___________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Doa pagi dan sore

Ya Allah......, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari tekanan hutang, pajak, pembuat UU pajak dan kesewenang-wenangan manusia.

Ya Allah......ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim dan para penarik pajak serta pembuat UU pajak selain kebinasaan".

Amiiiiin
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________

Sunday, January 25, 2009

ASAL (KATA) PEMERINTAH

Menuju Negara yang Makmur (Bagian II)

Pada bagian pertaman tulisan berseri ‘Menuju Negara yang Makmur’, kami di Ekonomi Orang Waras dan Investasi [EOWI] bertanya “Bagaimana?”, sebagaimana dengan sub-judul dari artikel itu [link]. Tulisan kali ini adalah bagian ke dua yang sebagian diambil dari situs Akal&Kehendak.

Ketika Barack Obama berpidato di acara $170 juta inaugurasi nya, kami pikir Barack akan membuat retorik semacam yang dibuat oleh pendahulunya, presiden dari partai Demokrat lalu John Kennedy. Retorik Kennedy yang terkenal adalah:

‘Don’t ask what the country can do for you, but ask what can you do for the country.’

Tentu saja kami tidak berharap Obama menyatakan yang sama, tetapi dimodifikasi sesuai dengan kondisi yang dialami US sekarang, krisis liquiditas, depresi deflasi dan ambruknya sistem keuangan US. Harapan kami Obama akan mengatakan:

“Don’t ask what banks, the Fed, AIG, Merrill Lynch, Freddie and Fannie can do for you, but ask how much money you can give to them or my $170 million inauguration.”

Ini sejalan dengan makin banyaknya uang pembayar pajak yang dipakai untuk menyelamatkan perusahaan-perusahaan ini dan memberi kemewahan bagi CEO (Chief Executive Officer) mereka. Jangan protes, kira-kira begitulah maksud ucapan retorik itu.

Kalau melihat prilaku pemerintah, apakah anda tidak pernah bertanya, apakah kita masih perlu pemerintah?


APAKAH KITA PERLU PEMERINTAH?
Beberapa waktu lalu EOWI melakukan jajak mendapat mengenai perlu-tidaknya seorang gubernur untuk Jakarta. Majoritas responden menjawab ‘tidak perlu’ atau ‘boleh dicoba tidak usah ada gubernur Jakarta’. Ini sejalan dengan pilihan penduduk Jakarta. Fauzi Bowo yang katanya memenangi pemilihan gubernur Jakarta ternyata kalah dengan kursi kosong (tidak memilih). Ternyata kejadian semacam ini tidak hanya terjadi di Jakarta tetapi juga di provinsi-provinsi lain. Tabel di bawah ini menunjukkan hasil akhir sebagian pilkada di Indonesia tahun 2008. Yang menarik kursi kosong menang mutlak mayoritas (lebih dari 50%) di Jawa Tengah, Kalimantan Timur. Mungkin masih banyak lagi daerah-daerah dimana kursi kosong menang mutlak tetapi tidak kami liput dan masih ada sengketa antar peserta mengenai hasilnya.


(klik tabel untuk memperbesar)

Jelas, sebenarnya majoritas (mutlak, atau tidak mutlak) dari rakyat Indonesia tidak merasa perlu adanya pemerintah (daerah). Mungkin juga pemerintah pusat.

Sebelum kita memutuskan untuk mengatakan bahwa kita tidak perlu pemerintah, ada baiknya kita lihat apa arti kata pemerintah. Berikut ini adalah tulisan dari situs sahabat. Tulisannya agak bersifat akademis. Maklum, pengelola situs ini mungkin berkecimpung dibidang akademis atau sejenisnya. Mungkin beliau ini punya gelar PhD, philosophical Doctor.Imam Semar juga punya gelar PhD tetapi artinya – Permanently Head Damage.


ASAL (KATA) PEMERINTAH
Oleh: Sukasah Syahdan
Jurnal Kebebasan: Akal dan Kehendak
Vol. I, Edisi 15, Tanggal 30 Desember 2007

Esei singkat di penghujung tahun 2007 ini mengangkat satu pertanyaan: Kapan, di mana dan bagaimana kata ’pemerintah’ muncul pertama kali?

Sejak bertemu Onghokham pertama kali di akhir musim dingin bertahun-tahun lalu hingga beliau wafat, jawaban pertanyaan tersebut masih menggantung; dan hal ini cukup mengecewakan.

(Sebagai sejarawan, Onghokham unik dalam hal ia memfokuskan pusat penelitiannya pada manusia. Setiap kali saya mendapati bukunya di perpustakaan atau di toko buku, sedapat mungkin saya sisihkan waktu untuk mencari jawabannya. Pada ‘ritual’ terakhir, saya cuma menemukan dalam Wahyu Yang Hilang, satu bab yang menarik tentang korupsi yang sejak dulu selalu mendampingi evolusi kekuasaan dan pemerintahan; juga bab tentang pergerakan modal di tangan para pengusaha Cina.)

Maka, maklum, tanpa hasil ‘penggalian’ sejarawan tersebut, artikel ini cuma dapat berhipotesis: bahwa kata ‘Pemerintah’ dipakai pertama kali di masa pra-Indonesia; dia muncul perdana di masa awal bangkitnya semangat kebangsaan, jauh sebelum revolusi fisik menjelang kemerdekaan.

Tentang kapan persisnya, di pamflet atau di koran mana, oleh siapa, dalam aksara apa—Arab gundulkah?—serta untuk mengacu ke pemerintahan yang mana, semuanya masih harus dicari melalui penelitian filologis, sosiologis, atau sejarah yang mendalam.

Sesuai definisinya, pemerintah berarti ’pemberi perintah, komando atau instruksi’. Nuansanya yang militeristik dan/atau paternalistik mencerminkan asimetri antara yang memerintah dan yang diperintah.

Istilah ini menegaskan relasi antara majikan dan hamba sahaya. Terminologi ini tentunya cukup cocok untuk mengacu pada hubungan antara pemerintah Hindia Belanda dan subyek jajahannya. Atau hubungan antara orangtua dan anak—sebelum sang anak beranjak dewasa dan menjadi manusia otonom.

Apakah istilah tersebut pantas diterapkan oleh/pada individu-individu yang konon memiliki kesamaan derajat dan hak? Besar kemungkinan pembaca dapat setuju jawaban ini: tidak.

Jika demikian, apa tidak sebaiknya diganti dengan istilah lain yang lebih sesuai? Bukankah pada dasarnya, negara adalah kita?

Yang jauh lebih penting adalah mempertanyakan keberadaan pemerintah itu sendiri. Mempertanyakan muasal kata tersebut hanyalah awal bagi napak tilas yang krusial untuk menelaah secara kritis idiosinkrasi kita dalam memandang fenomena pemerintahan dan konsekuensinya bagi fenomena sehari-hari.

Sama halnya dengan konsep-konsep raya seperti negara, kebangsaan, nasionalisme atau lainnya, konsep pemerintah selalu penting dan relevan ditanyakan dan harus terus dipertanyakan oleh setiap generasi.

Satu klaim yang mendasari introspeksi ini adalah bahwa
di dalam kata “pemerintah” terekam jejak yang relatif jelas bagi evolusi sebuah institusi negara, yang kita jadikan means untuk suatu end.

Indonesia modern sebagai sebuah tujuan memang digagas dan dibayangkan oleh segelintir intelektual (
baca: politikus- EOWI). Ia diwujudkan bersama dalam berbagai cara, termasuk lewat jalur keras revolusi fisik. Satu hal dapat dipastikan: sebelum negara ini terbentuk, kita sudah ada. (Terlepas dari pandangan Nozick yang cukup menarik tentang negara yang minimalis, tesisnya tentang asal negara berdasarkan sebuah immaculate conception, sangat sulit diterima akal.)

Upaya menuju sebuah Indonesia bermula dari gagasan. Lebih tepatnya, ia lahir dari pertarungan berbagai gagasan yang acapkali berlawanan, meski seringkali tampak saling komplementer.

Lebih lanjut, pemaknaan introspektif tentang keindonesian kita tidaklah memadai jika kita mengecualikan zeitgeist (semangat jaman) yang berlaku saat itu, khususnya yang terjadi pada tahun 30-an dan 40-an—dekade-dekade kritis ketika isme-isme besar tengah menggelora dalam konteks Perang Dingin.

Pada periode ini jargon-jargon komunisme-sosialisme sedang berada dalam puncaknya. Propaganda demokrasi dan demokratisasi pun sedang mendapatkan momentum terbesarnya. Keduanya sarat dengan daya pikat dan fallacy-nya masing-masing. Para intelektual (
baca: politikus - EOWI) muda Indonesia di dalam dan luar negeri menggagas keindonesian kita dalam kompleksitas tersebut.

Periode ini, sebagaimana terbukti, sangat menentukan konstelasi politik ekonomi negara-negara di dunia sebagaimana kita kenal dewasa ini. Peperangan antarbangsa dalam skala terbesar termasuk dalam hal korban kemanusiaan mulai berkecamuk, dan tinta sejarah dua kali menamainya sebagai Perang Dunia.

Kurun yang limbung dan berkepanjangan ini tidak hanya dialami oleh negara-negara baru, tapi juga oleh yang telah mapan di benua tua. Ini pula awal kejatuhan dominasi Inggris Raya dan, sebaliknya, awal hegemoni Amerika—tepatnya, awal hegemoni Pemerintah AS terhadap para warga negaranya sendiri dan warga dunia.

Ini juga masa ketika pemerintahan di negara-negara tua tengah mendambakan justifikasi untuk mengatasi kekacauan ekonomi akibat perang yang berkelanjutan.

