnya dengan gembira. Indeks Dow dan S&P naik. Tetapi........, hanya untuk 1 jam saja. Selebihnya turun kembali sepanjang perdagangan hari Jumat itu. Indeks ditutup turun, negatif (Chart-1). Rupanya good news is not good enough.
Chart 1
Kemungkinan besar, kita akan berhadapan dengan mantra: “good is not good enough” disepanjang P3, di tahun 2010 ini. Dan pada suatu saat, para bull akan menyerah dan melemparkan handuk ke ring. Pada saat ini kita akan melihat kejatuhan indeks –5% atau lebih. Ini terjadi pada posisi wave 3 of 3 of 3. Kita akan tunggu posisi itu untuk melakukan short dengan leverage penuh.
BEBERAPA IDE MENGENAI TRADING DAN INVESTASI
Masing-masing orang punya toleransi (mental dan finansial) terhadap kerugian. Ada yang aggressif dan ada yang konservatif. Paling tidak dalam perencanaannya, kapitalnya dibagi 3 bagian. Yang pertama adalah untuk investasi yang konservatif, kemudian untuk investasi yang moderat dan yang ketiga adalah untuk yang aggressif. Bagi yang sudah berumur, sebaiknya porsi investasi yang konservatif diperbanyak, karena bagi orang tua yang sudah dekat pensiun, waktunya sangat sempit untuk membangun kembali tabungan pensiunnya jika mengalami kekalahan.
Dalam investasi konservatif ini, kita tidak mengharap fluktuasi yang sangat besar. Horizonnya antara 2 – 5 tahun. Dan pada saat kita masuk, kita tahu bahwa asset yang kita masuki sudah “bottom”. Misalnya ketika saya pertama kali masuk ke asset emas 6 tahun lalu, emas sudah mulai lepas landas dari bottomnya di tahun 2000, setelah 20 tahun mengalami masa bear market. Waktu itu 1 gram emas adalah Rp 100 ribu.
Saat ini US dollar sudah mengalami bear market selama hampir 7 tahun. Dan bull market sudah berjalan 1.5 tahun. Dan gejala deflasi (kontraksi supply US dollar) nampak jelas. Maka arah US dollar hanya satu, yaitu naik. Dari segi teknikal, US$ paling rendah bisa jatuh kurang dari 10%. Resiko ini bisa diterima. Sedangkan potensi kenaikkannya adalah 40%-50% (dalam rupiah). Mungkin potensi ini bisa tercapai dalan 1.5-3 tahunan. Karena bear market biasanya lebih pendek dari periode bull market.
Untuk asset saya, allokasi type investasi yang konservatif adalah 60%. Dana ini berasal dari emas. Untuk masa yang akan datang, saya sedang mengamati bursa Jepang. Pasalnya pasar Nikkei sudah mengalami bear market selama 20 tahun. Jadi selama periode deflasi ini, Nikkei akan mencapai bottomnya dan siap untuk long term rally. Mungkin 1 atau 3 tahun kedepan mulainya. Untuk investasi yang konservatif ini, tidak ada kata terburu-buru. Di samping itu emas 2-3 tahun lagi kemungkinan menjadi wahana investasi yang bagus, karena setelah deflasi maka muncul hiper-inflasi.
Untuk yang volatilitasnya moderat, saya pikir short fund atau ultrashort fund 2X masih bisa dianggap sebagai volatilitas moderat. Saat ini kami ada di SRS (2X short commercial real-estate) dan FXP (2X short China). Sedangkan untuk permainan yang sangat volatile, arenanya ialah short ETF 3X atau option. Nanti akan ditunjukkan bahwa short ETF 3X sudah bisa menyaingi permainan option. Keduanya tidak untuk dimainkan jangka panjang karena akan tergerus nilainya. Bear fund 3X tergerus oleh biaya untuk menjalankannya, sedang option tergerus oleh time-premium.
