___________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Doa pagi dan sore

Ya Allah......, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari tekanan hutang, pajak, pembuat UU pajak dan kesewenang-wenangan manusia.

Ya Allah......ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim dan para penarik pajak serta pembuat UU pajak selain kebinasaan".

Amiiiiin
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________

Friday, February 27, 2009

EMAS DOUBLE TOPS & INVERTED H&S'

Minggu ini mungkin tidak ada artikel yang bisa diterbitkan. Tetapi ada satu chart yang kami ingin kami tampilkan untuk dicerna.



(Klik Chart untuk memperbesar)

Dalam siklus tahunannya, emas nampaknya membentuk double tops, turun ke 850an, kemudian membentuk inverted head & shoulders. Untuk rally yang akan datang, pendapat kami saat ini masih tetap mengikuti siklus tahunan emas, September - Februari adalah rally dan Maret - Agustus adalah koreksi dan konsolidasi.


Selamat berbelanja emas (Maret - Agustus adalah masanya belanja emas). Masa mania masih belum datang...........

Sorry...., masih ada satu hal yang kami mau sampaikan. Sebuah pertanyaan tepatnya:

"Apakah minggu ini atau minggu depan indeks DOW mencapai kepala 6?"


Jakarta 27 Februari, 2009

Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.

Monday, February 23, 2009

SELAMAT DATANG KEMBALI Mr. BEAR

Minggu lalu dan minggu ini Ekonomi Orang Waras dan Investasi (EOWI) menerima banyak email.

Email pertama, sudah dipublish sebelumnya:

Saat ini kan harga emas sudah tinggi.. saya tergoda banget untuk melepasnya dan memasukkannya ke dalam deposito, karena akhir-akhir ini saya denger berita bahwa inflasi mulai melambat kira-kira bagaimana saran bapak?

Terus kalau sebagian saya masukkan ke dalam Reksadana, kira-kira prospeknya bagaimana?

Terima Kasih... dan mohon tanggapannya.....
LPU-Bali


Email kedua:
Halo Bung Imam Semar,Saya adalah salah satu penggemar berat blog anda. Hanya ada 2 blog ekonomi yang nongkrong di favorite list laptop saya, yaitu blog "janganserakah" dan "ekonomi orang waras".

Blog anda dan blog janganserakah.com milik bung edison sangat berbeda, tapi dua-duanya saya suka. Walaupun terkadang saya pribadi berpendapat sama sekali berbeda dengan kedua blog tersebut. Menurut saya secara garis besar, blog milik bung edison terlalu fanatik terhadap reksadana indeks, sedangkan blog anda terlalu fanatik terhadap emas. Karena bagi saya semua jenis investasi itu relatif, kadang prospektif dan kadang tidak. Termasuk saat ini, saya berpendapat bahwa harga emas sekarang sudah termasuk bubble dan suatu saat akan kembali ke kisaran $500/ troy once.

Kemudian satu lagi perbedaan kita adalah pandangan mengenai pemerintah. Sebagai informasi bung imam semar, saya sendiri adalah orang pemerintah, "antek-antek" negara.Terkadang saya sendiri pun tidak menyukai apa yang dilakukan oleh pemerintah. Dulu pada saat Pak Harto masih berkuasa, boleh dikatakan saya adalah musuh politik orde baru. Tapi bung imam semar, menurut saya kita tetap butuh pemerintah. Karena pemerintah lah yang memberikan kita perlindungan hukum. Anda bisa bayangkan seandainya anda tidak punya pemerintah, berarti anda tidak punya kewarganegaraan, siapa yang akan memberikan perlindungan hukum kepada anda? Kalau terjadi tindakan kriminal menimpa anda, anda akan mengadu pada siapa? Siapa yang melindungi keselamatan jiwa keluarga anda dari invasi bangsa asing kalau bukan pemerintah? Ingat bung, "homo homini lupus, bellum omnum contra omnes", manusia adalah srigala bagi manusia lain.. perang semua lawan semua. Kita butuh pemerintah, karena kita butuh sesuatu yang kuat untuk melindungi diri kita dari serangan pihak lain.

Okay.. anyway, itu bukan masalah. Walaupun terkadang kita berbeda pendapat, tapi saya tetap menyukai tulisan-tulisan anda. Saya tetap menunggu tulisan-tulisan anda berikutnya. Tetaplah berkarya, bung! Salam. - Yoga Pamitro


Komentar EOWI:
Pak Yoga, ijinkan EOWI menguji kesahihan pola berpikir anda. Di EOWI menguji sebuah gagasan adalah biasa. Gagasan selayaknya harus diuji kesahihannya.

Pertama, EOWI tidak fanatik terhadap emas. Kondisi sekarang membuat dua investasi yang menguntungkan, short saham dan long emas, karena saat ini adalah saat krisis ekonomi-moneter. Sebelum saham pertambangan dan energi rontok pernah membahas saham batu bara, ICO. Tetapi ketika memasuki masa bear, EOWI menganjurkan mengeshort saham ACI (batu bara).

Pada masa bear market dengan latar belakang credit deflation seperti sekarang ini, emas, cash dan short portfolio adalah bentuk investasi yang tepat. Bukan terbatas pada emas saja. EOWI pernah membahas portfolio short beberapa waktu lalu [link]. Makro ekonomi membuat posisi long pada saham tidak menarik.

Kedua, pandangan pak Yogi terhadap pemerintah, kemungkinan bias, karena anda adalah bagian dari pemerintah. Ini kita akan uji.

Pak Yogi mengatakan: Ingat bung, "homo homini lupus", manusia adalah srigala bagi manusia lain.

Tentu yang pak Yogi maksud dengan srigala adalah mahluk jahat dan berbahaya, bukan arti harfiahnya. Dengan demikian maksud ungkapan itu adalah: manusia adalah mahluk jahat dan berbahaya bagi manusia lain.

Maka anda menganjurkan: agar memberikan kekuasaan (pemerintahan) kepada srigala (mahluk jahat dan berbahaya/manusia). Itukah yang anda maksud? Jangan heran kalau pemerintah isinya srigala yang punya kekuasaan kerjanya menindas, menjahati dan mengganggu anda dan manusia lain (masyarakat).

Memberikan kekuasaan kepada srigala akan memukul balik kepada pemberi kekuasaan (masyarakat). Kekuasaan itu jangan sekali-kali diberikan kepada manusia (mahluk yang jahat dan berbahaya). Berikanlah pada malaikat atau jin (entah apa artinya). Pokoknya bukan manusia (mahluk yang jahat dan berbahaya).

EOWI suka pada faham anarchy – tanpa penguasa, libertarian, laissez faire (minimum intervention). EOWI tidak suka memberikan kekuasaan kepada srigala karena nantinya akan menjadi ancaman lebih besar bagi diri pemberi kekuasaan itu sendiri dan masyarakat. Biarlah srigala itu sebesar srigala, jangan dibuat besar dan dibuat kuat. Kalau perlu taringnya dicabut atau di-brain wash dulu supaya tidak berbahaya dan jahat. Itu logika yang benar.

Kalau ada tindakan kriminal menimpa kami (kecurian kambing misalnya), mau kemana kami mengadu? Apakah mau mengadu kepada srigala yang kuat dan ganas (aparat pemerintah)? Kalau mengadu kepada srigala kuat dan ganas (aparat pemerintah), bisa hilang kambing ditambah sapi. Itu logika yang benar. Bukankah itu pula yang terjadi?

Pembaca yang cerdas......, argumen logika kadang seperti menohok dan sakit bagi yang tidak terbiasa berlogika. Semakin anda sering membaca EOWI, semakin terbiasa dengan argumen seperti ini. Kami anjurkan untuk membaca Pluralisme, Kebebasan dan Paham-Paham Paradoks untuk melatih berlogika.


DOUBLE TOP BERAKSI – Mr Bear Kembali Beraksi
Berikut ini adalah jawaban kenapa EOWI tidak mau sangat bearish terhadap reksadana dan saham.

Masih ingat chart S&P500 di bawah ini (Chart-1) dari topik ‘DISCLAIMER’? [link]. Chart-1 ini dibuat pada pertengahan Juli 2008, dan 8 bulan kemudian bentuknya seperti Chart-2. Tidak terlalu buruk bukan? Chart-Chart berikutnya menunjukkan kemungkinan lanjutan aksi Mr. Bear dan targetnya secara teknikal.


Chart 1 – S&P 500 pada tanggal 16 July 2008 (klik Chart untuk memperbesar)



Chart 2 – S&P 500 pada tanggal 20 Februari 2009 (8 bulan kemudian)
(klik Chart untuk memperbesar)



Chart 3 (klik Chart untuk memperbesar)

Dengan target S&P 500 antara 400 – 500, berarti saham akan terkoreksi 50% lagi. Untuk Indeks Harga Saham Gabungan Jakarta, berarti 500 – 700. Kisaran ini melewati target 300 uang 2003 yang pernah diramalkan 5 tahun lalu di suatu seminar kopi darat KlubSaham.Com. Akan kah hal ini terjadi? Kita tunggu perkembangannya.


Chart 4 (klik Chart untuk memperbesar)

Apakah anda masih mau long di reksadana dan saham? (Catatan: Emas juga rentan koreksi jangka pendek dan menengah). EOWI mengambil jalur untuk melakukan short saham finansial Eropa, seperti UBS, Deutsch Bank (DB) dan Credit Swiss (CS) karena mereka terpapar kredit macet di Eropa Timur. Di samping itu juga short real estate komersial melalui ETF IYR, atau beberapa saham seperti SPG (Simon Group).


KOREKSI US DOLLAR
Dollar mengalami kesulitan untuk menanjak lebih jauh. Dalam beberapa bulan mendatang, tekanan terhadap dollar akan besar. Ini seiring dengan penguatan Euro akibat adanya krisis kredit di Eropa Timur yang melibatkan banyak Euro dan Swiss Frank. Chart di bawah ini menunjukkan secara teknikal akan kejatuhan US dollar.


Chart 5 (klik Chart untuk memperbesar)



Good luck…….

Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.

Saturday, February 21, 2009

SELAMAT...., HARGA EMAS TEMBUS RP 350 RIBU PER GR

Minggu lalu seorang pembaca Ekonomi Orang Waras dan Investasi (EOWI) yang setia mengirimkan surat kepada moderator. Bunyinya sebagai berikut:

Saat ini kan harga emas sudah tinggi.. saya tergoda banget untuk melepasnya dan memasukkannya ke dalam deposito, karena akhir-akhir ini saya denger berita bahwa inflasi mulai melambat kira-kira bagaimana saran bapak?

Terus kalau sebagian saya masukkan ke dalam Reksadana, kira-kira prospeknya bagaimana?