Pada titik ini, perkembangan ilmu ekonomi sebagai ilmu termuda, pada tahun 30-an ‘berbelok” (atau ‘dibelokkan’) secara curam di sebuah ‘tikungan’ peradaban dan tidak pernah kembali lagi–hingga kini. Ia menjadi (dijadikan) alat justifikasi-kekuasaan paling subtil paling dahsyat hingga ke titik yang belum pernah ada presedennya hingga saat itu.

Dalam pengertian sempit maupun luas, manusia adalah makhluk ekonomi. Dan pemerintahan pada hakikatnya adalah fenomena ekonomi. Berdasarkan ‘pembenaran’ yang kadang diselundupkan dari sains muda ini, terlestarikanlah fungsi setiap pemerintah negara sebagai ‘perencana perekonomian’. Ini satu kenyataan penting terpahit dalam sejarah pemikiran ekonomi. Ironis, sebab hal tersebut justru berada di luar kepentingan sains yang bebas-nilai ini.

Bahwa kepastian ilmiah dalam ranah sosial lebih sering tidak tercapai, hal ini sepertinya tidak menjadi soal di jaman kita, sebab politik sepertinya lebih mengandalkan pada convenience. Dalam terlalu banyak hal, politik tak lain merupakan perwujudan dari economic violence.

Singkatnya, periode genting tersebut telah mengubah wajah dunia. Sejumlah negara lama mengalami perpecahan, bahkan hilang dari peta bumi. Austro-Hungaria terbelah dua, dan secara signifikan kehilangan pengaruhnya di Eropa. Ceko dan Slavia digabung paksa; Yugoslavia terbentuk (sekarang keduanya terpecah lagi). Sejumlah negara baru bermunculan–termasuk Indonesia, Malaysia, Singapura, India dan lainnya.

Dari fakta-fakta yang ada dapat ditarik kesimpulan yang meyakinkan: kelirulah kita jika beranggapan bahwa sejarah, termasuk keindonesian kita, berjalan linear, atau bahwa masa lalu adalah perkara yang final.

Pergantian tahun tidak dengan sendirinya menyelesaikan persoalan, baik yang besar atau yang kecil. Adalah kenaifan jika kita mengira bahwa harga atas semua kekisruhan yang melahirkan Indonesia sudah terbayar tunai. Berbagai konsekuensinya masih harus dicicil hingga kini.

Pelajaran sejarah lintas-era lintas-negara, baik di negara-negara baru maupun lama, mengonfirmasikan bahwa dominasi negara terhadap individu-individu senantiasa terjadi dan berkulminasi di saat-saat rawan semacam perang. Dominasi pemerintah terhadap individu jauh dari selesai kendati meriam terakhir sudah lama disimpan dan genderang perang tak lagi ditabuhkan. Konsekuensi jangka-panjang yang termahal dari perang adalah berbentuk cengkeraman kuat institusi negara terhadap warganya sendiri.

Inilah bahaya terbesar dan terlanggeng yang sesungguhnya dari setiap peperangan. Ia tak selesai dengan melayangnya ratusan ribu nyawa manusia di ujung bayonet, tetapi terus menjalar hingga mengguritanya omnipotensi matriks pemerintahan hingga mencengkeram aspek-aspek kehidupan pribadi bagi jutaan yang hidup, serta musnahnya peta jalan-pulang ke titik 0 kebebasan.



RENUNGAN
EOWI mencoba menarik beberapa poin dari tulisan sdr. Syahdan, kemudian kita renungkan apakah kita masih perlu pemerintah.

Definisi: pemerintah berarti ’pemberi perintah, komando atau instruksi’. Istilah ini menegaskan relasi antara majikan dan hamba sahaya.

Kata sdr Syahdan lagi: dalam kata “pemerintah” terekam jejak yang relatif jelas bagi evolusi sebuah institusi negara, yang (seakan – EOWI) kita jadikan means untuk suatu end.

EOWI menambahkan kata seakan, karena sebenarnya kita – warga negara, rakyat tidak menjadikan negara yang semula sebagai alat (mean) menjadi tujuan (end). Tetapi politikuslah yang menjadikannya dari alat/mean menjadi end/tujuan dengan segala tipu muslihatnya seakan rakyatlah yang menghendakinya.

Ini terlihat dengan penggunaan jargon, propaganda seperti kata sdr Syahdan: Pada periode ini jargon-jargon komunisme-sosialisme sedang berada dalam puncaknya. Propaganda demokrasi dan demokratisasi pun sedang mendapatkan momentum terbesarnya. Keduanya sarat dengan daya pikat dan fallacy-nya masing-masing. Para intelektual (poitikus – EOWI) muda Indonesia di dalam dan luar negeri menggagas keindonesian kita dalam kompleksitas tersebut.

Rakyat tidak menciptakan jargon dan propaganda, tetapi politikus. Yang mengatakan:

‘Don’t ask what the country can do for you, but ask what can you do for the country.’

Adalah John F Kennedy dengan posisi presiden USA, bukan Kennedy sebagai mayat, atau Kennedy sebagai komandan kapal motor torpedo PT-109 di perang Pasifik.

Apa tujuan akhir dari politikus, seperti kata Syahdan: cengkeraman kuat institusi negara terhadap warganya sendiri. Mencekram, menguasai warganya dan menjadikan budak warganya.

Anda mau bukti? Lihat para TKW di di Airport Sukarno Hatta yang baru pulang dari Timur Tengah. Mereka digiring ke jalur TKW, seperti menggiring ternak. Anda dikenai pajak untuk jasa yang tidak jelas. Jasa apa yang anda terima dari katakanlah departmen tenaga kerja, departemen sosial, departemen agama (selain jasa pelajanan haji, itupun harus bayar dan mahal), departemen pemuda dan olah raga, departemen peranan wanita, wakil presiden, wakil gubernur, wakil bupati, DPRD? Padahal setiap tahun kita harus bayar gaji mereka. Tahukah anda bahwa dari 550 anggota DPR, hanya 116 saja yang selalu masuk kerja. Ini sudah termasuk yang tidur selama rapat. Artinya kita hanya perlu maksimum 116 orang untuk bikin undang-undang.

Sebearnya jelas kenapa orang sekarang berondong-bondong mau jadi politikus dan birokrat. Karena dapat uang dan kekuasaan tanpa kerja yang riil. Bentuk lain dari pada keinginan jadi pegawai negri. Absen, tidak pernah masuk tetapi tidak bisa dipecat.

Apakah kita masih perlu pemerintah? Pikirkanlah lagi.


Jakarta 26 Januari 2009.



Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.

Tuesday, January 20, 2009

TITIK NADIR BEAR MARKET DAN NEGATIFISME EOWI

(KETIKA PEMIMPIN DAN RAKYAT MENJADI GILA III)


Malam ini waktu Indonesia, Obama akan meletakkan tangannya di atas Bible dan kemudian berbohong. Hal ini disaksikan oleh jutaan manusia baik langsung dan melalui televisi. Tugas pertama Obama melakukan hal yang (mungkin) tidak ada, bahkan dilarang dalam konstitusi negara yang akan (katanya) dipimpinnya. Mencari CEO (chief executive officer, general manager) bagi bank-bank yang telah dan akan dinasionalisasi, perusahaan asuransi, dan institusi keuangan yang akan dinasionalisasi, perusahaan otomotif yang dinasionalisasi, perusahaan distribusi penjualan kendaraan motor yang dinasionalisasi, dan lain-lain. Change – perubahan – yang menjadi thema kampanye dan pidato kemenangannya mungkin akan terwujud. Negara USA, sedang bermetamorfosa menjadi USBSA, United Socialist Banana States of America. Semuanya dimiliki oleh negara. Saya tidak tahu apakah konstitusi USA membolehkan pemerintahnya menjadi agen penjualan kendaraan bermotor, agen real-estate, jadi lintah darat (tengkulak), penjual pizza dan lain sejenisnya.

Ada yang mengatakan bahwa situs Ekonomi Orang Waras dan Investasi (EOWI) adalah situsnya orang-orang yang menganut negatifisme. Saya pikir negatifisme itu suatu aliran filsafat tertentu. Saya cari di kamus online, ternyata artinya sebagai berikut:

Negativism, nega·tiv·ism (neg′ə tiv iz′əm, noun):
an attitude or system of thought characterized by doubt and question, rather than approval and acceptance.

Psychology: an attitude characterized by ignoring, resisting, or opposing suggestions or orders coming from other people.

Jadi negativism atau negatifisme adalah kata kerja yang berarti sikap atau cara berpikir yang punya berciri keraguan, selalu mempertanyakan solusi bukannya selalu menerima saja. Dalam istilah psikologi berarti sikap yang dicirikan dengan pengabaian, penolakan dan perlawanan terhadap usulan dan perintah dari orang lain.

Kalau anda seorang muslim, apalagi seorang mualaf, maka anda sejalan dengan EOWI. Anda seorang yang mempunyai negatifisme tinggi. Pada saat anda mengucapkan syahadat, pernyataan keimanan seorang muslim, dimulai dengan kalimat benada negatif: “Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan.......,”. Seorang muslim memulai keimanannya dengan ketidak percayaan. Ketidak percayaan menjadi titik mula dari riset. Karena untuk percaya, diperlukan verifikasi.

Beberapa waktu belakangan ini saya membaca banyak analis yang mengatakan bahwa titik nadir dari bear market 2007, sudah dilalui, yaitu pada bulan November 2008. EOWI yang punya sifat negatifisme tinggi, tidak mau menelan mentah-mentah.


APAKAH HARGA SAHAM SUDAH MURAH?
Untuk mengatakan bahwa harga saham sudah mencapai titik terendahnya, titik nadirnya, maka cara yang terbaik ialah melihat valuasinya. Ini adalah metoda yang sangat fundamental. Harga saham bisa naik dan bear market sudah selesai kalau (a) valuasinya sudah bagus dan harga saham sudah cukup rendah, dan (b) banjir likquiditas sehingga banyak spekulator bermain. Kita lupakan tesis kedua, karena saat ini liquiditas masih beku. Dengan demikian area riset kita terbatas pada masalah valuasi saja. Tetapi masalah spekulasi tidak akan kita tinggalkan sepenuhnya.

