___________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Doa pagi dan sore

Ya Allah......, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari tekanan hutang, pajak, pembuat UU pajak dan kesewenang-wenangan manusia.

Ya Allah......ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim dan para penarik pajak serta pembuat UU pajak selain kebinasaan".

Amiiiiin
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________

Monday, April 28, 2014

Penghasilan, Pajak, Biologi Sel, Sex Bebas, Umur Manusia dan Rajam



Kali ini EOWI akan membawa pembaca ke sebuah topic yang berkaitan dengan biologi sel, umur manusia, uang, penghasilan, pajak, prilaku dan dosa, serta pensuciannya. Dari teori biologi sel serta data penghasilan suatu masyarakat, EOWI akan mencari jawaban atas pertanyaan berdasarkan korelasi empiris:

  1. kenapa umur nabi Nuh mencapai 900 tahun (apakah mungkin?)
  2. kenapa nabi Muhammad mengatakan bahwa pensucian dosa penarik pajak 10% ke atas adalah sangat berat, rajam (dilempari batu sampai mati)
  3. seberapa jauh pajak mempengaruhi umur manusia
  4. seberapa jauh prilaku mempengaruhi umur manusia

Saya punya teman, CEO dari sebuah perusahaan farmasi yang fokusnya dibidang bio-teknologi di Singapore. Dia adalah teman sekelas ketika di ITB (termasuk top 7% terpandai). Namanya unik dan mudah diingat, sebut saja Rikrik (apakah ini nama samaran yang diberikan EOWI atau asli hanya Allah, EOWI dan yang bersangkutan yang tahu). Saya sendiri tidak mengenal dia secara pribadi ketika sekelas selama 1 tahun itu, kecuali namanya yang khas itu. Baru kenal dan sering ngobrol akhir-akhir ini karena sering ketemu di Senayan. Kalau dia sedang di Jakarta pada hari Sabtu, kami biasanya ketemu di Senayan, untuk jalan pagi, yang kemudian dilanjutkan dengan ngobrol sambil minum teh. Topik kami akhir-akhir ini adalah tentang bio-teknologi. Untuk topik ini, dia adalah teman ngobrol yang paling enak yang pernah saya kenal. Sebagai top 7% di ITB, dia cerdas dan juga ceria-menyenangkan (witty).

Tentang kenapa perusahaannya ada di Singapore, penyebabnya adalah karena pajak di Singapore rendah. Sampai sejauh ini, ada korelasi antara perkembangan bidang farmasi bio-teknologi dengan pajak. Kalau bio-teknologi bisa memperpanjang umur manusia, maka, pajak menghalangi usaha-usaha untuk memperpanjang umur manusia. Jadi ada korelasi antara pajak dan peluang hidup. Nanti akan kita bahas lebih panjang lagi.

Saya tertarik pada farmasi bio-teknologi, karena paska periode krisis pada dekade ini bidang farmasi bio-teknologi saya perkirakan akan mengalami booming. Sehingga penting bagi EOWI untuk mempelajari farmasi bio-kimia lebih dalam. Bagi EOWI berlaku prinsip: “Hanya berinvenstasi di seketor/saham yang kita mengerti.”

Salah satu topik yang belum lama ini menjadi topik obrolan saya dengan teman saya itu adalah mengenai “virtual immortality”, peremajaan kembali organ (organ rejuvenation). Dia bilang, kalau teknologinya sudah terbukti, dia ingin diambil lemak dari perutnya untuk diekstrak sel punca (stem-cell) nya. Kemudian telomerenya diperpanjang, di-reset, dan dibiakkan in vitro, setalah itu stem-cell ini diinjeksikan kembali ke dalam badan untuk meremajakan kembali organ-organ yang sudah menua. Sementara sel-sel lemaknya dikembalikan ke tempat-tempat tertentu supaya kelihatan semok kembali, katanya sambil tangannya menunjukkan bagian-bagian badan yang berkaitan yang diassosiasikan dengan mollig (chabby, sexy, semlohay). Tambah muda dan semok, tambahnya. Itu membuat saya tertawa melihat gayanya yang witty, cerdas dan intelek tersebut.

Virtual immortality dan organ rejuvenation dimasa yang akan datang bisa jadi akan terwujud. Yang dimaksud dengan “virtual immortality” adalah kehidupan yang nyaris kekal. Jika ada suatu proses untuk meremajakan kembali organ-organ tubuh yang sudah menua, maka seseorang yang mengalami penuaan secara alami bisa diremajakan kembali secara berulang-ulang sehingga nyaris tidak akan pernah mati. Ada kekecualian tentunya yaitu jika dia ditabrak mobil sampai hacur, gepeng atau ditusuk perampok sampai mati di tempat.


Unit Hidup Terkecil dan Informasi Genetik

Untuk bisa mengerti virtual immortality ini, EOWI akan mencoba menerangkan secara awam proses biologi sel nya. Kami memahami bahasa masyarakat top 7% ITB terkadang agak berbeda. Selera humornya pun berbeda. Walaupun penggunaan bahasa awam akan digunakan sebanyak mungkin, akan tetapi ada beberapa istilah yang tetap akan dipertahankan agar tidak merubah arti dan jika diperlukan bisa dicari informasinya lebih lanjutnya dengan google, seperti istilah telomere, telomerase, cellular-aging atau senescence, stem-cell, mitosis, in vitro dan beberapa lagi. Kami harap pembaca bisa maklumi hal ini. Kami juga percaya bahwa dengan seringnya membaca EOWI, pembaca akan semakin cerdas. Setidaknya, pembaca bisa menggunakan jargon-jargon ini supaya kelihatan selevel intelektualnya dengan teman saya itu.

Untuk bisa mengerti mengenai umur dan umur sel, ada beberapa hal mengenai dasar-dasar pengetahuan biologi dan genetik yang harus diketahui. Badan manusia merupakan sebuah organisme yang terbentuk dari sekumpulan sistem organ. Dan setiap sistem organ terdiri dari organ-organ. Dan organ-organ itu terbentuk dari jaringan-jaringan yang menjalankan fungsi yang spesifik seperti mengeluarkan enzim, hormon atau mensintesa/memecah senyawa kimia. Dan yang membentuk jaringan adalah sel-sel yang dulunya disebut sebagai unit “hidup” terkecil. Di dalam sel ada yang disebut inti sel yang mengandung DNA yang merupakan paket genetik yang diturunkan dari orang tua ke anak cucu keturunannya, serta berisi kode informasi/blue-print dan instruksi.

Senyawa dasar yang membentuk gen atau informasi genetik disebut Adenin (A), Guanin (G), Cytonin (C) dan Thymin (T). Kalau di bidang komputer, suatu informasi dan instruksi digambarkan/dikodekan dengan sederetan kombinasi angka 0 & 1 (disebut kode binary), informasi genetik dikodekan dengan deretan kombinasi A, G, C dan T. Deretan kombinasi A, G, C dan T ini merupakan instruksi yang diperlukan badan untuk berfungsi.


Siklus Hidup Sel

Asal muasal manusia adalah dari satu sel zygot, yaitu hasil pembuahan sel sperma dan sel telur, kemudian berkembang jumlahnya dengan membelah diri. Agar badan manusia bisa tumbuh terus, misalnya otot anak-anak yang kecil menjadi besar ketika dewasa, sel-sel harus menduplikasi diri mereka dengan jalan membelah diri, satu sel menjadi dua sel yang serupa alias duplikat. Perjalanan untuk bisa membuat copy nya, mempunyai proses yang rumit. Tetapi secara sederhana bisa diceritakan sebagai berikut.

Fase-1, atau fase pertumbuhan sel sering disebut G1. Sel yang masih muda akan tumbuh. DNA, kode informasi anak manusia, pada fase-1 ini berbentuk polimer panjang seperti benang yang tidak tergulung dan tidak terkelola baik, ujung nya ke mana-mana. Jumlahnya juga cukup banyak. Para ahli menamakannya chromatin. Setelah sel tumbuh dan setengah matang, sel akan melanjutkan perkembangannya ke fase-2, yang disebut fase sintesis. Pada fase sintesis ini, sel akan membuat duplikat setiap chromatin. Tetapi sebelum melakukan foto-copy chromatin, akan dilakukan check & recheck, apakah tidak ada kode-kode DNA yang hilang atau tertukar tempatnya. Ini penting.