Terima Kasih... dan mohon tanggapannya.....
LPU-Bali


Kalau rekan LPU mengatakan bahwa harga emas sudah tinggi, maka dianjurkan untuk pergi ke pasar dan membandingkannya dengan harga kambing. Ukuran mahal-murah dan bagaimana bermain dengan emas telah dibahas beberapa bulan lalu di http://ekonomiorangwarasdaninvestasi.blogspot.com/2008/10/depressi-1929-bakrie-group-dan-emas-ii.html

EOWI pantang memberi saran kepada pembacanya secara langsung. Karena seringkali tidak perlu dijawab. Dan kali ini EOWI tidak perlu menjawab karena emas dan saham itu sendiri telah/akan menjawabnya. Harga emas tembus Rp 350 ribu per gram dan .... bursa saham juga sudah memberi tanggapan. Deposito? Bank? Berita-berita di Kompas ini mungkin bisa menjawabnya [link]

Korban Century Bermain Biola Sebelum Tewas
Sabtu, 14 Februari 2009 19:04 WIB

JAMBI, SABTU-Kasus penyelewengan dana nasabah di Bank Century tidak lagi sekadar meninggalkan rasa cemas, khawatir, dan gelisah bagi para korban. Tidak adanya kepastian dari pemerintah apakah dana nasabah itu bisa kembali atau tidak akhirnya menelan korban jiwa.

Sayuti Michael alias Amin (47), tewas setelah jatuh dari lantai tujuh Hotel Abadi, Jalan Gatot Subroto, Kota Jambi, Jumat (13/2). Amin diduga bunuh diri karena stres memikirkan nasib dananya di Bank Century sebesar Rp 125 juta.


Hore... LPS Janji Bayar Korban Century [link]
Rabu, 11 Februari 2009 11:31 WIB
JAKARTA, RABU — Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) menenangkan nasabah Bank Century yang terjerumus berinvestasi di reksadana terbitan PT Antaboga Delta Sekuritas. LPS berjanji akan membayar uang nasabah, dengan syarat hasil audit memperlihatkan hasil penjualan reksadana tercatat sebagai dana nasabah.

Kepala Eksekutif LPS Firdaus Djaelani mengatakan, Bank Century pasti akan mengembalikan dana yang berstatus milik nasabah bank. "Namun, utang bank di luar dana pihak ketiga tentu merupakan kewajiban manajemen Bank Century," tutur Firdaus.
(EOWI: mengelak nih yee, bagaimana depositor yang bunganya di atas 10%? - untuk pembaca, lihat uraian selanjutnya)

Terima kasih kepada emas, terima kasih Kompas...., telah membantu EOWI menjawab pertanyaan rekan LPU dari Bali. Tetapi apa yang dikatakan kepala LPS Firdaus Djaelani tidak 100% benar. Untuk bisa memperoleh penggantian dari LPS ada syarat-syarat lain. Banyak deposito dan tabungan tidak memenuhi persyaratan ini. Tidak heran kalau Sayuti Michael alias Amin bunuh diri karena frustrasi tidak dapat penggantian. Walaupun dia protes dengan bunuh diri, EOWI tidak yakin LPS tergerak hatinya untuk mengganti. (Apa LPS masih punya hati?).

EOWI mengatakan dalam ‘Untuk direnungkan’:

Undang-Undang Penjaminan Simpanan/Deposit
Pernyataan di LPS: Berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan dan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2008 tentang Besaran Nilai Simpanan yang dijamin Lembaga Penjamin Simpanan, sejak tanggal 13 Oktober 2008, nilai Simpanan yang dijamin untuk setiap nasabah pada satu bank paling banyak Rp2.000.000.000,- (dua miliar rupiah).

Kesimpulan:
1. Pemerintah tidak menjamin nilai riil uang anda agar supaya tetap. Hanya nominalnya saja yang tetap.

2. Pemerintah tidak mengatakan bahwa deposit anda tidak akan dibekukan. Uang anda akan utuh di bank tetapi tidak bisa diambil kalau pemerintah memutuskan untuk dibekukan.

Bagaimana bisa menanggung Rp 268.6 trilliun deposit nasabah yang ada kalau modalnya kurang dari 3%?

Kita tidak tahu berapa banyak bank yang punya posisi seperti bank Century yang rontok itu. Bank Indonesia (BI) dan pemerintah akan menutupi borok-borok bank. Menurut Kompas, BI sudah mengetahui aktifitas bank Century sejak tahun 2005 [link].

BI Tahu Kasus Bank Century sejak 2005
Rabu, 11 Februari 2009 08:16 WIB
JAKARTA, RABU — Kasus penyelewengan dana nasabah Bank Century dan Sarijaya Permana Sekuritas karena kelalaian dan lemahnya pengawasan Bank Indonesia serta Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan. Dua lembaga itu sebenarnya telah mengetahui adanya penjualan reksa dana fiktif di Bank Cenury sejak 2005, tetapi tidak mengambil tindakan apa pun.

Demikian terungkap dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Komisi XI DPR dengan BI, Bapepam-LK, dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) di Jakarta, Selasa


Pada dasarnya LPS tidak serius untuk melindungi deposit nasabah bank secara sepenuhnya karena tidak mampu. Di samping batasan Rp 2 milyar, ada lagi batasan lain yang jarang dibicarakan yaitu batasan bunga. Mungkin sengaja tidak terlalu diekspos supaya tidak menimbulkan keributan. LPS hanya menjamin deposit yang bunganya terbatas (batasnya ditentukan oleh LPS). Dan saat ini adalah 9%, turun dari 9.5%. Beritanya di Viva News [link]:

LPS, Dana nasabah di bank yang mendapat bunga di atas 9% tidak akan dijamin lembaga ini.
Kamis, 12 Februari 2009, 16:15 WIBUmi Kalsum
VIVAnews - Rapat Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan memutuskan menurunkan suku bunga penjaminan. LPS menetapkan tingkat bunga yang wajar untuk simpanan rupiah di bank umum sebesar 9 persen dan dalam bentuk dolar AS sebesar tiga persen.

Sebelumnya suku bunga yang dianggap wajar mencapai 9,5 persen.

Sementara suku bunga bunga yang dianggap wajar untuk Bank Perkreditan Rakyat sebesar 12,5 persen, turun dari ketentuan sebelumnya 13 persen.


Batasan bunga 9% atau 12.5% untuk BPR, adalah dagelan. Disebut dagelan karena bank-bank komersial banyak yang bersedia memberikan bunga yang lebih tinggi dan resiko menyimpan di bank semakin besar. Kalau bank-bank komersial mau memberikan bunga yang lebih tinggi, apa salahnya? Bunga itupun masih kalah cepat dengan inflasi versai EOWI yaitu pertumbuhan uang, yang besarnya 17% - 20%. Jelas nasabah/depositor bank semakin tinggi menanggung resiko.

Pertama resiko kredit macet. Ini sudah dibahas di ‘MENGUKUR KEKUATAN BOM KRISIS EKONOMI INDONESIA 2009 - KRISIS $40 MILYAR, $70 MILYAR ATAU $100 MILYAR’ [link] dan di ‘MENERKA – KAPAN MELETUSNYA KRISIS MONETER INDONESIA 2009’ [link]. Kalau bank anda sempat bernasib seperti bank Century, maka uang anda bernasib sama dengan uang nasabah bank Century. Kasus bank Century berpeluang cukup besar untuk terulang kembali.

Resiko kedua menurunan nilai rupiah. Selama 6 bulan ini nilai rupiah melorot terhadap US dollar dan uang sejati – emas. Dari Rp 9,2000 per dollar menjadi Rp 12,000. Atau dalam uang sejati dari Rp 265,000 per gram (emas) 6 bulan lalu menjadi Rp 380,000 per gram tanggal 14 Februari 2009. (Komentar EOWI: investasi di emas bisa menghasilkan 43% per 6 bulan, deposito tidak artinya apa-apa).

Pemerintah tidak menginginkan masyarakat menarik dananya dari bank karena hal ini mereka pikir akan merontokkan ekonomi yang didasari oleh fractional reserves, yang merupakan landasan yang korup dan labil. Pemerintah tidak suka kalau ada kebobokan perbankan terungkap. Misalnya seperti Erick Jazier Adriansyah analis sekuritas Bahana yang memperingatkan kliennya akan adanya bank-bank yang kemungkinan sakit, ia terpaksa masuk penjara. Beritanya di Kompas lagi [link].

Erick, Broker Cari Untung?
Senin, 17 November 2008 07:04 WIB
SALAH satu sales dan broker pialang di PT Bahana Securities Erick Jazier Adriansyah (38) ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka penyebar berita bohong. Ia menyebut lima bank di Indonesia mengalami masalah likuiditas dan kegagalan dalam menyelesaikan transaksi antar bank. Informasi itu ia sebar lewat email atau surat elektronik.

Dosa (pahala lebih tepat) Erick adalah memberi peringatan kepada kliennya supaya bertindak prudent, hati-hati. Menurut pemerintah itu adalah dosa besar!! Norma pemerintah berbeda dengan EOWI. Selingkuh, menerima suap, korupsi, bohong merupakan dosa besar menurut EOWI. Tetapi memperingatkan klien agar bertindak hati-hati adalah perbuatan baik. Kalau kondisinya seperti ini, haruskah kita percaya pada pemerintah? Pembaca EOWI yang pandai dan waras, sudah menjadi dalil EOWI bahwa:

‘Democracy is a government by the people, of the people, to fool the people’

‘Ada penipu kecil, penipu ulung, politikus dan Cut Zahara Fonna’

Ada cerita kecil tentang norma. Bohong, menyembunyikan kebohongan dan keboborokan adalah dosa menurut EOWI. Bagi politikus tidak. Mungkin buktinya bisa dicari kalau anda nonton TV. Ada iklan kampanye partai Demokrat. Katanya..., pemerintah telah menurunkan harga BBM sekian kali, menurunkan harga ini dan itu.

Pembaca yang cerdas.., turunnya harga minyak dunia tidak diatur oleh partai Demokrat atau pemerintah. Kalau partai Demokrat atau pemerintah bisa mengatur harga minyak, apakah harga minyak yang $147 per barrel beberapa bulan sebelumnya yang sangat menyengsarakan rakyat itu juga atas kemauan pemerintah? Alangkah kejamnya pemerintah!!!

Pembaca EOWI yang terpelajar, pemilik iklan itu harus memilih apakah pemerintah yang presidennya dari partai Demokrat itu kejam, atau kampanye itu bohong (penyesatan). Pilihlah dua hal yang secara moral buruk. Tetapi, di EOWI percaya bahwa harga barang bukan pemerintah yang mengatur, tetapi pasar. Pemerintah hanya mampu menaikkan, bukan menurunkan. Sebab bersamaan dengan menaikkan harga barang yang dimonopoli untuk dijual ke masyarakat, pemerintah mengantongi untung. Andaikata pemerintah melakukan menjual minyak (atau lainnya) di bawah harga pasar, artinya perbedaan antara harga jual pemerintah dengan harga pasar anda bayar melalui pajak. Pemerintah, partai Golkar, PDIP, PKS dan partai Demokrat tidak mengeluarkan uang untuk menomboki, mensubsidi minyak. Dana subsidi minyak itu berasal dari masyarakat juga, bukan partai atau pemerintah.

Pembaca EOWI dan investor yang prudent, kami di EOWI tidak mau menganjurkan apa-apa. Kami hanya memberi pandangan, cerita, data dan hiburan. Apakah anda mau percaya pada bank dan mendepositokan uang anda, itu bukan urusan EOWI karena uang yang akan disimpan atau didepositokan di bank milik kami. Ini termasuk juga hal-hal mengenai emas dan saham. Contohnya sudah banyak. Kalau hidup anda menderita dan mau punya alasan untuk bunuh diri seperti Sayuti Michael alias Amin, nasabah bank Century....., silahkan percaya 100% pada bank.