Beberapa minggu lalu ada artikel yang ditulis John Mauldin, judulnya “Annus Horribilis” - terjemahan versi EOWI adalah “Tahun yang Membuat Muntah” http://www.investorsinsight.com/blogs/thoughts_from_the_frontline/archive/2009/01/02/2008-annus-horribilis-rip.aspx . Kata Annus Horribilis ini dipopulerkan oleh ratu Elizabeth II ketika menggunakannya dalam pidato ulang tahun ke 40 jabatan keratuannya di bulan November 1992. Pada tahun ini banyak hal-hal yang tidak diinginkan menimpa keluarga kerajaan Inggris.

Pertama pada bulan Maret 1992, anaknya, Duke of York, akan berpisah dengan istrinya Sarah. Di akhir tahun foto Sarah yang telanjang dada terpampang di majalah tabloid Inggris sedang berciuman dengan kekasih gelapnya, John Bryan.

Kejadian berikutnya ialah perceraian anaknya Putri Anne dengan Kapten Mark Phillips, pada bulan April 1992.

Kemudian beberapa hari sebelum perayaan ulang tahun keratuannya, di bulan November puri Windsor terbakar. Banyak barang sejarah yang hilang, rusak dan musnah.

Pada bulan Desember 1992, putri Diana dan suaminya pangeran Charles diumumkan berpisah, untuk kemudian bercerai. Itulah cerita tentang kata Annus Horribilis, Horrible Year, tahun yang membuat muntah.

Kembali pada artikel John Mauldin. John Mauldin melaporkan perkiraan S&P 500 earning seperti pada tabel di bawah. Perkiraan S&P500 earning terus turun selama tahun 2008. Dan perkiraan pada bulan Januari 2009, earning S&P 500 adalah $42. Dan pada saat artikel ini ditulis (Sabtu 17 Januari 2009) indeks S&P 500 ada pada level 850. Dengan demikian price to earning ratio (PER) nya adalah 20. Dengan PER seperti itu, saham masih tergolong mahal. Wajarnya adalah 12 – 15.


(Klik tabel untuk memperbesar)


(Klik tabel untuk memperbesar)

Ke depan diperkirakan earning masih akan menurun. Krisis di US saat ini kalau dibandingkan dengan resesi di US tahun 2001, lebih dalam. Kalau dilihat untuk resesi tahun 2001, earning S&P 500 bisa mencapai 24.69 (12 bulan earning), seperti yang tertera pada tabel di bawah. Dan yang menarik lagi bahwa earning mencapai bottom pada bulan Desember 2001 dan indeks S&P 500 baru mencapai bottom 9 bulan kemudian. Bukan tidak mungkin bahwa earning S&P 500 akan turun sampai level $20.

Klik tabel untuk memperbesar

Bulan lalu, ISM manufacturing survey, - suatu survey opini para executives mengenai produksi dan pengadaan barang di masa datang, menunjukkan penurunan yang drastis. Survey yang sejenis untuk negara-negara lain juga menunjukkan adanya ramalan akan adanya penurunan produksi dan pengadaan barang yang cukup drastis. ISM indeks, bisa disebut leading indicator, untuk memperkirakan keadaan ekonomi beberapa bulan ke depan. Dengan kata lain, dengan menurunnya indeks ISM ini, diperkirakan earning perusahaan masih akan turun di bulan-bulan mendatang.

Katakanlah earning S&P 500 bisa jatuh sampai $24. Anda bisa hitung sendiri berapa harga S&P 500 yang pantas. Secara historis target PER S&P 500 akan naik sejalan dengan kegilaan bull market. Kenaikan PER ini berkaitan dengan optimisme pelaku pasar. Mereka melonggarkan kriteria valuasi saham dengan menerima PER yang lebih tinggi. Dan puncak dari kegilaan ini terjadi pada puncak sekular bull market 1978 – 2000, yang bisa mencapai di atas 45 (lihat Chart-1). Kemudian pada sekular bear market, PER ini akan turun. Pessimisme pelaku pasar membuat mereka membeli saham dengan kriteria yang ketat. Pada akhir sekular bear market, PER bisa mencapai 6 saja. Tabel di bawah ini, kita bisa memperkirakan berapa kisaran target S&P 500 pada titik nadir bear market ini, dengan asumsi earning 25 – 30. Bukan gambaran yang indah. Apakah PER 5, 10, 15 atau 20 yang akan dicapai di akhir resesi ini, kita tunggu saja.



Chart-1 (Klik Chart untuk memperbesar)


(Klik tabel untuk memperbesar)

PARADOKS BERHEMAT
Mau melihat akhir resesi dari sudut hasil stimulasi pemerintah dan bank-bank sentral? Para nahkoda ekonomi dunia adalah jebolan dari sekolah mazhab Keynesian. Teori John Maynard Keynes belum teruji di lautan deflasi. Oleh sebab itu para nahkoda ekonomi dunia tidak punya jurus-jurus praktis yang teruji. Yang ada hanyalah teori. Salah satu aspeknya dikenal dengan nama paradoks berhemat.

Apa yang dilakukan orang ketika menghadapi krisis ekonomi? Berhemat! Berhemat karena takut di PHK (PHK = pemutusan hubungan kerja), berhemat untuk mempersiapkan kalau kemalangan menimpa dirinya. Nah kalau pelaku ekonomi berhemat, apa akibatnya? Ekonomi melesu. Kalau ekonomi melesu, apa akibatnya? Banyak PHK. Jadi serba salah. Kalau orang mulai berhemat, maka akan membuat ekonomi melesu, dan ini akan menjadi umpan balik yang memperparah kelesuan ekonomi.

Ada dua pandangan mengenai konsep berhemat, menabung, kredit dan konsumsi di mazhab ekonomi. Mazhab yang satu berpandangan bahwa menabung adalah sebagai usaha akumulasi kapital dan memperkuat konsumsi dimasa datang. Sedang mazhab yang lain berpendapat bahwa konsumsi bisa dilakukan dengan kredit dan konsumsi bisa menstimulir ekonomi, serta menabung adalah buruk. Kita di EOWI, mengatakan bahwa konsumsi atas dasar kredit bagaikan mobil tanpa rem bisa dengan mudah melaju melampaui batas kemampuan ekonomi seseorang tanpa bisa direm. Sehingga konsumsi atas dasar kredit akan membuat ekonomi tidak stabil. Remnya ialah ketika sudah terjadi gagal bayar, ibaratnya mobil, remnya ini adalah pohon. Setelah menabrak pohon baru berhenti. Sedangkan konsumsi atas dasar tabungan, memuat konsumsi ada remnya, yaitu kemampuan berproduksi individu itu sendiri. Oleh sebab itu konsumsi atas dasar kredit, yang dianjurkan mazhab gila Keynesian, akan mengakibatkan ada orang yang menderita karena kreditnya tidak dibayar, karena lawannya (debitur) gagal bayar.

Disini persoalannya, para nahkoda kapal ekonomi dunia, adalah Keynesian. Mereka akan mencoba untuk menstimulir konsumsi. Dan sampai sekarang tidak berhasil. Orang yang sudah tenggelam atau hampir tenggelam di dalam hutang, umur di atas 50 tahun, mau pensiun, tabungannya dalam bentuk saham dan properti real-estate turun, melihat krisis, reaksi mereka adalah berhemat. Jadi buruk bagi bisnis. Buruk bagi kesempatan kerja. Buruk bagi keuntungan perusahaan.

GAJI TURUN
Pada masa depresi deflasi, gaji dan penghasilan perorangan (pekerja) juga mengalami penurunan. Bisa dalam bentuk menurunan gaji, pengurangan jam kerja (waktu kerja), atau dirumahkan dengan pemotongan gaji. Semuanya seharusnya berjalan dengan spontan kecuali di negara yang ada departmen tenaga kerjanya yang selalu membuat peraturan upah minimum. Adanya peraturan negara semacam ini membuat proses penyeimbangan menjadi terhambat. Bahkan perlu anjuran, himbauan dulu sebelum pencabutan peraturan tersebut. Bagi buruh, karena merasa memperoleh perlindungan undang-undang, maka biasanya enggan menerima kenyataan bahwa gajinya harus turun. Perusahaan terlalu lama sakit sampai modal menjadi terkuras dan akhirnya bangkrut. Perusahaan yang mau melakukan hibernasi, pengurangan aktifitas, supaya bisa melewati masa paceklik menjadi sulit bahkan tidak bisa.

Politikus di pemerintahan ada yang tahu bahwa gaji semua pekerja harus diturunkan. Juga pegawai negri karena pemerimaan pajak akan turun. Tetapi politikus mana sih yang mau gajinya turun. Pemerintah yang waras akan memberi contoh, bukan asal menganjurkan hidup sederhana, tetapi si penganjurnya tidak mau. Pemerintah negara bagian Ohio, katanya punya ide yang genius. Pemerintah negara bagian Ohio US, menganjurkan para pekerja dan serikat pekerja untuk mau menerima penurunan gaji [link].

Opener, 16 Jan., 2008. State employees stunned by request for $250 million in concessions
COLUMBUS -- The state has asked workers in its largest labor union to accept a 5 percent across-the-board pay cut, a shorter work week and unpaid holidays to help balance the state's troubled budget, according to a document obtained by The Plain Dealer.

The state has requested that workers in it's largest labor union to take $250 million concessions to help with the budget crisis. Cuts and changes asked for by Gov. Ted Strickland's administration include a 5 pecent pay cut across-the-board and unpaid holidays.

The list of cuts and changes Gov. Ted Strickland's administration has asked the workers to accept, which also includes mandatory furloughs and paying more for their health insurance, would amount to $250 million in concessions, according to a members-only e-mail from Ohio Civil Service Employees Association president Eddie L. Parks.