Ibaratnya instruksi mesin cuci berubah dari: 1. Tutup saluran air buangan dari ruang cuci; 2. Isi ruang cuci dengan air dan sabun; 3. Putar ruang cuci untuk mengocok cucian; 4. Buka saluran air buangan dari ruang cuci dan tutup lagi; 5. Isi ruang cuci dengan air (untuk membilas); 6. Kembali ke perintah no. 4, dan ulangi sampai 2X; 7. Tambahkan pelembut pakaian dan lakukan hal yang sama seperti no. 4 s/d no.5; 8. Buka saluran air buangan dan tutup kembali setelah airnya habis; 9. Putar ruang cuci dengan kecepatan 2000 rpm untuk memeras pakaian; 10. Aktifkan blower pengering untuk mengeringkan pakaian.

Bayangkan kalau perintah di atas tertukar urutannya. Pakaian yang keluar bisa masih basah dan masih kotor. Check-recheck urutan kode DNA juga diperlukan supaya sel anak yang tercipta sama persis dengan induknya.

Fase-2 berikutnya disebut G2. Sel kembali tumbuh. Chromatin menjadi teratur, tidak seperti benang kusut disebut chromatid. Lalu setiap chromatid berpasangan, bergandengan dengan foto-copynya, membentuk chromosom yang wujudnya seperti huruf X yang sering kita lihat di buku-buku biologi. Jumlahnya ada 46 buah. Proses selanjutnya, selaput inti sel menghilang, dan siap melakukan fase berikutnya yang sangat penting. Karena menurut riset terbaru, fase ini berkaitan dengan umur sel dan selanjutnya umur manusia.

Fasa-3 atau Proses ini disebut mitosis. Sepasang chromatid yang membentuk chromosom akan lepas “sambungan”nya, seperti orang bercerai, masing-masing menuju sel baru yang mereka bentuk. Masing-masing duplikat sel akan memperoleh satu pita chromatid yang berisi instruksi program untuk organ tubuh tadi. Sel-sel baru ini akan tumbuh, menjalani fase-1 lagi.

Kalau kejadiannya seperti ini maka sebuah sel akan berbiak terus-menerus. Bagian badan yang rusak (karena benturan, racun, dsb) akan tergantikan lagi. Dan kalau tidak ada kecelakaan yang bersifat fatal, merusak organ dengan seketika, maka hidup manusia akan kekal, seperti kehidupan di akherat. Itu yang disebut virtual immortality, praktis kekal. Kenyataannya tidak demikian. Manusia secara alami pasti menua dan akhirnya mati. Tentunya ada kondisi yang membuat sel menjadi rusak, ada kode-kode DNA yang hilang, atau tertukar tempatnya dan membuat perintah algoritma di badan menjadi kacau dan menyimpang pada level sel. Kanker salah satu contoh penyimpangan yang disebabkan karena algoritma yang kacau pada komputer program sel.

Saya ingat dulu ketika komputer main-frame masih menggunakan punched card, kartu yang dilubangi. Belum ada network (LAN). Kartu-kartu itu harus disusun sesuai dengan urutan kode perintah algoritma. Kalau ada kartu yang tertukar tempatnya, maka programnya menjadi error. Pada saat jalan, pergi ke pusat komputer, tumpukan kartu-kartu itu harus dijaga dengan sangat hati-hati. Bayangkan kalau ada 5000 perintah. Cukup 1 atau 2 kartu tertukar tempatnya atau hilang/jatuh di jalan, membuat program secara keseluruhan error. Kalau chromosom, yang berisi jutaan perintah, tertukar tempatnya atau mengalami mutasi, proses mitosisnya akan distop pada proses check & recheck pada siklus hidup sel. Ini mencegah program error pada level sel yang tentunya bisa merambat ke level organ dan akhirnya pada level badan. Memang ada kalanya gagal check & recheck gagal, terjadi mutasi DNA, program kacau dan jadilah misalnya kanker.

Bagian yang agak rentan dari chromosom adalah bagian ujungnya. Selanjutnya akan ada pertanyaan, bagaimana kalau tiba-tiba ada chromosom yang coel ujungnya, atau menyangkut dengan chromosom lain? Tentunya kalau hal itu terjadi maka sebagian dari kode informasi akan hilang atau terbalik-balik dan sel tidak lolos screening untuk mitosis. Untuk mencegah hal ini alam melengkapi ujung chromosom dengan, semacam rangkaian, DNA yang berulang-ulang TTAGGG (pada manusia) yang disebut telomere. Kalau dalam program komputer Fortran adalah tambahan kartu kosong setelah perintah stop, end. Kalau diibaratkan cicak telomere ini seperti ekornya. Untuk melindungi cicaknya, ekor ini bisa diputuskan tanpa merusak cicaknya. Susahnya kalau ekor ini (telomere ini) tidak bisa di-regenerasi lagi. Cicaknya bisa mati jika ada gangguan hewan pemangsa. Sama dengan telomere, karena proses mitosis, telomere bisa menjadi pendek dan akhirnya tidak bisa lagi melakukan pembelahan mitosis lagi. Dan sel tersebut mengalami cellular-aging, berhentinya membiak dan mati. Kondisi ini disebut senescence. Menurut Hayflick, pembelahan sel terbatas sampai 50–70 kali, kalau tidak ada sesuatu yang bisa mempertahankan panjang telomere, maka manusia tidak akan bisa tumbuh seperti manusia. Cukup sampai janin saja.

Tuhan berkehendak lain. Tuhan masih kasih jalan, yaitu enzim telomerase. Enzim telomerase ini seperti cetakan telomere. Dia membuat cetakan DNA seri TTAGGG dan disambungkan ke telomere yang ada diujung-ujung DNA dan panjang telomere bisa dipertahankan. Sayangnya enzim telomerase ini tidak selalu cukup. Yang paling aktif terdapat pada stem-cell (sel-punca), sel tumor dan kanker, embrio dan sejenisnya. Di jaringan lain agak kurang aktif. Oleh sebab itu, sel tumor, kanker, embrio dan stem-cell bisa tumbuh cepat, karena proporsi sel-sel yang mengalami cellular aging dan senescence kecil jumlahnya.


Umur, Telomere dan Stress

Hikayat sel, siklus sel, telomere dan telomerase masih berlanjut. Sahibul hikayat telomere dan telomerase ini, yaitu pemegang hadiah Nobel Elizabeth Blackburn, masih penasaran dengan pertanyaan, kenapa orang ada yang umurnya panjang dan ada yang umurnya pendek. Misalnya, kenapa nabi Nuh berumur 900 tahun, menurut hikayat. Apakah hikayat ini merupakan kisah nyata, bukan dongeng. Apakah manusia modern bisa menduplikasi kehidupan virtual immortality dari nabi Nuh? Mungkin ini ada dibenak Elizabeth Blackburn. Oleh sebab itu Betty Blackburn ini tidak berhenti sampai pada telomere dan telomerase. Dia bersama dengan Elissa Epel mengamati panjangnya telomere pada ibu-ibu mengalami stress kronis pada masa kehamilan. Apa yang mereka temukan? Telomere pada ibu-ibu ini lebih pendek dibandingkan dengan kontrol subjek (yang tidak stress). Riset-riset selanjutnya menemukan juga bahwa selain stress, faktor lain juga bisa memperpendek telomere seperti rokok, pola hidup dan makanan. Orang yang tidak merokok, makan yang baik dan melakukan aktifitas mengurang stress, seperti yoga, olah raga jalan kaki 30 – 60 menit per hari, ternyata mempunyai telomere yang lebih panjang.


Stem Cell, Forever Young dan Virtual Immortality

Untuk orang yang praktis dan sudah terlanjur tua, riset telomere dan telomerase serta stem-cell, memberikan harapan untuk memperoleh kehidupan yang forever young, muda selamanya dan mencapai virtual immortality, seperti yang diceritakan pada awal tulisan ini. Seperti kata teman saya itu, bahwa dia ingin diambil lemak dari perutnya untuk diekstrak sel punca (stem-cell) nya. Kemudian telomerenya diperpanjang, di-reset, dan dibiakkan in vitro, kemudian diinjeksikan kembali ke dalam badan. Sementara sel-sel lemaknya dikembalikan ke tempat-tempat tertentu supaya kelihatan semok kembali.

Dari tadi EOWI menggunakan kata stem-cell. Apa itu?