SELAMAT...., HARGA EMAS TEMBUS RP 350 RIBU PER GR
Dalam kaitannya dengan harga emas yang menembus Rp 350 ribu per gram tanggal 12 Februari 2009 bahkan hari hari berikutnya Rp 360 ribu, Rp 370 ribu kemudian Rp 380 ribu. EOWI menerima banyak email yang menanyakan apakah masih layak untuk membeli emas, apa tidak kemahalan.

Kalau mau teliti, EOWI telah menerangkan di beberapa artikel lalu bahwa emas punya siklus tahunan. Antara bulan Maret sampai Agustus/September adalah peride konsolidasi dan koreksi. Pada saat itulah waktu yang terbaik untuk membeli, karena emas sedang turun. Dan untuk bulan September sampai Februari/Maret tahun berikutnya adalah masa rally. Dan saat ini adalah saat rally. Harga emas biasanya pada posisi puncaknya, untuk siklus itu. Jadi bukan waktu yang baik untuk membeli.

Sayangnya banyak pembaca yang tidak menyimak. Pada saat harga sedang rally, banyak email yang EOWI terima, menanyakan apakah saat yang baik untuk membeli emas atau tidak.

Menurut perkiraan EOWI harga emas punya peluang untuk terkoreksi sampai $925 - $950. Kemudian rally akan berlanjut untuk menguji resistance $1000 per oz. Peluangnya untuk berhasil adalah 75%, karena saat ini masih bull market untuk emas. Dan berikutnya adalah ke $1200.

Rally emas punya peluang untuk berlanjut terus melewati Maret-April. Tetapi ini hanya 40% saja. Lebih besar peluang untuk turun dan terkoreksi. Sekali lagi, peluangnya lebih besar ke arah koreksi dan konsolidasi. Oleh sebab itu pikirkanlah strategi untuk Maret – Agustus mendatang.

Peluang rally emas untuk berlanjut lebih besar dari pada biasanya, karena emas diserbu para investor dan fund manager yang sudah terbuka matanya, dan menjadi waras serta waspada. Tetapi emas masih belum menarik perhatian orang-orang dari masyarakat umum yang ikut-ikutan latah. Kenapa sekarang makin banyak investor dan manager investasi mulai mengejar emas dibanding kan beberapa tahun silam? Ini sebabnya.

Pemerintah-pemerintah di dunia beramai-ramai mau menstimulir ekonomi. Budgetnya besar-besaran. US bisa lebih $1 triliun, Indonesia Rp 78 triliun, Cina $ 600 milyar. Dari mana duitnya? Cara pemerintah memperoleh dana hanya ada 2 cara. Pertama dengan menarik pajak. Kedua dengan berhutang atau mencetak duit. Yang pertama sudah jelas akan turun karena......, siapa yang bisa dipajaki? Pengangguran yang semakin meningkat? Atau perusahaan yang untungnya sudah turun, mungkin juga sudah hampir bangkrut? Jadi cuma ada satu cara yaitu dengan mencetak duit atau dengan hutang. Keduanya sama saja. Dan akibatnya......inflasi yang berarti penambahan uang ke dalam ekonomi. Memang kredit menyurut, karena bank takut memberikan kredit, dan depositor bank mencairkan tabungannya karena takut banknya rontok sehingga bank semakin sulit untuk memberikan kredit.

Tahukah anda apa bedanya Zimbabwe dan US dan negara barat lainnya. Zimbabwe ekspansi kredit nyaris NOL. Bank tidak memberikan kredit dan masyarakat tidak punya tabungan dan pemerintahan mencetak uang. Sedangkan negara seperti US, bank memberikan kredit, masyarakat punya tabungan (yang semakin menipis). Inflasi ala Zimbabwe belum bisa terjadi di US atau Indonesia, selama kredit masih ada. Pengempesan kredit berpacu dengan pencetakan uang (moneter). Setelah kredit kollaps – habis tandas, peluang di tangan hiperinflasi ala Zimbabwe, atau ala Indonesia 1998, 1967.... akan terjadi. Hiperinflasi kali ini akan bersifat global........., bersiaplah.

Catatan:
Bursa saham US telah berhasil menembus titik nadir yang terbentuk pada bulan November 2008. Pertahanan para bull rontok dan bursa saham akan meneruskan perjalanan, meluncur, turun gunungnya. Kita akan bahas minggu ini. Moga-moga EOWI punya waktu untuk membahasnya.


Jakarta 21 Februari 2009
Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.

Sunday, February 15, 2009

DUBAI CALON KOTA HANTU?

Siapa yang mau mobil, gratis? Ambil saja di Dubai. Ribuan mobil ditinggalkan oleh pemiliknya yang angkat kaki dari Dubai untuk selamanya, paling tidak untuk jangka waktu yang panjang sekali. Mobil-mobil mereka ditinggalkan dengan kunci, surat-surat kepemilikan lengkap di dalam mobil, di atas kursi supir berserta surat kepemilikannya.

Dubai yang 80% lebih penduduknya adalah orang asing (expatriates), mengalami eksodus besar-besaran. Banyak barang mereka termasuk mobil tidak bisa dijual karena semua orang (pernyataan yang agak hiperbolik) mau keluar dari Dubai akibat krisis ekonomi. Mereka juga meninggalkan rumah-rumah beserta cicilannya.

Pembukaan tulisan ini agak mungkin sedikit berlebihan – mungkin, mungkin, mungkin. Tetapi mungkin saja benar. Kita lihat saja cerita berikutnya. Tetapi, sebelumnya akan kita lihat sejarah.

KOTA HANTU MASA LALU
Siapa yang tidak kenal Angkor Wat, Machu Picchu atau dalam skala nasional, lokal, Trowulan, Singosari, Tanjung Pura. Angkor Wat pada abad ke 12 merupakan kota metropolitan yang disebutkan oleh catatan perjalanan Marcopolo. Tetapi kemudian Angkor Wat hilang lenyap seperti ditelan hutan.

Dari tahun 1583 to 1593, orang-orang Portugis menjelajahi pantai timur semenanjung Malaya sampai ke Thailand dan Kamboja. Mereka tidak dapat menemukan kota yang megah yang diceritakan Marco Polo. Mereka hanya menjumpai reruntuhan di dalam hutan. Padahal yang mereka mencari kota yang megah yang mempunyai emas dan kekayaan untuk dibawa ke negaranya seperti yang mereka lakukan di Amerika Tengah dan Selatan.

Angkor Wat dibangun pada antara tahun 1181 sampai 1218 dan menjadi kota metropolitan yang makmur selama 200 tahun (hanya 200 tahun). Pada abad ke 15, ketika raja Pona Yat berkuasa, penduduk melakukan eksodus (besar-besaran?) ke sebelah selatan, ke daerah yang sekarang dikenal dengan nama Phnom Penh. Eksodus ini meninggalkan segala kemewahan rumah, istana, infrastruktur dan segala kekayaan yang tidak bisa dibawa. Tidak ada yang tahu kenapa mereka melakukan eksodus. Wabah penyakitkah? Kemarau? Atau hanya ekonomi. Tidak lama, hanya beberapa dekade, kota metropolitan Angkor Wat diserbu oleh alam dan ditelan menjadi hutan. Ini hanya terjadi dalam bilangan dekade.

Angkor Wat dari kejauhan.

Angkor Wat ditelan hutan.


Cerita mengenai Angkor Wat sangat menarik, kalau dikaitkan dengan sejarah sebuah daerah yang beberapa dekade lalu juga mangalami masa kemakmuran. Namanya Tanjung Pura yang letaknya di kabupaten Langkat Sumatera Utara.

Tanjung Pura, Langkat. Anda tidak pernah mendengar kota ini bukan? Sekarang kota ini hanyalah kota kecamatan saja dengan penduduk 66 ribu jiwa saja. Ibu kota kabupaten Langkat sekarang adalah Stabat, yang pada tahun 1960 masih berupa desa dengan sederet toko dan warung di persimpangan jalan provinsi di antara Binjai dan Pangkalan Brandan, Sumatera Utara.
Tanjungpura dulunya adalah pusat kesultanan Langkat yang relatif (sangat) makmur. Pada masa kemakmurannya, minyak bumi dan perkebunan karet, menjadi andalannya. Daerah yang rawan banjir rutin – sekitar 2-5 bulan per tahunnya, pada masa jayanya memiliki tanggul-tanggul pencegah banjir. Mesjid raya Azizi, dengan design yang sama, kemegahannya tidak kalah dengan mesjid Baitul Rahman Banda Aceh. Setelah terjadi revolusi sosial tahun 1946, putra mahkota sultan terakhirnya, penyair Amir Hamzah, mati dengan kepala terpenggal, terpisah antara badannya di Kuala Begumit. Istananya yang bertingkat di jadikan SMA yang runtuh di tahun 1963, ketika para murid menonton perayaan 17 Agustus. Anda tidak akan pernah menjumpai istana Darussalam Tanjung Pura seperti halnya istana Maimun kesultanan Deli di Medan, karena istana kesultanan Langkat sudah runtuh.

Sisa-sisa kejayaan kesultanan ini masih nampak sampai tahun 1960. Rumah sakitnya adalah termasuk yang terbaik dimasa itu, dengan ruang operasi dan peralatan operasi yang lengkap. Gedung pengadilan negrinya yang megah, rumah dinas para pejabat negara (camat, jaksa, dokter, penghulu, dan lain lain) pada tahun 1960 masih menampakkan kemegahannya. (Catatan: rumah dinas dokter Tanjung Pura di tahun 1960 adalah rumah batu dengan kamar 12 besar, halaman tidak kurang dari 1 hektar, rumah jaksa dan camat agak kecil sedikit, mungkin 10 kamar dengan luas halaman 1 hektar. Semuanya terletak di jln. Khairil Anwar).

Tanjung Pura tidak/belum menjadi kota hantu. Begitu juga Pangkalan Brandan, sebagai kota minyaknya di Langkat. Tetapi keduanya sudah surut. Beberapa bulan lalu saya jumpa dengan seorang kenalan yang baru kembali menengok kampung halamannya, di Pangkalan Brandan dan Tanjung Pura. Yang ditemukannya, bahwa teman-teman sepermainannya telah menjadi tukang becak dan ojeg. Nampaknya begitulah kota yang sudah pudar, tidak banyak menyediakan lapangan kerja, atau mungkin penduduknya tidak kreatif. Yang pintar-pintar seperti alm. Dr. Imaddudin Abdurahim, dai, pembina mesjid Salman dan dosen ITB, atau alm. Ismail Marahimin (suami Hiang Marahimin – Hiang adalah mantan redaksi majalah Femina), hengkang dari Tanjung Pura. Demikian pula Imam Semar.