Seharusnya hal ini (penurunan gaji) dimulai dari dirinya sendiri. Kemudian baru menganjurkan ke orang lain.

Itu di USA, negara yang paling demokratis. Untuk negara yang kurang demokratis dan sering menerapkan ISA (Internal Security Act, Undang-undang keamanan dalam negri) seperti Singapura dan Malaysia, budayanya berbeda. Penurunan gaji dimulai dan dicontohkan oleh para pejabat yang sudah kaya. Baru-baru ini pemerintah Singapura dan Malaysia menurunkan gaji pegawai negrinya. Wajar saja dong. Kalau gagal dalam tugas menaikkan kemakmuran maka gaji dipotong, kedua negara ini agak kurang demokratis bukan? [link]

Singapore Cuts Government Salaries as Slump
By Shamim Adam

Jan. 19, 2009 (Bloomberg) -- Singapore’s government said it will cut the salaries of its top public workers and ministers as a “sharp” recession threatens to increase job losses and hurt lending this year.

The top government salaries will fall 12 percent to 20 percent in 2009 and “may be subject to further adjustments given the volatility of the economy,” Teo Chee Hean, the defense minister who’s also in charge of the civil service, said in parliament today. The reductions are deeper than the pay cuts the government said it was planning in November.


[link]

Rabu, 11/06/2008 18:56 WIB
Indonesia Takkan Tiru Malaysia Potong Gaji Menteri
Luhur Hertanto - detikFinance

Hatta Rajasa (fiq) Jakarta - Pemerintah Malaysia memotong gaji para menteri dan deputinya sebagai salah satu upaya mengatasi krisis pangan dan energi. Sejauh ini Indonesia belum akan menempuh langkah serupa demi menghemat APBN.

Hal tersebut disampaikan Mensesneg Hatta Rajasa menjawab pertanyaan para wartawan di Kantor Sesneg, Jalan Majapahit, Jakarta, Rabu (11/6/2008).


Catatan Indonesia yang lebih demokratis dibanding Malaysia dan Singapura, menyatakan tidak akan memotong gaji para politikus dan pegawai negri, walaupun untuk pegawai jarang masuk, seperti kebanyakan anggota DPR.

Kami di EOWI jadi ingat tentang presiden RI yang punya gelar ketua partainya wong cilik. Beliau menanda-tangani Keputusan Presiden tentang bonus perumahan sebesar Rp 20 milyar (waktu itu senilai 200 kilogram emas). Maksudnya memberi bonus pada dirinya sendiri. Padahal waktu itu ekonomi Indonesia masih sempoyongan.

Politikus Indonesia mencontoh dewanya di US. Mereka adalah konsumen terakhir dimasa krisis. Kalau rakyatnya sudah tidak bisa lagi membeli, maka politikus dan pejabat-pejabat negara harus bisa terus makan dan mengkonsumsi untuk mempertahankan ekonomi. Tanpa mereka konsumsi mandeg dan mesin produksi yang berhenti. Mereka ini pertahanan terakhir untuk benteng ekonomi Indonesia.

Pembaca yang waras, EOWI tidak yakin bahwa perut para politikus seperti Obama, Bush atau pengagumnya di Indonesia mampu mengkonsumsi sedemikian besarnya sehingga permintaan barang masih tinggi untuk mempertahankan mesin-mesin produksi. EOWI berpendapat, trend gaji yang menurun akan menjadi pupuk untuk penghematan. Hemat. Hemat. Kecuali politikus dan pejabat negara Indonesia. Itu yang akan terjadi dibeberapa bulan mendatang.


BANK MASIH BELUM MAU MENYALURKAN KREDIT KARENA SAKIT
Banyak bank dan institusi keuangan sebagai kreditur (boleh dikatakan demikian), telah menjadi sakit, tertimpa kesulitan liquiditas. Seperti biasanya bank-bank sentral seperti the Fed, ECB, BoJ, BoE memompakan liquiditas ke bank-bank yang sakit. Hanya kali ini besarnya mencapai rekor. Kurang puas dengan tindakan itu, bank-bank sakit kemudian dinasionalisasi. Fannie dan Freddie (kreditur, bukan bank komersial), dinasionalisasi. Northern Rock. Sebabnya karena, walaupun sudah diinjeksi liquiditas ternyata bank-bank komerisal masih belum mau menyalurkan kredit. Dengan dinasionalisasi, diharapkan pemerintah bisa memotong hambatan-hambatan untuk menyalurkan kredit.

Seperti Royal Bank of Scotland (RBS), yang sebelumnya menelan bank ANZ yang beracun, terpaksa harus ditolong pemerintah Inggris. Kalau pemerintah menghendaki RBS mengucurkan kredit lagi, maka harus dinasionalisasi [link]

RBS Will Be Guinea Pig for ‘Creeping Nationalization’
By Jon Menon and Andrew MacAskill

Jan. 20 (Bloomberg) -- Royal Bank of Scotland Group Plc, facing the biggest loss in British history, promised to make 6 billion pounds ($8.7 billion) available to U.K. borrowers as the lender took another step toward full government control....

In exchange for government guarantees on losses from toxic debt, the bank will have to sign a binding agreement with the Treasury on how much it will lend and on what terms. Auditors will move in to check the bank is following the government directive.

“We’ll be one of the first guinea pigs,” RBS Chief Executive Officer Stephen Hester told reporters on a conference call yesterday. The Edinburgh-based company is in talks with the Treasury about terms of the agreement. Loans will only be made “on commercial terms and to creditworthy people,” he said.

RBS’s shares tumbled 67 percent in London trading yesterday, the most in two decades, on speculation the government may take full control of the bank. The loans agreement marks the government’s most direct intervention in the management of U.K. banks since the credit crisis started. Prime Minister Gordon Brown said yesterday he is “angry” banks are rationing credit, pushing the economy deeper into its worst recession since World War II.

“The government wants to take control, dictate lending policies, dictate banks’ views of their assets, and generally interfere with what are private companies,” the U.K. Shareholders Association said in a statement, describing Brown’s plan as “creeping nationalization.” The lobby group represents individual investors.


Tidak hanya RBS, juga Bank of America. Bank of America sakit setelah menelan bank beracun Merrill Lynch dan Countrywide. Bank of America (BoA) minta tambahan liquiditas, maksudnya mungkin minta dinasionalisasi [link]. EOWI pernah mengatakan bahwa BoA yang menelan Merrill Lynch dan Countrywide yang keracunan subprime, akan menjadi ikut keracunan. Lucunya di tv CNBC, obrolan mengenai berita ini, ada yang mengatakan bahwa pada pengambil alihan Merrill Lynch, tidak dilakukan due dilligent sama sekali.

Masih ada lagi bank besar yang bangkrut belum lama ini, yaitu Irish Bank [link]

BBC,Monday, 19 January 2009
Irish bank shares plunge in value
Last week, Finance Minister Brian Lenihan announced plans for a government takeover of Anglo Irish, and its shares were suspended.

Shares in the Dublin-based bank had fallen 98% over the past year on the back of bad debts and corporate scandal.

The government had previously proposed taking a 75% stake in Anglo Irish at a cost of 1.5bn euros (£1.36bn; $1.97bn).

Kalau mau mengkoleksi cerita tentang bank yang bangkrut atau mengalami kesulitan liquiditas, maka artikel ini akan menjadi panjang. Yang penting, masih banyak lagi bank yang akan mengalami kesulitan liquiditas. Ini tidak menutup bank tempat anda menyimpan uang anda. Kondisi seperti ini, tidak memungkinan bagi bank untuk menyalurkan kredit. Jangan ditanya apakah konsumennya mau mengambil kredit. Satu lagi teori dan jurus Keynesian yang gagal.


EKONOMI DUNIA BERLAYAR DILAUTAN TANPA PETA
Kami tidak bermaksud berlebihan dengan mengatakan bahwa ekonomi dunia berlayar dilautan tanpa peta. Bayangkan headline di Bloomberg di atas yang berjudul: RBS Will Be Guinea Pig for ‘Creeping Nationalization’ – Nasionalisasi Royal Bank disamakan dengan kelinci percobaan? Mazhab Keynesian muncul setelah krisis depresi-deflasi 1930an. Krisis seperti ini tidak pernah ada lagi sampai munculnya krisis yang dimulai tahun 2007 ini. Katanya jurus-jurus Keynesian-Monetary adalah jurus-jurus untuk menangkal krisis depresi-deflasi. Tentu saja masih teori dan belum pernah dicoba.

Untuk menstimulus ekonomi, the Fed telah kehilangan keampuhan satu senjatanya, yaitu suku bunga the Fed. Sekarang sudah mencapai nol. Mungkin harus negatif. Pemerintah US sudah dan akan mengeluarkan US$8.5 trilliun [link]. Pemerintah di dunia juga melakukan hal yang sama, tetapi ekonomi masih menurun.

Sekarang jurus baru, yaitu nasionalisasi bank dan lembaga-lembaga kredit. EOWI meragukan effektifitas jurus reflasi ini [link]. Alasannya, pemerintah boleh menasionalisasi bank, tetapi tidak bisa memaksa orang untuk mengambil kredit. Bagaimana kalau pemerintah juga menasionalisasi industri otomotif, apakah konsumen akan lebih bergairah membeli mobil? Dalam kondisi dimana pengangguran terus bertambah, hutang sudah menumpuk, tabungan pensiun tidak cukup untuk hidup yang layak dikemudian hari, apakah konsumen akan meningkatkan level konsumsinya? Saya pikir tidak. Itu hanya opini kami di EOWI.