Sel-sel pada jaringan tubuh, mempunyai bentuk dan struktur yang khusus untuk bisa menjalankan fungsinya. Sel otak berbeda dengan sel jantung, atau paru-paru atau sel kulit. Padahal sel-sel jaringan punya asal-muasal yang sama. Ketika masih berupa embrio, hanya ada 1 macam sel saja. Kemudian sebagian mengalami perubahan bentuk (ter-differensiasi) sesuai dengan jaringan dan fungsinya. Sampai manusia dewasa, masih ada sel-sel yang belum mengalami differensiasi. Sel-sel ini disebut stem-cell. Salah satu fungsi kumpulan stem-cell ini adalah untuk memperbaiki, katakanlah menambal, organ-organ badan yang aus dan rusak. Sel-sel ini akan menambal kerusakan ini dan kemudian mengalami differensiasi sesuai dengan kebutuhan organ tersebut.

Proses penuaan organ manusia, salah satu penyebabnya adalah kurang cepatnya pemambalan-penambalan organ-organ yang aus. Misalnya, seseorang yang onderdil pangkreasnya, lebih spesifik lagi, pulau-pulau Langerhans nya mengalami keausan yang kecepatannya melebihi kemampuan stem-cell menambalnya, akibatnya pangkreas ini tidak bisa menghasilkan insulin, maka orang ini menderita kencing manis alias diabetes.  Masih banyak lagi penyakit-penyakit pemuaan, sebut saja, sakit jantung, Alzheimer, Katarak, darah tinggi, ginjal, kulit kriput.......dan sederet lagi.

Bagi orang yang berpikiran praktis, kenapa tidak diambil saja stem-cellnya, kemudian di biakkan secara in vitro, lalu dikembalikan ke badan. Jadi kalau jantung sudah lemah, paru-paru sudah agak payah, ......, badan sudah tua, kita bisa lakukan prosedur di atas untuk meremajakan kembali organ-organ kita. Memang idenya seperti itu. Dan teknologinya sudah nampak dicakrawala. Bahkan beberapa waktu lalu saya melihat iklan seminar mengenai pengobatan stem-cell dari Cina. Saya katakan iklan, karena ada unsur jualannya. Saya tidak menganjurkan bagi orang yang sehat, karena saya belum melihat teknologi ini sudah matang. Seperti teknologi stent untuk penyakit pembuluh jantung koroner di awal tahun 1980an dimana applikasi pertama yang sukses adalah pada tahun 1986. Untuk teknologi forever young, mungkin 10 – 20 tahun mendatang, cerita tentang kehidupan akan lain. Mungkin dimasa yang akan datang, banyak nabi Nuh dan ashabul kahfi muncul lagi di atas bumi ini dan hidup ratusan tahun dengan perawatan stem-cell. Tetapi untuk saat ini, sebaiknya teknologi tersebut jangan disentuh dulu kecuali kalau anda kena sakit dengan kondisi terminal (kata kasarnya: hampir mati). Biarkan orang lain yang dijadikan kelinci percobaan. Tentu saja EOWI punya kiat-kiat alternatif yang bisa dilakukan untuk mencapai forever young dan hidup panjang yang sehat adalah:

a.   hidari stress dan lakukan kegiatan yang membuat santai (seperti baca tulisan santai EOWI, jalan pagi 30-60 menit, yoga, main dengan anjing, sholat)
b.  jangan merokok
c.   makan yang sehat dan tidak berlebihan, (puasa yang teratur juga termasuk disini)
d.  jangan iri, dengki dan hasad
e.   kerja yang effektif dan cari duit/rizki yang banyak

f.    bersyukur dan nikmati rizki yang diberikan Allah, insha Allah, akan ditambahkan lagi


Itulah kiat-kiat dari EOWI. Tetapi untuk poin f., ada saran bagi para bapak-bapak agar jangan bilang ke istrinya bahwa anda bersyukur punya istri, dan moga-moga Allah menambah lagi. Istri-istri bapak bisa ngamuk nanti.


Umur Manusia dan Penghasilan

Blog EOWI mengambil kata Ekonomi, dan tidak afdol kalau pada setiap ceritanya tidak dikaitkan dengan ekonomi. Ingat, salah satu kiat forever young dan panjang umur EOWI adalah kerja yang effektif dan cari duit/rizki yang banyak. Punya duit banyak bisa memperpanjang umur dan forever young. Paling tidak, untuk bapak-bapak yang mau kawin lagi dengan gadis belia, harus punya duit dan keberanian. Ada faktor duit. Kalau mau menjalani terapi stem-cell, juga perlu duit. Walaupun tampa itu semua, duit, penghasilan mempunyai dampak terhadap umur manusia. Itu yang akan kita bahas berikut ini.

Fokus EOWI adalah pada GDP dan life expectancy sebagai parameter pengukuran. GDP bisa dijadikan pendekatan dari penghasilan rata-rata rakyat dari suatu negara. Dan life expectancy (harapan hidup) bisa dijadikan pendekatan untuk umur rata-rata rakyat di negara tersebut. Dengan mem-plot GDP terhadap life expectancy, kita bisa melihat adanya korelasi atau tidak antara keduanya.

Plot berikut ini menunjukkan adanya korelasi logaritmik antara penghasilan, yang diwakili oleh GDP dan umur yang diwakili oleh life expectancy. Kenaikan penghasilan sebesar 10% akan meningkatkan harapan umur seseorang 1 tahun. Demikian sebaliknya, jika penghasilan kita berkurang 10%, maka umur berkurang 1 tahun. Ini berlaku bagi pengemis, tukang batu, sopir atau investor dan konglomerat. Seorang supir yang berpenghasilan Rp 3 juta per bulan, akan berkurang harapan hidupnya 1 tahun kalau dia berpindah kerja dan hanya dapat Rp 2.7 juta (berkurang Rp 300,000). Dan bagi seorang CEO yang bergaji Rp 500 juta per bulan, akan berkurang harapan hidupnya sebesar 1 tahun jika gajinya turun Rp 50 juta. Walaupun dengan Rp 450 juta ia masih bisa pergi ke dokter dan dia memperoleh perawatan yang terbaik sekalipun. Tetapi Chart di bawah ini mengatakan demikian.


Chart 1


Data empiris ini menarik sekali. Karena, bagi orang yang berpenghasilan, katakanlah US$ 60,000 per tahun (Rp 60 juta per bulan), tidak banyak berbeda dalam hal konsumsi dengan orang yang berpenghasilan Rp 80 juta per bulan. Tetapi  kurva di atas menunjukkan bahwa harapan hidup orang yang penghasilan Rp 80 juta, akan lebih tinggi sekitar 3½ tahun. Apakah aktifitas telomerase lebih tinggi pada sel-sel orang yang berpenghasilan lebih tinggi dan telomerenya lebih panjang, merupakan pertanyaan yang patut dirisetkan.

Bagaimana peran pemerintah terhadap umur rakyatnya. Pasalnya, pemerintah selalu cuap-cuap berjuang untuk kemakmuran rakyat. Kita akan lihat dampaknya pada rakyat Indonesia saja.

Pertama adalah pajak yang merupakan pengurangan dari penghasilan kita. Pajak, adalah pungutan yang memaksa (Pasal 23A, UUD 45 Amendmen). Artinya secara paksa penghasilan kita dikurangi, katanya akan dikembalikan ke kita. Berapa yang kembali serta bisa kita nikmati dan berapa yang menguap, pemerintah tidak pernah memberikan rinciannya. Lagi pula, jika yang kembali dalam bentuk jasa yang membuat rakyat stress juga percuma. Malah memperpendek telomere selanjutnya memperpendek umur juga. Apakah jasa penyediaan jalan yang macet dan/atau jalan yang berlobang-lobang tidak akan membuat stress dan akhirnya memperpendek umur? Atau urusan perijinan pemerintah yang bertele-tele tidak akan membuat stress dan menurunkan aktivitas telomerase dan memperpendek telomere yang berlanjut ke umur? Nanti kita lihat di negara yang sontoloyo, perijinan yang paling rumit, transparansi terendah di dunia, mempunyai penyimpangan cukup banyak dari trend korelasi penghasilan dan umur di atas.