Banyak hal yang bisa menjadi sebab suatu kota ditinggalkan penduduknya. Ada karena wabah, serangan musuh, dan bisa juga karena faktor ekonomi. Untuk Tanjung Pura, dulunya merupakan pusat bisnis penunjang untuk aktifitas minyak bumi di Pangkalan Brandan dan perkebunan karet di sekitarnya, menjadi surut karena kedua komoditi ini kehilangan pamornya. Di Amerika Latin atau Mesir, Asia Tengah dijalur sutra banyak kota-kota tua yang dulunya megah telah ditinggalkan penduduknya, seperti Machu Picchu, Chichen Itza, Luxor, Akhetaten, Memphis, Leptis Magna, Carthage Angkor Wat, Ayutthaya dan lain lain. Sebabnya bencana alam, wabah, perang, ekonomi, sehingga menjadi tidak menjanjikan lagi. Akhirnya kota-kota ini menjadi kampung biasa atau ditelan alam, hutan, gurun atau tanah.

Kalau anda tertarik dengan cerita kota yang hilang, bisa dibaca di Wikipedia [link]. Yang sangat menarik adalah kota-kota yang hilang di sepanjang jalur sutra. Hilangnya kota-kota ini mungkin disebabkan memudarnya perdagangan di jalur ini.


DUBAI MENUJU KOTA METROPOLITAN (1990 – 2000)
Dua tahun lalu saya dapat tawaran kerja di Dubai. Istri saya sangat antusias untuk bisa menikmati hidup di kota yang sangat terkenal dengan berbagai keajaibannya. Mulai dari “Palm Island”, apartemen pencakar langit yang dibangun di pulau buatan yang berbentuk pohon palem, gedung apartemen yang setiap lantainya bisa berputar, metro/LRT (light Rapid Transportation – kereta listrik ringan ) yang futuristik . Semua itu dilihatnya di photo-photo design artis.

Bagi istri saya, Dubai akan menjadi pengalaman baru. Kami pernah hidup di Inggris, Canada, Singapore dan Kuala Lumpur, daerah tropis, subtropis, budaya Barat, Melayu, Cina. Sekarang (waktu itu maksudnya) mau ke Timur Tengah, gurun. Pengalaman hidup yang sangat berwarna-warna.

Karena tidak cocok mengenai kompensasi dan kondisi kontrak, tawaran itu saya tolak. Istri saya sangat kecewa. Tetapi hal itu saya hibur, bahwa ide untuk tinggal di Dubai akan tetap disimpan sampai nanti kalau pensiun. Barangkali harga apartemen sudah murah. Ramalan yang pada waktu itu sepertinya ramalan kosong.

Dubai 20 tahun lalu, awal tahun 1990an masih berupa gurun dengan beberapa bangunan gedung. Ekonominya sangat bergantung pada produksi minyaknya. Amir penguasa Dubai kemungkian seorang yang mempunyai visi yang jauh. Cadangan minyak dan gasnya tidak sebanyak Saudi Arabia atau Qatar. Oleh sebab itu Dubai harus dijadikan pusat jasa (keuangan) untuk daerah teluk Parsi dan menunjang aktifitas perminyakan. Dan selama dua dekade ini Dubai tumbuh dari gurun menjadi kota perdagangan dan kota jasa finansial, seperti Singapura.


Dubai tahun 1989. Masih berupa gurun dengan jalan-jalan yang buruk. Perhatikan photo berikutnya yang diambil dari tempat yang sama tahun 2003.


Dari tempat yang sama, Dubai pada tahun 2003


Photo yang diambil tahun 2007 dari tempat yang sama.



DUBAI MENJADI KOTA MODERN
Dalam kurun waktu kurang dari 10 tahun, Dubai menyulap dirinya menjadi kota metropolitan yang modern. Semua ini berkat minyak. Perkembangan selanjutnya, agak menggila. Dubai berubah menjadi kota perdagangan dan jasa, terutama finansial yang mendukung bisnis minyak di wilayah teluk Persia. Usaha lain ialah menjadikan Dubai sebagai tujuan wisata. Hotel dan apartemen dibangun untuk menunjang semuanya ini. Saya katakan, agak menggila karena, ide-ide arsitektur dan fungsinya kemudian tidak lazim lagi.

Salah satu kegilaan Dubai ialah pembangunan “Palm Islands”, pulau-pulau buatan yang berbentuk pohon palem. Rencananya di pulau-pulau itu akan didirikan hotel dan apartemen, perumahan mewah. Kenapa mesti pulau buatan, bukankah masih banyak tanah di Dubai? Dubai bukan Singapura yang kekurangan lahan.

Menara berputar misalnya, akan dibangun. Menara ini, setiap lantainya bisa berputar secara independen, sehingga setiap pemilik lantai bisa memutar lantainya untuk menghadap ke arah yang diinginkannya (lihat image di bawah). Untuk apa sebenarnya, putar memutar lantai gedung? Tidak mempunyai fungsi praktis dan kegunaan, melainkan hanya keinginan nafsu yang tidak jelas saja. Belum lagi tempat rekreasi ski es (salju) dalam ruangan. Bisa dibayangkan betapa gilanya dan kekanak-kanakan ide ini. Salju di gurun pasir?

Palm Islands, untuk apa bikin pulau baru. Dubai bukan Singapura.


Rotating Tower, Dubai. Dari kiri ke kanan: Rotating tower ketika semua lantainya orientasinya searah, kemudian terpelintir sedikit dan akhirnya setiap lantainya berputar sehingga orientasinya berbeda-beda.

Gambaran artis, Rotating Tower diwaktu malam.


Bermain ski es di ruangan


Trump Hotel, rencananya akan dibangun di Palm Island.

Marina di Dubai


Suasana Dubai dimasa mendatang, menurut artis.


DUBAI CALON KOTA HANTU?
Dubai mempunyai populasi 1.24 juta orang menurut sensus 2006. Jumlah laki-lakinya 73% dan 27% prempuan. Kaum laki-laki ini kebanyakan adalah pekerja migran asing. Populasi warga negara Dubai sendiri kurang dari 20%. Jadi di Dubai, lebih banyak orang asing dari pada penduduk setempat. Kebanyakan pekerja asing ini berasal dari India.

Kalau dilihat komposisi laki-laki:prempuan serta komposisi pekerja asing dan penduduk lokal, dapat diduga bahwa kebanyakan pekerja asing ini adalah laki-laki yang tidak membawa keluarga. Pekerja-pekerja asing inilah yang membangun dan memelihara Dubai. Dari mulai pekerja bangunan, tukang masak hotel, dokter, tenaga paramedis, geologist, engineer dari berbagai bidang, pramusaji, sales, grafik design dan lain sebagainya. Bisa dibayangkan bagaimana pertumbuhan populasi pekerja pendatang ini. Hitungan kasarnya, kalau saat ini perbandingan antara pendatang dengan penduduk lokal adalah 5:1, maka dalam kurun waktu 20-25 tahun penduduk Dubai bertambah kurang lebih 5 kali atau 7.4% - 8.5% per tahunnya.

Ekonomi lokal Dubai sangat dipengaruhi oleh pemenuhan kebutuhan 81% pendatang ini. Baik itu untuk akomodasinya sampai pada kebutuhan sehari-harinya. Walaupun mereka ini pendatang, banyak dari mereka mempunyai asset seperti mobil, rumah/apartemen untuk menunjang kehidupan mereka. Banyak diantara asset-asset itu dibeli dengan kredit jangka panjang semasa kredit murah dan Dubai mengalami booming. Pada saat booming orang akan berpikir bahwa mereka tinggal di Dubai untuk masa yang amat panjang. Kehidupan pendatang Dubai didukung dengan leverage. Memang pendatang kelas buruh, cenderung untuk tidak banyak mempunyai asset di Dubai dan sebagian penghasilannya dikirimkan ke negaranya. Tetapi pekerja krah putih, lain sifat-sifatnya.

Dubai juga tempat investasi properti tumbuh menjadi bubble. Uang tumpah ke Dubai, berkat advertensi yang gencar. Anda bisa lihat di CNBC. Memang dimasa bubble, semuanya nampak indah. Menara berputar, inddor ski, menara tertinggi di dunia, Palm Islands, kereta metro futuristik, dan lainnya seakan sudah di depan mata. Tetapi ketika bubble pecah,..... bencana. Ini mengingatkan perkataan nabi Muhammad yang kurang lebih seperti ini: “kalau manusia sudah membangun gedung yang tinggi-tinggi, tunggulah hari pembalasan”. Istilah gedung yang tinggi-tinggi, bisa diartikan sebagai membangun sesuatu yang tidak perlu, tidak merupakan pemenuhan kebutuhan wajar.

Ada suatu berita dari New York Times minggu lalu yang menarik tentang Dubai. Banyak penduduk asing Dubai yang ngacir dari Dubai meninggalkan barang-barangnya, mobil dan apartemen mereka. Mereka pulang ke negri asalnya dengan menenteng apa yang bisa dibawa. Mobil mereka ditinggal di airport [link]

Laid-Off Foreigners Flee as Dubai Spirals Down
Bryan Denton for The New York Times
February 11, 2009
DUBAI, United Arab Emirates — Sofia, a 34-year-old Frenchwoman, moved here a year ago to take a job in advertising, so confident about Dubai’s fast-growing economy that she bought an apartment for almost $300,000 with a 15-year mortgage.

Now, like many of the foreign workers who make up 90 percent of the population here, she has been laid off and faces the prospect of being forced to leave this Persian Gulf city — or worse.

“I’m really scared of what could happen, because I bought property here,” said Sofia, who asked that her last name be withheld because she is still hunting for a new job. “If I can’t pay it off, I was told I could end up in debtors’ prison.”

With Dubai’s economy in free fall, newspapers have reported that more than 3,000 cars sit abandoned in the parking lot at the Dubai Airport, left by fleeing, debt-ridden foreigners (who could in fact be imprisoned if they failed to pay their bills). Some are said to have maxed-out credit cards inside and notes of apology taped to the windshield.

The government says the real number is much lower. But the stories contain at least a grain of truth: jobless people here lose their work visas and then must leave the country within a month. That in turn reduces spending, creates housing vacancies and lowers real estate prices, in a downward spiral that has left parts of Dubai — once hailed as the economic superpower of the Middle East — looking like a ghost town.

No one knows how bad things have become, though it is clear that tens of thousands have left, real estate prices have crashed and scores of Dubai’s major construction projects have been suspended or canceled. But with the government unwilling to provide data, rumors are bound to flourish, damaging confidence and further undermining the economy.

Instead of moving toward greater transparency, the emirates seem to be moving in the other direction. A new draft media law would make it a crime to damage the country’s reputation or economy, punishable by fines of up to 1 million dirhams (about $272,000). Some say it is already having a chilling effect on reporting about the crisis.


Mobil-mobil yang ditinggalkan


Mobil-mobil yang ditinggalkan

Mobil-mobil yang ditinggalkan


Sudah ribuan mobil di tinggalkan begitu saja oleh pemiliknya. Kenapa mereka hengkang begitu saja? Pasalnya hukum syariah Dubai (mungkin hukum syariah Saudi Arabia, Kuwait, atau Iran berbeda. Hukum syariah kok bisa beda-beda yah?), mengatakan bahwa bagi penghutang yang tidak mampu bayar hutangnya maka harus dipenjara. Jadi dari pada masuk penjara, lebih baik hengkang!!! Dan tidak kembali lagi.