Jadi apakah anda pikir bahwa krisis telah melewati titik nadirnya? Kami pikir belum. (EOWI terlalu bersikap negatif – negatifismenya besar). Apa lagi untuk Indonesia. Sikap untuk mengatasi krisis dari politikus tidak nampak, atau nampak setengah hati, misalnya dalam hal mengurangi defisit APBN dengan memotong gaji pejabat, politikus dan pegawai negri. Jangankan untuk memotong gaji para politikus; apalagi perampingan. Mana mau. Misalnya kita ambil contoh lembaga pembuat undang-undang. Anggota DPR selama 5 tahun ini, yang selalu hadir hanya 115 orang [link].

Anggota yang Selalu Hadir Hanya 116 Orang
Sabtu, 10 Januari 2009 07:37 WIB
JAKARTA, SABTU — Kinerja anggota Dewan Perwakilan Rakyat periode 2004-2009 memprihatinkan. Pada masa sidang II, 24 November-19 Desember 2008, anggota Dewan yang selalu hadir dalam lima kali rapat paripurna hanya 116 orang dari total 550 anggota.

Selebihnya, berdasarkan data yang dihimpun Kompas, 434 orang pernah sekali hingga lima kali tidak menghadiri rapat paripurna dengan alasan izin, sakit, atau tanpa keterangan.

Artinya untuk membuat undang-undang dan lain-lain tugas DPR hanya perlu 116 orang. Ini mungkin sudah termasuk yang tidur ketika rapat. Kalau 116 sudah cukup, kenapa harus ada 550 orang. DPR bisa dirampingkan sampai 116 orang saja, DPRD pasti juga bisa dirampingkan atau bahkan digabung untuk beberapa daerah menjadi satu (kebalikan pemekaran). Dengan perampingan ini pajak bisa turun, defisit APBN turun dan ekonomi bisa membaik.

Sekian dulu, jaga kesehatan, pekerjaan, tabungan dan investasi anda. Semoga di tahun kerbau tanah anda memperoleh keberuntungan.

Jakarta 20 Januari, 2008

Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.

Sunday, January 11, 2009

BURSA DI PERSIMPANGAN JALAN (WAVE 4 YANG MLEMPEM)

(MARKET UPDATE)

Dalam tulisan ini ada beberapa hal yang akan disampaikan. Pada intinya adalah:

1. Rally emas dan saham-saham emas, walaupun cukup menyakinkan tetapi belum bisa menembus koridor atas dari pola tradingnya dan sudah mengalami overbought. Sehingga tekanan koreksi cukup kuat untuk memaksa sektor emas dan logam mulia akan turun kembali. Dan pola pergerakan harga emas dan saham emas membuat saya nervous dan mungkin harus bersiap-siap bahwa selama krisis ini harga emas dan saham-saham emas akan terseret bersama harga saham lainnya. Dengan kata lain, emas pada masa bear market ini, juga mengalami fase bear.

2. Beberapa waktu lalu, EOWI mengatakan bahwa pada saat ini pasar saham berada di wave 4 bear market rally. Targetnya adalah 10,000 – 10,500 untuk indeks Dow. Tetapi wave 4 intepretasi hitungan Idiot Wave harus ditafsir ulang, karena ada beberapa data baru.


EMAS BELUM BISA KELUAR DARI TREND TURUNNYA
Satu hal yang membuat saya nervous mengenai emas ialah, sampai bulan Januari ini masih belum bisa keluar (tembus) dari resistance nya (Chart-1). Persoalannya ialah, rally sektor emas biasanya berakhir pada bulan Maret. Sehingga saat ini tinggal 2 sampai 2.5 bulan lagi. Jadi kalau anda masih mengharapkan terjadinya rekor baru untuk harga emas, maka anda harus mengharapkan rally di luar siklus tahunannya. Siklus tahunan emas ialah Maret sampai September adalah masa koreksi. Kemudian antara September sampai Maret lagi adalah masa rally. Masa rally emas adalah berkaitan dengan perayaan-perayaan dan masa kawin di India dan tahun baru Cina dimana emas menjadi bagian dari perayaan itu (mas kawin misalnya).

Selama krisis kredit ini emas juga terkoreksi. Pada pola tradingnya, di atas ditahan oleh resistance nya yang miring ke bawah dan di bawah ditahan supportnya yang datar di level $ 700/oz. Secara keseluruhan, pola trading emas bisa membentuk segitiga bullish wedge.

Tahun 2008-2009, rally dimulai dari bulan Oktober 2008. Start dari $681/oz dan sudah tercapai adalah $920/oz. Rally yang cukup panjang dan melelahkan. Saat ini, untuk jangka pendek, kondisi sudah overbought dan perlu koreksi. Ada beberapa support yang kekuatannya sedang-sedang saja, yaitu du 840 dan 790. Pertanyaannya ialah apakah koreksi bisa menjadikan support 840 atau 790 sebagai papan loncatan ke luar dari resistancenya. Masalahnya, sekali lagi saya katakan, adalah waktu. Mengharapkan rally masih berlanjut di luar bulan Maret, adalah mengharapkan yang langka. Tahun 2007, akhir rally adalah bulan May. Jadi masih mungkin terjadi. Hanya saja, pada saat kita mengharapkan sesuatu yang diluar kebiasaan, maka kita harus berhati-hati. Karena yang kita harapkan adalah peluang yang di bawah rata-rata.


Chart 1

Gold bulls bisa berargumen bahwa untuk tahun 2009 ini peluang rally di sektor emas bisa lebih berlanjut dari sekedar sampai bulan Maret dan kemudian membuat rekor baru. Tahun 2009 ini pemerintah US akan mengeluarkan banyak surat hutang untuk membiayai defisitnya. Tindakan yang demikian ini, biasanya, akan memicu kenaikkan yield dari treasury bond. Dollar, konsekwensinya juga akan melemah.

Sedang yang bearish, bisa berargumen bahwa: pertama, dalam kasus Jepang tahun 1990, pemerintah Jepang menciptakan surat hutang untuk menstimulir ekonomi Jepang waktu itu. Yen menguat dari 144 per US$ ke level 100 empat tahun kemudian. Suku bunga di Jepang tetap rendah.

Pada keadaan sekarang arah bisa berbalik tanpa disadari. Oleh sebab itu investasi di sektor emas atau sektor lainnya, harus berhati-hati. Memang kalau dipandang secara siklus, emas masih belum mengalami fase mania, yang ditandai oleh kenaikan parabolik seperti yang dialami minyak dan bahan tambang lainnya. Disamping itu secara fundamental nilai emas sekitar $2000/oz. Oleh sebab itu harapan harga emas naik, masih ada. Walaupun secara teknikal mencemaskan. Artinya memang secara fundamental harga emas sekarang ini adalah $2000, tetapi harga emas tidak harus naik sekarang. Bisa tahun depan, bisa juga 3 tahun lagi. Itu adalah urusan portfolio jangka panjaaaaaaang sekali.

Beberapa waktu lalu terjadi backwardation emas, harga spot market lebih tinggi dari pada harga future. Hal ini diterjemahkan sebagai pasar mengantisipasi akan adanya gagal-hantar (fail to deliver) dari future market yang akan menyebabkan harga emas akan terbang. Nampaknya pasar ETF tidak bisa menelan ide ini. Dengan kata lain, pasar ETF tidak percaya harga emas akan terbang. Ini bisa dilihat pada volume GLD yang relatif kecil (Chart-2). Nah, kalau gagal hantar ini tidak terjadi, maka pemain pasar akan kecewa dan akan melepas posisi longnya. Dan ini akan menekan harga emas. Berhati-hatilah.


Chart 2


BURSA SAHAM DI PERSIMPANGAN JALAN (RALLY YANG GAGAL?)
Beberapa waktu lalu saya berharap adanya bear market rally yang cukup mengesankan. Target untuk Dow adalah 10,000 – 10,500. Awal tahun (tanggal 2 Jan. 08), bursa cukup bullish mebukukan kenaikan 258 poin untuk indeks Dow, walaupun ada beberapa berita buruk. Angka ISM (Institute for Supply Management) yang keluar adalah 32.4. Padahal yang diperkirakan oleh analis adalah 35. Bulan sebelumnya adalah 36.2. Angka/Indeks ISM menunjukkan bahwa ekonomi membaik (ekspansi) jika ISM naik, dan sebaliknya ekonomi berkontraksi jika ISM turun. Tanggal 2 Januari 08, angka ISM turun banyak. Artinya berita buruk. Tetapi bursa malah rally. Salah satu tanda bear market rally ialah bursa tetap bullish walaupun ada berita buruk.

Rally pada tanggal 2 Januari ini tidak berumur lama. Karena sessi perdagangan berikutnya, bear kembali berkuasa. Nampaknya target 10,000 – 10,500 ini harus dilupakan. Chart-3 dan Chart-4 adalah intepretasi ulang Idiot wave dari indeks Dow. Wave 5 sudah selesai ketika indeks menyentuh 7449.4. Ciri-ciri wave 4 nampak choppy.


Chart 3

Berikutnya adalah wave koreksi ABCDE yang bisa terlihat jelas di Chart-4 di bawah ini. Trading membentuk pola segitiga bearish wedge. Kalau intepretasi ini benar maka, masih ada satu wave E naik kemudian disusul koreksi tajam.


Chart 4


CATATAN AKHIR
Beberapa waktu lalu saya menerima email dari pembaca yang mungkin baru. Mereka menceritakan bahwa portfolio mereka sudah babak belur. Ada yang sudah kehilangan 80% dari modalnya. Mereka juga menanyakan apa yang mereka lakukan dengan portfolio yang sudah babak belur itu.

Karena waktu itu pasar sudah sangat over-sold, maka anjuran saya adalah untuk menahan dulu portfolio mereka sampai pasar rebound. Pada saat rebound itulah cut loss bisa dilakukan, dengan tujuan mengurangi kerugian. Berdasarkan sejarah, 50% dari kerugian bisa diraih lagi. Tetapi saya ingatkan bahwa itu sejarah, jika berulang tidak harus sama. Dan kali ini nampaknya angka 50% bisa jadi angan-angan saja.