Untuk Indonesia, yang paling dirugikan adalah kelompok yang terkena 30% pajak penghasilan. Artinya harapan hidupnya berkurang 3 tahun. Ditambah inflasi 15% terhadap gajinya (inflasi diukur dengan pertumbuhan M2, bukan laporan BPS), maka akan berkurang 1.5 tahun. Itu baru gaji. Harus dihitung juga tabungannya. Terus, pajak penjualan, katakan lah 70% dari penghasilannya habis untuk belanja dan pengeluaran lain. Maka, kena lagi 10%. Kalau, dia beli barang mewah, kena lagi. Pajak Bumi dan Bangunan untuk rumah di kota besar. Bisa-bisa (ini adalah ukuran kira-kira) sampai 6 tahun harapan hidupnya dirampas oleh pemerintah. Kalau dijumlahkan dengan jutaan orang yang terkena pengurangan harapan hidup akibat dampak pajak ini, maka wajar-wajar saja kalau nabi Muhammad mengatakan bahwa penghapusan/pensucian dosa pemajak seperti ini adalah rajam (dilempari batu sampai mati).

Kita tahu bahwa orang-orang super kaya, mampu membayar konsultan pajak untuk mencari celah-celah peraturan untuk menurunkan pajaknya. Kemudian membayar konsultan investment untuk menghindari inflasi. Hal ini tidak membuat EOWI iri dan dengki. Kita harus bersyukur bahwa ada yang bisa mengelak dari kekejian pemerintah. Iri dan dengki adalah penyakit yang harus dihilangkan.


Allah Tidak Mewajibkan Pemerataan

Kalau penghasilan mempengaruhi umur seseorang, bagaimana sekiranya penghasilan orang yang kaya dipajaki dan dibagikan kepada yang lebih tidak kaya? Ide yang bagus bukan.

Politikus sering melontarkan issue pemerataan kekayaan. Mereka membicarakan ketimpangan, jurang antara kaya dan miskin. Sampai-sampai mereka membuat index GINI, untuk menggambarkan ketimpangan si kaya dan miskin. Tentu saja mereka, politikus ini kafir (kafir dalam bahasa Arab berarti menutupi kebenaran). Agama Islam dan Kristen tahu bahwa dalam hal kekayaan antara nabi Sulaiman dan rakyatnya sangat timpang. Nabi Sulaiman itu sangaaaaat kayaaa, sehingga kalau dibandingkan dengan rakyatnya akan sangat timpang. Banyak nabi-nabi yang kaya, contoh lain adalah nabi Yusuf atau nabu Ayub sebelum sakit. Tidak ada di Quran yang mengatakan menjadi kaya adalah dosa, membuat ketimpangan kekayaan dengan lingkungannya adalah dosa. Yang bilang dosa adalah politikus yang mencari dukungan dengan menyebarkan kedengkian.

Politikus sosialis mungkin akan menyangkal keabsahan Chart-1 di atas, karena parameter GDP adalah lumped parameter atau cermin rata-rata penghasilan suatu masyarakat yang terdiri dari kaya dan miskin. Pada masyarakat yang distribusi kekayaannya timpang, andaikata korelasi ini benar, maka yang kaya akan hidup lebih lama dan yang miskin hidup lebih pendek. Tetapi karena variable penghasilan adalah fungsi logaritme, maka pengaruh ketimpangan ini bisa diredam, kecuali pada kasus yang sangat ekstrim. Kita bisa pilah-pilah lagi Chart-1 ini dengan memperkenalkan parameter baru GINI, suatu tolok ukur distribusi kekayaan. Hasilnya bisa dilihat pada Chart-2.


Chart 2


Dari Chart-2 ini pengaruh ketimpangan distribusi kekayaan bisa dikatakan tidak memberikan kesimpulan yang konsisten. Tidak ada pengelompokkan titik berdasarkan index GINI. Misalnya orang Comoro, yang ekonomi negaranya timpang dan jurang kaya-miskinnya lebar (GINI = 64.3) panjang umurnya bisa mengalahkan semua negara yang punya GDP sama dengan index GINI yang lebih rendah (lebih kecil jurang perbedaan miskin dan kaya). Comoro dalam kasus EOWI hanya bisa dikalahkan index GINI nya oleh Equatorial Guinea dan Seychelles serta Sierra Leon. Memang untuk index GINI yang kecil (pemerataan lebih baik), dalam kasus ini antara 24 – 35, titik-titik data lebih mengelompok dan koeffisien korelasinya lebih baik dibandingkan yang lain. Itu merupakan topik tersendiri. Kesimpulannya....., jangan katakan bahwa ketimpangan sosial itu aib dan dosa. Allah tidak melarang untuk menjadi kaya, melebihi lingkungan sekitar. Nabi Sulaiman dan nabi Yusuf contohnya. Kalau Allah mencintai pemerataan, maka Dia tidak cinta nabi Sulaiman atau nabi Yusuf dan tidak akan menjadikan mereka sebagai contoh teladan.

EOWI bisa memfokuskan diri untuk kasus per kasus, tetapi akan memakan banyak waktu. Tetapi beberapa kasus tidak ada salahnya. Penduduk Seychelles hidup panjang umur sampai 74.7 tahun dan gap si kaya dan miskin besar (GINI 65.8) dan dengan penghasilan rata-rata $ 26,492 per kapita yang tidak banyak berbeda dengan Equatorial Guinea yang berpenghasilan rata-rata $ 23,370 per kapita, dengan ketimpangan sosial yang lebih baik (gapnya lebih kecil, GINI 40.0) harapan hidupnya hanya 54 tahun, ¾ nya penduduk Seychelles. Kalau dibandingkan dengan penduduk Hongkong (GDP = $ 52,722; GINI = 53.3) yang mempunyai harapan hidup 83.8 tahun, maka nampak penduduk Equatorial Guinea sial sekali diberi jatah umur yang pendek oleh Tuhan. Ada yang membuat Allah tidak menambahkan nikmat dan berkahnya pada rizki yang diberikan penduduk Equator Guinea, Qatar, Botswana atau Afrika Selatan. Sebabnya adalah perbuatan mereka sendiri.

Ini mengingatkan EOWI pada suatu ayat di Quran:

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (Q 14:7)

Janji ini tidak dikhususkan bagi orang-orang yang muslim dan beriman, melainkan juga orang-orang yang non-muslim. Jangan heran banyak orang non-muslim yang diberi nikmat yang melimpah.


Yang Lebih Kejam dan Jahat

Kalau pembaca bilang Indonesia kaya dengan GDP per kapitanya $5,200, maka anda akan kecewa karena Equatorial Guinea yang berpenghasilan rata-rata $ 23,370, empat kali lebih besar. Walaupun demikian, nampaknya rezki yang besar dan diperoleh dari minyak itu tidak berkah. Harapan hidup penduduk Equatorial Guinea hanya 54 tahun, dibandingkan dengan rakyat Indonesia yang 72 tahun. Uang yang diperoleh dari minyak itu terkonsentrasi di beberapa orang dan digunakan untuk menindas yang lain. Para politikus yang berkuasa, bermainnya kasar. Penyiksaan dan penindasan fisik sudah menjadi budaya. Obiang, presiden yang sekarang sendiri dituduh melakukan kanibalisme. (Yuch...., orang kaya kok makan orang). Beberapa usaha kudeta gagal. Presiden yang sekarang ini, Obiang Nguema Mbasogo memperoleh kekuasaan tahun 1979 dengan cara mengkudeta pamannya Macías Nguema yang juga diktator dan melakukan genocide, memusnahan suku bangsa dan menjalankan pembunuhan terhadap sanak keluarganya sendiri.

Hidup di negara semacam ini tidak nyaman sama sekali. Walaupun harta melimpah, tetapi dikangkangi oleh segelintir orang dan digunakan untuk menindas yang lain membuat stress yang lain dan memperpendek umur mereka secara tidak langsung.

Masih banyak negara-negara yang seperti ini. Seperti Angola yang saat ini GDPnya $             6,247 yang berasal dari minyak dan sedikit lebih tinggi dari Indonesia, mengalami perang saudara selama 3 dekade (1975 – 2002) yang menghancurkan sarana-sarana ekonomi dan kesejahteraan yang ada dan menghambat pembangunannya. Sebelumnya konflik politik juga berlangsung sejak awal tahun 1960an. Sierra Leone lebih parah dibandingkan dengan Angola. Penduduknya miskin dengan GDP $ 1,500 dan berumur pendek 47.5 tahun saja. Ini juga mengalami perang saudara selama 11 tahun (1991 – 2002) yang membawa anak-anak turut berperang yang berujung dengan trauma pada anak-anak ini. Disamping sarana-sarana ekonomi dan kesejahteraan yang rusak, stress sendiri juga memperpendek umur. Belum lagi Republik Central Afrika yang miskin dan jurang kaya-miskinnya lebar dan belum lama ditinggal diktatornya yang konon dikabarkan melakukan praktek kanibalisme – kaisar Jean-Bédel Bokassa.