Financial Times melaporkan, diperkirakan bahwa dalam tahun 2009 ini Dubai akan mengalami penciutan penduduk sebesar 8% akibat repatriasi pendatang [link]. Perkiraan saya bisa lebih. Lebih dekat ke 10%-12%. Sebagian adalah mereka yang tidak akan pernah kembali karena lari dari hutang. Dan ini akan berlanjut sejalan dengan krisis ekonomi dan mengempisnya bubble di sektor properti di Dubai. Financial Times memperkirakan bahwa tahun berikutnya penciutan populasi hanya 2% saja. Saya meragukan hal ini karena, berdasarkan pengalaman properti bubble Jepang tahun 1990, diperlukan waktu 20 tahun untuk mencapai titik nadirnya. Itu pada kasus dengan pemain 100% penduduk lokal dimana tidak ada penduduk yang hengkang ke luar negri dengan meninggalkan propertinya. Bayangkan sekarang, Dubai dengan 80% - 90% pendatang yang siap hengkang dari Dubai dan meninggalkan tempat tinggalnya? Belum lagi orang asing, fund manager di luar Dubai (overseas) yang membeli untuk spekulasi. Dari foto-foto bahan advertensinya, saya pikir bubble properti di Dubai jauh lebih besar dari yang pernah yang saya lihat.

Kasus Dubai, apakah ia akan menjadi kota hantu atau berhasil keluar dari kemelut ini, sangat menarik untuk dipelajari dan diamati. Bagaimana nasib kereta metro yang katanya termodern di dunia yang akan beroperasi tahun 2009 ini. Akan kosongkah? Bagaimana nasib hotel Burj yang tertinggi di dunia dan pembukaannya akan dilakukan pada 9-9-09?. Atau hotel Atlantis yang pembukaannya pada bulan November 2008 dengan biaya $20 juta?

Buat saya Dubai akan menjadi kasus yang menarik. Belum pernah ada daerah (negara) yang ekonominya dibangun dan dipelihara oleh pendatang yang siap hengkang. Tumbuh dengan pesat, over leverage dengan kredit/hutang dan terjadi bubble, . Ketika bubble pecah, harga properti dan asset turun, tetapi hutang masih tetap. Banyak orang (kreditur) yang memiliki negative equity (hutangnya lebih besar dari harga asset yang diagunkannya). Pada saat tidak ada pekerjaan (menganggur), tidak ada penghasilan, maka ngacir adalah solusinya. Tetapi jangan pessimis dulu, di samping semua yang negatif itu Dubai juga merupakan tempat pelancongan para selebritis, CEO dan orang-orang kaya. Itulah yang bisa membuat Dubai bertahan. Kekuatan mana yang lebih dominan? Kita lihat saja sampai beberapa dekade mendatang.


Jakarta 13 Februari 2009.


Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.

Saturday, February 7, 2009

10 KESINTINGAN UTAMA ARSITEKTUR FINANSIAL GLOBAL

Perdebatan antara Wandy Nicodemus Tuturoong, Poltak Hotradero dan Imam Semar

Minggu lalu saya menerima sebuah email dari seorang pembaca Ekonomi Orang Waras dan Investasi (EOWI). Email itu adalah merupakan sebuah artikel yang ditulis oleh Wandy Nicodemus Tuturoong (WNT) di milis ‘keuangan’ dan ditanggapi kemudian oleh Poltak Hotradero (PH).

Maksud rekan pembaca EOWI mengirim email ini ke EOWI adalah untuk memancing tanggapan waras dari EOWI.

Tidak ada salahnya EOWI juga ikut mengomentari email-email ini. Hal ini mungkin berguna dan bisa menjadi hiburan bagi pembaca EOWI yang waras.

Berikut ini emailnya beserta komentarnya.



10 KESINTINGAN UTAMA ARSITEKTUR FINANSIAL GLOBAL

Oleh: Wandy Nicodemus Tuturoong

1. HAK MEMPRODUKSI UANG DIRAMPAS DARI NEGARA

WNT:
Tak ada demokrasi di sini. Hak memproduksi uang bukanlah milik pemerintah, tapi milik swasta (The Fed, dalam kasus AS). Di negara-negara lain seperti Inggris atau Indonesia, hak memproduksi uang diberikan secara eksklusif pada bank sentral yang "independen" . Yang artinya, operasi bank sentral yang serba rahasia dan "obscure" tidak bisa dikontrol oleh publik. Sebaliknya seluruh operasi dan mekanismenya mengikuti supervisi yang diberikan oleh Bank of International Settlement (BIS, banknya bank-bank sentral) yang disetir oleh The Fed dan bank sentral beberapa negara Eropa. Sistem ini telah dimulai sejak berdirinya The Fed di tahun 1913 dan BIS di tahun 1930-an.

PH:
Saya rasa bagian ini keliru dan kelirunya cukup fatal. Federal Reserve bukan badan swasta murni dan tidak berorientasi keuntungan. Neraca Federal Reserve terbuka untuk diketahui umum. Ketua Federal Reserve diajukan oleh Presiden Amerika lewat persetujuan Kongres. Ketua Federal Reserve pun harus melapor kepada Kongres secara reguler dan diskusi ini terbuka untuk umum.

Tentu saja The Fed mencetak uang bukan tanpa underlying. Underlying setiap Pencetakan uang tunai (currency) oleh The Fed adalah surat berharga yang dicetak oleh Pemerintah Amerika Serikat (US Treasuries).

Tanpa underlying ini, tidak mungkin The Fed mencetak uang – apalagi secara seenaknya.


IS:
Pandangan bahwa hak memproduksi uang (fiat) ada di tangan bank sentral (swasta atau pemerintah) sebagai suatu hal yang natural adalah pandangan yang salah. Opini bahwa hak memproduksi uang (fiat) dimonopoli oleh badan tertentu (penguasa atau swasta) ditebarkan sebagai usaha yang berorientasi pada pengukuhan kekuasaan. Karena siapapun yang menguasai monopoli produksi uang (fiat) maka dialah yang berkuasa. Dan penguasa akan berusaha mempertahankan monopoli ini untuk memperkuat kekuasaannya. Siapa yang tidak suka jika bisa menuliskan angka Rp 100,000,000 pada kertas yang tidak ada nilai intrinsiknya dan kemudian bisa ditukarkan dengan barang dan jasa? Untuk membiayai perang, untuk menindas orang-orang yang tidak disukainya? Atau untuk membiayai popularitasnya.

Usaha-usaha untuk meyakinkan pandangan bahwa the Fed atau bank sentral Zimbabwe mencetak harus ada ‘underlying’ adalah pengecohan, pengelabuhan. Karena yang disebut ‘underlying’ (maksudnya jaminan) bisa saja sampah. Jangan dikira surat hutang pemerintah selalu ada harganya. Berapa sering negara ‘ngemplang’ hutang (defaulting their sovereign debt). Misalnya surat hutang negara Zimbabwe, dulu Russia, atau Argentina. Lebih parahnya lagi, kalau anda lihat dalam beberapa bulan terakhir ini the Fed (yang katanya patut dicontoh) memproduksi uang dengan ABS (Asset Backed Securities), CDO (Collateralized Debt Obligation), hutang sub-prime sebagai ‘underlying’ nya. Itu sampah! Sekalipun ‘underlying’ itu surat hutang pemerintah, harus dimengerti bahwa surat hutang pemerintah hanyalah janji untuk menarik pajak (yang kemudian dibayarkan) yang lebih berat dimasa datang. Kalau pembayar pajaknya sudah kebanyakan hutang dan pengangguran atau sudah tua (tidak produktif), maka surat hutang itu juga sampah
.

'Underlying' sampah makin banyak (klik untuk memperbesar)



2. UANG YANG DIPRODUKSI ADALAH HUTANG PLUS BUNGA

WNT:
Tak banyak yang menyadari bahwa setiap kali uang diproduksi, negara harus berhutang pada bank sentral. Ya, betul. Negara, yang diwakili pemerintah tak boleh memproduksi uang begitu saja. Ia harus berhutang atau mengeluarkan surat hutang untuk ditukarkan dengan uang oleh bank sentral. Tak cuma itu, hutang tersebut juga memiliki bunga yang harus dibayarkan oleh pemerintah ("interest-burdened debt"). Wajar saja kalau seluruh planet bumi ini penuh dengan hutang (lihat www.webofdebt. com).

PH:
Tidak semua uang adalah utang. Currency adalah utang yang tidak ada bunganya. Coba saja anda simpan di bawah bantal lembaran USD 100 ataupun Rp. 100 ribu -- apakah akan bertambah nilainya? Tentu saja tidak.

IS:
Silahkan simpan US$100 atau Rp 100,000 selama 20 tahun. Nilai uang itu pasti turun. Sebabnya menuliskan angka 100, atau berapa saja, adalah sangat mudah dan ini merupakan godaan untuk mencetak uang lagi. Jadi godaan untuk mencetak dan mencetak uang selalu besar. Sejarah mengatakan demikian. Kami anjurkan untuk membaca tulisan ini [link]. Di bawah ini adalah nilai riil US dollar sejak terbentuknya the Fed.

(96% nilai riil sudah sirna Klik Chart untuk memperbesar)


3. UANG DIPRODUKSI, TAPI BUNGANYA TIDAK

WNT:
Tadi disebutkan bahwa uang yang diproduksi adalah hutang pemerintah pada bank sentral yang dikenakan beban BUNGA. Persoalannya, pada saat uang diproduksi, bunganya TIDAK ikut diproduksi. Nah, pertanyaannya adalah: Bagaimana hutang tersebut akan dibayar, kalau bunganya tidak pernah dicetak atau diproduksi? Misalnya, pemerintah AS meminta The Fed untuk memproduksi uang sebanyak $100 juta dengan bunga 6 persen. Artinya, pemerintah AS berhutang $106 juta pada The Fed. Tapi, karena uang yang diproduksi hanya $100 juta, pemerintah AS takkan pernah bisa membayar lunas hutangnya. Mengapa? Sebab, ia harus kembali "berhutang" (plus bunga) untuk mendapatkan $6 juta sisanya. Ini bukan cuma kekeliruan matematis, tapi salah satu kesintingan utama yang telah lama terjadi. Sebab dengan cara ini, jumlah hutang akan terus bertambah secara tak terbatas.

PH:
Betul jumlah uang bisa terus berkembang - tetapi sejauh pertumbuhan ekonomi dan perdagangan meluas - maka hal ini bukan menjadi masalah. Mengapa? Karena dengan pertumbuhan ekonomi jumlah uang yang diperlukan oleh masyarakat pun akan meningkat – sehingga diperlukan suplai uang yang bertumbuh.

Sama dengan itu juga - kalau pertumbuhan ekonomi ternyata tidak diimbangi oleh pertumbuhan jumlah uang - maka yang terjadi adalah kontraksi moneter di mana ekonomi mengalami penciutan. Ini berarti terjadi pemiskinan masyarakat.

Terlalu banyak uang juga salah - karena menimbulkan inflasi dan hyper inflasi. Terlalu sedikit uang juga salah - karena menimbulkan deflasi dan depresi ekonomi.

Lalu bagaimana jumlah uang dikendalikan? Dengan cara mengendalikan suku bunga - karena suku bunga adalah "ongkos" dari pencetakan uang.