Saat ini, untuk dana yang kami allokasikan untuk permainan spekulatif, baik yang volatilitas moderat atau yang volatilitas tinggi, masih ada 70% dalam bentuk cash. Sisanya sudah masuk di FXP ultra short China dan SRS ultra short commercial real-estate. Kami akan masuk penuh di ultra short ETF pada wave 3 of 3, yaitu setelah wave intermediate 2 (wave 2 hitam – Chart-2). Kami perkirakan resistance di 10,300 – 10,500 mejadi titik terjauh dari wave 2. Dan kemarin indeks sudah berada di supportnya 10,000 – 10,050. Dan tadi malam sudah ada rebound. Jadi kemungkinan tidak lama lagi akan ada counter trend naik untuk menuju resistance nya. Kami akan berusaha menentukan wave 2 hitam dan akan mulai melakukan short.
Chart 2
Ada beberapa sektor yang menarik untuk dimainkan di masa P3 ini. Pertama adalah saham-saham Cina. Saham Cina berhasil retrace sekitar 38.6 % dari kejatuhannya dari level 6000 ke level 1600 pada 1.5 tahun lalu (Chart-3). Ini bukan tanda-tanda bullish sama sekali. Oleh sebab itu koreksi berikutnya paling tidak level 1750 akan di tembus. Bukan tidak mungkin level 1000 dicapai. Ini berarti kejatuhan sebanyak 50%-70%.
Ini nampak pesimistis sekali. Tetapi kalau dilihat dari segi fundamental, banyak data yang mendukung. Pertama. pemerintah Cina mulai memperketat kredit. Kedua, mesin eksportnya masih mandeg. Indeks BDI menunjukkan kemungkinan terbentuknya pola double tops (Chart-4). BDI adalah indikator aktifitas eksport-import. Kalau BDI turun artinya aktifitas perdagangan antar negara menyurut. Itulah yang menjadi dasar opini kami. Fundamental untuk Cina bearish. BRIC bakal broke!
Chart 4
Keampuhan ETF short 3X bisa dilihat di Chart-5, Short China 3X atau CZI. Dalam waktu 3 minggu bisa naik 50% sedangkan indeks Shanghai nya hanya turun 11%. Bermain ETF leverage semacam ini akan tidak akan kalah dengan bermain option. Oleh sebab itu harus betul-betul berhati-hati.
Chart 5
Target short kami ke dua adalah Commercial Real-Estate. Saat ini banyak mall-mall di US yang kosong. Suatu hal mengenai commercial real estate, ialah mereka selalu memberikan dividen. Ini ibaratnya, tidak punya dui tapi masih mau pesta. Modalnya banyak kemakan di operating cost dan maintenance dan membagikan dividen.
Secara TA, Commercial Real Estate (IYR) mengikuti pola Dow. Wave 2 terdiri dari triple zigzag (lihat Chart-5) WZ-YX-Z.. Dan saat ini sudah memasuki P3. Kami mengharapkan adanya rebound small wave 2, targetnya antara 45.5 – 46.1 pada IYR, sebelum melanjutkan dengan small wave 3 of P3. Bila target small wave 2 sudah tercapai, maka kita akan masuk baik di SRS (short 2X) dan/ataupun DRV (short 3X).
Di bawah ini ada beberapa super-ultra short fund (3X). Kami anjurkan pembaca juga melihat TA dari sektor-sektor ini dan memberi masukan kepada EOWI. Waktu dan tenaga kami terbatas, oleh sebab itu akan menghargai saran anda.
Barclays S&P 500 3x Short 2009 ETN+ (BXDD)
Direxion 10-Year Treasury Bear 3X - (TYO)
Direxion 30-Year Treasury Bear 3X - (TMV)
Direxion China Bear 3X - (CZI)
Direxion Developed Markets Bear 3X - (DPK)
Direxion Emerging Markets Bear 3X - (EDZ)
Direxion Energy Bear 3X - (ERY)
Direxion Financial Bear 3X - (FAZ)
Direxion Large Cap Bear 3X - (BGZ)
Direxion Latin America Bear 3X - (LHB)
Direxion Mid-Cap Bear 3X - (MWN)
Direxion Real Estate Bear 3X - (DRV)
Direxion Small Cap Bear 3X - (TZA)
Direxion Technology Bear 3X - (TYP)
ProShares UltraPro Short S&P500 Index Fund (SPXU)
Sekian dulu. Jaga kesehatan, tabungan dan kapital anda baik-baik.