Jurang perbedaan antara kaya dan miskin bukan suatu yang membawa kemelaratan. Walaupun sama-sama mempunyai jurang yang lebar antara si kaya dan si miskin, ada perbedaan yang mendasar antara Hongkong dengan negara-negara Afrika seperti Equatorial Guinea, Angola, Republik Central Afrika dan sejenisnya. Di Hongkong, kekayaan si kaya digunakan untuk menghasilkan kemakmuran (bukan untuk derma sosial lho), sebagai kapital kerja memberikan pekerjaan orang banyak dan bukan sebagai alat untuk menindas, membuat stress orang lain.


Yang Dikutuk Tuhan

Entah apa yang salah di Afrika, kebanyakan negara-negara yang kami beri tanda merah pada Chart-1 adalah dari Afrika, seperti Sierra Leone, Swaziland, Chad, Lesotho, Angola, Nigeria, Equatorial Guinea, Afrika Selatan dan Gabon. Kalau Sierra Leone, Angola, Nigeria, Equatorial Guinea, dan Afrika Tengah adalah negara yang penuh dengan kekerasan, lain halnya dengan Afrika Selatan, Botswana, Swaziland, Gabon, Lesotho. Lima negara yang disebutkan terakhir ini adalah negara yang dikutuk Tuhan seperti kaumnya nabi Lut. Botswana, Afrika Selatan dan Swaziland, termasuk negara yang kaya, tetapi tidak diberkahi Allah. Pendapatan rata-rata negara ini cukup besar, di atas $ 6,000 per kapita. Harapan hidup rakyatnya 10 sampai 20 tahun lebih rendah dari level rata-rata penghasilan yang sama. Anda tahu sebabnya? Masyarakat Botswana, Afrika Selatan dan Swaziland terlalu banyak yang melanggar larangan Allah, yaitu sex sejenis dan sex bebas, ganti-ganti pasangan seenaknya tanpa dichek dulu. Pengindap aids konsentrasinya tertinggi di dunia.

Untuk Botswana, dikabarkan 300,000 dari 2 juta penduduk hidup dalam aids. Penyebaran HIV dikalangan orang dewasa antara 15 – 49 tahun mencapai 24.8%. Dan Swaziland,  setidaknya 26% dari orang dewasa mengindap HIV. Untuk Lesotho, 50% wanita di kota besar mengindap HIV. Wow......, tidak heran kalau umur rata-rata mereka pendek. Walaupun kebanyakan penularan HIV di wilayah ini adalah karena hubungan heterosexual, tetapi perkawinan sejenis cukup populer. Setidaknya Afrika Selatan telah melegalkannya tahun 2006. Dan Botswana kelompok lesbian, gay, bisexual, and transgender cukup banyak pengikutnya. Mau gay marriage, homosexual, transgender, ganti-ganti pasangan, atau sodomi dalam ketentaraan, semua sama saja di mata Allah. Jadi,…..kasih pendek saja umurnya.

“.....dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (Q 14:7). Kaum Swaziland, Lesotho, Afrika Selatan, Botswana tidak hanya diberi nikmat carnal sebagai bagian fungsi berkembang biak manusia, tetapi juga rizki material yang melimpah, tetapi nikmat carnal dimanifestasikan secara sesat. Rupanya Allah telah mewujudkan peringatannya.


Yang Tidak Berkah

Tidak semua penduduk negara yang karuniai kekayaan, juga dikaruniai keberkahan. Qatar adalah negara yang kaya, penghasilan per kapitanya sekitar $100,000 lebih dari 2.5 kali Jepang ($38,500) tetapi harapan hidup orang-orang Qatar hanya 75.5 tahun, atau 11 tahun di bawah harapan hidup orang Jepang yang 86.5 tahun. Untuk yang harapan hidupnya sama dengan orang Qatar, 75.5 tahun, seperti Mauritus penghasilan per kapitanya kurang dari 10% ($ 9,159), juga St. Lucia ($7,801). Rupanya Allah tidak memberkahi rejeki orang Qatar yang melimpah tersebut untuk bisa dinikmati lebih lama dari 75.5 tahun. Kalau mau menikmatinya, orang Qatar harus mengkonsumsi 10 kali lebih banyak dari orang Mauritus atau St. Lucia. Bayangkan makan nasi 10 piring, naik mobil 10, sewa hotel 10 kamar (tetapi hanya 1 yang ditempati)...... semuanya 10 kali lebih banyak. Alangkah tidak nikmatnya.

Saya tidak tahu dosa apa yang dilakukan oleh orang Qatar, sampai-sampai Tuhan memberi memberi banyak duit (20 kali rakyat Indonesia, secara perorangan) tetapi tidak cukup waktu untuk menikmatinya. Sebaliknya, malah orang Qatar diberi penyakit. Memang bukan aids dan HIV. Tetapi sama saja. Qatar mempunyai presentasi penderita obesitas, darah tinggi, diabetes dan jantung tertinggi di dunia. Kemudian terkena stress, aktivitas telomerasenya rendah dan telomerenya pendek-pendek, selanjutnya matinya cepat. Mungkin orang Qatar telah mengingkari nikmat Allah, seperti halnya orang Afrika Selatan, Swaziland, Lesotho dalam bentuk yang berbeda. Silahkan jawab sendiri.


Renungan

Setelah perang dunia ke II, Jepang melakukan revolusi prilaku. Mereka menjadi bangsa yang rajin dan tidak terlibat perang serta kekerasan. Pola hidup dan pola makannya sehat, kecuali perkara rokok dan minuman keras. Itupun tidak menonjol, sebagai suatu bangsa. Allah memberikan nikmat GDP yang cukup besar, sampai saat ini. Memang bukan yang terbesar, tetapi tergolong besar. Tuhan tidak memberi karunia kekayaan alam, seperti minyak bumi, mineral dan bahan tambang kepada Jepang. Tetapi dengan bekal kerajinan dan effektivitas serta kesabarannya, mereka menjadi bangsa yang maju. Tidak hanya maju tetapi juga bangsa berumur terpanjang. Salah satu karunia yang diperoleh dengan perjuangan. Dari segi kehidupan, mereka lebih baik dari pada Qatar, atau Botswana atau Equatorial Guinea, Angola yang diberi kekayaan alam oleh Allah. Ini mengingatkan saya pada ayat di Quran:

Dan sungguh telah Kami tulis didalam Zabur sesudah Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini diwariskan kepada hamba-hamba-Ku yang saleh. (Q 21:105)

Penduduk Qatar, Botswana, Equatorial Guinea, Angola dan Papua duduk di atas kekayaan bumi, tetapi yang bisa menikmatinya adalah Jepang. Orang Jepang memang bukan orang yang beriman kepada Allah. Tetapi toh, ayat Q 21:105, tidak mensyaratkan keimanan seseorang untuk menjadi pewaris dunia, melainkan orang yang saleh – effektive dan berdaya-guna. Itulah Jepang....mungkin.

Suatu saat, ada orang saleh seperti Elizabeth Blackburn menemukan rahasia stem-cell, telomerase yang bisa membuat orang forever young, menikmati virtual immortality seperti nabi Nuh. Tempatnya haruslah kondusif. Orang seperti Elizabeth ini tidak akan tumbuh di negara yang sifatnya repressif. Pajak yang 30% ke atas tanpa jelas penggembaliannya, adalah bentuk repressi. Inflasi juga bentuk repressi. Tahukah anda bahwa penduduk Zimbabwe harapan hidupnya turun drastis ketika dimulainya represi terhadap petani-petani kulit putih disana (dulu bernama Rhodesia) walaupun tujuannya untuk memeratakan kemakmuran? Oleh Mugabe (pemimpin Zimbabwe), tanah mereka disita, dijarah dan dibagikan supaya merata. Ternyata Tuhan tidak ridho. Zimbabwe mengalami hyperinflasi. Harapan hidup rata-rata penduduknya turun dari 65 ke 43 tahun. Pengurangan 22 tahun. Itulah kalau orang-orang yang saleh ditekan, disia-siakan, diusir dan dihinakan. Tuhan tidak perduli program pemerataan kekayaan, karena perbedaan kaya dan miskin bukan aib di mata Tuhan. Sekalipun dengan dalih pemerataan kemakmuran, wajarkah orang yang menyebabkan hyperinflasi dan menariki pajak dihukum rajam? Lihatlah berapa banyak penduduk yang dikurangi umurnya sebanyak 22 tahun! Menurut EOWI, rajam cukup adil.