IS:
Pertama, bahwa pertambahan/pertumbuhan uang (fiat) bukan karena adanya bunga yang harus dibayar pemerintah kepada bank (sentral). Laju pertumbuhan uang lebih banyak dipengaruhi oleh kemauan pemerintah dan otoritas produsen uang fiat. Mereka berkonspirasi. Ini bisa dan selalu terjadi dalam sistem fiat.

Pertumbuhan uang (fiat) bukan masalah? Itu non-sense, apalagi buat para penabung. Pada situasi dimana barang yang punya nilai intrinsik nol (uang fiat), secara paksa (melalui undang-undang) bisa ditukar dengan barang/jasa yang punya nilai interinsik, maka pertumbuhan uang fiat tidak akan selaras dengan pertumbuhan kemakmuran. Godaan dan peluang untuk menjadi parasit ada dan besar. Buktinya, sepanjang sejarah, yang namanya uang fiat dalam jangka panjang selalu mengalami erosi nilai.

Kalau alasan (reason) pertumbuhan ekonomi akan membutuhkan pertumbuhan uang, maka alasan itu sebenarnya adalah dalih (excuse). Pertumbuhan ekonomi akan menjadi pertumbuhan uang fiat, bukan pertumbuhan kemakmuran tanpa dilandasi dengan konsep keadilan. Jika konsep keadilan dipegang maka uang harus punya nilai intrinsik yang sama dengan nominalnya dan dengan konsep ini kemakmuran bisa tercapai. Dan nilai itu yang menentukan adalah masyarakat (pasar) bukan bank sentral dan undang-undang.

Dalih yang mengatakan bahwa pertumbuhan uang diperlukan untuk mengimbangi pertumbuhan ekonomi adalah pengecohan dan pengelabuhan. Chart di atas menunjukkan 96% dari nilai riil dan daya beli US dollar sudah tergerus, lenyap. habis sejak the Fed berdiri sampai 2008.

Masih ada isu lain, objektif bank sentral adalah menjaga ‘target inflasi’. Jadi inflasi atau erosi nilai uang fiat adalah ujuan yang disengaja oleh bank sentral. Isu lain, apakah bank sentral mampu mengendalikan inflasi kalau mereka sendiri tidak tahu berapa suku bunga yang tepat.

Deflasi dan depressi ekonomi bukan karena menciutnya kredit/uang, tetapi sebaliknya. Deflasi dan depresi ekonomi terjadi akibat ‘boom’, bubble, mania dan ‘excess speculation’ yang terjadi sebelumnya. Excess (kredit, kapasitas produksi, hutang) yang terjadi akibat bubble secara alamiah akan terpangkas. Dan proses terpangkasnya ‘excess’ ini disebut deflasi. Deflasi mengakibatkan kredit dipersepsikan tidak bisa tumbuh. Ini membuat pemerintah tidak populer. Apakah pemerintah dan bank sentral bisa mencegah deflasi dengan mengendalikan supply uang? Sejarah mengatakan ‘tidak bisa’. Jepang selama 20 tahun mengalami deflasi dibeberapa asset dan suku bunga nyaris nol. Ada yang disebut 'liquidity trap'. Tetapi jangan kuatir, effek samping kredit murah selalu muncul, dalam kasus Jepang yaitu ‘yen carry trade’.



4. PUBLIK TAK BOLEH PALSUKAN UANG, TAPI BANK BOLEH

WNT:
Memalsukan uang oleh publik adalah tindakan subversif. Tapi, tidak bagi bank. Sistem yang sekarang membolehkan bank untuk memberikan pinjaman atau kredit sebesar ratusan hingga ribuan persen dari cadangan modal yang dimilikinya. Bila cadangan wajib perbankan ditentukan 10% misalnya, maka dengan modal sebesar $100 juta, bank bisa memberikan kredit hingga $900 juta? tentu saja dengan mengenakan bunga bagi si peminjam. Inilah yang dinamakan dengan "fractional reserve system" atau sistem cadangan fraksional. Sistem ini membuat kita mudah menyimpulkan bahwa cara paling cepat untuk jadi kaya adalah dengan memiliki bank. Tapi, pihak yang paling bertanggung jawab terhadap inflasi (uang beredar lebih besar daripada barang) juga tak lain adalah bank.

PH:
Memang fractional reserve memungkinkan penciptaan "uang baru" (jadi bukan uang palsu) sesuai dengan besar GWM (giro wajib minimum) yang berlaku. "Uang baru" yang tercipta tentu tidak tertumpuk pada satu bank saja - melainkan tersebar pada berbagai bank di seluruh sistem perbankan. (Jadi belum tentu punya bank otomatis langsung kaya).

Dan kondisi tiap-tiap bank tentu berbeda pada setiap waktu. Ada yang sedang kelebihan likuiditas dan ada pula yang kekurangan likuiditas - sehingga tidak berarti suatu bank bisa seenaknya mencetak "uang baru" lewat kredit - karena kredit yang bisa diciptakan tentu tergantung pada uang yang disimpan masyarakat di bank tersebut. Kalau masyarakat menarik uangnya - maka bank tentu harus mengembalikan / membayarnya.

Selain itu besaran kredit juga tergantung pada besaran modal yang dimiliki bank. Semakin besar modal bank - semakin bisa menyalurkan kredit, demikian pula sebaliknya. Kalau kredit mengalami gangguan - maka bank harus melakukan pencadangan atas kredit yang bermasalah tersebut - yang berarti akan menggerus posisi modal bank bersangkutan.

Selain itu besaran GWM pun bisa berubah selain juga tingkat bunga target Bank Sentral (untuk BI adalah BI Rate) dan juga operasi pasar yang dilakukan oleh bank sentral.

Pendek kata, bank tidak bisa seenaknya menyalurkan kredit – tanpa membahayakan dirinya sendiri terlebih dahulu. Apakah ada orang yang mau merugi? Tentu saja tidak. Itu sebabnya pemilik bank harus berhati-hati dalam menyalurkan kredit, karena dampak negatif yang terjadi akan menimpa dirinya - sebelum menimpa orang lain...


IS:
Bank komersial melalui fractional reserves banking tidak mencetak uang (uang dalam artian sempit), tetapi memciptakan kredit (uang dalam artian luas). Kredit di golongkan kedalam uang (dalam pengertian luas). Untuk kasus farctional reserves banking, kita harus kembali pada definisi sempitnya.

Ekspansi kredit tidak hanya bergantung pada bank sebagai pemberi kredit, tetapi juga penerima kredit. Jika tidak ada yang mau mengambil kredit, maka fractional reserves banking tidak bisa jalan.

Tidak benar bahwa bank tidak bisa melakukan ekspansi kredit secara seenaknya. Kalau mau, reserves requirementnya bukan lagi 10%, tetapi 1% atau 0.1%. Bank komersial bersama-sama dengan calon debitur, bisa menciptakan kredit seenaknya sampai credit bubble itu meletus. Kasus sub-prime adalah buktinya. Hal lain yang membatasi jumlah ‘reserves requirement’ minimium ialah bank sentral sebagai otoritas keuangan.

PH mengatakan ‘pemilik bank’ harus berhati-hati dalam menyalurkan kredit. Pertanyaannya adalah apakah ‘pemilik bank’ ikut mengoperasikan banknya? Untuk bank yang sahamnya diperdagangkan di bursa saham, CEO (Chief Executive Officer) lah serta sales managernya yang menjalankan roda operasi bank. Gaji/bonus CEO dan sales managernya kalau dikaitkan dengan sales maka orang yang tidak layak menerima kredit pun akan diberi. Yang penting sales nya naik terus.



5.KEMISKINAN ADALAH HASIL NISCAYA DARI SISTEM INI

WNT:
Jangan percaya bahwa kemiskinan adalah hasil dari kemalasan. Setiap manusia adalah ciptaan Tuhan yang mulia dengan segenap potensinya. Kemiskinan terjadi lantaran pengenaan bunga pinjaman. Bank-bank memberikan pinjaman atau kredit bagi publik dengan beban bunga. Artinya, publik harus "bertarung" untuk mengembalikan pinjamannya lebih tinggi dari yang mereka pinjam. Padahal, seperti dijelaskan sebelumnya, bunga yang harus dikembalikan itu tidak pernah diproduksi oleh bank sentral. Sudah pasti ada yang "kalah" dan ada yang "menang" dalam pertarungan ini. Yang kalah akan menjadi miskin (karena harus kehilangan aset-aset yang sudah dijaminkan pada bank), yang menang akan bertambah kaya (karena mendapatkan limpahan aset yang disita). Dalam jangka panjang, para pemenang ini akan terkonsentrasi pada segelintir orang yang paling besar modalnya (baca: para pemilik bank-bank besar).

PH:
Ini konklusi yang salah karena landasan berpikirnya (seperti pada poin 1 sampai 4) sudah salah. Bank tidak punya insentif khusus dengan asset yang diagunkan. Karena setiap kredit yang macet membuat pencadangan oleh bank meningkat (yang berarti menggerus laba) - maka bank justru berkepentingan agar kredit tersebut tetap lancar.

Kalaupun akhirnya benar-benar macet - maka bank lebih suka menjualnya kepada pihak lain (bahkan dengan diskon/hair cut) - semata-mata supaya ongkos pencadangannya bisa turun. Hanya dengan secepatnya meng-convert-nya menjadi cash - bank bisa tetap berbisnis – karena kepentingan bank semata-mata adalah dengan uang BUKAN dengan barang.

IS:
Kemiskinan adalah hasil dari kemalasan (masyarakat dan/atau politikus/birokrat) dan kondisi alam, bukan karena pembungaan uang. Kalau masyarakatnya tidak produktif maka jangan harap makmur. Kalau pemerintahnya terlalu besar dan suka melakukan hal-hal yang tidak produktif, maka jangan harap makmur. Untuk kegiatan-kegiatan ini pemerintah punya pilihan, menarik pajak atau mencetak uang (jalurnya bisa berliku dan berbelit). Kesemuanya akan membebani orang-orang yang produktif.

Bank sebagai badan pembungaan uang adalah badan yang tidak produktif (bukan pencipta kemakmuran, parasit). Sebagai parasit, bank lebih suka ‘host’ yang kuat, bukan ‘host’ yang gampang mati. Kematian ‘host’nya akan menyengsarakan parasit (bank) itu sendiri.

Dilain pihak, bank juga tidak bisa memaksa seseorang menjadi korbannya (‘host’). Bunga/interest akan tumpul kalau tidak ada yang pinjam. Tindakan meminjam adalah keputusan masing-masing individu. Kalau seseorang bankrut karena kredit, jangan salahkan siapa-siapa. Salahkan yang mengambil keputusan.

Dalam hal kredit macet, bank tidak mau agunannya bukan karena bank tidak punya kepentingan, tetapi karena agunan kredit macet itu biasanya harganya sudah digembungkan. Kalau harganya hanya 10% dari nilai interinsiknya, maka ketika lelang bank pasti untung. Bank tidak mau menahan agunan karena tanpa penanganan yang benar agunan itu akan menjadi liability. Pabrik yang tidak dikelola secara baik adalah liability. Rumah yang tidak ditempati adalah liability.