Jakarta 2 Februari 2010
Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.
18 comments:
walaupun saya ndak ngerti ngerti amat, akhir nya bisa jadi komentator pertamax.
oh ya pergerakan emas gimana bung IS? menurut prediksi anda gimana kedepannya, bear atau bull.
tolong kasih strategi nya juga dong.
thanks.
Pak IS,
bagaimana dgn IHSG sendiri, masihkah ada peluang untuk double top di 2700-2800 baru kemudian koreksi, ataukah 2689 di januari kemarin adalah yg paling puncak?
Pak IS,
Ada tambahan kalau mau short emerging market 2x pakai EEV sepertinya cukup bagus.
Pak IS, jgn lupa kasi update signal utk buy ya..thanks
Mike Steven
@Mike....,
Kalau anda masuk kemarin, bagus. Tetapi besok adalah konfirmasinya.
Pada akhir perdagangan kemarin, saya berpikir masih bisa naik 1 kali tarikan lagi. Tetapi kalau lihat gerakan malam ini, rasanya sulit untuk narik lagi.
@Bisnis & Satyo
Semua asset (emas, saham, bond, uang) akan turun,kecuali US$ dan short term bond (cash equivalent).
Sell!!! & Short!!!
bung IS saat ini ada kemungkinan untuk narik lagi ke 10300-10500?
pendek kata "sell high" jadi klo 2 hari yg lalu ada short anda sudah profit tp klo anda mau masuk skrg brti anda masuk krn takut kehilangan kesempatan...
oversell bisa berarti market bakal berbalik arah atau market msh melanjutkan trendnya
wave di chart DJIA-nya akurat lho... plok plok plok (tepuk tangan).
Iya tuh.... Wave 2 hitamnya sudah lewat...., sekarang wave 3 of 3
wah wah ...
bakal berdarah2 kaya akhir 2008 nih..
jasi koreksi ini bakal lebih panjang sesuai dgn karakteristik wave 3 ya pak IS?
meski masih jauh..kira2 wave 4 kapan ya pak ? :)
btw, Pak IS, online-brokerage Firstrade.com OK ga tuh?
mau coba2 short juga nih kalau di sini sudah habis bullnya.
ha ha ha...
cihuy, i love this game. thanks ya pak IS. tapi kok rupiah masih anteng2 aja ya pak?
Bung IS, Swiss C. Bank Buys Euros. Apakah crash kali ini bisa ditahan oleh para C. banksss?
thx
mike
wah, pak IS, nggak jadi pesta deh, unemployment ratenya 9.7% semua berbalik arah. strateginya diubah/masih hold? thx
@atas
Baru di gertak berita bagus aja dua takut..
sekarang uda tau kan mau di hold apa dilepas hehhehee..
Mike Steven
wow..bahkan chartist sudah menyatakan bahwa dollar bakal long term bullish..
http://www.thelfb-forex.com/uploadedImages/Member_Charts/Dollar_Index/$index319.1.gif
Mas IS kalo menurut anda apakah JSX akan turun sampe dibawah 1500 seperti crash 2008 kemaren ..padahal permasalahan utama 2008 adalah repo saham bumi yg membawa efek berantai dan repo itu tidak terjadi lagi saat ini,disamping itu laporan keuangan emiten 2009 kayaknya banyak yang bagus terutama emiten berkapitalisasi besar terima kasih atas tulisan tulisan anda yg sudah saya baca sejak 5 tahun terakhir.
Pak IS, minggu depan wave 3 masih lanjut atau lebih baik tunggu market rebound baru ngeshort ya?
Trims.
Post a Comment