Chart 3


Orang tidak boleh iri melihat tetangganya kaya. Sepatutnya dia meniru apa yang dikerjakan orang orang yang berhasil, bukan malah membenci dan ingin merampas kekayaannya, sekalipun dengan dalih pemerataan. Syukurilah nikmat Allah.

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (Q 14:7)

Kalau anda menyukai tulisan ini dan tulisan EOWI lainnya, tidak ada salahnya anda memperkenalkan EOWI kepada teman anda yang lain. Supaya mereka tambah pandai dan sadar. Disamping itu anda juga punya teman yang witty dan menyenangkan lebih banyak.

Semoga anda panjang umur......, sebelum ada teknologi virtual immortality sebaiknya anda hindari stress dan lakukan kegiatan yang membuat santai (seperti baca tulisan santai EOWI atau jalan pagi 30-60 menit, atau yoga, atau main dengan anjing, sholat), jangan merokok, makan yang sehat dan tidak berlebihan, (puasa yang teratur juga termasuk disini), jangan iri, dengki dan hasad, kerja yang effektif dan cari duit/rizki yang banyak, bersyukur dan nikmati rizki yang diberikan Allah, insha Allah, akan ditambahkan lagi.

Kalau anda pegawai pajak, sebaiknya anda cari pekerjaan lain yang tidak ada dosanya. Penarik pajak itu profesi yang kotor dan untuk membersihkannya adalah rajam....., menurut nabi Muhammad.

Dari dalam Hutan Belantara 28 April 2014.



Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.

Thursday, April 17, 2014

Pemerintah dan Perangkat Pembodohan Massa dan Repressinya (I)



Ada seorang pembaca EOWI, sebut saja namanya Sinatrya,yang mengirimkan email. EOWI tidak akan secara langsung menjawabnya, tetapi akan memberi gambaran yang lebih jelas mengenai negara, agar email pencinta EOWI ini terjawab dengan sendirinya. Isi email itu adalah sebagai berikut.

Pak imam semar saya seorang mahasiswa jurusan ekonomi dan sedang mengambil mata kuliah pajak. saya terheran-heran dengan sejarah perpajakan indonesia dimana pemerintah berkata bahwa negara membutuhkan pajak karena ingin membangun kemandirian dengan tidak mengandalkan sektor migas dan hutang luar negeri untuk membangun bangsa. yang jadi pertanyaan adalah mengapa banyak negara di Timur Tengah sana yang hanya mengandalkan sektor migas bisa menjadi negara makmur tanpa menarik pajak rakyatnya?

Semenjak indonesia menandatangani perjanjian dengan IMF maka pemerintah tidak bisa secara langsung menambang dan memonopoli migas di tanah sendiri (kok mau?) dan memperbolehkan swasta untuk ikut menambang. tapi mengapa pemerintah kelihatan tidak bijaksana dalam mengambil kebijakan seperti misalnya izin yang berbelit dan pajak yang harus dibayar di muka padahal belum tentu ada minyak di daerah situ. bukankah dengan ini hanya akan membuat rakyat dan investor menjadi sengsara?

Kemarin saya baru saja quiz mata kuliah pajak, dan salah satu pertanyaanya adalah: “Apa alasan pemerintah melakukan reformasi pajak?:

Saya menjawab "Untuk menciptakan bangsa yang mandiri, memberikan keadilan serta meratakan kesejahteraan, dan memberikan kepastian hukum bagi pembayar pajak."  Jawaban yang sesuai dengan isi buku yang diwajibkan untuk mahasiswa.

Pertanyaannya adalah kalau anda menjadi dosen saya nilai berapa yang anda berikan untuk saya?, serta apakah alasan pemerintah ini kenyataan atau merupakan cuci otak?

Ada suatu cerita mengenai anak saya ketika dia masih duduk di kelas 3 SD di sebuah sekolah swasta yang cukup terkenal (karena mahalnya). Suatu hari saya baru pulang dari kantor dan dia pulang dari main. Seperti biasanya saya tanyakan mengenai sekolahnya:

Gimana ulangannya tadi?”

“Bisa semua sih.....hhmmm.. ada beberapa jawaban yang benar, tapi disalahin bu guru.”

“Pertanyaannya apa?”

“Coba sebutkan perusahaan yang mengelola air minum Jakarta......, aku jawab aqua.”

“Terus.....?”

“Disalahkan bu guru. Katanya jawaban yang benar itu PAM Jaya.”

“Kamu nggak protes?”

Nggak sih, nggak ngaruh. Aku cuma tanya sama bu guru, dia minumnya air apa. Dan dia jawab aqua. Terus aku bilangin bahwa teman-teman juga minum aqua, ibu dan papa ku juga minum air aqua. Satpam sekolah di luar itu juga minum aqua. Nggak ada yang minum air PAM Jaya. Tapi kata bu guru, aqua itu salah, dan yang benar adalah PAM Jaya.”

Anak saya tersenyum-senyum saja. Lanjutnya: “Terus aku bilang.....Bu guru......, jawaban yang benar itu aqua. Tetapi jawaban yang tidak disalahin itu PAM Jaya. Harusnya bu guru kasih instruksi: ‘Berilah jawaban yang tidak disalahkan’ bukan: ‘Berilah jawaban yang benar’ di bagian atas lembar soal. Jawaban yang benar dan jawaban yang tidak disalahin, itu tidak sama.”

Kejadian seperti ini tidak hanya sekali terjadi pada anak saya. Ada kejadian lain yang membuat saya selalu ingat. Seperti biasa saya menanyakan tentang ulangannya. Kali ini tentang polisi.

“Pertanyaannya adalah: siapa yang menjaga keamanan Indonesia. Aku jawab satpam. Dan itu disalahin bu guru. Katanya polisi.”

Saya tersenyum mendengar jawabannya yang spontan itu.

“Aku sih nggak protes. Aku cuma tanya lagi, siapa yang ada dan jaga keamanan di sekolah? Bu guru jawab satpam. Siapa yang  ada dan jaga keamanan di gedung-gedung dan di mall-mall? Bu guru juga jawab satpam. Siapa yang patroli dan jaga keamanan di lingkungan perumahan? Jawabnya juga satpam. Siapa yang jaga rumahku dan membuka pintu gerbang? Jawabnya juga satpam. Dimana polisi? Di jalan raya ngatur lalu-lintas bukan jaga keamanan.”

“Bu guru.......” kata anak saya. “Polisi baru mau datang kalau ada laporan kejadian kejahatan. Itu bukan untuk menjaga keamanan. Karena polisi membiarkan tidak aman dulu sebelum bertindak.”.

Begitu cerita anak saya beberapa tahun lalu tentang pelajaran sekolah. Intinya, bahwa yang diajarkan disekolah adalah hal-hal yang tidak disalahin, bukan hal-hal yang benar secara hakekat.

Ada 5 bidang yang pemerintah merasa wajib menguasai. Penguasaan kelima bidang itu sangat essensial untuk mengontrol rakyat banyak sehingga akan menjamin kelanggengan kekuasaan pemerintah. Kelima bidang itu adalah:

  1. bidang persekolahan
  2. bidang penguasaan persenjataan
  3. bidang hukum dan penegakannya
  4. bidang informasi
  5. bidang pencetakan uang
Kita akan bahas satu-persatu dengan alasan dan penjelasannya.


Persekolahan/Pusat Indoktrinasi

Kita akan membahas bagian ini agak panjang-lebar, karena menyangkut pengertian dan hakekat-hakekat di dalam hidup.

Sekolah adalah sarana indoktrinasi, sarana untuk menanamkan:

  1. nilai-nilai yang dikehendaki penguasa, terutama untuk menciptakan citra agar semua perbuatan pemerintah, terutama perbuatan dosa, menjadi terlihat halal.
  2. peran-peran imaginer dari pemerintah
  3. siapa the good guy dan siapa the bad guy

Salah satu citra yang berhasil diciptakan dan tertanam dibenak setiap orang adalah bahwa pemerintah adalah tuhan yang menyediakan pangan, kebutuhan hidup dan kemakmuran, membangun negara. Kalau perlu jalan, waduk, air bersih, layanan kesehatan, jaminan hari tua, perlindungan, keadilan, hiburan, kebutuhan sehari-hari, pemerintah akan menyediakannya, maka mintalah kepada pemerintah.