6. PERANG JUSTRU MEMBERI KEUNTUNGAN BESAR PADA BANK

WNT:
Betul ini. Sudah dijelaskan bahwa setiap kali uang diproduksi, maka pemerintah akan berhutang pada bank sentral. Selanjutnya, hutang-hutang pemerintah itu dapat diperjual-belikan dan dijadikan aset oleh perbankan untuk kembali "menggandakan" uang (ingat "fractional reserve system" pada poin 4 di atas). Semakin banyak hutang pemerintah, semakin banyak pula uang yang dapat digandakan oleh bank. Nah, perang adalah salah satu peristiwa di mana pemerintah akan berhutang dengan jumlah luar biasa besar. Perang Irak konon menghabiskan biaya sampai $3 triliun menurut ekonom peraih Nobel, Joseph Stiglitz. Wajar saja, kalau sejumlah pihak berpandangan bahwa perang terhadap terorisme adalah konspirasi besar yang sengaja dilakukan untuk memompa lebih banyak uang bagi bank-bank di Wall Street.

PH:
Ini jelas nggak masuk akal. Semakin besar hutang pemerintah - maka akan semakin besar bunga yang diperlukan untuk menyerap seluruh uang yang beredar, karena harga surat utang pemerintah akan jatuh akibat dilusi yang akan terjadi. (dilusi= semakin banyak barang (baca: uang) dicetak/dihasilkan maka semakin turun harga setiap masing-masing barang (baca: uang)). Seperti kita tahu harga surat utang berbanding terbalik dengan tingkat bunga. Ini berarti semakin banyak surat utang yang dicetak - maka diperlukan tingkat bunga yang semakin tinggi.

Dan pemegang surat utang tentu tidak bodoh. Beban bunga akan dibayar oleh penerimaan pajak oleh pemerintah. Kalau beban bunganya ternyata lebih tinggi daripada penerimaan pajak - maka mereka tidak akan mau membeli surat utang demikian berapapun kupon bunganya - karena tahu persis pihak yang berutang tersebut memang tidak punya kemampuan untuk melunasi penebusan surat utangnya.

IS:
Sanggahan PH menyesatkan. Badan-badan pemerintah (semi pemerintah) sudah dikenal selalu (sering) melakukan ‘evil conspiration’. Tidak ada salahnya bank sentral (the Fed) membeli secara lansung treasury bond (surat hutang pemerintah) dan kemudian mencetak uang. Untuk menjual surat hutang pemerintah, tidak diperlukan keberadaan investor yang bisa menjaga kestabilan melalui hukum deman-supply. Bank sentral sudah cukup. Zimbabwe, Argentina, Russia, negara-negara Eropa jaman dulu sering melakukannya. Akibatnya terjadi ‘dilusi’, erosi nilai uang (atau inflasi). Dengan kata lain inflasi adalah pajak atas tabungan. Inflasi adalah pajak yang berspektrum luas, artinya semua lapisan masyarakat kena. Ini adalah cara pemerintah untuk menarik pajak tanpa menimbulkan protes dan gejolak masyarakat.

Perang biasanya adalah ‘politician game’ yang dibiayai oleh rakyat dan alasannya (bukan dalihnya) tidak pernah jelas. Abraham Lincoln berdalih untuk memerdekakan budak di perang saudara US yang membebani penduduknya dari anak-anak sampai kakek-kakek dengan biaya yang ekivalen $40,000 (uang 2007) per kepala. Dan mengorbankan 2% dari penduduk USA yang mati sia-sia. Memerdekakan budak adalah dalih karena perbudakan di Amerika Latin terhapus tanpa peperangan.

Perang kemerdekaan Indonesia, dalihnya untuk merebut kemerdekaan. Malaysia dan Singapura, Suriname merdeka tanpa perang. Perang adalah ‘politician game’. Kalau ada yang diuntungkan....., itu lain soal. Yang pasti arti pahlawan perang adalah orang yang mati sia-sia korban ide-ide gila para politikus.


7. MEREKA YANG TAK BEKERJA MALAH MAKIN KAYA

WNT:
Dalam sistem yang sekarang berlaku, kecerdasan dan kerja keras tidak dengan sendirinya membuat seseorang bisa menjadi kaya. Mereka yang memiliki akses lebih baik terhadap modal, itulah yang akan menjadi kaya. Mereka tidak perlu bekerja keras, modal akan bekerja secara otomatis untuk mereka. Para pemilik modal super besar ini, selain merupakan para pemilik bank raksasa, juga biasa menitipkan modal mereka pada para spekulan kelas kakap yang dikenal sebagai "hedge funds". Dengan teknologi dan modal yang dimilikinya, mereka bisa meraih keuntungan yang tak terbayangkan dari perdagangan valuta asing maupun berbagai produk turunan dari pasar modal. Modal lebih menguntungkan untuk dipupuk atau diakumulasi lewat pasar finansial ketimbang digunakan sebagai alat tukar untuk memutar perekonomian di sektor riil. Dalam jangka panjang, sektor riil akan kekeringan modal dan kemiskinan akan bertambah luas. Tapi, di lain pihak, sistem ini juga akan menuju kehancurannya sendiri karena hilangnya "daya beli" publik terhadap produk-produk bisnis yang cuma dimiliki segelintir orang tadi.

PH:
Poin ini lebih banyak pidatonya daripada isinya. Membedakan uang kartal dan giral saja nggak bisa - kok mau gagah-gagahan bicara soal hedge fund.

IS:
Kecerdasan, kerja keras (mengejar kekayaan) serta keberuntungan secara hukum alam bisa membuat seseorang menjadi kaya. Saya tambahkan kata mengejar kekayaan di belakang kerja keras, karena kalau tujuan kerja keras bukan untuk menjadi kaya, maka kondisi/status kaya tidak akan pernah tercapai. Saya akan bertanya-tanya kalau ketiga syarat/kondisi tersebut sudah dipenuhi dan ternyata status kaya tidak tercapai. Catatan: syarat ‘keberuntungan’ adalah syarat yang paling abstrak.


8. HUTANG JADI ALAT UNTUK TAKLUKKAN DUNIA

WNT:
Bagi para pemilik modal atau bank besar, penjajahan atas bangsa lain tak perlu dilakukan secara fisik. Sebuah negara boleh saja memiliki pemerintahan yang demokratis, asalkan sistem moneter dan bank sentralnya mengikuti kemauan para penguasa Wall Street. Negara-negara dunia ketiga takkan dibiarkan untuk punya mata uang yang kuat. Kontrol devisa akan diharamkan, supaya para spekulan yang didukung bank-bank raksasa bisa sewaktu-waktu menjatuhkan nilai mata uang lokalnya. Sebagai gantinya, negara-negara dunia ketiga harus menggantungkan diri dari hutang luar negeri dalam mata uang dolar AS. Karena lagi-lagi, hutang tersebut dikenakan bunga yang tinggi (yang tidak pernah diproduksi oleh bank sentral AS), maka negara-negara dunia ketiga harus mati-matian membayar cicilan hutangnya. Bunga hutang semakin lama semakin besar, mengalahkan hutang pokok negara-negara dunia ketiga. Dalam jangka panjang, negara-negara dunia ketiga harus merelakan aset-aset terbaik dan sumber daya alamnya yang paling potensial untuk diambil-alih oleh korporasi-korporasi besar yang didanai Wall Street.

PH:
Kuat atau lemahnya mata uang bersifat relatif.

Kalau mata uangnya kuat - maka lebih mungkin terjadi pertumbuhan impor melampaui pertumbuhan ekspor. Ini berarti lebih banyak duit keluar bagi negara tersebut - ketimbang duit masuk.

Kalau mata uangnya lemah - maka barang yang diproduksi di negara tersebut akan menjadi relatif murah - sehingga diminati oleh konsumen global. Ini berarti ekspor akan berpotensi tumbuh lebih cepat daripada impor dan ini berarti lebih mungkin terjadi arus duit masuk.

Karena kebanyakan negara berkembang pertumbuhannya bertumpu pada ekspor ke pasar dunia - maka mereka jusru lebih senang mata uangnya lebih lemah, supaya arus uang (baca: modal) mengalir ke dalam negara tersebut.

Juaranya soal beginian adalah Jepang - yang selalu ingin Yen melemah sekalipun negara tersebut adalah negara dengan output ekonomi terbesar nomer dua di dunia. Atas hal tersebut maka argumentasi nomer 8 menjadi non-sense.


9. LINGKUNGAN DIKORBANKAN DEMI MODAL

WNT:
Sistem pinjaman dengan bunga ini, secara otomatis mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi secara terus-menerus ? tanpa memperhatikan kemampuan alam dan lingkungan untuk mendukung sistem ekonomi yang serakah ini. Karena setiap ekspansi modal atau kredit yang diberikan pada dunia usaha adalah hutang dengan bunga, maka dunia usaha harus mampu meraih keuntungan yang lebih tinggi dari pinjaman plus bunga yang mereka sudah terima. Akibatnya, lingkungan, selagi bisa dieksploitasi untuk kepentingan
pertumbuhan ekonomi, takkan ragu untuk dikorbankan oleh para pemburu keuntungan ini. Dalam kurun waktu yang lama, kita sudah melihat dampaknya bagi pemanasan global akibat eksploitasi berlebihan untuk melakukan ekspansi modal.

PH
Poin nomer 9 menarik.

Di mana kerusakan lingkungan paling besar terjadi? Ternyata di negara-negara komunis yang ekonominya tertutup.

Ambil contoh perbandingan historis Jerman Barat vs. Jerman Timur. Penduduk Jerman Barat jauh lebih banyak daripada Jerman Timur, tetapi penduduk Jerman Barat lebih makmur daripada penduduk Jerman Timur. Kualitas udara dan kualitas lingkungan di Jerman Barat juga lebih baik daripada di Jerman Timur.

Semakin makmur suatu negara, semakin penduduknya sadar akan lingkungan dan kesehatan. Dan ini berarti semakin mereka mau membiayai usaha-usaha untuk memperbaiki lingkungan.

IS:
Lingkungan rusak bukan karena sistem perbankan atau sistem komunis, atau maju makmur tidaknya suatu negara tetapi karena prilaku masyarakatnya itu sendiri. Misalnya Indonesia (di Bangka atau Jakarta), atau Somalia, yang bukan komunis lingkungannya rusak karena masyarakatnya tidak perduli. Kuba misalnya yang komunis, disana tidak ada cerita kerusakan lingkungan. Masyarakat Badui Banten yang lebih terbelakang punya lingkungan yang lebih baik dari pada masyarakat Tangerang.


10. KEMANUSIAAN YANG DIPERBUDAK KONSEP UANG CIPTAANNYA SENDIRI

WNT:
Yang paling gila dari semua ini adalah, kemanusiaan diperbudak oleh uang dan sistem moneter ciptaannya sendiri. Kecerdasan dan daya cipta, sebagai modal yang tak ternilai dari kemanusiaan kini menghamba pada konsep uang yang keliru. Bayangkan jika uang tidak dimonopoli produksinya oleh bank sentral. Bayangkan jika, uang digunakan murni sebagai alat tukar tanpa bunga (atau seperti dilakukan Muhammad Yunus, bunga pinjaman dikembalikan lagi pada peminjam dalam bentuk dividen). Bayangkan jika setiap negara tidak mengandalkan dolar AS untuk membangun perekonomiannya, tapi mengandalkan sistem moneternya sendiri yang independen. Kegilaan ini bisa terhenti dengan sendirinya.