Saat ini Dow sudah rally sekitar 20% lebih dari bottomnya. IHSG juga sudah rally dari level 1100an ke level 1400an, atau sekitar 30%. Berdasarkan data-data yang ada, resikonya semakin besar untuk tetap pada posisi long. Bursa mungkin masih bisa rally sampai 20% lagi, tetapi itu tidak dijamin. Malah peluangnya lebih kecil dibanding 2-3 bulan lalu.

Saya sendiri sudah melepas semua posisi long dari dana trading saya (Catatan: saya mengalokasikan kapital dalam beberapa keranjang. Keranjang investasi jangka panjang – emas, perak, benda seni dan properti, dan keranjang trading) dan portfolio trading. Portfolio jangka panjang adalah portfolio fundamental dan portfolio trading adalah berdasarkan fundamental dan teknikal. Untuk portfolio trading saya saat ini posisinya adalah cash. Dan pada saat ini kami sedang mengumpulkan data-data saham yang layak untuk di-short.

Jakarta 11 Januari 2008



Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.

Tuesday, January 6, 2009

Open Letter to Barack Hussein Obama

By Dr. Mahathir Mohamad and Former Prime Minister of Malaysia


PENGANTAR

Saya dapat sebuah artikel yang ditulis oleh mantan perdana mentri Malaysia dr. Mahatir Muhammad (dr. M). Saya tertarik kepada beliau ini karena secara pribadi beliau ini approachable. Artinya kalau anda kebetulan ke Malaysia - Kuala Lumpur dan berjumpa dengan beliau di tempat umum, misalnya di tempat perbelanjaan, anda bisa menegur dan menyapa beliau. Dan berdasarkan pengalaman beberapa rekan yang tinggal di KL, dr. M akan membalas sapaan anda dan beliau tidak keberatan kalau anda minta berfoto dengan beliau.
Tanpa ingin memperpanjang cerita, inilah tulisan dr. M.


____________________________________________



January 1, 2009


Dear Mr. President,
I did not vote for you in the Presidential Election because I am Malaysian. But I consider myself one of your constituents because what you do or say will affect me and my country as well. I welcome your promise for change. Certainly your country, the United States of America needs a lot of changes. That is because America and Americans have become the most hated people in the world. Even Europeans dislike your arrogance. Yet you were once admired and liked because you freed a lot of countries from conquest and subjugation.

It is the custom on New Year's day for people to make resolutions. You must have listed your good resolutions already. But may I politely suggest that you also resolve to do the following in pursuit of Change.

1) Stop killing people. The United States is too fond of killing people in order to achieve its objectives. You call it war, but today's wars are not about professional soldiers fighting and killing each other. It is about killing people, ordinary innocent people by the hundreds of thousands. Whole countries will be devastated.

War is primitive, the cavemen's way of dealing with a problem. Stop your arms build up and your planning for future wars.

2) Stop indiscriminate support of Israeli killers with your money and your weapons. The planes and the bombs killing the people of Gaza are from you.

3) Stop applying sanctions against countries which cannot do the same against you.

In Iraq your sanctions killed 500,000 children through depriving them of medicine and food. Others were born deformed.What have you achieved with this cruelty? Nothing except the hatred of the victims and right-thinking people.

4) Stop your scientists and researchers from inventing new and more diabolical weapons to kill more people more efficiently.

5) Stop your arms manufacturers from producing them. Stop your sales of arms to the world. It is blood money that you earn. It is un-Christian.

6) Stop trying to democratize all the countries of the world. Democracy may work for the United States but it does not always work for other countries.

Don't kill people because they are not democratic. Your crusade to democratize countries has killed more people than the authoritarian Governments which you overthrew. And you have not succeeded anyway.

7) Stop the casinos which you call financial institutions. Stop hedge funds, derivatives and currency trading. Stop banks from lending non-existent money by the billions.

Regulate and supervise your banks. Jail the miscreants who made profits from abusing the system.

8) Sign the Kyoto Protocol and other international agreements.

9) Show respect for the United Nations.


I have many other resolutions for change which I think you should consider and undertake. But I think you have enough on your plate for this 2009th year of the Christian Era. If you can do only a few of what I suggest, you will be remembered by the world as a great leader. Then the United States will again be the most admired nation. Your embassies will be able to take down the high fences and razor-wire coils that surround them.


May I wish you a Happy New Year and a great Presidency.


Yours Sincerely,


Dr. Mahathir bin Mohamad
(Former Prime Minister of Malaysia )


Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.

Saturday, January 3, 2009

STIMULUS EKONOMI, REFLASI DAN EFFEKTIVITASNYA

(KETIKA PEMIMPIN DAN RAKYAT MENJADI GILA II)

Siklus ekonomi merupakan hal yang alamiah. Sejak jaman nabi Yusuf – kasus 7 tahun kemakmuran melimpah dan 7 tahun masa paceklik, sampai sekarang sejarah terus berulang. Memang tidak sama persis. Mazhab ekonomi Austria menerangkan mekanisme siklus ini. Sayangnya, ilmu yang logis dari mazhab ini sudah ditinggalkan para politikus dan pemegang kekuasaan. Salah satu kaidah dasar mazhab yang tidak disukai oleh para penguasa adalah masalah intervensi ekonomi melalui pajak, undang-undang dan yang paling buruk dari semuanya yaitu inflasi moneter. Inflasi moneter menyebabkan distorsi dan misallokasi kapital yang akan berakhir dengan penyelarasan, pelurusan, perampingan penyeminbangan kembali. Kalau jaman dahulu, siklus ini banyak dipengaruhi oleh siklus pertanian, saat ini lebih banyak dipengaruhi oleh kredit dan faktor moneter. Distorsi standard hidup – besar pasak dari pada tiang, ketimpangan perdagangan, membengkaknya hutang, asset bubble menjadi ciri periode pesta. Dan kempesnya asset bubble, masa pembayaran-pembayaran hutang, masa menabung, berhemat, dan memangkas kapasitas produksi menjadi ciri dari periode paska pesta, periode koreksi atau periode resesi. Resesi yang dalam yang membuat sendi-sendi ekonomi kolaps disebut depresi.

Pendekatan nabi Yusuf dalam menghadapi siklus ini berbeda dengan para penguasa dunia saat ini. Yusuf, justru membentuk tabungan riil (bahan komoditi riil bukan tabungan kertas – paper saving) selama masa subur, masa boom ekonomi. Sedangkan para penguasa dunia saat ini yang menganut mazhab ekonomi Keynesian, justru boom ekonomi diciptakan dan distimulasi dengan memompakan kredit. Dengan kata lain tabungan dikuras oleh kredit. Kapasitas produksi diciptakan untuk memenuhi permintaan yang disokong kredit yang temporer sifatnya. Maksudnya ketika konsumen sudah tidak kuat lagi menahan beban kredit, konsumsi dan standard hidup harus diturunkan. Kapasitas produksi harus terkoreksi. Pada masa ini harga-harga turun karena pasokan lebih banyak dari pada permintaan. Inilah yang disebut deflasi. Ketika masa koreksi, makin banyak lagi kredit dan uang diciptakan untuk menangkal koreksi. Bisakah ketersediaan kredit menahan laju koreksi?


MENENGOK KASUS 1930
Pembaca Ekomoni Orang Waras dan Investasi (EOWI) yang setia pasti sudah memahami bahwa pandangan EOWI bahwa krisis ekonomi yang dimulai dari tahun 2009 ini punya kemiripan dengan depresi 1930 karena pemicunya sama. Dalam besarannya mungkin krisis ekonomi 2007 lebih parah dari 1930. Alasan-alasan hanya masalah besarannya. Fokus kita lebih banyak ke arah ekonomi US yang pada dasarnya menjadi motor penggerak ekonomi dunia. Ekonomi dunia yang berlandaskan konsumsi, dan konsumsi US adalah 30% dari konsumsi dunia, maka dengan menfokuskan analisa ke US, sama artinya memfokuskan diri pada pusat gempa. Apa yang terjadi di US, mencerminkan semua yang diakibatkan di dunia.

Beberapa perbedaan antara kasus 1930 dengan krisis 2007 yang bisa membuat krisis 2007 lebih parah dari krisis 1930an.

1. Besarnya kredit (di US) pada krisis 2007 adalah lebih dari 350% GDP vs. 274% untuk kasus 1930.

2. Pertanian masih menjadi andalan untuk kasus 1930. Orang masih bisa memelihara ayam, ternak, menanam sayur, jagung, dan kebutuhan pokok di halamannya yang luas. Untuk kasus 2007, ketika orang di PHK dan menganggur, mereka jadi tidak produktif.

3. Tahun 1930, hanya suami yang bekerja untuk menunjang gaya hidup masa itu. Gaya hidup tidak setinggi sekarang. Dan ketika suami di PHK, istri masih bisa cari kerja part-time. Sekarang jika kedua-duanya di PHK, maka tamatlah dunia.

4. Pasar derivatif yang besarnya $500 triliun punya potensi berbalik arah. Di tahun 1930, pasar ini tidak ada.

5. Pada masa 1930 US masih sebagai kreditur sedangkan 2007 pemerintah US punya hutang yang mendekati $11 trilliun (80% GDP). Dan untuk tahun 2009, ada potensi defisit anggaran pemerintah sebesar $1 trilliun.

Pada krisis 1930an, di US ada 9000 bank ambruk. Uang deposan $140 milyar, amblas (kira-kira ekivalen dengan $6.3 triliun uang 2008). Tingkat pengangguran di US naik menjadi 25%. Harga-harga jatuh, baik itu harga bahan komoditi atau barang jadi. Konsumsi menurun penjualan perusahaan juga menurun sehingga membuat perusahaan-perusahaan tidak bisa membuat keuntungan dan akhirnya kollaps.