Entah karena sudah disadari, atau secara alamiah, pemerintah yang notabene adalah tuhan (dengan “t” kecil) perlu setan, apalagi jika Tuhan yang sebenarnya sedang tidak sejalan dengan tuhan. Maka diperlukan setan jahat untuk dijadikan kambing hitam, tempat melemparkan kesalahan.

Citra kaum swasta harus dibikin buruk, setan jahat, karena pikirannya cuma cari untung. Dan cari untung itu jelek. Maka dari kecil anak-anak sudah dicekoki konsep bahwa tengkulak dan spekulan itu jahat. Apalagi tukang timbun barang kebutuhan sehari-hari. Walaupun 95% penduduk Indonesia beragama Islam dan Kristen, yang notabene pernah mendengar kisah nabi Yusuf, tetapi hikmah dari kisah nabi Yusuf tidak berbekas sama sekali. Menurut Quran dan Bible Nabi Yusuf adalah spekulan, penimbun terbesar sepanjang jaman (seandainya bukan sepanjang jaman, setidaknya pada  jaman kuno juga boleh). Dia menimbun banyak bahan makanan dimasa subur dan harga pangan murah. Dan menjualnya di musim paceklik dengan keuntungan yang lumayan. Kalau kita menyebut nabi Yusuf adalah seorang penimbun, maka akan ada yang marah. Karena, di dalam agama, nabi Yusuf dicitrakan sebagai orang yang baik, tetapi karena perbuatannya menimbun bahan pangan ia disebut penimbun akan dianggap sebagai penghinaan. Kata “penimbun” adalah jelek. Jadi walaupun nabi Yusuf melakukan penimbunan pangan, dia tidak boleh disebut penimbun. Titik!

Penimbun bukanlah penjahat seperti dicitrakan oleh sistem pendidikan. Penimbun adalah pedagang, orang yang membeli sesuatu, mengolahnya (menyimpan termasuk dalam pengertian mengolah) untuk memperoleh nilai tambah. Pangan akan mempunyai nilai tambah jika pasokannya berkurang. Penimbun yang baik akan mempertimbangkan resiko busuk, harganya turun lagi karena pasokan lain dengan nilai tambah untuk menahan terus dagangannya. Artinya dia akan melakukan managemen stoknya, mengamati pasar dan menyalurkan dagangannya secara strategis agar penggunaannya optimum.  Menimbun juga perlu modal, seperti gudang dan juga menanggung resiko busuk atau tiba-tiba pasar kebanjiran pasokan lagi. Wajar kalau dia memperoleh untung, karena banyak resiko yang harus diambil.

Bagi pemerintah yang merasa dirinya tuhan, pamornya akan hilang jika ada kelangkaan barang kebutuhan rakyat. Pada hakekatnya pemerintah memang bukan tuhan penyedia kesejahteraan rakyatnya. Pada saat paceklik dan kekurangan pasokan itulah setan diperlukan untuk tempat pelemparan kesalahan. Dan setan itu adalah pengusaha, pedagang dan petani jika mereka kaya.

Kurikulum sekolah yang digunakan untuk menciptakan citra bahwa pemerintah sebagai tuhan pemberi rizki. Pemberi hajat hidup rakyatnya dirasakan tidak cukup tanpa entiti yang secara langsung menangani bidang-bidang yang berkaitan dengan hajat hidup rakyat. PLN, PAM, Telkom (dulu, sekarang sudah swasta), PJKA (kereta Api), departemen pekerjaan umum, departemen perumahan rakyat (beserta Perumnas nya), Garuda dan Merpati Airlines serta BUMN-BUMN lainnya adalah entiti yang melengkapi citra pemerintah sebagai tuhan penyedia hajat hidup rakyat. Jaman dulu badan-badan seperti ini lebih banyak lagi, dan satu persatu hilang karena kalah populer dengan swasta.

Sejak kecil, sekolah dasar, melalui pelajaran Pengetahuan Umum, anak sudah dicekoki banyak ide, seperti penyedia air minum adalah PAM bukan Aqua, ...., penyedia jasa jalan raya adalah Jasa Marga dan departemen PU, bukan Citra Marga; pabrik kertas adalah pabrik kertas Padalarang dan Leces, bukan Indah Kiat dan Tjiwi Kimia; pabrik petrokimia adalah pabrik petrokimia Gresik, bukan Chandra Asri; perusahaan tambang Nikel adalah Aneka Tambang, bukan Inco; pabrik semen adalah pabrik semen Gresik, bukan Holcim; perusahaan tambang emas adalah Aneka Tambang, bukan Freeport, dan lain sebagainya. Oh saya lupa, lembaga yang membuat film di Indonesia adalah PFN (Perusahaan Film Negara), bukan MD Entertainment Punjabi......, ha ha ha....., kemana tuh PFN sekarang. Atau....., perusahaan penerbangan domestik adalah Merpati Nusantara Airlines, bukan Sriwijaya Air atau Express Air, atau Susi Air........, kemana tuh Merpati. Sudah jadi burung emprit kali.

Bersama-sama dengan penguasaan di bidang informasi, citra pemerintah sebagai tuhan penyedia kebutuhan hajat hidup dengan perangkat-perangkatnya sebagai the good guy, menjadi lengkap. Kita tidak pernah mendengar pabrik pupuk PUSRI menyebabkan ikan-ikan di sungai Musi mati ketika PUSRI membuang blow-down liquidnya ke sungai Musi. Kita juga tidak pernah mendengar pabrik Petrokimia Gresik mencemari lingkungannya. Atau Antam atau PT Timah bermasalah dengan lingkungannya. Yang kita dengar, perusahaan-perusahaan swasta seperti Freeport, Newmont,......bermasalah dengan lingkungannya. Swasta is bad! Goverment is good. PAM Jaya is good, not Aqua.

Contoh lain dari pencintraan the good guy dan the bad guy adalah pada pelajaran sejarah G30S. Pembaca EOWI yang setia yang berprofesi sebagai profesor di Universitas Hasanuddin, menunjukkan bahwa terjadi pemutar-balikkan citra pada sejarah G30S. PKI (Partai Komunis Indonesia) tidak pernah melakukan kudeta dan perebutan kekuasaan RI. Yang terjadi adalah konflik internal Angkatan Darat antara kelompok yang afiliasi dengan komunis dan yang tidak. Komunis tidak pernah melakukan usaha untuk menggulingkan presiden Sukarno dan merebut kekuasaan presiden. Yang mereka lakukan adalah membunuh 7 orang perwira angkatan darat (6 jenderal dan 1 kapten), bukan kudeta. Yang melakukan kudeta/perebutan kekuasaan sejatinya adalah Suharto, Menteri Panglima Angkatan Darat, melalui episode 11 Maret. Pada waktu itu letjen Suharto, bersama dengan brigjen Amir Machmud, brigjen Basuki Rachmat dan brigjen M. Jusuf pergi menemui presiden Sukarno di istana Bogor dan menodong agar Sukarno menandatangani surat penyerahan kekuasaan kepada letjen Suharto. Surat tersebut dikenal sebagai surat perintah 11 Maret 1966 adalah penggulingan kekuasaan presiden Sukarno oleh letjen Suharto tanpa pertumpahan darah. Tindakan kudeta oleh Suharto menjadi lebih jelas, ketika tidak lama kemudian presiden Sukarno dikenakan tahanan rumah. Untuk apa presiden dikenakan tahanan rumah kalau bukan ada tujuan penggulingan kekuasaan. Jadi yang melakukan kudeta adalah Suharto, bukan PKI. Fakta sangat berlawanan dengan kesimpulan/retorik untuk mencitrakan pemerintahan Suharto sebagai the good guy. Dan disamping PKI, juga Sukarno dijadikan the bad guy sampai tahun 1986. Perubahan Sukarno dari the bad guy menjadi setengah good guy ini  melalui Keppres RI No 081/TK/Tahun 1986. Sekarang Sukarno, di sekolah-sekolah sudah dicitrakan sebagai a good guy, dan semua anak yang sekolah dimasa sekarang percaya akan hal itu.

Memang terkadang pemegang pemerintahan yang lama bisa dijadikan the bad guy untuk membentuk citra diri yang baik berdasarkan prinsip “saya baik kalau orang lain jelek”, “pemerintahan Suharto – Orde Baru, baik, jika ada pembandingnya yang jelek, yaitu Orde Lama”. Konsep “Belanda adalah penjajah dan penindas” diperlukan agar NKRI dianggap the good guy. Apakah penjajah Belanda lebih menindas dari pada Orde Baru atau Orde Lama, atau Pemerintahan Reformasi? Bukti-bukti mengatakan sebaliknya.