PH:
Bahkan pada poin nomer 10 inipun masih ada hal yang ngawur.

Grameen Bank tetap mengenakan bunga. Bahkan bunganya lebih besar daripada bunga perbankan konvensional. Yang membedakan Grameen Bank dengan bank lain adalah akses mereka terhadap orang yang tidak punya kelayakan kredit formal dan kolateral. Dan golongan penduduk demikian memang beresiko tinggi - itu sebabnya bunganya perlu lebih tinggi. Tetapi agar tidak memberatkan dan lebih bisa dipertanggung jawabkan - maka debitur Grameen Bank harus bersifat kelompok yang saling mengawasi.

Soal penggunaan US Dollar tentu diserahkan pada masing-masing negara. Sampai saat ini saya tetap nggak bisa bayar parkir, bayar uang sekolah anak, atau beli nasi pecel pake US Dollar.

Jadi tetap saja sepenting-pentingnya US Dollar - ternyata dalam kehidupan sehari-hari masih nggak begitu penting ketimbang Rupiah. Tetapi memang kalau Indonesia nggak becus mengurus rupiah saya akan kepikiran untuk pindah negara, atau menggunakan sistem barter, atau menggunakan mata uang negara lain. Tapi saya rasa yang begitu masih terlalu jauh.

IS:
PH mengatakan bahwa sampai saat ini dia tidak bisa bayar parkir, beli pecel dengan dollar, tentu saja demikian, karena dollar bukan alat pembayaran yang SYAH di Indonesia. Undang-undang tidak mengijinkan demikian. Pemerintah Indonesia tidak mau kehilangan sumber pajak tabungan (inflasi = pajak tabungan). Tahukah anda bahwa di lingkungan Production Sharing Company (PSC), bahwa transaksi mengharuskan semua rekanan PSC (walaupun induknya perusahaan asing) menggunakan bank yang beroperasi di Indonesia? Walaupun banyak pengecualian penggunaan rupiah di semua transaksi, Pemerintah Indonesia tidak akan membiarkan bakul nasinya dilewati begitu saja.


Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.

Monday, February 2, 2009

EMAS - ETAPPE TERAKHIR 2008/09 ATAU BARU MULAI FASE III?

Tak terasa blog Ekonomi Orang Waras dan Investasi sudah berumur 1.5 tahun dan jumlah mengunjungnya secara kumulatif sudah mencapai 100 ribu. Semakin hari semakin tinggi hits nya. Moga-moga informasi di blog ini banyak membantu pembaca. Baik itu sekedar untuk mengasah otak, untuk hiburan atau untuk menjaga tabungan anda serta untuk memperbaiki kinerja investasi anda. Kami akan tetap mempertahankan blog ini bersifat tidak komersial. Sampai saat ini kami memang tidak mengharap imbalan apa-apa dari pembaca, kecuali dari yang Kuasa. DenganNya lah kami melakukan transaksi.


ETAPPE TERAKHIR RALLY TAHUNAN 2008/09
Suatu sekular bull market – katakanlah sekular bull market emas -, oleh investor/analis biasanya dibagi 3 fase. Pertama adalah fase stealth. Pada fase ini hanya sebagian kecil investor professional mulai mengumpulkan emas (atau objek yang dispekulasikan). Kenaikan harganya relatif lambat linear dan tidak terekspos. Pada fase berikutnya, semakin banyak investor yang berpartisipasi. Tetapi kenaikan harganya masih linear. Dan tahap terakhir adalah tahap mania, dimana masyarakat awampun ikut terjun. Bahkan benyak diantara mereka yang pinjam uang atau mempertaruhkan tabungan pensiunnya untuk ikut berspekulasi. Kalau diumpamakan dengan bursa saham Indonesia bull market 2003-2008, maka masa mania adalah di tahun 2006 – 2007. Di kantor saya, banyak sekretaris yang ikut reksadana, asuransi dengan opsi link, bahkan ikut beli saham. Kadang mereka ini menggunakan uang ibunya atau kakaknya. ‘Kalau anda tahu cara bermainnya’, justru pada fase mania inilah keuntungan terbesar bisa diperoleh. Hal ini karena kenaikkan harganya bukan lagi linear tetapi parabolik. Saya tegaskan lagi kata ‘‘kalau anda tahu cara bermainnya’. Seperti misalnya minyak bumi naik hampir 200% dari $50/bbl ke $147/bbl hanya dalam kurun waktu 1.5 tahun (Januari 2007 – Juli 2008). Keuntungan 200% atau lebih bisa diperoleh pada periode itu kalau kita punya posisi long saham-saham minyak atau potionnya.

Sekular bull market emas sudah berjalan hampir 9 tahun. Cukup lama, dan sampai saat ini masih belum menampakkan tanda-tanda fase III, fase mania. Kalau dilihat dari umur bull market ini, wajar saja andaikata kita berasumsi bahwa fase mania sudah dekat. Entah tahun 2009 ini atau 2010. Kami di EOWI berpantang untuk fanatik. Walaupun kami mengatakan bahwa emas adalah uang sejati, tidak berarti kami fanatik akan terus berada di posisi long. Kami tetap rasionil. Artinya, kami percaya bahwa emas juga merupakan objek spekulasi. Jika emas sudah overvalue kami akan bermain seperti layaknya spekulan. Jurus-jurus ‘ambil untung’ dan ‘trailing stop’ akan digunakan.

Harga emas mengalami minggu-minggu bullish dan berhasil keluar dari bulish wedge nya (lihat Chart-1). Dan sekarang memasuki area resistance 925-950. Andaikata emas bisa melewati resistance ini, maka akan berpeluang untuk membuat rekor baru. Andaikata, emas pada bulan Februari – Maret 2009 ini bisa mencapai level $1200, kami belum bisa mengatakan bahwa emas telah masuk fase III, fase mania. Level $1200 masih dalam batas-batas target siklus tahunannya. Tetapi andaikata emas masih rally setelah May 2009, maka kami berani mengatakan bahwa fase mania sudah dimulai.


Chart 1 (klik chart untuk memperbesar)

Rally emas sayangnya sejak pertengahan bulan Desember 2008 tidak lagi diikuti oleh saham-saham emas. Indeks HUI tertahan di level 300 (Chart-2). Level 300 ini telah di test 4 kali, tetapi bull gagal menembusnya. Emas masih menanjak sedangkan sahamnya sedang konsolidasi. Kondisi seperti ini yang sebenarnya tidak kami sukai. Gejalal ini menunjukkan seperti ada kelemahan. Investor ragu terhadap rally emas.

Trading indeks HUI membentuk bullish wedge (Chart-2). Bisakah HUI menembus level 300 ini. Andaikata tidak bisa, maka kami akan mengantisipasi masa koreksi pada emas. Kita lihat saja nanti.


Chart 2 (klik chart untuk memperbesar)


RUPIAH BERBAHAYA?
Minggu lalu saya membaca sebuah artikel dari Gold-Eagle.Com oleh Mike Hewitt [link] yang memuat tingkat inflasi M0, uang dengan 0 maturity dengan kata lain uang cash. Hewitt memberikan data seperti yang tertera pada tabel di bawah ini. Untuk rupiah, terjadi lonjakan 39.2%. Angka ini membuat saya kaget, karena saya memonitor M2 yang tingkat inflasinya sekitar 15% - 20%. Oleh sebab itu saya konfirmasikan di situsnya BI. Ternyata tingkat pertumbuhan M0 untuk rupiah danya 21%. Jadi Hewitt salah. Jadi tingkat inflasi Indonesia tidak seperti yang dilaporkan Hewitt. Itu berita bagusnya. Berita buruknya, angka 21% adalah cukup besar. Jadi jangan harap rupiah menguat terhadap dollar. Bahkan bersiap rupiah mencapai level Rp 13,000 – Rp 15,000 per US$, karena itu nilai fundamentalnya. Rupiah yang sejak lama dipompa dengan kecepatan 15%-20% pada M2, dibanding sekitar 8% untuk US$, maka secara fundamental rupiah akan tergerus nilainya terhadap US$ dan berharaplah suatu saat penyeimbangan ini akan terjadi.

(klik tabel untuk memperbesar)


(klik tabel untuk memperbesar)

Jadi apakah rupiah dalam bahaya? Anda bisa menjawabnya sendiri. Dengan tingkat pemompaan yang lebih cepat dan potensi kredit macet untuk sektor-sektor industri eksport dan komoditi yang cukup besar (lihat artikel bulan Desember 2008, “MENGUKUR KEKUATAN BOM KRISMON INDONESIA 2009”, link), apa bisa diharapkan rupiah menguat?


MINYAK CAPEK TURUN
Minyak nampaknya sudah memasuki fase konsolidasi, dengan kata lain titik nadirnya sudah tercapai. Saat ini harga minyak (West Texas Intermediate, WTI) berada pada kisaran perdagangan $40 - $50 per BBL. Titik nadirnya di $32 per BBL dicapai pada minggu IV Desember 2008 lalu.


Chart 3 (klik chart untuk memperbesar)

Saham sektor minyakpun sudah mendatar, seperti National Oil Varco (Chart-4). Gas alam juga menunjukkan gejala ‘bottoming’ (Chart-4). Saham-saham gas alam sudah mendahului dalam proses bottoming (lihat Chart-5 untuk PQ).

Jadi secara umum sektor energi sudah sideways. Kalau kita pandai melakukan trading, situasi seperti ini sangat baik, karena gerakan pasar lebih mudah dibaca dan downside nya sudah tinggal sedikit.


Chart 4 (klik chart untuk memperbesar)


Chart 5 (klik chart untuk memperbesar)


Chart 6 (klik chart untuk memperbesar)


SAHAM SUDAH CAPEK TURUN
Dua minggu ini, bursa dijatuhi bom-bom berita buruk dari US. Saya sudah bisa menghitung berapa banyak dan mengingat apa saja berita buruk itu. Saya akan coba mengingatnya. Tingkat pengangguran di US naik 500,000 selama sebulan ini. Angka 500 ribu per bulan ini sesuai dengan perkiraan saya sebelumnya [link]. Berita lain, AIG dan beberapa bank yang sudah diselamatkan ternyata masih belum selamat dan meminta tambahan dana. Negara bagian California tidak bisa mengembalikan kelebihan pajak yang dibayarkan wajib pajak. John Thain, CEO Merrill Lynch, menghabiskan $1.22 juta untuk perabotan ruang kerjanya di kantor (wow edan). GDP US turun -3.8%. Entah apa lagi, sulit mengingatnya. Walaupun sudah dihantam habis-habisan dengan berita buruk, bursa saham US dan dunia umumnya masih bertahan. Indeks S&P500 masih berkisar antara 790 – 920 (Chart-7). Untuk medium term, bursa sudah oversold akibat tekanan jual sejak bulan Maret 2008. Pasar perlu mengendorkan oversold ini untuk bisa melanjutkan sekular bear market ini. Untuk jangka pendek, pasar masih bisa men-test titik nadir yang dibentuk pada bulan November 2008. Kalau hal ini terjadi maka saya akan membuka posisi long yang banyak.


Chart 7 (klik chart untuk memperbesar)

Sekian dulu..., jaga kesehatan, tabungan dan investasi anda.

Jakarta 2 Februari 2009.

Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.