Bursa saham di tahun pertama krisis 1930 mengalami tekanan dan terkoreksi sebesar 37.9%, tetapi kemudian rebound dan berhasil raih kembali 50% dari kerugiannya. Dibandingkan kasus 1930, koreksi Dow di tahun pertama krisis krisis yang dimulai di akhir tahun 2007 ini terkoreksi lebih dalam lagi, yaitu 51.9% (Chart-1 dan Chart-2). Koreksi sebesar 37.9% di krisis 1930 berlangsung hanya dalam hitungan minggu (1.5 bulan), yang kemudian rebound dan berhasil meraih kembali 50% dari koreksinya. Tetapi kemudian koreksi berlanjut sampai mencapai -89.2% mendekati 3 tahun kemudian.

Apakah pola ini juga akan berulang. Tentu saja iramanya agak berbeda dalam artian, untuk krisis 2007 ini rebound baru dimulai setelah setahun masa koreksi. Banyak faktor lain, moneter, ekonomi dan prilaku pemerintah yang perlu dilihat. Kita akan lihat satu per satu pada bagian di bawah ini.


Chart 1 (klik untuk memperbesar)



Chart 2 (klik untuk memperbesar)

TINDAKAN REFLASI THE FED DAN EFFEKFIVITASNYA
The Fed, badan swasta yang dipengaruhi pemerintah, dibentuk setelah krisis 1907 – the 1907 Bankers’ Panic. Ini adalah krisis finansial di US akibat usaha mengguyur dan menggoreng saham United Copper Company. Walaupun waktunya tepat, yaitu menjelang resesi, ternyata guyuran-gorengan itu gagal. Bank yang memberikan pinjaman untuk membiayai guyuran-gorengan United Copper Company ini di-rush oleh deposannya. Dan ini menyebar ke bank-bank dan institusi keuangan afiliasi. Seminggu kemudian badan keuangan ke tiga yang terbesar di New York, Knickerbocker Trust Company rontok. Rontoknya Knickerbocker merambat kemana-mana karena deposan kehilangan kepercayaan terhadap bank dan institusi keuangan. Kejadian inilah yang memicu dibentuknya the Fed, yang sebenarnya bertentangan dengan konstitusi US. Fungsinya adalah sebagai pemberi kredit yang terakhir pada saat kreditur lain sudah enggan memberi kredit.

Sesuai dengan mandat yang diberikan kepada the Fed, the Fed melaksanakan fungsinya sebagai pemberi kredit yang terakhir di saat tidak ada lagi yang mau. Memberikan liquiditas di saat kebekuan liquiditas. Dalam kaitannya dengan tindakan the Fed, ada perbedaan yang penting antara krisis 1930an dan krisis 2007.

Pada tahun 1929-32 the Fed menaikkan suku bunganya. Sekarang menurunkannya sampai mendekati 0% untuk merangsang penyaluran kredit, supaya orang mau mengambil kredit.

Tahun 1929-1932 the Fed malah mengetatkan supply uang dan membiarkan bank-bank runtuh. Ini menyebabkan kontraksi supply uang (Chart-1 dan Chart-2). Dan sekarang “menolong bank-bank” dan membantu dengan tambahan liquiditas.

The Fed pada krisis 2007 berani memberikan bantuan liquiditas dengan jaminan asset-asset busuk dan illiquid.

Monetary base yang merupakan uang kertas (dan koin) yang beredar di tambah cadangan simpanan bank-bank komersial adalah bentuk uang yang sangat liquid. Dalam hal monetary base, ada pola yang mirip antara depresi 1930 (1924 – 1933) dengan kasus saat ini (1999 – 2008). Perbedaannya di tahun 1930, the Fed membiarkan terjadinya kontraksi monetary base selama 2 tahun dan hampir mendekati -5%. Sedangkan saat ini the Fed memompakan liquiditas sehingga mencapai ekspansi lebih dari 70% sebelum terjadinya kontraksi. (Lihat Chart-3). Ini adalah tindakan super inflationary. Tetapi apakah tindakan super inflationary ini akan tersalur ke ekonomi dan bisa meredam gelombang deflasi?


Chart 3 (klik untuk memperbesar)


Chart 4 (klik untuk memperbesar)

Kalau dilihat, ekspansi monetary base ini tidak diikuti oleh ekspansi uang kertas yang beredar. (Lihat Chart-4). Velocity of money (perpindahan uang dari satu pelaku ekonomi ke yang lain) juga menurun (Chart-5) Ini membuat orang bertanya. Pertanyaannya ialah, kalaupun the Fed bisa memberikan liquiditas kepada bank-bank komersial, apakah liquiditas itu bisa tersalur ke ekonomi. The Fed boleh bisa memberikan kredit kepada bank, tetapi bank belum tentu mau menyalurkan kredit. Kemudian, lapis berikutnya ialah the Fed tidak bisa memaksa konsumen untuk mengambil kredit dan meneruskan pola konsumsinya yang besar pasak dari pada tiang. Kalau konsumen tidak mau mengambil kredit dan melanjutkan pola konsumsinya maka uang usaha the Fed gagal. Uang bantuan liquiditasnya hanya mandeg di bank-bank komersial. Tetapi Imam Semar hampir lupa bahwa di luar sana banyak orang gila yang suka spekulasi. Mungkin liquiditas yang diberikan the Fed tidak bisa tersalur ke konsumsi, tetapi bisa tersalur ke dunia spekulasi. Hhmmm......., asset mana yang akan jadi target spekulasi berikutnya?


Chart 5 (klik untuk memperbesar)

Chart-6 (sumber: the Fed) menunjukkan kesediaan konsumer US untuk mengambil kredit cicilan. Sampai saat ini trendnya masih menurun. Artinya, kucuran liquiditas the Fed masih tidak tersalurkan ke konsumen. Sampai sekarang masih belum ada tanda-tanda pembalikan arah.

Chart 6 (klik untuk memperbesar)

Pola konsumsi tidak hanya dipengaruhi oleh ketersediaan kredit. Masalah ini adalah masalah psikologi manusia yang irrasional. Ada faktor-faktor lain. Ancaman terhadap kehidupan dimasa depan akan membuat orang lebih cenderung berhemat.Terkadang bisa berlebihan. Kesulitan hidup dimasa lalu juga mempengaruhi kecenderunan menabung. Jangan terlalu banyak mengharap bahwa Cina akan bisa menggantikan konsumer US. Demikian juga Brazil dan India. Jadi kelebihan kapasitas yang dibentuk untuk memenuhi permintaan yang temporer karena dukungan kredit harus dipangkas dan akan terpangkas.

Dalam ruang lingkup global, the Fed saat ini sudah sulit diharapkan untuk punya peran global. Artinya kalau ada kebekuan kredit di negara lain, Eropa misalnya, the Fed tidak bisa diharapkan untuk membantu. Sama juga dengan bank sentral Eropa dan bank sentral Jepang. Kondisi mereka tidak lebih baik dari the Fed. Jangan berharap juga pada bank sentral Cina. Mereka akan kalang kabut untuk mengendalikan Yuan yang punya potensi tertekan. IMF sudah terlalu banyak kliennya.


TINDAKAN STIMULUS PEMERINTAH DAN EFFEKFIVITASNYA
Yang dimaksud dengan stimulus ekonomi disini ialah memberikan uang kepada konsumen dengan maksud agar supaya konsumen bisa mempertahankan pola konsumsinya. Dengan adanya kelebihan uang dibandingkan sebelumnya, maka secara intuitif konsumen akan merasa nyaman untuk mempertahankan pola konsumsinya. Penyaluran cash ini bisa melalui penurunan dan rebat pajak penyediaan lapangan kerja pada proyek-proyek yang disponsori, didanai pemerintah dan kalau semuanya ini tidak berhasil, perang bisa dijadikan sarana penyediaan lapangan kerja. Jepang melakukan hal ini dalam usaha menangkal deflasi yang dimulai pada tahun 1990. Dalam kasus depresi 1930 di US, proyek seperti ini dikenal sebagai New Deal. Mungkin karena kurang effektif dalam menyelesaikan masalah pengangguran, akhirnya US terjun langsung ke perang dunia II di Eropa.


Ketua IMF Dominique Strauss-Kahn beberapa waktu lalu dalam wawancara dengan BBC yang disitir oleh Reuters, menganjurkan agar dunia menyediakan dana stimulasi ekonomi sebesar $120 triliun dan [link]. Tentu saja orang IMF sudah gila. $120 trilliun adalah 2 kali GDP dunia. Tetapi kemudian ada ralat, bukan $120 trilliun tetapi $1.2 trilliun. Saya pikir angka ini $1.2 trillium atau $120 trilliun keduanya mustahil. Angka $120 terlalu besar sedangkan $1.2 trilliun tidak mungkin karena untuk China ($560 milyar) dan Obama US ($700 milyar) sudah melampaui $1.2 trilliun. Mungkin yang benar adalah $12 trilliun. Wow....., 20% dari GDP dunia. Saya jamin kalau stimulus ekonomi seperti ini direalisasikan, akan ada inflasi yang menggila.

Obama menjanjikan akan membuat 2 juta lowongan kerja dengan $700 milyar paket stimulus. Kemudian janji itu ditingkatkan menjadi 3 juta lowongan kerja. Apakah stimulus ini cukup untuk mempertahankan ekonomi US (dunia?). Sebelum membahas masalah effektifitas paket stimulus ini, kita akan lihat definisi tingkat pengangguran di US. Untuk bulan November 2008 lalu, menurut headline berita, tingkat pengangguran US naik 6.7% (lihat tabel di bawah). Itu adalah angka resmi. Ini bukan angka total pengangguran. Kalau ditambah dengan pekerja part-time, orang yang sudah putus asa mencari kerja dan lain sejenisnya, maka angka ini menjadi 12.5% untuk bulan November 2008. Jadi ada semacam kecurangan statistik. Seharusnya, pekerja part-time, pekerja marginal, penganggur yang sudah putus asa (untuk sementara),juga bagian dari ekonomi. EOWI akan menggunakan data pengangguran absolut ini.