Kemampuan pemerintah dalam membuat ukiran yang dalam pada benak rakyatnya terlihat pada pernyataan pembaca EOWI, Sinatrya, di atas: “ ......tapi mengapa pemerintah kelihatan tidak bijaksana dalam mengambil kebijakan......

Adakah kebijakan yang tidak bijaksana?

Akibat indoktrinasi, logika menjadi tidak bekerja.

Selanjutnya: ".......’Untuk menciptakan bangsa yang mandiri, memberikan keadilan serta meratakan kesejahteraan, dan memberikan kepastian hukum bagi pembayar pajak.’ Jawaban yang sesuai dengan isi buku yang diwajibkan untuk mahasiswa.”

Ada 4 poin penting dalam kalimat ini yang bisa kami lihat sebagai pengelabuhan dan rancu:

  • bangsa yang mandiri
  • memberikan keadilan
  • memeratakan kesejahteraan
  • memberikan kepastian hukum bagi pembayar pajak

Pertama, kata bangsa yang mandiri. Kata ini (bangsa) digunakan sebagai bujukan atau pengelabuhan. Pada saat dikatakan bangsa, maka kamu (orang yang diajak bicara oleh pemerintah) juga termasuk disitu. Dengan kata lain, kata pemerintah (atau buku pelajaran itu): “Dengan saya ambil uangmu, maka kamu akan jadi mandiri, makmur.....” .

Bagaimana hal ini bisa terjadi. Kalau pemerintah mengambil uang saya, maka saya kurang makmur dan konsumsi saya harus ditekan (disesuaikan). Misalnya, saya berpenghasilan Rp 3 milyar setahun. Kemudian oleh pemerintah diambil Rp 1 milyar. Dengan uang Rp 1 milyar itu sebenarnya saya bisa punya mobil 1 BMW X-1 lagi dan menggaji supir. Atau menggaji orang untuk entah apa, misalnya menceboki, menggaruk punggung saya, atau hal-hal yang membuat saya senang dan merasa makmur, mandiri (bayangkan saya tidak bisa cebok atau menggaruk punggung sendiri). Kalau saya tidak bisa mandiri, artinya bangsa ini tidak mandiri, setidaknya ada 1 orang dari bangsa ini yang tidak mandiri.

Poin kedua adalah memberikan keadilan. Adil yang bagaimana? Adil per definisi adalah keseimbangan antara perbuatan dan hasilnya/ganjarannya. Ketika seseorang sukses dan memperoleh penghasilan tinggi karena usahanya yang smart dan keras, seharusnya memperoleh ganjaran (hadiah, appresiasi, penghargaan) yang lebih besar. Filosofi pajak adalah sebaliknya. Pajak adalah hukuman bagi yang berhasil, mandiri dan sukses. Apalagi pajak progressive, semakin berhasil seseorang maka semakin besar hukumannya. Apakah adil jika seseorang berbuat baik, sukses (dalam istilah Qurannya salleh) memperoleh hukuman?

Poin ketiga, memeratakan kesejahteraan. Pemerataan kesejahteraan adalah retorik untuk menarik simpati massa yang pada dasarnya iri dan dengki (bahasa Arabnya khasad), sifat membenci kesuksesan orang lain. Surat 113 Quran, berbicara masalah bahaya sifat khasad. Retorik pemerintah/politikus mengenai pemerataan kesejahteraan tidak lain adalah meniup-niup bara khasad, iri, dengki supaya menyala-nyala. Orang yang sukses (secara finansial) harus dihajar, diambil hartanya, dan dibagikan ratakan kepada setiap orang. Tentu saja hal ini bertentangan dengan prinsip keadilan (ganjaran sebanding dengan usaha). Retorik inilah yang digunakan oleh polikus agar terpilih. Kebanyakan orang akan suka memperoleh sesuatu (hasil jarahan pemerintah), dan berlagak tidak tahu dari mana asal uang tersebut.

Poin ke empat, memberikan kepastian hukum bagi pembayar pajak. Mungkin maksudnya adalah sarana pengancaman dan penyandraan. Undang-undang pajak tidak lah sederhana, panjang dan tidak semua orang membacanya. Ambil 50 orang rekan sekerja, atau teman anda yang sudah dewasa. Dan tanyakan apakan mereka pernah membaca UU perpajakan. Hitung berapa yang pernah membaca UU perpajakan secara keseluruhan. Ada yang tidak pernah baca sama sekali. Bahkan nayak dari mereka yang diakuntansi hanya baca sebagian saja, tidak keseluruhan.  UU pajak memastikan anda selalu bersalah.  Camkan pernyataan saya. Mari kita lihat salah satu pasal dari UU No. 16 Tahun 2000, Pasal 38.

Setiap orang yang karena kealpaannya:
a.      tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan; atau
b.    menyampaikan Surat Pemberitahuan, tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap, atau melampirkan keterangan yang isinya tidak benar,sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara, dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan atau denda paling tinggi 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar

Undang-undang ini menjamin sebagian besar warga Indonesia diancam penjara, karena tidak memasukkan surat isian pajak, isinya tidak benar dan/atau tidak lengkap. Banyak warga Indonesia yang tidak terjamah pajak dan mereka bisa dituntut kalau pemerintah mau. Poin berikutnya, kata tidak benar dan tidak lengkap, adalah persyaratan karet yang bisa molor panjang sampai menjerat.

Pajak adalah bentuk penindasan dan penuh ancaman seperti perampokan/pemerasan. Hanya saja pajak dilegalkan. Kalau tidak percaya, bisa dilihat di KUHP delik perampokan/pemerasan, pasal 368:

(1) Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, memaksa seorang dengan kekerasan atau ancaman kekerasan untuk memberikan barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang itu atau orang lain, atau supaya membuat hutang maupun menghapuskan piutang, diancam karena pemerasan dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan.  

Jika kata melawan hukum dihilangkan maka penarikan pajak memenuhi syarat dari KUHP pasal 368. Penarikan pajak adalah perbuatan pemaksaan (UUD45 amandemen, pasal 23A) dan penuh dengan ancaman-ancaman yang dituangkan pada UU No. 16 Tahun 2000.

Hebatnya sistem sekolahan adalah mampu membuat orang meninggalkan ajaran-ajaran agamanya. Kalau anda tanyakan kepada orang yang makan sekolahan yang 80% beragama Islam – atau kepada kyai, apakah pajak 15% itu wajar. Niscaya jawaban terbanyaknya adalah “wajar”. Padahal Islam (nabi Muhammad) tidak merestui pajak. Beliau mengatakan bahwa menarik pajak 10% atau lebih adalah perbuatan yang lebih buruk dari zina yang pensuciannya adalah rajam (dilempari batu sampai mati). Dan menurut beliau, Allah tidak akan mengabulkan permohonan penarik pajak. Untuk lebih detailnya, bisa dibaca pada link ini.

Kita lihat bahwa sekolah mampu membolak-balikkan kesimpulan. Suharto yang jelas-jelas melakukan kudeta, tetapi PKI yang dicap sebagai pemberontak pelaku usaha penggulingan kekuasaan (kudeta). Aqua (air minum kemasan) adalah air yang diminum masyarakat Jakarta, tetapi PAM Jaya yang disebut sebagai pengada air minum, dst. Pajak yang tidak sesuai dengan norma-norma agama Islam terlihat halal. Bahkan hampir tidak ada yang pernah mengungkit soal bahwa menurut nabi Muhammad pajak 10% ke atas adalah zalim dan penghapusan dosanya adalah rajam (dilempari batu sampai mati). Oleh sebab itu, sektor sekolah sebagai sarana indoktrinasi akan menjadi wilayah yang selalu diinginkan pemerintah untuk dikuasai. Pemerintah memang tidak perlu memonopoli sekolahan, swasta juga diperbolehkan untuk turut serta, tetapi kontrol pemerintah tetap ada melalui kurikulum dan orientasi idiologi pengajarnya yang dibentuk semasa pendidikan guru. Menguasai sistem persekolahan berarti menguasai pembentukan pola pikir masyarakat.

Sekian dulu, sampai nanti...., kita akan lanjutkan lagi tentang penguasaan persenjataan, hukum dan penegakannya, bidang informasi dan bidang pencetakan uang.


Wamena, 16 April 2014


Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.