Dalam setahun ini, dari November 2007 sampai November 2008, jumlah pengangguran absolut di US naik dari 13 juta orang menjadi 20 juta orang (lihat Chart-7). Jadi, kalau Obama mau menambah 3 juta lowongan kerja dengan $700 milyar sampai $ 1 triliun, hanya bisa menampung kurang dari separo pengangguran yang tercipta selama setahun ini. Proyek paket stimulasi dari Obama, mungkin baru akhir tahun depan bisa menyerap tenaga kerja. Team Obama masih harus memikirkan proyek apa yang akan dilakukan dan juga melakukan perencanaannya. Pada saat itu, EOWI memperkirakan akan ada penambahan 7 juta pengangguran lagi. Obama harus bisa bergerak cepat.


Chart 7 (klik untuk memperbesar)

Stimulus seperti yang dilakukan Obama, sangat tidak effektif. Untuk menciptakan 2 juta lowongan kerja, diperlukan $700 milyar. Artinya $350,000 per lowongan kerja selama 2 tahun. Ini jauh di atas GDP per kapita US 47,000 per tahun. Kalau tujuannya untuk mengisi kantong konsumen (supaya mereka bisa mempertahankan pola konsumsinya) bukankah lebih baik jika uang $350,000 itu bisa diberikan pada 3-4 warga US selama 2 tahun? Ini belum diperhitungkan bahwa dana stimulus ini berasal dari hutang pemerintah yang sudah mencapai hampir dari 80% dari GDP. Dan hutang ini harus dibayar pembayar pajak dimasa depan. Kasihan benar pembayar pajak dimasa depan. Mereka tidak menikmati tetapi harus membayar.

Langkah yang dilakukan US, diikuti oleh banyak negara. Cina misalnya, telah menganggarkan $560 milyar. Jumlah ini bisa berdampak 13 kali lebih besar dari paket Obama, mengingat upah buruh di Cina jauh lebih murah.

Catatan: Disaat negara-negara lain memberikan stimulus ekonomi, pemerintah Indonesia justru sebaliknya. Penerimaan pajak ditingkatkan dan subsidi BBM dihapuskan. Ini yang disebut bunuh diri ekonomi.


PROTEKSIONISME, GEJOLAK SOSIAL DAN PERANG
Mungkin agak terlalu pagi untuk mengatakan akan adanya gejolak sosial dan perang. Dari pengalaman sejarah, krisis seukuran krisis 2007 ini biasanya dibarengi gejolak sosial, pengkotak-kotakan kelompok masyarakat/bangsa, kebangkitan sosialisme dan diakhiri dengan perang. Ini adalah sifat manusia untuk mempertahankan diri mereka. Walaupun untuk kebangkitan sosialisme dan perang masih jauh dari pandangan mata, tetapi proteksionisme, mungkin tidak terlalu jauh. EOWI tidak berharap tahun 2009, proteksionisme akan merebak. Tetapi, kebangkitan ke arah sana akan dimulai tahun 2009.

Pada masa krisis berat seperti sekarang ini, pemerintah di semua negara punya kecenderungan untuk melakukan proteksionisme untuk melindungi industri dalam negrinya dan kebijakan dumping untuk membantu eksport. Walaupun dalam pertemuan G-20 2008 beberapa waktu lalu, key-notenya adalah menghindari proteksionisme. Apakah proteksionisme ini bisa dihindari?

Pada krisis 1930 undang-undang Smoot-Hawley, menetapkan kenaikan tariff bea masuk ke US dan memicu perang tariff dengan (diantara) negara-negara lain. Apakah kali ini berbeda?

Penyelamatan 3 industri otomotive US, Ford, Chrysler dan GM akan sulit sekali berhasil kalau tidak ditindak lanjuti dengan proteksi industri ini. Mereka tidak akan mampu bersaing dengan industri otomotif dari Jepang, Korea dan Jerman. Jerman dengan keunggulan persisi dan engineeringnya. Jepang dengan keunggulan hemat energinya dan Korea dengan keunggulan harganya.

Proteksinisme dan pagar-pagar perdagangan (trade barrier) nampaknya sudah diantisipasi akan meningkat ketika krisis 2007 merebak. WTO – Organisasi perdagangan dunia akan mulai memonitor dan melaporkan kenaikan tariff bea masuk dan tindakan-tindakan proteksionisme [link] sebagai usaha untuk menghambat proteksionisme dan pemasangan pagar-pagar perdagangan.

"We regret that inflexibility and lack of leadership have prevailed precisely when ... the world economy faces its most severe crisis in 70 years," kata Azevedo perwakilan dari Brazil.

Industri otomotif tidak akan suka kenaikan tariff bea masuk besi baja dari Cina, tetapi mereka perlu perlindungan dari mobil import yang mempunyai kelebihan dari Ford, GM dan Chrysler. Perang dagang, proteksionisme adalah topik dimasa datang. Mungkin untuk tahun 2009 proteksionisme belum berkobar. Tetapi trend proteksionisme sudah (akan) muncul. Tanda-tandanya sudah nampak, silahkan lihat di berita ini [link]. Hanya tinggal menunggu waktunya.


HARAPAN DI TAHUN 2009
Bursa saham sudah sangat oversold. Potensi rebound sangat kuat selama tahun 2009. Indeks Dow kemungkinan bisa rally dan mencapai level 10,000 – 10,500 dan IHSG bisa memasuki level 1700 – 2000. Tetapi konyol sekali kalau menganggap bahwa krisis telah berlalu. Untuk ukuran krisis seperti krisis 2007, rentang waktu 1 tahun adalah terlalu pendek. Tech bubble 2000 perlu waktu 3 tahun untuk terkoreksi. Krisis minyak 1970an perlu rentang waktu hampir 2 tahun. Dan depressi 1930 perlu rentang waktu 3 tahun lebih untuk koreksi. Begitulah sejarah. Apakah mau berharap krisis saat ini berbeda? Kalau itu yang anda harapkan, anda pasti gila.

Investor yang cerdik, akan menggunakan rally ini untuk melepas sahamnya yang secara fundamental buruk. Kewaspadaan dan kesiapan strategi diperlukan karena hampir semua pelaku pasar berpikir sama. Yaitu mencari peluang dan waktu yang tepat untuk melepas portfolionya yang busuk.

Setelah rebound, akan pasar akan koreksi kembali. Kalau di tahun 2008, kita bisa hantam kromo untuk melakukan short selling, semua saham rontok karena liquidasi-paksa, sedangkan untuk tahun 2009 liquidasi paksa sudah berkurang dan saham yang akan rontok adalah saham-saham yang fundamentalnya buruk. Dengan demikian investor perlu riset yang baik untuk memilih target short-selling yang gurih. Kami di EOWI tidak akan berani melakukan short-selling saham-saham emas. Itu pasti.

Krisis akan berlanjut. Ke depan hutang kartu kredit akan menghadang, dari sektor kredit perumahan US, UK dan Eropa, perubahan dari bunga penggoda ke bunga mengambang masih akan berlangsung terus. Kreditur mungkin akan memberlakukan bunga yang lebih tinggi karena faktor resiko yang secara keseluruhan membuat keadaan semakin buruk.

Konsumsi menurun membuat ekonomi global semakin lesu. Tingkat pengangguran akan naik sebelum pemerintah mengimplementasikan paket stimulusnya. Walaupun tahun 2009 suram, tetapi sebagian dari 2009 akan ditandai oleh bear market rally yang cukup bagus. Paling tidak untuk Indonesia, dengan adanya pemilihan umum, waktu kematian beberapa sektor industri bisa ditunda. Tetapi hal ini diimbangi dengan tindakan bunuh diri ekonomi oleh pemerintah dengan secara diam-diam menghapuskan subsidi BBM (tidak secara resmi diumumkan) dan meningkatkan pajak. Kalau memang tujuannya mau mengurangi defisit, politikus seharusnya bisa menghapuskan posisi-posisi yang tidak berguna, seperti posisi wakil presiden, wakil gubernur, wakil bupati sampai wakil lurah - negara masih berjalan tanpa mereka. Juga mengosongkan sebagian besar kursi di DPR dan MPR. Karena negara tidak perlu banyak undang-undang. Mendaya-gunakan tentara yang menganggur. Serta merampingkan struktur birokrasi.

EOWI masih berpegang pada opini deflasi, karena walaupun bank-bank sentral berusaha menyalurkan kredit, tetapi mereka hanya bertepuk sebelah tangan. Bank komersial masih enggan menyalurkan kredit dan konsumen masih enggan mengambil kredit. Apakah menurut pendapat anda orang yang sudah mengalami tabungan negatif seperti Chart-8, kemudian dibebani dengan negative home equity (harga rumahnya lebih rendah dari sisa cicilan hutang rumahnya) akan melanjutkan pola konsumsi yang di atas kemampuannya? Pemerintah mungkin bisa mengatasi hal ini dengan membuat proyek-proyek besar sekali, perang besar sehingga tingkat pengangguran menurun sampai ke level 2005. Tetapi ini hanya bisa menunda krisis berikutnya yaitu hiper-inflasi. Itu masih dalam batas angan-angan, karena Jepang gagal memperoleh hasil yang diharapkan dari usaha-usaha reflasi semacam di atas. Mungkin Gideon Gono, gubernur bank sentral Zimbabwe tahu jawabnya.


Chart-8 (klik untuk memperbesar)


Sekian dulu, jaga kesehatan anda, tabungan anda dan investasi anda baik-baik.


Jakarta 3 Januari 2009.


Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.